Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

MANAJEMEN BARANG MILIK NEGARA

“PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA DI DESA AIR PUTIH”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

RIRIN ERISKA ( 5304201340 )

SEVIA SARTIKA ( 5304201219 )

SOFIANI ( 5304201320 )

CRISTIANI FREHELDA P. ( 5304201313 )

DOSEN PENGAMPU :
HUSNUL MUTTAQIN, M.Ak

PROGRAM STUDI AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK


POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
T.A 2023/2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah. ............................................................................. 1
1.3 Tujuan Makalah.................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH.......................................................... 3

2.1 Dasar Hukum ...................................................................................... 3


2.2 Profi Desa Air Putih............................................................................. 3
2.3 Ruang Lingkup Pengelolaan BMD Desa Air Putih............................. 4
2.4 Permasalahan dan Penyelesaian............................................................ 5

BAB III. PENUTUP........................................................................................ 10

Kesimpulan....................................................................................................... 10

Saran................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

LAMPIRAN....................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhana Wa Ta’ala, Pencipta Alam
Semesta, Penguasa seluruh yang ada di langit dan di bumi, Tempat memohon para
makhluk, Sumber segala Ilmu, yang telah memberikan Karunia, Rahmat dan
Hidayahnya kepada kami, sehingga makalah tentang “Pengelolaan Barang Milik
Negara Di Desa Air Putih” ini dapat selesai. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Husnul Muttaqin, M. Ak selaku Dosen Mata Kuliah ini.

Sebagaimana halnya manusia biasa yang masih dalam tahapan proses belajar,
maka tidak menutup kemungkinan setiap aktifitas kita akan selalu ada kekurangan dan
kelalaian, begitu pula dengan makalah yang kami tulis ini. Oleh karena itu kami selalu
mengharapkan tegur sapa dari semua pihak demi penyempurnaan penulisan makalah
berikutnya.

Bengkalis, 15 Mei 2023


BAB I

PENDAHULUAAN

1.1. Latar Belakang

Dalam pasal 1 ayat 10 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah dinyatakan bahwa Barang Milik Negara
(BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Peraturan Bupati Bengkalis No. 4 Tahun 2018 merupakan peraturan yang


dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis untuk memberikan pedoman lebih
rinci tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah di wilayah Kabupaten tersebut.
Peraturan ini mengatur berbagai aspek terkait Pengelolaan Barang Milik Daerah
termasuk aset yang dimiliki oleh Desa Air Putih.

Dengan adanya Peraturan Bupati Bengkalis No. 4 Tahun 2018, Pengelolaan


Barang Milik Negara Di Desa Air Putih menjadi lebih terstruktur, transparan, dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di tingkat Kabupaten. Peraturan ini juga
bertujuan untuk memberikan arahan yang lebih spesifik dalam pengelolaan aset atau
BMN Desa yang berada di wilayah Kabupaten Bengkalis, termasuk Desa Air Putih.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pengelolaan Barang Milik Negara Di Desa Air Putih?

1.3. Tujuan Makalah


1. Untuk memahami Pengelolaan Barang Milik Negara Di Desa Air Putih.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Dasar Hukum


1. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang- undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara /Daerah;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah;
6. Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 50 Tahun 2022 tentang Pedoman
Pengelolaan Aset Desa.

2.2. Profil Desa Air Putih


2.2.1 Sejarah Terbentuknya Desa Air Putih

Air putih adalah nama salah satu desa yang terletak di kecamatan Bengkalis,
Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau dengan luas 19 km dan 2.987 jumlah
penduduk.

Desa Air Putih berdiri pada tahun 1982. Pada mulanya Desa Air Putih
bernama Desa Muda Air Putih, nama tersebut berasal dari sebutan tokoh tetua
masyarakat Desa Air Putih pada saat itu menemukan perigi tersebut peninggalan
sejarah, bahwa air perigi tersebut berwarna putih dan bening sehingga air tersebut
menjadi sumber air bersih bagi masyarakat sekitar.

