Anda di halaman 1dari 42

PRESENTASI KASUS

dr. Balraj kaur

Pembimbing: dr. Dies


Pendamping: dr. Kgs. Zen Syukri
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA (PIDI) ANGKATAN
IV TAHUN 2020
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAHAT
SUMATERA SELATAN
DESEMBER 2020
Laporan Kasus

IDENTITAS

Nama : Ny H
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 43 Tahun
Alamat :Lahat tengah RT/RW 004/001
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Agama : Islam
No. MR : 11. 34.00
TMRS :03 Januari 2021
Laporan Kasus

Keluhan Utama : Jantung berdebar debar


Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang
dengan keluhan jantung berdebar dan tangan
gemetar yang dirasakan terus menerus sejak 1
minggu ini.
Sejak 2 hari terakhir pasien juga mengeluh ,
sesak, lemas, mudah lelah, disertai badan terasa
panas dan banyak berkeringat, pasien juga
mengaku nafsu makannya meningkat namun
badan tetap kurus dan sulit tidur dimalam hari.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyangkal ada keluhan serupa
sebelumnya
-Pasien mengaku terdapat benjolan di leher
namun tidak membesar
  - Riwayat Diabetes Melitus tidak ada
- Riwayat Hipertensi tidak ada
- Riwayat Penggunaan Obat tidak ada
 
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang memiliki
keluhan yang sama dengan pasien
Laporan kasus
Pemeriksaan Fisik
 STATUS PRESENT
Keadaan umum :Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Pengukuran Tanda vital

Tekanan Darah : 110/80 mmHg


Nadi : 120 kali/menit , irama reguler, kuat angkat
Suhu : 37,0° C
Respirasi : 20 kali/menit
Berat badan : 47 kg
Tinggi badan : 159 cm
Gizi : Normoweigh (IMT = 18.8)
Laporan kasus
 STATUS GENERALIS

Kuliit :Warna : gelap


Sianosis : tidak ada
Turgor : cepat kembali
Pucat : tidak ada
Kepala :Bentuk: normosefali
Rambut : Warna hitam
Tebal/tipis : tebal
Distribusi : merata
Mata : Palpebra
: oedem (-/-), eksoftalmus (-)
Alis & bulu mata : tidak mudah dicabut
Konjungtiva : pucat (+/+)
Sklera : normal
Pupil : Diameter : 3 mm/3 mm
Simetris : isokor, normal
Reflek cahaya : (+/+)
Kornea : jernih/jernih
Leher :
Inspeksi : Kelenjar Tiroid Bengkak (-)
Pembesaran Vena :-
Palpasi Vena :-
Refluks Hepatojugular : -

Palpasi :Teraba benjolan bilateral difus, simetris


kanan-kiri, permukaan rata, konsistensi kenyal, ikut jika
menelan, nyeri tekan negatif, ukuran sekitar 3x1cm.

Auskultasi : bruit (-)


Toraks :
Inspeksi : simetris
Retraksi : tidak ada
Dispneu : tidak ada
Pergerakan: simetris

Palpasi : Fremitus fokal : simetris


Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : Vesikuler (+)
Suara Napas Tambahan : Rhonki (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Iktus tidak kordis tampak

Palpasi : Apeks teraba di ICS IV II jari medial


linea midklavikula, Intensitas normal, pelebaran (-),irama
reguler dan Thrill (-)

Perkusi Batas Atas : ICS II linea parasternal sinistra


Batas Kanan : ICS IV linea parasternal dekstra
Batas Kiri : ICS IV 2 jari medial linea midklavikula
sinistra

Auskultasi : Bunyi jantung : HR 110 x/menit ,


ireguler(+) , mur mur (-) galop (-)
Abdomen :
Inspeksi :Bentuk : normal Pergerakan :
Simetris

Palpasi :Dinding Perut : Soepel


Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Massa : tidak ada

Perkusi: Timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Laporan kasus
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hematologi
Hemoglobin 8.3 g/dL 13-16
Hematokrit 24.6% 40-48
Hitung Eritrosit 2.78 juta/uL 4,5-5,5
MCV 78.1 fL 82-92
MCH 27.8 pg 27-31
MCHC 35.6 g/dL 32-36
Hitung Leukosit 12.94 ribu /uL 5.000-10.000
Basofil 0.8 % 0-1
Eosinofil 0.4 % 1-3
Neutrofil 78.7% 50-70
Limfosit 14. 4% 20-40
N/L Ratio 9.3% 2-8
 

