Anda di halaman 1dari 41

i

EFEKTIVITAS BADAN USAHA MILIK DESA DALAM


MENINGKATKAN PENERIMAAN APBDES (ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DESA) DI DESA SOPA’AH
KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN

Disusun Oleh :
ISNANIK MATUSSOLIHAH
NPM : 2019315005

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


UNIVERSITAS MADURA
2022
ii

KATA PENGANTAR
iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................11
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................13
2.1 Kajian Teoritis..............................................................................................13
2.1.1 Konsep Efektivitas.................................................................................13
2.1.2 Ukuran Efektivitas.................................................................................14
2.1.3 Pengertian BUMDes..............................................................................19
2.1.4 Tujuan Pendirian Bumdes......................................................................20
2.1.5 Pengertian APBDES..............................................................................21
2.2 Penelitian Terdahulu.....................................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................34
3.1 Jenis Penelitian........................................................................................34
3.2 Lokasi Penelitian.....................................................................................35
3.3 Fokus Penelitian......................................................................................35
3.4 Sumber Data............................................................................................36
3.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................................37
3.6 Tekhnik Analisis Data.............................................................................38
3.7 Pengujian Keabsahan Data......................................................................41
3.8 Kerangka Pemikiran................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yaitu lembaga usaha desa yang

dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya meningkatkan

perekonomian desa yang dibentuk berdasarkan kebutuhan masyarakat dan

desa. BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi

sebagai lembaga sosial dan komersial. Selain itu BUMDes juga berperan

sebagai lembaga sosial yang berpihak pada kepentingan masyarakat melaluai

kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai

lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran modal

usaha dan sumber daya lokal.

Menurut Sujarweni, Badan Usaha Milik Desa disebut dengan BUMDes

adalah sebuah lebaga usaha yang dikelolah oleh pemerintah desa juga

masyarakat desa tersebut dengan tujuan untuk memperkuat prekonomian desa

dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi yang ada di desa terebut.

BUMDes merupakan sebuah badan usaha yang mampu membantu

masyarakat dalam segala hal antara lain memenuhi kebutuhan sehari-hari,

menjadi peluang usaha pada lapangan pekerjaan, menambah wawasan

masyarakat desa. BUMDes berada pada kepemilikan desa, digunakan untuk

kemakmuran masyarakat desa. Baik pendirian, pemodalan pelaksanaan

keuntungan yang diperoleh itu dibawah naungan desa. (2019:7)

Merajuk pada pendirian BUMDes dilandasi dasar hukum UU Peraturan

Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 2 Tahun 2017 Tentang pada pasal 1

ayat 7 “disebutkan bahwa, Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut

1
2

BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan

usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa”.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2021 Tentang BUMDes yang

merupakan turunan dari undang-undang kerja yang bertujuan untuk upaya

mengenai tambahan penghasilan atau intensif retribusi bagi BUMDes yang

hanya dapat dikelola dan dimiliki oleh desa, serta Peraturan Mentri Desa No.

3 Tahun 2021 tentang pendaftaran, pendataan dan pemeringkatan, pembinaan

dan pengembangan, dan pengadaan barang atau jasa badan usaha milik desa.

Dasar hukum Permendesa PDTT No. 13 Tahun 2020 tentang penggunaan

dana desa tahun 2021 yang berujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penangulangan kemiskinan

melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana

desa, pengembangan potensi ekonomi lokal serta memanfaatkan sumber daya

alam dan lingkungan.Pasal ini berujuan agar dapat meningakatkan

kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pendapatan asli desa.

Ekonomi di Indonesia merupakan suatu sistem yang dimanfaatkan oleh

suatu negara untuk mengalokasikan setiap sumber daya yang dimiliki oleh

negara tersebut, baik untuk individu maupun organisasi yang berdiri di negara

tersebut. Perbedaan dasar antara suatu sistem ekonomi dengan sistem

ekonomi lainnya terletak dari bagaimana sistem itu mengatur seluruh faktor

produksinya. Ekonomi negara ini menempatkan Indonesia sebagai kekuatan

ekonomi terbesar ke-16 dunia yang artinya Indonesia juga merupakan


3

anggota G-20. Setelah mengalami gejolak politik dan sosial yang hebat pada

pertengahan 1960-an di bawah Presiden Soekarno, Indonesia yang dipimpin

oleh Presiden Soeharto segera melakukan restrukturisasi tata kelola fiskal

yang tercerai berai akibat berbagai kebijakan ekonomi yang memberatkan

perimbangan neraca APBN yang ada dengan berbagai cara, dari mengadakan

renegosiasi terkait pembayaran utang jatuh tempo hingga meminta IMF untuk

mengasistensi pengelolaan fiskal Indonesia yang masih rapuh. Selama 2

dekade Indonesia membangkitan kembali ekonomi, ekonomi Indonesia yang

kegiatan industri dan perdagangan berbasis ekspor menggerakkan ekonomi

Indonesia masuk sebagai salah satu The East Asia Miracle pada tahun 1990-

an, di mana Indonesia mampu menciptakan stabilitas politik, sosial dan

pertahanan-keamanan yang menjadi fondasi ekonomi yang kuat untuk

menghasilkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan

ditopang dari sektor industri manufaktur berbasis ekspor dan industri

pengolahan sumber daya alam.

Kebijakan penguatan ekonomi di desa sopa’ah penguatan ekonomi desa

sebagai strategi dan kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan

kawasan perdesaan di sopa’ah hal tersebut disampaikan kepala desa saat

menjadi salah satu pemateri dalam suatu permasalahan mendasar dalam

pengembangan perdesaan di sopa'ah adalah angka kemiskinan yang masih

tinggi dan keterbatasan APBD. Dari salah satu aparatur kecamatan desa

sopa’ah, Bapak Hafi yang mengungkapkan bahwa "Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa Sopa'ah itu terendah se-kecamatan, namun hal itu memotivasi

kita untuk bergerak lebih maju lagi dengan lebih meningkatkan kepedulian
4

sosial dan gotong royong masyarakat", ujarnya. Pemkab terus berupaya

meningkatkan pembangunan kawasan perdesaan melalui berbagai kebijakan

dan inovasi. Pemkab membangun semangat kemandirian masyarakat desa dan

tetap didukung dengan program-program kebijakan dari pemerintah. Selain

itu juga prioritas pengembangan kawasan perdesaan Menoreh terpadu, Desa

Wisata dan Desa Budaya, dengan mengoptimalkan peran BUMDes dimasing-

masing desa yang menjadi potensi peningkatan ekonomi warganya.

