Anda di halaman 1dari 14

HALAMAN SAMPUL DEPAN

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

KULIAH KERJA NYATA

PERIODE 2019/2020

PENGEMBANGAN EKOWISATA KAMPUNG SAYUR BAUSASRAN

DI RW 10, KELURAHAN BAUSASRAN, KECAMATAN DANUREJAN

Disusun oleh:

ANGELITA ABRI BERLIANI 31170141

GRACIA BAQUITA B.S.M 31170127

TIMOTIUS RICKY S. 11170165

ANTHONY JULIUS H. 11170208

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

KULIAH KERJA NYATA

PERIODE 2019/2020

PENGEMBANGAN EKOWISATA KAMPUNG SAYUR BAUSASRAN

DI RW 10, KELURAHAN BAUSASRAN, KECAMATAN DANUREJAN

Disusun oleh:

ANGELITA ABRI BERLIANI 31170141

GRACIA BAQUITA B.S.M 31170127

TIMOTIUS RICKY S. 11170165

ANTHONY JULIUS H. 11170208

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal …… February 2020

Dosen Pembimbing Lapangan Ketua Kelompok

Kukuh Madyaningrana Timotius Ricky setiawan

Mengetahui,

Kepala Rukun Warga 10

Eko Wuyono
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..........................................................................................................

1.2. Tujuan dan Manfaat ...................................................................................................

BAB II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1. Deskripsi Wilayah Danurejan ........................................................................................

2.2. Profil Wilayah KKN ......................................................................................................

2.3 Hambatan dan Permasalahan...........................................................................................

BAB III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Teknik Pengumpulan Data

3.2. Pelaksanaan Kegiatan Bersama ....................................................................................

3.3. Pelaksanaan Kegiatan Individu .....................................................................................

1. Timotius Ricky S .....................................................................................

2. Anthony Julius H ....................................................................................

3. Gracia Baquita B.S.M ..................................................................................

4. Angelita Abri B. KY ..................................................................................

BAB IV. HASIL YANG DICAPAI

4.1. Program Yang Terlaksana ....................................................................................

4.2. Program Yang Tidak Terlaksana ..............................................................................

4.3. Potensi Keberlanjutan..................................................................................................

4.4. Luaran Program..................................................................................................


BAB V. PENUTUP

5.1 Saran.....................................................................................................................

5.2 Kesimpulan ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

a. Anggaran KKN
b. Foto kegiatan
c. Screen shot video
d. Screen shot artikel
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertambahan penduduk yang ada saat ini apabila tidak diikuti dengan pengelolaan
yang baik akan menganggu kenyaman masyarakat setempat. Berbeda dengan Kelurahan
Bausasran, berjarak sekitar 500 meter dari pusat kota Malioboro, kampung ini terkenal
dengan julukan “Kampung Sayur”. Lewat ibu-ibu PKK kampung ini berhasil menjelma
menjadi kampung yang asri, hijau dan dipenuhi aneka sayur mayur. Tetapi pada
kenyataannya banyak permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan budidaya sayur-
sayuran ini salah satunya yaitu kurangnya partisipasi dan kesadaran dari masyarakat
sendiri untuk memelihara dan memanfaatkan secara maksimal hasil kebunnya.

Bedasarkan hal tersebut, kami ingin mengajak masyarakat untuk ikut


mengembangkan kampung sayur gemah ripah ini khususnya warga RW 10 agar dapat
memanfaatkan dengan maksimal hasil panenannya serta dapat mengembangkan potensi
lainnya untuk meningkatkan perekonomian setempat melalui program-program yang
kami berikan. Sehingga dapat lebih memajukkan kampung ini menjadi kampung
ekowisata yang ramah wisatawan dalam negeri maupun luar negri untuk membuat
kampung sayur gemah ripah semakin dikenal berbagai kalangan.