Hitung Trombosit 350.000/uL 150.000-400.000


Natrium 126 135-145
mmol/L
Kalium 3.2 3.2 – 5.0
mmol/L
Chlorida 89 98-108
mmol/L

TSH 0.81 uIU/mL 0.4 – 4.20


Total 1.12 ng/dL
Triiodothycon 0.8 – 2.0
ine (T3)
Total 18.79 ug/dL
thyroxine (T4) 4.5 – 12.0
Laporan kasus
Pemeriksan EKG
Laporan kasus
Diagnosis kerja
-Hipertiroid dengan atrial fibrilasi
- elektrolit imbalance
- anemia
Diagnosa pasti
- Hipertiroid heart disease
Laporan kasus
Terapi
 IVFD RL gtt x/ m
 Injeksi ceftriaxone /12 jam
 Injeksi ranitidin / 12 jam
 PTU 100 mg/12 jam
 Digoxin /12 jam (po)
 Ulsidex /8 jam (po)
 Curcuma /8 jam(po)
 As. Folat/12 jam (po)
 KSR / 24 jam (po)
 Amiodarone ½ / 24 jam (po)
 Clobazam ½ / 24 jam (po)
 Rencana PRC 1 kolf
•Prognosa
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
Laporan kasus
follow up
Tanggal 2-01-2021
S : Lemas (+) sesak (+) jantung berdebar- debar (+) bengkak di leher (+), gelisah (+) sulit tidur (+)

O : TD : 120/70 RR : 20x / menit


HR : 120x/ menit

A: Hipertiroid + anemia + elektrolite imbalance + atrial fibrilasi


P : - IVFD RL gtt X/ m
- injeksi ceftriaxone /12 jam
-injeksi ranitidin /12 jam
- PTU 100 mg/12 jam
-digoxin /12 jam
- ulsidex /8 jam (po)
- curcuma / 8 jam (po)
- as folat /12 jam
- ksr /24 jam
- amiodaron ½ /24 jam
- clobazam 1/1 /24 jam
Rencana : pemeriksaan laboratorium
pemeriksaan EKG
X Ray thorax
PRC 2 x 150 cc
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hematologi
Hemoglobin 10.9 g/dL 13-16
Hematokrit 32.5 % 40-48
Hitung Eritrosit 3.62 juta/uL 4,5-5,5
MCV 89.9 fL 82-92
MCH 30.0 pg 27-31
MCHC 33.4 g/dL 32-36
Hitung Leukosit 12.94 ribu /uL 5.000-10.000
Basofil 0.8 % 0-1
Eosinofil 0.2 % 1-3
Neutrofil 78.0% 50-70
Limfosit 13.5 % 20-40
N/L Ratio 9.3% 2-8
 

Natrium 136 135-145 mmol/L


Kalium 3.2 3.2 – 5.0
mmol/L
Chlorida 99 98-108 mmol/L
Thorax X Ray
Laporan kasus
follow up
Tanggal 3-01-2021
S :Lemas menurun (+) sesak (-) jantung berdebar- debar (-) bengkak di leher (+), gelisah (-) sulit
tidur (-)

O : TD : 120/70 RR : 20x / menit


HR : 120x/ menit

A : Hipertiroid heart disease


P : - IVFD RL gtt X/ m
- injeksi ceftriaxone /12 jam
-injeksi ranitidin /12 jam
- PTU 100 mg/12 jam
-digoxin /12 jam
- ulsidex /8 jam (po)
- curcuma / 8 jam (po)
- as folat /12 jam
- ksr /24 jam
- amiodaron ½ /24 jam
Rencana : transfusi PRC 2x 1 50 cc 1 kolf/ hari
Laporan kasus
follow up
Tanggal 4-01-2021
S :Lemas (-) sesak (-) jantung berdebar- debar (-) bengkak di leher (+), gelisah (-) sulit
tidur (-)

