TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Oleh : Kelompok I Pelatihan Intensif
Hari/tanggal : Senin/ 3 Oktober 2016
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Ruang ICCU RSUP Dr Sardjito
Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi
Sumber : Pasien, tim kesehatan, rekam medik
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Sdr E
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Belum bekerja
Pendidikan : Mahasiswa
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Pengasih Kulon progo
No RM : 01786437
Diagnosa Medis : STEMI Anterior onset 6 jam Killip I, TR 3/14 GS 92
post succesfull trombolisis
Tanggal masuk RS : 2 Oktober 2016
2. Primary Survey
a. Airway
Jalan nafas paten, tidak ada obstruksi, snoring (-), wheezing (-), krekles (-), tidak ada
sumbatan maupun penumpukan sekret.
b. Breathing
Inspeksi : Gerakan dada kanan dan kiri simetris, irama teratur, ekspansi dada penuh
(+), SPO2 98% dengan ventilasi binasal kanul 4 liter / menit. RR : 22x/mnt, reflek
batuk (+). Palpasi : tidak ada nyeri tekan. Auskultasi : suara nafas vesikuler.
c. Circulation
Nadi teraba kuat, HR : 90 x/mnt , TD : 125/75 mmHg, akral hangat, kulit tidak pucat,
oedema ekstremitas (-), tidak sianosis, CRT 2 detik
d. Disability
Kesadaran compos mentis, E4 V5 M6, pupil isokor, reflek cahaya (+)
e. Exposure
Dari pemeriksaan dari kepala, leher, ekstremitas, pada pasien tidak ditemukan fraktur,
krepitasi maupun edema.
3. Sekunder Survey
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri dada di daerah sternal, nyeri dirasakan pada saat tarik nafas,
nyeri dirasakan seperti tertekan benda berat, skala dengan VAS didapatkan 3, durasi
nyeri selama tarik nafas. Dan mengeluh masih lemah.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien merupakan rujukan dari Karisma Paramedika dengan STEMI anterior.
6 jam SMRS pasien mengeluh nyeri dada VAS 9, nyeri > 20 menit, nyeri tembus
punggung (+), keringat dingin (+), mual (-), muntah (-). Pasien dibawa ke RS
Kharisma Paramedika dengan diagnosa STEMI anterior onset 4 jam Killip I. Terapi
yang diberikan: aspilet 4 tablet, CPG 4 tablet, Captopril 25 mg, Bisoprolol 2,5 mg,
atorvastatin 40 mg, ISDN 1 tablet dan kemudian dirujuk ke RSS.
Di UGD RSS pasien mengeluh nyeri VAS 5, nyeri tembus punggung, keringat dingin
(-), mual (-), muntah (-) sesak nafas (-), demam (-), batuk pilek (-), anyang-anyangen
(-). Vital sign di UGD TD: 139/82 mmHg, HR : 82 x/menit, RR: 20 x/menit, suhu :
36,5 dan SpO2 : 95 %. Di UGD pasien mendapatkan terapi NaCl mikrolini, dan terapi
trombolisis dengan ateplase 15 mg (iv bolus), ateplase 50 mg (setengah jam), ateplase
35 mg (selama 1 jam).
Monitoring selama pelaksanaan trombolisis tgl 2 Oktober 2016:
Jam kesadaran TD Nadi RR EKG Skala nyeri
13.45- CM 100-137/ 71-78 20 SR VAS 6
14.04 69-88
14.05 CM 121/72 72 20 VES VAS 4
frekuent
14.10 CM 121/80 69 20 SR
14.15- CM 120-143/ 70-82 20 VES VAS 3
15.15 70-86 jarang
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum pasien
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4 V5 M6
b. Status nutrisi
Tinggi badan : 182 cm
Berat badan : 88 kg
IMT : BB / (TB)2m = 88 / (1,82)2 = 88/3,312 = 26,57 (over weight)
Keterangan : 18,5 : under weight
18,5 – 23 : normal
23 – 25 : over weight
>25 : obesitas
c. Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 125/75 mmHg
Nadi : 90 x/mnt
Suhu : 36,5 ºC
RR : 22x/mnt
SPO2 : 98% (dengan oksigen binasal 4 liter/menit)
d. Sistem integumen
Turgor kulit baik, elastis, lembab, tidak sianosis
e. Sistem kardiovaskuler
1) Inspeksi : wajah tidak pucat, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, bibir
dan kulit tidak sianosis, gerakan dinding dada simetris, tidak ada retraksi dinding
dada, RR 22 x/menit
2) Palpasi : tidak teraba adanya massa / benjolan di daerah dada, ictus cordis teraba,
akral hangat.
