Oleh :
KELOMPOK 1A
Niigata Jawahirul Maulida (P17440211003)
Della Septiana Putri (P17440211006)
Qorina Putriani Ristam (P17440211011)
Bisma Kumara (P17440211013)
Alhalim Kristan Nashr (P17440213023)
Amalia Muwwafiq Pramesti (P17440213024)
Ananda Kusuma (P17440213025)
Azzahra Caesar Badie Putri (P17440213029)
Kadek Dian Prapti Andani (P17440213037)
COVER.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I GAMBARAN UMUM WILAYAH.............................................................1
A. Kondisi Fisik.................................................................................................1
B. Kondisi Sosial Ekonomi................................................................................3
C. Kebijakan Penanggulangan Bencana............................................................5
BAB II MEKANISME MITIGASI BENCANA.....................................................7
A. Potensi Ancaman Bencana Banjir.................................................................7
B. Strategi Mitigasi Pencegahan Banjir.............................................................7
C. Potensi Ancaman Bencana Kebakaran.......................................................10
D. Strategi Mitigasi Pencegahan Kebakaran...................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Kondisi Fisik
1
Pada batas barat terdapat perbatasan dengan Kelurahan Madyopuro,
Kota Malang.
Menurut gambaran dari peta, Kelurahan Sawojajar memiliki
setidaknya delapan rumah ibadah orang muslim atau masjid, dan
setidaknya satu gereja. Pada peta juga terlihat adanya kurang lebih dua
SPBU yang terletak di sebelah jalan Danau Limboto Utara, dan juga ada
yang terletak di sebelah jalan Danau Toba dan jalan Simpang Ranugrati
Selatan. Selain itu, tampak ada paling sedikit sembilan gedung sekolah dan
dua gedung instansi pemerintah.
Sawojajar sendiri terkenal dengan luasnya kawasan permukiman
yang banyak dikenal dengan perumahan Sawojajar satu, dua, dan tiga, dan
Kelurahan Sawojajar ini terdapat pada dataraan yang rendah sehingga
kerap kali mengalami bencana banjir. Wilayah perumahan Sawojajar satu
sendiri meliputi tiga kelurahan yaitu kelurahan Sawojajar yang mayoritas
wilayahnya menjadi perumahan Sawojajar satu dan ada sebagian kecil dari
kelurahan Madyopuro dan Lesanpuro. Adapun perumahan Sawojajar dua
meliputi sedikit dari kelurahan Sawojajar dan mayoritas merupakan
wilayah desa Mangliawan kabupaten Malang. Sedangkan Sawojajar tiga
meliputi sedikit dari kelurahan Madyopuro, desa Mangliawan dan
sebagian besar merupakan kawasan desa Sekarpuro. Adapun batas
kelurahan Sawojajar sendiri di sebelah barat dibatasi oleh sungai Bango
yang membatasi dari kelurahan Polehan dan Bunulrejo dan di sebelah
Utara dibatasi oleh sebagian jalan raya sulfat dan jalan Limboto dan di
sebelah selatan oleh kelurahan Kedungkandang. Kode Pos wilayah
Kelurahan Sawojajar adalah 65139.
Kelurahan Sawojajar mempunyai luas wilayah kurang lebih 1,81
Km persegi. Untuk wilayah yang seluas itu, Kelurahan Sawojajar memiliki
jumlah penduduk kurang lebih hingga 31.249 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga sebanyak 13.665 KK. Jumlah penduduk laki-laki pada tahun
2020 sebanyak 12.755 jiwa, sedangkan perempuan berjumlah 13.160 jiwa.
Menurut data pendataan kelurahan Sawojajar dengan total kepadatan
2
penduduk 7.089 jiwa per Km persegi. Kelurahan Sawojajar diawasi oleh
120 RT dan 16 RW.
B. Kondisi Sosial Ekonomi
Pesatnya pertumbuhan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar,
memiliki potensi-potensi pertokoan yang cukup banyak, pada dasarnya di
tahun 2000 pemukiman warga Sawojajar ini di peruntukan untuk menjadi
permukiman warga pendatang dan oleh pemborong wilayah ini merupakan
tempat hunian paling luas di Kota Malang. Saat tahun 2012 perubahan ini
terjadi dimana mulai banyaknya pengalihan fungsi lahan menjadi
pertokoan yang sangat luas persebarannya sehingga membuat 60% dari
pemukiman padat penduduk ini menjadi lahan pertokoan.
