Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang diresmikan setelah
Indonesia Merdeka.
Dengan wilayah seluas 32.801 km², provinsi ini disahkan pada tanggal 15 Agustus 1950
(lima tahun setelah Indonesia merdeka) dan tertuang dalam Nomor 10 Tahun 1950 tentang
pembentukan Provinsi Jawa Tengah.
Namun, jika ditarik lebih jauh ke belakang, banyak kerajaan yang pernah berdiri di atas tanah
Jawa Tengah di antaranya adalah:
Konflik internal dan perebutan kekuasaan dalam badan kerajaan tidak dapat terelakkan antara
Pangeran Mangkubumi (adik dari Sri Sunan Pakubuwono II) dan Raden Mas Said atau
Pangeran Sambernyawa (sepupu dari Sri Sunan Pakubuwono II dan Pangeran Mangkubumi).
Melihat perpecahan, saat itu Belanda dalam hal ini VOC berusaha membuat celah agar bisa
masuk lebih ke dalam kerajaan dengan mulai ikut campur dan menawarkan Perjanjian
Giyanti pada tahun 1755.
Hasil perjanjian ini berhasil membuat Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua kerajaan yang
lebih kecil yaitu Surakarta Hadiningrat atau Keraton Kasunanan di Surakarta (Jawa Tengah)
dan Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Kasultanan di Yogyakarta (DIY).
Dan Sri Susuhunan Pakubuwana III atau Raden Mas Suryadi (anak dari Sri Sunan
Pakubuwono II) menjadi pemimpin Surakarta Hadiningrat atau Keraton Kasunanan di
Surakarta, Jawa tengah.
Namun masalah tidak berhenti sampai di situ. Setelah Perjanjian Giyanti, Pangeran
Sambernyawa yang sejak awal berada di pihak Pangeran Mangkubumi dan telah sembilan
tahun melawan Mataram dan Belanda (1743-1752) merasa dikhianati. Akhirnya ia memusuhi
Pakubuwana III (keponakan) dan Hamengkubuwono I (sepupunya).
Namun perlawanan Pangeran Sambernyawa tidak berlangsung lama karena terdesak dengan
serangan Kerajaan Surakarta yang bekerjasama dengan VOC. Hingga akhirnya, Pangeran
Sambernyawa menyatakan tunduk pada VOC, Keraton Surakarta dan Yogyakarta.
Sebagai kompensasi, Pakubuwana III memberikan sepupu ayahnya itu daerah Kadipaten
Mangkunegaran.
Sama seperti Keraton Kasultanan Yogyakarta, keturunan raja dari Keraton Kasunanan di
Surakarta masih ada hingga sekarang. Tercatat hingga tahun 2022, raja terakhir dari Keraton
Kasunanan atau Kesultanan Surakarta adalah Sri Susuhunan Pakubuwana XIII.
Seiring perkembangannya, dua wilayah ini (Yogyakarta dan Surakarta) menjadi Daerah
Istimewa. Sri Susuhunan Pakubuwana XII dan Sri Mangkunegara VIII menjadi Gubernur dan
Wakil Gubernur Daerah Istimewa Surakarta (DIS) yang pertama.
Sedangkan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan KGPAA Paku Alam VII diangkat menjadi
Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang pertama.
Mungkin kamu bertanya-tanya, tapi sekarang kok kayaknya gak pernah kedengaran lagi ya
Daerah Istimewa Surakarta (DIS) yang ada hanya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)?
Jadi DIS memang sudah dibubarkan meskipun Kerajaan atau Kesultanan Surakarta masih ada
hingga sekarang.
Penyebab dibubarkannya DIS adalah karena pemindahan ibu kota negara saat awal
kemerdekaan dari Jakarta ke Yogyakarta yang menyebabkan munculnya pihak oposisi
bernama Barisan Banteng yang protes atas keputusan ini.
Di samping itu, pemindahan ibu kota juga dipimpin oleh Perdana Menteri, Sutan Syahrir
bukan Presiden Ir. Soekarno.
Barisan Banteng juga berhasil menculik Pakubuwana XII dan Sutan Syahrir sebagai bentuk
protes.
Akibat perlakuan dan pemberontakan ini DIS akhirnya dibubarkan dan berubah menjadi
wilayah di bawah Provinsi Jawa Tengah.
