Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KEMAJUAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA LPPM UNIPMA TAHUN 2021

PENGEMBANGAN DESA WISATA DENGAN MODEL CAMPING GROUND


BUKIT MANDI ANGIN DI DESA MATEGAL

Tim Pengabdi:
Ramadhan Prasetya Wibawa, S.Pd., M.Pd Ketua (110673/0726048801/Pend. Ekonomi/FKIP)
Anjar Mukti Wibowo, S.Sn., S.Pd., M.Pd Anggota 1 (110554/0709017703/Pendidikan Sejarah/FKIP)
Maretha Berlianantiya, S.Pd., M.Si Anggota 2 (110765/0702039002/Pend. Ekonomi /FKIP)

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS PGRI MADIUN
TAHUN 2021

i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN
PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA LPPM UNIPMA
TAHUN 2021

1. Judul Pengabdian : Pengembangan Desa Wisata Dengan Model


Camping Ground Bukit Mandi Angin
di Desa Mategal
2. Ketua Tim
a. Nama : Ramadhan Prasetya Wibawa, S.Pd.,M.Pd
b. NIP : 0726048801/110673
c. Pangkat/ Golongan : Penata /IIIc
d. Jabatan Fungsional : Lektor
e. Jurusan : Pendidikan Ekonomi
f. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
g. Alamat Kantor : Universitas PGRI Madiun Jl.Setia Budi 85,
Madiun 63118
h. Telp/HP/ Fax : (0351) 462986, Fax.(035) 459400
3. Jumlah Anggota : 2 Orang
4. Mitra Penelitian :
a. Nama Instansi Mitra : Kelompok Sadar Wisata Desa Mategal
b. Contact person : 08563512007
c. Jabatan : Ketua POKDARWIS Desa Mategal
d. Alamat : Desa Mategal, Kec. Parang, Kab. Magetan
e. Telepon/HP/Fax : 08563512007
5. Biaya Penelitian
a. Yang diusulkan LPPM : Rp.5.000.000,-
b. Yang disetujui LPPM : Rp 4.700.000,-

Menyetujui, Madiun, 14 Oktober 2021


Dekan FKIP Ketua Tim Pengabdi

Dr. drh. C. Novi Primiani, M.Pd Ramadhan Prasetya Wibawa, S.Pd., M.Pd
NIDN.0727116903 NIDN.0726048801

Mengetahui,
Kepala LPPM Universitas PGRI Madiun

Dr. Fida Chasanatun,S.Pd.,M.Pd


NIDN. 0707067101

ii
RINGKASAN

Mategal adalah sebuah nama desa di wilayah Kecamatan Parang Kabupaten


Magetan Provonsi Jawa Timur. Desa ini terletak di sebelah timur Gunung Bungkuk
diperbatasan antara Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Magetan. Pemerintah Desa
Mategal pada saat ini memiliki program pengembangan desa wisata. Potensi wisata asli
daerah yang ada sekarang ini dan akan dikembangkan adalah sendang widoro dan bukit
mandi angin. Pada tahun 2020 mahasiswa KKN Bhakti Negeri telah membantu dalam
program pengembangan wisata bersama kelompok sadar wisata Desa Mategal melalui
media massa dan media on line agar dikenal masyarakat luas.
Tujuan utama dari kegiatan pengabdian masyarakat adalah 1) Menindaklanjuti
masukan dari Pemerintah Desa Mategal setelah menjadi tempat KKN Bhakti Negeri
untuk membantu mengembangkan potensi wisata menjadi desa wisata, 2)
Mengembangkan Desa Wisata dengan Model Camping Ground Bukit Mandi Angin di
Desa Mategal sehingga menjadi desa wisata rujukan terbaru yang mengangkat potensi
dan kearifan lokal di daerah. 3) Menjaga kelestarian alam, dan lingkungan dengan
penataan yang lebih rapi.
Metode pelaksanaan kegiatan melalui tahap 1) Indentifikasi kebutuhan, 2)
Perencanaan, 3) Pelaksanaan (Pengorganisasian kegiatan), 4) Pemantauan, 5) dan
Evaluasi kegiatan.
Hasil pelaksanaan program pendampingan masyarakat adalah Terealisasinya
pengembangan wisata bukit mandi angin dengan model camping ground yaitu rute jalan
dengan teknik makadam dan terbentuknya spot di puncak bukit mandi angin sebagai
area untuk wisata camping terbaru dengan nuansa pemandangan alami dari puncak
bukit mandi angin.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
RINGKASAN ........................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Permasalahan mitra ........................................................................................ 3
1.3 Tujuan dan Manfaat ........................................................................................ 3
BAB II SOLUSI DAN TARGET LUARAN ........................................................ 5
2.1 Solusi ................................................................................................................ 5
2.2 Target Luaran .................................................................................................. 6
BAB III METODE PELAKSANAAN .................................................................. 7
BAB IV HASIL YANG DICAPAI ........................................................................ 9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 17
BAB VI RENCANA TAHAP BERIKUTNYA .................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 19
LAMPIRAN ............................................................................................................ 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan pariwisata merupakan amanat UU No. 20 Tahun 2009 Pasal
11 tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Pemerintah bersama lembaga
yang terkait dengan kepariwisataan menyelenggarakan penelitian dan
pengembangan kepariwisataan untuk mendukung pembangunan kepariwisataan.
Mengingat pentingnya pariwisata dalam pembangunan masyarakat, maka
pemerintah menggalakan pariwisata di berbagai daerah sekaligus menempatkannya
sebagai pendekatan pembangunan alternatif untuk menigkatkan kesejahteraan
masyarakat. Salah satu model pengembangan dari bentuk pariwisata berbasis
masyarakat adalah pariwisata pedesaan atau dalam hal ini dapat disebut dengan
desa wisata. Dalam pengembangan desa wisata menuntut adanya koordinasi dan
kerjasama serta peran yang seimbang antara unsur stakeholders termasuk
pemerintah, swasta, dan masyarakat. Oleh karena itu salah satu pendekatan yang
digunakan untuk mengembangkan desa wisata adalah dengan pendekatan
partisipatif.
Pengembangan desa wisata ini secara ekonomi dapat dikembangkan dengan
tujuan menarik wisatawan untuk datang, menciptakan wisatawan nyaman sehingga
lama tinggal di tempat wisata, serta bagaimana supaya mereka dapat
membelanjakan uangnya di tempat wisata tersebut. Untuk mewujudkan desa
wisata, dimulai dengan membangun masyarakatnya di desa tersebut sebagai modal
dasar. Masyarakat disadarkan akan potensi desa untuk dikembangkan. Masyarakat
juga perlu meningkatkan kemampuan atau kapasitasnya untuk memberdayakan
potensi wisata tersebut, terlebih keberhasilan desa wisata bergantung pada aspek
pengelolaannya (Anwas, 2014). Unsur terpenting dalam pembangunan desa wisata
adalah keterlibatan masyarakat desa dalam setiap aspek kepariwisataan di desa
tersebut. Terdapat dua indikator penting mengenai tingkat keberhasilan suatu desa
wisata, diantaranya yaitu adanya kemandirian institusi-institusi lokal dan
tersedianya sumber daya manusia yang memadai. Kemandirian institusi lokal
sangat penting karena sebagai basis aktifitas masyarakat dalam pariwisata, yang

1
berfungsi sebagai sumber ekonomi, pengetahuan, keterampilan, serta cagar budaya
masyarakat setempat. Sementara, ketersediaan sumber daya manusia yang visioner,
tangguh, dan profesional menjadikan faktor kunci penopang keberhasilan program-
program itu sendiri. Dari hal tersebut, pemberdayaan dapat ditempuh dengan
memberikan kesempatan kepada masyarakat desa yang merupakan subjek
pembangunan untuk mengelola dirinya dengan SDA (Sumber Daya Alam), SDM
(Sumber Daya Manusia), serta perangkat kelengkapan yang dimilikinya untuk
kesejahteraan bersama (Dermatoto, 2021).
Desa Mategal merupakan Desa yang terletak di Kecamatan Parang Kabupaten
Magetan Provinsi Jawa Timur. Desa ini terletak disebelah Timur gunung Bungkuk
di perbatasan antara kabupaten Ponorogo dan kabupaten Magetan, di mana tugu
perbatasan wilayah berada di tengah-tengah hutan yang membentang sepanjang
kurang lebih 5 km. Desa Mategal dibagi menjadi 4 dusun yaitu, dusun Mategal,
dusun Kalitengah, dusun Sangen, dusun Gangsiran. Desa Mategal memiliki 22 RT,
08 RW, 1.279 KK, dan 3.868 jiwa. Sebagian besar penduduk Desa Mategal
memiliki mata pencaharian sebagai petani atau pekebun, peternak, dan
pegawai.Hasil pertanian berupa padi, ketela pohon, jagung, palawija, sayuran dan
masih banyak lagi. Tanaman yang sedang di kembangkan saat ini adalah pohon jati
di wilayah hutan sampung dan buah durian di wilayah Gunung Blego. Wisata yang
sedang dikembangkan yaitu wisata bukit mandi angin, sendang widoro, dan mini
trail. Peternakan yang sedang dikembangkan yaitu ayam, sapi dan kambing. Tak
kalah penting di Desa Mategal juga mengembangkan produksi UMKM kerupuk
singkong wijen Lestari atau akrab disapa dengan sebutan “kongwi”. Salah satu
wisata yang akn menjadi destinasi perkembangan adalah wisata bukit mandi angin.
Lokasi ini yang akan digunakan sebagai pelaksanaan program dengan model
camping ground.
Dalam mendukung Desa Mategal sebagai Desa yang memiliki kemandirian
dalam hal pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, maka
diperlukannya upaya pengembangan potensi desa khususnya dalam bidang
pariwisata yang selama ini pengelolaan belum dikelola dengan baik, masih
perlunya pengembangan, serta hasil alam yang belum dipasarkan secara meluas
akibat dari pandemic covid 19, dan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam

2
mengelola potensi wisata di desanya. Kegiatan program pengabdian masyarakat
difokuskan pada pengembangan potensi wisata. Pengembangan potensi wisata yang
dimaksud dengan melakukan kegiatan pendampingan dengan model camping
ground melalui pembuatan spot rute jalan dan spot camping ground di Bukit Mandi
Angin.
Berdasarkan permasalahan tersebut dalam rangka meningkatkan potensi
wisata, maka program pengabdian masyarakat ini ditujukan untuk mendukung
terealisasinya model camping ground di Bukit Mandi Angin dengan menggerakan
gotong royong masyarakat untuk mendesain spot jalan dan spot wisata dengan
memanfaatkan infrastruktur alam.

1.2 Permasalahan mitra


Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengelola pariwisata didesanya
menjadikan obyek wisata bukit mandi angin kurang berkembang dan dikenal oleh
masyarakat luas, sehingga diperlukan kegiatan pendampingan oleh tim pengabdian
masyarakat kepada mitra agar memberdayakan masayarakat dan kelompok sadar
wisata desa mategal untuk mengelola sector wisata tersebut. Maka permasalahan
yang diangkat dalam permasalahan tersebut adalah
1. Adanya lahan potensi wisata yang merupakan kepemilikan warga tetapi masih
kurangnya pengetahuan masyarakat dan kelompok sadar wisata untuk mengelola
dengan baik .
2. Kurangnya fasilitas pendukung dalam mempromosikan potensi wisata.
3. Kesadaran masyarakat masyarakat dalam pengelolaan potensi wisata masih
terbatas, masyarakat yang bergerak masih dalam disekitar dukuh.

1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan


Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Menindaklanjuti masukan dari Pemerintah Desa Mategal setelah menjadi
tempat KKN Bhakti Negeri untuk membantu mengembangkan potensi wisata
menjadi desa wisata.

3
2. Mengembangkan Desa Wisata dengan Model Camping Ground Bukit Mandi
Angin di Desa Mategal sehingga menjadi desa wisata rujukan terbaru yang
mengangkat potensi dan kearifan lokal di daerah.
3. Menjaga kelestarian alam, dan lingkungan dengan penataan yang lebih rapi,
dan mempertahankan keunikan Desa Mategal, khususnya keberadaan tanaman
dan keindahan alam yang ada di Bukit Mandi Angin
Hasil dari program pengabdian masyarakat ini diharapkan adalah dapat
memaksimalkan potensi wisata yang ada di Desa Mategal sebagai Desa Wisata
yang mandiri dan unggul dalam sektor pariwisata yang dikenal masyarakat secara
luas, sehingga dampaknya nanti perekonomian masyarakat sekitar menjadi lebih
maju dan berkembang.

4
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1 Solusi
Berdasarkan dari permasalahan mitra yang digambarkan di atas, tim kami
memberikan program pengabdian masyarakat melalui pengembangan potensi
wisata di desa mategal yaitu pada bukit mandi angin dengan model camping ground
, agar membantu potensi wisata pada suatu desa wisata memiliki product style yang
baik, diantaranya adalah: a) Objek tersebut memiliki daya tarik untuk disaksikan
maupun dipelajari. b) Mempunyai kekhususan dan berbeda dari objek yang lainnya
c) Tersedianya fasilitas wisata. d) Dilengkapi dengan sarana-sarana akomodasi,
telekomunikasi, transportasi dan sarana pendukung lainnya. Bentuk Pendampingan
yang pertama adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan kelompok sadar
wisata tentang pentingnya potensi wisata di suatu daerah menjadi wisata unggulan,
sehingga warga antusia untuk bergotong royong. Model pendampingan camping
ground dengan cara membuat spot jalan rute jalan memakai sistem makadam yaitu
memanfaatkan batu alam untuk ditata sesuai pola jalan sampai titik spot puncak
bukit mandi angit. Adapun target luaran dari program pengabdian masyarakat di
Bukit Mandi Angin Desa Mategal adalah
1. Pendampingan model camping ground yaitu rute jalan dengan konsep alam
(makadam) dan spot wisata di puncak bukit mandi angin.
2. MoA dengan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa Mategal
3. Publikasi hasil pengabdian masyarakat dalam bentuk Jurnal Pengabdian
Masyarakat

5
2.2 Target Luaran
Berikut adalah target luaran yang telah dilaksanakan dalam pengabdian
masyarakat ini:

Tabel 2.1 Terget Luaran


No Jenis Luaran Indikator Capaian

1 MoA dengan Kelompok Sadar Ada


Wisata (POKDARWIS) Desa
Mategal
2 Pendampingan model camping Ada
ground yaitu rute jalan dengan
konsep alam (makadam) dan spot
wisata di puncak bukit mandi
angin.
3 Publikasi hasil pengabdian Submitted
masyarakat dalam bentuk Jurnal
Pengabdian Masyarakat
(JAMALI)

