Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR KELOMPOK

KKN TEMATIK STUNTING ANGKATAN 100


“ PENGUATAN RECOVERY EKONOMI PASCA PANDEMI
COVID-19 MELALUI PEMBERDAYAAN POTENSI DESA”

TIM PENGABDI

Ketua : Jusman Rau, S.Km.,M.Kes


Anggota : Alang Gunawan Lembah
Darmayani
Fitriyanti
Moh.Ikbal
Ratih

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR MANDIRI

KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK STUNTING


ANGKATAN 100
SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023

DESA/KELURAHAN : Walandano
KECAMATAN : Balaesang Tanjung
KABUPATEN/KOTA : Donggala

OLEH :

Alang Gunawan Lembah


Darmayani
Fitriyanti
Moh.Ikbal
Ratih

Disetujui Pada :
Senin, 03 Oktober 2022
Ketua Panitia KKN 100 Dosen Pembimbing Lapangan

Jamaluddin, S.Farm., M.Si Jusman Rau, S.Km.,M.Kes


NIP. 19840223 200912 1 004 NIP. 19821203 200912 1 004
Mengetahui :
Koordinator Pusbang PM-KKN LPPM Universitas Tadulako

Dr. Muh. Nawawi, M.Si


NIP. 19850531199001 1002

i
RINGKASAN

Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 untuk mewujudkan bangsa yang
berdaya saing terutama dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas
poin 4 (empat)
Di tegaskan bahwah pembangunan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas
sector dan peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 tentang
percepatan penurunan stunting penegasan bahwa dalam rangka mewujudkan
sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif, serta pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan, dilakukan percepatan penurunan stunting dan bahwa
percepatan penurunan stunting di laksanakan secara holistik, integratif, dan
berkalitas melalui kerja sama multisektor di pusat, daerah, dan desa serta
pemangku kepentingan.
Badan kependudukan dan keluarga berencana Nasional ( BKKBN)
merupakan lembaga non kementrian yang di tetapkan sebagai penanggung
jawabutama dalam program penanggung jawab stanting di Indonesia. Demikian
pula BKKBN Provinsi sulawesu tengah dan Dinas pengendalian penduduk dan
keluarga berencana (P2KB) Provinsi Sulawesi Tengan yang menanggung jawab
utama dalam program pengangulangan stunting diwilayah Sulawesi tenganh,
dimna perlu adanya kerja sama lintas sektor terkait program tersebut.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Stunting Merupakan salah satu
kegiatan intrakurikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi dengan metodi pemberian pengalaman belajar dan bekerja
kepadan mahasiswa, dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya
pecepatan penurunan stunting. Kuliah Kerja Nyata diselangarakan berdasarkan
UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system
pendidikan Nasional, Undang-Undang No. 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional
pendidikan tinggi atau undang- undang yng berkaitan dengan pendidikan dalam
rangka wujud nyata dari unsur-unsur di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi,

ii
Yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
yang merupakan proses pendewasaan dan pemandirian manusia secara sistematis,
agar siap menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Menjalani kehiupan
secara kehidupan berarti berani mengambil kehidupan yang bijaksana sealigus
berani menggung segala konsekuansi yang ditimbulkannya.
Pelaksanaan KKN Tematik Stunting bagi mahasiswa dimaksudkan untuk
mampu mengobservasi dan mengidentifikasi masalah yang berkontribusi terhadap
kejadian stunting, menegakkan faktor penyebab stunting, melakukan intervensi
pencegahan stunting yang tepat berdasarkan hasil observasi dan identifikasi
masalah, melakukan evaluasi terhadap kegiatan percepatan pencegahan stunting
dan merefleksikan hasil-hasil yang diperoleh selama kegiatan dilakukan.
Pelaksanaan KKN Tematik Stunting angkatan 100 Universitas Tadulako
dilakukan mahasiswa dengan kegiatan mentoring dan evaluasi kegiatan dibawah
bimbingan DPL secara luring maupun during dan dibawah koordinasi Pusbang
PM-KKN LPPM Untad. Program kerja disusun sesuai dengan lokasi yang
menjadi tempat KKN. Terdapat tujuh (7) program kerja, yang dimana tiga(3)
program kerja utama tujuh puluh persen (70%), dan lima(5) program kerja
tambahan dengan tiga puluh persen(30%), pada pelaksanaan kegiatan program
kerja KKN Tematik Stunting angkatan 100.

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................i
RINGKASAN .................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iv
A. Gambaran Umum Wilayah Pengabdian.............................................1
1. Sejarah Desa……………………………………………………..…1
2. Peta Desa……………………………………………………….…..2
3. Potensi Desa………………………………………………….…….3
B. Metode Pelaksanaan Kegiatan ...........................................................5
C. Hasil Pelaksanaan ...............................................................................7
D. Penutup……………………………………………………………….10
1. Kesimpulan ........................................................................................10
2. Saran…………… ..............................................................................10
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan ..................................................................................11

iv
A. Gambaran Umum Wilayah Pengabdian

1. Sejarah Desa Walandano

Desa walandano adalah sebuah perkampungan yang dihuni oleh


suku balaesang yang indah dari Rano dan kamonji, karena sesuai dengan
karakteristik dan kenampakan wilayah dari garis pantai, gugusan pulai -
pulau dan teluk, Dengan demikian letak geografis langsung berbatasan laut
atau perairan, Sehingga Desa Walandano memiliki luas wilayah
didominasi oleh perairan laut.
Disekitar abad ke 18 dan 19, para pelaut dari suku Bajo/Sama,
Bugis Makassar, Mandar banyak singgah dan akhirnya menetap di
Walandano, karena daerah ini lebih aman sebagai tempat perlindungan
dari badai dan gangguan manusia. Sekaligus tempat mempertahankan
kehidupan karena ketersediaan sumber daya alam darat dan laut yang
sangat menjanjikan.
Suku Sama/Bajo adalah suku laut dan pelaut, yang tentunya adalah
suku yang cocok dan sesuai serta sanggup beradaptasi dengan karakteristik
wilayah walandano, terbukti komoditas suku Bajo adalah mayoritas yang
mendiami wilayah ini. Sedangkan suku Balaesang yang merupakan suku
asli yang sudah tidak sanggup lagi mempertahankan dan beradaptasi
dengan kehidupan dan iklim laut serta stabilitas keamanan terutama dari
gangguan suku-suku perampok dan bajak laut, yang dalam bahasa Bajo
(sama) disebut PAGORA yang berasal; dari etnis Mangindanau dan
ditunjang oleh penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia yang belum
stabil, memaksa mereka harus meninggalkan ladang-ladang perkebunan
yang berada di wilayah perkampungan Walandano, bermigrasi kembali ke
komunitasnya di perkampungan Rano, Kamonji, Ketong dan Malei.
Pada tahun 1945 bertepatan dengan diresmikan berdirinya distrik
Balaesang Desa Walandano merupakan salah satu diantara tiga belas Desa
yang masuk dalam wilayah “Distrik Balaesang”. Desa Walandano pernah
di gelar dan dijuluki Donggala dua, karena pada saat itu alur pamiagaan
melalui laut sangat ramai bagi pedagang termaksud suku Tionghoa, hal ini
1
ditunjang oleh wilayah pelabuhan yang aman. Desa Pomolutu adalah
sebuah desa yang terletak di pesisirnnTimur Semenanjung Manimbaya
yang berbatas dengan sebelah utara berbatas dengan selat Makassar,
sebelah selatan berbatas dengan desa Walandano dan Malei, sebelah barat
berbatas dengan Desa Rano dan Manimbaya, serta sebelah Timur berbatas
dengan teluk Tambu dan Desa Palau
Pada tanggal 30 November 2009 sebagai tindak lanjut dari PERDA
NO. 5 Tahun 2004, tentang pembentukan Kemacatan Balaesang Tanjung
yang beribu kota di Desa Malei, Desa Wlandano adalah termaksud
wilayah Kecamatan Balaesang Tanjung.

2. Peta Desa Walandano

Gambar 1 Peta Desa Walandano

Kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) angkatan 100 ini kami lakukan di desa
walandano kecamatan balaesan tanjung kabupaten donggala sulawesi tengah.
Secara astronomi, berdasarkan posisi geografisnya letak wilayah desa walandano
membujur dari arah selatan ke utara dan barat daya, yang kini menjadi desa
walandano ±17 km dengan luas seluruhnya 31,27 km² terbagi menjadi tiga dusun.