O : TD : 120/70 RR : 20x / menit


HR : 120x/ menit

A: Hipertiroid heart disease


P : - IVFD RL gtt X/ m
- PTU 100 mg/12 jam
- ulsidex /8 jam (po)
- curcuma / 8 jam (po)
- as folat /12 jam
- ksr /24 jam
- amiodaron ½ /24 jam
-tranfusi PRC 2x 150 cc
follow up
Tanggal 5-01-2021
S :Lemas (-) sesak (-) jantung berdebar- debar (-)
bengkak di leher (+), gelisah (-) sulit tidur (-)

O : TD : 120/70 RR : 20x / menit


HR : 120x/ menit

A: Hipertiroid heart disease


P : pasien berobat jalan
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid mulai terbentuk pada


janin berukuran 3,4-4 cm, yaitu
pada akhir bulan pertama
kehamilan. Kelenjar tiroid berasal
dari lekukan faring antara branchial
pouch pertana dan kedua. Kelenjar
tiroid terletak dibagian bawah leher,
terdiri atas dua lobus, yang
dihubungkan oleh ismus yang
menutupi cincin trakea 2 dan 3
Pada orang dewasa beratnya berkisar antara 10-20 gram.
Vaskularisasi kelenjar tiroid termasuk amat baik.
A tiroidea superior berasal dari a.karotis komunis atau
a.karotis eksterna, a.tiroidea inferior dari a.subklavia

Aliran darah ke kelenjar tiroid diperkirakan 5 ml/gram


kelenjar/menit, dalam keadaan hipertiroidisme aliran
ini akan meningkat sehingga dengan stetoskop
terdengar bising aliran darah dengan jelas di ujung
bawah kelenjar
PENDAHULUAN

 Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis akibat fungsi tiroid


yang berlebihan.
 Terdapat dua tipe hipertiroidisme spontan yang paling sering
dijumpai yaitu penyakit Graves dan goiter nodular toksik.
 Pada penyakit Graves terdapat dua kelompok gambaran utama
yaitu tiroidal dan ekstra tiroidal
Tiroidal goiter akibat hiperplasia kelenjar
tiroid, dan hipertiroidisme, Pasien mengeluh
lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat
semakin banyak bila panas, kulit lembab, berat
badan menurun, sering disertai dengan nafsu
makan yang meningkat, palpitasi dan takikardi,
diare, dan kelemahan serta atropi otot.
Ekstratiroidal oftalmopati ditandai
dengan mata melotot, fisura palpebra
melebar, kedipan berkurang, dan
kegagalan konvergensi. Goiter nodular
toksik, lebih sering ditemukan pada
pasien lanjut usia sebagai komplikasi
goiter nodular kronik, manifestasinya
lebih ringan dari penyakit Graves
Di negara Amerika Serikat, penyakit
Graves adalah yang paling umum dari
hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus akibat
penyakit Graves. penyakit Graves
ditemukan 0,5 kasus per 1000 orang
selama periode 20-tahun, dengan orang
berusia 20-40 tahun.
TINJAUAN PUSTAKA
 

A.  Definisi

Menurut American Thyroid Association dan American


Association of Clinical Endocrinologists, hipertiroidisme
didefinisikan peningkatan kadar hormon tiroid yang
disintesis dan disekresikan kelenjar tiroid melebihi normal.
Hipertiroidisme adalah efek metabolik yang berlebihan
oleh hormone tiroid T4, T3 .
Subklinis hipertiroidisme mengacu pada kombinasi
konsentrasi TSH yang tidak terdeteksi dan konsentrasi
serum T3, T4 normal, terlepas dari ada atau tidak adanya
tanda-tanda gejala klinis
Etiologi
1. Tiroid :
 Grave’s disease 80% karena ini
 Terjadi pada usia 20 – 40 tahun, riwayat gangguan tiroid keluarga, dan
adanya penyakit autoimun lainnya misalnya DM tipe I
 Adenoma toksik
 Toksik nodular goiter
 McCune-Albrigth
 Tiroiditis sub akut
 Tiroiditis limfositik kronik
2. Hipofisis :
 Adenoma hipofisis
 Hipofisis resisten terhadap T4

3. Lain :
 Eksogen
 Iodine induced hyperthyroidism
 hCG
Epidemiologi

Graves Disease menyumbang antara 60% sampai 80%


dari pasien dengan hipertiroidisme. menyerang 10 kali
lebih pada wanita dibandingkan pria, dengan risiko
tertinggi antara usia 40 sampai 60 tahun. Prevalensi
adalah orang Asia dan Eropa.
Adenoma autonom dan racun multi-nodular gondok
sering terjadi di Eropa dan daerah lain di dunia di mana
penduduk cenderung mengalami defisiensi yodium,
prevalensi mereka juga lebih tinggi pada wanita dan
pada pasien yang lebih tua dari 60 tahun .
 