Desa Air Putih terletak dikawasan pesisir pulau bagian selatan, pada awalnya
Desa Air Putih merupakan bagian wilayah administrasi dari desa Senggoro.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan peningkatan jumlah penduduk
yang semakin ramai dan padat, terjadi pemekaran wilayah desa. Akibatnya, Desa
Air Putih dimekarkan menjadi Desa Muda Air Putih di bawah kepemimpinan
Bapak Basri Alwie dari tahun 1982 hingga 1990. Kemudian, dari tahun 1990
hingga 1998, desa ini tetap menggunakan nama Desa Muda Air Putih. Namun,
setelah periode kepemimpinan Bapak Basri Alwie, desa ini kemudian mengadopsi
nama Desa Air Putih yang kita kenal saat ini.

2.2.2 Perekonomian Desa Air Putih


1. Penghasilan Desa Air Putih

Penghasilan Desa Air Putih berasal dari Dana Desa yang bersumber dari
alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), bagian dari hasil
pajak daerah kabupaten maupun kota, bagian dari hasil retribusi daerah baik dari
Kabupaten atau Kota, Alokasi Dana Desa (ADD) dimana ADD ini merupakan
bagian dari dana perimbangan yang diterima oleh Kabupaten atau Kota,
selanjutnya Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi, Bantuan Keuangan dari
APBD Kabupatan atau Kota yang dapat bersifat umum maupun khusus (dikelola
dalam APBDes), dan yang terakhir Bantuan Keuangan bersifat khusus Program
Desa Bermasa berupa Dana Bermasa 1 milyar 1 Desa.

2. Perekonomian Desa Air Putih

Desa Air Putih Kecamatan Bengkalis merupakan salah satu Desa sebagai
pelaksana Program Pemberdayaan Desa (PPD) di bidang Usaha Ekonomi Desa–
Simpan Pinjam (UED-SP). Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP)
adalah suatu lembaga yang bergerak di bidang simpan pinjam dan merupakan
milik masyarakat desa/ kelurahan yang diusahakan serta dikelola oleh masyarakat
desa/ kelurahan.

Desa Air Putih memiliki perekonomian yang bervariasi. Salah satunya sektor
pertanian. Di desa ini, penduduk memiliki lahan pertanian yang digunakan untuk
menanam, sayuran dan buah-buahan. Hasil pertanian tersebut dapat dijual secara
lokal atau dikirim ke pasar-pasar di sekitar desa maupun di kota-kota terdekat.

Selain pertanian, sektor perikanan juga berperan penting dalam perekonomian


Desa Air Putih. Penduduk desa terlibat dalam kegiatan penangkapan ikan,
budidaya ikan, atau pengolahan hasil perikanan seperti pengeringan ikan atau
pembuatan olahan ikan. Hasil tangkapan atau produk perikanan tersebut dapat
dijual secara lokal atau di pasaran yang lebih luas, memberikan penghasilan
tambahan bagi masyarakat desa.

Desa Air Putih juga memiliki sektor perdagangan dan jasa yang mendukung
perekonomian lokal. Di dalam desa, terdapat warung, toko kelontong, warung
makan, serta jasa pengangkutan barang dan penumpang yang dikelola oleh
penduduk desa. Usaha-usaha ini memberikan kesempatan kerja dan penghasilan
bagi masyarakat desa.

2.2.3 Budaya Desa Air Putih

Sama seperti lumrahnya budaya yang ada di Bengkalis, meskipun masyarakat


di Desa Air Putih berasal dari berbagai suku seperti Batak, Melayu, dan Jawa,
namun adat Melayu sangat kental di desa ini. Budaya Melayu telah menjadi ciri
khas dan identitas penting bagi masyarakat setempat. Selain itu, masyarakat Desa
Air Putih sebagian besar berasal dari etnis Melayu dan etnis Tionghoa yang hidup
berdampingan secara harmonis dengan semboyan "Thong Ngin Fan Ngin
Jitjong" yang artinya orang Tionghoa dan orang Melayu adalah sama.

Dibawah ini beberapa budaya melayu yang masih dilestarikan di Desa Air
Puith:

a. Lampu colok merupakan kebudayaan melayu yang masih dilestarikan di


Desa Air Putih. Lampu colok sendiri adalah bagian dari kebudayaan
Melayu yang telah ditetapkan sebagai warisan tak benda oleh Menteri
Kebudayaan.
b. Barakan pada Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu budaya di Desa
Air Putih yang bertujuan mengekalkan tautan silaturahmi. Seiring
persiapan lampu colok juga sudah dimaklumkan oleh Ketua RT, RW
biasanya di Masjid atau Mushola bermusyawarah tentang giliran rumah
rumah yang akan di kunjungi berombongan pada hari H.
c. Perkawinan Melayu, secara umum tradisi perkawinan masyarakat Melayu
terbagi dalam beberapa tahapan beberapa diantaranya merisik, meminang,
betanggas dan lain sebagainya. Dan di Desa Air Putih masih melestarikan
budaya perkawinan melayu dengan seluruh rangkaiannya.

2.3 Pengelolaan Barang Milik Negara Di Desa Air Putih


2.3.1 Aset Milik Desa

Menurut Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 50 Tahun 2022 tentang


Pedoman Pengelolaan Aset Desa, Aset Desa adalah barang milik Desa yang
berasal dari kekayaan aslik milik Desa, dibeli atau diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.

Desa Air Putih memiliki 2 jenis aset, diantaranya aset bergerak terdiri dari
dua jenis yaitu aset habis pakai, diantaranya yang digunakan untuk
operasional kantor Desa Air Putih berupa alat tulis kantor seperti kertas hvs,
pulpen, tinta printer, amplop dan hekter. Serta aset tidak habis pakai,
diantaranya mesin printer, lemari, personal komputer, meja, kursi. arsip, dan
lainnya.

Selanjutnya, aset tidak bergerak yang dimiliki Desa Air Putih berupa tanah
kas desa dan bangunan berupa 1 unit kantor UED-SP Panglima Minal dan 1
unit rumah Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang terletak tidak jauh dari
kantor Desa Air Putih.

2.3.2 Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Daerah

Perencanaan Kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan


BMD untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan
keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang
akan datang.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 4 Tahun 2018


tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, Perencanaan Kebutuhan
dilaksanakan setiap tahun setelah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
ditetapkan. Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Daerah mengacu pada
RKPD.

Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Daerah disusun dalam Rencana


Kerja dan Anggaran (RKA) Kementerian Negara/Lembaga/Perangkat Daerah
setelah memperhatikan ketersediaan Barang Milik Daerah yang ada.
Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Daerah berpedoman pada standar
barang, standar kebutuhan, dan standar harga yang diatur dalam peraturan
daerah terkait.

Penetapan standar barang dan standar kebutuhan dilakukan setelah


berkoordinasi dengan perangkat daerah teknis terkait. Setelah ditetapkan,
Pengguna Barang dan/atau kuasa Pengguna Barang mengusulkan RKBMD
pengadaan barang milik daerah mempedomani standar barang dan standar
kebutuhan.

Pengguna Barang menghimpun usulan RKBMD yang diajukan oleh


Kuasa Pengguna Barang yang berada di lingkungan Perangkat Daerah yang
dipimpin. Kemudian, Pengguna Barang menyampaikan usulan RKBMD
kepada Pengelola Barang.

Pengelola Barang melakukan penelaahan atas usulan RKBMD bersama


Pengguna Barang dengan memperhatikan data barang pada Pengguna Barang
dan /atau Pengelola Barang.

Pengelola Barang dalam melakukan penelaahaan dibantu Pejabat


Penatausahaan Barang selaku Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan
Pengurus Barang Pengelola. Hasil penelaahan tersebut merupakan dasar
penyusunan RKBMD. Kemudian, RKBMD yang telah ditetapkan oleh
Pengelola Barang digunakan oleh Pengguna Barang sebagai dasar penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat Daerah.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 50 Tahun 2022 tentang


Pedoman Pengelolaan Aset Desa, Perencanaan Aset Desa dituangkan dalam
Rencana Jangka Menengah Desa (RPJMDes) untuk kebutuhan 6 tahun
sedangkan Perencanaan Aset Desa untuk kebutuhan 1 tahun dituangkan dalam
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) dan ditetapkan dalam APBDes.

