Anda di halaman 1dari 71

LITERASI BILINGUAL PADA ANAK USIA

DASAR DI DESA DALIWANGUN

PENULIS :
LINA DWI UMMU F. (011810058)

KKN MERDEKA2021 |i
LITERASI BILINGUAL PADA ANAK USIA DASAR
DI DESA DALIWANGUN

Lina Dwi Ummu F. | Salman Zahidi

PENYUNTING :
Tim litbangpemas | dekanat fakultas

LAYOUT DAN DESAIN SAMPUL:

Cetak Pertama, Agustus 2021


...................
ISBN: ...................................
IKPI : 249/Anggota luar biasa/JTI/2021

PENERBIT:
LITBANG PEMAS UNISLA

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | ii
Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian
Masyarakat Universitas Islam Lamongan
Jl. Veteran No. 53 A Lamongan Jawa Timur
Website:
Telp. (0322)324706
CP. 082257012322 / 085649208712

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah, Tuhan
Yang Maha Esa atas segala rahmat Nya serta perlindungan
Nya sehingga buku : “Literasi Bilingual Pada Anak Usia
Dasar di Desa Daliwangun” ini dapat tersusun hingga
selesai dan kami semua masih bisa melaksanakan aktitivas
tanpa terkendala oleh suatu apapun. Aamiin
Dan tidak lupa saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua masyarakat dan perangkat desa
yang telah membantu memberikan beberapa informasi dan
data untuk menyelesaikan buku ini, dan tidak lupa juga
kepada teman-teman yang membantu saya dalam
menyelesaikan buku ini. Tentunya yang kami harapkan dari
pembaca adalah dapat mengambil manfaat dari buku yang
saya susun, dan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa penyusunan profil desa ini
masih banyak kekurangan baik kelengkapan maupun akurasi
serta ketetapan waktu maupun penyajiannya.
Untuk itu guna kesempurnaan penyusunan profil ini
di masa akan datang kami harapkan kritik dan saran dari
segenap pemangku kepentingan guna kemajuan Desa
Daliwangun. Demikian atas bantuan berbagai pihak yang
terkait dalam penyusunan profil ini kami ucapkan
terimakasih
Lamongan, 06 Agustus 2021

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | iv
Penulis
SAMBUTAN KEPALA DESA DALIWANGUN

Bismillahirrahmanirrohim,
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.
Yang saya hormati para alim ulama dan tokoh masyarakat
desa Daliwangun.
Yang saya hormati jajaran perangkat desa Daliwangun.
Yang saya muliakan mahasiswa KKN MERDEKA 2021
Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Kuasa, atas
rahmat-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam kita
sanjungkan pada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada
Keluarga, Shohabat dan juga para pengikutnya.
Saya selaku Kepala Desa Puter mengucapkan, Selamat
Datang Kepada Mahasiswa KKN MERDEKA 2021, di Desa
Daliwangun, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan. Saya
mengucapkan berterima kasih atas kehadiran adik-adik
Mahasiswa KKN MERDEKA 2021di desa kami. Semoga
dengan adanya kegiatan KKN ini adik-adik mahasiswa akan
lebih mengenal dan mengetahui tentang desa tempat
tinggalnya.
Mengenai beberapa hal yang diperlukana mengenai
informasi-informasi yang berkaitan dengan desa Daliwangun
baik administrasi ataupun pelaporan lainya, silakan datang
saja ke kantor desa. InshaaAllah kami selaku perangkat desa
siap membantu adik-adik mahasiswa.

KKN MERDEKA2021 |v
Sekali lagi kami berterima kasih atas kedatangan para
mahasiswa KKN MERDEKA 2021. Jika ada yang kurang
berkenan, harap dimaklumi.
Sekian sambutan dari saya selaku kepala desa
Daliwangun, terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman ISBN
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PROFIL DESA


1.1 Asal usul Desa
1.2 Sejarah pemerintahan
1.3 Geografis Desa
1.4 Perekonomian Desa
1.5 Sosial budaya Desa
1.6 Produk Kreatifitas Masyarakat
1.7 Sarana prasarana
1.8 Mata Pencaharian
1.9 Agama
1.10 Kondisi Kesehatan Masyarakat
1.11 Pendidikan
1.12 Pemuda dan Olahraga
1.13 Pariwisata

BAB II PENGERTIAN JUDUL


2.1 Literasi
2.2 Literasi Bilingual
2.3 Anak Usia Sekolah

BAB III PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA


SEKOLAH
3.1 Perkembangan Fisik
3.2 Perkembangan Kognitif
3.3 Perkembangan Psikososial

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | vii
BAB IV OBJEK SASARAN
4.1 Objek sasaran

BAB V PROGRAM
5.1 Program Literasi Bahasa Jawa
5.2 Program Literasi Bahasa Indonesia
5.3 Program Literasi Bahasa Inggri
5.4 Program Literasi Bahasa Arab

BAB VI DESAIN PELAKSANAAN, APLIKASI


PROGRAM
6.1 Pelaksanaan, Aplikasi Program

BAB VII HASIL PELAKSANAAN


BAB VIII PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | viii
BAB I
PROFIL DESA

1.1 Asal usul Desa


Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai Desa didalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia Desa Daliwangun Sebagaimana Desa – Desa yang
lain disekitarnya adalah merupakan bagian dari wilayah
Kecamatan Sugio. Secara ringkas kondisi pemerintah desa
dapat dikasji berdasarkan pemberlakuan aturan perundangan
yang mengatur desa. Desa Daliwangun terdiri dari dua kata
yaitu Dali dan Wangun. Kata tersebut secara historis
mempunyai makna yang sangat dalam. Ditinjau dari segi
historis Desa Daliwangun juga ikut berjuang pada masa
penjajah Belanda. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
adanya peninggalan peninggalan penjajah yang berupa
Pondok dan Makam yang dahulu di tempati para penjajah
yang dinamakan dengan Pondok Tuan yang terletak di Utara
Dusun Wangun.
Pada masa itu masyarakat Desa Daliwangun ikut berjuang
mengusir tuan-tuan penjajah yang ada dipondok tersebut.
Dalam penyerbuan tersebut masyarakat terdesak dan kalah
sehingga lari dan mencari tempat persembunyian, berlindung
di jurang-jurang yang banyak ditumbuhi pohon “WANGUN”
dan ternyata pohon tersebut merupakan rumah burung
“DALI” yang jumlahnya ribuan. Walaupun demikian
burung-burung tersebut tidak merasa terganggu dengan

KKN MERDEKA2021 |1
kehadiran warga. Ketika para penjajah mendatangi tempat
persembunyian warga, para penjajah itu tiba-tiba di serang
oleh Burung Dali dan berputar-putar diatas Pohon Wangon
sehingga penjajah berpikir tidak ada Warga yang
bersembunyi Dipohon Wangon tersebut.
Setelah para penjajah pergi, warga yang sembunyi
Dipohon Wangon tersebut merasa selamat, setelah itu warga
berfikir bahwa Desa yang meraka tempati di beri nama“
DALIWANGUN ” yang terdiri dari dua Dusun yaitu Dusun
Medali yang berarti penghargaan dan Dusun Wangun
mempunyai arti ikut membangun. Jadi Desa
DALIWANGUN ini artinya membangun penghargaan Desa.
Regenerasi Periode Pemerintahan Desa Daliwangun adalah
sebagai Berikut:
1) DIMIN : 1959 s/d 1964
2) NITI HARJO : 1965 s/d 1989
3) DRS.SUPRIYADI : 1990 s/d 1998
4) DRS.SUPRIYADI : 1999 s/d 2002
5) SUTIKNO,S. AG : 2004 s/d 2009
6) SUTIKNO,S. AG : 2010 s/d 2015
7) MOH. YUSUF : 2016 s/d 2022

1.2 Sejarah pemerintahan


Pemerintahan Desa Daliwangun merupakan suatu
pemerintahan yang ada sejak zaman kerajaan. Sesuai
dengan perkembangan keadaan dan kondisi masyarakat
maka wilayah pemerintahan terdiri atas 2 Dusun yaitu
Dusun Medali dan Dusun Wangun.
Dimulai secara administrasi pemerintahan Desa
Daliwangun belum ada kejelasan Tahun kapan
pemerintahan yang dipimpin oleh sesepuh yang sangat
disegani. Pada saat itulah penduduk atau masyarakat mulai

KKN MERDEKA2021 |2
diajak bermusyawarah mengenai tata cara membangun
serta mengubah atau merubah 2 (Dua) perkampungan
menjadi satu Desa. Karena masih terkait sejarah wilayah
selatan diberi nama Desa Daliwangun. Pada
kepemimpinanya mulai dibukak jalan utama yang pada
saat ini menjadi jalan poros.
Beberapa tahun kemudian kepemimpinan sesepuh itu
diganti oleh kepala Desa dimin tahun 1950-1965 dimana
pada masa pemerintahanya menggantikan sesepuh itu
masih mengikuti pola pemerintahan Lamongan.
Masa kepemimpinan Kepala Desa DIMIN di gantikan
oleh NITI HARTDJO dari tahun 1965-1990 dan pada masa
pemerintahanya belum banyak perkembangan karena
masih rendahanya SDM masyarakat. Tahun berikutnya
1991-2004 kepemimpinan Desa dipegang Drs.
SUPRIYADI putra kedua dari NITI HARTDJO. Pada
tahun 2004-2015 kepemimpinan Desa dijabat atau di
pegang SUTIKNO., S.Ag. pada pemilihan Kepala Desa
priode 2016-2020 jabatan Kepala Desa Daliwangun
dipegang “MOH YUSUF” demikian uraian singkat tentang
Desa Daliwangun beserta orang-orang yang pernah
menjabat sebagai Kepala Desa Periode 1950-2022
Rumusan Visi tersebut Menggambarkan bahwa :
a. Desa Daliwangun berkehendak untuk menata
lingkungan menjadi lebih baik.
b. Desa Daliwangun berkehendak untuk
Memberdayakan masyarakat melalui peningkatan
kapasitas penyelenggara pemerintahan, pelaksana
kelembagaan masyarakat dan pelaku pembangunan,
serta anggoata masyarakat agar mandiri dan
partisipatif

KKN MERDEKA2021 |3
c. Desa Daliwangun mampu menggali dan
memanfaatkan potensi Desa secara optimal , kreatif,
Produtif dan berkelanjutan. Diharapakan pula akan
terjadi inovasi pembangunan desa di dalam berbagai
bidang utamanya pertanian dan perdagangan.
d. Desa Daliwangun berkehendak agar masyarakat
sejahtera meliputi keadaan kesehatan, pendidikan,
perekonomian masyarakat dapat terpenuhi sesuai
standart hidup yang layak.
Misi merupakan tahapan pencapaian dari visi yang akan
menunjang keberhasilan tercapanya sebuah visi. Dengan kata
lain misi desa merupakan penjabaran lebih operatif dari visi.
Adapun misi yang dicangkan Desa Daliwangun adalah
sebagai berikut :
a. Membentuk aparatur pemerintah desa yang memiliki
kapasitas dan kemampuan dalam melayani
masyarakat sehingga terwujud pemerintahan yang
efisien dan efektif.
b. Menyediakan infrastruktur perdesaan yang mmapu
mendukung aktifitas ekonomi , pertanian , social dan
budaya.
c. Mengelola SDA secara bertanggungjawab dan
lingkungan hidup untuk kemajuan desa.
d. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
dan berkelanjutan dan dapat dinikmati oleh seluruh
masyarakat, yang berdaya saing , pengembangan
ekonomi non pertanian..
e. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang kualitas
ketertiban dan kententraman masyarakat desa
berdasarkan nilai – nilai social dalam masyarakat
f. Membentuk masyarakat yang berkepribadian dan
berkebudayaan

KKN MERDEKA2021 |4
g. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pembangunan desa.