Sedangkan perbatasan Jawa Tengah sebelah barat adalah dengan Jawa Barat, sebelah selatan
dengan DIY dan Samudra Hindia sedangkan sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.
Dari masing-masing daerah kabupaten dan kota misalnya, masing-masing memiliki keunikan
dan kekayaan alam tersendiri. Di bagian ini, aku akan mulai dari karya-karya seni yang
menjadi ciri khas Jawa Tengah lengkap dari daerah asalnya.
Pertama, ada Kota Jepara di Jawa Tengah terkenal dengan hasil karya seni terapan
daerah yaitu dalam bentuk seni ukir atau ukiran. Karya seni ini biasanya terlihat
di rumah-rumah adat jawa tengah seperti Joglo.
Kamu pasti pernah dengar batik Pekalongan kan? Kalo iya, tepat banget, karena Pekalongan
adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang terkenal sebagai kota batik. Biasanya karya
batik ini seringkali dijadikan juga sebagai pakaian adat di Jawa Tengah.
Salah satu motif batik Pekalongan yang terkenal adalah motif batik Jlamprang. Motif
Jlamprang memiliki filosofi persatuan budaya Islam dan Hindu di Jawa Tengah. Meski
dengan perbedaan, kedua agama ini bisa hidup rukun saling mengayomi satu sama lain.
Hebatnya lagi, daerah Pekalongan sudah ditetapkan oleh United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai salah satu anggota kota kreatif di
dunia.
Karya seni lain yang dimiliki adalah lagu tradisional. Contoh 3 jenis lagu daerah yang
berasal dari Jawa Tengah adalah Gambang Suling, Gundhul Pacul dan Cublak-cublak
Suweng.
Selain karya seni, Provinsi Jawa Tengah juga memiliki kekayaan alam yang berlimpah.
Contohnya Kabupaten di Jawa Tengah yang menjadi penghasil kedelai adalah
Kabupaten Grobogan, Cilacap dan Demak.
Selain kedelai, kekayaan alam lainnya yang diproduksi adalah coklat. Daerah di Jawa
Tengah yang membudidayakan perkebunan coklat adalah Kabupaten Batang.
Bahkan di Kabupaten Batang terdapat destinasi wisata yang sangat cocok untuk kamu para
pencinta coklat. Namanya adalah wisata kampung coklat yang terletak di Desa Wonokerso,
Kecamatan Tulis.
Di sana kamu bisa merasakan pengalaman jalan-jalan ke pabrik pengolahan kakao terbesar di
Jawa Tengah, menanam pohon coklat langsung di kebunnya hingga mencicipi coklat buatan
masyarakat yang tergabung dalam UMKM binaan pemerintah.
Selain kekayaan alam yang bisa dimakan, ada pula wilayah di Jawa Tengah yang kaya akan
hasil tambang.
Tidak hanya kadar minyak yang berkualitas Cepu atau Blok Cepu juga memiliki cadangan
minyak yang berlimpah. Tidak heran, wilayah ini dinobatkan sebagai wilayah penghasil
minyak terbanyak kedua di Indonesia, setelah Blok Rokan di Riau. Karena kekayaan inilah
Kabupaten Blora disebut juga sebagai kota minyak.
Sayangnya, Indonesia bisa dibilang tidak memiliki hak penuh atas Blok Cepu. Hingga saat ini
45% saham minyak di Cepu dimiliki oleh Exxon Mobil Corporation atau lebih dikenal
dengan ExxonMobil. Ini adalah perusahaan minyak dan gas multinasional Amerika yang
berkantor pusat di Irving, Texas.
10% saham dimiliki Pertamina, sedangkan sisanya untuk pemerintah provinsi, kabupaten dan
kota setempat.
Sedangkan untuk wisata alam, di Kabupaten Tegal Jawa Tengah terdapat sebuah waduk
yang bernama Waduk Cacaban.
Waduk yang diresmikan oleh oleh Ir. Soekarno pada 1952 ini tadinya berfungsi untuk
mengaliri sawah-sawah masyarakat di sekitarnya. Namun, fungsi ini sudah mulai bergeser
menjadi destinasi wisata karena Waduk Cacaban memiliki pemandangan dan potensi menjadi
salah satu objek wisata di Tegal.