B. PENGKAJIAN
1. RIWAYAT MASUK RS
Pasien datang dengan kejang. Pasien tampak gelisah sejak jam 09.00 pagi hari ini ( 2 jam
SMRS ).Pasien datang dengan keluhan kejang pukul 09.00 di rumah, kejang selama kurang
lebih 1 menit , berhenti 5-10 menit lalu kejang berulang , lalu pasien dibawa ileh keluarga,
kemudian Nampak gemetar dan kejang – kejang. Pasien tidak sadar. Sebelumnya tidak ada
penurunan kesadaran, muntah (+) air dan sedikit darah, tidak menyemprot .Pasien stroke
lama, tidak bisa bicara, menggunakan NGT dan kateter. Sebelum episode kejang hari ini tidak
ada perubahan kesadaran menurut keluarga Pasien. Demam (-), batuk (-) , sesak (-).
Di IGD kejang berulang seluruh tubuh dan masuk diazepam 30 mg, kejang berhenti 2 menit ,
lalu pasien kejang lagi pada sisi kiri (lengan dan kaki kiri) dan tidak berhenti selama 20 menit,
sudah masuk depaken 1200 mg lanjut 2x600 mg, kejang tidak berhenti.Pasien dikonsulkan ke
anastesi untuk intubasi, saat ini sudah terintubasi dengan analgesic dan sedasi maintenance
dan tidak kejang.
Episode kejang
11:15 - kejang, keterlibatan wajah, lengan kanan, lengan kiri, kedua kaki: diazepam 30 mg
11.20 - kejang, keterlibatan wajah, lengan kiri, kaki kiri: midazolam bolus 10 mg
St neurologis:
Pupil bulat isokor 3mm/3mm
kejang tonik-klonik
Kekuatan otot sulit di evaluasi
Pasien dilakukan pemeriksaan Skirining covid 19 pada saat pertama masuk IGD 01/01/2022
swab antigen negative -dari DPJP acc masuk ke Ruang covid Kubikal sambil menunggu hasil
swab PCR. Hasil swab PCR Pertama tanggal 1/01/2022 negatif , pasien masuk ke ruangan covid
kubikal , dilakukan swab ke dua di tanggal 02/01/2022 dengan hasil Negatif dan di tanggal
03/01/2022 mendapat advice untuk pindah ruangan icu non covid dengan pendampingan
anastesi serta menunggu kondisi pasien transportable.
*Riwayat kejang*
(6/1) Pasien kejang, keterlibatan tangan kiri dan kaki kiri, durasi 5 menit, dilakukan bolus 2 mg
miloz dan start maintenance miloz 1 mg/24 jam
(9/1) Pasien kejang, keterlibatan tangan kiri, durasi 1 menit, dilakukan bolus 1 mg miloz
(10/1) Pasien kejang, keterlibatan kaki kiri, paha hingga betis berupa spasme selama 15 detik,
advice dr.Sena depakene naik 2x800 mg (acc DPJP)
(12/1) Terdapat 1x periode kejang selama 50 detik pada pukul 04.30 pada kaki dan tangan
sebelah kiri, berupa spasme.
3. PEMERIKSAAN FISIK
A. SISTEM PERNAPASAN
Inspeksi: Bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak ada tampak pembengkakan, luka/lesi,
pergerakan dinding dada sama kiri dan kanan, frekuensi napas 16-20x/menit.WOB (-)
Palpasi: Saat di palpasi tidak ada teraba pembengkakan,tidak teraba adanya massa dan
ekspansi paru simetris, serta traktif fremitus teraba dan sama antara kiri dan kanan
Perkusi: Saat di perkusi terdengan bunyi sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi: Ketika dilakukan auskultasi suara napas vesikuler terdengar di semua lapang
paru yang normal
B. SIRKULASI
Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: Pada saat di palpasi dengan klien posisi terlentang teraba ictus cordis pada ruang
intercosta (ICS) IV.
Perkusi: Saat di Perkusi dilakukan untuk menetapkan batas-batas kardio, setelah dilakukan
perkusi latak batas cardio sinistra klien terletak pada ICS II jantung atas kiri dan ICS V
jantung kiri bawah yang di tandai dengan timbulnya perubahan bunyi sonor ke redup.
Begitu 69 pula bunyi yang timbul untuk mengetahui batas cardio dekstra, dimana batas
kanan jantung klien terletak di ICS II pada jantung kanan atas, dan ICS III pada jantung
kanan bawah.
Auskultas: Pada saat di lakukan auskultasi terdengar suara irama jantung reguler ( Lup
Dup), dan tidak ada bunyi jantung tambahan, Jantung S1 S2 tunggal murmur(-).
Tanda-tanda vital: dilakukan pemeriksaan tanda – tanda vital didapatkan hasil TD NIBP
110/72mmHg dengan range TDs 99-110 mmHg, TDd 72-76 MmHg, MAP 83-87, HR
118x/mnt ( range 99-118 x/mnt) dengan amiodaron 300 mg/24 jam iv dan amiodaron
2x200 mg PO. Gambaran EKG AFRVR-AFRNVR, CRT <2 detik, pulsasi nadi teraba cukup
dengan regular, akral ekstremitas atas hangat dan ekstremitas bawah dingin.
C. CAIRAN
Saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil Warna kulit Tn.Y sawo matang, turgor kulit
elastis, terdapat edema grade 2 pada punggung tangan kanan hingga pergelangan tangan,
dan mukosa bibir lembab, Pulsasi arteri radialis teraba kuat, CRT <2 detik,akral teraba
hangat untuk ekstremitas atas , dan dingin pada ekstremitas bawah, Terpasang kondom
chateter urine ukuran M, produksi urine kuning jernih dengan intake/6 jam 330,output/6
jam 325, balans +5, dan diuresis 2,2 cc/kgbb/jam.
D. NEUROSENSORI
Saat dilakukan pemeriksaaan didapatkan hasil Kepala tampak berbentuk simetris, terdapat
luka/lesi dikepala luka decubitus grade 1 dengan ukuran 6x5cm di oksipitalis di tutup
dengan kasa steril dan hypafix,, rambut berwarna hitam , kulit kepala bersih dan tidak
berbau. Kesadaran Sopor ,GCS E3M2Vtt, reflex pupil isokor Refleks cahaya +/+, ukuran 3
mm/3 mm lambat bilateral, tidak ada kejang, twitching/ tremor tidak ada (-), skala kekuatan
otot ekstremitas atas 1111/1111, ektremitas bawah 1111/1111
E. NUTRISI
Riwayat nutrisi pasien adanya penurunan kemampuan menelan dan mengunyah sejak juli
2021 dikarenakan pasien terkena stroke, pasien riwayat penggunaan NGT saat masuk RS,
Berat badan saat dirumah tidak diukur tetapi menurut keterangan keluarga pasien tampak
lebih kurus sejak terkena stroke. Rongga mulut tampak sedikit kotor, rambut terlihat
rontok. Saat ini terpasang NGT silicon no 16 BB 60 paten, dengan mendapatkan diit - MC-
RTP 6 x 350 kkal (180 mL).
F. ELIMINASI
Eliminasi Sebelum masuk Rumah Sakit Saat ini
BAB
a. Frekuensi 1X / hari 2x/hr
b. Warna Warna kecoklatan Warna kecoklatan
c. Konsistensi Lunak Lunak
BAK
a. Frekuensi ± 4 x/hr ± 3-4x/hr
b. Warna Kuning jernih Kuning jernih
c. Jumlah ± 50-150 cc ± 100-250 cc
G. HYGIENE
Hygiene Sebelum masuk Rumah Sakit Saat ini
H. NYERI / KETIDAKNYAMANAN
Secara subjektif, pasien tidak dapat dikaji, namun berdasarkan hasil observasi Refleks pupil
+3/+3, kekuatan otot terkaji 1111/1111 pada ekstremitas atas dan 1111/1111 pada
ekstremitas bawah. Kaji nyeri dengan instrument BPS intubated 3/12
I. INTEGRITAS
dari hasil pengkajian Tn. Y di dapatkan hasil edema grade 2 pada punggung tangan kanan
hingga pergelangan tangan, terdapat bekas luka operasi jantung bypass pada dada dan
bekas luka operasi decubitus di bagian bokong , luka decubitus grade 1 dengan ukuran
13x2cm di punggung di tutup duoderm CGF dan luka grade 1 dengan ukuran 2x1 cm di
mata kaki sudah di tutup duoderm extra thin, terdapat luka decubitus grade 1 dengan
ukuran 6x5cm di oksipitalis di tutup dengan kasa steril dan hypafix, terdapat luka post WSD
diparu kanan, kemudian di tutup kassa dengan gentamicin dan hypafix.
J. SOSIAL/SPIRITUAL/BUDAYA
Tn.Y di dalam keluarga terdiri dari 4 bersaudara. Tn .Y belum berkeluarga , tinggal dengan
adik perempuannya (anak ke 4).Tn.Y dekat dengan semua keluarga nya termasuk dengan
keponakan – keponakannya. Sebelum sakit Tn.Y masih aktif bekerja di PT.Garuda Indonesia
sebagai penanggung jawab Engineering. Menurut keterangan keluarga pasien sebelum sakit
rajin beribadah.
K. KEAMANAN
Berdasarkan keluarga, pasien tidak memiliki alergi, suhu terakhir 37.4 0C dengan range suhu
36.0 - 37.40C. Skor resiko jatuh dengan MFS adal 50 % risiko jatuh rendah (ringan ).
terdapat bekas luka operasi jantung bypass pada dada dan bekas luka operasi decubitus di
bagian bokong , luka decubitus grade 1 dengan ukuran 13x2cm di punggung di tutup
duoderm CGF dan luka grade 1 dengan ukuran 2x1 cm di mata kaki sudah di tutup duoderm
extra thin, terdapat luka decubitus grade 1 dengan ukuran 6x5cm di oksipitalis di tutup
dengan kasa steril dan hypafix, terdapat luka post WSD diparu kanan, kemudian di tutup
kassa dengan gentamicin dan hypafix.
4. PEMERIKSAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Screening COVID-19
SWAB Tanggal Pemeriksaan Hasil
C. Radiologi
Echocardiography/CXR/CT-scan dll
2. (01/01/22) CT Scan Brain Non Kontras* Teknik: MSCT Scan cerebral tanpa kontras
intravena. Deskripsi : Tampak lesi hipodens
berbatas tegas di lobus
frontotemporoparietal, insula, dan kapsula
interna kiri serta
frontotemporoparietooccipital dan gyrus
parahippocampal kanan. Lesi hipodens
berbatas tidak tegas di pons-midbrain sisi kiri.
Sulci cerebri dan fissura Sylvi melebar. Tak
tampak lesi patologis di intraparenkhimal
cerebellum. Sistem ventrikel melebar. Tak
tampak pergeseran garis tengah. Kedua
orbita, sinus paranasal dan mastoid tak
tampak kelainan. Tulang-tulang kesan intak.
Infark kronis dengan ensefalomalasia lobus
frontotemporoparietal, insula, dan kapsula
interna kiri (teritori MCA kiri) serta
frontotemporoparietooccipital dan gyrus
parahippocampal kanan (teritori MCA dan PCA
kanan). Infark subakut - kronis di pons -
midbrain sisi kiri. Brain atrophy.
Kesimpulan :
Fungsi sistolik LV menurun
IVS paradoks kesan LVH konsentrik
Diskinetik LAD territories
MR mild-moderate
TR mild-moderate ec prolapse
Kontraktilitas RV menurun
Sec (+) di apikal LV
Deskripsi :
Jantung kesan tidak membesar.
Aorta kalsifikasi. Mediastinum superior tidak
melebar.
Trakhea relatif di tengah.
Kedua hilus tidak menebal.
Corakan vaskular kedua paru masih baik. Tidak
tampak infiltrat/nodul.
Lengkung diafragma dan sinus kostofrenikus
normal.
Terpasang ETT dengan tip distal sekitar 3,4
cm di atas carina.
Terpasang CVC dengan tip pada proyeksi vena
cava superior.
Tampak deformitas post fraktur costae 5, 6
posterior kanan.
Multipel wire di proyeksi sternum.
Dibandingkan radiografi sebelumnya relatif
stqa.
Tak tampak kelainan radiologis pada jantung
dan paru.
ETT dengan tip distal sekitar 5 cm di atas
carina.
CVC dengan tip pada proyeksi vena cava
superior.
Union fraktur costae 5, 6 posterior kanan.
Tidak tampak pneumotoraks,
pneumomediastinum, dan emfisema subkutis.
07/01/202 CT Scan Brain Non Kontras *Teknik : MSCT Scan cerebral tanpa kontras
2 intravena.*
Perbandingan : CT Scan kepala 01/01/2022
Deskripsi :
Tampak lesi hipodens berbatas tegas di lobus
frontotemporoparietal, insula, dan kapsula
interna kiri serta
frontotemporoparietooccipital dan gyrus
parahippocampal kanan. Lesi hipodens
berbatas tidak tegas di pons-midbrain sisi kiri.
Sulci cerebri dan fissura Sylvi melebar.
Tak tampak lesi patologis di intraparenkhimal
cerebellum.
Sistem ventrikel melebar.
Tak tampak pergeseran garis tengah.
Kedua orbita, sinus paranasal dan mastoid tak
tampak kelainan.
Tulang-tulang kesan intak.
Dibandingkan CT Scan kepala sebelumnya,
saat ini stqa:
- Infark kronis dengan ensefalomalasia lobus
frontotemporoparietal, insula, dan kapsula
interna kiri (teritori MCA kiri) serta
frontotemporoparietooccipital dan gyrus
parahippocampal kanan (teritori MCA dan PCA
kanan).
- Infark subakut - kronis di pons - midbrain sisi
kiri.
- Tidak tampak perdarahan di intrakranial
- Brain atrophy.
Deskripsi :
Jantung kesan tidak membesar.
Aorta kalsifikasi. Mediastinum superior tidak
melebar.
Trakhea relatif di tengah.
Kedua hilus tidak menebal.
Tampak area lusen avaskular laterobasal
hemitoraks kanan yanmg mendorong garis
pleura ke medial
Corakan vaskular kedua paru masih baik. Tidak
tampak infiltrat/nodul.
Lengkung diafragma dan sinus kostofrenikus
normal.
Terpasang kanul trakea dengan tip distal
sekitar 4,0 cm di atas carina.
Tampak deformitas post fraktur costae 5, 6
posterior kanan dan 3, 4, 5 lateral kiri.
Multipel wire di proyeksi sternum.
Dibandingkan radiografi sebelumnya saat ini:
- Sugestif pneumotoraks kanan
- Tak tampak kelainan radiologis pada jantung
dan paru.
- Kanul trakea dengan tip distal sekitar 4 cm di
atas carina.
- Union fraktur costae 5, 6 posterior kanan
dan 3, 4, 5 lateral kiri.
- Tidak tampak pneumomediastinum dan
emfisema subkutis.
15/01/202 CXR Thorax Post Thoracostomy Teknik : Radiografi thorax dalam proyeksi AP.
2
Deskripsi :
j. 15.21 Jantung kesan tidak membesar.
Aorta kalsifikasi. Mediastinum superior tidak
melebar.
Trakhea relatif di tengah.
Kedua hilus tidak menebal.
Tampak area lusen avaskular laterobasal
hemitoraks kanan.
Corakan vaskular kedua paru masih baik. Tidak
tampak infiltrat/nodul.
Lengkung diafragma dan sinus kostofrenikus
normal.
Terpasang kanul trakea dengan tip distal
sekitar 4,0 cm di atas carina.
Deformitas post fraktur costae 5, 6 posterior
kanan dan 3, 4, 5 lateral kiri.
Multipel wire di proyeksi sternum.
Terpasang chest tube di hemitoraks kanan
dengan tip setinggi ICS4-5 posterior.
Dibandingkan radiografi Pk. 06:46:
pneumotoraks kanan berkurang. Saat ini
terpasang chest tube di hemitoraks kanan
dengan tip setinggi ICS4-5 posterior. Tidak
tampak pneumomediastinum dan emfisema
subkutis.
- Tak tampak kelainan radiologis pada jantung
dan paru:stqa.
- Kanul trakea dengan tip distal sekitar 4 cm di
atas carina:stqa.
- Deformitas costae 5, 6 posterior kanan dan
3, 4, 5 lateral kiri:stqa.
EKG tanggal 04/01/2022 jam 16.30
2. Fungsi Ginjal
Tanggal Pemeriksaan Nilai normal Satuan
Jenis 01/01/2022 26/01/2022
Pemeriksaan
Ureum darah 25 15 - 40 mg/dL
Kreatinin 0.65 1.49 0.50 – 1.00 mg/dL
eGFR 106.5 78.00 – 116.00 mg/dL
3. Fungsi Hepar
Jenis
pemeriksaan Tanggal pemeriksaan Nilai normal Satuan
01/01/2022 10/01/2022 19/01/2022
SGOT 102 21 71 5 – 34 U/L
SGPT 29 24 31 0 – 55 U/L
Albumin 3.1 3,4-5,4 g/dl
4. Hemostatis darah
Jenis Tanggal pemeriksaan Nilai Satuan
pemeriksaan normal
01/01/2022 02/01/2022 12/01/2022 15/01/2022
PT 2.42 0.98x 1.02 x 9.8 - 12.6 detik
kontrol
APTT 1.23 0.96x 1.01 x 25–35 detik
kontrol detik
INR 2.69
D-Dimer 809.75 (H) > 500.0 ng/mL
5. Elektrolit
Jenis Tanggal Pemeriksaan
pemerik 01/01/ 03/01/ 07/01/20 09/01/2 11/01/2 13/01 15/01 17/01 20/01 23/01 26/0 Nilai Satuan
saan 2022 2022 22 022 022 /2022 /2022 /2022 /2022 /2022 1/20 normal
22
Natrium 129 130 (L) 128(L) 129(L) 136 131 132 136 145 147 154 132-147 mEq/L
(L) (N)
Kalium 4.81 4.37 3.23 (L) 4.27 (N) 3.39 4.83 4.56 5.08 4.80 5.08 6.22 3.30-5.40 mEq/L
Clorida 97.3 97.1 90 (L) 94.2 (N) 105.8 93.3 97.7 101.4 106.8 108.7 112.5 94.0-111.0 mEq/L
(L) (N) 0
Jenis
pemeriksaan Tanggal pemeriksaan Nilai Satuan
normal
02/01/2022 07/01/2022 16/01/2022
UL bakteria 1+
albumin 1+ Bakteria 1+ Negative
keton 1+ albumin 1+ Negative
darah/Hb 2+ darah/Hb 2+ Negative
leukosit 1+ leukosit 2+, Negative
silinder 0- 0-5 /LPB
1
2. Terapi IV:
Tygacil 2 x 50 mg IV ( drip 1 jam). Pemberian tanggal 20/1/22 pukul 08.00 WIB -D2/D7
3. Terapi Oral:
Depakene 3 x 600 mg
Keppra 2 x 1000 mg
Spironolactone 1x100 mg
Furosemid 1x20 mg
Angintriz Mr 2x1 tablet
Atorvastatin 1x40 mg
Vit B comp 3x1 tab
Vip Albumin 3x2 kaps
Aspilet 1x80 mg
Prohiper 2x10 mg
Coralan 2x2.5 mg
4. Terapi Lain-lain :
Novorapid sliding scale kelipatan 5 unit, jika GDS >200 mg/dL, Cenfresh/4 jam ODS (tetes
mata), LFX (Levofloxacin)/4 jam ODS , - Novorapid sliding scale kelipatan 5 unit, jika GDS
>200 mg/dL,Ventolin respule /8 jam + ns 0.9% 3 c
C. WOC dalam bagan atau mind map Gangguan mobilitas
fisik
Hipertensi Hyperkolesterol rw/ CABG Tirah Baring
lama Gangguan integritas
kulit/jaringan
Risiko Infeksi
Data Objektif:
1. On TT no 8.0, pressure cuff 30
mmHg,suara pernapasan vesikuler
+/+, suction TT kuning , kental,
dengan produksi sputum sedang.
Suction oral (putih, kental ,
produksi banyak), reflek batuk (-),
reflek menelan (+), NGT paten
batas 60
2. Hasil CXR 15/0/2022
Corakan vaskular kedua paru
masih baik. Tidak tampak
infiltrat/nodul.
Lengkung diafragma dan sinus
kostofrenikus normal.
Tak tampak kelainan radiologis
pada jantung dan paru:stqa.
- Kanul trakea dengan tip distal
sekitar 4 cm di atas carina:stqa.
- Deformitas costae 5, 6 posterior
kanan dan 3, 4, 5 lateral kiri:stqa.
Data Objektif:
1. Pasien pernapasan dengan MOV
PSIMV ( peep 5,Ps 8 ,pc 8,RR 10,
TI 1.2, trigger 3.0, fiO2 35 %)
menghasilkan minute volume
8.89-11.6 L/min, Exp Tidal
volume 459-572 ml, range P-
peak 13-14, Range etCO2 4.3-4.6
kPa,Pengembangan dada
simetris, WOB (-), RR
16-22x/mnt, SPO2 98-100%,
2. Hasil AGD tgl 15/01/2022 :
pH = 7.45
pCO2 = 31.0
paO2 = 157.4
O2sat = 99.9
4. Data Subjektif: Fibrilasi atrium dan Risiko Perfusi jaringan cerebral tidak
Tidak dapat dikaji penurunan kinerja efektif
ventrikel kiri
Data Objektif:
Data Objektif:
1. Kesadaran sopor, GCS E3M2Vtt,
reflex pupil +3/+3 lambat bilateral,
kekuatan otot ekstremitas atas
1111/1111, ektremitas bawah
1111/1111. BPS intubated 3/12,
skor MFS 50
2. Suhu 36 – 37.40 celcius, terdapat
edema grade 2 pada punggung
tangan kanan hingga pergelangan
tangan, terdapat bekas luka
operasi jantung bypass pada dada
dan bekas luka operasi decubitus di
bagian bokong , luka decubitus
grade 1 dengan ukuran 13x2cm di
punggung di tutup duoderm CGF
dan luka grade 1 dengan ukuran
2x1 cm di mata kaki sudah di tutup
duoderm extra thin, terdapat luka
decubitus grade 1 dengan ukuran
6x5cm di oksipitalis di tutup
dengan kasa steril dan hypafix,
terdapat luka post WSD diparu
kanan, kemudian di tutup kassa
dengan gentamicin dan hypafix.
3. Braden score 12 resiko sedang
terjadinya pressure ulcer atau luka
tekan.
5. Diagnosa Keperawatan
1. D.0001 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d Hiperseksresi jalan napas, ditandai
dengan dengan produksi sputum pada tracheostomy sedang. Suction oral (putih,
kental , produksi banyak),
2. D.0004 Gangguan Ventilasi Spontan b.d Kelemahan Otot Pernapasan ditandai
dengan adanya penggunaan alat bantu napas dengan MOV PSIMV
3. D.0008 Penurunan curah jantung b.d Perubahan irama jantung, afterload , dan
kontraktilitas, ditandai dengan Gambaran EKG AFRVR-AFRNVR, Hasil echo tgl
03/01/2022 Fungsi sistolik LV menurun, EF 26% (simpson’s), HR 118x/mnt
4. D.0017 Risiko perfusi serebral tidak efektif b.d Fibrilasi atrium dan penurunan
kinerja ventrikel kiri ditandai Kesadaran sopor, GCS E3M2Vtt, reflex pupil +3/+3
lambat bilateral, kekuatan otot ekstremitas atas 1111/1111, ektremitas bawah
1111/1111, Hasil MSCT brain non kontras 06/01/2022 (hasil terlampir)
5. D.0129 Gangguan integritas kulit/jaringan b.d Penurunan mobilisasi, ditandai
dengan luka decubitus grade 1 dengan ukuran 13x2cm di punggung di tutup
duoderm CGF dan luka grade 1 dengan ukuran 2x1 cm di mata kaki sudah di tutup
duoderm extra thin, terdapat luka decubitus grade 1 dengan ukuran 6x5cm di
oksipitalis di tutup dengan kasa steril dan hypafix, terdapat luka post WSD diparu
kanan, kemudian di tutup kassa dengan gentamicin dan hypafix. GCS E3M2Vtt,
reflex pupil +3/+3 lambat bilateral, kekuatan otot ekstremitas atas 1111/1111,
ektremitas bawah 1111/1111
6. D.0054 Gangguan mobilitas fisik b.d Gangguan neuromuscular dan sensori
persepsi, ditandai dengan Kesadaran sopor, GCS E3M2Vtt, reflex pupil +3/+3
lambat bilateral, kekuatan otot ekstremitas atas 1111/1111, ektremitas bawah
1111/1111, Hasil MSCT brain non kontras 06/01/2022 (hasil terlampir), Hasil
pemeriksaan EEg 06/01/2022 Abnormal berupa aktivitas epileptiform possible
(Pled) di frontal kiri, yang dapat sesuai dengan Possible NCSE
7. D.0142 Risiko infeksi b.d Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder dan primer
ditandai dengan adanya luka tekan di beberapa area, hasil pemeriksaan hematologi
rutin , kultur urine Kleb. pneumoniae ss pneumoniae
8. D.0032 Risiko Jatuh b.d Kekuatan otot melemah, ditandai dengan Kesadaran sopor,
GCS E3M2Vtt, reflex pupil +3/+3 lambat bilateral, kekuatan otot ekstremitas atas
1111/1111, ektremitas bawah 1111/1111
F. Rencana Asuhan Keperawatan
Observasi
Terapeutik
Kolaborasi
Jumat, D.0004 Gangguan 1.Observasi -Monitor frekuensi, irama, DS :Tidak terkaji pasien on TT
21 Ventilasi Spontan kedalaman, upaya napas, Auskultasi bunyi DO :
Januari b.d Kelemahan napas, dan palpasi kesimetrisan ekspansi paru 1. On TT no 8.0, pressure cuff 30 mmHg, suction TT kuning , kental, dengan
2022 Otot Pernapasan 2.Monitor saturasi bunyi napas , sputum produksi sputum sedang. Suction oral (putih, kental , produksi banyak),
( jumlah, warna, konsistensi) reflek batuk (-), reflek menelan (+), NGT paten batas 60 ,residu (-)
3. Observasi Monitor adanya kemampuan 2. Pasien pernapasan dengan MOV PSIMV ( peep 5,Ps 8 ,pc 8,RR 10, TI 1.2,
reflek batuk trigger 3.0, fiO2 35 %) menghasilkan minute volume 9.5-10.6 L/min, Exp
4. Monitor adanya sumbatan jalan napas Tidal volume 450-520 ml, range P-peak 13-16, Range etCO2 3.9-4.0
5. Terapeutik Pertahankan kepatenan jalan
kPa,pressure cuff 30, Pengembangan dada simetris, Paru – paru
napas , melakukan suction ( kurang dr 15 detik
Vesikuler +/+,WOB (-), RR 16-22x/mnt, SPO2 98-100%,
dengan hiperventilasi )
6. Terapeutik Posisikan semi fowler 30-45 0 3. AGD tgl 15/01/2022
7. fisioterapi dada dengan clapping saat inspirasi pH = 7.45
dan vibrasi saat ekspirasi pCO2 = 31.0
8. Kolaborasi Memberikan therapi inhalasi paO2 = 157.4
dengan Ventolin respule /8 jam + ns 0.9% 3 cc O2sat = 99.9
9. Monitor nilai AGD, etCO2 4. Hasil CXR thorax tgl 15/01/2022 post pemasangan trecheostomi :
10.Monitor hasil x-ray thorak - Terpasang chest tube di hemitoraks kanan dengan tip setinggi ICS4-5
11.Edukasi Jelaskan tujuan dan prosedur posterior.Dibandingkan radiografi Pk. 06:46: pneumotoraks kanan
pemantauan Informasikan hasil pemantauan, berkurang. Saat ini terpasang chest tube di hemitoraks kanan dengan
jika itu perlu tip setinggi ICS4-5 posterior. Tidak tampak pneumomediastinum dan
Manajemen Ventilasi Mekanik (I.01013 emfisema subkutis.
1. Observasi- Monitor efek ventilator terhadap - Tak tampak kelainan radiologis pada jantung dan paru:stqa.
status oksigenasi (misal bunyi paru, ETCO2, - Kanul trakea dengan tip distal sekitar 4 cm di atas carina:stqa.
respon subyektif napas) - Deformitas costae 5, 6 posterior kanan dan 3, 4, 5 lateral kiri:stqa.
2. Observasi- Monitor efek negative ventilator
(misal deviasi trachea,barotruma,penurunan Analisa : Belum teratasi
curah jantung,peningkatan tekanan darah, Planning :
perubahan status mental) 1. Monitoring frekuensi, irama, kedalaman, upaya napas, Auskultasi
3. Observasi- Monitor gejala peningkatan bunyi napas, dan palpasi kesimetrisan ekspansi paru, saturasi
pernapasan 2. Monitoring sputum (jumlah,warna dan konsistensi) dan reflek
4. Terapeutik -Mengatur posisi kepala 45-60 0, batuk
untuk mencegah aspirasi 3. Monitoring jalan napas Paten /ada sumbatan
5. Melakukan Reposisi pasien setiap 2 jam secara 4. Pertahankan kepatenan jalan napas , melakukan suction ( kurang
bergantian dr 15 detik dengan hiperventilasi )
6. Melakukan perawatan mulut (oral hygiene) 5. Posisikan semi fowler 30-45 0
7. Meletakkan bag-valve mask disamping tempat 6. fisioterapi dada dengan clapping saat inspirasi dan vibrasi saat
tidur untuk antisipasi malfungsi mesin mesin ekspirasi
8. Dokumentasi respon pasien terhadap 7. Kolaborasi pemberian therapi inhalasi dengan Ventolin respule /8
ventilator jam + ns 0.9% 3 cc
Kolaborasi : 8. Monitor efek ventilator terhadap status oksigenasi (misal bunyi
9. Kolaborasi pemilihan mode ventilator paru, ETCO2, respon subyektif napas)
10. Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot 9. Monitor Kriteria kriteria perlunya penyapihan
(sedasi,analgesic sesuai kebutuhan 10. Observasi- Monitor gejala peningkatan pernapasan
11. Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk 11. Terapeutik -Mengatur posisi kepala 45-60 0, untuk mencegah
meminimalkan hipoventilasi alveolus aspirasi
12. Melakukan Reposisi pasien setiap 2 jam secara bergantian
13. Melakukan perawatan mulut (oral hygiene)
14. Dokumentasi respon pasien terhadap ventilator
15. Kolaborasi pemilihan mode ventilator dan setting ventilator
Jumat, D.0129 Gangguan 1. Observasi Monitoring ukuran, bentuk, DS : Tidak terkaji pasien on TT
21 integritas kesimetrisan, reaktifitas pupil,kornea, DO :
Januari kulit/jaringan b.d kesimetrisan wajah, respon Babinski, 1. On TT no 8.0, pressure cuff 30 mmHg, suction TT kuning , kental,
2022 penurunan 2. Observasi Monitoring tingkat kesadaran dengan produksi sputum sedang. Suction oral (putih, kental , produksi
mobilitas 3. Observasi Monitoring tanda-tanda vital banyak), reflek batuk (-), reflek menelan (+), NGT paten batas
4. Observasi Monitoring respons terhadap 60 ,residu (-)
pengobatan. 2. Pasien pernapasan dengan MOV PSIMV ( peep 5,Ps 8 ,pc 8,RR 10, TI
5. TerapeutikAtur interval waktu pemantauan 1.2, trigger 3.0, fiO2 35 %) menghasilkan minute volume 9.5-10.6
sesuai dengan kondisi pasien L/min, Exp Tidal volume 450-520 ml, range P-peak 13-16, Range etCO2
6. Terapeutikmendokumentasikan hasil 3.9-4.0 kPa,pressure cuff 30, Pengembangan dada simetris, Paru – paru
pemantauandan braden score Vesikuler +/+,WOB (-), RR 16-22x/mnt, SPO2 98-100%,
7. Informasikan hasil pemantauan 3. NIBP 92/75mmHg dengan range TDs 99-100 mmHg, TDd 65-76 MmHg,
8. ObservasiMonitoring tanda/gejala MAP 82-87, HR 118x/mnt ( range 99-118 x/mnt) dengan amiodaron
peningkatan TIK, MAP, status pernapasan 300 mg/24 jam iv dan amiodaron 2x200 mg PO. Gambaran EKG AFRVR-
9. ObservasiMonitoring intake dan output AFRNVR, CRT <2 detik, pulsasi nadi teraba cukup dengan regular, akral
cairan ekstremitas atas hangat dan ekstremitas bawah dingin, CVP +5
10. Kolaborasi dalam pemberian diit - MC- RTP 6 CmH2O,
x 350 kkal (180 mL) 4. Intake/6 jam : 330 ml
11. Terapeutik Minimalkan stimulus Output/6 jam: 325 ml
dengan menyediakan lingkungan yang Balans/6 jam : (+)5
tenang Diuresis/6 jam : 2.16 cc/kgbb/jam
12. Terapeutik Posisikan pasien semi-fowler 30 – 5. Kesadaran sopor, GCS E3M2Vtt, reflex pupil +3/+3 lambat bilateral,
450 kekuatan otot ekstremitas atas 1111/1111, ektremitas bawah
13. Mempertahankan suhu tubuh normal 1111/1111. BPS intubated 3/12, skor MFS 50
14. Kolaborasi Memberikan diuretik osmosis; 6. Suhu 36 – 37.40 celcius, terdapat edema grade 2 pada punggung tangan
Spironolactone 1x100 mg kanan hingga pergelangan tangan, terdapat bekas luka operasi jantung
Furosemid 1x20 mg bypass pada dada dan bekas luka operasi decubitus di bagian bokong ,
luka decubitus grade 1 dengan ukuran 13x2cm di punggung di tutup
duoderm CGF dan luka grade 1 dengan ukuran 2x1 cm di mata kaki
sudah di tutup duoderm extra thin, terdapat luka decubitus grade 1
dengan ukuran 6x5cm di oksipitalis di tutup dengan kasa steril dan
hypafix, terdapat luka post WSD diparu kanan, kemudian di tutup kassa
dengan gentamicin dan hypafix.
7. Braden score 12 resiko sedang terjadinya pressure ulcer atau luka
tekan.
Analisa :Belum teratasi
Planning :
1. Monitor status neurologis
2. Obseervasi haemodinamik
3. Perawatan luka
4. Monitoring tanda dan gejala TIK
5. Monitor balans cairan dan diuresis
Jumat, D.0054 Gangguan 1. Observasimelakukan Identifikasi toleransi DS :Tidak terkaji pasien on TT
21 mobilitas fisik b.d fisik melakukan pergerakkan DO :
Januari Gangguan 2. ObservasiMonitoring frekuansi jantung dan 1. Kesadaran sopor, GCS E3M2Vtt, reflex pupil +3/+3 lambat bilateral,
2022 neuromuscular tekanan darah sebelum memulai mobilisasi kekuatan otot ekstremitas atas 1111/1111, ektremitas bawah
dan sensori 3. TerapeutikMelakukan perawatan diri 1111/1111. BPS intubated 3/12, skor MFS 50
persepsi pasien (gunting kuku kaki dan tangan, 2. Hasil pemeriksaan EEg 06/01/2022 Abnormal berupa aktivitas
keramas 2xseminggu) epileptiform possible (Pled) di frontal kiri, yang dapat sesuai dengan
4. Terapeutik Melakukan perawatan pasien Possible NCSE
sehabis BAB
3. Hasil MSCT brain non kontras 06/01/2022:
5. TerapeutikMelakukan perawatan
4. Infark kronis dengan ensefalomalasia lobus frontotemporoparietal,
diri :Mandi 2x/hr
6. Terapeutikmelakukan Latihan Rentang insula, dan kapsula interna kiri (teritori MCA kiri) serta
Gerak (ROM) pasief/shift dan mencegah frontotemporoparietooccipital dan gyrus parahippocampal kanan
terjadinya cedera saat ROM, serta Identifikasi (teritori MCA dan PCA kanan).
keterbatasan pergerakkan sendi Analisa : belum teratasi
7. Memberikan dukungan positif pada saat Planning :
melakukan latihan gerak sendi 1. Dukungan perawatan diri (I.11348)
8. menJelaskan tujuan prosedur latihan 2. Dukungan perawatan diri BAB/BAK (I.113449)
3. Dukungan perawatan diri :Mandi (I.11352)
4. ROM pasif
Jumat, D.0142 Risiko 1. ObservasiMonitoring tanda dan gejala DS : Tidak terkaji pasien on TT
21 infeksi b.d infeksi lokal dan sistemik DO :
Januari Ketidakadekuatan 2. TerapeutikBatasi jumlah pengunjung 1. On TT no 8.0, pressure cuff 30 mmHg, suction TT kuning , kental, dengan
2022 pertahanan 3. TerapeutikBerikan perawatan kulit pada produksi sputum sedang. Suction oral (putih, kental , produksi banyak),
tubuh sekunder area edema reflek batuk (-), reflek menelan (+), NGT (residu -)paten batas 60
4. Terapeutikmelakukan (five moment) Cuci 2. Kesadaran sopor, GCS E3M2Vtt, reflex pupil +3/+3 lambat bilateral,
tangan sebelum dan sesudah kontak dengan kekuatan otot ekstremitas atas 1111/1111, ektremitas bawah
pasien dan lingkungan pasien 1111/1111. BPS intubated 3/12, skor MFS 50
5. TerapeutikPertahankan teknik aseptik pada
3. Suhu 36 – 37.40 celcius, terdapat edema grade 2 pada punggung tangan
pasein beresiko tinggi
kanan hingga pergelangan tangan, terdapat bekas luka operasi jantung
6. Kolaborasi pemberian antibiotok
bypass pada dada dan bekas luka operasi decubitus di bagian bokong ,
luka decubitus grade 1 dengan ukuran 13x2cm di punggung di tutup
duoderm CGF dan luka grade 1 dengan ukuran 2x1 cm di mata kaki
sudah di tutup duoderm extra thin, terdapat luka decubitus grade 1
dengan ukuran 6x5cm di oksipitalis di tutup dengan kasa steril dan
hypafix, terdapat luka post WSD diparu kanan, kemudian di tutup kassa
dengan gentamicin dan hypafix.
4. Hasil pemeriksaan lab darah
a. Hematologi rutin
Hb/Ht/Trombosit/Leukosit
12.1 (L)/35.4/235/12.36 (H)
b. Albumin : 3.1 (10/01/2022)
c. Kultur urine (07/01/2022) :Kleb. pneumoniae ss pneumoniae
5. Pasien mendapatkan therapi Tygacil 2 x 50 mg IV ( drip 1 jam).
Pemberian tanggal 20/1/22 pukul 08.00 WIB -D2/D7
Analisa :Belum teratasi
Planning :
1. Monitoring tanda – tanda infeksi local maupun sistemik
2. Monitoring hemodinamik
3. Lakukan kebersihan tangan ( 6 langkah cuci tanganfive moment)
4. Pertahankan tehnik aseptic pada pasien beresiko tinggi
5. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
D.0032 Risiko 1. Observasi Memantau kesadaran klien DS :Tidak terkaji pasien on TT
Jatuh b.d 2. Terapeutik memberi pengaman disekitar DO :
Kekuatan otot tempat tidur klien seperti penghalang tempat 1. On TT no 8.0, pressure cuff 30 mmHg, suction TT kuning , kental, dengan
melemah tidur produksi sputum sedang. Suction oral (putih, kental , produksi banyak),
3. Terapeutik meninggikan bagian kepala reflek batuk (+), reflek menelan (+), NGT paten batas 60
Jumat, tempat tidur 30-450. 2. Pasien pernapasan dengan MOV PSIMV ( peep 5,Ps 8 ,pc 8,RR 10, TI 1.2,
21 4. Terapeutik Pertahankan agar lingkungan trigger 3.0, fiO2 35 %) menghasilkan minute volume 9.5-10.6 L/min, Exp
Januari tetap tenang dan aman Tidal volume 450-520 ml, range P-peak 13-16, Range etCO2 3.9-4.0
2022 kPa,pressure cuff 30, Pengembangan dada simetris, Paru – paru
Vesikuler +/+,WOB (-), RR 16-22x/mnt, SPO2 98-100%,
3. NIBP 92/75mmHg dengan range TDs 99-100 mmHg, TDd 65-76 MmHg,
MAP 82-87, HR 118x/mnt ( range 99-118 x/mnt) dengan amiodaron 300
mg/24 jam iv dan amiodaron 2x200 mg PO. Gambaran EKG AFRVR-
AFRNVR, CRT <2 detik, pulsasi nadi teraba cukup dengan regular, akral
ekstremitas atas hangat dan ekstremitas bawah dingin, CVP +5 CmH2O,
4. Kesadaran sopor, GCS E3M2Vtt, reflex pupil +3/+3 lambat bilateral,
kekuatan otot ekstremitas atas 1111/1111, ektremitas bawah
1111/1111. BPS intubated 3/12, skor MFS 50
Analisa :Belum teratasi
Planning :
- Pertahankan Tindakan pencegahan pasien jatuh
Hari, Diagnosa Tindakan Evaluasi /Respon Hasil
Tangga Keperawatan
l
Sabtu, D.0001 Bersihan 1. Observasi -Monitor frekuensi, irama, DS :Tidak terkaji pasien on TT
22 jalan napas tidak kedalaman, upaya napas, Auskultasi bunyi DO :
Januari efektif b.d napas, dan palpasi kesimetrisan ekspansi 1. On TT no 8.0, pressure cuff 30 mmHg, suction TT kuning , kental, dengan
2022 Hiperseksresi paru produksi sputum sedang. Suction oral (putih, kental , produksi banyak),
jalan napas, 2. Monitor saturasi bunyi napas , sputum reflek batuk (-), reflek menelan (+), NGT paten batas 60 ,residu (-)
( jumlah, warna, konsistensi) 2. Pasien pernapasan dengan MOV PSIMV ( peep 5,Ps 8 ,pc 8,RR 10, TI 1.2,
3. Observasi Monitor adanya kemampuan trigger 3.0, fiO2 35 %) menghasilkan minute volume 9..0-11.5 L/min, Exp
reflek batuk Tidal volume 450-650 ml, range P-peak 13-16, Range etCO2 3.5-4.0
4. Monitor adanya sumbatan jalan napas
kPa,pressure cuff 30, Pengembangan dada simetris, Paru – paru
5. Terapeutik Pertahankan kepatenan jalan
Vesikuler +/+,WOB (-), RR 14-22x/mnt, SPO2 98-100%,
napas , melakukan suction ( kurang dr 15
detik dengan hiperventilasi ) 3. AGD tgl 15/01/2022
6. Terapeutik Posisikan semi fowler atau pH = 7.45
fowler pCO2 = 31.0
7. fisioterapi dada dengan clapping saat paO2 = 157.4
inspirasi dan vibrasi saat ekspirasi O2sat = 99.9
8. Kolaborasi Memberikan therapi inhalasi HCO3 = 23.7
dengan Ventolin respule /8 jam + ns 0.9% 3 cc BE = 1.7
9. Monitor nilai etCO2 4. Hasil CXR thorax tgl 15/01/2022 post pemasangan trecheostomi :
10. Edukasi Jelaskan tujuan dan prosedur , Terpasang chest tube di hemitoraks kanan dengan tip setinggi ICS4-5
serta Informasikan hasil pemantauan posterior.
Dibandingkan radiografi Pk. 06:46: pneumotoraks kanan berkurang. Saat
ini terpasang chest tube di hemitoraks kanan dengan tip setinggi ICS4-5
posterior. Tidak tampak pneumomediastinum dan emfisema subkutis.
- Tak tampak kelainan radiologis pada jantung dan paru:stqa.
- Kanul trakea dengan tip distal sekitar 4 cm di atas carina:stqa.
- Deformitas costae 5, 6 posterior kanan dan 3, 4, 5 lateral kiri:stqa.
Analisa :Belum teratasi
Planning :
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, upaya napas, Auskultasi
bunyi napas, dan palpasi kesimetrisan ekspansi paru
2. Monitor saturasi bunyi napas , sputum ( jumlah, warna, konsistensi)
3. Monitor adanya kemampuan reflek batuk
4. Monitor adanya sumbatan jalan napas
5. Pertahankan kepatenan jalan napas , melakukan suction ( kurang dr
15 detik dengan hiperventilasi )
6. Posisikan semi fowler atau fowler
7. Lakukan fisioterapi dada dengan clapping saat inspirasi dan vibrasi
saat ekspirasi
8. Kolaborasi Memberikan therapi inhalasi dengan Ventolin
respule /8 jam + ns 0.9% 3 cc
Sabtu, D.0004 Gangguan 1. Observasi -Monitor frekuensi, irama, DS :Tidak terkaji pasien on TT
22 Ventilasi Spontan kedalaman, upaya napas, Auskultasi bunyi DO :
Januari b.d Kelemahan napas, dan palpasi kesimetrisan ekspansi 1. On TT no 8.0, pressure cuff 30 mmHg, suction TT kuning , kental, dengan
2022 Otot Pernapasan paru produksi sputum sedang. Suction oral (putih, kental , produksi banyak),
2. Monitor saturasi bunyi napas , sputum reflek batuk (-), reflek menelan (+), NGT paten batas 60 ,residu (-)
( jumlah, warna, konsistensi) 2. Pasien pernapasan dengan MOV PSIMV ( peep 5,Ps 8 ,pc 8,RR 10, TI 1.2,
3. Observasi Monitor adanya kemampuan trigger 3.0, fiO2 35 %) menghasilkan minute volume 9..0-11.5 L/min, Exp
reflek batuk Tidal volume 450-650 ml, range P-peak 13-16, Range etCO2 3.5-4.0
4. Monitor adanya sumbatan jalan napas
kPa,pressure cuff 30, Pengembangan dada simetris, Paru – paru
5. Terapeutik Pertahankan kepatenan jalan
Vesikuler +/+,WOB (-), RR 14-22x/mnt, SPO2 98-100%
napas , melakukan suction ( kurang dr 15
detik dengan hiperventilasi ) 3. AGD tgl 15/01/2022
6. Terapeutik Posisikan semi fowler 30-45 0 pH = 7.45
7. fisioterapi dada dengan clapping saat pCO2 = 31.0
inspirasi dan vibrasi saat ekspirasi paO2 = 157.4
8. Kolaborasi Memberikan therapi inhalasi O2sat = 99.9
dengan Ventolin respule /8 jam + ns 0.9% 3 cc HCO3 = 23.7
9. Monitor nilai AGD, etCO2 BE = 1.7
10. Edukasi Jelaskan tujuan dan prosedur 4. Hasil CXR thorax tgl 15/01/2022 post pemasangan trecheostomi :
pemantauan Informasikan hasil pemantauan, Terpasang chest tube di hemitoraks kanan dengan tip setinggi ICS4-5
jika itu perlu posterior.
Manajemen Ventilasi Mekanik (I.01013 Dibandingkan radiografi Pk. 06:46: pneumotoraks kanan berkurang. Saat
11. Observasi- Monitor efek ventilator ini terpasang chest tube di hemitoraks kanan dengan tip setinggi ICS4-5
terhadap status oksigenasi (misal bunyi paru, posterior. Tidak tampak pneumomediastinum dan emfisema subkutis.
ETCO2, respon subyektif napas) - Tak tampak kelainan radiologis pada jantung dan paru:stqa.
12. Observasi- Monitor efek negative - Kanul trakea dengan tip distal sekitar 4 cm di atas carina:stqa.
ventilator (misal deviasi - Deformitas costae 5, 6 posterior kanan dan 3, 4, 5 lateral kiri:stqa.
trachea,barotruma,penurunan curah Analisa :Belum teratasi
jantung,peningkatan tekanan darah, Planning :
perubahan status mental) 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, upaya napas, Auskultasi
13. Observasi- Monitor gejala peningkatan bunyi napas, dan palpasi kesimetrisan ekspansi paru, saturasi
pernapasan 2. Monitor sputum (jumlah,warna dan konsistensi) dan reflek batuk
14. Terapeutik -Mengatur posisi kepala 45-60 0, 3. Monitor jalan napas Paten /ada sumbatan
untuk mencegah aspirasi 4. Pertahankan kepatenan jalan napas , melakukan suction ( kurang dr
15. Melakukan Reposisi pasien setiap 2 jam 15 detik dengan hiperventilasi )
secara bergantian 5. Posisikan semi fowler 30-45 0
16. Melakukan perawatan mulut (oral hygiene) 6. fisioterapi dada dengan clapping saat inspirasi dan vibrasi saat
17. Meletakkan bag-valve mask disamping ekspirasi
tempat tidur untuk antisipasi malfungsi 7. Kolaborasi pemberian therapi inhalasi dengan Ventolin respule /8
mesin mesin jam + ns 0.9% 3 cc
18. Dokumentasi respon pasien terhadap Manajemen Ventilasi Mekanik (I.01013
ventilator 8. Monitor efek ventilator terhadap status oksigenasi (misal bunyi
19. Kolaborasi pemilihan mode ventilator dan paru, ETCO2, respon subyektif napas)
setting 9. Monitor Kriteria kriteria perlunya penyapihan
20. Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk 10. Monitor gejala peningkatan pernapasan
meminimalkan hipoventilasi alveolus 11. Atur posisi kepala 45-60 0, untuk mencegah aspirasi
12. lakukan Reposisi pasien setiap 2 jam secara bergantian
13. lakukan perawatan mulut (oral hygiene)
14. Dokumentasi respon pasien terhadap ventilator
15. Kolaborasi pemilihan mode ventilator dan setting ventilator, serta
kesiapan penyapihan ventilator
Sabtu, D.0008 1. Melakukan Identifikasi tanda/gejala primer DS :Tidak terkaji pasien on TT
22 Penurunan curah Penurunan curah jantung (meliputi dispenea, DO :
Januari jantung b.d kelelahan, adema ortopnea paroxysmal 1. On TT no 8.0, pressure cuff 30 mmHg, suction TT kuning , kental, dengan
2022 Perubahan irama nocturnal dyspenea, peningkatan CPV) produksi sputum sedang. Suction oral (putih, kental , produksi banyak),
jantung, afterload 2. Melakukan Identifikasi tanda /gejala sekunder reflek batuk (-), reflek menelan (+), NGT paten batas 60 ,residu (-)
,dan penurunan curah jantung (meliputi peningkatan 2. Pasien pernapasan dengan MOV PSIMV ( peep 5,Ps 8 ,pc 8,RR 10, TI 1.2,
kontraktilitas berat badan, hepatomegali ditensi vena trigger 3.0, fiO2 35 %) menghasilkan minute volume 9.5-10.6 L/min, Exp
jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, Tidal volume 450-520 ml, range P-peak 13-16, Range etCO2 3.9-4.0
kulit pucat) kPa,pressure cuff 30, Pengembangan dada simetris, Paru – paru
3. Monitoring tekanan darah Vesikuler +/+,WOB (-), RR 16-22x/mnt, SPO2 98-100%,
4. Monitoring intake dan output cairan 3. NIBP 92/75mmHg dengan range TDs 99-100 mmHg, TDd 65-76 MmHg,
5. Monitor saturasi oksigen MAP 82-87, HR 118x/mnt ( range 99-118 x/mnt) dengan amiodaron 300
6. Monitor EKG 12 sadapan/ minimal lead II di mg/24 jam iv dan amiodaron 2x200 mg PO. Gambaran EKG AFRVR-
monitor AFRNVR, CRT <2 detik, pulsasi nadi teraba cukup dengan regular, akral
7. Monitor aritmia (kelainan irama dan frekwensi) ekstremitas atas hangat dan ekstremitas bawah dingin, CVP +4 CmH2O,
8. Periksa tekanan darah dan frekwensi 4. Intake / 6 jam : 686 ml
nadisebelum dan sesudah aktifitas Output /6 jam : 720 ml ( urine 3 jam terakhir 180 ml, urine
9. Terapeutik Posisikan pasien semi-fowler 30 – spontn ),warna kuning jernih, BAB terakhir (22/01/22 jam 08.00 dengan
450 dengan kaki kebawah atau posisi nyaman, warna coklat lembek, sedikit dan pukul 14.00 warna coklat ,lunak dan
Memberikan dukungan emosional dan spiritual, banyak, residu NGT 3 jam terakhir tidak ada.
dan Berikan oksigen untuk memepertahankan Balance /6 jam : (-) 34 ml
saturasi oksigen >94%
Diuresis/ 6 jam : 1.0 ml/kgbb/j
5. Hasil echo tgl 03/01/2022 Fungsi Fungsi sistolik LV menurun, EF 26%
(simpson’s)Kontraktilitas RV menurun.
6. Pasien mendapatkan therapi maintenance :
Amiodaron 200mg/24 jam
NE 0.06 mcg/kgbb/menit
Coralan 2x2.5 mg PO
Analisa :Belum teratasi
Planning :
1. Melakukan identifikasi tanda /gejala primer/sekunder penurunan
curah jantung
2. Monitor haemodinamik ( TD, HR, RR, SPO2, Suhu, EtCo2,)
3. Monitor intake dan output ( balans cairan dan diuresis)
4. Monitoring EKG monitor /12 lead
5. Monitor aritmia
6. Posisikan pasien semi-fowler 30 – 450 dengan kaki kebawah atau posisi
nyaman, Memberikan dukungan emosional dan spiritual
Sabtu, D.0017 Risiko 1. Observasi Monitor tanda/gejala peningkatan DS :Tidak terkaji pasien on TT
22 perfusi serebral TIK,Monitor MAP,Monitor status pernapasan DO :
Januari tidak efektif b.d dan Monitor intake dan output cairan 1. On TT no 8.0, pressure cuff 30 mmHg, suction TT kuning , kental,
2022 Fibrilasi atrium 2. Observasi Monitor ukuran, bentuk, dengan produksi sputum sedang. Suction oral (putih, kental , produksi
dan penurunan kesimetrisan, dan reaktifitas pupil, monitor banyak), reflek batuk (-), reflek menelan (+), NGT paten batas
kinerja ventrikel kesadaran, tanda -tanda vital, reflex kornea, 60 ,residu (-)
kiri kesimetrisan wajah,respon terhadap 2. Pasien pernapasan dengan MOV PSIMV ( peep 5,Ps 8 ,pc 8,RR 10, TI
pengobatan. 1.2, trigger 3.0, fiO2 35 %) menghasilkan minute volume 9.5-10.6
3. TerapeutikMinimalkan stimulus dengan L/min, Exp Tidal volume 450-520 ml, range P-peak 13-16, Range etCO2
menyediakan lingkungan yang tenang,Berikan 3.9-4.0 kPa,pressure cuff 30, Pengembangan dada simetris, Paru – paru
posisi semi fowler danPertahankan suhu tubuh Vesikuler +/+,WOB (-), RR 16-22x/mnt, SPO2 98-100%,
normal 3. NIBP 92/75mmHg dengan range TDs 99-100 mmHg, TDd 65-76 MmHg,
4. Kolaborasi Kolaborasi pemberian sedasi dan MAP 82-87, HR 118x/mnt ( range 99-118 x/mnt) dengan amiodaron
anti konvlsen (Depakene 3 x 600 mg dan 300 mg/24 jam iv dan amiodaron 2x200 mg PO. Gambaran EKG AFRVR-
Keppra 2 x 1000 mg, Kolaborasi pemberian AFRNVR, CRT <2 detik, pulsasi nadi teraba cukup dengan regular, akral
diuretik osmosis (Spironolactone 1x100 mg dan ekstremitas atas hangat dan ekstremitas bawah dingin, CVP +4
Furosemid 1x20 mg CmH2O,
4. Intake / 6 jam : 686 ml
Output /6 jam : 720 ml ( urine 3 jam terakhir 180 ml, urine
spontn ),warna kuning jernih, BAB terakhir (22/01/22 jam 08.00
dengan warna coklat lembek, sedikit dan pukul 14.00 warna
coklat ,lunak dan banyak, residu NGT 3 jam terakhir tidak ada.
Balance /6 jam : (-) 34 ml
Diuresis/ 6 jam : 1.0 ml/kgbb/j
5. Kesadaran sopor, GCS E3M2Vtt, reflex pupil +3/+3 lambat bilateral,
kekuatan otot ekstremitas atas 1111/1111, ektremitas bawah
1111/1111. BPS intubated 3/12, skor MFS 50
Analisa :Belum teratasi
Planning :
1. Monitor tanda/gejala peningkatan TIK,Monitor MAP,Monitor status
pernapasan dan Monitor intake dan output cairan
2. Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan reaktifitas pupil,
monitor kesadaran, tanda -tanda vital, reflex kornea, kesimetrisan
wajah,respon terhadap pengobatan.
3. Kolaborasi Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvlsen
(Depakene 3 x 600 mg dan Keppra 2 x 1000 mg, Kolaborasi pemberian
diuretik osmosis (Spironolactone 1x100 mg dan Furosemid 1x20 mg
Sabtu, D.0142 Risiko 1. ObservasiMonitoring tanda dan gejala infeksi DS :Tidak terkaji pasien on TT
22 infeksi b.d lokal dan sistemik DO :
Januari Ketidakadekuatan 2. TerapeutikBatasi jumlah pengunjung 1. On TT no 8.0, pressure cuff 30 mmHg, suction TT kuning , kental, dengan
2022 pertahanan 3. TerapeutikBerikan perawatan kulit pada area produksi sputum sedang. Suction oral (putih, kental , produksi banyak),
tubuh sekunder edema reflek batuk (-), reflek menelan (+), NGT (residu -)paten batas 60
4. Terapeutikmelakukan (five moment) Cuci 2. Kesadaran sopor, GCS E3M2Vtt, reflex pupil +3/+3 lambat bilateral,
tangan sebelum dan sesudah kontak dengan kekuatan otot ekstremitas atas 1111/1111, ektremitas bawah
pasien dan lingkungan pasien 1111/1111. BPS intubated 3/12, skor MFS 50
5. TerapeutikPertahankan teknik aseptik pada
3. Suhu 35.5 – 37.50 celcius, terdapat edema grade 2 pada punggung
pasein beresiko tinggi
tangan kanan hingga pergelangan tangan, terdapat bekas luka operasi
6. Kolaborasi pemberian antibiotok
7. Kolaborasi mengganti folley chateter dan NGT jantung bypass pada dada dan bekas luka operasi decubitus di bagian
( D7H7) dengan silicon bokong , luka decubitus grade 1 dengan ukuran 13x2cm di punggung di
tutup duoderm CGF dan luka grade 1 dengan ukuran 2x1 cm di mata kaki
sudah di tutup duoderm extra thin, terdapat luka decubitus grade 1
dengan ukuran 6x5cm di oksipitalis di tutup dengan kasa steril dan
hypafix, terdapat luka post WSD diparu kanan, kemudian di tutup kassa
dengan gentamicin dan hypafix.
4. Hasil pemeriksaan lab darah
Hematologi rutin
Hb/Ht/Trombosit/Leukosit
12.1 (L)/35.4/235/12.36 (H)
Albumin : 3.1 (10/01/2022)
Kultur urine (07/01/2022) :Kleb. pneumoniae ss pneumoniae
5. Pasien mendapatkan therapi Tygacil 2 x 50 mg IV ( drip 1 jam).
Pemberian tanggal 20/1/22 pukul 08.00 WIB -D3/D7
6. Terpasang folley chateter no 16 silicon dengan produksi urine kuning
jernih, dan NGT silicon no .16 (tolered)
Analisa :Belum teratasi
Planning :
1. Monitoring tanda – tanda infeksi local maupun sistemik
2. Monitoring hemodinamik
3. Lakukan kebersihan tangan ( 6 langkah cuci tanganfive moment)
4. Pertahankan tehnik aseptic pada pasien beresiko tinggi
5. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
Sabtu, D.0032 Risiko 5. Observasi Memantau kesadaran klien DS : Tidak terkaji pasien on TT
22 Jatuh b.d 6. Terapeutik memberi pengaman disekitar DO :
Januari Kekuatan otot tempat tidur klien seperti penghalang tempat 1. On TT no 8.0, pressure cuff 30 mmHg, suction TT kuning , kental, dengan
2022 melemah tidur produksi sputum sedang. Suction oral (putih, kental , produksi banyak),
7. Terapeutik meninggikan bagian kepala reflek batuk (-), reflek menelan (+), NGT paten batas 60 ,residu (-)
tempat tidur 30-450. 2. Pasien pernapasan dengan MOV PSIMV ( peep 5,Ps 8 ,pc 8,RR 10, TI 1.2,
8. Terapeutik Pertahankan agar lingkungan trigger 3.0, fiO2 35 %) menghasilkan minute volume 9.5-10.6 L/min, Exp
tetap tenang dan aman Tidal volume 450-520 ml, range P-peak 13-16, Range etCO2 3.9-4.0
kPa,pressure cuff 30, Pengembangan dada simetris, Paru – paru
Vesikuler +/+,WOB (-), RR 16-22x/mnt, SPO2 98-100%,
3. NIBP 92/75mmHg dengan range TDs 99-100 mmHg, TDd 65-76 MmHg,
MAP 82-87, HR 118x/mnt ( range 99-118 x/mnt) dengan amiodaron 300
mg/24 jam iv dan amiodaron 2x200 mg PO. Gambaran EKG AFRVR-
AFRNVR, CRT <2 detik, pulsasi nadi teraba cukup dengan regular, akral
ekstremitas atas hangat dan ekstremitas bawah dingin, CVP +4 CmH2O,
4. Intake / 6 jam : 686 ml
Output /6 jam : 720 ml ( urine 3 jam terakhir 180 ml, urine
spontn ),warna kuning jernih, BAB terakhir (22/01/22 jam 08.00 dengan
warna coklat lembek, sedikit dan pukul 14.00 warna coklat ,lunak dan
banyak, residu NGT 3 jam terakhir tidak ada.
Balance /6 jam : (-) 34 ml
Diuresis/ 6 jam : 1.0 ml/kgbb/j
5. Kesadaran sopor, GCS E3M2Vtt, reflex pupil +3/+3 lambat bilateral,
kekuatan otot ekstremitas atas 1111/1111, ektremitas bawah
1111/1111. BPS intubated 3/12, skor MFS 50
Suhu 35.5 – 37.50 celcius, terdapat edema grade 2 pada punggung tangan
kanan hingga pergelangan tangan
Analisa :Belum teratasi
Planning :
- Pertahankan Tindakan pencegahan pasien jatuh
Minggu, D.0004 Gangguan 1. Observasi -Monitor frekuensi, irama, DS :Tidak terkaji pasien on TT
23 Ventilasi Spontan kedalaman, upaya napas, Auskultasi DO :
Januari b.d Kelemahan bunyi napas, dan palpasi kesimetrisan 1. On TT no 8.0, pressure cuff 30 mmHg, suction TT kuning , kental, dengan
2022 Otot Pernapasan ekspansi paru produksi sputum sedang. Suction oral (putih, kental , produksi banyak),
2. Monitor saturasi bunyi napas , sputum ( reflek batuk (-), reflek menelan (+), NGT paten batas 60
jumlah, warna, konsistensi) 2. Pasien pernapasan dengan MOV Spontan (peep 5, ps 8, trigger 3.0, Ins time
3. Observasi Monitor adanya 1.2, I:E 1:3.0, fio2 35%) menghasilkan VT 512-545,Ppeak 13-15, etCO2 4.5-
kemampuan reflek batuk 4.8. Pressure cuff 30,WOB (-)Pengembangan dada simetris, Paru – paru
4. Monitor adanya sumbatan jalan napas Vesikuler +/+,WOB (-), RR 14-25x/mnt, SPO2 98-100%,
5. Terapeutik Pertahankan kepatenan 3. AGD tgl 15/01/2022
jalan napas , melakukan suction pH = 7.45
( kurang dr 15 detik dengan
pCO2 = 31.0
hiperventilasi )
paO2 = 157.4
6. Terapeutik Posisikan semi fowler 30-
45 0 O2sat = 99.9
7. fisioterapi dada dengan clapping saat HCO3 = 23.7
inspirasi dan vibrasi saat ekspirasi BE = 1.7
8. Kolaborasi Memberikan therapi 4. Hasil CXR thorax tgl 15/01/2022 post pemasangan trecheostomi :
inhalasi dengan Ventolin respule /8 jam Terpasang chest tube di hemitoraks kanan dengan tip setinggi ICS4-5
+ ns 0.9% 3 cc posterior.
9. Monitor nilai AGD, etCO2 Dibandingkan radiografi Pk. 06:46: pneumotoraks kanan berkurang. Saat ini
11. Edukasi Jelaskan tujuan dan prosedur terpasang chest tube di hemitoraks kanan dengan tip setinggi ICS4-5
pemantauan Informasikan hasil posterior. Tidak tampak pneumomediastinum dan emfisema subkutis.
pemantauan, jika itu perlu - Tak tampak kelainan radiologis pada jantung dan paru:stqa.
10. Observasi- Monitor efek ventilator - Kanul trakea dengan tip distal sekitar 4 cm di atas carina:stqa.
terhadap status oksigenasi (misal bunyi - Deformitas costae 5, 6 posterior kanan dan 3, 4, 5 lateral kiri:stqa.
paru, ETCO2, respon subyektif napas) Analisa :Belum teratasi
11. Observasi- Monitor efek negative Planning :
ventilator (misal deviasi 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, upaya napas, Auskultasi bunyi
trachea,barotruma,penurunan curah napas, dan palpasi kesimetrisan ekspansi paru, saturasi
jantung,peningkatan tekanan darah, 2. Monitor sputum (jumlah,warna dan konsistensi) dan reflek batuk
perubahan status mental) 3. Monitor jalan napas Paten /ada sumbatan
12. Observasi- Monitor gejala 4. Pertahankan kepatenan jalan napas , melakukan suction ( kurang dr 15
peningkatan pernapasan detik dengan hiperventilasi )
13. Terapeutik -Mengatur posisi kepala 5. Posisikan semi fowler 30-45 0
0,
45-60 untuk mencegah aspirasi 6. fisioterapi dada dengan clapping saat inspirasi dan vibrasi saat ekspirasi
14. Melakukan Reposisi pasien setiap 2 jam 7. Kolaborasi pemberian therapi inhalasi dengan Ventolin respule /8 jam +
secara bergantian ns 0.9% 3 cc
15. Melakukan perawatan mulut (oral Manajemen Ventilasi Mekanik (I.01013
hygiene) 8. Monitor efek ventilator terhadap status oksigenasi (misal bunyi paru,
16. Meletakkan bag-valve mask disamping ETCO2, respon subyektif napas)
tempat tidur untuk antisipasi malfungsi 9. Monitor Kriteria kriteria perlunya penyapihan
mesin mesin 10. Monitor gejala peningkatan pernapasan
17. Dokumentasi respon pasien terhadap 11. Atur posisi kepala 45-60 0, untuk mencegah aspirasi
ventilator 12. lakukan Reposisi pasien setiap 2 jam secara bergantian
18. Kolaborasi pemilihan mode ventilator 13. lakukan perawatan mulut (oral hygiene)
dan setting 14. Dokumentasi respon pasien terhadap ventilator
19. Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP 15. Kolaborasi -rencana 24/01/2022 mode venti Spontan
untuk meminimalkan hipoventilasi
alveolus
Minggu, D.0129 Gangguan 1. Observasi Monitoring ukuran, bentuk, DS :Tidak terkaji pasien on TT
23 integritas kesimetrisan, reaktifitas pupil,kornea, DO :
Januari kulit/jaringan b.d kesimetrisan wajah, respon Babinski, 1. On TT no 8.0, pressure cuff 30 mmHg, suction TT kuning , kental, dengan
2022 Penurunan 2. Observasi Monitoring tingkat produksi sputum sedang. Suction oral (putih, kental , produksi banyak),
mobilitas kesadaran reflek batuk (-), reflek menelan (+), NGT paten batas 60
3. Observasi Monitoring tanda-tanda 2. Pasien pernapasan dengan MOV Spontan (peep 5, ps 8, trigger 3.0, Ins time
vital 1.2, I:E 1:3.0, fio2 35%) menghasilkan VT 512-545,Ppeak 13-15, etCO2 4.5-
4. Observasi Monitoring respons 4.8. Pressure cuff 30,WOB (-)Pengembangan dada simetris, Paru – paru
terhadap pengobatan.
Vesikuler +/+,WOB (-), RR 14-25x/mnt, SPO2 98-100%,
5. TerapeutikAtur interval waktu
3. NIBP 97/73mmHg dengan range TDs 97-101mmHg, TDd 70-75 MmHg, MAP
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien 82-85, HR 97x/mnt ( range 100-87x/mnt) dengan amiodaron 300 mg/24 jam
6. Terapeutikmendokumentasikan hasil iv dan amiodaron 2x200 mg PO. Gambaran EKG AFRVR-AFRNVR, CRT <2
pemantauan dan braden score detik, pulsasi nadi teraba suku dengan regular, akral ekstremitas atas hangat
7. Informasikan hasil pemantauan dan ekstremitas bawah dingin.
8. ObservasiMonitoring tanda/gejala 4. Intake / 12 jam : 686 ml
peningkatan TIK, MAP, status pernapasan Output /12 jam : 720 ml ( urine 3 jam terakhir 180 ml, urine spontn ),warna
9. ObservasiMonitoring intake dan output kuning jernih, BAB terakhir (22/01/22 jam 08.00 dengan warna coklat
cairan
lembek, sedikit dan pukul 14.00 warna coklat ,lunak dan banyak, residu NGT
10. Kolaborasi dalam pemberian diit - MC-
3 jam terakhir tidak ada.
RTP 6 x 350 kkal (180 mL)
11. Terapeutik Minimalkan stimulus Balance /12 jam : (-) 34 ml
dengan menyediakan lingkungan yang Diuresis/ 12 jam : 1.2 ml/kgbb/j
tenang 5. Kesadaran sopor, GCS E3M2Vtt, reflex pupil +3/+3 lambat bilateral, kekuatan
12. Terapeutik Posisikan pasien semi- otot ekstremitas atas 1111/1111, ektremitas bawah 1111/1111. BPS
fowler 30 – 450 intubated 3/12, skor MFS 50
13. Mempertahankan suhu tubuh normal 6. Suhu 35.7 – 37.30 celcius, terdapat edema grade 2 pada punggung tangan
14. Kolaborasi Memberikan diuretik kanan hingga pergelangan tangan, terdapat bekas luka operasi jantung
osmosis; Spironolactone 1x100 mg bypass pada dada dan bekas luka operasi decubitus di bagian bokong , luka
decubitus grade 1 dengan ukuran 13x2cm di punggung di tutup duoderm
CGF dan luka grade 1 dengan ukuran 2x1 cm di mata kaki sudah di tutup
duoderm extra thin, terdapat luka decubitus grade 1 dengan ukuran 6x5cm
di oksipitalis di tutup dengan kasa steril dan hypafix, terdapat luka post WSD
diparu kanan, kemudian di tutup kassa dengan gentamicin dan hypafix.
7. Braden score 12 resiko sedang terjadinya pressure ulcer atau luka tekan.
Analisa :Belum teratasi
Planning :
1. Monitor status neurologis
2. Observasi haemodinamik
3. Perawatan luka
4. Monitoring tanda dan gejala TIK
5. Monitor balans cairan dan diuresis
6. Pertahankan suhu tubuh normal (36.5-37.4)
Minggu, D.0054 Gangguan 1. Observasimelakukan Identifikasi DS :Tidak terkaji pasien on TT
23 mobilitas fisik b.d toleransi fisik melakukan pergerakkan
Gangguan 2. ObservasiMonitoring frekuansi DO :
neuromuscular jantung dan tekanan darah sebelum 1. Kesadaran sopor, GCS E3M2Vtt, reflex pupil +3/+3 lambat bilateral, kekuatan
dan sensori memulai mobilisasi otot ekstremitas atas 1111/1111, ektremitas bawah 1111/1111. BPS
Januari persepsi 3. TerapeutikMelakukan perawatan diri intubated 3/12, skor MFS 50
2022 pasien (gunting kuku kaki dan tangan, 2. NIBP 97/73mmHg dengan range TDs 97-101mmHg, TDd 70-75 MmHg, MAP
keramas 2xseminggu) 82-85, HR 97x/mnt ( range 100-87x/mnt)
4. Terapeutik Melakukan perawatan 3. Hasil pemeriksaan EEg 06/01/2022 Abnormal berupa aktivitas epileptiform
pasien sehabis BAB
possible (Pled) di frontal kiri, yang dapat sesuai dengan Possible NCSE
5. TerapeutikMelakukan perawatan
4. Hasil MSCT brain non kontras 06/01/2022:
diri :Mandi 2x/hr
6. Terapeutikmelakukan Latihan Rentang Infark kronis dengan ensefalomalasia lobus frontotemporoparietal, insula,
Gerak (ROM) pasief/shift dan mencegah dan kapsula interna kiri (teritori MCA kiri) serta
terjadinya cedera saat ROM, serta frontotemporoparietooccipital dan gyrus parahippocampal kanan (teritori
Identifikasi keterbatasan pergerakkan MCA dan PCA kanan).
sendi Analisa : Belum teratasi
7. Memberikan dukungan positif pada saat Planning :
melakukan latihan gerak sendi 1. Dukungan perawatan diri (I.11348)
8. menJelaskan tujuan prosedur latihan 2. Dukungan perawatan diri BAB/BAK (I.113449)
3. Dukungan perawatan diri :Mandi (I.11352)
4. ROM pasif
Minggu, D.0142 Risiko 1. ObservasiMonitoring tanda dan gejala DS :Tidak terkaji pasien on TT
23 infeksi b.d infeksi lokal dan sistemik DO :
Januari Ketidakadekuatan 2. TerapeutikBatasi jumlah pengunjung 1. On TT no 8.0, pressure cuff 30 mmHg, suction TT kuning , kental, dengan
2022 pertahanan 3. TerapeutikBerikan perawatan kulit pada produksi sputum sedang. Suction oral (putih, kental , produksi banyak),
tubuh sekunder area edema reflek batuk (-), reflek menelan (+), NGT (residu -)paten batas 60
4. Terapeutikmelakukan (five moment) 2. Kesadaran sopor, GCS E3M2Vtt, reflex pupil +3/+3 lambat bilateral, kekuatan
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak otot ekstremitas atas 1111/1111, ektremitas bawah 1111/1111. BPS
dengan pasien dan lingkungan pasien intubated 3/12, skor MFS 50
5. Terapeutik
3. Suhu 36.3 – 37.00 celcius, terdapat edema grade 2 pada punggung tangan
Oral hygiene /8 jam kanan hingga pergelangan tangan, terdapat bekas luka operasi jantung
Melakukan perawatan diri mandi
bypass pada dada dan bekas luka operasi decubitus di bagian bokong , luka
2x/hr
decubitus grade 1 dengan ukuran 13x2cm di punggung di tutup duoderm
Mengganti verban ( jadwal GV/3 hr CGF dan luka grade 1 dengan ukuran 2x1 cm di mata kaki sudah di tutup
sekali 23/02/2022) duoderm extra thin, terdapat luka decubitus grade 1 dengan ukuran 6x5cm
Mengganti closed suction ,HME, dan di oksipitalis di tutup dengan kasa steril dan hypafix, terdapat luka post WSD
suction connecting tube sesuai jadwal diparu kanan, kemudian di tutup kassa dengan gentamicin dan hypafix.
D2/H7 4. Hasil pemeriksaan lab darah
• Pertahankan teknik aseptik Hematologi rutin
• Mengganti folley chateter dan NGT
Hb/Ht/Trombosit/Leukosit
menggunakan silicon D7H7
12.1 (L)/35.4/235/12.36 (H)
6. Kolaborasi pemberian antibiotok
Albumin : 3.1 (10/01/2022)
Tygacil 2 x 50 mg IV ( drip 1 jam).
Pemberian tanggal 20/1/22 pukul 08.00 Kultur urine (07/01/2022) :Kleb. pneumoniae ss pneumoniae
WIB -D4/D7 5. Pasien mendapatkan therapi Tygacil 2 x 50 mg IV ( drip 1 jam). Pemberian
7. Kolaborasi mengganti folley chateter tanggal 20/1/22 pukul 08.00 WIB -D4/D7
dan NGT ( D7H7) dengan silicon Analisa :Belum teratasi
Planning :
1. Monitoring tanda – tanda infeksi local maupun sistemik
2. Monitoring hemodinamik
3. Lakukan kebersihan tangan ( 6 langkah cuci tanganfive moment)
4. Pertahankan tehnik aseptic pada pasien beresiko tinggi
5. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
Minggu, D.0032 Risiko 1. Observasi Memantau kesadaran klien DS :Tidak terkaji pasien on TT
23 Jatuh b.d 2. Terapeutik memberi pengaman DO :
Januari Kekuatan otot disekitar tempat tidur klien seperti 1. On TT no 8.0, pressure cuff 30 mmHg, suction TT kuning , kental, dengan
2022 melemah penghalang tempat tidur produksi sputum sedang. Suction oral (putih, kental , produksi banyak),
3. Terapeutik meninggikan bagian kepala reflek batuk (-), reflek menelan (+), NGT paten batas 60
tempat tidur 30-450. 2. Pasien pernapasan dengan MOV Spontan (peep 5, ps 8, trigger 3.0, Ins time
4. Terapeutik Pertahankan agar 1.2, I:E 1:3.0, fio2 35%) menghasilkan VT 512-545,Ppeak 13-15, etCO2 4.5-
lingkungan tetap tenang dan aman 4.8. Pressure cuff 30,WOB (-)Pengembangan dada simetris, Paru – paru
Vesikuler +/+,WOB (-), RR 14-25x/mnt, SPO2 98-100%,
3. NIBP 97/73mmHg dengan range TDs 97-101mmHg, TDd 70-75 MmHg, MAP
82-85, HR 97x/mnt ( range 100-87x/mnt) dengan amiodaron 300 mg/24 jam
iv dan amiodaron 2x200 mg PO. Gambaran EKG AFRVR-AFRNVR, CRT <2
detik, pulsasi nadi teraba suku dengan regular, akral ekstremitas atas hangat
dan ekstremitas bawah dingin.
4. Intake / 12 jam : 686 ml
Output /12 jam : 720 ml ( urine 3 jam terakhir 180 ml, urine spontn ),warna
kuning jernih, BAB terakhir (22/01/22 jam 08.00 dengan warna coklat
lembek, sedikit dan pukul 14.00 warna coklat ,lunak dan banyak, residu NGT
3 jam terakhir tidak ada.
Balance /12 jam : (-) 34 ml
Diuresis/ 12 jam : 1.2 ml/kgbb/j
5. Kesadaran sopor, GCS E3M2Vtt, reflex pupil +3/+3 lambat bilateral, kekuatan
otot ekstremitas atas 1111/1111, ektremitas bawah 1111/1111. BPS
intubated 3/12, skor MFS 50
6. Suhu 36.3 – 37.30 celcius, terdapat edema grade 2 pada punggung tangan
kanan hingga pergelangan tangan
Analisa :Belum teratasi
Planning :
Pertahankan Tindakan pencegahan pasien jatuh