Anda di halaman 1dari 24

KAJIAN KONSELING

MULTIKULTURAL
MENGENAL LEBIH DEKAT
BUDAYA JAWA TENGAH
OLEH :
Pikri Nopen 2301120027
Neritsa Irma F.S 230112033

Magister Bimbingan dan Konseling


Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi
Universitas Negeri Semarang
LATAR BELAKANG
 SEBARAN WILAYAH 18. Kabupaten Pekalongan. Ibu Kota Kabupaten: Kajen

DAERAH-DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH 19. Kabupaten Pemalang. Ibu Kota Kabupaten: Pemalang
1 . Kabupaten Banjarnegara. Ibu kota kabupaten: Banjarnegara
20. Kabupaten Purbalingga. Ibu Kota Kabupaten: Purbalingga
2. Kabupaten Banyumas. Ibu Kota Kabupaten: Purwokerto
21. Kabupaten Purworejo. Ibu Kota Kabupaten: Purworejo
3. Kabupaten Batang. Ibu Kota Kabupaten: Batang
22. Kabupaten Rembang. Ibu Kota Kabupaten: Rembang
4. Kabupaten Blora. Ibu Kota Kabupaten: Blora
23. Kabupaten Semarang. Ibu Kota Kabupaten: Ungaran
5. Kabupaten Boyolali. Ibu Kota Kabupaten: Boyolali
24. Kabupaten Sragen. Ibu Kota Kabupaten: Sragen
6. Kabupaten Brebes. Ibu Kota Kabupaten: Brebes
25. Kabupaten Sukoharjo. Ibu Kota Kabupaten: Sukoharjo
7. Kabupaten Cilacap. Ibu Kota Kabupaten: Cilacap
26. Kabupaten Tegal. Ibu Kota Kabupaten: Slawi
8. Kabupaten Demak. Ibu Kota Kabupaten: Demak
27. Kabupaten Temanggung. Ibu Kota Kabupaten: Temanggung
9. Kabupaten Grobogan. Ibu Kota Kabupaten: Purwodadi
28. Kabupaten Wonogiri. Ibu Kota Kabupaten: Wonogiri
10. Kabupaten Jepara. Ibu Kota Kabupaten: Jepara
29. Kabupaten Wonosobo. Ibu Kota Kabupaten: Wonosobo
11. Kabupaten Karanganyar. Ibu Kota Kabupaten: Karanganyar
30. Kota Magelang. Ibu Kota: Magelang
12. Kabupaten Kebumen. Ibu Kota Kabupaten: Kebumen
31. Kota Pekalongan. Ibu Kota: Pekalongan
13. Kabupaten Kendal. Ibu Kota Kabupaten: Kendal
32. Kota Salatiga. Ibu Kota: Salatiga
14. Kabupaten Klaten. Ibu Kota Kabupaten: Klaten
33. Kota Semarang. Ibu Kota: Semarang
15. Kabupaten Kudus. Ibu Kota Kabupaten: Kudus
34. Kota Surakarta. Ibu Kota: Surakarta
16. Kabupaten Magelang. Ibu Kota Kabupaten: Mungkid
35. Kota Tegal. Ibu Kota: Tegal
17. Kabupaten Pati. Ibu Kota Kabupaten: Pati
JAWA TENGAH
 Jawa Tengah adalah sebuah wilayah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian
tengah Pulau Jawa. Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah berada di Kota Semarang.
Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra
Hindia beserta Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Provinsi Jawa
Timur di sebelah timur dan Laut Jawa di sebelah utara.
 Provinsi Jawa Tengah bagian tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa.
Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya
yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan
dengan Jawa Barat, sebagian kecil masyarakat Brebes dan Cilacap. Selain itu ada
pula warga Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia sebagai
pendatang yang tersebar di seluruh provinsi ini.
SUKU DI JAWA TENGAH

 SUKU JAWA
.
 BAHASA JAWA
1. Bahasa Ngoko Lugu

Bahasa ini hanya diterapkan untuk komunikasi dengan orang yang lebih muda atau orang yang kedudukannya sejajar
dengan kita.
2. Bahasa Ngoko Alus

Bahasa ini digunakan untuk komunikasi dengan orang yang sudah akrab tapi masih menjunjung tinggi kesopanan dan rasa saling
menghormati. Misalnya, komunikasi antara sesama rekan kerja di kantor.

