Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEJARAH DESA MANISTUTU

DI BUAT OLEH:

I GEDE LUHUR WIRACARYA ADITIYA (4)

DINAS PENDIDIKAN, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

PROVINSI BALI
SMA NEGERI 3 NEGARA

2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat tuhan yang maha esa. atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Terimakasih

Negara, 07 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang 3

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan 4

BAB II LANDASAN TEORI 4

A. Pengertian Sejarah 4

B. Pengertian Desa 5

C. Pengertian Sejarah Desa 5

BAB III PEMBAHASAN 5

A. Sejarah Desa Manistutu 5

BAB IV PENUTUP 10

A. Kesimpulan 10

B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah merupakan peristiwa kejadian atau apa yang telah terjadi di masa
lampau, setiap peristiwa hanya sekali terjadi dan tidak akan pernah terulang
kembali. Setiap peristiwa meninggalkan bekas yang kemudian di gunakan
sebagai “Saksi” atau “Bukti” bahwa kejadian itu sungguh – sungguh terjadi,
Sejarah sangat berperan dalam berbagai hal seperti pada diri sendiri, benda dan
sebagainya.

Setiap yang berada di dunia ini mempunyai sejarah yang memang harus
diketahui asal usulnya agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu dan
kegunaanya. Sejarah memang hanya menceritakan yang terjadi dimasa lampau
akan tetapi sejarah pula akan berpengaruh besar bagi kehidupan saat ini dan
pada masa depan, agar dapat.berkembang sesuai yang diharapakan. Sejarah
juga menjadi tolak ukur dalam setiap perubahan yang terjadi di masa sekarang
dan masa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah Desa Manistutu?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini, yaitu sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah Desa Manistutu

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sejarah
Menurut Nugroho, pengertian sejarah adalah peristiwa yang dialami
manusia sebagai makhluk bermasyarakat. Peristiwa ini tentunya merupakan
sebuah kejadian di masa lampau.

Menurut Herodotus, pengertian sejarah merupakan satu kajian perputaran


jatuh bangunnya masyarakat dan peradaban. Kajian yang membahas semua
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat atau peradaban sejak masa lalu hingga
kini.

B. Pengertian Desa
Pengertian desa menurut Rifhi Siddiq, desa adalah kawasan dengan
kepadatan rendah yang dihuni oleh penduduk dengan interaksi sosial yang
homogen, mata pencaharian di sektor pertanian, serta interaksi dengan daerah
lain di sekitarnya.

Pengertian desa menurut R. Bintarto, desa adalah suatu perwujudan


geografi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur geografis, sosial, ekonomi, politik,
dan kultural yang terdapat di situ (insitu) dalam hubungannya dan pengaruh
timbal baliknya dengan daerah-daerah lain.

Hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dan lingkungannya.


Adapun lingkungan yang dimaksud meliputi unsur-unsur fisiografi, sosial,
ekonomi, politik, dan kultural yang saling berinteraksi

C. Pengertian Sejarah Desa


Sejarah Desa, adalah menu yang berisi content informasi terkait sejarah

5
desa, dimana didalamnya terdapat informasi bagaimana awal desa itu terbentuk,
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB III

PEMBAHASAN

A. Sejarah Desa Manistutu


Sejarah adalah merupakan serentetan pristiwa pada jaman lampau,
jaman sekerang dan masa yang akan datang, yang benar benar terjadi dan dapat
dibuktikan kebenarannya baik berupa benda benda, Prasasti, Babad, dan bukti
lainnya yang mendukung. Demikian juga dengan keberadaan berdirinya Desa
Manistutu sangat sulit dibuktikan sulit untuk pengungkapannya karena
keterbatasannya alat bukti yang bisa mendukung. Sebelum menjadi Desa yang
difinitif maka wilayah ini dahulu adalah merupakan daerah hutan yang sangat
lebat dan dikenal sebagai daerah hutan belukar. Pertama kali Wilayah hutan ini
dimasuki dari arah Timur (Desa Kaliakah dan Berangbang) yang lebih dahulu
menghuni sekitar Bulan Juni tahun 1927, ada bebarapa warga masyarakat dari
Desa Kaliakah, Pendem, Banyubiru dan Desa Berangbang yang mencoba
merabas hutan untuk daerah perkebunan.

Pada awal perambahan Hutan Manistutu ini sebenarnya belum bernama


Manistutu, bagi warga yang merambah hutan , sering mondok karena jarak
antara desa desa sekitarnya agak jauh, karena seringnya mondok baik pada
istirahat siang atau pada jam-jam dini hari, pada saat istirahat terdengarlah suara

6
burung tuwu-tuwu yang sangat merdu, karena seringnya mendengar suara
burung tersebut sehingga para perambah Hutan tersebut memberi nama wilayah
tersebut manistuwutuwu yang artinya suara burung tuwu tuwu yang manis
(merdu). Yang lama kelamaan nama manistuwutuwu, karena mendapat
anuswara kata tuwutuwu menjadi tutu yaitu manistutu. Pada saat itu Desa
Manistutu masih bergabung dengan Desa Tukadaya yang mana pada saat itu
masih dipimpin oleh Kelian dari desa Tukadaya.

Pada Bulan juli tahun 1938 mulailah dibentuk desa manistutu di awali
dengan mendirikan Tugu di wilayah Ketiman yang di beri nama penunggu
Ketiman (yang sekarang di sana didirikan pura puseh desa pekraman manistutu),
di munduk waru didirikan pura munduk waru yang sekarang bernama pura
Taman Sari (di banjar mekarsari), dan di pendem didirikan penunggu (yang
sekarang di beri nama Pura Taman Amerta Banjar Pendem). Yang pada saat itu
di gunakan untuk menghaturkan Aci setiap permulaan bercocok tanam.
Kemudian pada saat itu sekitar tahun 1938 Wilayah Manistutu terdiri dari 5
karang garapan sesuai dengan situasi setempat yang di temukan oleh penggarap
sehingga memberi nama sesuai dengan tempat yang di depannya di tambah
dengan kata karang. Yang mana kata karang mempunyai arti Tegalan dan ada
batas batas wilayah tanam. karang garapan tersebut di satukan menjadi satu
wilayan yang di pimpin oleh seorang Perbekel yang mewilayahi 5 karang garapan
di beri nama Perbekelan Manistutu.

Di mana kata manistutu diambil dari awal mula para perambah


mendengar suara burung tuwutuwu. Dari uraian tersebut diatas maka dapat
ditafsirkan Manistutu diambil dari kata :

a. Kata Manis dapat diartikan sebagai kata manis atau indah dalam arti kiasan.

b. Kata tutu dapat diartikan burung yang mana suara yang indah itu adalah suara
burung tuwutuwu.

Jadi Manistutu adalah suara burung yang merdu (dalam bahasa kawi di
sebut Madu Kekila). Dari beberapa keterangan tetua dan setelah diadakan
pengkajian dengan beberapa metode pendekatan sosial Budaya masyarakat
Desa Manistutu maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

7
1. Nama Manistutu diambil dari nama Burung Tuwu tuwu yang bersuara merdu.

 Kaitannya dengan keadaan sosial Budaya Desa manistutu yang


mencerminkan keaneka ragaman social

Budaya dan Adat Istiadat. Itu bisa di lihat dari datangnya warga dari
beberapa desa. Diperkirakan pada Tahun 1938 Desa Manistutu telah menkai
Perbekelan yang ditunjuk sebagai Perbekel ( kelihan Gede ) adalah Pan Nasa dari
Desa Banyubiru Beliau memimpin selama + 6 tahun, seiring dengan
perkembangan Jaman dari tahun ke tahun maka pucuk pimpinan Desa waktu itu
adalah sebagai berikut :

1 Pan Nasa ( 1938 - 1946 )

2 Pan Dandra(I Kt Rispa ) ( 1946 - 1957 )

3. Pan Sutri ( I N Kundo) ( 1957 - 1962 )`

4. I Ketut Wetrem ( 1962 - 1965 )

5. Pan Sutri (I N Kundo ) ( 1966 - 1972 )

6. I Nyoman Suandra ( 1972 - 1977 )

7 I Wayan Sualun ( 1977 - 1985 )

8 I Nyoman Suandra ( 1985 - 1994 )

9 I Putu Sudiana SH ( 1994 - 2002 )

10 I Putu Wardana ( 2002 - 2007 )

11 I Ketut Sukadana ( 2007 - 2013 )

12 I Ketut Sukadana ( 2013 - 2016 )

13 PJ I Kade Arianta,SE.MSi. ( 2016 - 2017 )

14 I Putu Suamba ( 2017 - 2019 )

15 Plh. I Wayan Pasek ( 28 Juli – 9 Sept 2019


)

8
16 Pj. I Ngurah Arya ( (15 Okt – 6 Des 2019
Widiartha,ST )

17 I Komang Budiana (2019 - S/d sekarang

Perbekel juga dibantu oleh seorang sekretaris yang dari tahun awal, sebagai berikut:

No Nama sekdes Masa menjabat

1. I Nengah Suarka (1938 - 1962)

2. I Ketut Mandia (1962 - 1977)

3. I Made Sudama (1977 – 2007)

4. I Wayan Sarna (2007 – 2015)

5. I Made Candra Diarta (2015 – 2018)

6 I Wayan Pasek (2018 – 2020)

7 I Putu Gede Dwi Witama (2020- Sekarang)

Pada Mulanya wilayah Desa Manistutu dibagi menjadi 5 (lima) banjar Dinas /Adat,
yaitu :

 Banjar Karang Ketiman

 Banjar karang Katulampa

 Banjar Karang Benel

 Banjar Karang Kemoning

 Banjar Karang Pendem

Sebagai Kilas Balik dapat kami sampaikan bahwa Desa Manistutu juga
menyimpan sejarah yang amat penting untuk di kenang bahwa pada tahun 1946,
dengan berpedoman pada sumber sejarah perjuangan Jembrana Bangsa
indonesia pada umumnya Saat Tentara A.L.R.I melawan tentara NICA. bahwa di
desa manistutu terdapat suatu tempat bersejarah yaitu di wilayah Banjar Karang

9
Benel, di sana terdapat Tempet Persembunyaian tentara relawan Indonesia
tepatnya di Peh, yang mana di tempat tersebut sekarang didirikan sebuah Tugu
Pahlawan (Monumen perjuangan Peh), yang sekarang di tempat tersebut
termasuk di wilayah Banjar Tunas Mekar. Seiring dengan perkembangan Jaman
serta melihat luas wilayah dan perkembangan penduduk, untuk mempermudah
pelayanan publik maka Pada Tahun 1976, salah satu banjar di mekarkan yaitu
banjar Karang kemoning di bagi 2 menjadi Banjar Kemoning dan Banjar
Mekarsari. Pada tahun 1978 banjar Karang Benel mekar menjadi Banjar Benel
dan Banjar Tunas Merkar, selanjutnya pada tahun 1995 banjar karang Ketiman
mekar menjadi banjar Ketiman dan banjar Ketiman kaja. Sehingga pada saat ini
Wilayah Desa Manistutu terbagi menjadi 8 Banjar yaitu:

 Banjar Ketiman

 Banjar Katulampa

 Banjar Tunas Mekar

 Banjar Benel

 Banjar Mekarsari

 Banjar Kemoning

 Banjar Ketiman kaja

 Banjar Pendem

Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi pada tahun


2000 di Wilayah Utara Desa Manistutu tepatnya di banjar Mekarsari desa manistutu
di bangun Sebuah Bendungan yang di beri nama Bendung Benel, yang funsinya untuk
mengairi sawah yang ada di Wilayah Kecamatan negara dan Kecamatan Melaya,
tepatnya Subak Benel. Subak Tegal berekis, Subak Pangkung Buluh yang ada di
Kecamtan Negara, sedangkan di Kecamatan Melaya subak yang di aliri adalah Subak
Manistutu Kangin dan Subak Tibu Paras.

Desa Manistutu juga terdiri dari 1 Desa Adat yaitu desa Adat Manistutu yang mana
Desa Adat tersebut melaksanakan tugas Keagamaan dan Budaya. Yang wilayahnya
sama dengan Wilayah Desa manistutu. Desa Adat dipimpin Oleh seorang Bendesa

10
dan 8 orang Kelian adat. Yaitu:

 Banjar Adat Ketiman

 Banjar Adat ketiman Kaja

 Banjar Adat kemoning

 Banjar Adat Mekarsari

 Banjar Adat Benel

 Banjar Adat Katulampa.

 Banjar Adat Tunas Mekar

 Banjar Adat Pendem.

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di mana kata manistutu diambil dari awal mula para perambah
mendengar suara burung tuwutuwu. Dari uraian tersebut diatas maka dapat
ditafsirkan Manistutu diambil dari kata :

a. Kata Manis dapat diartikan sebagai kata manis atau indah dalam arti kiasan.

b. Kata tutu dapat diartikan burung yang mana suara yang indah itu adalah suara
burung tuwutuwu.

Jadi Manistutu adalah suara burung yang merdu (dalam bahasa kawi di
sebut Madu Kekila). Dari beberapa keterangan tetua dan setelah diadakan
pengkajian dengan beberapa metode pendekatan sosial Budaya masyarakat
Desa Manistutu maka dapat disimpulkan nama Manistutu diambil dari nama
Burung Tuwu tuwu yang bersuara merdu. Kaitannya dengan keadaan sosial
Budaya Desa manistutu yang mencerminkan keaneka ragaman social.

Desa Manistutu juga terdiri dari 1 Desa Adat yaitu desa Adat Manistutu
yang mana Desa Adat tersebut melaksanakan tugas Keagamaan dan Budaya.
Yang wilayahnya sama dengan Wilayah Desa manistutu. Desa Adat dipimpin Oleh
seorang Bendesa dan 8 orang Kelian adat. Yaitu: Banjar Adat Ketiman, Banjar
Adat ketiman Kaja, Banjar Adat kemoning, Banjar Adat Mekarsari, Banjar Adat
Benel, Banjar Adat Katulampa, Banjar Adat Tunas Mekar, dan Banjar Adat

12
Pendem.

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan makalah ini,
sebagai berikut:

1. Bagi penulis makalah yang membahas mengenai sejarah Desa Manistutu


agar dapat memaksimalkan hasil penulisannya melalui sumber-sumber
terpercaya

2. Bagi pembaca agar dapat memahami isi dari makalah ini, sehingga dapat
menerapkan pembahasan materi yang terdapat dalam makalah ini dengan
baik.

DAFTAR PUSTAKA

Sujati, B. (2018). Konsepsi pemikiran filsafat sejarah dan sejarah menurut Ibnu
Khaldun. Jurnal Tamaddun, 6(2).

Dilahur, D. (2016, December). Geografi desa dan pengertian Desa. In Forum


Geografi (Vol. 8, No. 2, pp. 119-128).

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6907700/7-pengertian-desa-
menurut-para-ahli.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6654567/10-pengertian-
sejarah-menurut-para-ahli-apa-saja.

https://manistutu.desa.id/sejarah

13

Anda mungkin juga menyukai