KKN MERDEKA2021 |5
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
PEMERINTAH DESA

KEPALA DESA
foto
MOH.YUSUF

SEKRETARIAT
foto
SUWARNO

SEKSI SEKSI SEKSI URUSAN TATA URUSAN URUSAN


foto PEMERINTAHAN foto KESEJAHTERA foto PELAYANAN foto USAHA & X KEUANGAN foto PERENCANAAN
INDAH SISWANTO BUDIANTO SARTO SUYATMIDI SUYITNO

KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN


X WANGUN foto MEDALI
MOH.BUKHORI PURWANTO

KKN MERDEKA2021 |6
1.3 Geografis Desa
Desa Daliwangun
merupakan salah satu
desa di Kecamatan
Sugio Kabupaten
Lamongan, Provinsi
Jawa Timur, memilik
luas 189 ha. Secara
geografis Desa
Daliwangun berbatasan
dengan wilayah
sebagai berikut :
1. Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Sugio
2. Sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Lawangan
Agung
3. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Wonorejo
Kec,Sambeng
4. Sebelah Barat, Berbatasan dengan Desa Deket Agung
Wilayah desa daliwangun secara geografis berada di
113 ° 38 ' BB - 113 ° 40 ' BT dan 7 ° 8' LU - 7 ° 6 ' LS.
Dengan toporafi wilayah desa daliwangun berada pada
ketinggian 0 – 35 m dari permukaan air laut.
Angka curah hujan rata-rata cukup rendah, sebesar
1.112,4 mm pertahun sebagaiman daerah lain di Indonesia.
Desa daliwangun beriklim tropis dengan tingkat
kelembaban udara lebih kurang 65% dan suhu udara rata-
rata 24 - 32° C, serta curah terendah terjadi pada Juni
sampai Oktober.
Iklim Desa Daliwangun sama dengan iklim
keseluruhan Kabupaten Lamongan, yakni iklim tropis
dengan 2 musim, yaitu musim hujan antara bulan

KKN MERDEKA2021 |7
Nopember – april dan musim kemarau antara bulan April –
Nopember.
Secara Administratif, wilayah Desa Daliwangun terdiri
dari 2 Dusun, 4 Rukun Warga, dan 10 Rukun Tetangga.
Secara umum Tipologi Desa Daliwangun terdiri dari
persawahan, perladangan, perkebunan, peternakan,
Kerajinan dan industri kecil, Industri sedang dan besar,
Jasa dan perdagangan. Topografis Desa Daliwangun secara
umum termasuk daerah Pegunungan dan berdasarkan
ketinggian wilayah Desa Daliwangun diklasifikasikan
kepada dataran tinggi.
Berdasarkan data administrasi pemerintah desa jumlah
penduduk yang tercatat secara administrasi jumlah total
1674 jiwa. Dengan rincian penduduk berjenis kelamin laki-
laki berjumlah 813 jiwa, sedangkan berjenis perempuan
berjumlah 861 jiwa. survei desa sekunder dilakukan oleh
fasilitator penduduk pembangunan desa, dimaksudkan
sebagai data membandingkan dari data yang ada di
pemerintahan desa. Survei data sekunder yang dilakukan
pada bulan Januari 2016 berkaitan dengan data penduduk
pada saat itu terlihat dalam tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Desa Daliwangun tahun 2021
No Jenis Jumlah
kelamin

1 Laki-laki 790

2 Perempuan 860

Jumlah 1650

KKN MERDEKA2021 |8
Sumber : data survey sekunder desa Daliwangun Kecamatan Sugio
Juni 2021.
Seperti terlihat dari tabel diatas tercatat total penduduk
desa daliwangun 1650 jiwa terdiri dari laki-laki 790 jiwa
dari total jumlah penduduk yang tercatat. Sementara
perempuan 860 jiwa dari total jumlah penduduk yang
tercatat.

1.4 Perekonomian Desa


Pendapatan Desa sebagaimana meliputi semua
penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak
desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar
kembali oleh desa. Perkiraan pendapatan desa disusun
berdasarkan asumsi realisasi pendapatan desa tahun
sebelumnya dengan perkiraan peningkatan berdasarkan
potensi yang menjadi sumber Pendapatan Asli Desa, Bagian
Dana Perimbangan, Bantuan Keuangan dari Pemerintah,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten, Hibah,
Sumbangan Pihak Ketiga dan Dana Desa yang Bersumber
dari APBN.
Kegiatan sosial ekonomi masyarakat desa daliwangun
yang merupakan pendukung utama terhadap perkembangan
perekonomian masyarakat dan menjadi salah satu usaha
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Kegiatan ekonomi yang berkembang di desa daliwangun
dipengaruhi oleh kegiatan sosial agama yang sebagian besar
diikuti oleh unsur pemuda, tokoh agama,kaum perempuan
dan lain-lain dan dapat dijadikan wahana transfer
pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan

KKN MERDEKA2021 |9
berkesinambungan, sehingga diharapkan dapat menjadi
embrio bagi kelanjutan pembangunan Desa Daliwangun.
Adapun sarana prasarana pendukung kegiatan ekonomi
yang ada di Desa Daliwangun diantaranya:
1. Koperasi simpan pinjam : 1 unit
2. Kelompok simpan : 3 kelompok
3. Usaha angkutan : 5 unit
4. Industri rumah tangga/jahit/meubel : 7 unit
5. Perdagangan toko kios warung : 18 unit
6. Kelompok tani : 2 kelompok
7. Usaha jasa service sepeda motor : 2 unit
8. Usaha jasa service elektronika : 1 unit
1.4.1 Pendapatan Asli Desa
Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan uang
melalui rekening Desa yang merupakan hak Desa dalam 1
(satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh
Desa. Pendapatan Desa dikelompokan menjadi Pendapatan
Asli Desa, Transfer, dan. Pendapatan lain-lain.Kelompok
Pendapatan Asli Desa dibagi terdiri dari Pendapatan hasil
usaha, hasil aset, Swadaya, partisipasi dan gotong royong
serta lain-lain pendapatan asli desa.
Adapun asumsi Pendapatan Asli Desa Tahun 2019
sebesar Rp 28.000.000 (Dua puluh Delapan juta rupiah.),
yang berasal dari : Sewa bengkok .
1.4.2 Swadaya Masyarakat Desa
Berikut gambaran keuangan Desa yang diperoleh dari
rencana swadaya masyarakat desa. Kelompok Pendapatan
Asli Desa yang berasal dari swadaya, partisipasi dan gotong
royong Masyarakat Desa tahun 2019 diperkirakan sebesar
Rp.6.000.000 (Enam Juta Rupiah)
1.4.3 Bantuan keuangan dari pihak ketiga

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 10
Kelompok Pendapatan Asli Desa yang berasal dari
Bantuan Keuangan dari Pihak Ketiga tahun 2019
diperkirakan sebesar Rp.( 0 )
Berdasarkan uraian diatas, maka asumsi Pendapatan
Desa Daliwangun Tahun Anggaran 2019 sebesar
Rp.1.142.832.100 (satu milyar seratus Empat puluh dua juta
Delapan ratus Tiga Puluh Dua Ribu Seratus rupiah), dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel 1.2
Pendapatan Desa Daliwangun tahun 2021
No. Uraian Jumlah (Rp)
1. Pendapatan Asli Desa -
a. Sewa Tanah Bengkok 28.000.000
b. Jasa -
c. Partisipasi dan gotong
royong -

2. Pendapatan Transfer
1. Dana Desa 753.538.000
2. Bagian dari hasil pajak
&retribusi daerah 30.641.600
kabupaten/ kota

3. Alokasi Dana Desa 264.652.500


4. Bantuan Keuangan -
5. Bantuan Provinsi -
6. Bantuan Kabupaten / Kota 60.000.00

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 11
0

3. Pendapatan Lain lain -


a. Hibah dan Sumbangan dari
pihak ke-3 yang tidak -
mengikat

b. Lain-lain Pendapatan Desa


-
yang sah
6.000.00
F. Swadaya Masyarakat
0
JUMLAH 1.142.832.100

1.5 SOSIAL BUDAYA DESA


Prespektif Budaya Masyarakat di Desa Daliwangun
sangat kental dengan budaya Islam. Hal ini dapat
dimengerti karena hampir semua desa di Kabupaten
Lamongan sangat kuat terpengaruh pusat kebudayaan
islam yang tercermin dari Keberadaan Pondok Pesantren-
Pondok Pesantren yang ada di Lamongan.
Dari latar belakang budaya, kita bisa melihat aspek
budaya dan sosial yang terpengaruh dalam kehidupan
masyarakat. Didalam hubungannya dengan agama yang
dianut misalnya islam sebagai agama mayoritas dianut
masyarakat. Dalam menjalankannya sangat kental dengan
tradisi budaya islam.
Prespektif budaya masyarakat di Desa Daliwangun
masih sangat kental dengan budaya ketimurannya. Dari
latar belakang budaya, kita bisa melihat aspek budaya dan
sosial yang dianut misalnya, Agama islam sebagai agama