Dikarenakan produktivitas yang terus meningkat maka dibentuklah
sebuah lahan tambahan yang dulunya adalah sebuah lahan kosong menjadi
lahan pertokoan. Pada aktivitas ini terbentuk ruang komunal yaitu ruang
yang terjadi karena persepsi manusia untuk berinteraksi, yang
pembentukannya dilatarbelakangi oleh persamaan aktivitas dan
dipengaruhi oleh kondisi setting lingkungan fisik, organisasi ruang, layout
bangunan dan tuntutan atribut ruang. Menurut kajian yang didapat bahwa
Sawojajar ini memiliki banyak fasilitas pendukung permukiman, antara
lain banyaknya fasilitas pendidikan yaitu SD, SMP, dan SMA, fasilitas
penunjang berupa supermarket Giant di bagian gerbang masuk sebelah
selatan di pemukiman Sawojajar. Serta banyaknya fasilitas barang dan
jasa yang berada di lingkungan tersebut. Di tahun 2010 tidak sedikit
pemukiman warga dan kompleks-kompleks penduduk yang hanya sekedar
rumah tinggal dan sedikitnya toko-toko dan bangunan rumah toko yang
berada pada tahun 2010.
Tahun 2003 penduduk sekitar masyarakat Sawojajar ini sebagai
petani dan berkebun, lahan-lahan pun mulai menjadi permukiman di tahun
2006 sehingga lahan-lahan yang terdapat banyak sawah menjadi deretan
pemukiman warga sekitar, di lain sisi adanya pengaruh lingkungan di
Sawojajar ini membuka toko kecil dan toko kebutuhan sehari-hari (mini
market), keadaan ini karena adanya fasilitas pendidikan dan jasa lain di
3
permukiman ini. Di tahun 2010 lahan yang di desain menjadi sebuah
permukiman di Kota Malang kini sudah beralih menjadi pertokoan dan
banyaknya ruko di tahun 2016, sehingga sampai saat ini bermunculan
kompleks-kompleks ruko baru di pinggiran lingkungan permukiman
Sawojajar sebagai mata pencaharian penduduk sekitar.
Sosial masyarakat sekitar mayoritas adalah penduduk yang bekerja
di pusat Kota Malang, hal ini terlihat padatnya jalanan di Sawojajar pada
pagi, siang dan sore hari, dimana banyaknya penduduk yang hampir
seluruhnya berangkat kerja dan ada pula yang hanya menjaga toko yang
memiliki bangunan toko di rumah atau di dekat tempat tinggal.
Permukiman Sawojajar terdiri dari 2 bagian Yaitu perumahan
Sawojajar 1 dan perumahan Sawojajar 2, pada permukiman penduduk ini
terdapat sejumlah 30.931 dengan luasan tapak permukiman sepanjang 1,81
km², Dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya, Kelurahan
Sawojajar memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan, kesehatan
masyarakat, ekonomi masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi
masyarakat, pemerintahan, lembaga masyarakat, hingga pemberdayaan
kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi sosial kemasyarakatan
seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan, PSM (Pekerja
Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan),
KKB (Kader Keluarga Berencana), BKB (Bina Keluarga Balita), WKSBM
(Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat), Tokoh Masyarakat,
Gerdu Taskin, PLKB, Dasawisma, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini),
TK, Modin, Satgas Linmas, dan lain-lain.
4
permukiman di Kota Malang kini sudah beralih menjadi pertokoan dan
banyaknya ruko di tahun 2016, sehingga sampai saat ini bermunculan
komplek-komplek ruko baru di pinggiran lingkungan permukiman
Sawojajar sebagai mata pencaharian penduduk sekitar
Sosial masyarakat sekitar mayoritas adalah penduduk yang bekerja
di pusat Kota Malang, hal ini terlihat padatnya jalanan di Sawojajar pada
pagi, siang dan sore hari, dimana banyaknya penduduk yang hampir
seluruhnya berangkat kerja dan ada pula yang hanya menjaga toko yang
memiliki bangunan toko di rumah atau di dekat tempat tinggal.
5
Tata Cara Sistem Proteksi Pasif untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung. Pemerintah juga mengeluarkan
aturan untuk mendukung pengendalian bahaya kebakaran di perumahan
melalui Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia
No.10/KPTS/200 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Kebakaran.
6
BAB II
MEKANISME MITIGASI BENCANA
7
(vulnerability) terhadap bencana adalah rekayasa teknis bangunan tahan bencana.
Sedangkan secara kultural upaya untuk mengurangi kerentanan (vulnerability)
terhadap bencana adalah dengan cara mengubah paradigma, meningkatkan
pengetahuan dan sikap sehingga terbangun masyarakat yang tangguh. Mitigasi
kultural termasuk di dalamnya adalah membuat masyarakat peduli terhadap
lingkungannya untuk meminimalkan terjadinya bencana.
1. Kegiatan yang secara umum dapat dilakukan pada mitigasi pasif adalah :
Membuat pemetaan daerah rawan bencana
8
RW tanggap bencana (RW 06)
Kegiatan sudah terbentuk tahun 2015 dan berkembang menjadi
forum Pengurangan Risiko Bencana Kelurahan Sawojajar yang telah
memperoleh pelatihan kegawatdaruratan dan tanggap bencana dari BPBD
dan SAR Kota Malang.