2
 Batas Wilayah
a. Sebelah Utara Desa Palau
b. Sebelah Selatan Selat Makassar
c. Sebelah Barat Desa Malei
d. Sebelah Timur Desa Lombonga
 Orbisitas (Jarak dari pusat pemerintah)
a. Jarak dari pusat pemerintah kecamatan 09 Km
b. Jarak dari pusat pemerintah kabupaten 150 Km
c. Jarak dari pusat pemerintah provinsi 120 Km

C. Potensi Desa

1. Potensi social
 Sarana peribadaan
Sarana peribadaan yang berada di wilayah di Desa Walanano di dominansi oleh
masjid dan gereja, hal ini di karenakan sebagaian besar penduduk Desa
Walandano adalah Muslim dan non Muslim. Adapun sarana peribadaan di
wilayah Desa Walandano sebagai berikut:

Desa/Kelurahan Mesjid Gereja Wihara Pura

Walandano 2 3 - -

 Sarana kesehatan
Untuk menunjang kesehatan masyarakat di Desa Walandano terdapat beberapa
fasilitas kesehatan diantaranya sebagai berikut:

Desa/Kelurahan Puskesdes Posyandu Rumah sakit

3
Walandano 1 3 -

 Saran pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di Desa Walandano sebagai berikut:

Desa/Kelurahan PAUD SD SMP SMA

Walandano 2 1 1 -

 Sarana olahraga
Sarana olahraga di Desa Walandano tersebar di berbagai dusun sebagai berikut:

Desa/Kelurahan Dusun 1 Dusun 2 Dusun 3

Walandano Lapangan voly Lapangan bola -


dan takraw

2. Potensi Budaya
Desa walandano kaya akan unsur-unsur budaya mulai dari sukunya, ada
suku kaili, bugis, bajo, jawa dll. Bahasa, adat, kesenian dan arsitektur bangunan
( bangunan Perpustakaan Desa Walandano MEDCO FOUNDATION yang
mengambil konsep rumah adat suku kaili yang bertempat di Donggala )
3. Potensi ekonomi
Dari segi perkebunan bahwa cengke merupakan tanaman perkebunan yang
memiliki kontribusi besar, selanjutnya kelapa menjadi urutan kedua dari salah satu
penyumbang kontribusi disektor pertanian dan perkebunan di desa walandano.
Dari segi peternakan populasi ternak didesa walandano terdiri dari
beberapa ternak yaitu sapi dan kambing.

4
B. Metode Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Pelaksanaan KKN Tematik Stunting angkatan 100
dilaksanakan selama dua puluh delapan (28) hari bertempat di Desa Walandano
Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala. Adapun program kerja
yaitu ;
1. Pengenalan dan Pelatihan Tim Pendamping Keluarga (TPK)
a. Berlokasikan di setiap rumah anggota TPK
b. Dilaksanakan pada tanggal 23 september 2022
c. Mempersiapan diri dan materi
d. Melakukan pengenalan dan pelatihan secara door to door pada TPK
2. Pendataan Menggunakan Aplikasi E-Pagassi
a. Berlokasikan di setiap rumah masyarakat/responden
b. Dilaksanakan pada tanggal 02-27 september 2022
c. Melakukan pendataan pada masyarakat menggunakan aplikasi E-Pagassi
3. Sosialisasi Pencegahan Stunting
a. Berlokasikan di setiap dusun
b. Dilaksanakan pada tanggal 02-27 september 2022
c. Mempersiapan diri dan materi
d. Melakukan sosialisasi stunting secara door to door
4. Sosialisasi Peningkatan Ekonomi Kreatif Pasca Bencana
a. Berlokasikan di Balai Pertemuan
b. Dilaksanakan pada tanggal 24 september 2022
c. Mempersiapkan diri dan materi
d. Melaksanakan sosialisasi peningkatan ekonomi kreatif pasca bencana
5. Penataan Administrasi Desa dengan Pengimputan Data Profil Bersama
Aparat Desa
a. Berlokasikan di kantor Desa
b. Dilaksankan pada tanggal 23 september 2022
c. Menyiapkan bahan Penataan
d. Melakukan penataan bersama aparat desa
6. Penataan Toga di Halaman Rumah dan Pembuatan Tempat Sampah

5
a. Berlokasikan Di setiap halaman warga
b. Dilaksanakan pada tanggal 15-21 september 2022
c. Menyiapkan bibit TOGA
d. Melakukan penanaman bibit TOGA
e. Menyiapkan Cat
f. Melakukan pengecattan pada tempat sampah dan tugu perbatasan

6
C. Hasil Pelaksanaan

Pelaksanaan KKN Tematik Stunting bagi mahasiswa dimaksudkan untuk


mampu mengobservasi dan mengidentifikasi masalah yang berkontribusi terhadap
kejadian stunting, menegakkan faktor penyebab stunting, melakukan intervensi
pencegahan stunting yang tepat berdasarkan hasil observasi dan identifikasi
masalah, melakukan evaluasi terhadap kegiatan percepatan pencegahan stunting
dan merefleksikan hasil-hasil yang diperoleh selama kegiatan dilakukan.
Berdasarkan ketentuan utama kegiatan KKN Tematik Stunting di
laksanakan di Kabupaten Donggala dan Kota Palu Sulawesi Tengah di bawah
koordinasi koordinator LPPM UNTAD dan DINAS P2KB Sulawesi Tengah serta
BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah. Pelaksanaan KKN Tematik Stunting
berlangsung selama tiga puluh hari (30) hari, yang terbagi menjadi dua (2) hari
pertama untuk pembekalan, bimbingan, dan penguatan pemyusunan program
kerja, dua puluh enam (26) hari berikutnya untuk pelaksanaan program kerja, dan
dua (2) hari terakhir untuk penyelesaian laporan akhir.
Pelaksanaan Program Kerja KKN Tematik Stunting terbagi ke dalam dua
(2) program kerja, yaitu program utama dengan bobot 70% yang terdiri dari ;
1. proker pengenalan dan pelatihan TPK
Dalam tahapan proses pelaksanaan program kerja ini terdapat tiga hari
waktu yang diperlukan untuk menjalankan proker ini, yang dimana hari pertama
melakukan koordinasi dengan kepala desa maupun pihak yang terkait, hari kedua
dan ketiga melakukan pengenalan dan pelatihan pada TPK.
Namun dalam pelaksanaannya kami mampu menjalankannya dalam waktu
dua (2) hari saja. Terdapat lima (5) orang TPK yang harus dilakukan pengenalan
dan pelatihan yaitu Bidan desa dan 4 orang kader posyandu dari 3 dusun. Tetapi
pada pelaksanannya TPK hanya Bidan Desa dan salah satu kader posyandu dari
dusun dua (2), dan ketiga orang yang dilakukan pelatihan bukan TPK melainkan
dua orang aparat desa dan satu orang anak dari pak kadus dusun 1 yang masih
bersekolah di bangku SMP, hal ini terjadi dikarenakan pada masing-masing kader

7
tiap dusun tidak memiliki hp android serta aparat desa yang direkomendasikan
oleh pak kades.
2. Pendataan menggunakan E-Pagassi
Dalam tahapan proses pelaksanaan program kerja ini terdapat 21 hari
waktu yang diperlukan untuk menjalankan proker ini, yang mana hari pertama
melakukan koordinasi dan 20 hari berikutnya melakukan pendataan pada
masyarakat yang menjadi responden menggunakan aplikasi E-Pagassi dengan
target 30 KK yang terdata pada tiap mahasiswa KKN Tematik Stunting angkatan
100. Target awal pada pendataan melalui aplikasi E-Pagassi sendiri yaitu anak
yang terintifikasi stunting namun pada Desa Walandano hanya terdapat 21 kasus
stunting sehingga penambahan target berikutnya yaitu Bayi,Baduta, Balita, Anak-
anak, Remaja umur 10-20 tahun. danIbu Hamil.
3. Sosialisasi pencegahan stunting
Dalam tahapan proses pelaksanaan program kerja ini terdapat 21 hari
waktu yang digunakan untuk menjalankan proker ini, yang mana hari pertama
melakukan koordinasi dengan kepala desa serta pihak terkait dan 20 hari
berikutnya melakukan sosialisasi pencegahan stunting yang mana sasaran
targetnya yaitu orang tua yang anaknya terintifikasi stunting, remaja, ibu hamil,
catin, ibu menyusui, dan siswa-siswi. Dalam pelaksanaannyapun kami melakukan
sistem door to door.
Adapun program tambahan dengan bobot 30% yaitu ;
1. sosialisasi peningkatan ekonomi kreatif pasca bencana
Dalam tahapan proses pelaksanaan program kerja ini terdapat 7 hari waktu
yang digunakan untuk menjalankan proker ini, yang mana hari pertama
melakukan koordinasi dengan kepala desa serta pihak terkait dan hari berikutnya
digunakan melaksanakan sosialisasi peningkatan ekonomi kreatif pasca bencana,
namun kurangnya partisipasi masyarakat sehingga program kerja ini terlaksana
namun hanya dihadiri oleh 4 orang saja.
2. penataan administrasi desa dengan pengimputan data profil bersama operator
desa
Dalam tahapan proses pelaksanaan program kerja ini terdapat 9 hari waktu
yang digunakan untuk menjalankan proker ini, yang mana hari pertama
8
melakukan koordinasi dengan kepala desa serta pihak terkait dan hari berikutnya
menyiapkan bahan administrasi dan langsung melakukan penataan bersama aparat
desa
3. penataan TOGA di halaman rumah dan pembuatan tempat sampah.
Dalam tahapan proses pelaksanaan program kerja ini terdapat 17 hari
waktu yang digunakan untuk menjalankan proker ini, yang mana hari pertama
melakukan koordinasi dengan kepala desa serta pihak terkait dan dua hari
setelahnya digunakan untuk menyiapkan bibit Toga dan langsung melakukan
penataan TOGA dihalaman rumah warga, dan 7 hari berikutnya melakukan
pengecattan tempat sampah, hal ini terjadi karena arahan dari kepala desa yang
menyampaikan tidak perlu membuat tempat sampah karena di setiap halaman
rumah warga terdapat satu tempat sampah yang perlu dicattkan kembali. Sehingga
total hari yang digunakan dalam pelaksanaan program kerja ini hanya 10 hari.

9
D. PENUTUP

1. Kesimpulan
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Stunting Angkatan 100
Universitas Tadulako yang berlokasi di Desa Walandano, Kecamatan Balaesang
Tanjung Kabupaten Donggala ini terlaksana dengan lancar dan baik meskipun
ditengah pandemi Covid-19 menuju era new normal. Adapun hambatan yang
dihadapi dapat di selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Selama masa
bakti di Desa Walandano, tentunya menambah pengalaman dan ilmu kami dalam
partisipatif di lingkungan masyarakat, khususnya kami menjembatani antara
program pemerintah dan pelaksanaanya dilapangan. Adapun harapan kami
sebagai mahasiswa yang telah melaksanakan KKN ini berharap dapat memberikan
banyak manfaat dilingkungan masyarakat lokasi KKN. Kelancaran pelaksanaan
kegiatan KKN juga berkat bantuan dan dukungan oleh Pemerintah setempat dan
masyarakat sekitar. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan ini dapat menambah
pemahaman dan pengetahuan mahasiswa mengenai kehidupan sosial masyarakat
terlebih dimasa pandemi.
2. Saran
Penulis mengharapkan ke depannya Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Universitas Tadulako dapat dilaksanakan lebih efektif dengan prosedur yang
lebih efisien dengan kemampuan mahasiswa. Hal ini di perlukan agar
pelaksanaan program di lapangan nantinya lebih maksimal dan dapat
memberikan manfaat serta hasil yang efektif sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan juga diharapkan kepada tim pendamping keluarga agar dapat
menggunakan aplikasi E-Pagassi sebagai upaya untuk memudahkan dalam
mendata keluarga yang beresiko terkena stunting. Selain itu pentingnya
kesadaran kebersihan lingkungan, diharapkan masyarakat dapat mengelolah dan
membuang sampahnya dengan benar, serta menjaga pola hidup sehat agar
terhidar dari stunting.

10
LAMPIRAN

Dokumentasi Kegiatan

1. Tim pendamping keluarga (TPK)

Gambar 1. Pelatihan tim pendamping keluarga bersama ibu bidan

2. Pendataan E-pagassi

Gambar 2. Pendataan E-pagassi

11
3. Sosialisasi tentang stunting

Gambar 3. Sosialisasi stunting bersama anak muda

4. Sosialisasi ekonomi kreatif pasca bencana

Gambar 4. Sosialisasi ekonomi kreatif bersama ibu ibu dusun 2

12
5. Penataan toga dan pembuatan tempat sampah

Gambar 5. Penanaman toga dan pembuatan tempat sampah

6. Penataan administrasi desa dan profil desa bersama operator desa

Gambar 6. Membantu menata profil desa

13

Anda mungkin juga menyukai