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 12
mayoritas dianut masyarakat, dalam menjalankan sangat
kental dengan tradisi budaya ketimuran.
Tradisi budaya ketimuran sendiri berkembang dan
banyak dipengaruhi ritual-ritual agama atau kepercayaan
masyarakat sebelum Agama Islam masuk. hal ini
menjelaskan mengapa peringatan-peringatan keagamaan
yang ada dimasyarakat, terutama Agama Islam dipeluk
mayoritas masyarakat, dalam menjalankannya muncul
kesan nuansa tradisinya. Contoh yang bisa kita lihat adalah
peringatan tahun baru Hijriyah dengan melakukan Do'a
bersama dimasjid dan musholla musholla.
Contoh yang lain adalah ketika menjelang Ramadhan
Masyarakat berbondong-bondong mendatangi
kuburan/makam orang tuanya maupun kerabat dan para
leluhurnya untuk dibersihkan dan setelah itu melakukan
tahlilan bersama dimasjid dan musholla kemudian makan
bersama saat itu juga. Contoh yang lain lagi ketika
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang
diperingati di masjid-masjid dan musholla dan ada juga
yang diperingati dirumah warga yang kehidupannya sudah
ditas cukup. Biasanya pada peringatan ini masyarakat
menyediakan berbagai macam hidangan yang berupa buah-
buahan dan makanan serta membuat nasi tumpeng dll
Secara individual didalam keluarga Masyarakat Desa
Daliwangun, tradisiketimuran dipadu dengan Agama Islam
juga masih tetap dipegang. Tradisi ini dilakukan selain
sebagai kepercayaan yang masih diyakini sekaligus
digunakan sebagai media untuk bersosialisasi dan
berinteraksi di masyarakat. mislakan tradisi mengirim do'a
untuk orang tua atau leluhur yang dilakukan dengan
mengundang para tetangga dan kenalan yang istilah
populernya diberi nama KOULEMAN / KONDANGAN.

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 13
Kolonan ini biasanya dilakukan mulai dari satu sampai
tujuh harinya keluarga yang ditinggal mati, yang disebut
TAHLILAN. Selanjutnya hari ke empat puluh/Pa'pholo,
hari ke seratus/nyatos dan serulibu harinya/nyebuh
perhitungan tanggal kegiatan menggunakan penaanggalan
jawa.
Bersyukur kepada Allah SWT, karena dikaruniai anak
pertama pada tradisi masyarakat Desa Daliwangun juga
masih berjalan disebut PELET BETTENG Ketika
kandungan ibu menginjak usia 7 bulan dimana suami istri
keluar secara bersamaan kehalaman rumah untuk
dimandikan kembang dengan memakai cewok dari batok
kelapa dan pegangannya memakai pohon beringin
kemudian setelah selesai cewok tersebut dilempar keatas
genting oleh mbah dukunnya, jika posisi cewok tersebut
terlentang maka ada kemungkinan anaknya perempuan.
Tetapi jika posisinya sebaliknya maka diyakini kalau
anaknya akan lahir laki-laki.
Tetapi yang harus diwaspadai adalah muncul dan
berkembangnya pemahaman keyakinan terhadap agama
atauoun kepercayaan tidak berakar dari pemahaman
terhadap tradisi dan budaya masyarakat yang sudah ada.
Hal ini mulai mengakibatkan munculnya kerenggangan
sosial dimasyarakat dan gesekan antara masyarakat.
Meskipun begitu sudah ada upaya untuk mengurangi
gesekan yang ada di masyarakat dengan cara persuasif.
Aspek pemberdayaan masyarakat (Community
Empowering) masyarakat lokal merupakan prioritas dalam
pengembangan sosial budaya yang ada dimasyarakat.
Proses pemberdayaan masyarakat yang utama adalah
mengembangkan dan mempertahankan setiap partisipatif
masyarakat dalam proses pembangunan.Dalam proses

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 14
perkembangannya, setiap desa pasti tidak bisa terlepas di
bidang sosial budayanya masing-masing begitupula dengan
desa Daliwangun. Ada beberapa tradisi yang biasanya
diterapkan oleh penduduk, diantaranya yaitu diadakannya
kegiatan padang bulan setiap satu bulan sekali ketika bulan
purnama muncul dimalam hari. Dalam pengaplikasiannya,
para tokoh desa turut berpartisipasi dan nantinya
perwakilan tokoh agama akan memimpin berlangsungnya
kegiatan tersebut mulai dari pembacaan ayat-ayat al-qur’an,
istighosah, tahlil, doa dan ceramah. Kegiatan ini setiap
bulannya biasanya diadakan disetiap tempat berbeda.
Misalnya di Masjid Darussalam Medali lalu di bulan
berikutnya di musholla atau masjid yang berada di
Wangun.
Sedekah bumi merupakan tradisi lain yang diterapkan
di desa Daliwangun yang diadakan setiap tahun sekali.
Tradisi ini berasal dari para sesepuh atau nenek moyang
yang masih diterapkan sampai sekarang demi
berlangsungnya ciri khas suatu daerah.

1.6 PRODUK KREATIFITAS MASYARAKAT


a. Batik

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 15
Usaha batik Soedjono merupakan salah satu
produktivitas yang ada di desa Daliwangun. Batik ini
terbilang masih sangat muda. Rumah produksinya baru
berdiri Januari 2020. Walaupun usianya masih sangat muda,
motif-motif batik ini tampak sudah matang dan percaya diri.
Pemilik usaha batik ini, Umbar Basuki adalah seniman
lulusan Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya. Dari
sekolah tinggi inilah Umbar memperoleh keterampilan seni
ini.
Ada dua ciri utama dari batik yang dinamai Batik Tulis
Soedjono ini, yaitu custom dan kontemporer. Disebut batik
custom karena pembeli bisa memesan apa saja. Harga mulai
Rp 150 ribu per biji (motif sederhana), tergantung kerumitan
pembuatannya.

Produk Soedjono tak hanya batik yang dikerjakan


dengan canting. Ada juga shibori, yang dibuat dengan
dengan teknik pewarnaan ala batik Jepang. Pewarnaannya
mirip teknik “tye-dye” (ikat-celup). Kain dilipat-lipat, diikat

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 16
dengan pola tertentu, kemudia dicelupkan ke pewarna
sehingga menghasilkan pola mirip batik abstrak.1.
b. Tikar
Tikar adalah hasil lipatan kursi padang pekanbaru tiga
jam yang terbuat dari anyaman yang biasanya dipakai
sebagai asas duduk atau tidur. Tikar biasanya dibuat dari
daun kelapa, pandan, siwalan, plastik atau bahan lain.
Tikar yang biasanya di buat oleh warga desa daliwangun
biasanya dari daun pandan yang mempunyai bentuk sangat
sederhana, tikar daun pandan juga dipakai sebagai
pembungkus kasur yang dibawah oleh pengantin laki-laki
pada saat pernikahan. Kebiasaan ini mulai di tingalkan, dan
tikar daun pandan di gantikan dengan tikar plasti.
c. Sarang walet
Di desa daliwangun inin juga terdapat tempat
pengelolaan sarang walet.Dimana tempat ini hanya untuk
membersihkan sarang waletnya saja dan sarang walet itu
sendiri didatangkan dari surabaya.Dapat disimpulkan mereka
bukan penghasil apalagi pemilik sarang walet
tersebut.Sarang walet ini sudah berdiri sejak 2019. Sarang
walet ini memiliki puluhan karyawan.Jenis sarang ada 3
BB(Bulu Berat), BS(Bulu Sedang),BR(Bulu Ringan).

1.7 SARANA PRASARANA


1.7.1 Sosial Ekonomi
Ekonomi merupakan bagian yang sangat berpengaruh
bagi pertumbuhan suatu wilayah oleh karena itu di setiap
sumber daya alam yang potensial dan kategorikan sebagai
unggulan perlu dikembangkan lebih lanjut dalam sentra -

1
https://lamonganpos.com/2021/05/24/batik-tulis-customporer-soedjono-
dari-sugio/ diakses pada tanggal 10 Agustus 2021.

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 17
sentra produksi . Adapun unggulan yang potensial dapat
dikembangkan di Desa Daliwangun dan menjadi modal
dasar pertumbuhan wilayah adalah : Pertanian,
perdagangan, peternakan.
Ketersediaan fasilitas – fasilitas sosial ekonomi dalam
rangka meningkatkan perekonomian masyarakat Desa
Daliwangun dapat dilihat tabel 1. 3.

Tabel 1. 3
Jumlah Fasilitas Sosial Ekonomi
Desa Daliwangun Tahun 2021
No. Fasilitas Sarana Jumlah

01 Lembaga Kopwan 1 Buah


Keuangan Mikro

Service 1 Lokal
Sepeda Motor

Service 1 Lokal
Elektronik
02 Usaha Jasa
Meubel 1 Lokal

Jahit ?border 4 Unit

Cuci Mobil 1 unit

Peternak 174 KK
Lembu
03 Peternakan
Peternak 69 Kk
Kambing
Sumber : Data Survey sekuder Desa Daliwangun Kecamatan Sugio.
Januari Tahun 2021

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 18
1.7.2 Sosial Budaya
Penyedian fasilitas – fasilitas dalam rangka
meningkatkan, peran fungsi tatanan kehidupan masyarakat
Desa Daliwangun di antaranya :

Tabel 1.4
Jumlah Fasilitas Sosial
Desa Daliwangun Tahun 2021
No. Fasilitas Sarana Jumlah

Masjid 3 Buah

01. Keagamaan Musholla 7 Buah

Pemakaman 2 Bidang

02 Paud Paud 3 Buah

TK 3 Buah

MI/SD 3 Buah

SLTP/MTS 2 Buah

SMA 1 Buah

Pondok 1Lokal
Pesantren

Lembaa Kursu 1 Unit

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 19
Lapangan Unit
Sepak Bola

