BANTUAN PENGEMBANGAN
BADAN USAHA MILIK DESA
TAHUN ANGGARAN 2023
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa,
adalah badan hukum yang didirikan oleh desa dan/atau bersama desa-
desa guna mengelola usaha, memanfaatkan aset, mengembangkan
investasi dan produktivitas, menyediakan jasa pelayanan, dan/atau
menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.
Salah satu bentuk penguatan BUM Desa oleh Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi adalah
memberikan bantuan keuangan yang tujuannya adalah untuk
pengembangan usaha. Bantuan ini dimaksudkan untuk memastikan
BUM Desa penerima manfaat dapat menjalankan dan mengembangkan
kegiatan usahanya.
Keberadaan BUM Desa menjadi perhatian masyarakat desa karena
memiliki peranan penting dalam peningkatan pelayanan masyarakat
dan pengembangan ekonomi desa. Adapun peran-peran tersebut antara
lain:
1. Memberikan sumber pendapatan bagi pemerintah desa
Contoh peran tersebut antara lain BUM Desa mengelola bisnis cafe
sawah di sekitar objek wisata, dan bisnis edukasi wisata hutan
bambu, yang sebagian hasil usahanya diberikan kepada desa
sebagai Pendapatan Asli Desa (PADes);
1
4. Memberikan pelayanan terhadap kebutuhan yang belum dapat
diberikan oleh Pemerintah
Contohnya adalah BUM Desa mengelola listrik dan air bersih,
menyediakan jasa internet, perpustakaan desa, membuka klinik
dan layanan obat, transportasi barang/orang, terutama di daerah-
daerah terisolir; dan
3
Nomor 1080);
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi (Berita Negara Repubik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1256) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun
2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 15
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara
Repubik Indonesia Tahun 2022 Nomor 823);
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pedoman Umum
Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara
Repubik Indonesia Tahun 2021 Nomor 151);
10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pendaftaran,
Pendataan, dan Pemeringkatan, Pembinaan dan Pengembangan,
dan Pengadaan Barang dan/atau Jasa Badan Usaha Milik
Desa/Badan Usaha Milik Desa Bersama (Berita Negara Repubik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 252);
11. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 40 Tahun
2021 tentang Penerbitan Sertifikat Pendaftaran Badan Hukum
Badan Usaha Milik Desa/Badan Usaha Milik Desa Bersama (Berita
Negara Repubik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1281);
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 188/PMK.05/2021 tentang
Tata Cara Pembayaran Atas Transaksi Pengembalian Penerimaan
Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
1379);
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.02/2021 tentang
Tata Cara Revisi Anggaran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
4
2021 Nomor 1429); dan
14. Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 87 Tahun 2021 tentang Bantuan Pemerintah
Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Desa/Badan Usaha Milik
Desa Bersama sebagai Bantuan Lainnya yang memiliki Karakterisik
Bantuan Pemerintah.
C. Tujuan
Tujuan pemberian bantuan pengembangan BUM Desa adalah sebagai
stimulan dalam pengembangan usaha BUM Desa.
D. Sasaran
Sasaran Bantuan Pengembangan BUM Desa adalah BUM Desa yang
sudah terbit sertifikat Badan Hukum dari Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia yang selanjutnya ditetapkan melalui Keputusan
Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
E. Pengertian
Dalam petunjuk teknis ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau wali kota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah.
2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan
nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
3. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa
adalah Badan Hukum yang didirikan oleh desa dan/atau bersama
5
desa-desa guna mengelola usaha, memanfaatkan aset,
mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa
pelayanan, dan/atau menyediakan jenis usaha lainnya untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
5. Bantuan Lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah,
yang selanjutnya disebut Bantuan Lainnya adalah bantuan yang
tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh
Kementerian pada perseorangan, kelompok masyarakat, dan/atau
lembaga pemerintah/non pemerintah.
6. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, selanjutnya disebut DIPA
adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai
acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan
pemerintahan sebagai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
7. Satuan Kerja, yang selanjutnya disebut Satker adalah unit
organisasi lini Kementerian Negara/Lembaga atau unit organisasi
Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan Kementerian
Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran;
8. Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat KPA adalah
pejabat dalam bidang pengadaan yang ditetapkan oleh Pengguna
Anggaran untuk menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
9. Pejabat Pembuat Komitmen, yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang diberi kewenangan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran untuk mengambil keputusan dan/atau
melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja negara atau daerah;
10. Penanggung Jawab Program adalah Direktur Jenderal
Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi.
11. Penanggung Jawab Kegiatan adalah Direktur Pengembangan
6
Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi pada Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi
dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
12. Pejabat Penguji Surat Perintah Membayar, yang selanjutnya
disingkat PP-SPM adalah Pejabat yang diberi kewenangan oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk melakukan
pengujian dan perintah pembayaran atas beban belanja negara;
13. Surat Permintaan Pembayaran, yang selanjutnya disingkat SPP,
adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan
pembayaran tagihan kepada negara.
