Anda di halaman 1dari 36

TRAUMA

TUMPUL
ABDOMEN
(DEAD CASE)
IDENTITAS
 Nama : sdr. CC
 Umur : 23 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Kp Rancabango
 Pekerjaan :-
 Status : Belum Menikah
 Agama : Islam
 Tanggal Pemeriksaan : 18 September 2019
ANAMNESIS
 Pasien datang ke IGD RSUD Kota Bandung diantar
oleh keluarganya, dengan keluhan nyeri perut,
terasa sesak seperti mau bab tapi tidak keluar
bab, seperti menahan kentut tapi untuk kentut
pun susah, mual -, muntah –, BAB terakhir kemarin,
BAK tidak ada kelainan
 Riwayat kemarin pkl 17.00 pasien mengalami
kecelakaan motor tunggal dan perut terbentur
stang motor (px mengatakan kecelakaan setelah
ditanya kenapa ada jejas di perut) saat
kecelakaan kemarin px dalam pengaruh
minuman oplosan (alkohol + sanadril + arak bali +
anggur merah)
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum
 Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4 V5 M6)
 Tensi : 130/80 mmHg
 Nadi : 93 x/menit (kecil)
 Pernafasan : 24
 Suhu : 36,5ºC
 SpO2 : 97%

 Status Interna
 Kepala : normocephal
 Mata
 Konjungtiva : anemis (-/-)
 Sklera : ikterik (-/-)
 Pupil : bulat isokor, refleks cahaya -/-
 Leher : JVP tidak meningkat, deviasi trakea -
 Thoraks : simetris, retraksi -, hematom -, VBS ki=ka, rh-, wh -, S1 S2 murni regular
 Abdomen : slight distended, hematoma dan VE a/r RLQ (Right Lower Quadrant)
BU , defans muscular

 Ekstremitas : akral agak digin, CRT < 2 detik


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS
 Peritonitisec susp rupture hollow organ ec
trauma tumpul abdomen
 internal bleeding ec trauma tumpul
abomen
 Penatalaksanaan Awal :
 O2 nasal canule
 Infus RL
 Pentalaksanaan Lanjutan : Konsul dr Ihsan SpB
 Ivfd Nacl 1 labu, RL 20 tpm
 O2 3 L
 Ranitidine 1 x 1 ampul
 Ketorolac 1 x 1 ampul
 Metronidazole 3 x 500 mg
 Cefotaxim 3 x 1 gr
 Pemasangan NGT dan Kateter
 Persiapan PRC 2 labu
 Rencana operasi pukul 07.00
observasi
Jam Tanda vital Keterangan
04.20 Kesadaran somnolen, Nadi Tambah IV line, Guyur kristaloid 3 labu,
tidak teraba, TD tidak koloid 1 labu, ganti nasal kanule menjadi
terukur, SpO2 90% masker, dihangatkan dengan 2 buah
lampu, pengambilan sample darah
crossmatch
Konsul ulang dr ihsan :
Persiapkan operasi pukul 06.00, PRC 3
labu FFP 2 labu, persiapkan ICU
05.00 Kesadaran somnolen, TD Post RL 2 labu, ruang resusitasi penuh, px
tidak teraba , dadi teraba diobservasi dengan monitor portable di
kecil dan cepat, SpO2 92-95% IGD bedah
Jam Tanda vital Keterangan
05.00 Kesadaran somnolen, Pemberian cairan labu ke -3 + gelofusin,
pemasangan NGT dan Urine Cateter

05.30 Kesadaran CM Petugas lab datang untuk pengambilan sample


darah persiapan operasi
06.00 Kesadaran CM, TD monitor Konseling & tanda tangan persetujuan rawat
112/67, nadi 72, SpO2 ICU
97%
06.10 Kesadaran CM Dr ihsan datang visite ke IGD, px belum jadi
diantar ke OK (dr Ihsan mau mengecek
persiapan OK terlebih dahulu)
Jam Tanda vital Keterangan
06.30 Kesadaran CM Pemasukan FFP labu pertama

07.00 Kesadaran CM Pemberian obat-obatan (karena petugas


apotek baru ada)

07.30 Kesadaran CM, TD 100/70, Telfon dari OK, untuk segera mengantarkan
N 68, RR 22 (saat pasien px
diterima di OK)
Jam Tanda-tanda vital Keterangan

08.00 Kes : CM, badan penuh keringat Pasien terpasang : dua line (gelofusin
ditangan kanan dan transfusi darah FFP di
tangan kiri, terpasang NGT, dan terpasang
foley cateter.
08.10 TTV turun/tidak setabil. Tensi dr. ihsan Sp B melakukan ioderm dengan
60/24 mmhg, HR 187x/menit, povidone iodine  arrest  RJP oleh
SpO2 67%. dr. Yudi P Sp.An dan tim anestesi dan
dilakukan intubasi, pemberian
Evaluasi ulang : TTV terukur epineprin 2 ampul
dengan nilai kritis/tidak stabil