Pustu 1Unit
03 Kesehatan
Posyandu 2 Unit

Balai Desa 1 Unit


04 Kelembagaan
Balai Dusun 1 Unit

1.7.3 Transportasi dan Perhubungan


Transportasi merupakan salah satu unsur yang
menentukan laju pertumbuhan ekonomi dan sosial pada
suatu desa serta dapat memperngaruhi mobilitas informasi
dan penduduk dari desa ke desa lain.
Pada tahun 2021 total panjang jalan di Desa
Daliwangun adalah 8.78.7 Km yang merupakan jalan desa
yang menghubungkan antara dusun yang satu dengan
dusun yang lain . sedangkan fungsi jalan yang ada dengan
tingkatan arteri primer , local sekuder, serta jalan
lingkungan. Jalan – jalan tersebut dengan fungsi hubung
sebagai berikut :
a. Jalan Arteri Primer yaitu jalan utama yang
menghubungkan antara desa Daliwangun
( Kecamatan Sugio ) dengan wilayah Kabupten
Lamongan
b. Jalan local Primer yaitu jalan yang menghubungkan
antara kota Kabupaten Lamongan dengan kota –
kota Kecamatan .
c. Jalan Lingkungan Yaitu Jalan menghubungkan
antara Perumahan penduduk di dalam satu kawasan
pemukinan

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 20
Tabel 1.5
Saran dan Prasarana Jalan
Desa Daliwangun Tahun 2021
No. Jenis Jalan Panjang Satuan

1 Jalan Tanah Liat 5,3 Km

2 Jalan Hotmix 1 Km

3 Jalan Aspal 2,5 Km

4 Jalan Makadam 1 Km

5 Jalan Paving 2,2 Km

JUMLAH 12 Km
Sumber : Data Survey Sekunder Desa Daliwangun Kecamatan Sugio Januari Tahun 2021

1.7.4 Telekomunikasi dan Informasi


Masyarakat Desa Daliwangun sebagai besar untuk
kebutuhan telekomunikasi pada Saat ini menggunakan
Jaringan Telepon Seluler dimana jaringannya sudah merata
dan menjangkau kalangan masyarakat paling bawah.

1.7.5 Pengairan
Untuk mengoptimalkan lahan-lahan pertanian dan
penataan irigasi sekaligus untuk mendukung peningkatan
produksi pertanian maka sarana prasarana pengairan yang
ada di Desa Daliwangun diantaranya.

Tabel 1. 6
Sarana dan Prasarana Pengairan
Desa Daliwangun Tahun 2021

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 21
No Sarana dan Jumlah
. Prasarana

1 Sungai Tadah Hujan 1 Buah

2 Embung/ Waduk 3 Buah

3 Mesin Pompa 7 Buah


Sumber : Data Survey Sekunder Desa Daliwangun, Januari Tahun 2021

1.7.6 Drainase dan Limbah


Dengan semakin pesatnya perkembangan fisik Desa
Daliwangun maka diperlukan system drainase yang
memadai untuk menyalurkan air buangan/limbah keluarga
dan air limpahan air hujan ke saluran pembungan induk.
Penyediaan jaringan drainase di Desa Daliwangun belum
memadai dimana sebagian jalan utama masih belum
memiliki saluran drainase atau fungsi saluran yang belum
sesuai. Drainase dibedakan menurut kondisinya yaitu
drai1nase permanen, semi permanen dan tidak permanen.
Drainase di Desa Daliwangun termasuk kurang baik, yang
langsung dibuang ke aliran sungai yang langsung bermuara
ke laut. Penanganan air limbah yang berasal dari rumah
tangga masih belum menggunakan saluran pematusan dan
cenderung dibiarkan begitu saja oleh rumah tangga.

1.7.7 Air Bersih


Untuk kebutuhan air bersih, penduduk Desa
Daliwangun menggunakan air PAM atau Ledeng dengan
jumlah pengguna sebanyak 203 Rumah Tangga.
Sedangkan sumber mata air lain yang juga dimanfaatkan
oleh seluruh warga adalah sumur bor dengan jumlah

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 22
pemakai sebanyak 211 Rumah Tangga. Untuk pengguna
air Bersih dapat di lihat pada table 2.9.

Tabel 1.7
Sarana dan Prasarana Pengairan
Desa Daliwangun Tahun 2021
No Dusun PAM/ Sumur/
. Ledeng Bor

1 Medali - 195

2 Wangun 203 16

JUMLAH 203 211


Sumber : Data Survey Sekunder Desa Daliwangun, Januari Tahun 2021

1.7.8 Energi
Secara keseluruhan mayoritas penduduk Daliwangun
menggunakan jaringan listrik dari jasa PLN untuk
memenuhi sebagian Kebutuhan Energy Rumuah Tangga
dengan total pemakai 394 Rumah Tangga. Untuk
mendukung kebutuhan energy rumah tangga juga
menggunakan beberapa alternative energy diantaranya :
Minyak tanah, Kayu, dan Gas LPG.

1.8 MATA PENCAHARIAN


Secara umum mata pencaharian warga Masyarakat
Desa Daliwangun dapat teridentifikasi ke dalam beberapa
bidang pencaharian seperti : Petani, Buruh Tani. Pegawai
Negeri Sipil (PNS), Karyawan Swasta, Perdagangan
Pedagang, Pensiunan. Transportasi, Konstruksi, Buruh
harian lepas, Guru, Wiraswasta yang secara langsung
maupun tidak langsung telah memberikan konstribusi

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 23
terhadap perkembangan perekonomian masyarakat Desa
Daliwangun Jumlah Penduduk berdasarkan mata
pencaharian dapat dilihat pada tabel: 2.4

Tabel 1.8
Jumlah penduduk Menurut Mata Pencaharian
Desa Daliwangun Tahun 2021
Prosentase
No Macam L P Jumla (%) dari
Pekerjaan h Jumlah
Total
Penduduk

1 Petani/Pekebun 31 259 575 48,52%


6

2 Buruh Tani 26 23 49 4,13%

3 Pegawai 38 18 56 4,72%
Negeri Sipil

4 Karyawan 28 17 45 3,79%
Swasta

5 Pedagang 27 16 43 3,62%

6 Pensiunan 13 3 16 1,35%

7 Transportasi 17 0 17 1,43%

8 Konstruksi 10 0 10 0,84%

9 Buruh Harian 2 5 7 0,59%

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 24
Lepas

10 Guru 17 16 33 2,78%

11 Peternak 207 2 209 17,63%

12 Wiraswasta 98 27 125 10,54%

Jumlah 799 386 1185 100%

Sumber : Data Survey Potensi Ekonomi Desa Daliwangun, Januari Tahun 2021

Berdasarkan Data tersebut diatas teridentifikasi, di


Desa Daliwangun jumlah penduduk yang mempunyai mata
pencaharian adalah 43,15%. Dari jumlah tersebu,
kehidupan penduduk yang bergantung pada sector
pertanian yaitu 27,93% dari jumlah total penduduk.
Jumlah ini terdiri dari petani terbanyak dengan 64,43%
dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau
27,80% dari jumlah total penduduk.
Selain sector mata pencaharian yang diusahakan
sendiri, penduduk Desa Daliwangun ada yang bekerja
sebagai aparatur pemerintahan, pegawai perusahaan swasta
yang merupakan alternative pekerjaan selain sector
pertanian.

1.9 AGAMA
Dalam Perspektif agama, masyarakat di Desa
Daliwangun termasuk dalam kategori masyarakat yang
homogeny. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat
Daliwangun beragama Islam. Secara Cultural, pegangan
agama ini didapat dari hubungan kekeluargaan ataupun
kekerabatan yang kental diantara mereka. Selain itu

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 25
perkembangan agama berkembang berdasarkan turunan
orang tua ke anak kecucu. Hal inilah membuat Islam
mendominasi agama di Dusun-dusun Daliwangun.
Informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam
dari tokoh-tokoh tua, bahwa selama ini pola-pola hubungan
antar masyarakat masih banyak dipengaruhi oleh kultur
organisasi Islam, Seperti nahdatul Ulama (NU).

Tabel 1.9
Jumlah Penduduk berdasarkan Agama
Desa daliwangun Tahun 2021

No Agama L P Jumlah Prosentase


1 Islam 813 857 1670 99,76%
2 Katholik - -
3 Kristen 4 4 0,23%
4 Hindu - - - -
5 Budha - - - -
Jumlah 813 861 1674 100%

Sumber : Data survey sekunder desa Daliwangun Kecamatan


Sugio. Januari Tahun 2021
Dari table 1. 9 tersebut dapat dilihat bahwa jumlah
penduduk Desa Daliwangun sebagian besar beragama islam.
Islam sebagai agama mayoritas mendominasi seluruh Dusun
yang ada di Desa Daliwangun.

1.10 KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT


Dengan semakin berkembangnya jumlah penduduk
secara otomatis juga dituntut terpenuhinya tingkat

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 26
kesejahteraan masyarakat yang terdiri atas kesejahteraan
sosial, tenaga kerja dan pemberdayaan perempuan.
Secara umum pelayanan dan penanganan kesejahteraan
sosial masyarakat melalui program – program bantuan secara
langsung maupun dengan kegiatan program pemberdayaan
masyarakat dan perempuan telah banyak disampaikan oleh
pemerintah kepada masyarakat.
Program bantuan langsung dari pemerintah daerah
maupun pusat diantaranya program beras untuk keluarga
miskin (Raskin), Program Bantuan Rumah Tidak Layak
Huni (RTLH), jalan lain Menuju Kesejahteraan Rakyat
(Jalinkesra). Sedangkan program bantuan dari pemerintah
daerah maupun pusat dalam bentuk kegiatan pemberdayaan
masyarakat dan perempuan diantaranya : Gerakan Terpadu
Pengentasan Kemiskinan (Gerdu Taskin), Program
Pemberdayaan Program Pembangunan Prasarana dan Sarana
Desa Tertinggal (P3DT), Program Pengembangan
Kecamatan (PPK). Bantuan Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan (PNPM-MP), Pengembangan Usaha
Agrobisnis Pertanian (PUAP).
Besarnya Usia produktif yang ada di Desa Daliwangun
yaitu : 1,092 jiwa merupakan potensi tenaga kerja yang
cukup untuk dikembangkan, dan sebagian besar usia
produktif tersebut merupakan tenaga tidak terampil yang
butuh pembinaan lebih lanjut sesuai dengan bidang yang
ditekuni.
Kegiatan pemberdayaan perempuan lebih cenderung
aktif dalam kegiatan perkumpulan kelompok perempuan
diantaranya Muslimat NU, Kelompok wanita Tani (KWT)
Asri, PKK Desa, Kelompok Usaha Simpan Pinjam.