3. Bahasa Krama Lugu

Bahasa krama dibagi lagi menjadi dua, yakni krama lugu dan krama inggil. Krama lugu inilah yang merupakan tingkatan paling dasar dari
bahasa Krama. Krama lugu digunakan untuk komunikasi dengan orang yang secara usia lebih tua, atau lebih tinggi kedudukannya, serta
sesama teman yang belum dekat dan akrab.

4. Bahasa Krama Inggil

Krama inggil merupakan tingkatan tertinggi dalam bahasa Jawa. Tak jauh berbeda dari Krama lugu, bahasa ini digunakan untuk komunikasi
dengan orang yang lebih tinggi, baik secara usia maupun kedudukannya. Selain itu, bahasa ini juga digunakan untuk komunikasi antara orang
yang tidak saling kenal. Perbedaan antara Krama lugu dengan Krama inggil hanya terletak pada tingkatan dan beberapa kosakatanya saja.

Anda = Sampean & Jenengan


BAHASA YANG DIGUNAKAN
 BAHASA JAWA
Berbagai macam dialek Bahasa Jawa yang terdapat di Jawa Tengah:
1. dialek Pekalongan (Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Batang, bagian timur Pemalang)
2. dialek Kedu–Bagelen (Magelang, Temanggung, Wonosobo, Kota Magelang dan sebagian Kebumen, Purworejo)
3. dialek Semarangan (Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kendal, Demak)
4. dialek Pantura Timur atau dialek Muriaan (Pati, Jepara, Rembang, Kudus)
5. dialek Blora (Grobogan dan Blora)
6. dialek Mataraman atau Surakarta (Kota Surakarta, Klaten, Sragen, Wonogiri, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar yang berbatasan dengan
Daerah Istimewa Yogyakarta)
7. dialek Banyumasan atau dialek Ngapak Selatan (Banyumas, Banjarnegara, Purbalingga, Kebumen, Cilacap, bagian selatan Pemalang)
8. dialek Tegal atau dialek Ngapak Pantura (Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Brebes, bagian utara Pemalang)
 Berbagai macam dialek Bahasa Sunda yang terdapat di Jawa Tengah:
1. Bahasa Sunda dialek Timur-Laut, yang digunakan di wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon di Provinsi Jawa Barat juga digunakan pada
wilayah Brebes bagian Barat dan Selatan yang merupakan wilayah Provinsi Jawa Tengah.
2. Bahasa Sunda dialek Tenggara, yang digunakan di wilayah Ciamis sekitar Kota Ciamis, Pangandaran dan Kota Banjar di Provinsi Jawa Barat
juga digunakan pada wilayah Cilacap bagian Utara dan Barat serta Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir di Banyumas yang merupakan wilayah
Provinsi Jawa Tengah.
TRADISI
1. WETONAN
Wetonan dalam bahasa Jawa memiliki arti "keluar."
Namun, wetonan yang dimaksud di sini berhubungan dengan kelahiran orang. Tradisi wetonan
adalah upacara yang dilakukan guna menyambut bayi yang baru lahir. Tradisi wetonan ini
dilakukan supaya nantinya bayi tersebut akan terhindar dari bahaya serta bisa mendapatkan
rezeki serta keberuntungan yang lebih.
2. Upacara Ruwatan
Sebagai contoh, di daerah Dieng Wonosobo, bagi anak-anak yang memiliki rambut ikal
gimbal biasanya dianggap mirip dengan 'buto ijo', sehingga harus diadakan upacara
ruwatan. Hal ini dilakukan guna mengusir hawa jahat dan hal-hal buruk yang dibawa
oleh buto ijo.
3. LARUNG SAJI
 Upacara larung saji dilakukan dengan cara menghanyutkan beberapa bahan makanan