Pemerintah terus mengawal dan menfasilitasi pengembangangan pedesaan

guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara ekonomi maupun

SDMnya Kebijakan pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah lama

dijalankan oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah Pusat, pemerintah Provinsi,

dan Kabupaten/Kota melalui berbagai program. Pogram tersebut

dilaksanakan dalam berbagai bentuk, baik pemberian bantuan fisik maupun

dalam bentuk bantuan dana (modal kerja), namun pada faktanya belum

berjalan secara maksimal dan membuahkan hasil yang memuaskan bi

diinginkan bersama. fenomena di lapangan menunjukkan, ketika program

berakhir maka keluaran program tersebut sudah tidak berfungsi atau tidak

terpelihara dan dilestarikan oleh masyarakat. Terdapat banyak faktor yang

menyebabkan kurang berhasilnya program-program tersebut. Salah satu

faktornya adalah program-program tersebut berjalan sendiri-sendiri menurut

kebijakan departemen yang bersangkutan, dan tidak terintegrasi, parsial dan

sektoral. faktor lainnya yang paling dominan adalah intervensi Pemerintah

terlalu besar, akibatnya justru menghambat daya kreativitas dan inovasi

masyarakat desa dalam mengelola dan menjalankan mesin ekonomi di


5

pedesaan. Sistem dan mekanisme kelembagaan ekonomi di pedesaan tidak

berjalan efektif dan berimplikasi pada ketergantungan terhadap bantuan

Pemerintah sehingga mematikan semangat kemandirian. Belajar dari

pengalaman masa lalu, suatu pendekatan baru yang diharapkan mampu

menstimuli dan menggerakkan roda perekonomian dipedesaan adalah melalui

pendirian kelembagaan ekonomi desa yang dikelola sepenuhnya oleh

masyarakat desa. Bentuk kelembagaan sebagaimana dimaksud adalah

dinamakan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). Peraturan Daerah

Kabupaten Pamekasan Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Badan Usaha Milik

Desa.

Pengertian BUMDes Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Pemerintah indonesia melalui Badan pemberdayaan Masyarakat dan

pembangunan Desa membentuk suatu badan keuangan yaitu Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) adalah suatu lembaga keuangan yang mana tujuannya

utamanya adalah untuk memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat yang

membutuhkan untuk menjalankan suatu usahanya, selain itu bumdes juga bisa

mendirikan usaha–usaha untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. BUMDes

adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan

desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan

kebutuhan dan potensi desa. Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor

2 Tahun 2017 Tentang Badan Usaha Milik Desa.

BUMDes didirikan antara lain dalam rangka peningkatan pendapatan asli

desa keberadaan BUMDes memiliki kontribusi untuk peningkatan pendapatan

desa dan memenuhi kebutuhan pokok desa. Peran BUMDes terlihat pada
6

sumber dana untuk peningkatan pendapatan, kebutuhan masyarakat yang

harus dirasakan oleh masyarakat keseluruhan. Pembangunan desa secara

mandiri yang tidak hanya bergantung pada anggaran dan bantuan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keberadaan badan usaha

milik desa di Desa Sopa'ah sebagai penguatan ekonomi desa. Hal ini

dikarenakan badan usaha milik desa ini adalah salah satu lembaga yang

bergerak dibidang sosial dan ekonomi begitu juga sebagai penyedia layanan

terhadap masyarakat desa utamanya mengenai bidang usaha. Pembentukan

BUMDes di Desa sopa'ah ini mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten

Pamekasan Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Badan Usaha Milik Desa. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

dengan pendekatan deskriptif, dengan fokus penelitian.

1. Keberadaan Badan Usaha Milik Desa meliputi pembentukan badan usaha

milik desa, mekanisme,  bentuk usaha dan pengembangannya dan

permodalan.

2. Kontribusi keberadaan badan usaha milik desa dalam penguatan ekonomi

desa meliputi sumber sumber dana untuk peningkatan pendapatan desa,

pemenuhan kebutuhan masyarakat dan pembangunan desa secara

mandiri.

3. Faktor penghambat dan pendukung keberadaan badan usaha milik desa

sebagai penguatan ekonomi desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

keberadaan badan usaha milik desa sudah sesuai dengan peraturan daerah

kabupaten yang kemudian diatur oleh desa dengan peraturan desa

mengenai badan usaha milik desa. Akan tetapi keberadaannya tidak


7

membantu dalam pemasukan pendapatan desa. Kontribusi yang diberikan

oleh badan usaha milik desa kepada desa tidak ada, karena semua bidang

usaha yang dulunya ada untuk saat ini tidak berjalan. Sehingga yang

seharusnya bidang usaha terebut dapat menyokong pendapatan desa,

justru tidak dapat memberikan kontribusi. Sehingga dapat dikatakan

eksistensi dari badan usaha milik desa ini hanya sebatas papan nama saja.

Dalam kaitannya dengan efektivitas BUMDes ini, Nurhayati

mengemukakan bahwa, penguatan dan pengembangan dasar ekonomi di

pedesaan sudah sejak lama dijalankan oleh pemerintah melalui berbagai

program. Namun berbagai upaya tersebut belum memberikan hasil yang

memuaskan sebagaimana yang diinginkan. Intervensi yang terlalu besar yang

dilakukan pemerintah menjadi salah satu faktornya. (2018:3)

Karena melalui intervensi yang besar justru mengakibatkan terhambatnya

daya kreativitas dan inovasi masyarakat desa dalam menjalankan ekonomi

desa. Masih besarnya dominasi pemerintah dalam proses-proses pembuatan

kebijakan, perencanaan kegiatan ekonomi masyarakat, penganggaran, dan

pengelolaan sumber daya, disini menimbulkan sekat yang teramat jauh bagi

partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat hanya sebatas partisipasi

simbolik. Sistem dan mekanisme yang tidak berjalan efektif, berpengaruh

pada ketergantungan masyarakat terhadap bantuan pemerintah yang akhirnya

mematikan kemandirian masyarakat desa. Berdasarkan asumsi itulah sudah

seharusnya pemerintah pusat memberikan perhatian serius terhadap eksistensi

desa. Pemerintah melahirkan kebijakan-kebijakan yang baru terkait dengan

pemberdayaan ekonomi dengan cara menghimpun dan melembagakan


8

kegiatan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu pemerintah menerapkan

pendekatan baru yang diharapkan dapatmemberikan stimulus baru dalam

menggerakan roda ekonomi desa.

Pemerintah mengeluarkan program melalui pendirian kelembagaan

ekonomi yang dikelola sepenuhnya oleh masyarakat desa yaitu BUMDes

sebagai salah satu program dalam meningkatkan kemadirian ekonomi desa.

lahir sebagai suatu pendekatan baru dalam Islamusaha peningkatan ekonomi

desa berdasarkan kebutuhan dan potensi desa yang dimiliki. Dalam artian,

usaha yang kelak akan diwujudkan merupakan suatu hal yang digali dari

keinginan dan hasrat untuk menciptakan kemajuan masyarakat desa. Dengan

jalan menampung kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat atau dengan

membentuk sebuah lembaga ekonomi yang dikelola secara profesional namun

masih tetap bersandar pada potensi desa yang ada ini akan usaha masyarakat

leih efektif dan produktif. Kedepannya, bumdes akan berfungsi sebagai pilar

kemandirian bangsa dan juga menjadi lembaga yang menampung kegiatan

ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa. Pemerintah

melakukan pengupayaan dengan memaksimalisasi dana desa.

Kebijakan BUMDes di desa sopa'ah terdapat salah satu daerah yang ada

di Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan yaitu Desa Sopa'ah

merupakan Desa yang penduduknya mayoritas bermata pencaharian sebagai

petani, pedagang, dan guru Kecamatan Pademawu ini dalam bidang

perdagangan sangat maju karena merupakan pusat kecamatan dan memiliki

pasar tradisional terbesar di Kecamatan Pademawu. Desa sopa'ah memiliki

potensi yang baik dibidang pertanian, peternakan, dan industri rumahan.


9

Program BUMDes adalah salah satu langkah jitu pemerintah untuk

mengurangi angka kemiskinan masyarakat desa. dapat menggerakan kegiatan

ekonomi masyarakat yang lebih baik, dengan memberi peluang kepada

masyarakat untuk berkembang sesuai kemampuan melalui sumber daya alam

dan potensi desa lainnya. Pemerintah Desa sopa'ah berusaha untuk mencoba

membangun sistem sehingga semua kegiatan perekonomian masyarakat

kedepannya akan lebih terencana dan terarah. Apabila sistem tersebut

terlaksana, maka tujuan yang diharapkan dari pemerintah Desa Sopa'ah untuk

meningkatkan taraf kehidupan masyarakat desa akan tercapai. Peranan

BUMDes dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan

masyarakat desa berdasarkan prakasarsa masyarakat berfungsi untuk

menstimulasi, memfasilitasi dan melindungi serta memberdayakan

masyarakat pedesaan maka didirikannya bumdes.

Berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa dikatakan

bahwa desa disarankan untuk memiliki suatu badan usaha yang berguna

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan pokok dan

tersedianya sumberdaya desa yang belum dimanfaatkan, dan tersedianya

sumberdaya manusia yang mampu mengelola badan usaha sebagai aset

penggerak perekonomian masyarakat. Salah satu alat penggerak

pembangunan desa yaitu lebih mengembangkan. Badan Usaha Milik Desa

BUMDes) secara lebih optimal serta efisien untuk mencapai kesejateraan

kehidupan masyarakat sekitar secara merata.

Kesejahteraan masyarakat adalah bagian yang tidak dapat dikeluarkan.

Kesejahteraan yang baik menjadi indikator pembanguna yang baik pula,


10

dimana jika tingkat kesejahteraan masyarakat tidak dihitung sebagai tolak

ukur pembangunan tersebut, maka akan menyebabkan ketimpangan dan

kesenjangan pada suatu wilayah tersebut.

Dalam penyelenggaraannya BUMDes yang dilakukan oleh setiap desa ini

tidaklah selalu berjalan sesuai harapan. Usaha milik desa ini perlu adanya

perhatian khusus agar tidak terbengkalai. Kenyataannya tidak sedikit badan-

badan usaha milik desa yang tersebar di seluruh Indonesia yang tidak terurus

oleh sebab itu dalam mengelola usaha desa ini, diperlukan adanya SDM yang

benar-benar bermental bisnis agar dapat terus berkembang dan terus

berinovasi. Dengan demikian setiap BUMDes yang didirikan mempunyai

visi-misi yang kokoh dan terus menciptakan keuntungan maupun lapangan

kerja tetap bagi masyarakat. Di sisi lain, desa mempunyai kekurangan. Dalam

hal ini, modal sosial desa lebih besar daripada modal ekonomi. Modal sosial

yang dimaksud adalah ikatan sosial, jembatan sosial, dan jaringan sosial.