Early warning system
Bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) yang memantau terus pola dan kondisi cuaca di Kota
Malang, khususnya Kelurahan Sawojajar dan dengan bekerja sama petugas
pemantau ketinggian air di hulu, dengan adanya sistem ini diharapkan
warga lebih tanggap akan banjir dan bisa mengurangi kerugian materiil
maupun non material.
Program normalisasi sungai dan saluran
Untuk menciptakan kondisi sungai dengan lebar dan kedalaman
tertentu sehingga sungai tersebut mampu mengalirkan air sampai pada
tingkat tertentu sehingga tidak terjadi luapan dari sungai tersebut. Kegiatan
normalisasi sungai berupa membersihkan sungai dari endapan lumpur dan
memperdalamnya agar kapasitas sungai dalam menampung air dapat
meningkat. Seperti normalisasi saluran yang sudah dilakukan di kawasan
Jalan Mayjend Sungkono, Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota
Malang. Ini dilakukan dengan cara mengeruk sungai tersebut di titik-titik
rawan kemacetan aliran air. Pelebaran sungai juga meningkatkan kapasitas
sungai dalam menampung dan mengalirkan air ke laut.
2. Kegiatan yang secara umum dapat dilakukan pada mitigasi aktif adalah :
Perencanaan saluran drainase
Agar perumahan Sawojajar terhindar dari banjir yang kerap kali
terjadi, maka perlu direncanakan saluran yang mampu menampung debit
banjir rancangan yaitu dengan memperhitungkan besarnya jumlah debit air
hujan dan debit air kotor. Untuk perencanaan ulang saluran drainase
disarankan untuk merencanakan kapasitas saluran menggunakan debit
banjir rencana kala ulang 25 tahun.
Penanaman pohon pada hulu
9
Kegiatan ini dilakukan untuk mengatasi jika terjadi hujan, hujan
tidak langsung jatuh ke aliran sungai sehingga cepat membuat volume
sungai meningkat melainkan diserap oleh pepohonan sehingga dapat
berdampak langsung untuk mengurangi volume air pada sungai.
Penempatan barang elektronik oleh warga pada daerah rawan banjir
Warga pada daerah rawan banjir mengantisipasinya dengan
penempatan barang elektronik yang lebih tinggi. Ketika banjir terjadi
biasanya warga memindahkan barang elektronik dan barang berharga
lainnya ke lantai dua rumahnya sehingga tidak terkena banjir.
Pemeliharaan sungai
Selain perencanaan ulang saluran, banjir tidak akan mampu
dicegah apabila tidak dilakukan perawatan/pemeliharaan secara periodik
oleh masyarakat setempat seperti membersihkan sampah, sedimen yang
mengendap pada saluran, serta membersihkan tanaman-tanaman liar yang
tumbuh di sepanjang saluran drainase.
10
nyawa seorang lansia, penyebab dari kebakaran diduga karena terjadi korsleting
stop kontak alat elektronik di toko tersebut dan api menyambar kardus-kardus di
sekitar. Kasus ke 2 yang ditemukan terjadi kebakaran pada tanggal 11 oktober
2021, pemilik rumah penjual bensin eceran mengaku sedang mengisi ulang botol
berisi bensin, kemudian lupa menyalakan kompor dan api besar tiba-tiba keluar
dan membakar rumah hingga hampir membakar rumah di sekitarnya karena
perumahan padat di Jl. Kyai Sofyan Kecamatan Kedungkandang.
Daerah tingkat resiko kebakaran yang sangat tinggi berada pada bangunan-
bangunan perumahan dan ruko yang terletak di daerah perumahan Sawojajar satu
dan dua. Tingginya tingkat kepadatan penggunaan lahan, jenis bangunan
beragam/campuran, tata bangunan rapat, aksesibilitas kendaraan/penanggulangan
kebakaran yang sempit, instalasi listrik tidak teratur, jumlah infrastruktur alat
pemadam sedikit, tidak ada sistem pendeteksi kebakaran, pengeras suara untuk
pemberitahuan terjadi kebakaran dan tidak ada ruang terbuka umum. Salah satu
faktor pendukung penyebab terjadinya kebakaran juga didukung oleh kondisi
alam.
11
diharapkan masyarakat dapat menambah wawasan terkait dengan
cara menghadapi situasi saat terjadi kebakaran
● Himbauan terkait jarak antara pemukiman. BPBD menyarankan
ketika membangun rumah harus diberi jarak atau gang kecil antara
10 rumah dengan rumah lainnya dan juga menyarankan jika
membuat rumah lebih baik rumah tersebut terbuat dari beton
sehingga meminimalisir api cepat menjalar jika terjadi kebakaran
2. Strategi Aktif
● Menginformasikan nomor darurat. Dengan menginformasikan
nomor darurat kepada masyarakat ini sangat membantu masyarakat
karena dengan adanya nomor tersebut masyarakat akan cepat
menghubungi nomor tersebut saat terjadi kebakaran dan pemadam
akan sesegera mungkin sampai di lokasi tujuan.