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
 Pada hipertiroid dua kelompok gambaran utama, yaitu
tiroidal dan ekstratiroidal yang keduanya dapat juga tidak
tampak.
 Tiroidal berupa goiter hiperplasia kelenjar tiroid dan
hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan.
Gejala hipermetabolisme dan aktivitas simpatis yang meningkat
seperti pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas,
keringat berlebih, berat badan menurun sementara nafsu
makan meningkat, palpitasi, takikardi, diare, dan kelemahan
atau atrofi otot.
 Ekstratiroidal dapat ditemukan seperti oftalmopati dan
infiltrasi kulit lokal yang terbatas pada tungkai bawah
Pemeriksaan Fisik
manifestasi ekstratiroidal yang berupa
oftalmopati ditemukan 50-80% pasien
ditandai dengan mata melotot, fissura
paplebra melebar, kedipan berkurang, lid lag
(keterlambatan kelopak mata mengikuti
gerakan mata) dan kegagalan konvergensi.
Pada manifestasi tiroidal dapat ditemukan
goiter difus, eksoftalmus, palpitasi, suhu
badan meningkat, dan tremor.
Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan antibodi tiroid yang meliputi anti
tiroglobulin dan antimikrosom, pengukuran
kadar TSH serum, test penampungan yodium
radiokatif (radioactive iodine uptake) dan
pemeriksaan sidikan tiroid (thyroid scanning)
Gold standard yang digunakan dalam klinis
adalah serum TSH dan FT4
EKG
X ray thorax
Penatalaksanaan
Farmakologis

antitiroid golongan tionamid. Terdapat 2 kelas


obat golongan tionamid, yaitu tiourasil yang
dipasarkan dengan nama propiltiourasil (PTU)
dan imidazol yang dipasarkan dengan nama
metimazol dan karbimazol.
Dosis
PTU, 3x100-200 mg/hari
metimazol/tiamazol 20-40 mg/hari dengan dosis
terbagi untuk 3-6 minggu pertama
Jika ditemukan dosis awal belum memberikan
perbaikan klinis, dosis dinaikan bertahap hingga
dosis maksimal, sementara jika dosis awal sudah
memberi perbaikan , dosis diturunkan hingga dosis
terkecil PTU 50 mg/hari dan metimazol/ tiamazol 5-10
mg/hari yang masih dapat mempertahankan keadaan
eutiroid dan kadar T4 bebas dalam batas normal.
 Yodium

digunakan untuk memperoleh efek yang cepat seperti pada


krisis tiroid atau untuk persiapan operasi
15 mg per hari dengan dosis terbagi yang diberikan 2 minggu
sebelum dilakukan pembedahan.
 Penyekat Beta (Beta Blocker).

Reserpin, guanetidin dan penyekat beta (propranolol)


Dosis awal propranolol umumnya 80 mg/hari.
Dosis awal atenolol dan metoprolol 50 mg/hari dan nadolol
40 mg/hari mempunyai efek serupa dengan propranolol.
 Tiroidektomi, subtotal dianjurkan pada penderita dengan
keadaan yang tidak mungkin diberi pengobatan dengan
(wanita hamil atau yang merencanakan kehamilan dalam
waktu dekat). Indikasi lain adalah mereka yang sulit
dievaluasi pengobatannya, bila strumanya diduga
mengalami keganasan, dan alasan kosmetik.
Nonfarmakologis

penderita hipertiroid dapat diedukasi untuk diet


tinggi kalori dengan memberikan kalori 2600-
3000 kalori per hari baik dari makanan dari
suplemen, konsumsi protein tinggi 100-125 gr
(2,5 gr/kg BB) per hari untuk mengatasi proses
pemecahan protein jaringan seperti susu dan
telur, olah raga teratur, serta mengurangi
rokok, alkohol, dan kafein yang dapat
meningkatkan kadar metabolisme
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai