Anda di halaman 1dari 64

KECAMATAN

KEDUNGKANDANG
KOTA MALANG

D4 Destinasi Pariwisata - Program Diploma Kepariwisataan

2020
E-BOOK KECAMATAN DI KOTA MALANG
“KECAMATAN KEDUNGKANDANG”
Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Pariwisata Budaya

Disusun Oleh :

Angela Elisabeth Nurhumairo Choirulia Criswandari


Puput Mahardika
Bunga Brian Syuarra Athirah Rio Rizky Priambudi
Claudya Kusuma Wardani
Fardal Khaerun Bigistar Siti Hayatun Nufus Pona Hawa
Fenny Agustin Tegar Mayonggi Sinurat
Gabriel Adi Prasetya Kurniawan Visda Imammatul Khubiyah
Jihan Maulana Al Faris Yosi Raymundus.L.T
Krisnawati Nguru Yuliane Elisabeth Randai
Maria Margaretha Wanda

PROGRAM DIPLOMA KEPARIWISATAAN


UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii

A. SEJARAH KECAMATAN KEDUNGKANDANG ................................................1

B. GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI..........................................................................6

C. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN .....................................................................9

D. KELURAHAN DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG ....................................13

1. Kelurahan Arjowinangun...................................................................................14

2. Kelurahan Bumiayu ...........................................................................................15

3. Kelurahan Buring...............................................................................................17

4. Kelurahan Cemorokandang ...............................................................................21

5. Kelurahan Kedungkandang ...............................................................................24

6. Kelurahan Kotalama ..........................................................................................26

7. Kelurahan Lesanpuro .........................................................................................29

8. Kelurahan Madyopuro .......................................................................................32

9. Kelurahan Mergosono .......................................................................................40

10. Klurahan Sawojajar ...........................................................................................42

11. Kelurahan Tlogowaru ........................................................................................44

12. Kelurahan Wonokoyo ........................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................iii

i|KecamaatanKedungkandang
KATA PENGANTAR

Penyusunan E-Book Kecamatan Kedungkandang ini ditujukan sebagai salah satu


syarat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pariwisata Budaya bagi
mahasiswa/mahasiswi Program Studi D4 Destinasi Pariwisata Program Diploma
Kepariwisataan, Universitas Merdeka Malang.

Puji serta syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Karunia dan Rahmat-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan buku ini
dengan tepat pada waktunya. Buku ini berhasil tersusun berkat kerjasama dalam kelompok
yang sangat baik, dan berkat bantuan dari pihak-pihak lain yang senantiasa membantu kami.
Buku ini kami buat untuk memberikan wawasan tambahan kepada para pembaca tentang
Kecamatan Kedungkandang.

Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen bidang studi yang telah
memberikan arahan kepada kami sehingga buku ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami
ucapkan pula terima kasih sebanyak-banyaknya kepada teman-teman yang sudah ikut
berpartisipasi meluangkan waktunya untuk sekedar membantu kami. Dan ucapan terima
kasih kami untuk semua yang tak bisa kami sebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan maupun mungkin kesalahan


dalam penyusunan makalah ini sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang dari seluruh pembaca.

Akhir kata, penyusun berharap dengan adanya buku ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca dan para mahasiswa/mahasiswi Program Studi D4 Destinasi Pariwisata
Program Diploma Kepariwisataan, Universitas Merdeka Malang. Penyusun mengucapkan
terima kasih dan mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyusunan laporan ini.

Malang, 7 Januari 2020

Penyusun
ii | K e c a m a a t a n K e d u n g k a n d a n g
A. SEJARAH KECAMATAN KEDUNGKANDANG

Memang agak sulit untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai asal usul
nama Kedungkandang, mengingat tidak adanya catatan maupun arsip-arsip. Namun
demikian, di kalangan warga setempat beredar cerita rakyat yang hanya sekedar
dijadikan pedoman terbentuknya kelurahan yang juga masuk dalam wilayah
administratif Kecamatan Kedungkandang itu.

Pada zaman dahulu kala, di lereng Gunung Buring ada dua pedukuhan yang
dikenal pada masa itu dengan sebutan Dukuh Amprong dan Dukuh Bango. Menurut
cerita, nama-nama tersebut diambil dari dua buah nama sungai yang mengalir di tengah-
tengah dukuh tersebut dan yang kita kenal sampai sekarang dengan sebutan sungai
Amprong dan Bango.

Penduduknya yang masih sangat sedikit sekali, hidup rukun tentram damai serta
diwarnai rasa persaudaraan, jiwa kegotong-royongan yang masih kuat. Tanahnya subur
gemah ripah lojinawi. Keyakinan dan kepercayaan terhadap agama pun masih kuat.
Sebagian besar dari mereka beragama Islam. Meski masyarakatnya agamis, namun
peradabannya masih primitif, sederhana dan terbelakang. Tidak jarang dari mereka yang

1|KecamatanKedungkandang
masih memiliki keyakinan terhadap benda-benda keramat seperti batu-batu dan kayu-
kayu besar. Semua benda itu masih dianggap keramat, bisa mendatangkan keuntungan
rejeki yang banyak dan bisa memperbaiki nasib mereka. Katanya!

Dengan adanya keterbelakangan tersebut, hal-hal berbau mistik dan tahayul pun
masih sangat kuat dan dipercayai. Konon, menurut cerita-cerita orang tua dahulu, di
bagian selatan pedukuhan tersebut, kira-kira dalam perjalanan satu hari jalan kaki,
terdapat sebuah lokasi mistis.

Di sana terdapat beberapa Desa yang sangat luas sekali, namun kurang produktif
untuk bercocok tanam. Karena tanahnya sangat kering, tanaman pun banyak yang mati
kekeringan lantaran kekurangan air. Tanaman bisa tumbuh subur hanya saat musim
penghujan saja. Sebaliknya, ketika musim kemarau tiba, jangankan untuk mengairi
lahan atau tanamaan, untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan minum saja, air
sangat sulit didapatkan. Hal tersebut sudah dialami dan dirasakan oleh warga setempat
selama bertahun-tahun, bahkan mungkin hingga berabad-abad, sehingga penderitaan
mereka pun tiada hentinya.

Berdasarkan pepatah bahwa “Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum,
sehingga mereka mengubah nasib mereka sendiri” akhirnya mengubah pola pikir warga
setempat. Para petani bersama-sama sesepuh dusun, tokoh-tokoh agama, dan tokoh-
tokoh masyarakat mengadakan pertemuan, musyawarah mencari jalan keluar bagaimana
caranya untuk mendapatkan air.

Hasil musyawarah, kemudian disepakati bersama untuk mengajukan usulan


kepada pemerintah, waktu itu pemerintahan masih dipegang oleh pemerintah Kolonial
Belanda. Satu-satunya jalan untuk pengadaan aliran sungai kala itu memang ditangani
oleh pemerintah. Perwakilan warga mengajukan usulan dengan hati was-was dan rasa
takut. Maklum bangsa kita waktu itu merupakan bangsa yang bodoh dan tertindas oleh
penjajah. Setelah dilaksanakan permohonan kepada pemerintah, permohonan tersebut
tak disangka disanggupi dan diusahakan sesuai kemampuan, setelah melalui penelitian-
penelitian dan lain sebagainya.

2|KecamatanKedungkandang
Meski telah disetujui pemerintah, bukan berarti upaya pengadaan air di kedua
dukuh tersebut berjalan lancar. Waktu itu, pemerintah pun sangat kesulitan mencari
jalan keluar. Setelah berhari-hari bahkan hingga berbulan-bulan, penelitian pemerintah
soal dari mana air itu dapat disalurkan, akhirnya sampailah pada lembah Sungai
Amprong dan Sungai Bango. Secara kebetulan, dua sungai tersebut lokasinya sangat
berdekatan dan airnya pun sangat jernih.

Betapa terkejutnya perwakilan pemerintah Kolonial Belanda kala sampai di hulu


sungai Amprong, lantaran di sana terdapat semacam waduk atau dalam bahasa Jawa
disebut “kedung” yang sangat dalam sekali dan banyak dihuni bermacam-macam ikan.
Di atasnya banyak ditumbuhi pepohonan yang besar-besar dan sangat rindang sekali.
Hawannya pun cukup sejuk.

Menurut penelitian sementara, pemerintah Kolonial Belanda sangat kesulitan


untuk mengalirkan sungai itu ke wilayah bagian selatan dua dukuh tersebut. Rapat
darurat pun digelar, dan disepakati bahwa satu-satunya jalan keluar adalah harus
membendung sungai (kedung) itu sebagai jalan keluarnya. Dengan mengerahkan tenaga
manusia, termasuk warga setempat, akhirnya proyek tersebut terlaksana, meski
memakan waktu yang sangat lama sekali.

Konon kabarnya, harapan masyarakat dan pemeritah untuk memiliki sumber air,
tak kunjung menjadi kenyataan. Apa yang diupayakan pemerintah belum membuahkan
hasil. Seringkali, setiap pekerjaan hampir selesai, selalu menemui kendala. Entah harus
dibongkar total karena tidak mampu menahan besarnya arus sungai yang mengalir, atau
malah sampai jebol, begitulah seterusnya. Akhirnya para tenaga pelaksana maupun
pemerintah kala itu merasa putus asa dan menilai proyek bendungan itu tidak dapat
dilanjutkan kembali mengingat tidak sedikit kerugian materi dan korban jiwa
berjatuhan.

3|KecamatanKedungkandang
Menurut cerita para sesepuh desa, lokasi kedung tersebut sangat angker dan
berbahaya. Banyak sekali makhluk halus yang bemukim di lokasi itu dan yang paling
mengerikan si penjaga alias danyangnya tidak terima kalau proyek bendungan itu
dilanjutkan. Mereka merasa dirugikan dengan adanya proyek tersebut. Jika dilanjutkan,
kemungkinan korban jiwa pun akan lebih besar lagi dan tidak mungkin bisa dielakkan.
Proyek bendungan itu bisa berhasil sesuai dengan harapan, asalkan warga harus
memenuhi bermacam-macam persyaratan yang sangat berat dan tidak mungkin bisa
dilaksanakan. Katanya!

Setelah bermacam-macam cara dan upaya ditempuh, untuk sementara proyek


dihentikan beberapa bulan, bahkan sampai beberapa tahun lamanya. Upaya warga tak
sampai di situ, bahkan tokoh masyarakat sebagian besar banyak yang berusaha untuk
mencari jalan keluar.

Kebetulan di sekitar pedukuhan tersebut ada semacam perguruan yang dihuni


oleh seorang kakek yang sangat sakti. Menurut penuturan warga setempat, diperkirakan
kala itu usianya kurang lebih 157 tahunan. Entah dukun, ahli nujum atau alim ulama
besar, namun di sini tidak dijelaskan secara detail. Yang jelas, ia adalah seorang yang
sangat sakti dan dianggap bisa memberikan fatwa-fatwa atau meberikan petunjuk-
petunjuk dan saran terhadap warga.

Dengan berduyun-duyun, warga mendatangi rumah kakek itu untuk mendaptkan


saran atau petunjuk yang diperlukan. Warga pun menyarankan agar si kakek sakti
diikutsertakan dalam pelaksanaan proyek bendungan.