Modal sosial ini bersifat parokial (terbatas) menjadi modal sosial yang paling

rendah dan tidak dapat memberikan fasilitas pembangunan ekonomi

(Sasauw, Gosal, Waworundeng, 2018). Maka dari itu, perlu adanya

pengkajian lebih lanjut terkait peranan Bumdes terhadap peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Efektivitas suatu organisasi atau lembaga secara umum diukur dari

ketepatan dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Seperti penelitian yang telah dilakukan pada BUMDes “TIRTA MULIA”

tentang bagaimana peran dan kontribusi BUMDes dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BUMDes


11

tersebut memang membawa pengaruh positif, artinya cukup sangat berperan

dan berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat, akan tetapi masih terdapat

kesenjangan kesejahteraan masyarakat sehingga dapat dikatakan BUMDes

tersebut belum efektif memberikan kinerja secara maksimal kepada

masyarakat berdasarkan dari pendapat Haryono pada desa sopa’ah. Namun

kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sekitar sehingga masyarakat ada

yang tidak tahu tentang berjalannya BUMDes di desa sopa’ah. Dan kurang

memanfaatkan fungsi dan tujuan BUMDes bagi warga yang mengetahui

adanya BUMDes.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: Efektivitas Badan Usaha Milik Desa Dalam

Meningkatkan Penerimaan APBDES ( anggaran pendapatan belanja desa ) di

Desa Sopa’ah Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana efektivitas Badan Usaha Milik Desa dalam meningkatkan

penerimaan APBDES (anggraran pendapatan dan belanja desa) di desa

Sopa'ah kecamatan Pademawu kabupaten Pamekasan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian mengetahui

efektivitas Badan Usaha Milik Desa dalam meningkatkan penerimaan

APBDES ( anggaran pendapatan dan belanja desa) di desa Sopa’ah

kecamatan Pademawu kabupaten Pamekasan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat ini diharapkan yaitu:


12

a. Manfaat secara teoritis

Penulisan secara teoritis diharapkan dapat menambah wawasan dan

pemahaman mengenai Efektivitas Badan Usaha Milik Desa dalam

meningkatkan penerimaan APBDES (anggaran pendapatan dan belanja

desa) di desa Sopa’ah kecamatan Pademawu kabupaten Pamekasan dalam

pemberdayaan masyarakat yang ada.

b. Manfaat secara praktis

1. Peneliti sebagai sumber wawasan dan pengalaman serta melatih dalam

bertanggungjawab.

2. sebagai sumber wawasan keilmuan baru yang dapat digunakan

menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan bagi pemerintah desa dalam

mengetahui lebih jauh mengenai peranan badan usaha milik desa

dalam mengembangkan usahanya untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, seharusnya dapat menjadi pelengkap untuk

penelitian yang menggunakan objek Badan Usaha Milik Desadengan

variabel yang sama.


13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Konsep Efektivitas

Agung Kurniawan (2005:109) Efektivitas merupakan kemampuan

melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) dari pada

suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan

diantara pelaksanaannya. Pengertian tersebut mengartikan bahwa efektivitas

merupakan tahap dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang

diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.

Menurut Susanto, yang memberikan definisi tentang Efektivitas

merupakan daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan

pesan-pesan untuk mempengaruhi. Jadi dapat diartikan jika efektifitas

sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan

sebelumnya secara matang.Efektivitas juga dapat diartikan sebagai ukuran

berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu

organisasi berhasil mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut dikatakan

telah berjalan dengan efektif. (2020)

Menurut Bastian, Efektivitas dapat diartikan sebagai keberhasilan

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu

efektifitas adalah hubungan antara output dan tujuan dimana efektivitas

diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output atau keluaran kebijakan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya istilah efektivitas

13
14

adalah pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan

faktor-faktor tenaga, waktu, biaya, pikiran, alat-alat dan lain-lain yang telah

ditentukan. (2014:6)

Menurut Effendy, menjelaskan efektivitas adalah komunikasi yang

prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang

dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan.

Jadi dapat diartikan bahwa indikator efektivitas dalam arti tercapainya

sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah

pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah

direncanakan. (2005)

Memperhatikan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

efektivitas adalah suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat dari apa yang

dikehendaki. Misalkan saja jika seseorang melakukan suatu perbuatan

dengan maksud tertentu dan memang dikehendakinya, maka perbuatan

orang itu dikatakan efektif jika hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang

dikehendakinya dan telah direncanakan ssebelumnya

2.1.2 Ukuran Efektivitas

Mengukur efektivitas organisasi bukanlah hal yang sangat sederhana,

karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung

pada siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Bila dipandang dari

sudut produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan

pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang

dan jasa.
15

Pengukuran efektivitas dapat dilakukan dengan melihat hasil kerja

yang dicapai oleh suatu organisasi. Efektivitas dapat diukur melalui berhasil

tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan-tujuannya. Apabila suatu

organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dapat

dikatakan telah berjalan dengan efektif. Hal terpenting adalah efektifitas

tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk

mencapai tujuan tersebut. Efektivitas hanya melihat apakah proses program

atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk itu perlu diketahui alat ukur efektivitas kinerja, menurut

Richard M. Steers (1985:82) yang meliputi:

1. Kemampuan Menyesuaikan Diri

Manusia terbatas dalam segala hal, sehingga dengan keterbatasannya itu

menyebabkan manusia tidak dapat mencapai pemenuhan kebutuhannya

tanpa melalui kerjasama dengan orang lain. Kunci keberhasilan

organisasi adalah kerjasama dalam pencapaian tujuan. Setiap orang yang

masuk dalam organisasi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan

orang yang bekerja di dalam organisasi tersebut maupun dengan

pekerjaan dalam organisasi tersebut.

2. Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada seseorang yang

didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu. Dari

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan kecakapan,

pengalaman, kesungguhan dan waktu yang dimiliki oleh seorang pegawai


16

maka tugas yang diberikan dapat dilaksanakan sesuai dengan tanggung

jawab yang dibebankan kepadanya.

3. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja yang dimaksud adalah tingkat kesenangan yang

dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi.

Tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang

setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi

tempat mereka berada.

4. Kualitas

Kualitas dari jasa atau produk primer yang dihasilkan oleh organisasi

menentukan efektivitas kinerja dari organisasi itu. Kualitas mungkin

mempunyai banyak bentuk operasional, terutama ditentukan oleh jenis

produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi tersebut.

5. Penilaian Oleh Pihak Luar

Penilaian mengenai organisasi atau unit organisasi diberikan oleh

mereka (individu atau organisasi) dalam lingkungan organisasi itu

sendiri, yaitu pihak-pihak dengan siapa organisasi ini berhubungan.