1.2.Tujuan Dan Manfaat Program


1.2.1. Memperkenalkan kampung sayur Bausasran dan potensinya kepada masyarakat luar agar
lebih dikenal oleh masyarakat luar.
1.2.2. Menambah daerah resapan air dengan menggunakan metode biopori sekaligus
memproduksi kompos.
1.2.3. Meningkatkan perokonomian masyarakat setempat dengan memanfaatkan hasil budidaya
tanaman dan ikan lele
1.2.4. Meningkatkan estetika lingkungan untuk menarik wisatawan.
1.2.5. Memanfaatkan barang-barang bekas seperti batok kelapa dan botol plastic sebagai media
tanam.
1.2.6. Meningkatkan variasi tanaman di kampung sayur Bausasran
BAB II

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1 Deskripsi Wilayah Bausasran

Kelurahan Bausasran merupakan Kelurahan yang berada di Kecamatan Danurejan Kota


Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Letak Kelurahan Bausasran berada di Kota
Yogyakarta, yang dimana letaknya tidak jauh dari nol kilometer pusat wisata Malioboro dan
Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Hal ini menjadikan wilayah Kelurahan Bausasran
berkembang pesat dalam bidang perekonomian, perdagangan, perindustrian, pendidikan, dan
kependudukan. Dengan berada di daerah Kota wilayah ini menjadi pusat pengembangan untuk
Kota Yogyakarta (BPS, 2017). Luas wilayah kelurahan Bausasran 0,47 km2. Jumlah penduduk di
kelurahan Bausasran sebanyak 7.341 orang terdiri dari 3.576 penduduk laki-laki dan 3.765
penduduk perempuan. Berdasar usia, penduduk Bausasran terbagi menjadi: usia 0 - 15 tahun
sebanyak 1.686 jiwa, usia 15 - 65 tahun sebanyak 5.163 jiwa, dan usia 65 tahun ke atas sebanyak
492 jiwa. Kelurahan Bausasran memiliki 5 desa yaitu Tegal Lempuyangan, Lempuyangan,
Macanan, Ronodigdayan dan Bausasran yang terdiri dari 12 RW dan 49 RT. Dimana sebagian
desa terdapat suatu organisasi yaitu kelompok tani. Di Desa Lempuyangan RW 05 terdapat
kelompok tani namun sedang merintis dan belum disahkan oleh pemerintah. Di Desa Macanan
terdapat kelompok tani bernama KWT Sekar Arum, di Desa Bausasran RW 09 terdapat KTD
Gemah Ripah, sedangkan di RW 10 terdapat KTD Bonjowi 4 Dasa, dan RW 11 terdapat KWT
Amanah (BPS, 2017).

Di Kelurahan Bausasran tidak terdapat sektor pertanian berupa lahan sawah maupun
palawija, hal ini dikarenakan lokasi kelurahan Bausasran yang berada di daerah pusat kota. Akan
tetapi warga kelurahan Bausasran memanfaatkan pekarangan rumah mereka untuk bercocok
tanam, tidak hanya pekarangan rumah yang ditanami oleh sayuran. Selain ditanami sayuran,
warga kelurahan Bausasran juga menanam tanaman obat (TOGA), tanaman hias, budidaya
perikanan dan peternakan. Kampung Sayur yang ada di Kelurahan Bausasran ini masih sangat
kurang terekspos walaupun sudah pernah menerima juara. Hal ini dapat dikarenakan kurang
adanya kerjasama dengan pihak luar untuk mengajak para wisatawan berkunjung ke desa
Bausasran ini. Selain itu, hambatan berikutnya datang dari masyarakat setempat yang
antusiasnya mulai menurun, sehingga keinginannya untuk memperkenalkan desanya juga
menurun. Kurang adanya daya pikat seperti pengembangan di bidang estetika serta pemeliharaan
kampung sayur juga menjadi salah satu hambatan, sehingga saat ini perlu ditingkatkan estetika
lingkungannya agar wisatawan yang datang dapat menikmati keindahan dan keunikan kelurahan
Bausasran.
2.2 Profil Wilayah KKN

Pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik tahun ini terdapat 8 kelompok yang
bekerja pada 4 Rukun Warga (RW) dimulai dari RW 09 sampai dengan RW 12, dimana terdapat
2 kelompok disetiap Rukun Warga (RW). Kelompok Jambu mendapat tugas di Rukun Warga
(RW) 10, dimana terdapat 4 Rukun Tetangga (RT), dimulai dari RT 36 - RT 40. Wilayah RW 10
RT 36, 37 dan 40 bagian depan merupakan wilayah kerja kelompok Jambu, sedangkan RT 38, 39
dan 40 bagian belakang merupakan wilayah kerja kelompok Kemangi

Rukun Tetangga (RT 36) terletak di samping SD Muhammdiayah Bausasran yang


berbatasan langsung dengn Rukun Tetangga (RT) 37. Rukun Tetangga (RT) 36 memiliki
kelompok tani yang dinamakan blablabla, tetapi di RT 36 belum memiliki lahan yang cukup
untuk menanam lebih banyak sayuran, sehingga alternatif yang dilakukan oleh warga RT 36
adalah mengembangkan potensi lorong sayur dengan menanam sayuran satu musim seperti
kangkong, seledri, sawi. Sedangkan untuk sayuran lainnya seperti cabai, tomat, terong dan kol
ditanam di atas rak menggunakan polybag maupun pot plastic.

Rukun Tetangga (RT) 37 terletak tepat di belakang RT 36. Berbeda dengan RT 36 yang
sudah memiliki kelompok tani, RT 37 belum memiliki kelompok tani, tetapi memiliki lahan
yang cukup luas untuk ditanami sayur-sayuran.

2.3 Hambatan Dan Permasalahan

Kampung sayur yang ada di Kelurahan Bausasran belum teroptimalkan dengan baik
sebagai tempat ekowisata, hal ini dikarenakan kurangnya edukasi bahwa urban farming di
daerah perkotaan berpotensi dijadikan ekowisata. Selain itu, kurangnya informasi tentang
Kelurahan Bausasran sebagai tempat ekowisata sehingga wisatawan yang datang tidak terlalu
banyak. Permasalahan berikutnya datang dari masyarakat di Kelurahan Bausasran yang kurang
memiliki antusias untuk mengembangkan potensi yang ada di Kelurahan Bausasran. Padahal,
apabila minat dan antusias masyarakatnya tinggi, kampung sayur Bausasran dapat memikat
wisatawan untuk datang dan melihat keunikan desa mereka. Permasalahan lain yang ditemukan
adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk mengurus tanaman sayur yang ada di
pekarangan rumah hal ini dapat dilihat dari kondisi tanaman yang ada di setiap rumah warga,
dimana penempatan tanaman yang berantakan, variasi tanaman yang kurang dan sayur-sayuran
yang sudah layu dan rusak. Terakhir, hilangnya beberapa pot tanaman secara berkala di
sepanjang lorong sayur juga menjadi permasalahan yang cukup besar, hal ini dikarenakan tidak
ada yang mengawasi tanaman.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam pelaksanaan program KKN tematik Gemah Ripah diantaranya
yaitu :

3.3.1 Observasi (pengamatan), dengan pengamatan langsung di lapangan dan mencatat secara
sistematis obyek yang akan diteliti.
3.3.2 Interview, dilakukan dengan tanya jawab dengan bapak Eko Wuyono selaku ketua RW
10 dan warga lokal.
3.3.3 Diskusi, dilakukan diskusi dengan kelompok dan masyarakat setempat untuk menentukan
program yang cocok agar dapat mengatasi permasalahan yang ada.
3.3.4 Dokumentasi, dilakukan dengan memfoto lokasi yang menjadi masalah ataupun yang
ingin diperbaiki dan dikembangkan.

3.2. Pelaksanaan Program Kelompok

Program utama kelompok untuk RW 10 adalah pengembangan ekowisata kampung sayur


Bausasran. Program ini memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi kampung sayur
Bausasran, khususnya di RW 10 dengan mengajak wisatawan mancanegara maupun wisatawan
dalam negeri untuk mengunjungi kampung sayur Bausasran dan memberikan edukasi seputar
budidaya sayur-mayur serta memperkenalkan potensi-potensi lainnya yang ada di kampung
sayur Bausasran. Melalui program pengembangan ekowisata ini, diharapkan masyarakat luas
lebih mengenal kampung sayur Bausasran, sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga di
kampung sayur Bausasran.

3.3. Pelaksanaan Program Individu

Sebelum dilaksanakannya program ekowisata, kami mengerjakna program kerja individu.


Tujuaanya adalah agar kampung sayur Bausasran memiliki nilai estetika yang lebih dan
meningkatkan daya tarik pengunjung. berjalannya program ekowisata didukung oleh program-
program individu kelompok.

3.3.1 Timotius Ricky S : pembuatan spot terapi dan budidaya ikan lele.

Program pembuatan spo terapi ditujukan untuk menambah estetika lahan bagian depan
Bon Jowi serta memberikan spo terapi mini yang dapat digunakan pengunjung, budidaya
ikan lele bertujuan untuk pengembangan di sektor pangan yang nantinya dapat digunakan
sebagai sumber protein bagi warga dan untuk meningkatkan perekonomian.