6
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat di bukit mandi angin Desa Mategal
terdiri dari 5 tahapan kegiatan yaitu:
1. Identifikasi Kebutuhan
Identifikasi kebutuhan meliputi kegiatan pendataan potensi wisata di bukit
mandi angin Desa Mategal. Pendataan potensi wisata dilakukan Bersama tim
abdimas, Ketua POKDARWIS Desa Mategal, Ketua RT Desa Gangsiran, dan
warga masyarakat. Hasil dari pendataan ini selanjutnya sebagai evaluasi
menyusun perencanaan.
2. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan ini melalui survei lapangan dengan cara observasi di bukit
mandi angin dan masyarakatnya. Observasi yang dilakukan dengan melihat
potensi dan permasalahan yang ada sehingga mampu untuk segera direncanakan
sosialisasi dan pendampingan terhadap warga. Untuk selanjutnya rencana
pengembangan wisata dengan model camping ground.
3. Pelaksanaan Kegiatan (Pengorganisasian kegiatan)
Kegiatan pelaksanaan ini meliputi kegiatan pendampingan yang terdiri dari:
a. Sosialisasi Potensi Desa
b. Pelaksanaan Model Camping Ground
4. Pemantauan Kegiatan
Pemantauan kegiatan ini dilaksnakan dengan membuat jadwal kegiatan mulai
dari identifikasi kebutuhan sampai dengan pelaksanaan kegiatan. Dengan
melalui pemantauan, tujuan kegiatan akan tercapai sesuai target yang
diinginkan.
5. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dilaksanakan untuk menilai pemahaan masyarakat, target
pelaksanaan, dampak program abdimas bagi masyarakat.

7
3.2 Gambaran IPTEK yang ditransfer
IPTEK yang ditransfer kepada masyarakat di Desa Mategal meliputi cara
melakukan survey wisata yang ada di bukit mandi angin terkait permasalahan
dan potensi wisata, serta melakukan ploting pada spot-spot yang di
dikembangkan. Hasil ploting selanjutnya sebagai bahan penyusunan
perencanaan dan pengorganisasian kegiatan. Dengan adanya pendampingan ini
masyarakat memiliki pengetahuan lebih untuk mengembangkan potensi wisata
desa yang di desanya.

Input: Kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mengembangkan potensi di


Desa Mategal

Identifikasi Kebutuhan

Perencanaan
Proses: Pendampingan masyarakat
dengan model Camping Ground melalui
Pelaksanaan
2 cara: spot jalan dengan Teknik
makadam dan spot puncak bukit mandi
angin sebagai spot unggulan Pemantauan

Evaluasi

Output: Terealisasinya pengembangan wisata bukit mandi angin dengan model camping
ground yaitu rute jalan dengan teknik makadam dan terbentuknya spot di puncak bukit
mandi angin sebagai area untuk wisata camping terbaru dengan nuansa pemandangan
alami dari puncak bukit.

Luaran: Manfaat:
MoA dengan Kelompok Sadar Wisata Camping ground sebagai model wisata di
(POKDARWIS) bukit mandi angin yang terbaru dengan
nuansa rute jalan memanfaatkan potensi
lokal dan puncak bukit sebagai wahana
Camping ground yaitu rute jalan dengan
camping terbaru dengan nuansa panorama
konsep alam (makadam) dan spot wisata
alam. Bagi desa menjadi potensi destinasi
di puncak bukit mandi angin wisata baru untuk dikenalkan ke
masyarakat melalui media sosial dan
Publikasi hasil pengabdian masyarakat media massa dan meningkatkan
dalam bentuk Jurnal Pengabdian perekonomian masyarakat serta
Masyarakat (JAMALI) meningkatkan semangat gotong royong.

8
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI

1.1 Bentuk Kegiatan Abdimas


Pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di Bukit Mandi Angin Desa Mategal
dilaksanakan dalam bentuk:
1. Identifikasi Kebutuhan
Pada kegiatan identifikasi kebutuhan dilaksankan pendataan potensi wisata
bukit mandi angin sebagai asset daerah yang selama ini belum dimanfaatkan
potensinya oleh warga disekitar. Bersama POKDARWIS Desa Mategal dan
Tim Pengabdian masyarakat Langkah awal pembukaan lahan dengan membuka
rute jalan dan meindentifikasi keadaan puncak bukit.