2.3.3 Pengadaan Barang Milik Daerah

Pengadaan adalah kegiatan untuk melakukan pemenuhan kebutuhan


barang dalam rangka Penyelenggaraan Pemerintah Desa yang berdasarkan
prinsip efesien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil dan akuntabel.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 50 Tahun 2022 tentang


Pedoman Pengelolaan Aset Desa, Pengadaan Aset Desa diutamakan
dilaksanakan secara swakelola oleh anggota masyarakat, kecuali untuk
pengadaan yang bersifat khusus dan membutuhkan keahlian atau keterampilan
tertentu. Pengadaan aset bergerak maksimal 5 unit dimiliki oleh Pemerintah
Desa. Sedangkan proses pengadaan tanah sebagai aset Desa dilaksanakan
dengan mekanisme:

a. Membentuk panitia pengadaan tanah yang ditetapkan dengan


Keputusan Kepala Desa; dan
b. Menetapkan Peaturan Kepala Desa tentang mekanisme tahapan
pembelian tanah.

2.3.4 Penggunaan Barang Milik Daerah

Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam


mengelola dan menatausahkan barang milik daerah yang sesuai dengan tugas
dan fungsi Perangkat Daerah yang bersangkutan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 4 tahun 2018


tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, Bupati menetapkan status
penggunaan Barang Milik Daerah dengan mendelegasikan penetapan status
penggunaan atas Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan dengan
kondisi tertentu kepada Pengelola Barang.

Penggunaan barang Milik Daerah meliputi:

1. Penetapan status penggunaaan barang milik daerah


2. Pengalihan status penggunaaan barang milik daerah
3. Penggunaan sementara barang milik daerah
4. Penetapan status penggunaaan barang milik daerah untuk dioprasikan oleh
pihak lain.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 50 Tahun 2022 tentang


Pedoman Pengelolaan Aset Desa, Status penggunaan Aset Desa ditetapkan
setiap tahun dengan Keputusan Kepala Desa. Penetapan status penggunaan
Aset Desa dilakukan setelah selesainya proses pengadaan Aset Desa untuk
kemudian dicatat dalam Buku Inventarisasi Aset Desa melalui aplikasi
SIPADES.

2.3.5 Pemanfaatan Barang Milik Daerah

Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang tidak


digunakan untuk penyelenggaran tugas dan fungsi Perangkat Daerah dan/atau
optimalisasi barang milik daerah dengan tidak mengubah status kepemilikan.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 50 Tahun 2022 tentang


Pedoman Pengelolaan Aset Desa, bentuk Pemanfaatan Aset Desa berupa:

a. Sewa
b. Pinjam pakai;
c. Kerja sama pemanfaatan; dan
d. Bangun guna serah atau bangun serah guna.

Pemanfaatan Aset Desa dapat dilaksanaakan sepanjang tidak dipergunakan


langsung untuk menunjang penyelenggaraan Pemerintah Desa dan ditetapkan
dalam Peraturan Desa.

2.3.6 Pengamanan Barang Milik Daerah

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 4 Tahun 2018


tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, Pengelolaan Barang, Pengguna
Barang Atau Kuasa Pengguna Barang wajib melakukan Pengamanan Barang
Milik Daerah yang berada dalam penguasaannya. Pengamanan barang milik
daerah meliputi:

1. Pengamanan fisik;
2. Pengamanan administrasi; dan
3. Pengamanan hukum.
Berdasarkan Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 50 Tahun 2022 tentang
Pedoman Pengelolaan Aset Desa, Pengamanan Aset Desa wajib dilakukan
oleh Kepala Desa dan Perangkat Desa dan biaya Pengamanan Aset Desa
dibebankan pada APBDesa. Pengamanan aset desa meliputi:

1. Administrasi;
2. Fisik;
3. Pengamanan fisik; dan
4. Pengamanan hukum.

2.3.7 Pemindahtanganan Barang Milik Daerah


Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Daerah
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 4 tahun 2018
tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, Barang Milik Daerah yang tidak
diperlukan bagi penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dapat
dipindahtangankan.