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 27
Tabel 1. 10
Kondisi Kesehatan Masyarakat
Desa daliwangun Tahun 2021
Jenis Kelamin
Jenis cacat
Laki-laki Perempuan
Tuna wicara 0 orang 1 orang
Cacat 0 orang 1 orang
fisik/tuna
daksa lainnya
Stress 2 orang 0 orang
Autis 0 orang 0 orang
Jumlah 2 orang 2 orang

1.11 PENDIDIKAN
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan
tingkat kesejahteraan pada umumnya dan tingkat ke
perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan
yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan yang
mendorong tubuhnya terampil kewirausahaan. dan pada
gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru
dengan sendirinya dan akan membantu program
pemerintahan untuk membuka lapangan pekerjaan baru guna
mengatasi pengangguran titik pendidikan biasanya akan
dapat mempertajamsistematika sosial dan pola sosial
individu selain itu mudah menerima informasi yang lebih
maju. Dilihat dari tabel 2.3 yang menunjukkan tingkat rata-
rata pendidikan warga desa daliwangun.

Tabel 1.11

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 28
Jumlah penduduk akan tamat sekolah berdasarkan
jenis kelamin Desa Daliwangun Tahun 2021
Pendidikan L P JJ Prosentase (
%)

Belum/tidak sekolah 5 2 7 5,79%

Tidak tamat SD 37 17 16 18,87%


9

Tamat SD 37 5 90 17,32%
3

Tamat SLTP 75 19 72 22,22%


7

Tamat SLTA 37 23 60 15,53%

Diploma I/II 4 2 6 0,35%

Akademi/diploma III 5 7 2 1,31%

Diploma IV strata 7 6 3 4,36%


I

Strata II 1 2 1 0,77%
3

Jumlah 13 6 67 100,00%
1 4
Sumber : data survei sekunder desa daliwangun Kecamatan Sugio,
Januari tahun 2021
Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh menunjukkan
bahwa di daliwangun kebanyakan penduduk hanya memiliki
bekal pendidikan formal pada level tidak tamat pendidikan
dasar 18,87% dan pendidikan menengah SLTP 22,22% dan

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 29
SLTA 15,57% sementara yang di dapat meningkatkan
pendidikan dari perguruan tinggi S-1 4,37% dan S-2 0,77%.
Dari data ditabel, diketemukan fakta yang menarik yaitu
jumlah laki-laki terdidik prosentasenya lebih tinggi
dibandingkan dengan perempuan, dalam prosentasenya laki-
laki terdidik sebesar 31,81% sedangkan perempuan 30,74%
Proporsi perempuan dapat mengenyam pendidikan
berdasarkan jenis kelamin dibandingkan dengan total jumlah
penduduk yang tercatat dibulan Januari 2016 adalah sebagai
berikut: Perempuan Tamat SD 18,87% ; SLTP 22,22% ;
SLTA 15,33% ;. Sementara perempuan yang dapat
melanjutkan ke perguruan tinggi lebih sedikit dibandingkan
laki-laki yaitu 0,80% berbanding 1,60%. Apabila
dibandingkan dengan jumlah masing-masing jenis kelamin
yang mendapatkan pendidikan, maka yang dapat
melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi adalah sebagai
berikut : Laki-laki 31,81% dan perempuan 30,74%.
Seperti yang ditampilkan dalam pembahasan sebelumnya
yaitu jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin,
tercatat jumlah perempuan usia produktif antara 20-49 tahun
ada 48,58% dari jumlah total penduduk 2,248 jiwa. Dari
jumlah tersebut yang tamat SLTA dianggap usia terendah 20
tahun berjumlah 9,25%.

Tabel 1.12
Nama Satuan Pendidikan
di Desa Daliwangun Tahun 2021

No. NAMA SATUAN ALAMAT STATUS


PENDIDIKAN

1. PAUD Darul Ulum Medali Swasta

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 30
2. TK Tunas Darul Ulum Medali Swasta

3. MI Darul Ulum Medali Swasta

4. MTs. Darul Ulum Medali Swasta

5. SMPN 3 Sugio Medali Negeri

6. SMA Darul Ulum Medali Swasta

7. PAUD Tunas Bangsa Medali Swasta

8. TK Tunas Bangsa Medali Swasta

9. SDN Tunas Bangsa Medali Negeri

10. RA Islamiyah Wangun Swasta

11. TK Islamiyah Wangun Swasta

12. MI Islamiyah Wangun Swasta

1.12 PEMUDA DAN OLAHRAGA


Upaya peningkatan kualitas generasi muda yang beriman
dan bertaqwa, berakhlak mulia, patriotik, demokratis dan
mandiri, memiliki kepekaan dan kepedulian sosial,
mempunyai minat dan semangat kewirausahaan, berdaya
saing dan unggul dalam berprestasi, mampu
mengaktulisasikan segala potensi, bakat dan minatnya serta
terhindar dari bahaya destruktif.
Dalam usaha peningkatan kualitas generasi muda adil
pemerintah desa sangat diperlukan dalam usaha
memperlancar dan mempermudah para pemuda usia kerja
tidak menjadi pengangguran sekaligus mendorong generasi
muda untuk menjadi wirausahawan baru, jika ini terjadi
maka yang berkembang bukan kecenderungan mencari

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 31
lapangan kerja melainkan sebaliknya, justru akan bisa
menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Salah satu usaha menumbuhkan budaya berprestasi
dibidang olah raga dan jiwa kewirausahaan dimasyarakat
yaitu melalui pendidikan di masyarakat dengan sarana dan
prasarana olah raga serta kegiatan kepemudaan yang ada.
Kegiatan pemuda yang ada di Desa Daliwangun
diantaranya kegiatan Ikatan Mahasiswa Daliwangun (IMD),
Persatuan Sepak Bola Jaya Utama, Persatuan Sepak Bola
Daliwangun (PSD).
Masyarakat desa Daliwangun dalam kegiatan
kepemudaan dan olahraga turut berperan aktif dan
memberikan kontribusinya dibidang tersebut. Dibidang
kepemudaan seperti karangtaruna bagi remaja yang berusia
18-25 tahun. Karangtaruna adalah organisasi kepemudaan di
Indonesia. Karangtaruna merupakan wadah pengembangan
generasi muda non partisipan yang tumbuh atas dasar
kesadaran dan raaa tanggungjawab sosial dari, oleh dan
untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah
Desa/Kelurahan atau komunitas sosial sederajat yang teruma
bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Karangtaruna
didirikan dengan tujuan kepada para remaja misalnya dalam
bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, keterampilan,
advokasi, keagamaan dan kesenian.2

1.13 PARIWISATA
Pada dasarnya memang tidak semua desa mempunyai
tempat pariwisata. Begitupula dengan desa Daliwangun, dulu
didesa ini tepatnya dusun Medali pernah ada tempat
pemacingan ikan yang dikhususkan untuk penduduk dalam
dan luar desa. Tetapi karena akan ada pembangunan
2
https://id.m.wikipedia.org/wiki/

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 32
ditempat tersebut maka perangkat dan warga desa sepakat
untuk menutupnya. Dan sekarang, sejauh ini, belum ada
tempat pariwisata baru.

BAB II
PENGERTIAN JUDUL

A. LITERASI
Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada
seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam
membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan
memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi
tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.
Dalam bahasa Latin, istilah literasi disebut sebagai
literatus, artinya adalah orang yang belajar. Selanjutnya,
National Institute for Literacy menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan literasi adalah kemampuan seseorang
untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan
memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang
diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat.
Education Development Center (EDC) juga turut
menjabarkan pengertian dari literasi, yakni kemampuan
individu menggunakan potensi yang dimilikinya, dan tidak
sebatas kemampuan baca tulis saja. UNESCO juga
menjelaskan bahwa literasi adalah seperangkat
keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 33
dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks di
mana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa
keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara
memperolehnya. Menurut UNESCO, pemahaman
seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh
kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi,
nila-nilai budaya serta pengalaman. Kemudian, di dalam
kamus online Merriam—Webster, dijelaskan bahwa literasi
adalah kemampuan atau kualitas melek aksara di mana di
dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis, dan
mengenali serta memahami ide-ide secara visual.3
Pengertian literasi menurut para ahli
1. Goody (1999), menurutnya pengertian literasi dalam
arti sempit adalah kemampuan untuk membaca dan
menulis.
2. Alberta (2009) literasi bukan hanya sekadar
kemampuan untuk membaca dan menulis namun
menambah pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dapat membuat seseorang
memiliki kemampuan berpikir kritis, mampu
memecahkan masalah dalam berbagai konteks,
mampu berkomunikasi secara efektif dan mampu
mengembangkan potensi dan berpartisipasi aktif
dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Kern (2000) pada dasarnya terdapat tujuh prinsip
pendidikan literasi antara lain : literasi melibatkan
interpretasi, kolaborasi, konvensi, pengetahuan
kultural, pemecahan masalah, releksi dan refleksi
diri serta penggunaan bahasa.
4. Cordon (2003) literasi adalah sumber ilmu yang
menyenangkan yang mampu membangun imajinasi
3
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Literasi

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 34
mereka untuk menjelajah dunia dan ilmu
pengetahuan.
5. Wells (1987) literasi adalah menyatakan terdapat
empat tingkatan dalam literasi yaitu literasi
performarif (literacy performative), literasi
fungsional (literacy functional), literasi informasi
(literacy information) dan literasi epistemik
(literacy epistemic).
6. Jeanne R et al (2007) menurutnya bahwa tiga
tahapan yang dapat diamati dalam pengembangan
literasi seseorang . Perkembangan ini muncul karena
faktor motivasi intrinsik peserta didik yaitu memilih
membaca dan menulis, menemukan kesenangan
dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
literasi, sadar menerapkan pengetahuan untuk lebih
dalam memahami dan menulis teks.
7. Irene dan Gay (2001) mengatakan bahwa nilai-nilai
literasi yang berkualitas tergambar dari ketika siswa
berhasil menerapkan apa yang telah mereka pelajari
dan dituangkan kedalam tulisan mereka sendiri.
8. National Literacy Forum (2014) menyatakan bahwa
ada empat cara yang harus dilakukan dalam
membangun literasi yang universal yaitu:
meningkatkan kemampuan bahasa sejak dini
dirumah dan dalam pendidikan non formal lebih
mengefektifkan pembelanjaan yang dapat
menumbuhkan keterampilan membaca dan menulis
di sekolah adanya akses untuk membaca dan
program yang membuat anak merasa senang
melakukan kegiatan literasi, menciptakan kerjasama
antara sekolah, lingkungan, keluarga dan

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 35
lingkungan kerja untuk dapat mendukung budaya
listrik.
9. NAEYC (1998) literasi adalah suatu kegiatan yang
mampu mendukung anak-anak berkembang sebagai
pembaca dan penulis sehingga hal ini sangat
membutuhkan interaksi dengan seseorang yang
menguasai literasi.

B. LITERASI BILINGUAL
Bilingual adalah kata yang diterapkan dalam
mengistilahkan dua bahasa, sedangkan multilingual adalah
lebih dari satu pun dua bahasa. Ada dua pendapat dalam
menanggapi penerapan pengajaran lebih dari satu bahasa
dari orang tua terhadap anak dalam memenuhi
pendidikannya sejak dini, pertama adalah yang
menyarankan, sedang kedua adalah yang lebih
mengutamakan pada bahasa Ibu terlebih dahulu.
Sebagaian orangtua telah membiasakan anaknya
menerapkan bilingual, utamanya adalah orangtua yang
memiliki latarbelakang suku pun warga negara berbeda.
Sebagai contoh Bapak orang Batak, ibu bersuku Jawa, atau
bapak warga negara Itali sedangkan ibu warga negara
Indonesia. Selain alasan latarbelakang orangtua yang
berbeda itu, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa
apabila anak telah diajarkan dua bahasa sejak bayi, maka
kelak otak si anak akan lebih bisa berkembang, pasalnya
dengan bahasa akan ada perangsang otak guna memahami
satu hal, dan dnegan bahasa pula, ada perangsang otang

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 36
untuk menyalurkannya pada penuturan. Dari teori ini, bisa
disimpulkan bahwa antara pusat bicara dan pusat
pemahaman sama sekali tidak bisa dipisahkan, sebab
keduanya akan tetap saling berhubungan. Telah diketahui
bahwa secara harfiah kedwibahasaan adalah kebiasaan
menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian.
Dibawah ini adalah pendapat-pendapat atau definisi tantang
kedwibahasaan oleh para pakar ahlinya. Menurut para
pakar kedwibahasaan didefinisikan sebagai berikut:
1. Robert Lado
Kedwibahasaan merupakan kemampuan berbicara
dua bahasa dengan sama atau hampir sama baiknya.
Secara teknis pendapat ini mengacu pada pengetahuan
dua bahasa, bagaimana tingkatnya oleh seseorang.4
2. MacKey
Kedwibahasaan adalah pemakaian yang bergantian
dari dua bahasa. Merumuskan kedwibahasaan sebagai
kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih oleh
seseorang (the alternative use of two or more
languages by the same individual). Perluasan pendapat
ini dikemukakan dengan adanya tingkatan
kedwibahasaan dilihat dari segi penguasaan unsur
gramatikal, leksikal, semantik, dan gaya yang
tercermin dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.5
3. Bloomfield
Kedwibahasaan merupakan kemampuan untuk
menggunakan dua bahasa yang sama baiknya oleh
4
Morrison, George S. 2012. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini,
terj., Jakarta: PT. Indeks. Hal. 56
5
Mu‟adalah. 2013. Peran Lingkungan terhadap Optimalisasi
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, Jurnal Studi Gender dan Anak,
Vol 1, Januari-Juni. Hal. 125

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 37
seorang penutur. Merumuskan kedwibahasaan sebagai
penguasaan yang sama baiknya atas dua bahasa atau
native like control of two languages. Penguasaan dua
bahasa dengan kelancaran dan ketepatan yang sama
seperti penutur asli sangatlah sulit diukur.6
4. Haugen
Kedwibahasaan adalah tahu dua bahasa. Jika
diuraikan secara lebih umum maka pengertian
kedwibahasaan adalah pemakaian dua bahasa secara
bergantian baik secara produktif maupun reseftif oleh
seorang individu atau oleh masyarakat.
Mengemukakan kedwibahasaan dengan tahu dua
bahasa (knowledge of two languages), cukup
mengetahui dua bahasa secara pasif atau understanding
without speaking.
Jadi dapat diambil kesimpulan dari definisi-definisi
diatas bahwa kedwibahasaan berhubungan erat dengan
pemakaian dua bahasa atau lebih oleh seorang
dwibahasawan atau masyarakat dwibahasawan secara
bergantian. Pengertian kedwibahasaan adalah pemakaian
dua bahasa secara bergantian baik secara produktif maupun
reseftif oleh seorang individu atau oleh masyarakat

C. ANAK USIA SEKOLAH


Anak merupakan individu yang belum mengalami
pubertas. UU No. 23 Tahun 2002, menyebutkan anak
merupakan seseorang yang belum berusia 18 tahun. Anak
merupakan individu yang unik, yang memiliki kebutuhan
yang berbeda sesuai dengan tahapan usianya dan
mengalami pertumbuhan fisik yang lambat, namun terjadi
6
Artini, Luh Putu, dan Putu Kerti Nitiasih. 2014. Bilingualisme dan
Pendidikan Bilingual, Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. 92

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 38
peningkatan pada pertumbuhan dan perkembangan sosial
(Kyle, Terri. 2014); (Cahyaningsih, 2011)
Sedangkan anak usia sekolah yaitu anak dengan rentang
usia 7-12 tahun. Anak usia sekolah berada dalam proses
perkembangan kemampuan interaksi sosial, belajar tentang
nilai moral dan budaya dari lingkungan selain keluarga.
(Marlow,1988 dalam Supartini, Yupi 2004). Menurut
Havighurst tugas perkembangan anak usia SD adalah
sebagai berikut :
a. menguasai keterampilan fisik yang diperlukan
dalam permainan dan aktivitas fisik
b. Membangun hidup sehat mengenai diri sendiri dan
lingkungan.
c. belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya
d. belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan
jenis kelamin
e. Mengembangkan keterampilan dasar dalam
membaca, menulis, dan berhitung.
agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat,
f. Mengembangkan konsep‐konsep hidup yang perlu
dalam lehidupan.
g. mengembangkan kata hati, moral, dan nilai‐nilai
sebagai pedoman perilaku.
h. mencapai kemandirian pribadi

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 39
BAB III
PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH

Masa usia dini merupakan masa yang pendek tetapi


merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan
seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi
yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan
berkembang secara optimal. Setiap manusia secara
psikologis mengalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan. Perkembangan pada anak meliputi aspek
fisik dan mental. Salah satu aspek perkembangan mental
pada anak sekolah dasar adalah perkembangan bahasa.
Anak SD merupakan anak dengan katagori banyak
mengalami perubahan yang sangat drastis baik mental
maupun fisik. Usia anak SD yang berkisar antara 6 – 12
tahun menurut Seifert dan Haffung memiliki tiga jenis
perkembangan :
a. Perkembangan Fisik Siswa SD

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 40
Mencakup pertumbuhan biologis misalnya
pertumbuhan otak, otot dan tulang. Pada usia 10 tahun
baik laki‐laki maupun perempuan tinggi dan berat
badannya bertambah kurang lebih 3,5 kg. Namun setelah
usia remaja yaitu 12 ‐13 tahun anak perempuan
berkembang lebih cepat dari pada laki‐laki, Sumantri dkk
(2005).
 Usia masuk kelas satu SD atau MI berada dalam
periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa
anak anak awal ke suatu fase perkembangan yang
lebih lambat. Ukuran tubuh anak relatif kecil
perubahannya selama tahun tahun di SD.
 Usia 9 tahun tinggi dan berat badan anak laki‐laki
dan perempuan kurang lebih sama. Sebelum usia 9
tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek
dan lebih langsing dari anak laki‐laki.
 Akhir kelas empat, pada umumnya anak
perempuan mulai mengalami masa lonjakan
pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai tumbuh
cepat.
 Pada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan
lebih tinggi, lebih berat dan lebih kuat daripada
anak laki‐laki. Anak laki‐laki memulai lonjakan
pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun.
 Menjelang awal kelas enam, kebanyakan anak
perempuan mendekati puncak tertinggi
pertumbuhan mereka. Periode pubertas yang
ditandai dengan menstruasi umumnya dimulai
pada usia 12‐13 tahun. Anak laki‐laki memasuki
masa pubertas dengan ejakulasi yang terjadi antara
usia 13‐16 tahun.

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 41
 Perkembangan fisik selama remaja dimulai dari
masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan
fisiologis yang mengubah manusia yang belum
mampu bereproduksi menjadi mampu
bereproduksi.
Hampir setiap organ atau sistem tubuh dipengaruhi
oleh perubahan perubahan ini. Anak pubertas awal
(prepubertas) dan remaja pubertas akhir (postpubertas)
berbeda dalam tampakan luar karena perubahan
perubahan dalam tinggi proporsi badan serta
perkembangan ciri‐ciri seks primer dan sekunder.
Meskipun urutan kejadian pubertas itu umumnya sama
untuk tiap orang, waktu terjadinya dan kecepatan
berlangsungnya kejadian itu bervariasi. Rata‐rata anak
perempuan memulai perubahan pubertas 1,5 hingga 2
tahun lebih cepat dari anak laki‐laki. Kecepatan
perubahan itu juga bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5
hingga 2 tahun untuk mencapai kematangan reproduksi,
tetapi ada yang memerlukan waktu 6 tahun. Dengan
adanya perbedaan‐perbedaan ini ada anak yang telah
matang sebelum anak yang sama usianya mulai
mengalami pubertas.
b. Perkembangan Kognitif Siswa SD
Anak mampu melihat sesuatu dari sudut pandang orang
lain dan berpikir melalui suatu tindakan, mengantisipasi
akibatnya dan kemungkinan harus memikirkan kembali
tindakannya.Piaget dalam Diane E.,dkk (2009)
mengatakan penalaran moral berkembang dalam tiga
tahap.Hal tersebut mencakup perubahan – perubahan
dalam perkembangan pola pikir. Tahap perkembangan
kognitif individu menurut Piaget melalui empat stadium:

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 42
1) Sensorimotorik (0‐2 tahun), bayi lahir dengan
sejumlah refleks bawaan
medorong mengeksplorasi dunianya.
2) Praoperasional(2‐7 tahun), anak belajar
menggunakan dan merepresentasikan
objek dengan gambaran dan kata‐kata. Tahap
pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak
melibatkan pemikiran operasiaonal dan lebih
bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis.
3) Operational Kongkrit (7‐11), penggunaan logika
yang memadai. Tahap ini telah memahami operasi
logis dengan bantuan benda konkrit.
4) Operasional Formal (12‐15 tahun). kemampuan
untuk berpikir secara abstrak, menalar secara
logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang
tersedia.
Cahyaningsih (2011) mengatakan anak
mengembangkan pemahaman mengenai hubungan
antara suatu hal dengan ide. Kemampuan anak
meningkat dalam menguasai simbol dan menggunakan
simpanan memori masa lalu untuk mengevaluasi dan
menginterpretasikan masa kini. Piaget dalam Wong
(2008) mengatakan anak usia sekolah mulai mampu
menghubungkan serangkaian kejadian untuk
menggambarkan mental anak diungkapkan secara
verbal maupun simbolik. Perkembangan pemahaman
anak mengenai hubungan antara suatu hal dan ide,
serta keterampilan melakukan klasifisikasi terjadi pada
tahap ini.
c. Perkembangan Psikososial
Hal tersebut berkaitan dengan perkembangan dan
perubahan emosi individu. J. Havighurst mengemukakan

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 43
bahwa setiap perkembangan individu harus sejalan
dengan perkembangan aspek lain seperti di antaranya
adalah aspek psikis, moral dan sosial. Menjelang masuk
SD, anak telah Mengembangkan keterampilan berpikir
bertindak dan pengaruh sosial yang lebih kompleks.
Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris
(berpusat pada diri sendiri) dan dunia mereka adalah
rumah keluarga, dan taman kanak‐kanaknya.
Selama duduk di kelas kecil SD, anak mulai percaya
diri tetapi juga sering rendah diri. Pada tahap ini mereka
mulai mencoba membuktikan bahwa mereka "dewasa".
Mereka merasa "saya dapat mengerjakan sendiri tugas itu,
karenanya tahap ini disebut tahap "I can do it my self".
Mereka sudah mampu untuk diberikan suatu tugas. Daya
konsentrasi anak tumbuh pada kelas kelas besar SD.
Mereka dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk
tugas tugas pilihan mereka, dan seringkali mereka dengan
senang hati menyelesaikannya. Tahap ini juga termasuk
tumbuhnya tindakan mandiri, kerjasama dengan
kelompok dan bertindak menurut cara cara yang dapat
diterima lingkungan mereka. Mereka juga mulai peduli
pada permainan yang jujur.
Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri
mereka sendiri dengan membandingkannya dengan orang
lain. Anak anak yang lebih mudah menggunakan
perbandingan sosial (social comparison) terutama untuk
norma‐norma sosial dan kesesuaian jenis‐jenis tingkah
laku tertentu. Pada saat anak‐anak tumbuh semakin lanjut,
mereka cenderung menggunakan perbandingan sosial
untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan kemampuan
mereka sendiri.

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 44
Sebagai akibat dari perubahan struktur fisik dan
kognitif mereka, anak pada kelas besar di SD berupaya
untuk tampak lebih dewasa. Mereka ingin diperlakukan
sebagai orang dewasa.Terjadi perubahan perubahan yang
berarti dalam kehidupan sosial dan emosional mereka. Di
kelas besar SD anak laki‐laki dan perempuan menganggap
keikutsertaan dalam kelompok menumbuhkan perasaan
bahwa dirinya berharga. Tidak diterima dalam kelompok
dapat membawa pada masalah emosional yang serius
Teman‐teman mereka menjadi lebih penting daripada
sebelumnya. Kebutuhan untuk diterima oleh teman sebaya
sangat tinggi. Remaja sering berpakaian serupa. Mereka
menyatakan kesetiakawanan mereka dengan anggota
kelompok teman sebaya melalui pakaian atau perilaku.
Hubungan antara anak dan guru juga seringkali
berubah. Pada saat di SD kelas rendah, anak dengan
mudah menerima dan bergantung kepada guru. Di awal
awal tahun kelas besar SD hubungan ini menjadi lebih
kompleks. Ada siswa yang menceritakan informasi
pribadi kepada guru, tetapi tidak mereka ceritakan kepada
orang tua mereka. Beberapa anak pra remaja memilih
guru mereka sebagai model. Sementara itu, ada beberapa
anak membantah guru dengan cara cara yang tidak
mereka bayangkan beberapa tahun sebelumnya. Malahan,
beberapa anak mungkin secara terbuka menentang
gurunya.
Salah satu tanda mulai munculnya perkembangan
identitas remaja adalah reflektivitas yaitu kecenderungan
untuk berpikir tentang apa yang sedang berkecamuk
dalam benak mereka sendiri dan mengkaji diri sendiri.
Mereka juga mulai menyadari bahwa ada perbedaan
antara apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan serta

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 45
bagaimana mereka berperilaku. Mereka mulai
mempertimbangkan kemungkinan‐kemungkinan. Remaja
mudah dibuat tidak puas oleh diri mereka sendiri. Mereka
mengkritik sifat pribadi mereka, membandingkan diri
mereka dengan orang lain, dan mencoba untuk mengubah
perilaku mereka. Pada remaja usia 18 tahun sampai 22
tahun, umumnya telah mengembangkan suatu status
pencapaian identitas.7
Perkembangan lain seperti komunikasi dan bahasa
misalnya keterampilan tersebut terus meningkat selama
masa usia sekolah dan kosa kata meningkat. Anak usia
sekolah mulai menggunakan lebih banyak tata bahasa
yang kompleks seperti kata jamak dan kata benda.
Menurut Yusi Riksa (2009: 148) perkembangan bahasa
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
sebagai berikut:
a. Kesehatan, kondisi kesehatan yang kurang baik
memuat anak mengalami kelambanan
perkembangan bahasa. Asupan gizi mempengaruhi
daya kerja otak, dan daya kerja otak
mempengaruhi kemampuan memproses informasi.
Selain itu kesehatan yang buruk membuat interaksi
anak dengan lingkungan menjadi terbatas sehingga
perbendaharaan kata anak juga menjadi terbatas.
b. Intelegensi, tingkatan intelektual mempengaruhi
perkembnagan bahasa. Anak dengan
keterbelakangan mental yang paling rendah sangat
miskin dalam berbahasa. Anak-anak dengan
kategori intelegensi normal pada dasarnya akan
memiliki kemampuan berbahasa secara baik.

7
Sugiyanto, Karakteristik Anak Usia SD

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 46
Anak-anak dengan kecerdasan yang tingg mampu
membaca dan memahami pembicaraan pada usia
yang sangat muda
c. Status sosial ekonomi, anak keluarga miskin
mengalami hambatan dalam berbahasa karena
akses untuk literasy yaitu mengenal huruf sebagai
lambang dan bunyi terbatas. Selain itu kesempatan
belajar serta asupan gizi yang diperoleh juga
terbatas. Anak-anak miskin cenderung menjadi
ilaterasy atau buta huruf atau buta aksara baik latin
maupun arab.
d. Jenis kelamin, vokalisasi anak perempuan lebih
cepat sejak usia dua tahun. Interaksi yang lebih
intens antara anak perempuan. dengan orang tua
dan teman sebaya juga membuat perbendaharaan
kata makin meningkat. Interaksi di sekolah antara
anak tanpa membedakan jenis kelamin di sekolah
membuat perkembangan bahasa anak perempuan
maupun laki-laki berkembang dengan optimal.
e. Hubungan keluarga, pola asuh keluarga yang
demokratis dan autoritatif yang memandang dan
menempatkan anak sebagai bagian dari keluarga
membuat anak belajar dan memperoleh contoh
bagaimana berkomunikasi dengan baik dan
memiliki kebebasan untuk menyatakan dan
mengekspresikan apa yang dipikirkan dan
dirasakan melalui beragam bahasa.
f. Akses komunikasi, keterbukaan dan dukungan
untuk bergaul dengan lingkungan sekitar baik
keluarga inti, kelaurga besar, masyarakat, institusi
atau lembaga pendidikan maupun media

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 47
komunikasi mendorong kemampuan berbahasa
anak berkembang dengan optimal.

BAB IV
OBJEK SASARAN

A. OBJEK SASARAN PESERTA DIDIK


JENIS
NO NAMA ALAMAT
KELAMIN

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 48
1 M. Wildan
Medali, Daliwangun,
Kholilullah Laki - Laki
Sugio
Abqary
2 Muhammad Medali, Daliwangun,
Laki - Laki
Fachry Pratama Sugio
3 Nadhifa Nur Juwet, Deketagung,
Perempuan
Aniyah Sugio
4 Najwa Geovana Gondang, Gondang
Perempuan
Budianto Lor, Sugio
5 Naufaldo Putra Gondang, Gondang
Laki - Laki
Bagus A. Lor, Sugio
6 Nindi Dwi Juwet, Deketagung,
Perempuan
Safitri Sugio
7 Nisa Nuzira Medali, Daliwangun,
Perempuan
Kunaefi Sugio
8 Sania Laili Ngingkrang,
Perempuan
Ilmiah Gondang Lor, Sugio
9 Shendy
Medali, Daliwangun,
Shalsabillah Perempuan
Sugio
Ayunda Nuraini
10 Uzlifatul Jannah Deket, Deketagung,
Perempuan
Sugio
11 Ahmad Nur Deket, Deketagung,
Laki - Laki
Arfan Hidayat Sugio
12 Gilang Aditya Medali, Daliwangun,
Laki - Laki
Rhomadhon Sugio
13 Gita Allena
Medali, Daliwangun,
Catherine Perempuan
Sugio
Alycia
14 Khansah Calista Perempuan Kumisik,
Putri Azzahra Lawanganagung,

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 49
Sugio
15 Maulana Haviz Tunggun Jagir,
Laki - Laki
Athallah Mantup
16 Muhammad Juwet, Deketagung,
Laki - Laki
Azam Allawi Sugio
17 Mutiara Aulia Perempuan Medali, Daliwangun,
Rahma Sugio
18 Nova Amelia Perempuan Medali, Daliwangun,
Azzahra Sugio
19 Qonita Salsabila Perempuan Medali, Daliwangun,
Sugio
20 Tubagus Rosyi Laki - Laki Medali, Daliwangun,
Brilyan Ahmad Sugio
21 Achmad Farhan Laki - Laki Juwet, Deketagung,
Zafran Khairy Sugio
22 Ahmad Reyhan Laki - Laki Medali, Daliwangun,
Auliyaur Sugio
Rohman
23 Akhmad Arjuna Laki - Laki Medali, Daliwangun,
Hidayatullah Sugio
24 Ashifa Nasrotin Perempuan Medali, Daliwangun,
Khoiro Sugio
25 Evelyn Bilqis Perempuan Juwet, Deketagung,
Asyahwa Sugio
26 M. Dzulfadli Laki - Laki Juwet, Deketagung,
Firdaus Sugio
Ramdlan
27 Mohamad Laki - Laki Juwet, Deketagung,
Abizar Habibi Sugio
28 Muhammad Laki - Laki Sukobendu, Mantup
Fikri Abdul

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 50
Rahman
29 Muhammad Laki - Laki Medali, Daliwangun,
Furqon Sugio
Ramadhani
30 Muhammad Laki - Laki Medali, Daliwangun,
Hafizh Al Sugio
Baihaqi
31 Muhammad Laki - Laki Kumisik,
Indra Putra Lawanganagung,
Sulistyono Sugio
32 Muhammad Laki - Laki Juwet, Deketagung,
Naufal Al Fajri Sugio

BAB V
PROGRAM LITERASI BILINGUAL

5.1 Program Literasi Bahasa Jawa


No. Program Literasi Bahasa Indonesia
1. Membiasakan membaca buku di perpustakaan

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 51
2. Membiasakan menggunakan bahasa Jawa
3. Menanamkan kecintaan terhadap bahasa dan budaya
Jawa
4. Membiasakan menulis
5. Membiasakan mendengar percakapan berbahasa Jawa
6. Membiasakan menggunakan bahasa Jawa krama alus
kepada orang yang lebih tua.
7. Mampu membedakan krama dan ngoko.

5.2 Program Literasi Bahasa Indonesia


No. Program Literasi Bahasa Indonesia
1. Membiasakan membaca buku di perpustakaan
2. Membiasakan menggunakan bahasa Indonesia di
setiap mata pelajaran
3. Menanamkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia
4. Membiasakan menulis
5. Membiasakan mendengar percakapan berbahasa
Indonesia

5.3 Program Literasi Bahasa Inggris


No. Program Literasi Bahasa Inggris
1. Membiasakan membaca buku berbahasa Inggris
2. Membiasakan mendengar percakapan berbahasa
Inggris
3. Menanamkan berbicara dan menghafal kosakata
berbahasa Inggris
4. Membiasakan menulis
5. Membiasakan mendengar
6. Membiasakan dan memahami grammar

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 52
5.4 Program Literasi Bahasa Arab
No. Program Literasi Bahasa Inggris
1. Membiasakan dan membenarkan penggunaan huruf
Arab
2. Membiasakan mendengar percakapan berbahasa Arab
baik dengan guru maupun video
3. Menanamkan berbicara dan menghafal kosakata
berbahasa Arab
4. Membiasakan menulis
5. Membiasakan mendengar

BAB VI
DESAIN PELAKSANAAN, APLIKASI PROGRAM

Beberapa pelaksanaan dalam pembelajaran bilingual


yaitu :
a. Guru mengajarkan dengan bahasa yang baik dan
mudah dipahami oleh siswa

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 53
b. Diadakannya program bahasa inggris yaitu listening,
reading, writing dan speaking
c. Siswa mengetahui dan memahami beberapa kosakata
minimal diarea sekitar mereka
d. Menggunakan berbagai accent baik british dan
american.
e. Guru mengajarkan dan melatih kemampuan siswa
dibidang lainnya seperti pidato.
Metode yang digunakan :
a) Program bahasa Inggris menggunakan aksen campuran
yaitu british dan american.
b) Metode menghafal
c) Metode ceramah
d) Tanya jawab
e) Pemberian tugas
f) Diskusi

Dalam pelaksanaannya, terdapat program literasi di MI


Darul Ulum Medali salah satu diantarannya yaitu
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa dan literasi
wajib, sedangkan untuk bilingual kedua yaitu menggunakan
bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Adapun pengaplikasian
dari beberapa program tersebut yaitu pada setiap hari senin
setelah upacara bendera. Hal ini dikarenakan di waktu
tersebut, anak usia dasar masih sangat antusias mengawali
pembelajaran termasuk kosakata dan tata bahasanya. Metode
yang digunakan yaitu accent campuran seperti sekolah pada
umumnya. Biasanya beberapa siswa akan diterjunkan oleh
pihak sekolah ke dalam masyarakat. Agar turut berpartisipasi
menyumbangkan penampilan diantaranya pidato, story
telling pada hari-hari besar seperti memperingati maulid
Nabi SAW, isro’ mi’roj, dsb.

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 54
Lembaga pendidikan dasar lainnya seperti SDN
Daliwangun merupakan satu-satunya sekolah dasar selain
Madrasah Ibtida’iyah yang berada di desa Daliwangun.
Sesuai hasil wawancara saya dengan salah satu guru SDN
Daliwangun menyatakan bahwa di lembaga pendidikan
tersebut belum terbentuk adanya program literasi bilingual
dikarenakan kondisi para siswa yang mengalami kesulitan
dalam proses belajar. Tetapi terdapat kurikulum yang
mengharuskan setiap lembaga pendidikan mengajarkan
bahasa. Untuk terkait MI Islamiyah Wangun sendiri belum
ada program literasi bilingual sama seperti SDN
Daliwangun. Adapun saran dari penulis agar lembaga
pendidikan dasar lainnya menerapkan literasi tambahan agar
meningkatkan pengetahuan dan potensi para siswa.

BAB VII
HASIL PELAKSANAAN

Selama menjalani kegiatan Kuliah Kerja Nyata Riset


Mandiri dari rumah, kurang lebih selama 21 hari saya
mendapatkan pengalaman dan hal baru yang belum saya
temui sebelum Pesan dan kesan selama KKN Riset mandiri

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 55
a. Pesan
Dalam melakukan proses penyusunan buku terkait
profil desa dan tema, saya mendapatkan banyak
masukan dari dosen pembimbing, sehingga hal ini
mempermudah saya. Namun dalam penyusunan buku
laporan KKN Merdeka Riset Mandiri kurang adanya
persiapan dari pihak litbang sehingga literasi
pemahaman mahasiswa dalam mengerjakan buku
laporan sangatlah sempit. Untuk kedepannya agar lebih
memberikan persiapan berupa seperti cara pembuatan
buku yang baik dengan fasilitas media online atau
daring dan beberapa contoh dari website litbang agar
lebih diperbaiki.
b. Kesan
Dalam melaksanakan KKN Merdeka Riset Mandiri
tahun 2021 terdapat kesan yang saya telaah diantaranya
pihak perangkat desa yang mempermudah dalam
proses pencarian data terkait profil desa dan
antusiasme masyarakat yang sangat ramah. Meski
beberapa dari objek yang saya ambil terdapat lembaga
yang mempersulit ruang gerak saya. Tetapi sejauh ini
saya sangatlah terkesan karena mendapatkan
pengalaman baru di desa ssndiri.

BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
1. Desa Daliwangun merupakan desa yang terletak di
wilayah Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan
memiliki dua dusun yaitu dusun Medali dan dusun
Wangun. Adapun kepala desa untuk masa

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 56
sekarang yaitu Moh. Yusuf yang menjabat mulai
tahun 2016-2022 dengan penduduk 1650 jiwa
terdiri dari laki-laki 790 jiwa dari total jumlah
penduduk yang tercatat. Sementara perempuan
860 jiwa dari total jumlah penduduk yang tercatat
dengan total RW 7 dan total RT 24.
2. Setiap lembaga pendidikan mempunyai dan
diajarkan mengenai literasi. Tetapi terdapat
sekolah yang menerapkan program tambahan
literasi seperti MI Darul Ulum Medali
b. Saran
Berikut ini adalah beberapa saran penulis berikan
untuk arah perkembangan selanjutnya yaitu : Agar setiap
lembaga pendidikan terutama anak usia dasar
menerapkan program bilingual untuk mengembangkan
kualitas dan potensi siswa.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 57
Gambar 1 Pembelajaran Bilingual setelah PPKM level 4.

Gambar 2 Pembelajaran Bilingual Setelah Pandemi

Gambar 3 Perizinan Dan Foto Bersama Kepala Desa

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 58
Gambar 4 Pembelajaran Bahasa Inggris Reading

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 59
Gambar 5 Kegiatan vaksin di desa Daliwangun

Gambar 6 Kegiatan Tumpengan Dengan Ibu-Ibu PKK

DAFTAR PUSTAKA

Artini, dkk. 2014. Bilingualisme dan Pendidikan Bilingual,


Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. 92
https://lamongankab.go.id

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 60
https://lamonganpos.com/2021/05/24/batik-tulis
customporer-soedjono-dari-sugio/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/
Morrison, George S. 2012. Dasar-dasar Pendidikan Anak
Usia Dini, terj., Jakarta: PT. Indeks. Hal. 56

Mu’adalah. 2013. Peran Lingkungan terhadap Optimalisasi


Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, Jurnal Studi Gender
dan Anak, Vol 1, Januari-Juni. Hal. 125

Sugiyanto, Karakteristik Anak Usia SD

PROFIL PENULIS
Assalamualaikum. Wr. Wb

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 61
Penulis dengan nama lengkap Lina Dwi Ummu Farikha,
lahir di Lamongan 10 Juli 2000 lahir dari orangtua bapak
Suparlan dan ibu Sumiatun. Sebagai anak ke dua dari 2
bersaudara tinggal di
Dusun Medali Desa
Daliwangun Kecamatan
Sugio Kabupaten
Lamongan. Penulis
Menempuh pendidikan
dimulai dari MI Darul
Ulum Medali (2006-
2012), melanjutkan ke
Mts. Darul Ulum Medali
(2012-2015), kemudian
MAN 1 Lamongan (2015-
2018). Dan saat Ini
menempuh pendidikan tinggi di Universitas Islam Lamongan
dan tercatat sebagai mahasiswi Program Pendidikan
Pendidikan Agama Islam (PAI) masuk pada tahun 2018.
Dengan Ketekunan dan motivasi tinggi untuk terus
belajar dan berusaha, penulis telah berhasil menyelesaikan
buku kuliah kerja nyata MERDEKA ini. Semoga dengan
penulisan laporan ini mampu memberikan kontribusi positif
bagi dunia pendidikan. Akhir Kata Penulis mengucapkan
rasa syukur yang sebesar-besarnya atas terselesaikannnya
buku laporan KKN MERDEKA Riset Mandiri 2021 yang
berjudul “LITERASI BILINGUAL DI DESA
DALIWANGUN”.
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb.

K K N M E R D E K A 2 0 2 1 | 62

Anda mungkin juga menyukai