Gambar 1. Lokasi Wisata Bukit Mandi Angin


2. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan ini melalui survei lapangan dengan cara observasi di
bukit mandi angin dan masyarakatnya. Observasi yang dilakukan dengan
melihat potensi dan permasalahan yang ada sehingga mampu untuk segera
direncanakan sosialisasi dan pendampingan terhadap warga. Untuk selanjutnya
rencana pengembangan wisata dengan model camping ground. Pada
perencanaan ini juga dilaksanakan penandatangan kerjasama dengan
POKDARWIS Desa Mategal

Gambar 2. Penandatangan Kerjasama dan Penyusunan Rencana Kegiatan

9
3. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pelaksanaan ini meliputi kegiatan pendampingan dengan model
camping ground bukit mandi angin dengan 3 aktifitas:
a. Sosialisasi Potensi Wisata Desa
Pada tahap ini dilakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada
masyarakat akan pembentukan dan pentingnya desa wisata. Proses
sosialisasi dilakukan oleh aparatur pemerintah desa dengan forum
musyawarah desa dan POKDARWIS. Kemudian seluruh masyarakat Desa
Mategal diberikan penyuluhan tentang pembentukan desa wisata. Tujuan
penyuluhan tersebut sebagai upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat
desa Mategal tentang potensi wisata di kawasan tersebut. Memberikan
kesadaran masyarakat memang bukan hal yang mudah. Sebagaimana
dinyatakan oleh Bapak Yanuar bahwa masyarakat Ketua POKDARWIS
Desa Mategal lebih tertarik untuk menggunakan asset lokal milik desa
untuk dikelola sendiri dengan semangat gotong royong masyarakat desa,
bukan menjadi penonton wisata yang dikelola pihak 3, dan pemuda desa
lebih memilih untuk merantau agar mendapatkan penghasilan yang
memadai. Persepsi itulah yang diubah oleh KOPDARWIS. Dalam setiap
pertemuan desa, KOPDARWIS selalu mensosialisaikan ide
pengembangan desa wisata dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan mempertahankan budaya lokal dan menjaga
kelestarian lingkungan alam. Setelah berjalannya waktu, mulai tumbuh
kesadaran untuk mengembangkan desanya. Setelah adanya kesepakatan
dari masyarakat, langkah selanjutnya adalah memilih potensi desa yang
akan dikembangkan. Berdasarkan kesepakatan anatara POKDARWIS
dengan masyarakat, potensi alam yang dikembangkan adalah Wisata Bukit
Mandi Angin dengan keindahan alam berupa pegunungan, pepohonan, dan
perkampungan penduduk yang menarik.

10
b. Pendampingan pembuatan rute jalan wisata dengan Teknik makadam
Kegiatan ini dengan langsung melibatkan warga dukuh gangsiran Bersama
tim dan ketua POKDARWIS dalam penentuan rute jalan yang dibuat dari
bawah sampai puncak bukit mandi angin.

Gambar 3. Pendampingan pembuatan rute jalan dengan teknik makadam


c. Pendampingan pembuatan spot camping di puncak bukit
Dalam kegiatan pendampingan pembuatan spot camping pada masa
pandemi ini masih dalam pembersihan lahan yang sebelumnya sudah
dibersihkan oleh warga. Dalam kegiatan ini mulai dibuat spot lokasi untuk
tempat camping, dan tempat foto selfi dengan memanfaatkan kayu jati
ditata dan ditempatkan ditempat yang secara tepat pengunjung nantinya
dapat menikmati suasana alam di pagi hari, sore hari, dan malam hari.
Pada waktu itu sudah ada dari pengunjung yang mencoba menggunakan
bukit mandi angin ini untuk kegiatan camping dan didampingi oleh Ketua
POKDARWIS Desa Mategal.

11
Gambar 4. Lokasi Puncak Bukit Mandi Angin

12
4. Pemantauan Kegiatan
Pemantauan kegiatan melalui pengecekan kembali pelaksaanaan
pembuatan rute jalan dengan teknik makadam dan spot utama bukit mandi
angin, serta komunikasi kembali dengan POKDARWIS dan Ketua RT terkait
pelaksanaan kegiatan terkait kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya.

Gambar 5. Pemantauan dan koordinasi kegiatan dengan POKDARWIS

5. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan pendampingan disini terkait adanya kendala dalam
pembuatan rute jalan yang menuju puncak bukit dengan masih adanya batu
besar yang sulit dipindahkan, pohon besar yang berada dititik spot jalan yang
sulit dipindahkan. Oleh karena itu Tim, POKDARWIS berkoordinasi dengan
Pemerintah Desa Mategal untuk menagani kendalan tersebut dengan
mendatangkan alat berat untuk memperlancar proses pelaksanaan kegiatan.

13
1.2 Hasil dan Luaran yang Dicapai
Hasil yang dicapai dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa Spot
jalan dengan teknik makadam menjadikan rute jalan ini didominasi dengan
bebatuan alami yang menjadikan pengunjung yang hadir nantinya menikmati
perjalanan dengan nyaman untuk menuju puncak bukit. Spot puncak bukit mandi
angin sudah mulai tertata dengan cukup baik. Kelompok Sadar Wisata Desa
Mategal beserta warga masyarakat setelah adanya pendampingan menjadi lebih
kompak dan mengagendakan untuk meningkatkan potensi wisata Bukit Mandi
Angin lebih dikenal masayarakat dan bisa lebih banyak dikunjungi setelah pandemi
ini.
Luaran yang dicapai dalam kegiatan abdimas ini sebagai berikut:
Tabel 2. Capaian Luaran Kegiatan
No Jenis Luaran Indikator Capaian

1 MoA dengan Kelompok Sadar Ada


Wisata (POKDARWIS) Desa
Mategal
2 Pendampingan model camping Ada
ground yaitu rute jalan dengan
konsep alam (makadam) dan spot
wisata di puncak bukit mandi
angin.
3 Publikasi hasil pengabdian Submitted
masyarakat dalam bentuk Jurnal
Pengabdian Masyarakat
(JAMALI)

14
1.3 Penyerapan Anggaran
Anggaran yang dikeluarkan dalam kegiatan abdimas ini adalah sebagai berikut:

: Pengembangan Desa Wisata Dengan Model Camping Ground


Judul Bukit Mandi Angin Di Desa Mategal
Ketua tim : Ramadhan Prasetya Wibawa, S.Pd., M.Pd
: Anjar Mukti Wibowo, S.Sn,S.Pd, M.Pd, Maretha Berlianantiya,
Anggota S.Pd.,M.Si
Dana Hibah : Rp 4700.000
Dana diterima : Rp 3.290.000 (70%x Total Dana hibah)

RINCIAN PENGGUNAAN DANA HIBAH Per Oktober 2021

1. Bahan
Honor Honor Waktu (jam/ waktu) Harga Satuan Total
(Rp) (Rp.)
Ketua -
Anggota -
Anggota -
Jumlah
2. Pembelian Bahan Habis Pakai
Material Total
Justifikasi Pembelian Kuantitas Harga Satuan (Rp)
Catride HP- tinta printer 1 149.000 149.000
680
Jilid proposal Koordinasi dengan 2 4.000 8.000
mitra
Materai Surat pernyataan 3 11.000 33.000
(10000) kerjasama
Pelatihan dan Pembuatan spot jalan 1 2.500.000 2.500.000
pendampingan dengan teknik
makadam dan spot
Camping Ground
Jumlah 2.690.000

15
3. Perjalanan

Material Justifikasi Perjalanan Total


kuantitas Harga Satuan (Rp.)
Bahan Bakar Survai lokasi
Minyak 19 hari 7.650 150.000
Evalusi dan
Monitoring Kegiatan evaluasi dan
monitoring 1 170.000 170.000
Akomodasi Konsumsi selama 3 orang 280.000 280.000
Konsumsi Kegiatan
Jumlah 600.000
Total Anggaran Yang terpakai
3.290.000

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pengembangan Desa Wisata dengan Model Camping Ground Bukit Mandi
Angin di Desa Mategal terealisasi dengan baik dengan terbentuknya spot jalan
dengan teknik makadam dan penataan spot di puncak bukit mandi angin penataan
yang lebih rapi, kelestarian alam, dan lingkungan terjaaga dengan mempertahankan
keunikan Desa Mategal, khususnya keberadaan tanaman dan keindahan alam yang
ada di Bukit Mandi Angin. Bukit mandi angin nantinya akan mendai desa wisata
rujukan terbaru yang mengangkat potensi dan kearifan lokal di daerah.

5.2 Saran
Adapun saran agar pengembangan obyek wisata bukit mandi angin dapat
berkembang baik setelah pandemi adalah
1. POKDARWIS Desa Mategal dan Pemerintah Desa Mategal mensosialisasikan
kepada masyarakat Kabupaten Magetan tentang keberadaan Bukit Mandi Angin
dengan merencanakan even kegiatan di lokasi bukit mandi angin dan promosi
melalui media sosial.
2. POKDARWIS Desa Mategal, Pemerintah Desa Mategal dan Dinas Kabupaten
Magetan berkoordinasi dalam mengesahkan obyek wisata baru tersebut sebagai
wisata lokal daerah.

17
RENCANA TAHAP BERIKUTNYA

Tahap selanjutnya adalah membuat peta wisata dalam artian memetakan dan
mengidentifikasi kebutuhan fasilitas umum untuk desa wisata. Proses penyediaan
fasilitas umum dapat dikerjakan dengan mempertimbangkan skala prioritas.
Artinya, penyediaan fasilitas umum haruslah disesuaikan dengan kemampuan
finansial desa wisata dan masyarakat yang akan mengelolanya. Oleh sebab itu
BUMDes juga di arahkan ikut mendukung pengembangan Desa Wisata dengan
mengajak stakeholders untuk mendukung kegiatan desa. Pemetaan lokasi wisata
Bukit Mandi Angin diperjelas dengan pemberian Papan informasi di depan pintu
Masuk, agar pengunjung nantinya bisa melihat spot-spot menarik yang ada di Bukit
Mandi Angin.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anwas, O. M. (2014). Pemberdayaan masyarakat di era global. Alfabeta.


Zunariyah, S., Ramdhon, A., & Demartoto, A. (2021). Tahap Pemberdayaan Kampung
Wisata Berbasis Potensi Dan Kearifan Lokal. Jurnal Analisa Sosiologi, 10(1).
Ika, A. (2020). Strategi Pengembangan Desa Wisata Melalui Model Pemberdayaan
Masyarakat Di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga
(Doctoral dissertation, IAIN PURWOKERTO).
Peraturan Menteri Pariwisata No. 24 Tahun 2015 Tentang Standar Usaha Bumi
Perkemahan
Prasetyo, B. E., & Sutedjo, A. (2020). Identifikasi Potensi Desa Wisata Di Desa Mojo
Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro Melalui Konsep Comunity Based
Tourism (CBT). Swara Bhumi, 3(4).
Safitri, J., & Hendrawati, D. 2020. Pengembangan wisata religi petilasan Pangeran
Benowo di Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo. Jurnal Abdimas Madani dan
Lestari (JAMALI), 2(02), 96-101.
Zakaria, F., & Suprihardjo, R. (2014). Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di
Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. Jurnal teknik ITS,
3(2), C245-C249.
https://mategal.magetan.go.id/portal/kemiskinan

19
LAMPIRAN

20
21
22
23

Anda mungkin juga menyukai