Bentuk Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Meliputi:

1. Penjualan;
2. Tukar Menukar;
3. Hibah; atau
4. Penyertaan modal pemerintah daerah.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 50 Tahun 2022 tentang


Pedoman Pengelolaan Aset Desa, Pemindahtanganan Aset Desa berupa tanah
dan/atau bangunan milik hanya dilakukan dengan tukar menukar dan
penyertaan modal. Pemindahtanganan tersebut dilakukan sebelum proses
penghapusan Aset dari Buku Inventaris Desa.
2.3.8 Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Daerah

Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik atau kegunaan Barang


Milik Daerah Pemusnahan dilaksanakan oleh Pengguna Barang setelah
mendapat persetujuan Bupati, untuk Barang Milik Daerah pada Pengguna
Barang dan Pengelola Barang.

Pelaksanaan pemusnahan dituangkan dalam Berita Acara dan dilaporkan


kepada Bupati. Pemusnahan dapat dilakukan dengan cara:

1. Dibakar;
2. Dihancurkan;
3. Ditimbun;
4. Ditenggelamkan;atau
5. Cara lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 50 Tahun 2022 tentang


Pedoman Pengelolaan Aset Desa, Pemusnahan Aset Desa dilakukan dengan
ketentuan:

1. Berupa aset yang sudah tidak dapat dimanfaatkan dan/atau tidak memiliki
nilai ekonomis, antara lain meja, kursi, komputer;
2. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar, dikubur, dihancurkan,
ditenggelamkan, dilarutkan atau dengan cara lain; dan
3. Dibuatkan Berita acara pemusnahan sebagai dasar penetapan keputusan
Kepala Desa tentang Pemusnahan.

Sedangkan Penghapusan Aset Desa merupakan kegiatan


menghapus/meniadakan Aset Desa dari buku data inventaris Desa.
Penghapusan Aset Desa dilakukan dalam hal:

1. Beralih kepemilikan;
2. Pemusnahan; atau
3. Sebab lain.

Dalam hal terjadi kehilangan, kecurian dan terbakar, maka Pemerintah


Desa atau pemakai Aset Desa harus melaporkan terlebih dahulu kepada aparat
berwajib/penegak hukum untuk memperoleh keputusan hukum sebelum
dilakukan proses penghapusan.

Penghapusan Aset Desa yang bersifat strategis terlebih dahulu dibuatkan


Berita Acara dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa setelah mendapat
persetujuan Bupati Bengkalis.

2.3.9 Penatausahaan Barang Milik Daerah

Penatausahaan adalah rangkaian keigatan yang dilakukan meliputi


pembukuan, inventarisasi dan pelaporan Aset Desa sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 4 tahun 2018


tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, Penatausahaan Barang Milik
Daerah Meliputi beberapa kegiatan:

1. Pembukuan
a. Pengelolaan Barang harus melakukan pendaftaran dan pencatatan
barang milik daerah yang berada dibawah penguasaanya kedalam
daftar barang pengelola menurut penggolongan dan kodefikasi barang.
b. Pengguna Barang/Kuasa pengguna Barang harus melakukan
pendaftaran dan pencatatan Barang Milik Daerah yang status
penggunaannya berada pada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna
barang kedalam daftar barang Pengguna/Daftar barang kuasa
pengguna menurut penggolongan dan kodefikasi barang.
2. Inventarisasi
a. Pengguna Barang melakukan inventarisasi Barang Milik Daerah
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
b. Dalam hal Barang Milik Daerah berupa persediaan dan konstruksi
dalam pengerjaan iventarisasi dilakukaan oleh pengguna barang setiap
tahun.
c. Pengguna Barang Menyampaikan laporan hasil iventarisasi kepada
Penggelola Barang paling lama 3 (tiga) bulan setelah selesainya
inventarisasi.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 50 Tahun 2022 tentang


Pedoman Pengelolaan Aset Desa, Aset Desa yang sudah ditetapkan
penggunaannya harus diinventarisasi dalam Buku Inventaris Aset Desa dan
diberi kodefikasi.

2.3.10 Pengawasan dan Pembinaan Barang Milik Daerah

Berdasarkan Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 50 Tahun 2022 tentang


Pedoman Pengelolaan Aset Desa, Bupati melalui Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
pengelolaan Aset Desa. Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan,
Bupati dapat melimpahkan kepada Camat dan pengawasan dapat melibatkan
APIP Daerah. Sedangkan pengendalian dilakukan oleh Sekretaris Desa selaku
pembantu pengelolaan barang milik desa.

2.4 Permasalahan dan Penyelesaian

Berdasarkan hasil wawancara, kendala yang Desa Air Putih hadapi dalam
Pengelolaan Aset Desa ialah sering tertundanya jadwal pencairan anggaran yang telah
ditetapkan. Sehingga ini membuat kinerja Pengelolaan Aset Desa menjadi terhambat.
Melihat dari permasalahan yang ada, maka perangkat daerah mengharapkan
kebijakan dari Pemerintah Bengkalis untuk tidak membuat target pencairan yang
terlalu lama dari jadwal yang ditentukan. Sehingga hal ini dapat diselesaikan dengan
melakukan musyawarah pembenahan tekait kebijakan tersebut, agar Pemerintah
Bengkalis dapat membenahi hal tersebut.

Dalam konteks Pengelolaan Barang Milik Negara Di Desa Air Putih, masih
terdapat kurangnya kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya Pengelolaan
Barang Milik Naerah, keterbatasan sumber daya manusia dan keuangan dalam
Pengelolaan Aset, serta kelemahan dalam sistem penatausahaan dan pengawasan
yang dapat berpotensi menyebabkan kehilangan atau penyalahgunaan Barang Milik
Daerah
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan aslik milik
Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
atau perolehan hak lainnya yang sah.

Pengelolaan Aset Desa merupakan rangkaian kegiatan mulai dari


perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan,
penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pelaporan, penilaian,
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian Aset Desa.

Dengan menjalankan Pengelolaan Barang Milik Daerah yang sesuai dengan


peraturan yang berlaku, diharapkan Desa Air Putih dapat mengoptimalkan
penggunaan dan pemanfaatan aset yang dimiliki untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat serta mendukung pembangunan desa secara berkelanjutan.

B. Saran

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
tulisan maupun bahasan yang kami sajikan. Oleh karena itu, mohon di berikan
sarannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam memahami
paragraf.
DAFTAR PUSTAKA

https://bangka.tribunnews.com/2017/05/24/semboyan-tong-ngin-fan-ngin-jit-jong-
cara-bangka-belitung-menjaga-kerukunan-dan-kedamaian

https://diskominfotik.bengkaliskab.go.id/web/detailberita/15684/tradisi-lampu-colok-
dan-barakan

https://www.academia.edu/54755420/PROSESI_ADAT_PERNIKAHAN_MELAYU

Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pengelolaan


Barang Milik Daerah;

Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 50 Tahun 2022 tentang Pedoman Pengelolaan


Aset Desa.
LAMPIRAN

Hasil Wawancara

1. Perencanaan Kebutuhan

Ririn : Untuk Perencanaan Kebutuhan, Bagaimana proses perencanaan


kebutuhan Barang Milik Desa Air Putih?

Pak Khaidir : Prosesnya tuh diawali dengan kita kirim proposal dulu. Nah,
proposal itu kayak dokumen resmi yang ngejelasin barang apa aja yang kita
butuhin di desa. Terus, langkah selanjutnya tuh penganggarannya, di mana orang
yang punya tanggung jawab hitung-hitungan buat kebutuhan barang tahun depan.
Nah, di tahap ini, kita analisis dan hitung-hitungan berdasarkan data yang ada,
termasuk kebutuhan masyarakat, perkiraan pertumbuhan atau perubahan di desa,
serta prioritas pengembangan dan pelayanan yang udah kita tentuin.

Ririn: Setelah Proposal diajukan, apa yang terjadi selanjutnya ?

Pak Khaidir: Setelah kita tahu barang apa yang kita butuhin tahun depan,
langkah selanjutnya adalah proses beli-beli yang dimulai sekarang, berdasarkan
rencana yang kita bikin tahun lalu. Nah, di tahap ini, kita liat lagi barang-barang
yang udah kita tentuin sebelumnya, terus cek juga duit yang udah kita alokasikan
buat belanjaan itu.

Ririn: Setelah kebutuhan barang tahun depan ditentukan, apa langkah


selanjutnya ?

Pak Khaidir: Prosesnya itu lumayan ribet dan ada banyak langkahnya, termasuk
masukin ke Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) dan tulis di Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Tapi, perlu diinget ya, walaupun kita
udah tulis kebutuhan barang di APBDes, belum tentu semuanya langsung
dijalanin. Kadang ada perubahan kebijakan dari pemerintah kabupaten atau hal
lain yang bisa ngaruhin rencana kita. Misalnya, tadinya desa mau beli laptop atau
lampu jalan, tapi akhirnya nggak jadi. Itu bisa terjadi kalo ada perubahan
kebijakan dari pemerintah kabupaten yang bilang duit desa harus dipake buat
keperluan yang lain yang dianggap lebih penting atau mendesak.
2. Pengadaan Kebutuhan

Pewawancara: Untuk pengadaan Kebutuhan, Bagaimana proses pengadaan


kebutuhan barang Milik Desa Air Putih?

Pak Khaidir : Jadi ceritanya setelah kita planing barang yang dibutuhkan dan
duitnya udah ada di APBDes, kita mulai belanja barang. Nah, belanja ini tuh
bagian nyata dari rencana kita tadi yang udah disepakati. Barang-barang yang
udah kita beli bakal diurus sama tim pengelola aset desa. Aset-aset desa yang
nggak bisa dipindah-pindah tuh bakal dikasih nomor UDGESTEP. Kalau ada
aset yang udah expired, ada berita acara penghapusannya. Tapi di desa Air Putih,
kita nggak pernah hapus aset ya, selama masih bisa dipakai, ya gunakan saja.

Pewawancara: sampai habis kadaluarsa nya pak?

Pak Khaidir: iya yang benar-benar tak bisa dipakai, dimasukan kedalam gudang
aja ini asset. Tapi kalau aset untuk negara se-kabupaten contoh: umpamanya
macam kendaraan itu kan bantuan dari kabupaten kalau sama kadaluarsa nya itu
harus kita buat berita acara kita serah kan balik ke desa atau kabupaten barang
nya tidak di pakai .namun kita dicatat aset anggaran tahun sekian-sekian apa aja
barang yang sudah tidak terpakai dicatat itu sistem pengelolaan tersebut

3. Penggunaan

Pewawancara: Bagaimana proses penggunaan Barang Milik Desa Air Putih?


Apakah ada langkah-langkah atau prosedur khusus yang harus diikuti ?
Pak Khaidir: Ya, jadi begitu barang-barang itu udah dibeli atau dapetin sama
desa, kita bakal catet aja tuh barang-barangnya di daftar inventarisasi desa. Nah,
di daftar itu nanti ada keterangan barangnya, kondisinya, sama gimana barang-
barangnya dipake. Terus, kalo desa butuh pake barang-barang itu, tinggal minta
aja sama yang berwenang di desa dan nanti mereka yang nyetujuin. Gitu deh
prosesnya dalam penggunaan barang milik desa di Desa Air Putih.
4. Pemanfaatan

Pewawancara: Bagaimana sebenarnya pemanfaatan barang milik desa dilakukan


di Desa Air Putih? Apakah ada kebijakan atau aturan khusus yang mengatur hal
ini?

Pak Khaidir: Di Desa Air Putih, barang-barang desa digunakan berdasarkan apa
yang dibutuhin sama warga dan desa. Ada aturan dan kebijakan yang ngatur cara
pake barang-barang itu. Misalnya, desa punya Pedoman Pake Barang Desa yang
isinya jelasin gimana cara pake, bagi, dan jaga barang-barang itu. Pedoman ini
penting buat pastiin kalo penggunaan barang desa itu fair, jujur, dan sesuai sama
kepentingan warga.

Pewawancara: Pemanfaatan , ada berupa sewa , pinjam pakai itu bagaimana ?

Pak Khaidir: Pemanfaatan aset yang di ada kan ketentuan APBD sesuai dengan
kebutuhan masing masing perangkat yang ada didesa air putih . contoh nya
lemari masing masing itu mereka punya aset sendiri .

Pewawancara: Berarti pak siapa yang menentukkan atau turun keruangan


tersebut ruangan ini untuk apa dan bagian ini itu apa ?

