Disusun oleh:
1. Ali Fatkhur Rochman (18103060075)
2. Andi Sampurna (18105040057)
3. Kaisar Diwany Syuhada (18105020008)
4. Muhammad Basil Gibabian Hafidz (19105020031
5. Toma Sadikin (19105010091
6. Muhammad Azmy Elfasani (18103070023
7. Resha Anjar Usyan (18101050040
8. Siti Rahma Yuni (18102030073
9. Agustin Wulandari (18102020052
10. Anis Raihani Nursyahidah Amanillah (19101050024)
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkam rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir KKN Reguler UIN Sunan Kalijaga
bahwa berkat segala nikmat yang tercurah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Akhir Pertanggungjawaban Kuliah Kerja Nyata ini. Tidak lupa shalawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Agung Muhammad SAW sebagai figur
Laporan akhir Kuliah Kerja Nyata ini disusun setelah dilakukan kuliah kerja
langsung dan wawancara dengan kepala Dukuh, tokoh serta warga masyarakat Dusun
Kedung. Tersusunnya Laporan akhir Kuliah Kerja Nyata ini tidak lepas dari bantuan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
Besar harapan penulis terhadap adanya saran dan kritik yang dapat membangun
dan menjadikan Laporan akhir Kuliah Kerja Nyata ini menjadi lebih baik. Penulis
berharap semoga semua program kerja dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
DAFTAR ISI
BAB 1
A. Letak Geografis
Dusun Kedung merupakan salah satu bagian dari Desa Guwosari, Kecamatan
Kecamatan Pajangan berbatasan dengan Kapanewon Kasihan dan Sedayu, sebelah timur
Kapanewon Pandak, dan sebelah barat berbatasan dengan Sungai Progo. Kecamatan
Kelurahan tersebut antara lain, Kelurahan Sendangsari yang terdiri dari 18 padukuhan
dan 91 RT, Kelurahan Guwosari yang terdiri dari 15 pedukuhan dan 77 RT, dan
Kelurahan Triwidai yang terdiri dari 22 pedukuhan dan 106 RT. Kecamatan Pajangan
B. Demografi Desa
1. Jumlah Penduduk
Sebagian besar warga Desa Guwosari yakni sebesar 3.049 jiwa dari total
keseluruhan sebesar 10.516 jiwa bekerja sebagai buruh atau tukang berkeahlian khusus.
banyak dikerjakan oleh warga Desa Guwosari yakni sebesar 980 jiwa dari total
keseluruhan sebesar 10.516 jiwa. Di bawah ini merupakan diagram dari persebaran jenis
petani, peternak, tukang (khususnya pengrajin mebel dari bahan kayu), serta mengelola
potensi wisata di wilayah tersebut. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, biasanya
para penduduk Dusun Kedung yang bermata pencaharian sebagai petani lebih sering
tidak berada di sekitar tempat tinggal mereka, dikarenakan lokasi persawahan yang
3. Perekonomian Masyarakat
antara lain: pariwisata, pertanian, peternakan, perikanan dan industri kecil. Desa
Guwosari memiliki obyek wisata yang cukup potensial yaitu Goa Selarong yang
merupakan situs petilasan Pangeran Diponegoro. Adapun hasil pertanian yang menjadi
komoditas unggulan Desa Guwosari, diantaranya adalah padi, jagung, kacang tanah, ubi
kayu, kedelai dan ubi jalar. Selain pertanian, kegiatan peternakan juga dikembangkan di
Desa Guwosari, yaitu peternakan ayam buras dan broiler. Untuk kegiatan perikanan
bidang pertanian, peternakan (khususnya ayam, namun juga terdapat sapi dan kambing),
pertukangan (mebel kayu), juga dalam sektor wisata (wisata puncak rindu).
4. Pendidikan Masyarakat
Tingkat pendidikan di Desa Guwosari, terdapat sekitar 2.540 warga yang tidak
bersekolah. Sekitar 1.254 warga yang tidak tamat sekolah dasar, sekitar 2.654 warga
SMP/sederajat mereka, sekitar 3.601 warga yang tamat SMA/sederajat. Sekitar 1.161
warga menamatkan pendidikan diploma, dan sekitar 75 orang yang tamat S1/S2/S3.
Sumber: Website Kependudukan DIY
5. Kesehatan Masyarakat
posyandu ini dilaksanakan di kediaman dukuh Dusun Kedung. Dalam kegiatan ini
terdapat posyandu balita dan posyandu lansia. Kegiatan posyandu balita meliputi
konseling. Ditambah jika ada petugas kesehatan dari puskesmas, mereka juga akan
melakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Jika
di antaranya adalah penimbangan berat badan dan pemeriksaan tekanan darah pada
lansia guna mengetahui apakah para lansia tersbut memiliki tekanan darah tinggi
maupun rendah serta dapat segera menanganinya.
6. Keagamaan
1 buah masjid yang berada di RT 2 dan 1 buah mushola yang berada di RT 1. Kegiatan
keagamaan di Dusun Kedung di antaranya yasinan rutin setiap sehabis sholat magrib,
maulid barzanji, simakan, dan juga TPA bagi anak-anak yang dilaksanakan di Mushola
RT 1 dan Rumah Bapak Nasir yang berada di RT 2 Pada bulan ramadan Dusun Kedung
selalu mengadakan pengajian dan buka bersama yang rutin dilaksanakan di Masjid
kehidupan sehari-hari, tercermin perilaku budaya Jawa Islam dengan tata karma yang
sangat dijunjung tinggi, seperti adat bertamu, adat bertutur kata, adat berpakaian, adat
jawa, gejog lesung dan lain-lain. Selain itu, di Desa Guwosari setiap tahunnya
diselenggarakan acara Grebeg Selarong. Grebeg Selarong merupakan acara merti desa
(bersih desa) yang dimaksudkan untuk perayaan panen sebagai rasa syukur kepada
Tuhan. Dalam acara ini setiap dusun menampilkan satu regu pasukan prajurit
(bergodo). Di Desa Guwosari juga masih terdapat bangunan kuno yang hingga saat ini
nyadran. Upacara nyadran yang sudah menjadi tradisi dan warisan jelang bulan
Ramadhan dilaksanakan untuk mengirim doa sebagai wujud bakti terhadap leluhur dan
orang tua. tradisi ini erat kaitannya dengan keberadaan Panembahan Bodho alias Raden
Trenggono sebagai penyebar agama Islam, yang dinilai memiliki jasa yang besar dan
Kauman Yogyakarta.
BAB II
untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan yang dimiliki serta segenap
kisah tentang keberhasilan masa lalu di mana penduduk desa telah mengambil
inisiayif dan menanyakan bagaimana sumber daya desa ini dapat digunakan
berhasil. Hal ini tidak hanya menciptakan energi dan kegembiraan saat orang-
orang menceritakan kisah mereka, tetapi juga membantu orang untuk mulai
berpikir tentang bagaimana mereka dapat memobilisasi dengan cara yang sama
untuk inisiatif baru. Pada intinya adalah gagasan bahwa orang termotivasi untuk
bertindak ketika mereka merasa yakin dengan kapasitas mereka (baik sebagai
aset yang dimiliki. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat atau lebih dikenal
dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN), masyarakat setempat dapat lebih
mengetahui potensi apa yang mereka miliki dan dapat mengembangkan potensi
Pemetaan Asset
pemetaan asset:
Asset Manusia
Asset sumber daya manusia dapat dilihat dalam beberapa hal seperti
sumber daya manusia yang ada di Dusun Kedung berdasarkan survey sangat
bervariatif. Jika ditinjau dari usia produktif 15-64 tahun, masyarakat Dusun
Kedung didominasi oleh para peternak, petani, dan usaha UMKM yang
UMKM, berternak seperti kambing, sapi, dan memiliki sawah untuk bertani.
keluarga tidak hanya dilakukan oleh laki-laki, para ibu rumah tangga juga
ikut serta melakukan pekerjaan dan bertani bersama suaminya. Selain bertani
ternak seperti sapi dan kambing, dan juga membuka usaha UMKM seperti
dikategorikan cukup lengkap dan memadai. Aset fisik adalah aset dasar yang
sebagai berikut:
Sarana pendidikan
pendidikan SMA.
Sarana ibadah
masyarakat yang agamis dan memiliki nilai spiritual yang erat dengan
beberapa faktor, yaitu (1) Kesadaran dan keadaan serupa, (2) Terdapat
hubungan sosial, dan (3) Penyesuaian pada arah yang telah ditetapkan
diantaranya :
Karang Taruna
tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh
diadakan pada setiap RT. Hal ini dilakukan supaya kegiatan yang sudah
Asset Institusi/Lembaga
seperti lambang, poin aturan main, dan target (Olivia, 2021). Berbeda
level desa dan melayani hampir semua masyarakat desa. Di Dusun Kedung
sendiri sekolah yang dimiliki dan dikelola oleh desa, misalnya Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) yang menjadi tempat
Leaky bucket adalah alat yang berguna untuk mempermudah warga atau
Salah satu pendekatan Leaky bucket atau biasa dikenal dengan wadah
bocor atau ember bocor merupakan salah satu cara untuk mempermudah
RPK Sebelumnya
observasi, maka program kerja yang dapat kami susun adalah sebagai
berikut:
Keagamaan
e. Kerja Bakti
f. Mengajar TPA