Kesetiaan, kepercayaan dan dukungan yang diberikan kepada organisasi

oleh kelompok-kelompok seperti para petugas dan masyarakat umum.

Sedangkan menurut Duncan, yang dikutip Richards M. Steers

(1985:82) dalam bukunya “ Efektivitas Organisasi ” mengatakan mengenai

ukuran efektivitas, sebagai berikut:


17

1. Pencapaian Tujuan

Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang

sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir

semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan

pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti

periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor, yaitu

kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongkrit. sedangkan

yang dimaksud teknologi adalah mekanisme suatu organisasi untuk

mengubah masukan mentah menjadi keluaran (output).

2. Karakteristik Lingkungan

Aspek lingkungan luar dan lingkungan dalam juga telah dinyatakan

mempunyai pengaruh terhadap efektivitas kerja. Kedua aspek tersebut

sedikit berbeda, namun saling berhubungan. Lingkungan luar yaitu semua

kekuatan yang timbul di luar batas-batas organisasi dan mempengaruhi

keputusan serta tindakan di dalam organisasi. Pengaruh faktor semacam

ini terhadap dinamika organisasi pada umumnya dianggap meliputi derajat

kestabilan yang relatif dari lingkungan, derajat kompleksitas lingkungan

dan derajat ketidak pastian lingkungan. Sedangkan lingkungan dalam yang

pada umumnya disebut iklim organisasi, meliputi macam-macam atribut

lingkungan kerja yang mempunyai hubungan dengan segi-segi tertentu

dari efektivitas, khususnya atribut-atribut yang diukur pada tingkat

individual. Keberhasilan hubungan organisasi dengan lingkungan

tampaknya amat tergantung pada tingkat variabel kunci yaitu tingkat


18

keterdugaan keadaan lingkungan, ketepatan persepsi atas keadaan

lingkungan dan tingkat rasionalisme organisasi.

3. Karakteristik Pekerja

Pada kenyataannya para anggota organisasi merupakan faktor pengaruh

yang paling penting karena perilaku merekalah yang dalam jangka panjang

akan memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. Pekerja

merupakan sumber daya yang langsung berhubungan dengan pengelolaan

semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku

pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi. Pekerja

merupakan modal utama di dalam organisasi yang akan berpengaruh besar

tertujuan efektivitas, karena walaupun teknologi yang digunakan

merupakan teknologi yang canggih dan didukung oleh adanya struktur

yang baik, namun tanpa adanya pekerja maka semua itu tidak ada

gunanya.

4. Kebijaksanaan dan Praktek Manajemen

Secara umum, para pemimpin memainkan peranan sentral dalam

keberhasilan suatu organisasi melalui perencanaan, koordinasi dan

memperlancar kegiatan yang ditunjukan kearah sasaran. Kewajiban

mereka para pemimpin untuk menjamin bahwa struktur organisasi

konsisten dengan dan menguntungkan untuk teknologi dan lingkungan

yang ada. Sudah menjadi tanggung jawab dari para pemimpin untuk

menetapkan suatu sistem imbalan yang pantas sehingga para pekerja dapat

memuaskan kebutuhan dan tujuan pribadinya.


19

2.1.3 Pengertian BUMDes

Menurut Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, Badan

Usaha Milik Desa BUMDes dalah badan usaha yang seluruh atau sebagian

besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang

berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa

pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar- besarnya kesejahteraan

masyarakat desa.

BUMDes sebagai lembaga ekonomi memiliki tugas untuk mengelola

usaha-usaha yang ada di pedesaan, memfasilitasi dan memberdayakan usaha

ekonomi yang dikembangkan oleh masyarakat desa, dan juga memfasilitasi

kegiatan dalam pelayanan publik. Bumdes menjadi bagian penting dalam

menguatkan ekonomi pedesaan.

Pendirian BUMDes merupakan gagasan fundamental yang muncul

dari konsep Tradisi Berdesa. Tradisi Berdesa yang menghubungkan

kekayaan modal sosial dan modal politik serta yang akan berpengaruh

terhadap daya tahan dan keberlanjutan Bumdes. Inti gagasan dari Tradisi

Berdesa dalam pendirian bumdes (Purnama, 2015:11)adalah :

a. Bumdes membutuhkan modal sosial (kerja sama. Solidaritas,

kepercayaan, dan sejenisnya) untuk pengembangan usaha yang

menjangkau jejjaring sosial yang lebih inklusif dan lebih luas.

b. Bumdes berkembang dalam politik inklusif melalui praksis

musyawarah desa sebagai forum tertinggi untuk pengembangan usaha

ekonomi desa yang digerakan oleh bumdes.


20

c. Bumdes merupakan salah satu bentuk usaha ekonomi desa yang

bersifat kolektif antara pemrintah desa dan masyarakat desa. Usaha

ekonomi desa kolektif yang dilakukan oleh Bumdes mengandung

unsur bisnis sosial dan bisnis ekonomi.

d. Bumdes merupakan badan usaha yang dimandatkan oleh UU Desa

sebagai upaya menampung seluruh kegiatan di biadang ekonomi

danatau pelayanan umum yang dikelola oleh desa dan atau kerjasama

antar desa.

e. Bumdes menjadi arena pembelajaran bagi warga Desa dalam menempa

kapasitas manajerial, kewirausahaan, tata kelola Desa yang baik,

kepemimpinan, kepercayaan,dan aksi kolektif.

2.1.4 Tujuan Pendirian Bumdes

Pengembangan dan pembangunan desa dengan memanfaatkan sumber

daya alam yang ada dibutuhkan untuk membantu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga harus dilakukan dengan melibatkan

partisipasi masyarakat serta memperhatikan keberlanjutan dari berjalannya

bumdes. Partisipasi yang terbuka untuk masyarakat akan mengembangkan

potensi yang ada. Oleh karena itu pendirian Bumdes harus memiliki maksud

dan tujuan sebagai berikut maksud pembentukan bumdes :

a. Menumbuhkan kembangkan perekonomian desa

b. Meningkatkan sumber pendapatan asli desa

c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan jasa bagi

peruntukan hajat hidup mmasyarakat desa sebagai perintis bagi kegiatan

usaha di desa.
21

2.1.5 Pengertian APBDES

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, diisebut APBDesa,

adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan

ditetapkan oleh kepala desa atau perbekel (atau sebutan lain) bersama Badan

Permusyawaratan Desa melalui Peraturan Desa. Anggaran pendapatan dan

belanja desa adalah pertanggungjawaban dari pemegang manajemen desa

untuk memberikan informasi tentang segala aktifitas dan kegiatan desa

kepada masyarakat desa pemerintah atas pengelolaan dana desa dan

pelaksanaan berupa rencana-rencana program yang dibiayai dengan uang

desa. Dalam APBDesa berisi pendapatan, belanja dan pembiayaan desa.

Anggaran Pendapatan dan belanja desa, selanjutnya disebut APBDesa,

adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Desa yang dibahas dan

ditetapkan oleh Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa melalui

Peraturan Desa.

Tahun anggaran APBDesa meliputi masa satu tahun, mulai dari

tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. APBDesa terdiri

atas bagian pendapatan Desa, belanja Desa dan pembiayaan.

Menurut Undang- Undang 2/2004 dan PP 72/2005 menyebutkan

sumber-sumber pendapatan desa meliputi :

1. Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa,

hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain

pendapatan asli desa yang sah.


22

2. Bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 1.0% (sepuluh per

seratus) untuk desa dan dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian

diperuntukkan bagi desa.

3. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima

oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus),

yang pembagiannya untuk setiap Desa secara proporsional yang

merupakan alokasi dana desa.

4. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima

oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus),

yang pembagiannya untuk setiap Desa secara proporsional yang

merupakan alokasi dana desa.

5. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan berdasarkan peneliti ingin mengetahui tentang

hubungan kombinasi antara pemerintahan dalam hal ini Badan usaha milik

desa ( BUMDes) dengan Ekonomi kreatif yang ada di desa Drajat Kecamatan

Paciran Lamongan untuk menunjang perekonomian pada era industri adapun

penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang di tulis oleh Nofiratullah Mahasiswa Universitar Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang jurusan ilmu pendidikan sosial

yang berjudul “ EKSISTENSI BADAN USAHA MILIK DESA

(BUMDes) DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN

MASYARAKAT DESA SOKI KECAMATAN BELO KABUPATEN

BIMA ” dalam penelitian ini peneliti membahas tentang landasan hukum


23

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), eksistensi Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes), dalam menunjang perekonomian di desa Soki Kecamatan

Belo Kabupaten Bima, dan juga problem apa saja yang terjadi dalam

menunjang perekonomian yang ada, metode penelitian yang digunakan

adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dalam

metode penelitian kualitatif biasanya memanfaatkan wawancara,

pengamatan dan pemanfaatan dokumen.

2. Penelitian kedua yang dilakukan oleh Coristya Berlian Ramadhan, Heru

Ribawanto, Suwando, dari jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu

Administrasi, Universitar Brawijaya Malang yang berjudul “

KEBERADAAN BADAN USAHA MILIK DESA SEBAGAI

PENGUAT EKONOMI DESA” jenis penelitian yang dipakai adalah

metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif sebagai

landasan teori dalam memahami pendekatan motode kualitatif, fokus

penelitian ini adalah mengetahu keberadaan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes), kontribusi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam

menguatkan ekonomi desa, faktor penghambat dan pendukung

keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). IaPenelitian ini

berlokasi di desa Landung Sari Kecamatan Dau Kabupaten Malang.

3. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nofiratullah yang berjudul

Eksistensi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Dalam Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima.

Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil

Penelitian menunjukan bahwa Pengelolaan administrasi belum dikelola


24

dengan baik, hal ini dikarenakan pengelola masih melakukan pembukuan

secara manual dan tidak rutin dalam melakukan penginputan data

sehingga peneliti kesulitan dalam mendapatkan data salah-satunya data

yang sulit di dapat tentang keuangan selama pelaksanaan BUMDes.

Kurangnya komunikasi yang dilakukan oleh para lembaga desa, terutama

pengelola BUMDes, dalam komunikasi yang dilakukan masih kurang

efektif dan tidak ada jadwal rutin pertemuan/rapat para pengurus Desa

dengan para pengelola BUMDes sehingga komunikasi dilakukan saat

penting saja.

Kesimpulan dari beberapa penelitian terdahulu terdapat persamaan dan

perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu sebagai

berikut:

Persamaan dalam penelitian ini:

Persamaan dengan penelitian terdahulu yakni membahas tentang BUM

Desa sebagai objek penelitian dan Pada penelitian terdahulu dengan

penelitian saat ini sama-sama menggunakan penelitian deskriptif kualitatif

dengan teknik pengumpulan data yang menggunakan wawancara,

observasi serta dokumentasi.

Perbedaan dalam penelitian ini :

Perbedaan dari penelitian terdahulu yakni terletak pada fokus penelitian.

Penelitian ini fokus penelitian terletak pada pengembangan potensi desa

melalui BUM Desa dalam meningkatkan Pendapatan Asli Desa

sedangkan fokus penelitian terdahulu terletak pada Peran, Pengelolaan,

dan Pelaporan keuangan BUM desa.


25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Badan usaha milik desa ini adalah salah satu lembaga yang bergerak di

bidang sosial dan ekonomi dan sebagai penyedia layanan terhadap

masyarakat desa utamanya mengenai bidang usaha. Pembentukan bumdes di

Desa Sopa’ah Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan ini mengacu

pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi Republik Indonesia, Nomor 4 Tahun 2015, Tentang Pendirian,

Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini ialah keberadaan

badan usaha milik desa sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia,

Nomor 4 Tahun 2015, Tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan

Pembubaran Badan Usaha Milik Desa yang kemudian diatur oleh desa

dengan peraturan desa mengenai Badan Usaha Milik Desa. Bidang usaha

yang sudah dijalankan saat ini mampu membantu meningkatkan pendapatan

desa. Sehingga dapat dikatakan eksistensi dari badan usaha milik desa ini

sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa.

Penelitian pada penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu

penelitian yang dilakukan secara langsung pada responden untuk mempelajari

secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang interaksi suatu unit

sosial seperti halnya individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. Untuk

pendekatan penelitian menggunakan pendekatan case studies, yaitu studi yang

34
35

mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan yang terperinci, memiliki

pengambilan data yang mendalam, dan menyerktakan berbagai sumber

informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, kasus yang dipelajari

berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu(Sugiyono, 2017:227-228).

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah sebuah tempat dimana peneliti memperoleh

data yang diinginkan. Dalam menentukan lokasi menyatakan cara terbaik

ditempuh dengan mempertimbangkan teori substantif dan menjajaki lapangan

untuk mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan.

(Moeleong, 2017:78)

Penelitian ini dilakukan langsung dilapangan yaitu berupa sebuah

kantor Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan Kantor Desa yang

beralokasikan di Desa Sopa'ah Kecamatan Pademawu Kabupaten

Pamekasan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengelolaan

aparatur pemerintah dalam pelaksanaan penerimaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Desa terhadap masyarakat di Desa Sopa’ah.

3.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu tentang keberadaan Badan

Usaha Milik Desa dan kontribusi keberadaan badan usaha milik desa dalam

penguatan ekonomi desa.

Penelitian ini berusaha melihat efektivitas BUMDes terhadap

kesejahteraan ekonomi masyarakat desa Sopa’ah, adapun indikator yang

menjadi tolak ukur efektifnya BUMDes yaitu Pencapaian Tujuan,


36

Karakteristik Lingkungan, Karakteristik Pekerja, Kebijaksanaan dan Praktek

Manajemen.

3.4 Sumber Data

Desa Sopa’ah yang diputuskan oleh kepala desa Sopa’ah dan

aktifitasnya adalah pengelolaan Badan Usaha Milik Desa, dengan surat

keputusan no tahun tentang BUMDes.

Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya ialah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain (Moeleong, 2017:157) Sumber data adalah segala

sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan

sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Menurut Sugiyono, Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti

untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang

ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari

sumber pertama atau tempat obyek penelitian dilakukan. Dalam hal ini

data primer diperoleh dari wawancara yaitu kepala desa dan pengurus

Bumdes kepala desa Sopa’ah yaitu Wahyu Junaidi, dan masyarakat desa

Sopa’ah yaitu Achmad, Mamang, Apri, Dwisari, Mattaki sebagai

nasabah yang menjadi sasaran utama dalam pelayanan BUMDes di desa

Sopa’ah kecamatan Pademawu kabupaten Pamekasan. (2017: 136)


37

2. Data Sekunder

Data sekunder Yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan

dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder

data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal, serta situs di internet yang

berkenaan dengan penelitian yang dilakukan(Sugiyono, 2017:137).

Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Pedoman Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha milik Desa

(BUMDes).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pada dasarnya ada tiga teknik pengumpulan data yang lazim

digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi, wawancara, dan studi

dokumentasi. Pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi,

dan studi dokumentasi.

1. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui mengamati

perilaku dalam situasi tertentu kemudian mencatat peristiwa yang diamati

dengan sistematis dan memaknai peristiwa yang diamati. Observasi dapat

menjadi metode pengumpulan data yang dapat dipertanggungjawabkan

tingkat validitas dan realibilitasnya asalkan dilakukan oleh observer yang

telah melewati latihan-latihan khusus, sehingga hasil dari observasi

tersebut dapat dijadikan sumber data yang akurat dan terpercaya sehingga

dapat digunakan untuk menjawab permasalahan.


38

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan

percakapan tatap muka (face to face) antara pewawancara dengan sumber

informasi di mana pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu objek

yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya.

3. Dukomentasi

Dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil observasi dan wawancara

akan lebih kredibel atau dapat dipercaya apabila didukung oleh sejarah

pribadi kehidupan masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat

atau otobiografi. Dokumen biasanya dibagi menjadi dokumen pribadi dan

dokumen resmi. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai

sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.

Dalam hal ini, data-data diperoleh dari setiap kegiatan ekonomi

masyarakat maupun pengelola Bumdes Desa Sopa’ah Kecamatan

Pademawu Kabupaten Pemekasan.

3.6 Tekhnik Analisis Data

Teknik analisis data dalam hal analisis kualitatif, analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah


39

dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Penelitian

ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah prosedur yang menghasilakan data-data deskriptif, yang

meliputi kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang memahami objek

penelitian yang sedang dilakukan yang dapat didukung dengan studi literature

berdasarkan pendalaman kajian pustaka, baik berupa penelitian dan angka

yang dapat dipahami dengan baik. Setelah melakukan kegiatan

mengumpulkan data, kemudian data-data tersebut dilakukan proses analisis

data dengan menggunakan teknik model Miles dan Huberman yakni sebagai

berikut.

1. Pengumpulan Data

Berdasarkan keterangan di atas, maka dalam menganalisis data peneliti

menggunakan data yang diperoleh dari sumber data primer dan data

sekunder. Data tersebut dianalisa dengan menggunakan cara berfikir

induktif yang berawal dari informasi tentang Pengembangan Potensi

Ekonomi Desa melalui Badan Usaha Milik Desa untuk meningkatkan

penerimaan APBDES (anggaran pendapatan dan belanja desa) di desa

Sopa’ah kecamatan Pademawu kabupaten Pamekasan dalam

pemberdayaan masyarakat yang ada.

2. Reduksi Data

Reduksi data menunjukkan kepada proses pemilihan, pemokusan, yang

terlihat dala catatan tertulis lapangan (written-up field notes). Oleh karena

itu reduksi data berlangsung selama kegiatan penelitian dilaksanakan. Ini

berarti pula reduksi data telah dilakukan sebelum pengumpulan data


40

dilapangan, yaitu pada penyusunan proposal penelitian, pada saat

menentukan kerangka konseptual, tempat, perumusan pertanyaan

penelitian, dan pemilihan pendekatan dalam pengumpulan data. Juga

dilakukan dalam pengumpulan data, seperti membuat kesimpulan,

pengkodean, membuat tema, membuat cluste, membuat pemisahan dan

menulis memo. Reduksi data dilanjutkan sesudah kerja lapangan, sampai

laporan akhir penelitian lengkap dan selesai disusun.

3. Penyajian Data

Kumpulan informasi yang telah tersusun yang memperbolehkan penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data display dalam kehidupan

sehari-hari atau dalam interaksi sosial masyarakat terasing, maupun

lingkungan belajar di sekolah atau data surat kabar sangat berbeda antara

satu dengan yang lain. Namun dengan melihat tayangan atau data display

dari suatu fenomena akan membantu seseorang memahami apa yang

terjadi atau mengerjakan sesuatu. Kondisi yang demikian akan membantu

pula dalam melakukan analisis lebih lanjut berdasarkan pemahaman yang

bersangkutan.

4. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan analisis pada tahap ini adalah menarik kesimpulan atau

verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
41

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.7 Pengujian Keabsahan Data

Untuk menghidari kesalahan atau kekeliruan data yang telah

terkumpul, perlu dilakukan uji keabsahan data yang meliputi:

1. Pengujian Kredibilitas

Uji kredibilitas merupakan sebutan dalam uji validitas di penelitian

kuantitatif. Persyaratan data dianggap memiliki kredibilitas atau tingkat

kepercayaan yang tinggi yaitu terdapat kesesuaian antara fakta di lapangan

yang dilihat dari pandangan atau paradigma infroman, narasumber ataupun

partisipan dalam penelitian. Hal ini dikarenakan penelitian kualitatif

bertujuan untuk menggambarkan/ mendeskripsikan kejadian atau

fenomena yang menarik dari sudut pandang informan. Langkah untuk

meningkatkan kredibilitas data antara lain dengan memperpanjang

pengamatan, ketekunan penelitian, triangulasi, diskusi teman sejawat, dan

mengecek kembali.

2. Pengujian Transferability

Uji transferability adalah istilah yang bisa menggantikan konsep

generalisasi data dalam penelitian kuantitatif, yaitu sejauh mana temuan

suatu penelitian yang dilakukan pada suatu kelompok tertentu dapat

diaplikasikan pada kelompok lain.

3. Pengujian depandability
42

Dependabilitas atau reliabilitas instrumen adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap

konsisten bila dilakukan ulang terhadap gejala yang sama dengan alat

pengukur yang sama. Untuk dapat mencapai tingkat reliabilitas dalam

penelitian ini, maka dilakukan dengan tekhnik ulang.

3.8 Kerangka Pemikiran

Pengertian Judul

Pembuatan
Proposal

Seminar Proposal

Penelitian Lapangan

Teknik Penyusunan Data

Teknik Analisis Data

Pembuatan Laporan Akhir

Kerangka Pemikiran
43

Sumber, Peneliti 2022


44

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang :
Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Badan
Usaha Milik Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Badan Usaha Milik Desa
Permendesa PDTT Nomor 3 Tahun 2021 tentang BUM Desa
Permendesa PDTT No. 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2021.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha
Milik Desa.
Permendes PDTT No. 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.

Jurnal :
Dima, Enike Tje Yustin. "Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam
Mendukung Kemandirian Ekonomi Desa Kuanheun Kabupaten Kupang
Barat." Joong-Ki: Jurnal Pengabdian Masyarakat 1.3 (2022): 612-618.
Nofiratullah, Nofiratullah. “Eksistensi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Soki Kecamatan Belo
Kabupaten Bima.” Diss. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2018.
Nofiratullah, Nofiratullah. “Eksistensi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Soki Kecamatan Belo
Kabupaten Bima”. Diss. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2018.
Nurhayati, Nurhayati. "Peran Badan Usaha Milik Desa Tirta Mandiri Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten
Klaten, Provinsi Jawa Tengah." Skripsi.2018.
Ramadana, Coristya Berlian. “Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
sebagai Penguatan Ekonomi Desa.” Diss. Brawijaya University, 2013.
Saputra, Romi. "Peranan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sebagai
Implementasi Ekonomi Kreatif Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Desa
Jalancagak Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang Provinsi Jawa
Barat." TRANSFORMASI: Jurnal Manajemen Pemerintahan (2017): 15-31.
Sasauw, Chindy, Ronny Gosal, and Welly Waworundeng. "Efektivitas Badan
Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Meningkatkan Masyarakat Di Desa
45

Lenganeng Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe." Jurnal


Eksekutif 1.1 (2018).
Sedani, Kadek Yunira, et al. "Analisis Pengaruh Tri Hita Karana Terhadap
Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Anturan." Jurnal Ilmiah Akuntansi dan
Humanika 8.1 (2018).
Sinaulan, Novel. "Efektivitas Penerapan E-Puskesmas Di Pusat Kesehatan
Masyarakat Bahu Kota Manado." Jurnal Politico 11.1 (2022).

Buku :
Agung, Kurniawan. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaharuan.
Bastian, Indra.2014. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga
Effendy.2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Ramadan.
Moleong, L. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. PT. Remaja
Rosda Karya, Bandung.
Purnama, A. S. 2015. Badan Usaha Milik Desa : Spirit Usaha Kolektif Desa.
Jakarta: Kementerian Desa.
Riniwati, Harsuko. 2016. Manajemen Sumber Daya Mnusia Aktivitas Utama dan
Pengembangan SDM). Malang : UB Press.
Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Soekanto, Soerjono.2022. Teori Peranan . Jakarta: Bumi Aksara.
Steers, Richard M. 1985. Efektivitas Organisasi (Kaidah Perilaku), Erlangga,
Jakarta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta
Sujarweni, W.2019. Akuntansi BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Yogyakarta:
PT. Pustaka Baru.
Susanto, A. 2020. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Ghaila Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai