Anda di halaman 1dari 32

SEJARAH DAN RESUME TENTANG SEJARAH DAN PROFIL RSU PKU

MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN.

Disusun untuk memenuhi tugas perbaikan soal umum ukom th 2023

DI SUSUN OLEH

SUDARYATI, AMD. KEP

NIK : 1982201701004

RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN


2023
SEJARAH DAN PROFIL RSU PKU MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN.

Kutowinangun adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa


Tengah, Indonesia. Kecamatan Kutowinangun terkenal dengan produksi home
industry Gerabah di Desa Pejagatan, Ember Porot di Desa Mrinen, Parut di Desa Mekarsari.
Penduduk Kecamatan Kutowinangun yakni 42.417 jiwa dengan jumlah laki-laki 20.839 jiwa
dan perempuan 21.755 jiwa. Luas wilayah Kecamatan Kutowinangun seluas 33,73 km2,
dengan kepadatan penduduk per kimlometer persegi 1.100 jiwa. Jarak Kecamatan
Kutowinangun dari pusat Kabupaten Kebumen adalah 17 Km. Banyaknya RT di Kecamatan
Kutowinangun adalah 230 dan RW sebanyak 80 yang terbagi dalam 19 Desa. Pusat
pemerintahannya berada di Desa Kutowinangun

Desa/kelurahan yang ada di kutowinangun :

1. Pesalakan
2. Jlegiwinangun
3. Kaliputih
4. Karangsari
5. Korowelang
6. Kutowinangun
7. Kuwarisan
8. Lumbu
9. Lundong
10. Mekarsari
11. Mrinen
12. Pejagatan
13. Pekunden
14. Babadsari
15. Tanjungmeru
16. Tanjungsari
17. Tanjungseto
18. Triwarno
19. Ungaran

Batas batas wilayah

 Sebelah Utara: Kecamatan Poncowarno dan Kecamatan Prembun


 Sebelah Barat: Kecamatan Kebumen
 Sebelah Selatan: Kecamatan Mirit, Kecamatan Ambal dan Kecamatan
Buluspesantren
 Sebelah Timur: Kecamatan Prembun dan Kecamatan Mirit

Geografis wilayah Kutowinangun.


Kecamatan Kutowinangun merupakan Kecamatan yang terletak di bagian timur Kabupaten
Kebumen. Secara Geografis Kecamatan Kutowinangun terletak pada 745,50′ Lintang Selatan
dan 109037 37,0′ Bujur Timur. Kecamatan Kutowinangun sebagian besar merupakan dataran
rendah hingga dataran rendah bergelombang dibagian utara. Disebelah Barat terdapat
Perbukitan Bukit Bulupitu dengan ketinggian hingga lebih dari 100 Mdpl meliputi
Desa Pesalakan, Kaliputih, Pekunden dan Tanjungseto. Sungai-sungai yang ada di
Kecamatan Kutowinangun diantaranya adalah Kali Medono atau Sungai Badegolan dan
Sungai Tholang. Kecamatan Kutowinangun yang beriklim tropis dengan dua musim dalam
satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang hari
berkisar antara 26 - 33 derajat Celcius.
TRANSPORTASI
Kecamatan Kutowinangun termasuk satu dari lima kota kecamatan yang tumbuh signifikan
di Kabupaten Kebumen karena wilayah selatan Kecamatan Kutowinangun Dilintasi Jalan
Nasional Rute 3 yang meghubungkan Jakarta dengan Yogyakarta. Dengan demikian moda
transportasi di Kecamatan Kutowinangun sangat beragam mulai dengan menggunakan
Angkutan Dokar,Becak,angkutan kota, angkutan pedesaan, umum atau bus antar kota antar
provinsi. Selain itu terdapat Jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa sehingga
terdapat Stasiun Kutowinangun di wilayah ini.

LEMBAGA PENDIDIKAN MENENGAH YANG ADA DI KUTOWINANGUN.


1. SMA Negeri 1 Kutowinangun
2. MA Negeri Kutowinangun / MAN 3 Kebumen
3. SMA Muhammadiyah Kutowinangun
4. SMK Muhammadiyah Kutowinangun
5. SMK Pembangunan 1 Kutowinangun
6. SMK Pembangunan 2 Kutowinangun
7. SMK Ma'arif NU Kutowinangun / SMK Ma'arif 7 Kebumen
8. SMP Negeri 1 Kutowinangun
9. SMP Negeri 2 Kutowinangun
10. SMP Negeri 3 Kutowinangun
11. SMP PGRI Kutowinangun
12. SMP Muhammadiyah Kutowinangun
13. MTs Negeri Triwarno / MTs Negeri 3 Kebumen
14. MTs Ma'arif Lumbu
15. MTs Hidayatussibyan Karangsari
SARANA PUBLIC YANG ADA DI WILAYAH KUTOWINANGUN
1. Alun-alun Kutowinangun
2. Stasiun Kereta Api Kutowinangun
3. Pasar Induk Kutowinangun
4. Pasar Lawas Kutowinangun
5. Pasar Ungaran
6. RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun
7. Puskesmas Kutowinangun
8. Polsek Kutowinangun
9. Koramil 09/Kutowinangun
10. Kantor Pos Kutowinangun
11. Bank Cabang BRI/Mandiri/BPD/BTPN dan Bank Jateng

TEMPAT WISATA YANG ADA DI KUTOWINAGUN.

1. Wanawisata Bulupitu
Wanawisata Bulupitu adalah sebuah objek Wanawisata dan Edukasi yang terdapat di
area Bukit Bulupitu Desa Tanjungseto adalah bagian dari alternatif kunjungan
wisatawan di Kebumen. Keunggulan destinasi tersebut adalah Keindahan dan
kesejukan alamnya. Pohon yang berusia ratusan tahun yang dilestarikan dan di
lindungi tumbuh dengan subur, seperti Pohon Bulu (Fiscus Annulata), Rao (Dragon
Tomelon), Manggisan (Garcinia) dan Kenari Lugut (Canarium). Selain itu masih
banyak tumbuh tanaman tanaman yang membuat hijaunya daerah tersebut sehingga
menjadi Hutan Wisata Kota Kebumen. Pengunjung yang ingin menguji adrenalin
dapat bermain Flying Fox dan Outbound serta Tracking di seputas kawasan hijau
Bulupitu. Fasilitas Basecamp, Tempat Parkir, MCK dan Gazebo menambah
kenyamanan pengunjung.

2. Wisata Ziarah

Masih di sekitar area yang sama juga dapat melakukan ritual keagamaan (wisata
ziarah) di Petilasan Raden Roro Nawan Wulan, Raden Cemeti dan Raden Bagus
Klantung. Untuk menuju kawasan tersebut akses jalan masuk sudah representatif
dengan beton rabat. Anak tangga dari cor semen sebanyak 325 tanjakan membuat
badan sedikit berkeringat tetapi menyehatkan. Ditempat Wisata Ziarah sudah terdapat
MCK, Tempat pedepokan untuk istirahat dan Kamar untuk melakukan ritual
peribadatan.

Desa Kutowinangun, Kecamatan Kutowinangun, Kebumen, kini memiliki taman kuliner


yang cantik dan representatif.

Berlokasi persis di barat Lapangan Kutowinangun. Tepatnya di utara Jalan Raya Kota
Kutowinangun, Kebumen. Dekat dengan SMPN 1 Kutowinangun. Tak jauh dari areal pusat
ekonomi, pusat pendidikan dan pemerintahan serta pasar tradisional.

Ya Kutowinangun secara administrasi pemerintahan memang masih bersatus desa. Namun


sejatinya ini merupakan salah satu kota tua di Kebumen. Di wilayah ini juga memenuhi
syarat sebagai kota kecil penyangga ibu kota kabupaten.
Terlebih wilayah Kecamatan Kutowinangun banyak peninggalan sejarah seperti Bukit
Bulupitu, Makam Trah Arung Binang dan Makam Ki Bumidirjo, sebagai cikal bakal pendiri
Kebumen.

Kutowinangun juga memiliki makanan khas seperti juadah dan aneka jenang , sate Ambal
hingga makanan lokal lainnya.

Sejak Minggu 16/1 Pemerintah Desa Kutowinangun mencoba berinovasi membuka Taman
Kuliner Desa Kutowinangun. Meski masih awal dan sederhana, taman kuliner itu mampu
mengundang perhatian warga. Menyediakan aneka jajanan lokal. Ada angkringan, jajan anak
hingga minuman dan jenang.

Kades Kutowinangun Fahmi Huda mengakui, saat ini Taman Kuliner Kutowinangun
memang baru perintisan. Artinya menu kuliner yang dijual para pedagang kaki lima (PKL)
juga belum lengkap. Namun pada saatnya akan ditambah dan dilengkapi kuliner khas
Kutowinangun.

Penulis yang mencoba mendatangi Tama Kuliner Kutowinangun Minggu (16/1) siang,
menjumpai sejumla PKL membuka lapak di kios yang disediakan. Ada kios aneka sosis,
pisang cokelat (piscok), cimol, bakso kuah, jenang tradisional, sempolan, rujak, lotek , seblak
hingga angkringan.

Kemudian ada kios nasi bakar, aneka es buah dan es degan. Selebihnya beberapa kios masih
kosong. Lokasinya strategis. Tak jauh dari pusat kota dan Pasar Kutowinangun. Menuju arah
Stasiun Kutowinangun Kebumen dan menju ke arah Poncowarno.

Taman Kuliner Kutowinangun itu juga berdekatan dengan kompleks pendidkan dan pusat
perkantoran. Pada hari Minggu pun lumayan ramai. Di hari biasa, tentu bisa menjadi jujugan
anak sekolah. Yuk coba datang dan nikmati menu di Taman Kuliner Desa Kutowinangun.

Setelah dari alun alun kutowinangun ke utara sekitar 1 km lalu ke kanan sebanyak kurang
lebih 2 km kita akan menemukan sebuah Rumah sakit yaitu RSU PKU Muhammadiyah
Kutowinangun.

1. Sejarah Muhamadiyah
Sejarah Singkat Muhammadiyah
Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912
M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran
sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, yang melakukan perintisan
atau kepeloporan pemurnian sekaligus pembaruan Islam di negeri berpenduduk
terbesar muslim di dunia. Sebuah gerakan yang didirikan oleh seorang kyai alim,
cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad
Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta. Kata ”Muhammadiyah” secara
bahasa berarti ”pengikut Nabi Muhammad”. Penggunaan kata ”Muhammadiyah”
dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak
perjuangan Nabi Muhammad. Penisbahan nama tersebut menurut H. Djarnawi
Hadikusuma mengandung pengertian sebagai berikut: ”Dengan nama itu dia
bermaksud untuk menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah umat
Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad saw, yaitu Islam. Dan
tujuannya ialah memahami dan melaksanakan agama Islam sebagai yang memang
ajaran yang serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, agar supaya dapat
menjalani kehidupan dunia sepanjang kemauan agama Islam. Dengan demikian
ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat memberi nafas bagi kemajuan umat
Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya.” Kelahiran dan keberadaan
Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dan merupakan menifestasi dari
gagasan pemikiran dan amal perjuangan Kyai Haji Ahmad Dahlan (Muhammad
Darwis) yang menjadi pendirinya. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci
dan bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai
menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh
Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di
Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari
Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang;
juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti Ibn
Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad
Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi
selama bermukim di Ssudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaru
pemikiran Islam itu telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri Kyai
Dahlan. Jadi sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan justru membawa ide dan
gerakan pembaruan, bukan malah menjadi konservatif.
Embrio kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk
mengaktualisasikan gagasan-gagasannya merupakan hasil interaksi Kyai Dahlan
dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama
yang diajarkan Kyai Dahlan, yakni R. Budihardjo dan R. Sosrosugondo. Gagasan
itu juga merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Dahlan di Kweekscholl
Jetis di mana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut secara ekstrakulikuler,
yang sering datang ke rumah Kyai dan menyarankan agar kegiatan pendidikan
yang dirintis Kyai Dahlan tidak diurus oleh Kyai sendiri tetapi oleh suatu
organisasi agar terdapat kesinambungan setelah Kyai wafat. Dalam catatan Adaby
Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama ”Muhammadiyah” pada
mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang
bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh
pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian
diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat istikharah (Darban, 2000: 34).
Artinya, pilihan untuk mendirikan Muhammadiyah memiliki dimensi spiritualitas
yang tinggi sebagaimana tradisi kyai atau dunia pesantren.
Gagasan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah tersebut selain untuk
mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan Kyai Dahlan, menurut Adaby
Darban secara praktis-organisatoris untuk mewadahi dan memayungi sekolah
Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang didirikannya pada 1 Desember
1911. Sekolah tersebut merupakan rintisan lanjutan dari ”sekolah” (kegiatan Kyai
Dahlan dalam menjelaskan ajaran Islam) yang dikembangkan Kyai Dahlan secara
informal dalam memberikan pelajaran yang mengandung ilmu agama Islam dan
pengetahuan umum di beranda rumahnya. Dalam tulisan Djarnawi Hadikusuma
yang didirikan pada tahun 1911 di kampung Kauman Yogyakarta tersebut,
merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”, yakni sebuah sekolah agama, yang tidak
diselenggarakan di surau seperti pada umumnya kegiatan umat Islam waktu itu,
tetapi bertempat di dalam sebuah gedung milik ayah Kyai Dahlan, dengan
menggunakan meja dan papan tulis, yang mengajarkan agama dengan dengan cara
baru, juga diajarkan ilmu-ilmu umum.
Maka pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijah
1330 Hijriyah di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi yang
bernama ”MUHAMMADIYAH”. Organisasi baru ini diajukan pengesahannya
pada tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah”
(Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912), yang kemudian
baru disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914. Dalam
”Statuten Muhammadiyah” yang pertama itu, tanggal resmi yang diajukan ialah
tanggal Miladiyah yaitu 18 November 1912, tidak mencantumkan tanggal
Hijriyah. Dalam artikel 1 dinyatakan, ”Perhimpunan itu ditentukan buat 29 tahun
lamanya, mulai 18 November 1912. Namanya ”Muhammadiyah” dan tempatnya
di Yogyakarta”. Sedangkan maksudnya (Artikel 2), ialah:
a. menyebarkan pengajaran Igama Kanjeng Nabi Muhammad Shallalahu
‘Alaihi Wassalam kepada penduduk Bumiputra di dalam residensi
Yogyakarta
b. memajukan hal Igama kepada anggauta-anggautanya.”Terdapat hal menarik,
bahwa kata ”memajukan” (dan sejak tahun 1914 ditambah dengan kata
”menggembirakan”) dalam pasal maksud dan tujuan Muhammadiyah
merupakan kata-kunci yang selalu dicantumkan dalam ”Statuten
Muhammadiyah” pada periode Kyai Dahlan hingga tahun 1946 (yakni:
Statuten Muhammadiyah Tahun 1912, Tahun 1914, Tahun 1921, Tahun
1931, Tahun 1931, dan Tahun 1941). Sebutlah Statuten tahun 1914: Maksud
Persyarikatan ini yaitu:
1) Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran Igama di
Hindia Nederland,
2) dan Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang
kemauan agama Islam kepada lid-lidnya.
Dalam pandangan Djarnawi Hadikusuma, kata-kata yang sederhana tersebut
mengandung arti yang sangat dalam dan luas. Yaitu, ketika umat Islam sedang
dalam kelemahan dan kemunduran akibat tidak mengerti kepada ajaran Islam
yang sesungguhnya, maka Muhammadiyah mengungkap dan mengetengahkan
ajaran Islam yang murni itu serta menganjurkan kepada umat Islam pada
umumnya untuk mempelajarinya, dan kepada para ulama untuk mengajarkannya,
dalam suasana yang maju dan menggembirakan. Pada AD Tahun 1946 itulah
pencantuman tanggal Hijriyah (8 Dzulhijjah 1330) mulai diperkenalkan.
Perubahan penting juga terdapat pada AD Muhammadiyah tahun 1959, yakni
dengan untuk pertama kalinya Muhammadiyah mencantumkan ”Asas Islam”
dalam pasal 2 Bab II., dengan kalimat, ”Persyarikatan berasaskan Islam”. Jika
didaftar, maka hingga tahun 2005 setelah Muktamar ke-45 di Malang, telah
tersusun 15 kali Statuten/Anggaran Dasar Muhammadiyah, yakni berturut-turut
tahun 1912, 1914, 1921, 1934, 1941, 1943, 1946, 1950 (dua kali pengesahan),
1959, 1966, 1968, 1985, 2000, dan 2005. Asas Islam pernah dihilangkan dan
formulasi tujuan Muhammadiyah juga mengalami perubahan pada tahun 1985
karena paksaan dari Pemerintah Orde Baru dengan keluarnya UU Keormasan
tahun 1985. Asas Islam diganti dengan asas Pancasila, dan tujuan
Muhammadiyah berubah menjadi ”Maksud dan tujuan Persyarikatan ialah
menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat
utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wata’ala”. Asas Islam
dan tujuan dikembalikan lagi ke ”masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”
dalam AD Muhammadiyah hasil Muktamar ke-44 tahun 2000 di Jakarta.
Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan itu melekat dengan
sikap, pemikiran, dan langkah Kyai Dahlan sebagai pendirinya, yang mampu
memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah Nabi
dengan orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga
memberi karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah di
kemudian hari. Kyai Dahlan, sebagaimana para pembaru Islam lainnya, tetapi
dengan tipikal yang khas, memiliki cita-cita membebaskan umat Islam dari
keterbelakangan dan membangun kehidupan yang berkemajuan melalui tajdid
(pembaruan) yang meliputi aspek-aspek tauhid (‘aqidah), ibadah, mu’amalah, dan
pemahaman terhadap ajaran Islam dan kehidupan umat Islam, dengan
mengembalikan kepada sumbernya yang aseli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi
yang Shakhih, dengan membuka ijtihad.Mengenai langkah pembaruan Kyai
Dahlan, yang merintis lahirnya Muhammadiyah di Kampung Kauman, Adaby
Darban (2000: 31) menyimpulkan hasil temuan penelitiannya sebagai
berikut:”Dalam bidang tauhid, K.H A. Dahlan ingin membersihkan aqidah Islam
dari segala macam syirik, dalam bidang ibadah, membersihkan cara-cara ibadah
dari bid’ah, dalam bidang mumalah, membersihkan kepercayaan dari khurafat,
serta dalam bidang pemahaman terhadap ajaran Islam, ia merombak taklid untuk
kemudian memberikan kebebasan dalam ber-ijtihad.”.
Adapun langkah pembaruan yang bersifat ”reformasi” ialah dalam merintis
pendidikan ”modern” yang memadukan pelajaran agama dan umum. Menurut
Kuntowijoyo, gagasan pendidikan yang dipelopori Kyai Dahlan, merupakan
pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek ”iman” dan ”kemajuan”,
sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di
zaman modern tanpa terpecah kepribadiannya (Kuntowijoyo, 1985: 36). Lembaga
pendidikan Islam ”modern” bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan
perkembangan Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok
pesantren kala itu. Pendidikan Islam “modern” itulah yang di belakang hari
diadopsi dan menjadi lembaga pendidikan umat Islam secara umum.Langkah ini
pada masa lalu merupakan gerak pembaruan yang sukses, yang mampu
melahirkan generasi terpelajar Muslim, yang jika diukur dengan keberhasilan
umat Islam saat ini tentu saja akan lain, karena konteksnya berbeda.
Pembaruan Islam yang cukup orisinal dari Kyai Dahlan dapat dirujuk pada
pemahaman dan pengamalan Surat Al-Ma’un. Gagasan dan pelajaran tentang
Surat Al-Maun, merupakan contoh lain yang paling monumental dari pembaruan
yang berorientasi pada amal sosial-kesejahteraan, yang kemudian melahirkan
lembaga Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKU). Langkah momumental ini
dalam wacana Islam kontemporer disebut dengan ”teologi transformatif”, karena
Islam tidak sekadar menjadi seperangkat ajaran ritual-ibadah dan ”hablu min
Allah” (hubungan dengan Allah) semata, tetapi justru peduli dan terlibat dalam
memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi manusia. Inilah ”teologi
amal” yang tipikal (khas) dari Kyai Dahlan dan awal kehadiran Muhammadiyah,
sebagai bentuk dari gagasan dan amal pembaruan lainnya di negeri ini.
Kyai Dahlan juga peduli dalam memblok umat Islam agar tidak menjadi korban
misi Zending Kristen, tetapi dengan cara yang cerdas dan elegan. Kyai mengajak
diskusi dan debat secara langsung dan terbuka dengan sejumlah pendeta di sekitar
Yogyakarta. Dengan pemahaman adanya kemiripan selain perbedaan antara Al-
Quran sebagai Kutab Suci umat Islam dengan kitab-kitab suci sebelumnya, Kyai
Dahlan menganjurkan atau mendorong ”umat Islam untuk mengkaji semua
agama secara rasional untuk menemukan kebenaran yang inheren dalam ajaran-
ajarannya”, sehingga Kyai pendiri Muhammadiyah ini misalnya beranggapan
bahwadiskusi-diskusi tentang Kristen boleh dilakukan di masjid (Jainuri, 2002:
78) .
Kepeloporan pembaruan Kyai Dahlan yang menjadi tonggak berdirinya
Muhammadiyah juga ditunjukkan dengan merintis gerakan perempuan ‘Aisyiyah
tahun 1917, yang ide dasarnya dari pandangan Kyai agar perempuan muslim
tidak hanya berada di dalam rumah, tetapi harus giat di masyarakat dan secara
khusus menanamkan ajaran Islam serta memajukan kehidupan kaum perempuan.
Langkah pembaruan ini yang membedakan Kyai Dahlan dari pembaru Islam lain,
yang tidak dilakukan oleh Afghani, Abduh, Ahmad Khan, dan lain-lain (mukti
Ali, 2000: 349-353). Perintisan ini menunjukkan sikap dan visi Islam yang luas
dari Kyai Dahlan mengenai posisi dan peran perempuan, yang lahir dari
pemahamannya yang cerdas dan bersemangat tajdid, padahal Kyai dari Kauman
ini tidak bersentuhan dengan ide atau gerakan ”feminisme” seperti berkembang
sekarang ini. Artinya, betapa majunya pemikiran Kyai Dahlan yang kemudian
melahirkan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam murni yang berkemajuan.
Kyai Dahlan dengan Muhammadiyah yang didirikannya, menurut Djarnawi
Hadikusuma (t.t: 69) telah menampilkan Islam sebagai ”sistem kehidupan mansia
dalam segala seginya”. Artinya, secara Muhammadiyah bukan hanya memandang
ajaran Islam sebagai aqidah dan ibadah semata, tetapi merupakan suatu
keseluruhan yang menyangut akhlak dan mu’amalat dunyawiyah. Selain itu,
aspek aqidah dan ibadah pun harus teraktualisasi dalam akhlak dan mu’amalah,
sehingga Islam benar-benar mewujud dalam kenyataan hidup para pemeluknya.
Karena itu, Muhammadiyah memulai gerakannya dengan meluruskan dan
memperluas paham Islam untuk diamalkan dalam sistem kehidupan yang nyata.
Kyai Dahlan dalam mengajarkan Islam sungguh sangat mendalam, luas, kritis,
dan cerdas. Menurut Kyai Dahlan, orang Islam itu harus mencari kebenaran yang
sejati, berpikir mana yang benar dan yang salah, tidak taklid dan fanatik buta
dalam kebenaran sendiri, menimbang-nimbang dan menggunakan akal pikirannya
tentang hakikat kehiduupan, dan mau berpikir teoritik dan sekaligus beripiki
praktik (K.R. H. Hadjid, 2005). Kyai Dahlan tidak ingin umat Islam taklid dalam
beragama, juga tertinggal dalam kemajuan hidup. Karena itu memahami Islam
haruslah sampai ke akarnya, ke hal-hal yang sejati atau hakiki dengan
mengerahkan seluruh kekuatan akal piran dan ijtihad.
Dalam memahami Al-Quran, dengan kasus mengajarkan Surat Al-Ma’un,
Kyai Dahlan mendidik untuk mempelajari ayat Al-Qur’an satu persatu ayat, dua
atau tiga ayat, kemudian dibaca dan simak dengan tartil serta tadabbur
(dipikirkan): ”bagaimanakah artinya? bagaimanakah tafsir keterangannya?
bagaimana maksudnya? apakah ini larangan dan apakah kamu sudah
meninggalkan larangan ini? apakah ini perintah yang wajib dikerjakan? sudahkah
kita menjalankannya?” (Ibid: 65). Menurut penuturan Mukti Ali, bahwa model
pemahaman yang demikian dikembangkan pula belakangan oleh KH.Mas
Mansur, tokoh Muhammadiyah yang dikenal luas dan mendalam ilmu agamanya,
lulusan Al-Azhar Cairo, cerdas pemikirannya sekaligus luas pandangannya dalam
berbagai masalah kehidupan.
Kelahiran Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan pembaruan
dari pendirinya, Kyai Haji Ahmad Dahlan, didorong oleh dan atas pergumulannya
dalam menghadapi kenyataan hidup umat Islam dan masyarakat Indonesia kala
itu, yang juga menjadi tantangan untuk dihadapi dan dipecahkan. Adapun faktor-
faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah antara lain:
1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi,
sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang
mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam
masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar
kemurniannya lagi;
2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak
tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam
memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan
zaman;
4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid
buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme,
formalisme, dan tradisionalisme;
5. dan Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan
pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending
Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan
rakyat
Karena itu, jika disimpulkan, bahwa berdirinya Muhammadiyah adalah karena
alasan-alasan dan tujuan-tujuan sebagai berikut:
a. Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan
Islam;
b. Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern;
c. Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam; dan
d. Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar (H.A. Mukti Ali,
dalam Sujarwanto & Haedar Nashir, 1990: 332).
Kendati menurut sementara pihak Kyai Dahlan tidak melahirkan gagasan-
gagasan pembaruan yang tertulis lengkap dan tajdid Muhammadiyah bersifat ”ad-
hoc”, namun penilaian yang terlampau akademik tersebut tidak harus
mengabaikan gagasan-gagasan cerdas dan kepeloporan Kyai Dahlan dengan
Muhammadiyah yang didirikannya, yang untuk ukuran kala itu dalam konteks
amannya sungguh merupakan suatu pembaruan yang momunemntal. Ukuran saat
ini tentu tidak dapat dijadikan standar dengan gerak kepeloporan masa lalu dan
hal yang mahal dalam gerakan pembaruan justru pada inisiatif kepeloporannya.
Kyai Dahlan dengn Muhammadiyah yang didirikannya terpanggil untuk
mengubah keadaan dengan melakukan gerakan pembaruan. Untuk memberikan
gambaran lebih lengkap mengenai latarbelakang dan dampak dari kelahiran
gerakan Muhammadiyah di Indonesia, berikut pandangan James Peacock (1986:
26), seorang antropolog dari Amerika Serikat yang merintis penelitian mengenai
Muhammadiyah tahun 1970-an, bahwa: ”Dalam setengah abad sejak
berkembangnya pembaharuan di Asia Tenggara, pergerakan itu tumbuh dengan
cara yang berbeda di bermacam macam daerah. Hanya di Indonesia saja gerakan
pembaharuan Muslimin itu menjadi kekuatan yang besar dan teratur. Pada
permulaan abad ke-20 terdapat sejumlah pergerakan kecil kecil, pembaharuan di
Indonesia bergabung menjadi beberapa gerakan kedaerahan dan sebuah
pergerakan nasional yang tangguh, Muhammadiyah. Dengan beratus-ratus cabang
di seluruh kepulauan dan berjuta-juta anggota yang tersebar di seluruh negeri,
Muhammadiyah memang merupakan pergerakan Islam yang terkuat yang pernah
ada di Asia Tenggara. Sebagai pergerakan yang memajukan ajaran Islam yang
murni, Muhammadiyah juga telah memberikan sumbangan yang besar di bidang
kemasyarakatan dan pendidikan. Klinik-klinik perawatan kesehatan, rumah-
rumah piatu, panti asuhan, di samping beberapa ribu sekolah menjadikan
Muhammadiyah sebagai lembaga non-Kristen dalam bidang kemasyarakatan,
pendidikan dan keagamaan swasta yang utama di Indonesia. ‘Aisyiah, organisasi
wanitanya, mungkin merupakan pergerakan wanita Islam yang terbesar di dunia.
Pendek kata Muhammadiyah merupakan suatu organisasi yang utama dan terkuat
di negara terbesar kelima di dunia.”Kelahiran Muhammadiyah secara teologis
memang melekat dan memiliki inspirasi pada Islam yang bersifat tajdid, namun
secara sosiologis sekaligus memiliki konteks dengan keadaan hidup umat Islam
dan masyarakat Indonesia yang berada dalam keterbelakangan. Kyai Dahlan
melalui Muhammadiyah sungguh telah memelopori kehadiran Islam yang otentik
(murni) dan berorientasi pada kemajuan dalam pembaruannya, yang
mengarahkan hidup umat Islam untuk beragama secara benar dan melahirkan
rahmat bagi kehidupan. Islam tidak hanya ditampilkan secara otentik dengan
jalan kembali kepada sumber ajaran yang aseli yakni Al-Qur‘an dan Sunnah Nabi
yang sahih, tetapi juga menjadi kekuatan untuk mengubah kehidupan manusia
dari serba ketertinggalan menuju pada dunia kemajuan.
Fenomena baru yang juga tampak menonjol dari kehadiran Muhammadiyah
ialah, bahwa gerakan Islam yang murni dan berkemajuan itu dihadirkan bukan
lewat jalur perorangan, tetapi melalui sebuah sistem organisasi. Menghadirkan
gerakan Islam melalui organisasi merupakan terobosan waktu itu, ketika umat
Islam masih dibingkai oleh kultur tradisional yang lebih mengandalkan
kelompok-kelompok lokal seperti lembaga pesantren dengan peran kyai yang
sangat dominan selaku pemimpin informal. Organisasi jelas merupakan fenomena
modern abad ke-20, yang secara cerdas dan adaptif telah diambil oleh Kyai
Dahlan sebagai “washilah” (alat, instrumen) untuk mewujudkan cita-cita Islam.
Mem-format gerakan Islam melalui organisasi dalam konteks kelahiran
Muhammadiyah, juga bukan semata-mata teknis tetapi juga didasarkan pada
rujukan keagmaan yang selama ini melekat dalam alam pikiran para ulama
mengenai qaidah “mâ lâ yatimm al-wâjib illâ bihi fa huwâ wâjib”, bahwa jika
suatu urusan tidak akan sempurna manakala tanpa alat, maka alat itu menjadi
wajib adanya. Lebih mendasar lagi, kelahiran Muhammadiyah sebagai gerakan
Islam melalui sistem organisasi, juga memperoleh rujukan teologis sebagaimana
tercermin dalam pemaknaan/penafsiran Surat Ali Imran ayat ke-104, yang
memerintahkan adanya “sekelompok orang untuk mengajak kepada Islam,
menyuruh pada yang ma‘ruf, dan mencegah dari yang munkar”. Ayat Al-Qur‘an
tersebut di kemudian hari bahkan dikenal sebagai ”ayat” Muhammadiyah.
Muhammadiyah dengan inspirasi Al-Qur‘an Surat Ali Imran 104 tersebut ingin
menghadirkan Islam bukan sekadar sebagai ajaran “transendensi” yang mengajak pada
kesadaran iman dalam bingkai tauhid semata. Bukan sekadar Islam yang murni, tetapi tidak
hirau terhadap kehidup. Apalagi Islam yang murni itu sekadar dipahami secara parsial.
Namun, lebih jauh lagi Islam ditampilkan sebagai kekuatan dinamis untuk transformasi sosial
dalam dunia nyata kemanusiaan melalui gerakan “humanisasi” (mengajak pada serba
kebaikan) dan “emanisipasi” atau “liberasi” (pembebasan dari segala kemunkaran), sehingga
Islam diaktualisasikan sebagai agama Langit yang Membumi, yang menandai terbitnya fajar
baru Reformisme atau Modernisme Islam di Indonesia

SEJARAH RSU PKU MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN

Rumah bersalin Siti Khotijah Kutowinangun berdiri 30 Desember tahun 1972 atas dasar
inisiatif Bapak Subagiono atas dasar pemikiran antara lain tertulis dalam Al-Qur’an :

Surat Al-Maidah ayat 2 yang artinya :

“ Dan tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan takwa dan jangan tolong
menolonglah kamu dalam berbuat dosa pelanggaran. Sesungguhnya Alloh sangat berat
siksanya “ (QS : Al-Ma’idah ayat 2).”

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas Bapak Subagiono bersama teman-teman mendirikan


sebuah rumah bersalin yang bertempat di kediaman Bapak Haji Damiri di Jalan Pemuda N0.
17 Kutowinangun sampai pada tahun 1986. Kemudian sesuai dengan perkembangan yang
telah ada di masyarakat Kutowinangun dan sekitarnya, maka pada tahun 1997 Rumah
Bersalin Siti Khotijah ini berubah menjadi BP/ RB PKU Muhammadiyah Kutowinagun
dengan jumlah tempat tidur 48 kamar dan bertempat di Jalan Pemuda No.12 Kutowinangun,
Kebumen.

Selanjutnya karena animo masyarakat Kutowinangun dan sekitarnya semakin meningkat,


maka Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kutowinangun memutuskan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menaikkan status BP/ RB PKU Muhammadiyah
menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) PKU Muhammadiyah Kutowinangun dengan surat izin
nomor : 503/1306/Dinkes /SISPRS/ VIII/ 2004.

VISI

Menuju Rumah Sakit yang Islami dengan pelayanan yang prima, profesional, terjangkau
dengan tanpa mengesampingkan unsur sosial.
MISI

 Mewujudkan RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun sebagai Rumah Sakit yang


bernuansa islami
 Mewujudkan RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun sebagai media da’wah islam
 Menerima rujukan medik dan kesehatan bagi masyarakat Kutowinangun dan
sekitarnya.
 Senantiasa meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan perkembangan IPTEK.
 Selalu berorientasi pada kepuasan pelanggan.
 Senantiasa meningkatkan profesionalisme dan memperhatikan kesejahteraan
karyawan

FALSAFAH

Falsafah Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Kutowinangun adalah amal usaha
Persyarikatan Muhammadiyah yang merupakan manifestasi Iman kepada Allah SWT berupa
amal sholeh dan menjadikannya sebagai sarana ibadah, sesuai dengan jiwa QS. Al Baqarah :
25, Maryam : 96 dan Asyua’ara : 80.

Poliklinik Dokter Spesialis

Layanan spesialis merupakan layanan dengan pemeriksaan mendalam bersama dokter ahli
sesuai dengan spesialisasi masing-masing. Saat ini Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Kutowinangun memiliki 11 orang dokter spesialis, dan 2 orang dokter gigi
di antaranya :

1. Spesialis Kandungan 2 orang


2. Spesialis Urologi
3. Spesialis Anak
4. Spesialis Penyakit dalam
5. Spesialis Bedah
6. Spesialis Radiologi
7. Spesialis Patologi Klinik
8. Spesialis Anestesi
9. Spesialis Orthopedi
10. Spesialis jantung

Ambulance Gratis

Layanan Ambulance gratis diperuntukkan untuk pasien rawat inap yang berada dalam radius
10 km dari rumah sakit. Layanan itu meliputi layanan antar maupun jemput jika diinginkan.

Untuk mendapatkan layanan ini , masyarakat bisa menghubungi nomor : 0287 661137 /
081326494610

UGD/ Dokter Umum 24 Jam

Dokter umum merupakan dokter yang memberikan pelayanan utama dan perawatan medis
awal dan berkelanjutan kepada pasien dari segala kelompok usia baik di Unit Gawat Darurat
maupun Rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun. Dokter umum akan
standby 24 jam untuk mengontrol menjaga kondisi jika sewaktu-waktu dibutuhkan
penanganan. Saat ini dokter umum di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun terdapat 8
(delapan) orang, dan siap memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

UGD sebagai garda terdepan pelayanan diperkuat oleh tenaga-tenaga medis yang
berpengalaman dengan berbagai sertifikat keahlian.

DAFTAR MITRA

Kedinasan

 Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen

Asuransi

 BPJS Kesehatan
 Jasa Raharja
 Kresna Insurance
 Asuransi Sinar Mas

Rumah Sakit Rujukan

Rumah Sakit Type D

 RS PKU Muhammadiyah Petanahan


 RS Permata Medika
 RS Wijaya Kusuma
Rumah Sakit Type C

 RSUD Prembun
 RS PKU Muhammadiyah Sruweng
 RSUD dr. Soedirman Kebumen
 RS PKU Muhammadiyah Gombong

Farmasi

 Kimia Farma
 Perbankan
 Bank Jateng Cabang kutowinangun
 BNI Cabang Prembun

Faskes I

Daftar Faskes I di sekitar Rumah Sakit

 Kecamatan Kutowinangun
 Kecamatan Ambal
 Kecamatan Poncowarno
 Kecamatan Prembun
 Kecamatan Mirit
 Kecamatan Bonorowo
 Kecamatan Buluspesantren
 Kecamatan Kebumen

FASKES RUJUKAN

Berikut Daftar Faske Rujukan :

Rumah Sakit Tipe D

a. RS Wijaya Kusuma
Jl. Gelatik, No 1-A Kecamatan Kebumen, Kebumen, Jawa Tengah 54311 ,
Telepon (0287) 381954
b. b. RS Permata Medika
Jl. Indrakila No. 17, Indrakila, Kecamatan Kebumen, Kebumen, Jawa Tengah
54311,
Telepon (0287) 3870779

Rumah Sakit Tipe C

a. RSUD dr. Soedirman Kebumen


Jl. Lingkar Selatan, Muktisari, Kebumen, Jawa Tengah 54212,
Telepon (0287) 3873318
b. RSUD Prembun
Jl. Slamet Riyadi No. 53 Prembun, Prembun, Kebumen, Telepon (0287)
6651144, 66551146
c. RS PKU Muhammadiyah Sruweng
Jl. Raya Sruweng No. 5 Sruweng, Sruweng, Kebumen, Jawa Tengah 54361,
Telepon (0287) 382597
d. RS PKU Muhammadiyah Gombong
Jl. Yos Sudarso No. 461 Gombong, Gombong, Kebumen, Jawa Tengah 54412,
Telepon (0287) 471780, 471422
e. RS Siaga Medika
Jl. Pramuka No. 55 Banyumas, Jawa Tengah, Telepon (0281) 796645
Untuk pendaftaran pasien bisa melalui mobile JKN atau melalui whatsapp, serta pasien pun
dapat mengisi untuk lembar complain atau kritik dan saran pada kotak yang sudah di
sediakan . bisa juga melalui whatsapp complain center.

Jadwal dokter Spesialis

SENIN
 Spesialis Dalam (dr. Khayati Handayani sp.PD) jam 14.30 – selesai
 Poli anak ( dr. Dyah Ayu Wulansari, M. Sc.Sp. A) jam 14.30 – selesai
 Poli syaraf ( dr. Dedi Febriandaru Sp. N ) 14.30 – selesai
 Poli Kandungan ( dr. Sherlyana Mega Aprivinta, Sp. OG) 14.30- selesai
 Poli gigi (drg. Sari Purwanti ) 08.00 – 15.30, drg Sania K 16.00-21.00
 Poli Orthopedi ( dr. Hendi Dwi Bharata , Sp. OT) 15.00 – selesai
 Poli Bedah ( dr. Ricky Dwi Nur Tyastomo, Sp. B) 19.00- selesai
 Poli Urologi (dr. M. Irbabul Lubab, Sp. U ) 15.30 – selesai

Penunjang medis
Fisiotherapi : 07.00-16.00
Konsultasi Gizi : 07.00 – 14.00
Melayani pasien UMUM dan JKN

SELASA
 Spesialis Dalam (dr. Khayati Handayani sp.PD) jam 17.00 – selesai
 Poli anak ( dr. Dyah Ayu Wulansari, M. Sc.Sp. A) jam 14.30 – selesai
 Poli syaraf ( dr. Dedi Febriandaru Sp. N ) 14.30 – selesai
 Poli Kandungan ( dr. Sherlyana Mega Aprivinta, Sp. OG) 15.00- selesai
 Poli gigi (drg. Sari Purwanti ) 08.00 – 15.30, drg Sania K 16.00-21.00
 Poli Jantung ( dr. N. Imam Persada, Sp. JP,FIHA ) 14.30 – selesai
 Poli Bedah ( dr. Ricky Dwi Nur Tyastomo, Sp. B) 14.30- selesai

Penunjang medis
Fisiotherapi : 07.00-16.00
Konsultasi Gizi : 07.00 – 14.00
Melayani pasien UMUM dan JKN

RABU
 Spesialis Dalam (dr. Khayati Handayani sp.PD) jam 14.30 – selesai
 Poli anak ( dr. Dyah Ayu Wulansari, M. Sc.Sp. A) jam 14.30 – selesai
 Poli Kandungan ( dr. Endy Wibowo Sp. OG) 14.30- selesai
 Poli igigi (drg. Sari Purwanti ) 08.00 – 15.30, drg Sania K 16.00-21.00
 Poli Orthopedi ( dr. Hendi Dwi Bharata , Sp. OT) 15.00 – selesai
 Poli Bedah ( dr. Ricky Dwi Nur Tyastomo, Sp. B) 19.00- selesai

Penunjang medis
Fisiotherapi : 07.00-16.00
Konsultasi Gizi : 07.00 – 14.00
Melayani pasien UMUM dan JKN
KAMIS
 Spesialis Dalam (dr. Khayati Handayani sp.PD) jam 17.00 – selesai
 Poli anak ( dr. Dyah Ayu Wulansari, M. Sc.Sp. A) jam 14.30 – selesai
 Poli syaraf ( dr. Dedi Febriandaru Sp. N ) 14.30 – selesai
 Poli Kandungan ( dr. Sherlyana Mega Aprivinta, Sp. OG) 15.00- selesai, (DR. Endy
Wibowo Sp. OG ) 18.00 - selesai
 Poli gigi (drg. Sari Purwanti ) 08.00 – 15.30, drg Sania K 16.00-21.00
 Poli Jantung ( dr. N. Imam Persada, Sp. JP,FIHA ) 14.30 – selesai
 Poli Bedah ( dr. Ricky Dwi Nur Tyastomo, Sp. B) 14.30- selesai

Penunjang medis
Fisiotherapi : 07.00-16.00
Konsultasi Gizi : 07.00 – 14.00
Melayani pasien UMUM dan JKN

JUM’AT

 Spesialis Dalam (dr. Khayati Handayani sp.PD) jam 17.00– selesai


 Poli anak ( dr. Dyah Ayu Wulansari, M. Sc.Sp. A) jam 14.30 – selesai
 Poli syaraf ( dr. Dedi Febriandaru Sp. N ) 14.30 – selesai
 Poli Kandungan ( dr. Sherlyana Mega Aprivinta, Sp. OG) 14.30- selesai, (DR. Endy
Wibowo Sp. OG ) 18.00 – selesai.
 Poli gigi (drg. Sari Purwanti ) 08.00 – 15.30, drg Sania K 16.00-21.00
 Poli Orthopedi ( dr. Hendi Dwi Bharata , Sp. OT) 15.00 – selesai
 Poli Bedah ( dr. Ricky Dwi Nur Tyastomo, Sp. B) 19.00- selesai
 Poli Urologi (dr. M. Irbabul Lubab, Sp. U ) 15.30 – selesai

Penunjang medis
Fisiotherapi : 07.00-16.00
Konsultasi Gizi : 07.00 – 14.00
Melayani pasien UMUM dan JKN
SABTU

 Spesialis Dalam (dr. Khayati Handayani sp.PD) jam 17.00 – selesai


 Poli Kandungan ( dr. Sherlyana Mega Aprivinta, Sp. OG) 15.00- selesai, (DR. Endy
Wibowo Sp. OG ) 18.00 - selesai
 Poli gigi (drg. Sari Purwanti ) 08.00 – 14.00
 Poli Jantung ( dr. N. Imam Persada, Sp. JP,FIHA ) 08.30 – selesai

Penunjang medis
Fisiotherapi : 07.00-16.00
Konsultasi Gizi : 07.00 – 14.00
Melayani pasien UMUM dan JKN

KETENTUAN JADWAL DAPAT BERUBAH TERGANTUNG KONFIRMASI


DOKTER

Daftar layanan lain yang tersedia di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinngun antara lain :

1. EKG
Elektrokardiogram (EKG) adalah tes sederhana untuk mengukur dan merekam
aktivitas listrik jantung. Tes ini menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik yang
disebut elektrokardiograf.. Dokter merekomendasikan EKG bagi pasien yang
mengalami gejala-gejala gangguan jantung, seperti: nyeri dada, dan lain-lain.

2. USG
USG merupakan layanan penunjang medis di RSU PKU Muhammadiyah
Kutowinangun yang berfungsi untuk menunjang diagnosis, serta memonitor penyakit dan
pengobatan. Ultrasonography (USG) merupakan prosedur pencitraan menggunakan teknologi
gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk memproduksi gambar tubuh bagian dalam, seperti
organ tubuh atau jaringan lunak. Pelayanan USG diRSU PKU Muhammadiyah meliputi :

Jenis USG

1. Ultrasonography 2 dimensi
Sesuai dengan namanya, gambar yang dihasilkan hanyalah gambar datar, dan
biasanya berwarna hitam putih.Meskipun hanya dalam bentuk gambar 2 dimensi,
ukuran bayi, jumlah air ketuban, dan kelainan fisik seperti ukuran kepala yang besar,
sudah dapat dideteksi. Alat USG 2D dengan resolusi gambar yang bagus, mampu
melihat kelainan fisik hingga 80%.Jadi, bila memang kondisi janin normal dan tidak
ada kemungkinan janin mengalami kelainan organ dalam, maka USG 2D sudah
sangat cukup untuk pemeriksaan.
2. Ultrasonography 4 dimensi
USG 4 dimensi menghasilkan output pemeriksaan berupa video. Ada kalanya dokter
memerlukan pengamatan tentang fetal behavior / perilaku janin lebih intensif. USG 4
dimensi akan menhasilkan gambaran yang lebih jelas tentang bayi dalam kandungan,
meskipun secara pengoperasian dan biaya lebih mahal dibandingkan USG 2 dimensi.

Fungsi USG

1. USG Abdomen. Untuk memeriksa jika terdapat kelainan organ hati, ginjal, limpa,
empedu, dan pankreas. USG perut juga dapat melihat kelainan seperti radang usus
buntu, hernia, dan pembesaran kelenjar getah bening dalam perut. Selain itu, USG
perut dapat digunakan untuk melihat aliran pembuluh darah dalam perut, serta sebagai
alat pemandu saat melakukan tindakan biopsi jaringan pada organ dalam perut, atau
saat mengeluarkan cairan dari rongga perut pada asites.
2. USG Kehamilan. Untuk memastikan kehamilan, memeriksa denyut jantung janin,
kondisi perkembangan janin, perkiraan usia kehamilan dan waktu persalinan,
perkiraan jenis kelamin, jumlah air ketuban, dan aliran darah pada janin. USG
kehamilan juga dapat melihat kelainan yang mungkin terjadi pada rahim, indung telur,
serviks, dan plasenta, serta untuk mendiagnosis jika terdapat kehamilan etopik, hamil
kembar, kelainan bawaan pada janin (misalnya sindrom Down), tumor, atau
keguguran.USG kehamilan juga digunakan untuk membantu mengarahkan dalam
prosedur amniocentesis atau proses pengambilan sampel cairan air ketuban, bila
diperlukan.

3. APOTEK 24 JAM

Selain menyediakan obat-obatan yang cukup lengkap, apotek rumah sakit juga
didukung oleh apoteker yang berpengalaman di bidangnya dan siap melayani
kebutuhan pasien 24 jam.
4. LABORATORIUM

Pelayanan Laboratorium merupakan salah satu penunjang medis di RSU PKU


Muhammadiyah Kutowinangun dengan peranan sebagai penunjang diagnosis, serta
memonitor penyakit dan pengobatan. Memiliki laboratorium yang lengkap dengan didukung
oleh Sumber Daya Manusia yang handal dan mampu melayani pasien 24 jam. Tersedia pula
alat-alat dari generasi terbaru untuk pemeriksaan Laboratorium seperti Hematology Analyzer,
Clinical Chemistry, dll.

1. Jenis pemeriksaan laborat


1. HEMATOLOGI
 Darah Lengkap (Hb,Ht, AL, AT, AE, HJL)
 CT/BT
 Golongan Darah
 LED
 MDT
2. SEROLOGI
 HbsAg
 WidalIgG/IgM
 HIV
3. KIMIA DARAH
 Glukosa Sewaktu
 Glukosa Puasa
 Glukosa 2 jam PP
 Ureum
 Creatinin
 SGOT
 SGPT
 Asam Urat
 Kolesterol
 Trigliserid
 HDL
 LDL
4. ANALISIS FESES
 Fese lengkap
5. Pemeriksaan rutin seperti Darah Lengkap (Hb, Ht, Leuko, dll), Urine
Lengkap, Test Fungsi Hati, Test Fungsi Ginjal, Test Hepatitis, Test Tiroid, dll
6. Pemeriksaan Panel/Paket seperti Paket Febris, Paket Stroke, Paket Diabetes,
Paket Alergi, dll
7. Pemeriksaan khusus seperti Kultur mikroorganisme, dll
8. URINALISASI
 Trigliserid
 HDL
 LDL
 Urin Lengkap
 Tes Kehamilan
 Protein Urine

5. RONTGEN

Pelayanan rontgen merupakan salah satu penunjang medis di RSU PKU


Muhammadiyah Kutowinangun dengan peranan sebagai penunjang diagnosis, serta
memonitor penyakit dan pengobatan.Rontgen adalah tindakan menggunakanradiasi
untuk mengambil gambar bagian dalam dari tubuh seseorang.Utamanya, rontgen
digunakan untuk mendiagnosa masalah kesehatan dan yang lainnya untuk
pemantauan kondisi kesehatan yang ada. Terdapat berbagai jenis rontgen, masing-
masing dengan kegunaan yang spesifik.
Macam-macam pelayanan rontgen di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun
Pemeriksaan Sederhana (Non Kontras)
– Abdomen/BNO
– Abdomen 2 Posisi
– Abdomen 3 Posisi
– Ankle joint Dx/Sin
– Antebrachii Dx/Sin
– Clavicula Dx/Sin
– Cranium AP/Lat
– Cranium 3 Posisi
– Cruris Dx/Sin
– Elbow Joint Dx/Sin
– Femur Dx/Sin
– Genu Dx/Sin
– Hip Joint
– Humerus Dx/Sin
– Manus Dx/Sin
– Pedis Dx/Sin
– Pelvis
– Shoulder Joint Dx/Sin
– Sinus Paranasal
– Thorax
– Waters’s
– Wrist Joint Dx/Sin
– V. Cervical
– V. Thoracolumbal
– V. Lumbosacral
– Gigi
RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun belum bisa menangani kasus-kasus yang
membutuhkan pemeriksaan MRI maupun CT Scan

6. UGD / DOKTER UMUM 24 JAM

Dokter umum merupakan dokter yang memberikan pelayanan utama dan perawatan
medis awal dan berkelanjutan kepada pasien dari segala kelompok usia baik di Unit
Gawat Darurat maupun Rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun.
Dokter umum akan standby 24 jam untuk mengontrol menjaga kondisi jika sewaktu-
waktu dibutuhkan penanganan. Saat ini dokter umum di RSU PKU Muhammadiyah
Kutowinangun terdapat 8 (delapan) orang, dan siap memberikan pelayanan terbaik
bagi masyarakat.
UGD sebagai garda terdepan pelayanan diperkuat oleh tenaga-tenaga medis yang
berpengalaman dengan berbagai sertifikat keahlian.

7. HCU

HCU merupakan unit pelayanan di rumah sakit bagi pasien yang memerlukan
pengobatan, perawatan dan pengawasan ketat meski dengan kondisi respirasi,
hemodinamik dan kesadaran yang stabil . Pengawasan ketat tersebut dalam rangka
mewaspadai resiko terjadi ketidakstabilan sewaktu-waktu. Dengan pelayanan HCU
ini akan diketahui arah sakitnya pasien ke arah membaik atau sebaliknya memburuk.

8. KHITAN CENTER

Khitan Medis

Kami membuka pelayanan sunat modern untuk segala usia dari bayi hingga dewasa, dengan
menerapkan standar medis dan dikerjakan oleh dokter berpengalaman menggunakan alat
Electric Cauter/ Laser.

9. AMBULANCE GRATIS

Layanan Ambulance gratis diperuntukkan untuk pasien rawat inap yang berada dalam
radius 10 km dari rumah sakit. Layanan itu meliputi layanan antar maupun jemput
jika diinginkan.
Untuk mendapatkan layanan ini , masyarakat bisa menghubungi nomor : 0287 661137
/ 081326494610

10. BINA ROHANI

Di sediakan untuk pasien yang membutuhkan serta untuk karyawan RSU PKU
Muhammadiyah Kutowinangun untuk memperdalam ilmu agama.
Layanan Rumah Sakit tidak lepas dari misi dakwah dengan menunjukan Islam yang
rahmatan lil ‘alamiin, dan menjadikan islam sebagai pondasi dalam melakukan
seluruh aktivitas dalam pelayanan.
Selain itu juga ada kajian rutin untuk karyawan setiap bulan, serta pengajian yang di
adakan rutin setiap ahad pada awal bulan.

11. IMUNISASI
Jadwal Imunisasi RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun adalah setiap tanggal 16
setiap bulannya, untuk ketersediann vaksin bisa di tanyakan ke bagian Informasi
Rumah sakit. Acara di mulai pukul 08.00 sampai dengan selesai.

12. SENAM GRATIS


Kegiatan ini di adakan setiap Jumat pagi pukul 07.00 sampai dengan selesai, boleh di
ikuti oleh karyawan dan juga umum.

PIMPINAN YANG PERNAH MENJABAT DIREKTUR DI RSU PKU


MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN

1. Dr. HASYIM ASNGARI


2. Dr. DEWI RAHMAWATI
3. Dr. HASAN BAYUNI
4. Dr. LIKA (pj sementara menggantikan dr. Hasan Bayuni)
5. Dr. RHENI HARYANTI
6. Dr. RIO DIMAS SUGIARTA

Panduan untuk pasien


Pasien dapat membuat janji temu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kutowinangun di
platform Hello Sehat melalui cara berikut: Langkah 1: • Buka https://hellosehat.com/care/ dan
klik “Booking dokter” • Masukkan "Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kutowinangun" di
kotak pencarian • Cari layanan yang Anda butuhkan atau dokter yang ingin Anda temui • Pilih
waktu ujian dan klik kotak "Lanjutkan untuk membuat booking" • Isi informasi pribadi Anda
dan selesaikan booking. Langkah 2: Pergi ke rumah sakit atau klinik terjadwal, pergi ke konter
penerimaan medis, tunjukkan informasi booking kepada resepsionis/perawat Langkah 3: Masuk
ke klinik untuk pemeriksaan.
Jumlah ketersediaan tempat tidur
 Kelas 1 (kapasitas 11 bed)
 Kelas 2 (kapasitas 10 bed)
 Kelas 3 (kapasitas 17 bed)
 ICU (kapasitas 5 bed)
 Peristi (kapasitas 4 bed)
 Ruang bersalin (kapasitas 4 bed)
 Isolasi (kapasitas 3 bed)
 UGD (kapasitas 6 bed)
 Dokter umum 7
 Dokter spesialis 11

Fasilitas umum yang ada di luar Rumah sakit / lingkup rumah sakit

a. Tempat parkir
Tempat parkir rumah sakit saat ini berada di depan dan sebelah timur
rumah sakit. Memang belum cukup besar, namun sementara masih
mencukupi untuk kebutuhan masyarakat.
Sementara untuk tempat parkir karyawan ada di sebelah barat Rumah
sakit di sebrang jalan .

b. masjid at muttaqin
Masjid Al Muttaqin berada di seberang atau di depan RSU PKU
Muhammadiyah kutowinangun. Masjid ini berada persis di depan dan
di pinggir jalan depan rumah sakit
Masjid Al Muttaqin adalah masjid yang dikelola oleh PCM
Kutowinangun dan digunakan oleh masyarakat umum dan juga
karyawan maupun pengunjung rumah sakit untuk beribadah.
Masjid Al Muttaqin dilengkapi dengan peralatan standar rumah sakit
seperti toilet, tempat wudhu, mukena maupun sarung untuk jama’ah
dan dilengkapi juga dengan proyektor, peralatan audio yang cukup
bagus. Mulai Desember 2019, Masjid Al Muttaqin dilengkapi dengan
AC.
Untuk pengunjung yang kebingungan tentang informasi tentang jam kunjung atau terkait
dengan informasi pasien yang sedang rawat inap bisa menanyakan informasi tersebut ke
bagian security atau pun pendaftaran dan bisa juga di bagian informasi.
JANGAN MALU BERTANYA YA…KARENA MALU BERTANYA SESAT DI JALAN.
DAN JANGAN LUPA BUDAYA MALU
1. Saya malu datang terlambat
2. Saya malu tidak tersenyum
3. Saya malu tidak bertegur sapa dengan sesama rekan
4. Saya malu pulang lebih awal
5. Saya malu pekerjaan terbengkalai
6. Saya malu bekerja tanpa tanggung jawab
7. Saya malu berpakaian tidak sesuai aturan
8. Saya malu berperilaku dan bicara tidak sopan
9. Saya malu bekerja melanggar SPO
10. Saya malu menuntut hak tetapi lupa kewajiban

Anda mungkin juga menyukai