08.40 pasien dipindahkan ke ICU dengan


keadaan terintubasi oleh tim anestesi.
jam Tanda vital Keterangan
08.39 nadi carotis teraba, HR 144x/menit, RR Ventilator dengan mode Psimv FiO2 50%, PEEP 8, PS 8.
24 x/menit TD : 155/130 mmHg Terapi : Norefinefrin dosis awal 0,2mcg/KgBB dengan
saturasi 90%, tensi 83/62 mmHg Norefinefrin dosis dinaikan jadi 0,3
mcg/KgBB atas intruksi dr. Yudhi Prabakti, Sp. An,.KIC

09.00 HR : 140x/menit, RR 40 x/menit, Temp - Ventilator ganti mode dari PSIMV menjadi SIMV VT
36o C, 350 PEEP 7, PS 7, FiO2 50%, Rate 12x
- Dobutamin 5 mcg/kgBB/menit
- Cairan infus 2 line terdiri dari
Evaluasi ulang: HR= 142x/mnt, TD= line I fimahes ( loading dari IBS) bila habis
89/62 mmHg, RR= 38x/mnt, lanjutkan dengan RL (polos) 83,3 cc/jam
SpO2=96% kesadaran somnolen gelisah
line II gelofusin ( loading dari IBS) bila habis
( terpasang restrain), GCS 10T E4M6VT
lanjutkan dengan RL 83,3 cc/jam
Jam Tanda-tanda vital Keterangan
09.05 dr. Ihsan, Sp. B,visite
Inform Consent tindakan Operasi dilakukan pada tanggal 18
September 2019, dengan Resiko (Dead On Table) meninggal di meja
operasi, Keluarga menyetujuinya untuk dilakukan tindakan
operasi, Informed Consent ACC keluarga pasien(Tn Hasan )
Advis dr Yudhi persiapan operasi sediakan darah PRC 4 labu,FFP 2
labu
Rencana Operasi jam 13.00
10.00 Kesadaran Comfos menthis (gelisah) GCS Advis morphin 2 mg/jam dan midazolam 2 mg/jam
10T E4M6VT HR: 138x/menit, TD 85/56
mmHg, RR 32x/menit SpO2 95%
10.05 Kesadaran Comfos menthis (gelisah) GCS Norefinefrin dosis dinaikan dari 0,3 menjadi 0,5mcg/kgBB/menit
10T E4M6VT HR: 138x/menit, TD 85/56 atas intruksi dr. Yudhi, SpAn, KIC
mmHg, RR 32x/menit SpO2 95%
Jam Tanda-tanda vital Keterangan

11.00 TD: 82/64mmHg, HR. 140x/menit, RR Dobutamin naik dosis dari 5 mcg/KgBB manjadi 10 mcg/kgBB
40x/menit, SpO2 96% advice dr. Yudhi P, Sp.An KIC

11.30 TD 70/40mmHg, HR. 150x/menit, RR Diberikan Paracetamol infus 1gr (IV)


42x/menit, SpO2 96%, Temp: 38,3o C

13.30 TD 88/68 mmHg, HR= 136x/menit, Terapi Norefinefrin dinaikan dari dosis 0,5 mcg/kgBB/menit
RR= 42x/mnt, SpO2 99%, Temp: 38,3o menjadi 0,6mcg/kgBB/menit advice dr. Yudhi P. Sp.An KIC
C. Pasien di kirim ke IBS dengan terpasang Intubasi dan Jackson
Rees oksigen 15L/menit
Pasien diantar ke IBS oleh petugas ICU ( Br Syamsul, Tri dan
Deri )
13.40 Kesadaran pasien somnolen Operan dengan petugas Ok (H Andri,Adul dan cepi)
TD : 88/68 mmHg, HR : 136x/menit, Terapi : Infus terpasang RL 2 line dengan kebutuhan cairan
RR : 43x/menit, SpO2 99% 4000cc/24 jam
norepineprin 0,6 mcg/KgBB/mnt, dobutamin 10
mcg/KgBB/mnt, midazolam 2 mg/jam dan morphin 2 mg/jam
Jam Tanda-tanda Vital Keterangan
14.00 TD ; 78/69, Nadi ;180 pasien datang dari ICU ke transit OK di antar oleh br samsul
x/mnt, Sp.O2 : 80 % dan zr Tiara dengan keadaan terintubasi serta melakukan
operan dengan br. H Andri. Pasien langsung di bawa masuk
ke ok 5 oleh br. Cepi dan br. Abdul.
14.05 tensi turun dan nadi tidak Dilakukan resusitasi dan kemudian dinilai/evaluasi tidak
teraba, saturasi 56 % ada respon, tanda tanda vital TD tidakan terukur, nadi
setelah masuk obat tidak teraba, pupil midriasis, saturasi oksigen 0 %, pasang
anestesi (ketamin 50 mg, lead ekg gambaran asistol, keluarga pasien masuk ke
noperon 30 mg, O2 dalam ruang operasi untuk melihat kondisi pasien dan
diberikan penjelasan perihal kondisi terahir pasien oleh
dokter DPJP dan dr. Yudi P, Sp.An

14.15 Pasien dinyatakan meninggal


PEMBAHASAN
Definisi
 Trauma tumpul abdomen adalah hantaman /
benturan langsung pada rongga abdomen yang
dapat mengakibatkan cidera pada isi rongga
abdomen, terutama organ padat (hati,
pancreas, ginjal, limpa) atau berongga
(lambung, usus halus, usus besar, pembuluh –
pembuluh darah abdominal).
 Trauma tumpul abdomen merupakan trauma
pada perut tanpa penetrasi kedalam rongga
peritoneum
Etiologi

Epidemiologi
Manifestasi klinis
Pemeriksaan penunjang

)
Pemeriksaan penunjang

CT scan Abdomen
Pemeriksaan penunjang

Diagnostic
Peritoneal
Lavage
(DPL)
Pemeriksaan penunjang

Chest X-ray
 Dikerjakan pada multiple trauma dengan
tanda-tanda vital stabil
 Px dengan trauma tusuk
 Untuk menyingkirkan kecurigaan adanya
hemothorax , pneumothorax atau
adanya udara bebas
 Pada px dengan kemunkinan trauma
pelvis dapat ditambahkan rontgen pelvis
Pemeriksaan penunjang

Tambahan Laboratorium…..
 CBC (Complet Blood Count)
 BGA (Blood Gas Analysis)
 Kadar alkohol dan obat-obatan terlarang
 GDS
 Kimia darah
 Amilase serum
 Urinalisis
 Golongan darah dan koagulasi
 Tes kehamilan pada wanita usia reproduksi
Tatalaksana
 Primary survey
 Airway
 Breathing
 Circulation
 Disability

 Secondary survey  Survei Sekunder hanya


dilakukan bila ABC pasien sudah stabil. Bila
sewaktu survei sekunder kondisi pasien memburuk
maka kita harus kembali mengulangi survei primer
 Karena penyebab gangguan ini ( syok) adalah
kehilangan darah maka resusitasi cairan
merupakan prioritas.
 Jalur intravena yang baik dan lancar harus
segera dipasang. Gunakan kanula besar (14 - 16
G). Dalam keadaan khusus mungkin perlu vena
sectie.
 Cairan infus (NaCL 0,9%) harus dihangatkan
sampai suhu tubuh karena hipotermia dapat
menyababkan gangguan pembekuan darah.
 Dosisyang biasa adalah 1 liter untuk orang
dewasa dan 20 mL / kg untuk pasien anak-anak
dengan berat kurang dari 40 kilogram. Volume
absolut cairan resusitasi seharusnya berdasarkan
respons pasien terhadap pemberian cairan.
 Ambil sampel darah secukupnya untuk
pemeriksaan dan uji silang golongan darah
untuk persiapan bila diperlukan tranfusi darah
tatalaksana
 Laparotomi :

 Trauma tumpul abdominaldengan hipotensi, dengan hasil


FAST positif atau bukti klinis perdarahan intraperitoneal,
atau tanpa sumber pendarahan lain
 Hipotensi dengan luka perut yang menembus fasia
anterior
 Luka tembak yang melintasi rongga peritoneum
 Eviserasi
 Pendarahan dari lambung, rektum, atau saluran
genitourinari setelah trauma tembus
 Peritonitis
 Udara bebas, udara retroperitoneal, atau pecahnya
hemidiafragma
 CT kontras ditingkatkan yang menunjukkan ruptur saluran
pencernaan, cedera kandung kemih intraperitoneal,
cedera pedikel ginjal, atau cedera parenkim visceral
yang parah setelah trauma tumpul atau trauma tembus
PROGNOSIS
 Prognosis keseluruhan untuk pasien yang
menderita trauma tumpul abdominal adalah
baik
 Angka mortalitas untuk pasien-pasien di rumah
sakit adalah sekitar 5-10%
 Prognosis bergantung pada kedatangan
pasien, diagnosis dini (pemeriksaan penunjang
serta operator yang memadai), jenis kerusakan
akibat trauma tumpul abdomen dan intervensi
bedah

Anda mungkin juga menyukai