Setelah menyanggupi apa yang menjadi permintaan warga, selang beberapa hari
si kakek sakti mencari tempat yang dianggapnya keramat, jauh dari keramaian dan

4|KecamatanKedungkandang
betul-betul angker yang diperkirakan dapat digunakan untuk besemedi memohon
petunjuk kepada Sang Hyang Widi.

Hal itu dilakukannya selama kurang lebih 40 hari dan 40 malam disertai puasa.
Hampir setiap malam ia harus menerima bermacam-macam godaan dan cobaan, namun
ia tetap tabah dan sabar meghadapi itu semua, hingga tiba lagi pada malam terakhir
semedinya.

Dengan badan yang sangat lemah, kurus, muka pucat karna menahan bermacam-
macam ujian, lapar, dahaga, dan sebagainya, akhirnya si kakek tak sadarkan diri, entah
pingsan atau tertidur. Seorang kakek-kakek datang dengan keadaan setengah rambut
putihnya terurai panjang sampai ke lutut, janggut putih panjang, kulit keriput, wajah
pucat pasi dan membawa sebuah tongkat dari kayu bertangkaikan tanduk rusa, tangan
kanannya memegang sebuah tasbih. Perlahan ia menghampiri sang pertapa sambil
menyampaikan kata-kata yang sangat mendirikan bulu roma.

“Hai, cucuku. Bila kamu ingn apa yang menjadi harapanmu berhasil, kamu
harus berani berkorban dan mempertanggung jawabkan dan di dalam kedung itu harus
kamu beri tumbal seorang tandak!”

Kata-kata tersebut sangat mengagetkan sekali, bahkan diulang beberapa kali


akhirnya pertapa tersebut bertanya-tanya dalam hatinya, pengorbanan apa sebenarnya
yang harus saya lakukan, sedangkan hal itu menyangkut jiwa manusia. Selanjutnya,
selama ia termenung, akhirnya ia mengerti apa yang dimaksud. Akan tetapi, ia masih
ragu-ragu terhadap semua itu.

“Kamu harus berani mengorbankan satu jiwa seorang perempuan tukang tayub
(bahasa Jawanya tandak), dimasukkan ke dalam kedung yang akan dibendung tadi,
tanpa dipenuhi permintaan atau persyaratan tersebut, tidak akan behasil semua apa ang
menjadi harapan masyarakat!” kata si kakek lagi.

Setelah si kakek tadi mengakhiri kata-katanya, si pertapa tersentak dari


semedinya dan sangat keheranan darimana datangnya suara tadi. Ia pun pulang ke
rumah, dan termenung sendirian memikirkan semua apa yang akan bakal terjadi di

5|KecamatanKedungkandang
kampungnya bila hal tadi betul-betul dilaksanakan.

Si kakek pertapa mengundang tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka agama


setempat untuk melaporkan dan menyampaikan hasil daripada semedinya. Selang
beberapa hari, ia mendatangi kantor pemerintah Kolonial Belanda untuk melaporkan
bahwa proyek tersebut bisa dilaksanakan lagi dan bisa berhasil dan sukses sesuai
harapan bersama, asal harus didahului dengan mengadakan pertunjukan (royalan) di
atas lokasi bendungan selama tujuh hari tujuh malam.

Setelah disampaikan, pemerintah pun menyetujui semua persyaratan tadi. Lalu,


si pertapa mohon diri dan berusaha mencari di mana ada perkumpulan tayub. Namun,
rencana itu semua dirahasiakannya dari orang-orang yang tidak berkepentingan dengan
pelaksanaan proyek bendungan.

Singkat cerita, terlaksanalah acara tersebut selama tujuh hari tujuh malam.
Setelah sampai pada akhir atau puncak pertunjukkan, sedang enak-enaknya Gandang
Sinamnya tandak, tanpa sadar tandak tadi dimasukkan ke dalam jurang kedung sekalian
bersama alat gamelan. Begitu dimasukkan, serentak yang hadir waktu itu beramai-ramai
menutup kedung trsebut, yang akhirnya terlaksana dan berhasillah proyek bendungan
itu.

Setelah bendungan jadi, peresmian dan syukuran atas keberhasilan proyek


tersebut pun digelar. Bendungan tersebut yang dikenal dengan nama saluran Sungai
Amprong sampai sekarang. Sebelum acara ditutup, maka yang terakhir dibacakan
adalah doa oleh tokoh agama. Dalam kesempatan itu, ia sekaligus memberikan nama
kepada dua pedukuhan tadi menjadi satu desa.

“Wahai kaumku, sesuai hasil yang kita capai sekarang, maka tercapailah apa
yang menjadi idaman-idaman kita bersama membuat bendungan ini, maka dengan
demikian bila sewaktu-waktu nanti ramai-ramainya zaman, maka desa ini saya beri
nama Kedung Gandang, yang artinya sebuah kedung yang ditanami seorang tandak
sedang gandang (menari).

Selanjutnya, untuk mempermudah sebutannya maka Kedung Gandang ini

6|KecamatanKedungkandang
dikenal dengan sebutan Kedungkandang. Demikianlah cerita singkat asal-usul
terjadinya nama desa Kedungkandang sampai saat ini.

7|KecamatanKedungkandang
B. GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI

Geografis

Secara geografis, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang terletak antara


112036’14” – 112040’42” Bujur Timur dan 077036’38” – 008001’57” Lintang Selatan.
Kecamatan Kedungkandang terletak pada ketinggian 440 – 460 meter di atas
permukaan laut (dpl). Di sebelah timur wilayah Kecamatan Kedungkandang terdapat
daerah perbukitan Gunung Buring yang memanjang dari utara ke selatan yang meliputi
Kelurahan Cemorokandang, Kelurahan Madyopuro, Kelurahan Lesanpuro, Kelurahan
Kedungkandang, Kelurahan Buring, Kelurahan Wonokoyo, Kelurahan Tlogowaru dan
Kelurahan Cemorokandang. Luas wilayah Kecamatan Kedungkandang adalah 3.989 Ha
atau 39,89 Km2 dengan batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Kecamatan Pakis Kabupaten Malang


• Sebelah Timur : Kecamatan Tumpang dan Kecamatan Tajinan Kabupaten
Malang
• Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang
• Sebelah Barat : Kecamatan Sukun, Kecamatan Klojen dan Kecamatan Blimbing
Kota Malang

Jenis Tanah

Di wilayah Kecamatan Kedungkandang, jenis tanahnya adalah tanah aluvial


kelabu kehitaman dan asosiasi latosol coklat. Kedua jenis tanah ini merupakan hasil
gunung api kwarter muda. Ciri kedua jenis tanah tersebut adalah :

Aluvial kelabu kehitaman

• Kestabilan landasan cukup tinggi;


• Sifat kelulusan air kecil;
• Pondasi bangunan berat perlu penelitian, untuk yang ringan dapat langsung
ditempatkan dengan kedalaman 0 – 3 meter;

8|KecamatanKedungkandang
• Kepekaan terhadap segala alam kecil – sedang.
Asosiasi latosol coklat
• Warna kemerahan dan merupakan clay humus;
• Kestabilan landasan sedang;
• Pondasi bangunan berat perlu penelitian, untuk yang ringan dapat langsung
ditempatkan dengan kedalaman 3 – 10 meter;
• Kepekaan terhadap gejala alam kecil – sedang.

Hidrologi
Di wilayah Kecamatan Kedungkandang mengalir 3 sungai yaitu:

• Sungai Brantas

Debit air rata-rata maksimum 20.160 m3/detik dan dengan debit rata-rata minimum
8.181 m3/detik, arus air kuat pada musim penghujan dan lemah pada musim kemarau
dengan kedalaman air rata-rata 4 meter.

• Sungai Bango

Debit air rata-rata maksimum 16.240 m3/detik dan dengan debit rata-rata minimum
11.342 m3/detik, arus air kuat pada musim penghujan dan lemah pada musim kemarau
dengan kedalaman air rata-rata 6 meter.

• Sungai Amprong

Debit air rata-rata maksimum 10.261 m3/detik dan dengan debit rata-rata minimum
7.011 m3/detik, arus air kuat pada musim penghujan dan lemah pada musim kemarau
dengan kedalaman air rata-rata 4 meter.

9|KecamatanKedungkandang
Iklim

Iklim di Kecamatan Kedungkandang merupakan iklim tropis dengan suhu rata-


rata mencapai 24° 08’ C kelembaban 7,26 %. Curah hujan rata-rata pertahun mencapai
2.279 mm, dengan rata — rata terendah bulan Agustus dan tertinggi bulan Januari.
Sedangkan kelembaban udara rata-rata 73 % dengan jumlah hari hujan terbanyak (19
hari) pada bulan Agustus dan terendah (0 hari) pada bulan Januari.

Wilayah Kecamatan Kedungkandang memiliki suhu yang relatif sama dengan


Kecamatan lainnya yang ada di Kota Malang, yaitu :

• Pada bulan Desember – Mei pada siang hari antara 20°C – 25°C
• Pada bulan Juni – Agustus pada siang hari antara 20°C – 28°C
• Pada bulan September – November pada siang hari antara 24°C – 28°C

Demografi

Jumlah Penduduk di wilayah Kecamatan Kedungkandang (Januari 2018) adalah


192.625 jiwa, terbagi menurut jenis kelamin Laki-laki 96.436 jiwa dan Perempuan
96.189 jiwa. Dengan luas wilayah Kecamatan Kedungkandang 39,89 Km2, kepadatan
penduduk Kecamatan Kedungkandang adalah 76.742 jiwa/km2.

Perekonomian

Untuk fasilitas perekonomian wilayah Kecamatan Kedungkandang terdapat 6


pasar permanen , yang mana 1 pasar belum beroperasi secara maksimal ( pasar
Tlogowaru ) degan jumlah pedagang yang dibedak sebanyak 420 orang, pedagang
emperan sebanyak 888 orang sedangkan PKL sebanyak 867 orang.

10 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Pertanian

Potensi pertanian di Kecamatan Kedungkandang masih cukup besar, hal tersebut


dapat diketahui dari jumlah lahan pertanian di Kecamatan Kedungkandang yang seluas
kurang lebih 1.898 Ha atau 48% dari luas wilayah Kecamatan yaitu 3.989 Ha. Jumlah
Lahan pertanian tersebut terdiri dari 2 jenis yaitu Sawah seluas 604 Ha dan Tegal Seluas
1.294 Ha.

Pendidikan

Di wilayah Kecamatan pada Tahun 2007 sudah dibangun sebuah sekolah TK


dan SDN Nasional yang bertaraf Internasional. Dimana sekolahan tersebut berada di
wilayah Kelurahan Tlogowaru, Sedangkan sejak tahun 2009 di wilayah kelurahan
Bumiayu sudah didirikan Universitas Terbuka Malang dan Universitas Negeri Malang
Program PGSD ada di Kelurahan Madyopuro. Sehingga di wilayah Kecamatan
Kedungkandang terdapat 2 Perguruan Tinggi Negeri dan 4 perguruan tinggi swasta.

Kesehatan

Fasilitas daerah dibidang kesehatan yang ada di wilayah Kecamatan


Kedungkandang antara lain: RSUD Kota Malang (Kelurahan Bumiayu), Puskesmas
Kedungkandang (Kelurahan Kedungkandang), Puskesmas Gribig (Kelurahan
Madyopuro), Puskesmas Arjowinangun (Kelurahan Arjowinangun), Puskesmas
Pembantu, Rumah Sakit Panti Nirmala (Kelurahan Kotalama), RSIA Refa Husada
(Kelurahan Tlogowaru), dan beberapa klinik, praktek dokter lainnya.

Olah raga

Fasilitas daerah dibidang kesehatan yang ada di wilayah Kecamatan


Kedungkandang antara lain: Gelanggang Olah Raga (GOR) Ken Arok (Kelurahan
Buring), Velodrome (Kelurahan Madyopuro), dan fasilitas olah raga lainnya seperti
lapangan sepak bola, badminton, dan lainnya.

11 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
C. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

PENJELASAN PEMERINTAHAN

1. Rukun Tetangga (RT) adalah lembaga yang dibentuk melalui musyarawah


masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintah dan kemasyarakatan
yang ditetapkan oleh (pemerintah desa) kepala desa/lurah.
2. Rukun Warga (RW) bagian dari wilayah kerja kepala desa/lurah dan merupakan
lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT (dan atau pemilihan)
di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh (pemerintah desa atau kelurahan)
kepala desa atau lurah.
3. Desa adalah suatu wilayah yang ditempati sejumlah penduduk sebagai kesatuan
masyarakat yang ada di dalamnya merupakan kesatuan hukum yang memiliki
organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat, dan berhak
menyelengggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
4. Kelurahan adalah sebuah daerah administratif di wilayah indonesia yang berada
di bawah wilayah tingkat kecamatan dan dipimpin oleh seorang Lurah ataupun
Kepala Desa.
5. Pegawai Negeri Sipil adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diberikan tugas dalam
suatu jabatan negeri, atau diberikan tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Golongan 1 (Juru) merupakan jenjang kepangkatan untk PNS golongan I/A
sampai I/D. Golongan ini ditempati orang-orang dengan pendidikan formal
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, atau sederajat. Pekerjaan pekerjaan
di golongan I membutuhkan kemampuan dasar dan belum menuntut suatu
ketrampilan di bidang ilmu tertentu. Dapat dikatakan bahwa juru merupakan
pelaksana pembantu dalam bagian kegiatan yang menjadi tanggungjawab
jenjang kepangkatan di atasnya.
7. Golongan II (Pengatur) merupakan jenjang kepangkatan untuk PNS golongan
II/A sampai II/D dengan sebutan secara berjenjang: pengatur muda, pengatur

12 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
muda tingkat I, pengatur, dan pengatur tingkat I. Pengatur adalah orang yang
melaksanakan langkah-langkah realisasi suatu kegiatan dalam suatu instansi.
Golongan ini ditempati oleh orang-orang dengan pendidikan formal jenjang
sekolah menengah atas hingga Diploma III, atau sederajat. Pekerjaan-pekerjaan
di tingkat kepangkatan pengatur sudah mulai menuntut suatu ketrampilan di
bidang ilmu tertentu.
8. Golongan III (Penata) merupakan jenjang kepangkatan untuk PNS golongan
III/Asampai III/D dengan sebutan secara berjenjang: Panata muda, penata muda
tingkat I, penata, dan penata tingkat I. Golongan ini ditempati oleh orang dengan
pendidikan formal jenjang SI atau Diploma IV ke atas, atau yang setingkat.
Dapat diasumsikan bahwa pekerjaan di tingkat ini sudah mulai menuntut suatu
keahlian di bidang ilmu tertentu dengan lingkup pemahaman kaidah ilmu yang
yang telah mendalam.
9. Golongan IV (pembina) merupakan jenjang kepangkatan untuk PNS golongan
IV/A sampai IVD dengan sebutan secara berjenjang : pembina muda, pembina
tingkat I, Pembina utama muda, dan pembina utama. Sebagai jenjang tertinggi,
kepangkatan ini diperoleh setelah melalui suatu perjalanan karir yang panjang
sebagai PNS. Pekerjaan pada kelompok kepangkatan Pembina tidak hanya
menuntut keahlian di bidang ilmu tertentu, namun juga menuntut kematangan
dan kearifan kerja yang sudah diperolehsepanjang masa kerjanya. Dengan
Demikian, pembina adalah model peran bagi jenjang-jenjang di bawahnya guna
membina dan mengembangkan kekuatan sumber daya untuk kedepannya.
10. Kecamatan adalah sebuah daerah administratif di wilayah indonesia yang berada
di bawah wilayah tingkat II (kabupaten) atau kota, serta terdiri dari beberapa
kelurahan atau desa di dalamnya.

13 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
WILAYAH ADMINITRASI

Nama, Alamat, No telpon Kelurahan di kecamatan kedungkandang.

No KELURAHAN ALAMAT NO TELEPON


1 Arjowinangun Jln Raya Arjowinangun 12 751010
2 Tlogowaru Jln Raya Tlogowaru 119 752808
3 Wonokoyo Jln Raya Sekarputih 11 751329

4 Bumiayu Jln Kyai Parseh Jaya 35 751034

5 Buring Jln Raya Puncak Buring Indah 751591


6 Mergosono Jln Kol Sugiono V/372 335728
7 KotaLama Jln Kebalen Wetan 5A 325814

8 Kedungkandang jln Ki Ageng Gribig 12 710159

9 Sawojajar Jln Sawojajar 45 715953


10 Madyopuro Jln Raya Madyopuro 40 711538

11 Lesanpuro Jln Ki Ageng Gribig 3 711564


12 Cemorokandang Jln Cemorokandang 1 711839

Sumber : Kantor Kecamatan Kedungkandang

14 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Jumlah Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga menurut kelurahan di Kecamatan
Kedungkandang:

No Nama Kelurahan Jumlah Rukun Warga Jumlah Rukun


(RW) Tetangga (RT)
1 Arjowinangun 10 64
2 Tlogowaru 8 37
3 Wonokoyo 5 27
4 Bumiayu 6 56
5 Buring 9 47
6 Mergosono 6 77
7 KotaLama 11 141
8 Kedungkandang 7 49
9 Sawojajar 16 120

10 Madyopuro 17 123
11 Lesanpuro 11 94
12 Cemorokandang 11 63
Kecamatan Kedungkandang 117 898
Sumber: Kantor Kecamatan Kedungkandang

APARATUR SIPIL NEGARA


Jumlah Aparatur Sipil Negara di Kantor Kelurahan dan Kantor Kecamatan menurut
Jenis Kelamin di Kecamatan Kedungkandang:

Jenis Kelamin
Kelurahan/Kecamatan Lelaki Perempuan Jumlah
(L+P)
Arjowinangun 6 3 9
Tlogowaru 5 5 10
Wonokoyo 6 3 9
Bumiayu 7 3 10
Buring 3 4 7
15 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Mergosono 5 4 9
KotaLama 5 4 9

Kedungkandang 5 4 9

Sawojajar 5 4 9

Madyopuro 4 5 9

Lesanpuro 6 3 9

Cemorokandang 6 5 11
Kecamatan Kedungkandang 22 6 28

Jumlah 85 53 138

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang

Jumlah Aparatur Sipil Negara di Kantor Kelurahan dan Kantor Kecamatan Menurut
Golongan di Kecamatan Kedungkandang :

Golongan
Kelurahan/Kecamatan I II III IV
Arjowinangun - 5 4 1
Tlogowaru 2 7 5 -
Wonokoyo - 4 4 1
Bumiayu 2 2 5 -
Buring - 2 5 -
Mergosono - 4 5 -
KotaLama 2 3 4 1
Kedungkandang - 4 5 1
Sawojajar - 2 6 -
Madyopuro - 2 7 -
Lesanpuro - 4 3 2
Cemorokandang - 2 8 1
Kecamatan Kedungkandang ... ... ... ...
Jumlah 6 37 57 6
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang

16 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
D. KELURAHAN DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG

Kecamatan Kedungkandang memiliki 12 kelurahan, yaitu :

1. Kelurahan Arjowinangun dengan kode pos 65132


2. Kelurahan Bumiayu dengan kode pos 65135
3. Kelurahan Buring dengan kode pos 65136
4. Kelurahan Cemorokandang dengan kode pos 65138
5. Kelurahan Kedungkandang dengan kode pos 65137
6. Kelurahan Kotalama dengan kode pos 65136
7. Kelurahan Lesanpuro dengan kode pos 65138
8. Kelurahan Madyopuro dengan kode pos 65138
9. Kelurahan Mergosono dengan kode pos 65134
10. Klurahan Sawojajar dengan kode pos 65139
17 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
11. Kelurahan Tlogowaru dengan kode pos 65133
12. Kelurahan Wonokoyo dengan kode pos 65135

18 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
1. KELURAHAN ARJOWINANGUN

Kelurahan Arjowinangun merupakan kelurahan yang terletak di wilayah


Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Kelurahan ini terdiri dari 9 RW dan 59 RT,
kelurahan ini dulunya termasuk wilayah kecamatan Tajinan, kabupaten Malang
berdasarkan PP RI No.15 Tahun 1987 tentang perluasan wilayah Kota Malang kawasan
ini dulu bergabung dengan kelurahan Kedungkandang Kota Malang. Keputusan itu
sekaligus menjadikan Arjowinangun sebagai batas wilayah paling selatan kota Malang.

Secara administratif, kelurahan Arjowinangun dikelilingi oleh kelurahan


lainnya yang ada di kota Malang. Di sebelah utara kelurahan Arjowinangun berbatasan
langsung dengan kelurahan Bumiayu, kecamatan kedungkandang. Sedangkan sebelah
timur kelurahan ini berbatasan langsung dengan kelurahan Tlogowaru, kecamatan
kedungkandang. Sementara sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Tajinan,
kabupaten Malang lalu di sebelah barat kelurahan ini berbatasan dengan kelurahan
Kebonsari dan kelurahan Gadang, kecamatan Sukun serta kecamatan Pakisaji kabupaten
Malang. Arjowinangun dipimpin oleh seorang Lurah dalam mengemban tugas sehari-
hari Lurah dibantu oleh staf dengan jumlah personel 10 orang. Untuk mengurus
administrasi kependudukan warga setempat bisa dapat ke kantor kelurahan
Arjowinangun yang beralamat di Jl. Raya Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang
Kota Malang.

Destinasi wisata di Kelurahan Arjowinangun

Kampung Coklat
19 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Kampung coklat adalah salah satu kampung yang unik dan memiliki tema yang
spesifik kampung yang terletak di Kelurahan Arjowinangun ini adalah surganya pecinta
coklat di sini wisatawan akan dimanjakaan tidak hanya coklat dalam bentuk olahan jadi
saja namun juga pemandangan pohon dengan buah-buahan coklat yang sangat jarang
ditemui di kota-kota lain dan juga bisa menyaksikan acara siraman dimana
penduduknya menggunakan baju coklat saat menikah.

20 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
2. KELURAHAN BUMIAYU

Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang merupakan


kelurahan yang terletak di wilayah Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Kelurahan ini terdiri dari enam RW (Rukun Warga) dan 56 RT (Rukun
Tetangga).Kelurahan Bumiayu memiliki ketinggian rata-rata 440 – 660 m dari
permukaan air laut, dengan luas wilayah kurang lebih 337 m2 dengan suhu udara terdiri
dari daerah dataran rendah dan tinggi, dengan batas-batas wilayah sekitar sebagai
berikut : Secara administratif, Kelurahan Bumiayu dikelilingi oleh kelurahan lainnya
yang ada di Kota Malang. Di sebelah utara, Kelurahan Bumiayu berbatasan langsung
dengan Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang. Sedangkan di sebelah
timur, kelurahan ini berbatasan langsung dengan Kelurahan Buring dan Wonokoyo,
Kecamatan Kedungkandang. Di sebelah selatan, Kelurahan Bumiayu juga berbatasan
dengan Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Sukun. Lalu, di sebelah barat, kelurahan
ini berbatasan dengan Kelurahan Gadang, Kecamatan Sukun.

Bumiayu dipimpin oleh seorang Lurah. Dalam mengemban tugasnya sehari-hari,


Lurah Bumiayu dibantu oleh staf dengan jumlah personel 10 orang. Untuk mengurus
administrasi kependudukan, warga setempat bisa datang ke Kantor Kelurahan Bumiayu
yang beralamatkan di Jl. Kyai Parseh Jaya, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya, Kelurahan Bumiayu


memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi
masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga
masyarakat, hingga pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi
21 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
sosial kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan, PSM
(Pekerja Sosial Masyarakat), Dll

Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di Jawa
Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Bumiayu. Salah satu sekolah yang
punya nama di kelurahan ini adalah SMP Negeri 7 Malang.

Kelurahan ini memiliki Pasar Kaget yang biasa digelar pada Sabtu Malang dan
Minggu Pagi di Jalan Kembar. Pasar ini selalu ramai, tak hanya dikunjungi oleh warga
setempat, bahkan dari warga luar Kelurahan Bumiayu. Bisa dibilang, pasar ini menjadi
pesaing Pasar Minggu yang ada di Stadion Gajayana Malang.

Jalan Kyai Perseh Jaya

Kiai Parseh sendiri bukan nama asli


dari pahlawan yang namanya sudah
terkenal di kelurahan Bumiayu, melainkan
hanya julukan saja. Kiai seperti nama alim
ulama, lumrahnya masyarakat -jawa pada
umumnya dan malang pada khususnya-
menyebut orang yang berpengaruh dengan
nama kiai. Sedangkan Parseh berasal
berasal dari bahasa Madura yang memiliki arti tunas.

Kenapa ada comotan nama Madura yang melekat pada julukan Kiai Abdul
Qodir? Karena memang Kiai Abdul Qodir alias Kiai Parseh berasal dari sana. Ada
sebuah titah dari guru beliau untuk berdakwah di luar Madura. Maka sampailah beliau
pada daerah Budengan (yang saat ini bernama Bumiayu). Dan lambat laun warga
Budengan menyebut beliau sebagai Parseh. Awalnya daerah Budengan ini masih belum
ada. Maka Kiai Parseh melakukan babat alas di daerah ini. Setelah itu di bangunlah
pondok pesantren untuk sarana para warga menuntut ilmu agama. Lambat laun
pesantren yang dibangun oleh beliau menjadi terkenal. Banyak pemuda pemudi uang
menuntut ilmu di pesantren yang kini berada di dekat pasar Gadang tersebut.

22 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
3. KELURAHAN BURING

Kelurahan Buring termasuk dalam wilayah Kecamatan Kedungkandang Kota


Malang yang terbagi menjadi 9 (sembilan) Rukun Warga / RW dan 47 (Empat puluh
tujuh ) Rukun Tetangga /RT dengan penduduk pada Bulan Mei 2019 berjumlah kurang
lebih 16.226 orang, terdiri dari 8.134 laki-laki dan 8.092 orang perempuan, dengan
jumlah Kepala Keluarga sebanyak 5062 KK. Mayoritas penduduknya dengan mata
pencaharian di sektor pertanian, peternakan dan buruh.

Batas wilayah Kelurahan Buring yang memiliki luas ± 510 hektar, dan berada
pada ketinggian ± 440 meter dari permukaan laut, berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kelurahan Kedungkandang


Sebelah Selatan : Kelurahan Wonokoyo
Sebelah Barat : Kelurahan Bumiayu / Kelurahan Kotalama
Sebelah Timur : Desa Ngingit / Desa Kidal Kabupaten Malang
Wilayah Kelurahan Buring Kecamatan Kedungkandang yang mempunyai luas ±
510 hektar terdiri dari tanah sawah 32 hektar, dan luas lahan kering 477,7 hektar atau
93,6 %. Lahan kering tersebut merupakan sentra komoditi tanaman pangan terutama ubi
kayu, jagung, hortikultura dan tebu.

Kondisi sosial ekonomi terkait Kepala Rumah Tangga Sasaran/Miskin tercatat


436 KK dari jumlah KK seluruhnya : 5062 KK atau 0,86 % yang mayoritas
penduduknya mata pencahariannya sebagai petani dan buruh, dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan skala prioritas yang diutamakan adalah kebutuhan dasar
masyarakat terutama ketersediaan air bersih dan juga masih banyaknya ditemukan
bangunan rumah tangga sasaran / miskin yang lantainya masih tanah ± 370 KK yang
kurang sehat / kurang layak sebagai tempat tinggal, secara tidak langsung akan
23 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
berdampak terhadap kualitas SDM.

Mata pencaharian sebagian besar penduduk hanya sebagai petani/pekebun


pengarap belum bisa mengentaskan mereka dari kemiskinan, sehingga Kepala Rumah
Tangga Sasaran/ Miskin tercatat masih tinggi akibat dari pendapatan mereka yang
rendah.

Keterbatasan air bersih dalam pemenuhan kebutuhan air dimana jaringan pipa
PDAM yang belum menjangkau daerah pelosok, mengakibatkan masyarakat
memanfaatkan air hujan. Hal ini mengakibatkan berbagai persoalan kesehatan
mengingat air hujan yang dimanfaatkan tersebut jauh dari kata layak dan sehat.

Masih rendahnya kesadaran masyarakat, terutama masyarakat yang bertempat


tinggal di pinggir Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu masih rendahnya kesadaran untuk
tidak membuang sampah ke sungai, yang berdampak negative terhadap kesehatan
maupun bencana banjir.

Program bedah rumah telah terlaksana di Kelurahan Buring dari dana dari
Instansi terkait,namun karena masih banyaknya rumah warga dengan kondisi yang
memperihatinkan maka program bedah rumah masih diperlukan kelanjutannya.

POTENSI

Potensi merupakan suatu keadaan yang terdapat pada suatu daerah dimana
keadaan tersebut dapat dikembangkan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat dan terhadap daerah itu sendiri. Kelurahan Buring memiliki banyak potensi
yang dapat dikembangkan, baik potensi fisik maupun non fisik. Potensi-potensi tersebut
dapat dikembangkan dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
Kelurahan Buring. Potensi yang ada di Kelurahan Buring antara lain berupa potensi
kegiatan keagamaan , alam, potensi ekonomi, potensi sosial budaya, dan potensi
kelembagaan.

24 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Potensi Kegiatan Keagamaan Masyarakat

Salah satu Potensi Kemasyarakatan dan dalam rangka perwujudan misi


Pemerintah Kota Malang yaitu Terwujudnya masyarakat yang religious dan toleran
adalah kondisi yang harus terwujudkan sepanjang 2019-2024. Sejalan dengan hal
tersebut mayoritas penduduk Kelurahan Buring beragama Islam sehingga kegiatan
keagamaan warga berjalan dengan baik dalam rangka menjalin ukhuwah islamiyah.
Kegiatan keagamaam tersebut antara lain Jamaah Tahlil, Jamaah Diba , Jamaah
Istighosah. Kegiatan tersebut diperlukan dalam rangka peningkatan kualitas keagamaan
dan pada dasarnya menciptakan ketertiban masyarakat.

Potensi tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan masyarakat.


Peran tokoh agama dan Pondok Pesantren sangat besar dan melekat di setiap sendi-
sendi kehidupan bermasyarakat penduduk Kelurahan Buring.

Potensi Alam

Potensi alam merupakan suatu potensi fisik dasar yang dimiliki suatu wilayah
atau kawasan. Potensi-potensi alam yang dimiliki Kelurahan Buring, antara lain:
Topografi

Kondisi tanah di Kelurahan Buring termasuk dataran tinggi yang subur sehingga
baik digunakan sebagai ruang terbuka hijau dan untuk lahan pertanian dan perladangan.
Tanaman-tanaman pertanian/ladang seperti ketela pohon, jagung, dan tebu dapat
berkembang dengan baik sehingga sebagian besar pendapatan masyarakat desa
diperoleh dari sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi tanah yang subur di
Kelurahan Buring dapat membuka peluang sebagai salah satu kawasan hutan kota /
kawasan terbuka hijau

Potensi ekonomi

Potensi ekonomi merupakan potensi yang dimiliki penduduk desa dari hasil
sektor mata pencaharian. Potensi ekonomi yang terdapat di Kelurahan Buring yaitu
sebagai berikut.
25 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
a. Komoditas pertanian

Sebagai desa yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa tanaman bambu.
Di Kelurahan Buring telah terbentuk kelompok pengrajin tusuk sate binaan Dinas
Perindag Kota Malang yang telah berjalan dan dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat serta mengurangi pengangguran yang ada. Komoditas pertanian lain yang
ada di Kelurahan Buring meliputi Ketela pohon, tebu, dan jagung. Komoditas-
komoditas tersebut dipasarakan di pasar-pasar terdekat sehingga untuk penyaluran hasil-
hasil produksi pertanian tidak membutuhkan biaya yang lebih untuk transportasi. Dari
hasil penjualan komoditas tersebut sebagian digunakan sebagai kebutuhan pangan
rumah tangga dan sebagian dikonsumsi sendiri oleh masyarakat.

b. Komoditas Non Pertanian

Komoditas Non Pertanian banyak dihasilkan oleh UKM/UMKM yang ada di


Kelurahan Buring antara lain Konveksi, Pembuatan Jaket Kulit, Pembuatan Bantal,
Kerajinan Glass Painting.

Salah satu komoditas non pertanian lain sebagai potensi kelurahan Buring
adalah Rumah Seni Yagasu . Rumah Seni Yagasu yang berada di Kelurahan Buring
Kota Malang menggali kekayaan nusantara yang salah satunya adalah melalui batik
organik dengan memanfaatkan berbagai macam bahan pewarna alami yang digunakan
untuk batik organik diantaranya kulit kayu mahoni, akar mengkudu, secang, tenggeran,
kayu wangi, dan lain-lain. Selain memproduksi batik, Rumah Seni Yagasu juga
menyediakan program pelatihan keterampilan bagi masyarakat,

Potensi Sosial Budaya

Kelurahan Buring memiliki beberapa beberapa kelompok kesenian yaitu


Kesenian Sakera dan Kesenian Terbang Jidor . Dengan adanya kesenian tersebut
wilayah Kelurahan Buring memiliki peluang untuk dikembangkan sebagai wisata
budaya, sehingga dapat meningkatkan pendapatan Kelurahan Buring dan masyarakat
sekitar.

26 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Potensi Kelembagaan

Potensi kelembagaan yang terdapat di Kelurahan Buring yaitu sebagai


berikut.Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan ( LPMK )

Badan Keswadayaan Masyarakat( BKM)


Pengerak dan Kader PKK
Karang Taruna
Forum Anak
Posyandu

27 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
4. KELURAHAN CEMOROKANDANG

Kelurahan Cemorokandang merupakan kelurahan yang terletak di wilayah


Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Kelurahan ini terdiri dari 11 RW (Rukun
Warga) dan 61 RT (Rukun Tetangga). Secara administratif, Kelurahan Cemorokandang
dikelilingi oleh kelurahan lainnya yang ada di Kota Malang. Di sebelah utara,
Kelurahan Cemorokandang berbatasan langsung dengan Kecamatan Pakis, Kabupaten
Malang. Di sebelah timur, kelurahan ini juga berbatasan langsung dengan Kecamatan
Pakis, Kabupaten Malang. Di sebelah selatan, Kelurahan Cemorokandang berbatasan
dengan Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Lalu, di sebelah barat, kelurahan ini
berbatasan dengan Kelurahan Madyopuro dan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang.

Cemorokandang dipimpin oleh seorang Lurah. Dalam mengemban tugasnya


sehari-hari, Lurah Cemorokandang dibantu oleh staf dengan jumlah personel 10 orang.
Untuk mengurus administrasi kependudukan, warga setempat bisa datang ke Kantor
Kelurahan Cemorokandang yang beralamatkan di Jl. Raya Cemorokandang, Kecamatan
Kedungkandang, Kota Malang 65138.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya, Kelurahan


Cemorokandang memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan, kesehatan
masyarakat, ekonomi masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat,
pemerintahan, lembaga masyarakat, hingga pemberdayaan kesejahteraan keluarga.
Selain itu, ada organisasi sosial kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda,
kader lingkungan, PSM (Pekerja Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok
Tani dan Nelayan), KKB (Kader Keluarga Berencana), BKB (Bina Keluarga Balita),

28 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
WKSBM (Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat), Tokoh Masyarakat,
Gerdu Taskin, PLKB, Dasawisma, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin,
Satgas Linmas, dan lain-lain.

Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di Jawa
Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Cemorokandang. Dua sekolah negeri
yang menjadi andalan kalurahan ini adalah SMK Negeri 9 dan SMP Negeri 22. Sama
seperti kelurahan di sekitarnya, Cemorokandang termasuk dalam kelurahan yang
mengandalkan sektor agrobisnis, mengingat daerah persawahan dan ladang cukup luas
di wilayahnya. Tak heran jika bertani menjadi mata pencaharian utama mayoitas
penduduk Kelurahan Cemorokandang. Sayangnya, kelurahan ini masih masuk dalam
kategori kelurahan tertinggal di Kota Malang.

Visi dan Misi Kelurahan Cemorokandang

VISI : “Terwujudnya Pelayanan Masyarakat yang Prima”

MISI : Mewujudkan pelayanan masyarakat yang berkualitas, transparan dan


akuntabel; Mewujudkan pelaksanaan pembangunan yang berbasis partisipasi
masyarakat.

Letak Geografis

a. Luas Wilayah Kelurahan Cemorokandang 506.881 Hektar.

b. Jarak Pusat Pemerintahan Kelurahan dengan :

1. Kecamatan : 7 km.

2. Kota : 8 km.

3. Provinsi : 100 km.

29 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Batas Wilayah

Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang memiliki ketinggian


rata-rata 449 meter dari permukaan air laut, dengan batas-batas sebagai berikut :

~ Sebelah UTARA : Desa Ampeldento & Desa Sumber Kradenan.

~ Sebelah SELATAN : Kelurahan Lesanpuro & Desa Kambingan.

~ Sebelah TIMUR : Desa Kedungrejo.

~ Sebelah BARAT : Kelurahan Madyopuro.

Demografi

Jumlah Penduduk :

~ Laki-laki : 5.603 jiwa

~ Perempuan : 5.510 jiwa

~ Jumlah : 11.113 jiwa


Jumlah Kepala Keluarga :
~ Laki-laki : 3.512 jiwa

~ Perempuan : 371 jiwa

30 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
5. KELURAHAN KEDUNGKANDANG

Kelurahan Kedungkandang merupakan kelurahan yang terletak di wilayah


Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Sesuai dengan Keputusan Walikota Malang
Nomor 324 Tahun 2005 tentang Kode dan Data Wilayah Administratif Pemerintah Kota
Malang, Kelurahan Kedungkandang memiliki luas 4,23 Km2. Kelurahan ini terdiri dari
tujuh RW (RukunWarga) dan 49 RT (RukunTetangga).

Secara administratif, Kelurahan Kedungkandang dikelilingi oleh kelurahan


lainnya yang ada di Kota Malang. Di sebelah utara, Kelurahan Kedungkandang
berbatasan langsung dengan Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang.
Sedangkan di sebelah timur, kelurahan ini juga berbatasan langsung dengan Kelurahan
Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang. Di sebelah selatan, Kelurahan Kedungkandang
berbatasan dengan Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang. Lalu, di sebelah
barat, kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Polehan, Kecamatan Blimbing.

Kedungkandang dipimpin oleh seorang Lurah. Dalam mengem bantugasnya


sehari-hari, Lurah Kedungkandang dibantu oleh staf dengan jumlah personel 10 orang.
Untuk mengurus administrasi kependudukan, warga setempat bisadatang ke Kantor
Kelurahan Kedungkandang yang beralamatkan di Jl. Ki Ageng Gribig No. 12,
Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang 65137. Untuk informasi lebih lanjut bisa
menghubungi nomor telepon kantor 0341-352920, mengirimkan faks ke 0341-352920,
mengirimkan email ke kel-kedungkandang@malangkota.go.id, atau melihat laman
resminya di http://kelkedungkandang.malangkota.go.id

Dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya, Kelurahan Kedungkandang


31 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi
masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga
masyarakat, hingga pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi
sosial kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan, PSM
(Pekerja Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan), KKB
(Kader Keluarga Berencana), BKB (Bina Keluarga Balita), WKSBM (Wahana
Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat), Tokoh Masyarakat, Gerdu Taskin, PLKB,
Dasawisma, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas Linmas, dan lain-
lain.

Mayoritas warga Kelurahan Kedungkandang bermatapencaharian sebagai


seorang wiraswastawan dan buruh pabrik atau sejenisnya. Selain memberikan
ketrampilan kepada masyarakatnya, kegiatan kewirausahaan juga menjadi sumber
pendapatan alternatif bagi mereka. Peningkatan ketrampilan masyarakat di bidang
wirausaha ini menjadi tanggung jawab PKK Kelurahan Kedungkandang yang tertuang
dalam program kerjanya.

Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di Jawa
Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Kedungkandang. Total terdapat 18
sekolah negeri maupun swasta mulai dari tingkatan TK, hingga SMA atau yang
sederajat. Selain itu, terdapat pula pendidikan berbasis keagamaan seperti pondok
pesantren. Terdapat dua Ponpes di kelurahan ini, yakni Ponpes Al Munawaroh dan
Ponpes Al Hayatul Islamiyah.

Masyarakat Kelurahan Kedungkandang pun berusaha menciptakan suasana yang


religius di kampung mereka. Nilai-nilai religius ini dapat dilihat dengan banyaknya
mushola dan masjid yang dibangun sebagai tempat ibadah umat Islam. Tak kurang dari
38 mushola dan enam Masjid yang tersebar dari RW I hingga RW VII. Kegiatan jamaah
tahlil dan yasin juga aktif di kelurahan ini. Biasanya kegiatan rutin ini diadakan setiap
malam Jumat di setiap RW. Kegiatan keagamaan lainnya di kelurahan ini adalah latihan
kesenian terbang yang diadakan setiap minggunya.

32 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Luas Wilayah : 4,94 Km2

Jumlah Penduduk : 10.474 Jiwa


Kepadatan Penduduk : 2.120 Jiwa/Km2
Jumlah RT : 49 / Jumlah RW : 7

Kantor Kelurahan

Alamat : Jl. Ki AgengGribig Malang

KodePos 65137

No. Telepon : (0341) 710159

Website : kelkedungkandang.malangkota.go.id

Lurah : ACHMAD IMAM MUJI

Potensi Wisata
Rolak, Destinasi Wisata Kampung Tematik Baru di Kota Malang

Kota Malang memiliki destinasi wisata baru. Konsep wisata kampung tematik tetap diusung
untuk menarik minat wisatawan. Kali ini dilakukan RW 3 Kelurahan Kedungkandang, Kota Malang.
33 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Mereka memperkenalkan Kampung Wisata Rolak. Destinasi wisata ini dikelola Kelompok Sadar Wisata
(Poksarwis) Rolakku Indah Kedungkandang.

Lahan wisata di wilayah irigasi milik Pemprov Jawa Timur itu berada di atas Sungai Amprong
atau biasa dikenal Sungai Rolak. Dulunya merupakan penempatan urugan pasir katel. Namun setelah
mendapatkan persetujuan pengelolaan dari Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur, kini oleh warga RW 3
Kelurahan-Kecamatan Kedungkandang Malang, disulap menjadi lokasi wisata.

Ketua Pokdarwis Rolakku Indah Kedungkandang, Handono mengatakan, dengan berbagai


kegiatan pelestarian alam, Kampung Wisata Rolak diharapkan dapat menjadi salah satu ikon wisata di
Kota Malang.

34 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
6. KELURAHAN KOTALAMA

Kelurahan Kotalama merupakan kelurahan yang terletak di wilayah Kecamatan


Kedungkandang, Kota Malang. Kelurahan ini terdiri dari 11 RW (Rukun Warga) dan
141 RT (Rukun Tetangga). Sejumlah 80 persen wilayahnya terdiri dari dataran
berombak, sedangkan 20 persen berbukit, khususnya di daerah sekitar DAS (Daerah
Aliran Sungai).

Secara administratif, Kelurahan Kotalama dikelilingi oleh kelurahan lainnya


yang ada di Kota Malang. Di sebelah utara, Kelurahan Kotalama berbatasan langsung
dengan Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing. Sedangkan di sebelah timur,
kelurahan ini juga berbatasan langsung dengan Kelurahan Buring, Kecamatan
Kedungkandang. Di sebelah selatan, Kelurahan Kotalama berbatasan dengan Kelurahan
Mergosono, Kecamatan Kedungkandang. Lalu, di sebelah barat, kelurahan ini
berbatasan dengan Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen.

Kotalama dipimpin oleh seorang Lurah. Dalam mengemban tugasnya sehari-


hari, Lurah Kotalama dibantu oleh staf dengan jumlah personel 10 orang. Untuk
mengurus administrasi kependudukan, warga setempat bisa datang ke Kantor Kelurahan
Kotalama yang beralamatkan di Jl. Kebalen, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang
65136. Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi nomor telepon kantor 0341-
325814, mengirimkan faks ke 0341-325814, mengirimkan email ke kel-
kotalama@malangkota.go.id, atau melihat laman resminya di
http://kelkotalama.malangkota.go.id.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya, Kelurahan Kotalama


memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi
masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga
35 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
masyarakat, hingga pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi
sosial kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan, PSM
(Pekerja Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan), KKB
(Kader Keluarga Berencana), BKB (Bina Keluarga Balita), WKSBM (Wahana
Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat), Tokoh Masyarakat, Gerdu Taskin, PLKB,

Dasawisma, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas Linmas, dan lain-
lain.

Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di Jawa
Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Kotalama. Sayangnya tak banyak
sekolah menengah pertama atau pun menengah atas di wilayah kelurahan ini.

Kotalama juga menjadi nama sebuah stasiun kereta api tertua di Kota Malang,
yakni Stasiun Malang Kotalama. Meski demikian, stasiun tersebut tidak berada di
wilayah administratif Kelurahan Kotalama, melainkan di Kelurahan Ciptomulyo,
Kecamatan Sukun.

Kondisi Umum Kelurahan Kotalama


Letak Geografis Kelurahan Kotalama terletak di bagian timur kota Malang
yang terdiri 80 % dataran dan berombak serta 20 % berbukit khususnya daerah
sekitar DAS .
Batas Wilayah Kelurahan Kotalama Kecamatan Kedungkandang memiliki
ketinggian rata-rata 447 m dari permukaan air laut, dengan batas sbb:
Disebelah Utara : Kelurahan Jodipan Kec.Blimbing Disebelah
Selatan : Kelurahan Mergosono Kec.Kedungkandang Disebelah
Timur : Kelurahan Buring Kec.Kedungkandang Disebelah
Barat : Kelurahan Sukoharjo Kec.Klojen

VISI

Visi Kelurahan Kotalama Kecamatan Kedungkandang Kota Malang adalah


”Terwujudnya Kelurahan Kotalama sebagai Kelurahan yang yang memberikan
Pelayanan Prima AKUNTABLE ”Serta Ramah lingkungan.

36 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
MISI

Misi-misi Kelurahan Kotalama Kecamatan Kedungkandang Kota Malang adalah :

1. Menciptakan Masyarakat yang Makmur, Berbudaya dan Terdidik Berdasarkan


Nilai-nilai Spiritual yang Agamis, Toleran dan Setara (Visi berbudaya, religious-
toleran, terdidik dan aman );
2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik yang Adil;, Terukur dan Akuntabel (
Visi : adil, berbudaya, bersih );
3. Mengembangkan Potensi Daerah Yang Berwawasan Lingkungan Yang
Berkesinambungan, Adil, dan Ekonomis. ( Visi : terkemuka, asri, makmur, adil,
terdidik );

4. Meningkatkan Kualitas Pendidikan Masyarakat Kota Malang Sehingga Bisa


Bersaing di Era Global. ( Visi : terkemuka, terdidik );
5. Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat Kota Malang Baik Fisik, Maupun
Mental Untuk Menjadi Masyarakat yang Produktif. ( Visi : makmur, berbudaya,
adil, religiuds-toleran );
6. Membangun Kota Malang Sebagai Kota Tujuan Wisata Yana Aman, Nyaman,
dan Berbudaya. ( Visi : aman, berbudaya, bersih, terkemuka, makmur dan asri);
7. Mendorong Pelaku Ekonomi Sektor Informal Agar Lebih Produktif Dan
Kompetitif. (Visi: adil, terkemuka, makmur);
8. Mendorong Produktivitas Industri Dan Ekonomi Skala Besar Yang Berdaya
Saing, Etis Dan Berwawasan Lingkungan. (Visi: bersih, berbudaya, makmur,
terkemuka, asri, adil);
9. Mendorong Sistem Transportasi Terpadu Dan Infrastruktur Yang Nyaman
Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat. (Visi: berbudaya, makmur,
adil, terkemuka).

Sekretaris Kelurahan melaksanakan tugas pokok pengelolaan administrasi umum


meliputi penyusunan program, ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian,
urusan rumah tangga, perlengkapan, kehumasan dan kepustakaan serta kearsipan. Untuk
melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sekretaris Kelurahan mempunyai
fungsi :

37 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
1. pelaksanaan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja
(Renja);
2. pelaksanaan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA);
3. penyusunan Penetapan Kinerja (PK);
4. penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP);
5. pelaksanaan dan pembinaan ketatausahaan, ketatalaksanaan dan kearsipan;
6. pengelolaan urusan kehumasan, keprotokolan, dan kepustakaan;
7. pelaksanaan administrasi dan pembinaan kepegawaian;
8. pengelolaan anggaran dan retribusi;
9. pelaksanaan administrasi keuangan dan pembayaran gaji pegawai;
10. pelaksanaan verifikasi Surat Pertanggungjawaban (SPJ) keuangan;
11. pelaksanaan inventarisasi aset /kekayaan daerah yang ada di Kelurahan;
12. pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan;
13. pelaksanaan fasilitasi pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan/atau
pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang bertujuan
untuk memperbaiki kualitas layanan;
14. penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan
publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah;
15. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
16. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai tugas dan fungsinya.

38 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
7. KELURAHAN LESANPURO

Kelurahan Lesanpuro merupakan kelurahan yang terletak di wilayah Kecamatan


Kedungkandang, Kota Malang. Kelurahan ini terdiri dari 11 RW (Rukun Warga) dan 94
RT (Rukun Tetangga).

Secara administratif, Kelurahan Lesanpuro dikelilingi oleh kelurahan lainnya


yang ada di Kota Malang. Di sebelah utara, Kelurahan Lesanpuro berbatasan langsung
dengan Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang. Sedangkan di sebelah
timur, kelurahan ini berbatasan langsung dengan Kelurahan Cemorokandang, Kelurahan
Kedungkandang. Di sebelah selatan, Kelurahan Lesanpuro berbatasan dengan
Kelurahan Kedungkandang, Kecamatan Kedungkandang. Lalu, di sebelah barat,
kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang.

Lesanpuro dipimpin oleh seorang Lurah. Dalam mengemban tugasnya sehari-


hari, Lurah Lesanpuro dibantu oleh staf dengan jumlah personel 10 orang. Untuk
mengurus administrasi kependudukan, warga setempat bisa datang ke Kantor Kelurahan
Lesanpuro yang beralamatkan di Jl. Ki Ageng Gribig, Kecamatan Kedungkandang,
Kota Malang 65138. Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi nomor telepon
kantor 0341-711564, mengirimkan faks ke 0341-711564, mengirimkan email ke kel-
lesanpuro@malangkota.go.id, atau melihat laman resminya di
http://kellesanpuro.malangkota.go.id.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya, Kelurahan Lesanpuro


memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi
masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga
masyarakat, hingga pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi
sosial kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan, PSM
39 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
(Pekerja Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan), KKB
(Kader Keluarga Berencana), BKB (Bina Keluarga Balita), WKSBM (Wahana
Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat), Tokoh Masyarakat, Gerdu Taskin, PLKB,
Dasawisma, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas Linmas, dan lain-
lain.

Berdasarkan laman resminya, Kelurahan Lesanpuro memiliki luas 354.883


Hektar. Kelurahan ini berada di ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Suhu
udara di kelurahan ini berkisar antara 25 hingga 35 derajat celcius. Sementara curah
hujannya sekitar 180 mm pertahun.

Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di Jawa
Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Lesanpuro. Beberapa sekolah
menengah negeri yang ada di kelurahan ini di antaranya SMA Negeri 10, SMP Negeri
21, dan proyek SMP Negeri Satu Atap.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 8 Tahun 2008 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan, maka Tugas Pokok dan Fungsi
Kelurahan Lesanpuro adalah sebagai berikut dibawah ini :

1. Lurah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan,


pembangunan dan kemasyarakatan.
2. Selain tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Lurah melaksanakan
urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota.
3. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2), Kelurahan mempunyai fungsi :
a. penyusunan dan pelaksanaan Rencana Strategis dan Rencana Kerja;
b. pelaksanaan kegiatan pemerintahan;
c. penyelenggaraan kegiatan peningkatan kesejahteraan masyarakat;
d. pengkoordinasian kegiatan pembangunan;
e. pemberdayaan masyarakat;
f. pelayanan masyarakat;
g. penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;
h. pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan umum;
i. pembinaan lembaga kemasyarakatan;
40 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
j. pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
k. penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP);

l. pelaksanaan fasilitasi pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)


dan/atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik
yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan;
m. pengelolaan pengaduan masyarakat;
n. penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan
publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah;
o. pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program,
ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, rumah tangga,
perlengkapan, kehumasan, kepustakaan dan kearsipan;
p. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;

4. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Struktur organisasi Kelurahan, terdiri dari :

a. Lurah;
b. Sekretaris Kelurahan;
c. Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Umum;
d. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan;
e. Seksi Kesejahteraan Masyarakat;

41 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
8. KELURAHAN MADYOPURO

Kelurahan Madyopuro merupakan kelurahan yang terletak di wilayah


Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Kelurahan ini terdiri dari 15 RW (Rukun
Warga) dan 108 RT (Rukun Tetangga).

Secara administratif, Kelurahan Madyopuro dikelilingi oleh kelurahan lainnya


yang ada di Kota Malang. Di sebelah utara, Kelurahan Madyopuro berbatasan langsung
dengan Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang. Sedangkan di sebelah timur,
kelurahan ini berbatasan langsung dengan Kelurahan Cemorokandang, Kelurahan
Kedungkandang. Di sebelah selatan, Kelurahan Madyopuro berbatasan dengan
Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang. Lalu, di sebelah barat, kelurahan ini
berbatasan dengan Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang.

Madyopuro dipimpin oleh seorang Lurah. Dalam mengemban tugasnya sehari-


hari, Lurah Madyopuro dibantu oleh staf dengan jumlah personel 10 orang. Untuk
mengurus administrasi kependudukan, warga setempat bisa datang ke Kantor Kelurahan
Madyopuro yang beralamatkan di Jl. Raya Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang,
Kota Malang 65138. Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi nomor telepon
kantor 0341-711538, mengirimkan faks ke 0341-711538, mengirimkan email ke kel-
madyopuro@malangkota.go.id, atau melihat laman resminya di
http://kelmadyopuro.malangkota.go.id.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya, Kelurahan Madyopuro


memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi

42 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga
masyarakat, hingga pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi
sosial kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan, PSM
(Pekerja Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan), KKB
(Kader Keluarga Berencana), BKB (Bina Keluarga Balita), WKSBM (Wahana
Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat), Tokoh Masyarakat, Gerdu Taskin, PLKB,
Dasawisma, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas Linmas, dan lain-
lain.

Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di Jawa
Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Madyopuro. Salah satu sekolah
menengah negeri yang menjadi andalan kelurahan ini adalah SMK Negeri 6.

Kelurahan Madyopuro memiliki acara tahunan bernama Ngadipoero Djaman


Bijen. Acara yang konsepnya mirip dengan Malang Tempo Doeloe (MTD) ini digelar di
kawasan Velodrome, Kota Malang pada akhir Maret.

Pada pertengahan 2015 lalu, banyak warga Kelurahan Madyopuro menjadi


orang kaya mendadak. Pasalnya, banyak warga yang mendapat kompensasi lantaran
lahannya masuk dalam program pembangunan Tol Malang-Pandaan (Mapan) oleh
Pemerintah Kota Malang. Pembangunan tol ini menjadi salah satu solusi pemecah
kemacetan di Kota Malang, terutama untuk kawasan pintu masuk dari utara di daerah
Arjosari dan sekitarnya.

43 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
a. Makam Ki Ageng Gribig

Ki Ageng Gribig merupakan


salah satu tokoh yang dipercaya
sebagai salah seorang yang menjadi
cikal bakal berdirinya Kota Malang.
Namanya sempat tersohor di tahun
1600-an. Kompleks makam Ki Ageng
Gribig terletak di jJalan Ki Ageng
Gribig Gang II, Kelurahan
Madyopuro, Kecamatan
Kedungkandang.

Tak hanya makam Ki Ageng Gribig. Dalam kompleks makam tersebut, terdapat
pula makam para bupati Malang yang pernah memerintah pada akhir abad ke-19 hingga

abad ke-20. Salah satunya, terdapat makam R.A.A Notodiningrat, bupati pertama
Malang.

Pada malam-malam tertentu, terutama malam Jumat Legi, selalu saja ada
peziarah yang meramaikan makam tersebut. Berbagai berkah tentu mereka harapkan,
mulai keselamatan, penglarisari, gampang rezeki, hingga kebahagiaan lahir batin.

44 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
9. KELURAHAN MERGOSONO

Kelurahan Mergosono merupakan kelurahan yang terletak di wilayah


Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Kelurahan ini terdiri dari enam RW (Rukun
Warga) dan 77 RT (Rukun Tetangga). Kelurahan Mergosono memiliki luas pemukiman
103,25 Ha, berada pada ketinggian 474 meter di atas permukaan laut dan memiliki suhu
rata-rata 28 derajat celsius tiap harinya. Kelurahan ini dihuni oleh 17.787 jiwa penduduk
yang terbagi menjadi 4.031 KK (Kepala Keluarga).

Secara administratif, Kelurahan Mergosono dikelilingin oleh kelurahan lainnya


yang ada di Kota Malang. Di sebelah utara, Kelurahan Mergosono berbatasan langsung
dengan Kelurahan Kotalama, Kecamatan Kedungkandang. Sedangkan di sebelah timur,
kelurahan ini berbatasan langsung dengan Kelurahan Bumiayu, Kecamatan
Kedungkandang. Di sebelah selatan, Kelurahan Mergosono juga berbatasan dengan
Kelurahan Gadang, Kecamatan Sukun. Lalu, di sebelah barat, kelurahan ini berbatasan
dengan Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun.

Mergosono dipimpin oleh seorang Lurah. Dalam mengemban tugasnya sehari-


hari, Lurah Mergosono dibantu oleh staf dengan jumlah personel 10 orang. Untuk
mengurus administrasi kependudukan, warga setempat bisa datang ke Kantor Kelurahan
Mergosono yang beralamatkan di Jl. Kol Sugiono V, Kecamatan Kedungkandang, Kota
Malang 65134. Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi nomor telepon kantor
0341-352376, mengirimkan faks ke 0341-352376, mengirimkan email ke kel-
mergosono@malangkota.go.id, atau melihat laman resminya
dihttp://kelmergosono.malangkota.go.id.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya, Kelurahan Mergosono

45 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi
masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga
masyarakat, hingga pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi
sosial kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan, PSM
(Pekerja Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan), KKB
(Kader Keluarga Berencana), BKB (Bina Keluarga Balita), WKSBM (Wahana

Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat), Tokoh Masyarakat, Gerdu Taskin, PLKB,


Dasawisma, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas Linmas, dan lain-
lain.

Potensi warga di Kota Malang berhasil digali pada proses penjurian Otonomi
Award Lurah Camat 2018. Salah satunya di Kelurahan Mergosono, Kecamatan
Kedungkandang. Meski masuk daftar kelurahan berpredikat kumuh, kelurahan ini
menyimpan potensi ekonomi yang bisa diandalkan. Yakni, berdirinya kelompok usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Roemah Seroja. UMKM binaan Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Kota Malang ini tengah berkembang dalam empat tahun
belakangan ini.

46 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
10. KELURAHAN SAWOJAJAR

Sawojajar adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Kedungkandang,


Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Kelurahan ini terdiri dari 16 RW (Rukun Warga)
dan 119 RT (Rukun Tetangga). Secara administratif, Kelurahan Sawojajar dikelilingi
oleh kelurahan lainnya yang ada di Kota Malang. Di sebelah utara, Kelurahan Sawojajar
berbatasan langsung dengan Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Sedangkan di sebelah timur, kelurahan ini berbatasan langsung dengan Kelurahan
Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang. Di sebelah selatan, Kelurahan Sawojajar
berbatasan dengan Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang. Lalu, di sebelah
barat, kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Bunulrejo dan Kelurahan
Pandanwangi, Kecamatan Kedungkandang. Sawojajar dipimpin oleh seorang Lurah.
Dalam mengemban tugasnya sehari-hari, Lurah Sawojajar dibantu oleh staf dengan
jumlah personel 10 orang. Untuk mengurus administrasi kependudukan, warga setempat
bisa datang ke Kantor Kelurahan Sawojajar yang beralamatkan di Jl. Raya Sawojajar
No. 45, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang 65139. Untuk informasi lebih lanjut
bisa menghubungi nomor telepon kantor 0341-715953, mengirimkan faks ke 0341-
715953, mengirimkan email ke kel-sawojajar@malangkota.go.id, atau melihat laman
resminya di http://kelsawojajar.malangkota.go.id.

Kelurahan Sawoajar pernah mendapat predikat sebagai kelurahan yang memiliki


website terbaik dalam lomba yang diadakan oleh AIKID. Ditinjau dari tampilannya,
website kelurahan ini memang tampak keren.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya, Kelurahan Sawojajar memiliki


mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi masyarakat,
keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga masyarakat,

47 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
hingga pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi sosial
kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan, PSM (Pekerja
Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan), KKB (Kader
Keluarga Berencana), BKB (Bina Keluarga Balita), WKSBM (Wahana Kesejahteraan
Sosial Berbasis Masyarakat), Tokoh Masyarakat, Gerdu Taskin, PLKB, Dasawisma,
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas Linmas, dan lain-lain.

Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di Jawa
Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Sawojajar. Salah satu sekolah
menengah yang menjadi andalan kalurahan ini adalah SMK Telkom Sandhy Putra.

Warung Budaya, Sawojajar

Berawal dari keprihatinan


tokoh-tokoh budaya yang ada di
Malang tercetuslah warung budaya
di kota Malang digagas oleh
tokoh-tokoh budaya di kota
Malang untuk menyatukan visi
misi dan melestarikan budaya yang
masih kental di masyarakat kota
Malang.

Awak media buktipres.com saat mewawancarai salah satu tokoh yang ada di
Warung Budaya, “Adanya warung budaya bermula dari inisiatif para tokoh budaya
Malang yang prihatin melihat kondisi Malang yang lambat laun melupakan budaya asli
Malang, maka dari situlah kami membuka warung budaya di kota Malang yang berada
di Jl.SAWOJAJAR RUKO WOW Blok SH 2/6, MALANG-JAWA TIMUR”.

Warung budaya menyediakan menu khas Malang, mengenalkan budaya yang


ada di kota Malang dan memberikan edukasih tentang budaya asli Malang. Di warung
budaya juga menyediakan tempat pelatihan dan akan merekrut anak jalanan yang tidak
tersentuh pemerintah untuk lebih baik kedepannya dengan pelatihan agar lebih mandiri,
tidak bergantung ke salah satu pihak.

“Di warung budaya juga sebagai tempat berkumpulnya tokoh-tokoh budaya

48 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Malang untuk menjalin silahturahmi dan tempat sharing budaya yang banyak dilupakan
oleh masyarakat kota Malang, untuk melestarikan kembali tentang budaya yang masih
ada di kota Malang supaya masyarakat dan anak muda di Malang mau bersatu bahwa
pentingya budaya di dalam kehidupan kita sehari-hari “(ujarnya )(yasin/red)

49 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
11. KELURAHAN TLOGOWARU

Kantor Kelurahan Tlogowaru

Alamat : Jl. Kyai Parseh Jaya. Kecamatan Kedungkandang, Malang


Telp/Fax : 0341-751034
Email : kel-tlogowaru@malangkota.go.id
Website : http://keltlogowaru.malangkota.go.id

Profil dan Kondisi Geografis

Kelurahan Tlogowaru adalah salah satu dari 12 kelurahan yang ada di wilayah
Kecamatan Kedungkandang, yang lokasinya berada di sebelah timur selatan memiliki
ketinggian rata-rata 452-660 m dari permukaan laut, dengan luas wilayah kurang lebih

45 km2, Secara administratif, Kelurahan Tlogowaru dikelilingi oleh kelurahan lainnya


yang ada di Kota Malang, yaitu sebagai berikut :
- Sebelah utara, Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang.

- Sebelah timur, kelurahan Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.

- Sebelah selatan, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang

- Sebelah barat, Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang

Kelurahan ini dulunya termasuk wilayah Kecamatan Tajinan, Kabupaten


Malang. Berdasarkan PP RI No. 15 Tahun 1987 tentang perluasan wilayah Kota
Malang, kawasan yang tadinya desa tersebut bergabung dengan Kelurahan
Kedungkandang, Kota Malang. Keputusan itu sekaligus menjadikan Tlogowaru sebagai
50 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
batas wilayah paling selatan Kota Malang.

Kelurahan Tlogowaru terdiri dari daerah ± 20% persawahan dan ±


45% perkebunan/perladangan, ± 25% pemukiman, sedangkan tipologi
penduduknya ± 40 keturunan madura, ± 60% jawa, bahasa sehari-hari yang digunakan
yaitu Jawan dan bahasa Madura. Kelurahan Tlogowaru terdiri dari delapan RW (Rukun
Warga) dan 37 RT (Rukun Tetangga).

ATRAKSI WISATA

KAMPUNG TOPENG

(Liputan6.com/Zainal Arifin)
HTM : Rp. 5.000/orang

b. Wisata Kampung Topeng Malang

Peresmian Kampung Topeng terjadi pada tanggal 14 februari 2017 oleh walikota
Malang yakni bapak Moch. Anton. Hebatnya pengunjung tak sekedar melakukan
berbagai kegiatan berfoto menyenangkan bersama bersama bentuk topeng, melainkan
pengunjung diperkenankan membuat dan mewarnai topeng secara mandiri, tentu
mengasyikkan bukan.

Taman rekreasi kampung Topeng memiliki luas lahan wisata 5.000 hektar
persegi, destinasi wisata ini masih naungan pemerintah daerah kota Malang. Kampung
topeng didirikan melalui program “desa ku menanti” dari kementerian sosial. Ada
setidaknya ada 40 unit rumah yang dibangun dan sebagian besar penghuninya ialah
pedagang kecil, pengemis dan gelandangan.

51 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Sesampai di lokasi wisata, pengunjung akan disambut oleh ratusan topeng yang
beraneka warna dari berbagai karakter yang diletakkan secara berselang-seling,
ditambah lagi beraneka bunga cantik dan juga ada
topeng raksasa memiliki tinggi 7,5 meter dan lebar 5 meter. Dimana kedua topeng
ikonik itu merupakan tokoh pewayangan yaitu Dewi sekartaji dan Asmorobangun.
Cerita menarik Panji Asmorobangun memang sering menjadi tradisi dan seni
masyarakat Malang.

Masuk lebih kedalam wisata kampung Topeng, maka pengunjung akan


mendapati fasilitas omah topeng, anda dapat melakukan kegiatan transaksi membeli
souvenir berbentuk topeng dengan beragam model menarik. Di omah topeng
diperbolehkan membuat hingga mewarnai topeng se-ukuran telapak tangan bayi
menurut kreativitas sendiri.

Tak perlu khawatir mendapatkan informasi destinasi wisata taman topeng,


pasalnya warga setempat telah terlatih menjadi pemandu wisata profesional. Selain
memberikan informasi seputar wisata, pemandu wisata taman topeng memiliki
kewajiban memandu pengunjung yang ingin belajar kreativitas ketika pembuatan
topeng. Menurut informasi yang didapat oleh redaksi datawisata, rencananya di awal
tahun 2018 kalau pengelola wisata akan menambah wahana baru yakni berupa wahana
flying fox(simak juga artikel tempat wisata flying fox).

52 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Keberadaan wisata unik Malang taman
Topeng membuat pengunjung penasaran dan
informasi wisata tersebut mudah tersebar ke
seluruh wilayah. Maka tak heran bila
semakin hari wisata taman Topeng semakin
berbenah dan berkembang, sejumlah fasilitas
wahana permainan terus bertambah, semua
itu demi menjadikan taman topeng sebagai
ikon baru destinasi wisata unik di kabupaten
Malang.
Sebagai mendukung kegiatan sektor pariwisata kampung wisata 100 topeng di
Tlogowaru, pemerintah membina warga
setempat, mulai dari kalangan remaja membuat organisasi kesenian, belajar tari topeng,
hingga ibu-ibu memproduksi beberapa souvenir wisata dan beragam menu wisata
kuliner.

Keberadaan wisata kampung topeng di Malang selain mampu meningkatkan


sektor pariwisata di Malang, tetapi juga meningkatkan sektor ekonomi warga setempat.
Dukungan pemerintah dalam mendukung kegiatan wisata kampung topeng wajib
diberikan apresiasi. Perhatian terhadap masyarakat meningkatkan perekonomian dalam
kemandirian bisa di contoh daerah-daerah lain.

Rute Dan Lokasi Kampung Topeng

Alamat kampung Topeng terletak di desa Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang,


Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Lokasi wisata terletak sekitar 9 kilometer dari alun-
53 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
alun kota Malang. Kemudahan akses jalan pun diberikan setiap wisatawan yang hendak
berwisata di kampung topeng. Bila anda masih bingung berikut datawisata akan memberikan
informasi peta kampung Topeng.

54 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
12. KELURAHAN WONOKOYO

Kelurahan Wonokoyo merupakan kelurahan yang terletak di wilayah Kecamatan


Kedungkandang, Kota Malang. Kelurahan ini terdiri dari lima RW (Rukun Warga) dan
27 RT (Rukun Tetangga).

Letak Geografis

Kelurahan Wonokoyo terletak di wilayah timur Kota Malang dan berada 5 km


dari pusat kota. Wilayah Kelurahan Wonokoyo terletak pada ketinggian 454 meter
diatas permukaan laut dan dengan luas daerah 504 Ha yang terdiri dari 5 RW dan 27
RT. Batas wilayah Kelurahan Wonokoyo, sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kelurahan Buring Kec. Kedungkandang


Sebelah Selatan : Kelurahan Tlogowaru Kec. Kedungkandang
Sebelah Timur : Desa Ngingit Kec.Tumpang Kab. Malang
Sebelah Barat : Kelurahan Bumiayu Kec. Kedungkandang

Secara administratif, Kelurahan Wonokoyo dikelilingi oleh kelurahan lainnya


yang ada di Kota Malang. Di sebelah utara, Kelurahan Wonokoyo berbatasan langsung
dengan Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang. Sedangkan di sebelah timur,
kelurahan ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Di
sebelah selatan, Kelurahan Wonokoyo berbatasan dengan Kelurahan Tlogowaru,
Kecamatan Kedungkandang. Lalu, di sebelah barat, kelurahan ini berbatasan dengan
55 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang.

Wonokoyo dipimpin oleh seorang Lurah. Dalam mengemban tugasnya sehari-


hari, Lurah Wonokoyo dibantu oleh staf dengan jumlah personel 10 orang. Untuk
mengurus administrasi kependudukan, warga setempat bisa datang ke Kantor Kelurahan

Wonokoyo yang beralamatkan di Jl. Kali Anyar No. 1, Kecamatan Kedungkandang,


Kota Malang 65135. Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi nomor telepon
kantor 0341-324529, mengirimkan faks ke 0341-324529, mengirimkan email ke kel-
wonokoyo@malangkota.go.id, atau melihat laman resminya di
http://kelwonokoyo.malangkota.go.id.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya, Kelurahan Wonokoyo


memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi
masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga
masyarakat, hingga pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi
sosial kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan, PSM
(Pekerja Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan), KKB
(Kader Keluarga Berencana), BKB (Bina Keluarga Balita), WKSBM (Wahana
Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat), Tokoh Masyarakat, Gerdu Taskin, PLKB,
Dasawisma, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas Linmas, dan lain-
lain.

Sebagian besar wilayah Kelurahan Wonokoyo didominasi oleh area pertanian,


meliputi sawah, ladang dan kebun. hal ini terlihat adanya lahan pertanian dan
perkebunan yang untuk pendistribusiannya dilakukan sendiri ke Pasar, sehingga selain
berprofesi sebagai Petani sekaligus juga sebagi Pedagang. Tak heran jika sektor
agrobisnis menjadi andalan dari mayoritas warga kelurahan ini.

56 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Tugu monumen Hamid Rusdi Wonokoyo Malang

Malang, Kabarpas.com – Setelah aksi militer


Belanda II yang terjadi ditahun 1949, sistem
wehrkreise diterapkan dalam pelaksanaan aksi
gerilya dan Mayor Hamid Rusdi menjabat sebagai
pemimpin Mobile Gerilya (MG) I.

Setelah terjadi kontak senjata antara pasukan


MG I dan Belanda di daerah Bugis, pasukan
bergerak ke daerah timur Malang. Pada 7 Maret
1949 dua kompi pasukan Belanda mengejar
komando MG I di Desa Sumbersuko, Tajinan.
Pasukan MG I terpaksa menyingkir ke Desa
Baransumber, Tajinan. Di desa ini ditentukan
pemisahan MG I dengan SWK (Subwehrkreise) I dengan susunan komandonya.

Pada pukul 19.00 Komandan MG I Mayor Hamid Rusdi beserta stafnya


bergerak mendekati kota Malang dan tiba di Desa Wonokoyo. Mereka menginap di
rumah penduduk untuk beristirahat. Di rumah pertama ditempati Mayor Hamid Rusdi,

Letda Ismail Effendi, Abdul Razak, dan dua orang pemilik rumah seorang bapak dan
menantunya.Sedangkan di rumah kedua ditempati Kopral Sukarman dan Pak Sarijan.
Setelah larut malam, rumah yang ditempati Mayor Hamid Rusdi dikepung pasukan
Belanda. Mereka berlima dibawa ke tepi sungai dekat Desa Wonokoyo.

Di sini kelima orang tersebut ditembak mati oleh pasukan Belanda. Komandan
Mobil Gerilya I, Komandan Batalyon I Mayor Hamid Rusdi, beserta Letnan Ismail
Effendi, Abdul Razak gugur bersama kedua pemilik rumah. Tanggal 8 Maret 1949
siang hari, kelima pahlawan tersebut dimakamkan di Wonokoyo.

Itu tadi sepenggal kisah perjuangan Mayor Hamid Rusdi yang diceritakan
kembali oleh tim Jelajah Jejak Malang (JJM) saat mengunjungi beberapa monumen
yang ada di Kota Malang.
57 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Tidak banyak warga Malang yang tahu tentang keberadaan Monumen Hamid
Rusdi, bahkan saat tim Bakti Situs dari KNPI Kota Malang dan JJM bertanya kepada
warga sekitar monumen, banyak diantaranya yang tidak tahu kisah perjuangan Mayor
Hamid Rusdi.

Apalagi, Monumen yang berada di Daerah Wonokoyo, Kota Malang tersebut


tampak kurang diperhatikan, kenapa banyak orang yang tidak tahu tentang monumen
ini, mungkin karena letaknya yang masuk kedalam perkampungan dan tidak ada papan
petunjuk untuk kesini, sehingga wajar ya kalau banyak yang tidak tahu. Tidak ada pagar
yang mengitari monumen dengan cat yang sudah mulai luntur. Apalagi informasi yang
tertulis di monumen hanya nama para pejuang tanpa ada cerita singkat tentang
perjuangan Hamid Rusdi, sehingga wajar jika banyak yang tidak tahu sejarah pejuang
dari Malang tersebut.

58 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
DAFTAR PUSTAKA

https://beritalima.com/launching-warung-budaya-kota-malang/

https://buktipers.com/warung-budaya-melestarikan-budaya-malang/

https://cintaihidup.com/15-tempat-wisata-lingkungan-malang-yang-perlu-anda-kunjungi/

https://keckedungkandang.malangkota.go.id/kelurahan/

https://kelcemorokandang.malangkota.go.id/?page_id=155

https://kellesanpuro.malangkota.go.id/

https://malangkota.bps.go.id/publication/2018/09/26/388b95674e0c9a73131857d9/keca
mata n-kedungkandang-dalam-angka-2018.html

https://ngalam.co/2016/04/15/ada-tayub-di-balik-terbentuknya-kelurahan-
kedungkandang/

https://ngalam.co/2016/03/15/profil-kelurahan-arjowinangun-kecamatan-
kedungkandang- kota-malang/
https://ngalam.co/2016/03/16/profil-kelurahan-tlogowaru-kecamatan-kedungkandang-kota-
malang/
https://ngalam.co/2016/03/19/profil-kelurahan-mergosono-kecamatan-kedungkandang-
kota- malang/
https://ngalam.co/2016/03/20/profil-kelurahan-bumiayu-kecamatan-kedungkandang-kota-
malang/
https://ngalam.co/2016/03/26/profil-kelurahan-sawojajar-kecamatan-kedungkandang-kota-
malang/
https://ngalam.co/2016/03/28/profil-kelurahan-cemorokandang-kecamatan-kedungkandang-
kota-malang/
https://ngalam.co/2016/03/29/profil-kelurahan-kedungkandang-kecamatan-kedungkandang-
kota-malang/
https://radarmalang.id/tepis-kampung-kumuh-mergosono-punya-roemah-seroja/
https://www.datawisata.com/kampung-topeng-malang /

iii | P a g e
https://www.google.com/amp/s/i6penyuluhanfapetub2017.wordpress.com/2017/03/16/profil-
desa-wonokoyo/amp/

https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/kabarpaspasuruan/monumen-hamid-
rusdi-di-malang-yang-mulai-terlupakan-1541812301234000350

https://www.kompasiana.com/wisata-kampung-topeng

https://www.lingkarmalang.com/rekam-jejak-kyai-parseh.html

https://www.malangtimes.com/baca/23474/20171221/093659/empat-makam-keramat-di-
malang-yang-dipercaya-bawa-keberkahan 30/12/19 16:50

iv | P a g e

Anda mungkin juga menyukai