14. Surat Perintah Membayar Langsung, yang selanjutnya disingkat
SPM-LS, adalah SPM Langsung kepada Bendahara
Pengeluaran/Penerima Hak yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran/KPA atau Pejabat lain yang ditunjuk atas dasar kontrak
kerja, surat keputusan, surat tugas, atau surat perintah kerja
lainnya.
15. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya
disingkat KPPN adalah kuasa bendahara umum negara untuk
menyalurkan dana dari kas negara ke beberapa satuan kerja di
bawah kementerian/lembaga lain ataupun di bawah kementerian
keuangan sendiri;
16. Perjanjian Kerja Sama/Kontrak adalah perjanjian tertulis antara
Pejabat Pembuat Komitmen dengan BUM Desa Penerima bantuan
pemerintah.
7
BAB II
TATA KELOLA
8
Lokus program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi dan/atau lokus aspirasi masyarakat
yang disampaikan melalui DPR RI.
E. Sumber Pembiayaan
Pembiayaan Pengembangan BUM Desa Tahun 2023 bersumber dari
APBN pada Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun Anggaran 2023.
9
1. biaya operasional pada BUM Desa seperti perjalanan dinas, sewa
dan atau gadai tanah/bangunan/kendaraan, biaya rapat, honor
personil organisasi BUM Desa, tagihan listrik/token,
pelatihan/bimbingan teknis, studi banding, dan sejenisnya;
2. belanja barang habis pakai pada BUM Desa seperti biaya Alat Tulis
Kantor (ATK), biaya konsumsi rapat dan sejenisnya;
3. membiayai program sejenis yang sudah dilaksanakan melalui
program pembiayaan lainnya;
4. tidak diperkenankan pemanfaatannya seluruhnya untuk barang
habis pakai seperti: pupuk, sembako dan sejenisnya;
5. simpan pinjam; dan/atau
6. belanja yang tidak ada relevansinya dengan usaha yang dijalankan.
Nominatif
Lokus
Hasil Verifikasi
dilaporkan ke Dirjen SK PENETAPAN
PEI
• Nama Provinsi,
Tim Teknis Dit. PKEI melakukan Kabupaten,
verifikasi nominatif lokus Tim
Kecamatan,
berdasarkan kriteria Verifikasi
Desa;
• Nama BUMDesa
Penerima
Bantuan;
Gambar 2.1. Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan • Nominal Uang
Bantuan.
11
BUM Desa dengan PPK pada Direktorat Pengembangan
Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi sebanyak 3 (tiga) rangkap terdiri dari 2 (dua)
asli bermeterai dan 1 (satu) asli tidak bermeterai;
c. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh
direktur BUM Desa sebanyak 2 (dua) rangkap, satu asli
bermeterai dan satu tidak bermeterai;
d. surat pernyataan tanggung jawab mutlak asli bermeterai
sebanyak 1 (satu) rangkap;
e. fotokopi buku rekening dan rekening koran bank atas nama
BUM Desa;
f. Surat Keterangan rekening aktif dari bank; dan
g. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama BUM Desa
sebanyak 1 (satu) rangkap.
3. Penyaluran dana Bantuan Pengembangan BUM Desa dilakukan
melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta IV,
menggunakan proses kliring atau pemindahbukuan ke nomor
rekening BUM Desa.
4. Pemanfaatan Dana Bantuan BUM Desa paling lambat 15 (lima belas)
hari kerja setelah dana masuk rekening BUM Desa.
12
Proses Pencairan dan
Gambar 2.2. Mekanisme Penyaluran Bantuan
Penyaluran Bantuan
13
BAB III
PEMBAGIAN TUGAS PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
A. Pembagian Tugas
1. Direktorat Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Investasi
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, bertugas:
a. melaksanakan penyaluran bantuan;
b. melakukan pemantauan pelaksanaan bantuan Pengembangan
BUM Desa Tahun Anggaran 2023; dan
c. melaporkan pelaksanaan kegiatan bantuan pengembangan BUM
Desa Tahun Anggaran 2023 kepada Direktur Jenderal
Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi sebagai bahan dan masukan untuk kebijakan
selanjutnya.
14
c. menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan program
bantuan kepada Penanggung Jawab Program melalui
Penanggung Jawab Kegiatan dan/atau PPK pada Direktorat
Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
15
tetap berkelanjutan.
B. Pelaporan
1. BUM Desa penerima bantuan wajib menyampaikan Laporan
Pertanggungjawaban bantuan kepada PPK, setelah pekerjaan
selesai atau selambat-lambatnya akhir tahun anggaran, meliputi:
a. Berita Acara Serah Terima, yang memuat pernyataan :
1) telah menerima bantuan;
2) telah menyelesaikan pekerjaan;
3) telah menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah
disimpan; dan
4) telah menyatakan bahwa sisa dana telah disetor ke Kas
Negara (jika ada).
b. laporan realisasi penggunaan dana;
c. fotokopi bukti-bukti pengeluaran (kuitansi/invoice) terkait
pemanfaatan bantuan yang diterima;
d. foto/video hasil pekerjaan yang telah diselesaikan; dan
e. kelengkapan surat perjanjian antara BUM Desa penerima
bantuan dengan pihak ketiga (untuk pemanfaatan penyertaan
modal PPOB dan sejenisnya) wajib menyertakan fotokopi Pakta
Integritas antara Bank dengan BUM Desa penerima bantuan.
16
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; dan ditembuskan kepada
kepala dinas pemberdayaan masyarakat desa atau sebutan lainnya
di tingkat kabupaten/kota dan provinsi.
17
BAB IV
PENGEMBALIAN DANA BANTUAN YANG TERSISA,
PAJAK, DAN SANKSI
18
Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
7. Bukti Penerimaan Negara Bukan Pajak yang asli diserahkan oleh
BUM Desa kepada PPK pada Direktorat Pengembangan
Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi; dan
8. PPK pada Direktorat Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan
Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyerahkan
Bukti Penerimaan Negara Bukan Pajak kepada Bendahara
Pengeluaran Satuan Kerja Direktorat Jenderal Pengembangan
Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
B. Ketentuan Perpajakan
Dalam hal pelaksanaan penyaluran bantuan pemerintah, untuk
perpajakan mengikuti ketentuan perpajakan yang berlaku:
1. berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (3) huruf a Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan,
dikecualikan dari objek pajak adalah:
a. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh
badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima
zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya
wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang
diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan
oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan
yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah; dan
b. harta hibah yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau
orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan;
19
2. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
245/PMK.03/2008 tentang Badan-Badan dan Orang Pribadi yang
Menjalankan Usaha Mikro dan Kecil yang Menerima Harta Hibah,
Bantuan, atau Sumbangan yang tidak termasuk sebagai Objek
Pajak Penghasilan, harta hibah, bantuan, atau sumbangan yang
diterima oleh:
a. keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat;
b. badan keagamaan;
c. badan pendidikan;
d. badan sosial termasuk yayasan dan koperasi; atau
e. orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil
dikecualikan sebagai objek Pajak Penghasilan.
C. Sanksi
Sanksi atas pelanggaran terhadap ketentuan yang telah dibuat
dapat berupa:
1. Sanksi administrasi, berupa teguran tertulis kepada BUM Desa
Penerima Bantuan Pengembangan BUM Desa; dan/atau
2. Sanksi hukum diberikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
20
BAB V
PENUTUP
Demikian petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi acuan, rujukan, dan
petunjuk bagi semua pihak yang berkepentingan dalam merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan pengelolaan
bantuan Pengembangan BUM Desa Tahun Anggaran 2023. Jika di
kemudian hari terdapat hal-hal yang memerlukan penjelasan lebih lanjut
dapat menghubungi:
21
LAMPIRAN
22
Lampiran 1: Contoh Surat Pernyataan Bersedia Untuk Menerima dan Memanfaatkan Bantuan
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA UNTUK MENERIMA DAN MEMANFAATKAN BANTUAN
Nomor : …………………
Meterai
Rp 10.000
(……………………….)
23
Lampiran 2: Contoh Surat Pernyataan Permohonan Bantuan
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : …….
Jabatan : …….
Alamat : …….
Nomor Telp./HP : ……..
Untuk dan Atas Nama
BUM Desa : ……..
Alamat : ……..
Tahun Anggaran : ……...
(Nama Lengkap)
Menyetujui Mengetahui
Kepala Desa ……. Kepala Dinas PMD Kab/Kota …. /Camat ….
24
Lampiran 3: Contoh Format Proposal Bantuan
Bulan … Bulan …
No Kegiatan Jumlah Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
…
…
dst
Total 75.000.000
25
2. Rincian Kegiatan
26
Lampiran 4: Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
Nama : ……………….
Jabatan : Direktur BUM Desa ……………….
NIK : ……………….
No. HP : ……………….
Alamat Email : ……………….
Alamat (sesuai KTP) : ……………….
Alamat BUM Desa : ……………….
Desa ……, Kecamatan ……, Kabupaten …… .
Catatan:
Penanggalan Kuitansi, SPK, dan SPTJM dibuat pada tanggal yang sama
27
Lampiran 5: Format Perjanjian Kerja Sama
ANTARA
DENGAN
TENTANG
PELAKSANAAN BANTUAN PENGEMBANGAN BUM DESA
TAHUN ANGGARAN 2023
DI PROVINSI ……… KABUPATEN ………
KECAMATAN ……… DESA ………
Pada hari ini ............ tanggal …......... bulan .............. tahun dua ribu dua puluh
tiga, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
I. Nama : AGUS HARTANTO, S.T., M.Si.
NIP : 19830813 201101 1 006
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Direktorat Pengembangan
Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi, sesuai Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran
Satuan Kerja Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan
Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 1
Tahun 2023, bertindak untuk dan atas nama Kementerian Desa,
-2-
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, yang
berkedudukan di Jalan TMP Kalibata No. 17, Jakarta Selatan,
yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU.
II. Nama : …………..
NIK : …………..
Jabatan : Direktur BUM Desa ….
Nomor Telepon : ………..
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
32
Mengingat: 1. Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2022 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
3. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pedoman Umum
Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
4. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja
Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor SP
DIPA-67.04.1.350453/2022 tanggal 30 November 2023.
Dengan ini Para PIHAK sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerja Sama,
dalam rangka pelaksanaan Bantuan Pengembangan BUM Desa, dengan syarat-
syarat dan ketentuan sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal sebagai berikut:
Pasal 1
Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud Perjanjian Kerja Sama adalah Perjanjian dimana Para Pihak
telah sepakat saling mengikatkan diri untuk melaksanakan ketentuan-
ketentuan dalam Perjanjian Kerja Sama ini dengan mengacu pada Petunjuk
Teknis Pengembangan BUM Desa Tahun Anggaran 2023.
2. Perjanjian Kerja Sama ini ditandatangani berdasarkan kesepakatan Para
Pihak tanpa ada unsur paksaan.
Pasal 2
Lingkup Pekerjaan
1. Pihak KEDUA menyalurkan dana bantuan yang telah diterima dari Pihak
KESATU untuk selanjutnya diserahkan kepada BUM Desa penerima bantuan
yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal
Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor ..... Tahun ...... tanggal ........ tentang Penetapan Lokasi
dan Alokasi Penerima Bantuan Pengembangan BUM Desa Tahun Anggaran
2023.
33
2. Pihak KEDUA menyalurkan dana bantuan yang telah diterima dari Pihak
KESATU untuk selanjutnya diserahkan kepada BUM Desa penerima
bantuan.
3. Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 bukan sebagai penyertaan
modal tetapi menjadi aset BUM Desa.
4. Pemanfaatan dana bantuan yang diterima oleh BUM Desa penerima bantuan
dari Pihak KEDUA mengikuti Proposal yang mengacu pada Petunjuk Teknis.
5. Pihak KEDUA menyusun laporan pertanggungjawaban realisasi penggunaan
dana bantuan yang disampaikan kepada pihak KESATU dengan melampirkan
Berita Acara Serah Terima.
Pasal 3
Hak dan Kewajiban
Pasal 4
Jumlah Bantuan
Pasal 5
Jangka Waktu Pelaksanaan
Perjanjian Kerja Sama ini mulai berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh Para
PIHAK dan berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2023.
34
Pasal 6
Sumber Dana
Bantuan Pengembangan BUM Desa ini dibebankan pada DIPA Satuan Kerja
Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi, Nomor: SP-DIPA -067.04.1.350453/2023 tanggal
30 November 2022.
Pasal 7
Tata Cara dan Syarat Penyaluran
Pasal 8
Pelaksanaan Pekerjaan
35
3. Pihak KEDUA bersedia dan sanggup menyampaikan laporan
pertanggungjawaban realisasi penggunaan dana bantuan yang dibuat dan
disampaikan oleh BUM Desa penerima bantuan kepada Pihak KESATU.
4. Pihak KEDUA bersedia dan sanggup untuk menyetorkan sisa dana yang
tidak digunakan oleh BUM Desa penerima bantuan ke kas Negara sesuai
mekanisme yang telah ditentukan.
Pasal 9
Biaya Pajak dan lain-lain
Pasal 10
Sanksi
Pasal 11
Keadaan Memaksa (Force Majeure)
Pasal 12
Lain-Lain
36
3. Hal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Teknis Pengembangan BUM Desa
Tahun Anggaran 2023 dan Perjanjian Kerja Sama ini akan diatur lebih lanjut
dalam aturan tambahan (adendum).
Pasal 13
Penutup
37
Lampiran 6: Format Kuitansi Pencairan
KUITANSI
Rp75.000.000
38
Lampiran 7: Format Berita Acara Serah Terima Penyelesaian Pekerjaan
BADAN USAHA MILIK DESA
Logo
BUM Desa ………….
Alamat (Desa …, Kecamatan …, Kabupaten …, Provinsi …)
39
Lampiran 8: Contoh Format Realisasi Penggunaan Dana Bantuan
40