● Simulasi bencana kebakaran dengan keterlibatan masyarakat.
simulasi merupakan salah satu langkah dan upaya untuk
mengedukasi masyarakat untuk memahami manajemen resiko
bencana. dengan diberinya simulasi maka seluruh masyarakat
sudah mengetahui langkah apa yang akan dilakukan saat terjadi
bencana dan akan menambah wawasan agar masyarakat dapat
menghadapi situasi saat terjadi bencana.
● Menyiapkan alat pemadam kebakaran untuk penyiapan alat
kebakaran Kelurahan Sawojajar selalu menyediakan mesin alkon
yang bertujuan untuk jika terjadi bencana dan pihak pemadam
lama sampai ketujuan dikarenakan jarak, maka masyarakat bisa
menggunakan mesin alkon tersebut untuk pemadaman api.
● Pembentukan Tim Pemadam Kebakaran (fire brigade) di tingkat
masyarakat yang difungsikan untuk membantu menanggulangi
kebakaran sejak dini di wilayahnya. Fire Brigade dibentuk dari
anggota masyarakat, Kepala Desa sebagai penanggung jawab,
sementara LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan dinas
12
pengendali kebakaran terkait bertindak sebagai pengarah, pelatihan
dan pembimbingan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada Rencana Mitigasi Bencana Kelurahan Sawojajar Kecamatan
Kedungkandang Kota Malang yang kami buat untuk menanggulangi bencana
banjir sungai bangau yang paling efektif untuk dilakukan adalah membuat
pemetaan daerah rawan bencana, RW tanggap bencana (RW 06), Early warning
system, program normalisasi sungai dan saluran, perencanaan saluran drainase,
penanaman pohon pada hulu, penempatan barang elektronik oleh warga pada
daerah rawan banjir, dan pemeliharaan sungai. Seperti normalisasi saluran yang
sudah dilakukan di kawasan Jalan Mayjend Sungkono, Arjowinangun, Kecamatan
Kedungkandang, Kota Malang.
Pada Rencana Mitigasi Bencana Kelurahan Sawojajar Kecamatan
Kedungkandang Kota Malang yang kami buat untuk menanggulangi bencana
kebakaran yang paling efektif untuk dilakukan adalah menyiapkan peralatan
pemadam kebakaran, melakukan simulasi bencana dengan keterlibatan
masyarakat, melakukan pemetaan daerah diwilayah RW 06 dengan jarak rumah
antara permukiman ketika terjadi kebakaran agar mengurangi risiko terkena
kobaran api.
13
B. Saran
Penanggulangan bencana di Kelurahan Sawojajar Kecamatan
Kedungkandang Kota Malang perlu adanya pelatihan, edukasi, atau pengenalan
tentang bencana di daerah tersebut dengan tingkat risiko rendah, sedang, dan
tinggi agar risiko bencana dapat dikurangi. Pemerintah dan masyarakat harus
bergerak bersama dan saling kooperatif dalam melakukan upaya mitigasi bencana
banjir pada sungai bangau dan kebakaran agar tidak menelan banyak korban jika
bencana tersebut terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
14
Assifa, Farid. (2022). “Penyebab Banjir yang Rendam 8 Desa di Malang, Muka
Air Sungai Naik hingga 4 Meter”. Diunduh 12 Maret dari
https://amp.kompas.com/regional/read/2022/10/18/113418678/penyebab-
banjir-yang-rendam-8-desa-di-Malang-muka-air-sungai-naik-hingga-4.
Aninditatama, B. (2019). Kearifan Lokal Masyarakat Permukiman Sawojajar
Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Local Wisdom : Jurnal Ilmiah
Kajian Kearifan Lokal, 9(2), 137. https://doi.org/10.26905/lw.v9i2.2702
https://keckedungkandang.Malangkota.go.id/kelurahan
Hari Wicaksono, D., & Anwar, R. (2014). Evaluasi Dan Perencanaan Ulang
Saluran Drainase Pada Kawasan Perumahan Sawojajar Kecamatan
Kedungkandang Kota Malang. Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Universitas Brawijaya, 1(1), 121036.
https://www.neliti.com/id/publications/121036/
Oktapian, S. K., Suryana, & Setiawan, A. Y. (2018). Mitigasi Bencana Banjir
yang Dilakukan oleh Masyarakat di Desa Bojong Kecamatan Majalaya
Kabupaten Bandung. Geoarea, 1(2), 54–64. https://unibba.ac.id/ejournal
15
16