Pak Khaidir: Pengelolaan aset buk RoS nanti dia yang menentukan butuh apa
tuh kedepan ada yang kurang nanti mereka kerja sama dengan tata usaha dicatat
biar tahu kebutuhan masing masing ruangan itu nanti dituangkan dalam RKP
baru nanti disahkan melalui APBDES itu pun tergantung dengan jumlah duit
yang ada kalau duit nya tak cukup di tundah dulu ke tahun yang akan datang

Pewawancara: Berarti sistem nya kita bikin perencanaan dulu biar kita tau
keuangnya ?

Pak Khaidir: iya kita buat perencanaan dulu cuman kadang kadang gini duit itu
datang nya lambat dalam ketentuan permendagri itu pengguna anggaran untuk
tahun 2023 /2024 pada bulan juni itu untuk anggaran tahun 2024 sudah ada atau
sudah tahu .

5. Pengamanan

Pewawancara: Apakah Barang-barang milik desa tersebut diamankan , dan


apakah seluruh wewenang berada dibagian Aset?

Pak Khaidir: Tentu saja harus diamankan dengan baik agar tidak rusak ataupun
hilang, dan yang mengelola aset ini buk Ros (Kaur Bagian Aset) dibantu
beberapa bawahan dia untuk menjaga pengamanan aset . dokumen nya ada setiap
bulan meraka membuat laporan data invertaris desa maka aset harus dilaporkan
setiap bulan . contohnya laporan data penggunaan barang milik desa nanti itu
dilaporkan setiap bulan aset aset yang ada jadi disamping laporan manual mereka
juga membuat laporan secara online aplikasi nya di Swiss des / Sipades
dilaporkan setiap bulan.

Pewawancara: Pernah hilang gak pak ?

Pak Khaidir: Selama kita disini pernah hilang sekali kehilangan TV

Pewawancara: Itu macam mana itu pak ?

Pak Khaidir: jadi desa air putih membuat surat keterangan kehilangan ke
polisian.
6. Pemindahtanganan

Pewawancara: Terkait Aset itu sendiri pemindah tanganan pak?mungkin ada


prosedur nya atau ketentuanya ?

Pak Khaidir: kalau aset yang pemindahtanganan itu nanti kita buat berita
acaranya nanti umpamanya komputer di pindah kan ke kawan sebelah walau pun
jarak dekat harus buat surat terimanya satu lagi aset yang ada dikantor . contoh
Tendah, Kursi kalau nanti orang pinjam ada memang berita acara serah terima
nya di hitung berapa yang mau dipinjam .

7. Pemusnahan dan penghapusan

Pewawancara: Bagaimana Proses penghapusan Barang Milik Desa dilakukan?

Pak Khaidir: Nah, jadi kalau barang desa udah nggak kepakai, kita punya
prosedur yang harus diikuti. Pertama, barang-barang yang mau dimusnahin itu
dikenali dan dipisahin dari daftar barang desa. Terus, kita minta bantuan sama
pihak yang berwenang, seperti lembaga atau petugas yang ditunjuk, buat
ngurusin pemusnahan barangnya. Pastinya, proses pemusnahan dilakukan dengan
cara yang aman dan sesuai sama aturan yang berlaku.

8. Penatausahaan

Pewawancara: Bagaiman Penatausahaanya?

Pak Khaidir: Nah, jadi begitu barang-barang itu udah dibeli atau didapetin
sama desa, kita langsung catet tuh dalam inventarisasi desa. Jadi di inventarisasi
ini kita tulis semua barang yang ada, kondisinya gimana, dan di mana tempat
penyimpanannya. Setiap barang juga dikasih nomor inventaris yang beda-beda
biar gampang dilacak.

9. Pengawasan dan pembinaan


Pewawancara: Bagaiman Pengawasan dan Pembinaannya?

Pak Khaidir: Pengawasan nanti diserahkan ke pengelolaan aset nanti bekerja


sama dengan staf - staf yang ada yang ditunjuh untuk pengawasan asset.

Dokumen Pendukung
Dokumentasi
Foto Bersama Anggota Kelompok

Foto Bersama Narasumber (Bapak Khaidir, KMS) selaku Sekretaris Desa


Foto Lokasi Wawancara Di Kantor Desa Air Putih

Foto Kantor UED-SP Panglima Minal (Aset Desa Air Putih)


Foto Rumah Babinsa (Aset Desa Air Putih)

Anda mungkin juga menyukai