3.2.1 Anthony Julius H : pelatihan pembuatan biopori dan dan budidaya tanaman zodia.

Program ini bertujuan untuk menambah daerah resapan air sekaligus sebagai lahan untuk
pembuatan kompos dan budidaya tanaman zodia sebagai tanaman obat yang berguna
untuk mengusir nyamuk.

3.2.2 Gracia Baquita B.S.M : pewarnaan pot botol plastik dan budidaya tanaman hias

Pewarnaan pot-pot plastik dan budidaya tanaman hias diikuti oleh segala usia khususnya
anak-anak dan remaja untuk meningkatkan keindahan lingkungan serta kreativitas warga
dengan memanfaat limbah botol plastik. Sedangkan budidaya tanaman hias ini bertujuan
agar menambah variasi tanaman di kampung sayur Bausasran agar terlihat lebih hidup
dan berwarna, sehingga pengunjung yang datang tidak merasa bosan.

3.2.3 Angelita Abri B. KY : sistem zonasi tanaman, pembuatan pot batok kelapa, dan
pembuatan papan nama tanaman.
Program sistem zonasi tanaman ditujukan agar sayur-sayuran menjadi lebih tertata dan
terklasifikasi guna memudahkan proses panen dan edukasi, pembuatan pot dari batok
kelapa ini bertujuan meningkatkan nilai estetika kmapung sayur Bausasran dan mengolah
barang bekas agar lebih memiliki nilai, sedangkan pembuatan papan nama tanaman
berguna untuk memberikan informasi singkat seputar tanaman.
BAB IV

HASIL YANG DICAPAI

4.1. Program Yang Terlaksana

Berdasarkan program-program yang telah diajukan, berikut adalah daftar program yang
terlaksana, baik program kerja individu maupun kelompok:

1. Pengembangan ekowsiata, program ini merupakan program utama kelompok yang


bertujuan untuk mengembangkan potensi kampung sayur Bausasran, khususnya di RW 10
dengan mengajak wisatawan mancanegara maupun wisatawan dalam negeri untuk
mengunjungi kampung sayur Bausasran dan memberikan edukasi seputar budidaya sayur-
mayur serta memperkenalkan potensi-potensi lainnya yang ada di kampung sayur
Bausasran. Terlaksananya program pengembangan ekowisata ini ditunjukkan dengan
kami mampu mendatangkan wisatawan mancanegara yang berasal dari Latvia, Prancis,
Mexico dan Turki untuk mengunjungi kampung sayur Bausasran dan belajar seputar
tanaman. Tidak hanya berkeliling di lingkungan RW 10, melainkan kami membawa
wisatawan berkeliling ke RW lainnya untuk melihat setiap potensi yang ada.
2. Pembuatan spot terapi dan budidaya ikan lele yang merupakan program kerja individu
terlaksana dengan baik di minggu pertama. Tetapi di minggu kedua spot terapi mengalami
sedikit kerusakan yang dikarenakan hujan yang sangat deras, sehingga menyebabkan batu
kali yang ditanam tidak menempel lagi pada semen, namun sudah dilakukan perbaikan.
Selain itu, empat dari sepuluh ekor lele mati, hal ini disebabkan karena curah hujan yang
tinggi dan kolam lele yang terlalu kotor, sehingga kami lakukan pembersihan kolam di
minggu kedua. Dalam pengerjaan program ini, kami saling membantu dan tidak
ditemukan kendala yang cukup berarti, sehingga program ini berhasil sepanjang KKN
berlangsung.
3. Pelatihan pembuatan biopori dan dan budidaya tanaman zodia merupakan program kerja
individu yang berhasil dilakukan dengan baik. Pembuatan lubang biopori dilakukan di
lingkungan RT 40, melihat hanya RT 40 yang memiliki lahan memadai untuk dilakukan
pengeboran, sehingga dibuat sebanyak 10 lubang biopori dengan kedalaman 40 cm per
lubangnya. Budidaya tanaman zodia juga berhasil dilakukan, kami memberikan dua
tanaman zodia untuk setiap RT yang dibudidayakan di lahan perkebunan sayur guna
mencegah nyamuk.
4. Sistem zonasi tanaman, pembuatan pot batok kelapa, dan pembuatan papan nama tanaman
merupakan program kerja individu yang berhasil dilakukan dengan baik. Melalui program
ini, kami dapat mengklasifikasikan beberapa jenis sayuran ke dalam satu zona lahan,
seperti: tomat, cabai, sawi, kol ungu, kol putih, seledri, ginseng, dan kangkung. Sistem
zonasi tanaman yang dilakukan memudahkan pembuatan papan nama tanaman yang
berguna untuk memberikan informasi singkat seputar tanaman, selain itu menjadikan
lahan perkebunan lebih tertata dan terklasifikasi guna memudahkan proses panen dan
edukasi. Pembuatan pot dari batok juga berhasil terlaksana, khussnya di RT 36 dan 37,
dimana pot batok kelapa meningkatkan nilai estetika kmapung sayur Bausasran dan
meminimalisir terjadinya kehilangan pot.

4.2. Program Yang Tidak Terlaksana

Dalam pelaksanaan program kerja, baik kelompok maupun individu, terdapat beberapa
program yang tidak terlaksana, yaitu:

4.2.1 Program pelatihan pengolahan pangan. Program ini merupakan program kerja kelompok
yang telah diajukan, namun tidak terlaksana dikarenakan warga di lingkungan RW 10 RT 36, 37,
dan 40, telah memiliki makanan khasnya masing-masing yang berbahan dasar dari kebun sayur.
Contohnya di RT 40, memiliki makanan khas kerupuk lele dan tekwan lele.

4.2.2 Program pembukuan. Program ini merupakan program kerja kelompok yang telah
diajukan, namun tidak terlaksana dikarenakan sistem pembukuan telah diterapkan oleh warga di
lingkungan RW 10 RT 36, 37, dan 40.
4.3 Potensi Keberlanjutan

4.4 Luaran Program

4.4.1 Anggaran KKN


4.4.2 Foto-foto kegiatan selama KKN
4.4.3 Video kegiatan
4.4.4 Artikel kegiatan
BAB V

PENUTUP

5.1Saran

Meskipun bausasran telah semakin berkembang dengan adanya program kkn tematik
UKDW, diharapkan agar warga tetap menjaga kampung sayur tersebut dengan beberapa cara.
Salah satunya yaitu dengan tetap menjaga kebersihan serta melestarikan tanaman-tanaman sayur
agar tetap terjaga keasrian lingkungan dan ramah bagi para pengunjung yang akan datang.

Dibutuhkan kesadaran dari warga untuk memperhatikan tanaman sayurnya. Sebab


beberapa warga di RW 10 banyak yang tidak peduli dengan tanamannya sendiri sehingga,
mereka cenderung tidak menyirami dan memupuk tanaman mereka kemudian hanya
mengandalkan hujan yang turun saja. Akibatnya beberapa tanaman yang sudah ditanam mati dan
tidak dapat dimanfaatkan.

Selain itu kami berharap warga lebih mau memanfaatkan apa yang ada di bausasran
untuk menunjukkan keunggulan yang dimiliki kampung sayur ini dengan memanfaatkan apa
yang sudah tersedia seperti menggunakan sayur-sayuran yang ada di kampung sebagai sumber
pangan, berusaha mengembangkan dan memasarkan produk-produk rumahan menjadi sumber
penghasilan tambahan.

5.2 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan KKN Tematik yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sesuai dengan tujuan yaitu kampung bausasran walaupun sudah pernah menjuarai
tingkat nasional tetapi belum dapat dikenal oleh masyarakat luar karena belum dapat
memasarkan kampungnya dengan baik. Banyak gorong-gorong yang sudah ditutupi oleh beton,
sehingga kurang ada lahan kosong yang dapat digunakan sebagai resapan air. Tetapi beberapa
warga sudah dapat memproduksi kompos sendiri. Variasi tanaman sudah mulai beragam, tidak
hanya tanaman sayur-sayuran saja tetapi terdapat juga tanaman hias dan juga tanaman obat
seperti zodia dan ginseng.

Masyarakat sudah memanfaatkan hasil budidaya tanamannya tetapi belum dapat


memasarkan. Kemudian untuk produksi ikan lele baik dalam bentuk tekwan maupun kerupuk
hanya dilakukan secara berkala saja. Masyarakat bausasran sudah memanfaatkan botol plastik
yang ada sebagai pengganti pot sedangkan untuk batok kelapa baru pertama kali dicoba untuk
digunakan saat KKN tematik UKDW ini dilaksanakan. Beberapa langkah juga sudah dilakukan
untuk meningkatkan estetika lingkungan seperti mengecat boto-botol plastik, tembok dan juga
pagar-pagar tanaman.

Anda mungkin juga menyukai