3) Perkusi : suara paru sonor, jantung redup / pekak, tidak cardiomegali
Batas jantung kanan : SIC 2 kanan linea parasternalis kanan (atas), SIC 3-4
kanan linea parasternalis kanan (bawah)
Batas jantung kiri : SIC 2 linea parasternalis kiri (atas), SIC 2 kiri linea
midclavikularis kiri (bawah).
4) Auskultasi : Paru – paru : vesikuler +/+, RBB -/-, wheezing -/-
Jantung : S1 – S2 normal, bising (-), gallop (-)
f. Sistem pencernaan
Tidak ada caries dentis, tidak ada nyeri telan, tidak ada lesi di daerah abdomen,
peristaltik usus 10x/menit, suara timpani, tidak ada nyeri tekan.
g. Sistem urogenital
Terpasang Condom Cath, warna urine kuning jernih.
h. Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada fraktur maupun luka, tidak ada oedem ekstremitas.
1) Ekstremitas atas : tangan kiri terpasang infus dengan IV catheter no 22 sejak
tanggal 2 Oktober 2016 dengan cairan infus NaCl 0,9% 15 tts / mnt mikro, tusukan
infus tertutup tegaderm, tidak ada tanda infeksi atau plebitis. Tangan kanan tidak
ada oedem, tidak ada luka maupun kelemahan anggota gerak
2) Ekstremitas bawah : kanan dan kiri tidak ada oedema, tidak ada luka, tidak ada
kelemahan anggota gerak, teraba hangat.
5. Terapi
a. Oksigen binasal kanul 4 liter / menit
b. Infus NaCl 0,9% 15 tts/mnt mikro
c. Aspilet 1x 80 mg
d. CPG 1x75 mg
e. Atorvastatin 1x 40 mg
f. ISDN 3x5 mg k/p
g. Captopril 6,25 mg-12,5 mg-12,5 mg kemudian diturunkan menjadi 12,5 mg/12 jam
h. Alprazolam 0-0-0,5
i. Laxadin 1x2C
j. Bisoprolol 1x 2,5 mg
k. UFH 700 iu/jam
6. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG
Irama : reguler, HR: 83x/menit, Axis: normal di +60 derajat, Gel P ada normal (0,08
detik) diikuti komplek QRS, PR interval normal (0,12 detik), ST segmen : elevasi di
V1-V4, QT normal (0,32), Gel T positif (normal), transisi zone: di V4 (normal).
b. Hasil Laboratorium tanggal 2 Oktober 2016 jam 12.48:
Tampak kedua apek pulmo tenang, tampak corakan bronkhovaskuler normal, tak tampak
pelebaran kedua pleural space, tampak kedua diaprahgma licin dan CTR 0,51. Sistem tulang
yang tervisualisasi intake.
Kesan: radiografi dada normal.
B. ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
1. DS:
Pasien mengeluh nyeri dada di daerah Nyeri akut Agen injury biologi
tengah dada, nyeri dirasakan pada (injury miokard)
saat tarik nafas, seperti tertekan
benda berat, skala didapatkan 3,
durasi nyeri selama tarik nafas.
DO:
HR : 90 x/mnt , TD : 125/75 mmHg
Pasien sering memegang dada saat
bernafas.
Ekspresi wajah tidah rileks.
DO:
EKG : ST elevasi di V1-V4
HR : 90 x/mnt , TD : 125/75 mmHg
Pasien masih bedrest.
DO:
Pasien tampak belum bisa tidur
dengan nyaman.
Penampilan kurang rileks
Pasien bertanya tentang kondisinya.
DO:
Pasien bertanya tentang kondisinya.
C. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologi (injury miokard)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay dan
kebutuhan oksigen
3. Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi
D. RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal 4-10- Dx 1, 2 Mengobservasi vital sign Jam 13.30: Aro, Ali, Sri
2016 Membantu pasien dalam pemenuhan ADL makan S: pasien mengatakan nyeri dada sudah berkurang, skala
Jam 08.10: Melakukan EKG 12 lead nyeri 2
Memonitor nyeri pasien O:
Memotivasi pasien untuk melaporkan bila nyeri Penampilan lebih rileks
timbul Istirahat cukup.
TD: 120/75 mmHg, Nadi 89x/menit
Jam 10.30: Dx 1, 3,4 Mengobservasi vital sign Pasien sudah latihan duduk
Mengeksplorasi perasaan pasien ADL masih dibantu sebagian
Memotivasi pasien untuk rileks Pasien mampu mengkominikasikan perasaannya
Menjelaskan pada pasien tentang pentingnya
berhenti merokok, dan perawatan pasca mondok A: Masalah Dx 1,2,3,4 terasasi sebagian
dan selalu berdoa. P: Lanjutkan intervensi:
Mengelola pemberian heparin 900 iu/jam dengan Relaksasi nafas dalam
syring pump. Kelola pemberian terapi
Monitoring hemodinamik
Jam 13.00: Dx 2 Memposisikan pasien semifowler Monitoring gambaran EKG
Bantu ADL pasien
Jam 22.00: Dx 1,2 Mengobservasi vital sign Jam 07.00: Fera, Eva,
Mengelola pemberian atorvastatin 40 mg oral, S: pasien mengatakan tidak nyeri dada lagi. Misbah
alprazolam 0,5 oral. O:
Memfasilitasi lingkungan yang nyaman Penampilan rileks
Memotivasi pasien untuk istirahat. Istirahat cukup.
TD: 120/75 mmHg, Nadi 80x/menit
Jam 05.00 Dx 1,2 Mengobservasi vital sign Pasien sudah latihan duduk
Memandikan pasien ADL masih dibantu sebagian
Mengobservasi respon pasien setelah mandi.
A: Masalah Dx 1,2,3,4 terasasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi:
Relaksasi nafas dalam
Kelola pemberian terapi
Monitoring hemodinamik
Monitoring gambaran EKG
Bantu ADL pasien
Rencana pasien pindah ruang
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
L. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan gen injury biologi Tingkat Nyeri, kriteria hasil: Manajemen Nyeri
(injury miokard) o Melaporkan nyeri
o Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
o Frekwensi nyeri
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
o Prosentase tubuh yang mengalami o Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
nyeri o Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
o Lamanya episode nyeri
pasien
o Expresi wajah terhadap nyeri o Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
o Expresi oral terhadap nyeri o Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
o Posisi tubuh melindungi o Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
o Tak bisa istirahat kontrol nyeri masa lampau
o Ketegangan otot o Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
o Perubahan dalam RR, HR,TD, o Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
ukuran pupil pencahayaan dan kebisingan
o Kurangi faktor presipitasi nyeri
o Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter
Kontrol Nyeri, Kriteria hasil: personal)
Mengenal faktor penyebab o Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Mengenal onset nyeri o Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Memakai analgesik yang sesuai o Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
Menggunakan tindakan pencegahan o Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
non analgesik o Tingkatkan istirahat
Mengenal dan melaporkan tanda- o Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
tanda nyeri untuk mencari berhasil
pertolongan o Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Melaporkan kontrol nyeri
Analgesic Administration
o Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian
obat
o Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
o Cek riwayat alergi
o Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
o Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
o Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
o Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
o Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
o Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)