berupa hasil panen dan hewan sembelihan ke lautan dengan menggunakan perahu. Hal ini
dilakukan sebagai bentuk rasa syukur pada Sang Pencipta akan hasil laut yang telah
diberikan kepada para nelayan.
4. Tradisi Popokan
 Tradisi popokan adalah upacara yang dilakukan masyarakat di Semarang.
Tradisi ini dilakukan dengam cara melempar lumpur pada saat hari Jumat Kliwon di bulan Agustus. Tradisi
popokan mulai dilakukan oleh masyarakat daerah Beringin tapi sekarang dilakukan oleh banyak masyarakat
di daerah Semarang. Masyarakat setempat melakukan tradisi ini untuk menghilangkan kejahatan serta tolak
bala yang ada di daerah tempat tinggal mereka.
5. Tradisi Syawalan
 Tradisi syawalan adalah salah satu tradisi yang dilakukan selama 7 hari setelah merayakan hari raya
Idulfitri. Masyarakat setempat menjuluki tradisi syawalan dengan nama tradisi lebaran ketupat. Karena
pada tidak seperti daerah lain di Indonesia yang menyajikan ketupat pada saat hari raya Idulfitri,
masyarakat Jawa Tengah justru menyajikan nasi kuning saat lebaran. Kuliner ketupat baru akan disajikan
pada saat tradisi syawalan.
6. Tradisi Sadranan
 Tradisi ini dilakukan untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Tradisi sadranan dilakukan dengan cara
menggelar doa untuk para leluhur dan kerabat yang sudah meninggal. Tujuannya supaya dosa-dosa mereka
bisa diampuni dan amal baiknya bisa diterima dengan baik. Tradisi ini dilakukan dengan cara merapikan
dan membersihkan makam dan membuat kue tradisional seperti kue apem, kolak, dan ketan yang nantinya
akan dibagikan kepada para kerabat.
 7. Upacara Tingkeban
Tradisi Jawa Tengah berikutnya adalah upacara tingkeban. Upacara ini juga disebut dengan nama upacara mitoni. Upacara
tingkeban adalah upacara yang dilakukan usia kandungan baru berusia tujuh bulan. Mungkin kita lebih mengenal tradisi ini
dengan nama tradisi “nujuh bulan”. Tradisi Jawa Tengah ini dilakukan dengan cara memandikan ibu hamil, lalu kemudian
membacakan doa yang bisa memberikan keberkahan pada sang jabang bayi. Pada saat memandikan, akan ada acara
pengguyuran yang harus dilakukan oleh tujuh orang tua atau sesepuh yang dituakan.
8. Tradisi Brobosan
 Tradisi brobosan adalah tradisi di mana ketika ada saudara atau kerabat yang meninggal, maka kita harus
menerobos melewati bawah jenazah. Jadi, nantinya jenazah harus diangkat dengan tandu atau peti
matinya harus diangkat tinggi. Kemudian, anak dan cucu dari orang yang sudah meninggal tersebut
diharuskan untuk menerobos ke bawah kolong melewati jenazah. Hal ini harus dilakukan sebanyak tiga
kali. Tujuannya adalah guna menghormati kepergian jenazah dan mengikhlaskan kepergiannya.
9. TEDAK SITEN
 Upacara tedak siten adalah tradisi yang dilakukan oleh orang tua saat anaknya sudah menginjak usia 7
bulan. Upacara ini juga dikenal dengan nama upacara turun tanah karena bertujuan untuk mengenalkan
anak tanah yang ia pijak. Upacara ini dilakukan di pagi hari sesuai dengan tanggal dan hari kelahiran anak.
Tradisi tedak siten selalu dilengkapi dengan aneka kuliner yang disajikan seperti nasi kuning, jenang boro-
boro, dan lain sebagainya.
10. Mubeng Beteng
 Tradisi ini selalu dilakukan pada malam satu suro sehingga sering dinamakan dengan nama
tradisi malam satu suro. Tradisi Jawa Tengah ini ada di Yogyakarta dan dilakukan dengan
cara mengelilingi benteng atau keraton Yogyakarta. Hal ini dilakukan sebagai simbol refleksi
dan intropeksi diri. Saat melakukan mubeng benteng, tak boleh berbicara dan makan atau
minum selama melakukannya hingga selesai.
11. Padusan
 Tradisi ini melibatkan mandi di sumur-sumur atau sumber mata air dengan tujuan
membersihkan diri secara lahir dan batin. Lebih dari sekadar ritual fisik, padusan juga
memiliki makna mendalam sebagai waktu untuk merenung, introspeksi diri, dan
memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu.
12. Mendak Kematian
 Saat upacara Mendak Kematian, kerabat dan sahabat yang hadir akan berkumpul di rumah almarhum
atau almarhumah untuk memberikan penghormatan terakhir dan mendoakan kebahagiaan di alam
setelah kematian. Salah satu elemen penting dari Mendak Kematian adalah prosesi penyiraman atau
pembersihan makam yang melibatkan air, bunga, dan berbagai simbol keagamaan. Ini adalah momen
yang sarat makna dalam budaya Jawa yang menunjukkan penghormatan, kesedihan, dan harapan untuk
roh almarhum atau almarhumah.
13. Kenduren
 Kenduren adalah sebuah upacara adat yang melibatkan doa bersama yang dihadiri oleh tetangga dan
dipimpin oleh seorang tokoh agama. Tujuan dari kenduren ini adalah untuk memohon keselamatan atau
mengirimkan doa kepada leluhur yang telah meninggal dunia. Selama kenduren, tuan rumah akan
menyediakan hidangan makanan, termasuk nasi tumpeng, nasi golong, ingkung ayam, sayuran, dan
hidangan lainnya. Setelah selesai berdoa bersama, peserta kenduren akan duduk bersama dan menikmati
hidangan yang disajikan.
14. Jamasan Pusaka
 Jamasan Pusaka adalah sebuah tradisi atau upacara adat dalam budaya Jawa yang bertujuan untuk
membersihkan, merawat, dan menghormati pusaka keluarga atau kerajaan. Pusaka dalam konteks ini
merujuk kepada benda-benda bersejarah atau warisan keluarga yang memiliki nilai historis, budaya,
atau spiritual yang tinggi. Jamasan Pusaka biasanya melibatkan serangkaian ritual, doa, dan tata cara
khusus yang dilakukan oleh seorang ahli dalam bidangnya atau seorang pemimpin adat.
15. Sekaten
 Tradisi Sekaten adalah sebuah festival tahunan yang sangat penting dan bersejarah di Jawa,
khususnya di kota Yogyakarta dan Solo (Surakarta). Festival ini dirayakan untuk
memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, yaitu kelahiran Nabi Muhammad.
MITOS
 Anak gadis duduk di depan pintu akan sulit  Menabrak kucing
jodoh  Burung gagak di depan rumah
 Keluar rumah saat magrib bisa diculik wewe  Menyapu namun ditinggal
gombel
 Dilarang memotong kuku saat malam hari
 Duduk di bantal bisa bisulan
 Pamali mengambil makan sebelum orang tua
 Bersiul di malam hari dapat memanggil setan
 Ayam berkokok di malam hari
 Makan sambil tiduran bisa jadi ular
 Kupu-kupu masuk rumah tanda akan datang
 Nyapu tidak bersih akan mendapat suami
tamu
brewokan
 Makan buah dengan bijinya bisa tumbuh di
 Dilarang memakai baju hijau di pantai Selatan
kepala
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai