E. KASUS
1. Subjek : Pasien Ny. M
2. Tenaga yang terlibat :
a. Lintang Rizki Johari, A.Md.Kep
b. Lili Sudarwati, A.Md.Kep
c. Dwi Maifatmawati, S.Kep., Ns
d. Hindun Muntofingah, S.Kep., Ns
e. Nofiani Syahfitri, A.Md.Kep
f. Atikah Amalia, A.Md.Kep
g. Sumpeno Adi Prasetyo, S.Kep
3. Kronologi Kasus
Diagnosa Keperawatan :
Nyeri
Bersihan jalan nafas tidak efektif
12.00 S : Pasien mengatakan lemas (+) nyeri Hindun
sendi (+) mual (+) pusing berputar (+)
Muntofingah,
batuk berdahak (+) sesak nafas (+)
skala nyeri 6 hilang timbul. S.Kep., Ns
O : TD : 130/80 mmHg
N : 100x/mnt
RR: 20x/mnt
S : 36,8oC
SPO2 : 96%
Hasil Ro : Cardiomegali, Pneumonia
Bilateral
Hsail Lab :
Hb : 9,4
AL : 9,1
AT : 288
GDS : 92
Ur/cr : 93/1,2
Ot/pt : 144/118
RAG : (-)
A : Bersihan jalan nafas tidak efektif
Gangguan perfusi jaringan perifer tidak
efektif
Nyeri akut
P : Lanjut intervensi
Monitor TTV
Anjurkan minum hangat
Posisikan semi fowler
Monitor O2, SPO2
Motivasi ma/mi sedikit tapi sering
Kaji skala nyeri
Motivasi makan minum sedikit tapi
sering
EWS/2 jam
RJ : setiap hari
14.00 Perawat shift siang menerima operan jaga Hindun
KU : Cukup Kes : CM GCS : 15 E4M6V5
Muntofingah,
O:
TD : 120/80 mmHg S.Kep., Ns
S : 36,2oC
N : 73x/mnt
RR : 20x/mnt
SPO2 : 98%
A : Devisit volume cairan
Nyeri akut
P : Monitor KU dan TTV
Kaji skala nyeri
Motivasi ma/mi sedikit tapi sering
EWS/12 jam
RJ ulang 28/2/2023
Usul pemberian paracetamol
14.30 S: pasien mengatakan sesak nafas, batuk, Atikah
pusing mual
Amalia,
O : TD : 120/90 A.Md.Kep
N : 98
S : 36,7
RR : 26
SpO2 : 95%
Terpasang O2 NRM 10 lpm
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor KU dan TTV
- Monitor O2 dan SpO2
- Anjurkan minum hangat
- Posisikan semifowler
- Motivasi makan dan minum sedikit
tapi sering
- EWS/2 jam
- RJ/hari
- Bac EKG
15.00 S: pasien mengatakan sesak nafas, batuk, mual Atikah
TD : 120/90
N : 98
S : 36,7
RR : 26
SpO2 : 95%
Terpasang O2 NRM 10 lpm dinaikkan jadi
12 lpm
O2 tersisa 1200 L
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor KU dan TTV
- Monitor O2 dan SpO2
- Anjurkan minum hangat
- Posisikan semifowler
- Motivasi makan dan minum sedikit
tapi sering
- EWS/2 jam
- RJ/hari
- Baca EKG
15.20 Keluarga pasien memanggil perawat jaga. Atikah
Perawat jaga memonitor KU dan TTV:
Amalia,
S:-
O: Ku : lemah A.Md.Kep
Kesadaran : Coma
GCS: E1M1V1
TD : tidak teraba
HR : tidak teraba
RR : -
Akral teraba dingin
15.25 Perawat lapor Dr jaga Atikah
Dr jaga naik kebangsal
Advs dr jaga RJP 5 siklus Amalia,
A.Md.Kep
15.48 Setelah RJP 5 siklus perawat mengecek TTV Atikah
S :-
Amalia,
O: TD : - A.Md.Kep
N:-
RR : -
SpO2 : -
Akral teraba dingin
Pupil medriasis
A: Cardiac arest
P: Lanjutkan Intervensi
Perawatan jenazah
Mengetahui,
Ketua Komite Keperawatan Sub Mutu Komite Keperawatan
1. Pembukaan : Rapat dibuka dengan salam dan di awali bacaan basmallah bersama.
2. Inti Rapat (Menceritakan Kronologi)
Lintang Rizki Johari, A.Md.Kep : Pasien datang ke IGD dengan keluhan lemes, pucat, demam, nyeri lutut, tidak mau makan, curiga anemia,
TD : 127/67, spo 99, S 37, Sesak -, batuk-, pasien di tempatkan prioritas 2. Dokter jaga memeriksa pasien dan memberikan terapi sesuai yang
terlampir di RM.
Lakukan Ro thorax jam 9.30 WIB. Pasien tidak mengeluh sesak, hanya lemas dan nggreges. Sampai di radiologi masih stabil. Transfer kembali
ke UGD. Pasien mengeluh dingin, lakukan Tindakan di prioritas 1 bed 2. Hasil ro basahan hasilnya putih curiga pneumonia bilateral. Asesmen
ulang dan didapatkan hasil setelah 30 menit etelah Ro, pasien gelisah, posisikan semi fowler, pakai NRM 8 lpm. Cek ulang SPO2 96,97%.
Setelah asesmen ulang baru mengatakan pasien ada batuk lama tapi kadang-kadang.
Lili Sudarwati, A.Md.Kep : Sebelum memberikan oksigen konsul dulu ke DU. Pasien tidak dimasukkan ICU karena saat di UGD tidak ada
perburukan. Saturasi stabil.
Transfer pasien menggunakan oksigen transfer.
Dari awal masuk tidak ada keluhan sesek dan batuk. Keluhan utama nyeri lutut dan lemes.
Hindun Muntofingah, S.Kep., Ns : Pasien atas nama Munjinah masuk jam 11.15 di F1. TTV : TD 130/80, N 100, S 36,8 RR 22, SPO2 96 NRM
10 lpm.
Keluhan lemes, sendi sakit, mual muntah 5 kali, demam 3 hari, pusing, batuk berdahak, makan sedikit hanya 2 sendok.
Injeksi ondan jam 14.00, ceftriaxone jam 14.00, nebulizer jam 12.00. EWS masuk kategori kuning yang dilakukan pemeriksaan per 2 jam. Pasien
masih bisa komunikasi namun sesak dan lepas. Pasien sering melepas NRM. Saat diusulkan pasien masuk ICU karena SPO2 nya 79% namun
informasi dari DU tidak menyarankan masuk ICU.
Sumpeno Adi N: Setelah dioperkan, kondisi pasien CM, mengeluh sesak, batuk, mual, nyeri sendi, makan sedikit. EWS per 2 jam. Meskipun
EWS per 2 jam namun dilakukan per sesuai kebutuhan.
Pasien belum sempat divisite DPJD, saat DPJP visite pasien tersebut dilaporkan kepada DPJP dalam keadaan sudah meninggal. EKG tidak
sempat dibaca oleh DPJP.
Notulen