Anda di halaman 1dari 14

ETNOGRAFI SUKU SUNDA

KELOMPOK 2 :

 Mega Adinka
 Mutia Nuryani
 Dewi
 Ilham
 Ramadan
 Ahmad suhada
 A. LETAK GEOGRAFIS

Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, yang
mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, dan Lampung. Suku Sunda
merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya 15,41% penduduk Indonesia
merupakan orang Sunda.[1]

Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5o50’ - 7o50’ Lintang Selatan dan 104o48’ -
108o48’ Bujur Timur, dengan batas wilayah : sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa dan Provinsi
DKI Jakarta; sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah; sebelah Selatan berbatasan
dengan Samudra Indonesia; dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Banten.

Luas wilayah Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah daratan seluas 3.710.061,32 hektar dan garis pantai
sepanjang 755,829 km. Daratan Jawa Barat dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam (9,5% dari
total luas wilayah Jawa Barat) terletak di bagian Selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas
permukaan laut (dpl); wilayah lereng bukit yang landai (36,48%) terletak di bagian Tengah dengan
ketinggian 10 - 1.500 m dpl; dan wilayah dataran luas (54,03%) terletak di bagian Utara dengan
ketinggian 0 – 10 m dpl. Tutupan lahan terluas di Jawa Barat berupa kebun campuran (22,89 % dari luas
wilayah Jawa Barat), sawah (20,27%), dan perkebunan (17,41%), sementara hutan primer dan hutan
sekunder di Jawa Barat hanya 15,93% dari seluruh luas wilayah Jawa Barat.

Iklim di Jawa Barat yaitu tropis, dengan suhu rata-rata berkisar antara 17,4 – 30,7°C dan kelembaban
udara antara 73–84%. Data BMKG menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2008, turun hujan selama 1-26
hari setiap bulannya dengan curah hujan antara 3,6 hingga 332,8 mm.

Jawa Barat dialiri 40 sungai dengan wilayah seluas 37.175,97 km2. Jawa Barat juga memiliki
1.267waduk/situdengan potensi air permukaan lebih dari 10.000juta m3.Air permukaan tersebut
dimanfaatkan untuk kebutuhan industri, pertanian, dan air minum.Terdapat peningkatan jumlah
perusahaan yang aktif memanfaatkan air permukaan menjadi 625 perusahaan dari 606 perusahaan pada
tahun 2007.

Secara administratif, Provinsi Jawa Barat terdiri dari 17 kabupaten dan 9 kota; 520 kecamatan; 5.245
desa dan 626 kelurahan.

Ciri utama daratan Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak aktif)
yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung utara Pulau Sulawesi. Daratan dapat
dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas
permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100 1.500 m dpl, wilayah dataran
luas di utara ketinggian 0 . 10 m dpl, dan wilayah aliran sungai.
Berikut ini yang termasuk daerah dari jawa barat adalah :

1. Kota bogor 14. Kab. Karawang

2. Kab. Sukabumi 15. Kab. Bekasi

3. Kab. Cianjur 16. Kab. Bandung Barat

4. Kab. Bandung 17. Kota Bogor

5. Kab. Garut 18. Kota Sukabumi

6. Kab. Tasikmalaya 19. Kota Bandung

7. Kab. Ciamis 20. Kota Cirebon

8. Kab. Kuningan Kab. Cirebon 21. Kota Bekasi

9. Kab. Majalengka 22. Kota Depok

10. Kab. Sumedang 23. Kota Cimahi

11. Kab. Indramayu 24. Kota Tasikmalaya

12. Kab. Subang 25. Kota Banjar

13. Kab. Purwakarta 26. Kab. Lebak

B. KEBUDAYAAN FISIK

* Sistem Religi

Sebagain besar masyarakat suku Sunda menganut agama Islam, namun ada pula yang beragama
kristen, Hindu, Budha, dll. Islam (93,87%), Protestan (4,34%), Katolik (1,11%), Buddha (0,46%), Hindu
(0,22%) Mereka itu tergolong pemeluk agama yang taat, karena bagi mereka kewajiban beribadah
adalah prioritas utama. Contohnya dalam menjalankan ibadah puasa, sholat lima waktu, serta berhaji
bagi yang mampu. Mereka juga masih mempercayai adanya kekuatan gaib. Terdapat juga adanya
upacara-upacara yang berhubungan dengan salah satu fase dalam lingkaran hidup, mendirikan rumah,
menanam padi, dan lain-lainnya.[3]

Dalam mitologi Sunda yaitu himpunan dongeng – dongeng suci masyarakat Sunda kuno banyak unsur
– unsur yang bukan berasal dari ajaran Islam. Seperti halnya di Jawa dalam masyarakat Sunda pun
dikenal banyak kegiatan upacara yang bersifat keagamaan / ritual, seperti selamatan memperingati
Maulud Nabi, Idul Fitri, Idul Adha, Selamatan Kelahiran, dll.

Multi religion of sunda

Sunda Wiwitan Pada proses perkembangan agama Islam, tidak seluruh wilayah tatar Sunda menerima
sepenuhnya, di beberapa tempat terdapat komunitas yang bertahan dalam ajaran leluhurnya seperti
komunitas masyarakat di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak yang dikenal dengan
masyarakat Baduy. Mereka adalah komunitas yang tidak mau memeluk Islam dan terkungkung di satu
wilayah religius yang khas; terpisah dari komunitas Muslim Sunda dan tetap melanggengkan ajaran
Sunda Wiwitan.

Dasar religi masyarakat Baduy dalam ajaran Sunda Wiwitan adalah kepercayaan yang bersifat
monoteis, penghormatan kepada roh nenek moyang, dan kepercayaan kepada satu kekuasaan yakni
Sanghyang Keresa (Yang Maha Kuasa) yang disebut juga Batara Tunggal (Yang Maha Esa), Batara Jagat
(Penguasa Alam), dan Batara Seda Niskala (Yang Maha Gaib) yang bersemayam di Buana Nyungcung
(Buana Atas). Orientasi, konsep, dan pengamalan keagamaan ditujukan kepada pikukuh untuk
menyejahterakan kehidupan di jagat mahpar (dunia ramai). Pada dimensi sebagai manusia sakti, Batara
Tunggal memiliki keturunan tujuh orang batara yang dikirimkan ke dunia melalui Kabuyutan; titik awal
bumi Sasaka Pusaka Buana. Konsep buana bagi orang Baduy berkaitan dengan titik awal
perjalanan_dan_tempat_akhir_kehidupan.

Sementara itu, Mei Kartawinata (1898-1967) seorang tokoh kebatinan mendirikan aliran kepercayaan
perjalanan yang dikenal dengan "Agama Kuring" (Agamaku) dan pendiri Partai Permai di Ciparay
Kabupaten Bandung. Kisahnya, 17 September 1927, di Subang ia mendapat wangsit untuk berjuang
melalui pendidikan, kerohanian, dan pengobatan melalui perkumpulan Perjalanan yang mengibaratkan
hidup manusia seperti air dalam perjalanannya menuju laut dan bermanfaat sepanjang jalan. Dia
menulis buku "Budi Daya" tahun 1935 yang dijadikan 'kitab suci' oleh para pengikutnya. Ajaran ini
memadukan sinkretisme antara ajaran Sunda Wiwitan, Hindu, Budha, dan Islam.[4]

 Sistem Ilmu Pengetahuan & Tekhnologi

Masalah pendidikan dan teknologi di dalam masyarakat suku Sunda sudah bisa dibilang berkembang
baik.Ini terlihat dari peran dari pemerintah Jawa Barat. Pemerintah Jawa Barat memiliki tugas dalam
memberikan pelayanan pembangunan pendidikan bagi warganya, sebagai hak warga yang harus
dipenuhi dalam pelayanan pemerintahan. Visi Pemerintah Jawa Barat, yakni “Dengan Iman dan Takwa
Jawa Barat sebagai Provinsi Termaju di Indonesia dan Mitra Terdepan Ibukota Negara Tahun 2010″
merupakan kehendak, harapan, komitmen yang menjadi arah kolektif pemerintah bersama seluruh
warga Jawa Barat dalam mencapai tujuan pembangunannya.
Pembangunan pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat vital dan fundamental untuk
mendukung upaya-upaya pembangunan Jawa Barat di bidang lainnya. Pembangunan pendidikan
merupakan dasar bagi pembangunan lainnya, mengingat secara hakiki upaya pembangunan pendidikan
adalah membangun potensi manusia yang kelak akan menjadi pelaku pembangunan.

 Bahasa

Bahasa Sunda Basa Sunda, dalam aksara Sunda Baku ditulis sebuah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia
dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Sunda dituturkan di hampir seluruh provinsi Jawa Barat,
melebar hingga sebagian Jawa Tengah mulai dari Kali Pemali di wilayah Brebes dan Majenang, Cilacap, di
kawasan provinsi Banten dan Jakarta, serta di seluruh provinsi di Indonesia dan luar negeri yang menjadi
daerah urbanisasi Suku Sunda.Dari segi linguistik, bersama bahasa Baduy, bahasa Sunda membentuk
suatu rumpun bahasa Sunda yang dimasukkan ke dalam rumpun bahasa Melayu-Sumbawa.

Namun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi menggunakan
bahasa tersebut dalam bertutur kata.

Ada beberapa dialek dalam bahasa Sunda, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek Sunda-Jawa
Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa. Para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek
yang berbeda.

1. Dialek-dialek ini adalah

 Dialek Barat  Dialek Tengah Timur


 Dialek Utara  Dialek Timur Laut
 Dialek Selatan  Dialek Tenggara

Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten selatan

2. Dialek Utara mencakup daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa bagian Pantura.

3. Lalu dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota Bandung dan sekitarnya. Sementara
itu

4. dialek Tengah Timur adalah dialek di sekitar Majalengka.

5. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Kuningan, dialek ini juga dipertuturkan di beberapa bagian
Brebes, Jawa Tengah. Dan akhirnya

6. dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis.[8]

Bahasa Sunda Kuna adalah bentuk bahasa Sunda yang ditemukan pada beberapa catatan tertulis, baik
di batu (prasasti) maupun lembaran daun kering (lontar). Tidak diketahui apakah bahasa ini adalah
dialek tersendiri atau merupakan bentuk yang menjadi pendahulu bahasa Sunda modern. Sedikitnya
literatur berbahasa Sunda menyulitkan kajian linguistik varian bahasa ini.
 KESENIAN

1. KIRAB HELARAN

Kirap helaran atau yang disebut sisingaan adalah suatu jenis kesenian tradisional atau seni pertunjukan
rakyat yang dilakukan dengan arak-arakan dalam bentuk helaran. Seperti yang diikuti ratusan orang dari
perwakilan seluruh kelurahan di Cimahi, yang berupa arak-arakan yang pernah digelar pada saat Hari
Jadi ke-6 Kota Cimahi. Rd. Demang Hardjakusumah itu, diikuti oleh kelompok-kelompok masyarakat
yang menyajikan seni budaya Sunda, seperti sisingaan, gotong gagak, kendang rampak, calung, engrang,
reog, barongsai, dan klub motor.

2. PENCAK SIALAT CIKALONG

Pencak silat Cikalong tumbuh dikenal dan menyebar, penduduk tempatan menyebutnya “Maempo
Cikalong”. Khususnya di Jawa Barat dan diseluruh Nusantara pada umumnya, hampir seluruh perguruan
pencak silat melengkapi teknik perguruannya dengan aliran ini.

Daerah Cianjur sudah sejak dahulu terkenal sebagai daerah pengembangan kebudayaan Sunda seperti;
musik kecapi suling Cianjuran, klompen cianjuran, pakaian moda Cianjuran yang sampai kini
dipergunakan dll.

3. SENI TARI

* TARI JAIPONGAN

Tanah Sunda dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik, Jaipongan adalah salah satu seni
budaya yang terkenal dari daerah ini. Musik ini merupakan kumpulan beragam alat musik seperti
Kendang, Go’ong, Saron, Kacapi, dsb. Ciri khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak,
dimana alat musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian.

4. SENI MUSIK DAN SUARA

Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan Degung biasanya
ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas. Penyanyi
ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden. Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu
yang dibawakan Sinden karena nada dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.

Dibawah ini salah salah satu musik/lagu daerah Sunda

 Bubuy Bulan
 Es Lilin
 Manuk Dadali
 Tokecang
 Warung Pojok
5. WAYANG GOLEK

Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh
seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang. Cerita yang dibawakan berkisar pada
pergulatan antara kebaikan dan kejahatan . Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil nama-nama dari
tanah India. Dalam Wayang Golek, ada ‘tokoh’ yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok
yang dinamakan Purnakawan, seperti Dawala dan Cepot.

Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu dan
sering memancing gelak tawa penonton. Seorang Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut
dengan variasi yang sangat menarik.

6. ALAT MUSIK

CALUNG adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda dengan angklung
yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan mepukul batang
(wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik
(da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam),
namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).

ANGKLUNG adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang
ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih
sebatas kepentingan kesenian local atau tradisional

7. RUMAH ADAT

Secara tradisional rumah orang Sunda berbentuk panggung dengan ketinggian 0,5 m - 0,8 m atau 1
meter di atas permukaan tanah. Pada rumah-rumah yang sudah tua usianya, tinggi kolong ada yang
mencapai 1,8 meter. Golodog berfungsi juga untuk membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah.

Rumah adat Sunda sebenarnya memiliki nama yang berbeda-beda bergantung pada bentuk atap dan
pintu rumahnya. Ditilik dari segi filosofis, rumah tradisional milik masyarakat Jawa Barat ini memiliki
pemahaman yang sangat mengagumkan. Secara umum, nama suhunan rumah adat orang Sunda
ditujukan untuk menghormati alam sekelilingnya. Hampir di setiap bangunan rumah adat Sunda sangat
jarang ditemukan paku besi maupun alat bangunan modern lainnya.
8. PAKAIAN ADAT

Provinsi Jawa Barat yang ibukota Provinsi nya terletak di Bandung mempunyai beberapa suku,
diantaranya Suku Sunda sebagai suku mayoritas dan suku Badui yang dibedakan menjadi Suku Badui
Dalam dan Suku Badui Luar.

Berikut ini adalah informasi penting mengenai pakaian adat Jawa Barat untuk pria dan wanita :

PAKAIAN ADAT PRIA JAWA BARAT :

 Terdiri dari baju jas dengan kerah menutup leher yang biasa disebut dengan JAS TAKWA.
 Kain batik atau lebih dikenal dengan nama KAIN DODOT dengan motif bebas.
 Celana panjang yang sewarna dengan JAS TAKWA
 Penutup kepala / BENDO
 Kalung
 Sebilah keris yang terselip di belakang pinggang
 Alas kaki atau selop
 Rantai kuku macan atau jam rantai sebagai hiasan JAS TAKWA

PAKAIAN ADAT WANITA JAWA BARAT :

 Baju kebaya motif polos dengan hiasan sulam atau manik-manik


 Kain batik atau disebut juga KAIN KEBAT DILEPE.
 Ikat pinggang, biasa disebut BEUBEUR yang fungsinya untuk mengancangkan kain KEBAT DILEPE
 Selendang, biasa disebut KAREMBONG yang berfungsi sebagai pemanis.
 Beberapa hiasan kembang goyang yang menghiasi bagian atas kepala serta rangkaian bunga
melati yang menghiasi sanggul rambut
 kalung
 Alas kaki / selop yang warnanya sama dengan warna kebaya

 ADAT ISTIADAT SUNDA


1. UPACARA ADAT PERKAWINAN SUKU SUNDA

Adat Sunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang ingin merayakan pesta pernikahannya.
Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun rangkaian acaranya dapat dilihat berikut ini.

Nendeun Omong, yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminat mempersunting
seorang gadis.
Lamaran. Dilaksanakan orang tua calon pengantin beserta keluarga dekat. Disertai seseorang berusia
lanjut sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun atau sirih pinang komplit, uang, seperangkat pakaian
wanita sebagai pameungkeut (pengikat). Cincin tidak mutlak harus dibawa. Jika dibawa, bisanya berupa
cincing meneng, melambangkan kemantapan dan keabadian.

Tunangan. Dilakukan ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau
polos kepada si gadis.

Seserahan (3 – 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot
rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.

Ngeuyeuk seureuh (opsional, Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan dilaksanakan
sesaat sebelum akad nikah.)

 STRATIFIKASI SUKU SUNDA

Masyarakat Jawa Barat, yaitu masyarakat Sunda, mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat. Nilai
individu sangat tergantung pada penilaian masyarakat. Dengan demikian, dalam pengambilan
keputusan, seperti terhadap perkawinan, pekerjaan, dll., seseorang tidak dapat lepas dari keputusan
yang ditentukan oleh kaum keluarganya. Dalam masyarakat yang lebih luas, misalnya dalam suatu desa,
kehidupan masyarakatnya sangat banyak dikontrol oleh pamong desa. Pak Lurah dalam suatu desa
merupakan “top leader” yang mengelola pemerintahan setempat, berikut perkara-perkara adat dan
keagamaan. Selain pamong desa ini, masih ada golongan lain yang dapat dikatakan sebagai kelompok
elite, yaitu tokoh-tokoh agama. Mereka ini turut selalu di dalam proses pengambilan keputusan-
keputusan bagi kepentingan kehidupan dan perkembangan desa yang bersangkutan. Paul Hiebert dan
Eugene Nida, menggambarkan struktur masyarakat yang demikian sebagai masyarakat suku atau
agraris.

Perbedaan status di antara kelompok elite dengan masyarakat umum dapat terjadi berdasarkan status
kedudukan, pendidikan, ekonomi, prestige sosial dan kuasa.

 TEKHNOLOGI & PERALATAN HIDUP

Pemerintah Jawa Barat memiliki tugas dalam memberikan pelayanan pembangunan pendidikan bagi
warganya, sebagai hak warga yang harus dipenuhi dalam pelayanan pemerintahan. Pembangunan
pendidikan merupakan dasar bagi pembangunan lainnya, mengingat secara hakiki upaya pembangunan
pendidikan adalah membangun potensi manusia yang kelak akan menjadi pelaku pembangunan. Dalam
kaitan ini, filosofi tersebut harus dijadikan pedoman dalam mengimplementasikan setiap rencana
pembangunan, termasuk di bidang pendidikan. Sebagai sebuah upaya mewujudkan pembangunan
pendidikan berfalsafahkan cageur, bageur, bener, pinter, tur singer tersebut, ditempuh pendekatan
social cultural heritage approach.

1. Teknologi Peralatan Rumah Tangga

BeberapatTeknologi peralatan rumah tangga dalam kehidupan masyarakat sunda :

· Aseupan, terbuat dari bambu gunanya untuk menanak nasi.

· Ayakan, terbuat dari bambu gunanya untuk mencuci sayuran atau untuk menangkap ikan.

· Baki, terbuat dari kayu gunanya untuk tempat gelas atau keler

· Bakul, terbuat dari bambu gunanya untuk beras atau nasi.

· Baskom, terbuat dari alumunium gunanya untuk tempat beras, nasi, makanan, sayuran dll

2. Teknologi Peralatan Transportasi

Teknologi peralatan transportasi dalam kehidupan masyarakat sunda diantaranya adalah:

· Delman, kretek, alat transportasi yang terbuat dari kayu dan besi dengan tutup atas plastik atau
terpal, kapasitas penumpang enam orang termasuk kusir dan ditarik oleh kuda dan kondisi kendaraan
agak tinggi dari dokar dan sado.

· Dokar, sado, alat transportasi yang terbuatØ dari kayu dan besi dari tutup atas plastik atau terpal,
kapasitas penumpang enam orang ditarik oleh kuda kondisi kendaraan agak pendek dari delman dan
kretek.

· Padati, alat transportasi yang terbuat dariØ kayu dan besi berbentuk persegi empat dengan tutup
atas plastik atau terpal, untuk mengangkut barang dan ditarik oleh sapi.

 Teknologi Peralatan Pertanian.

Teknologi peralatan pertanian dalam kehidupan masyarakat sunda dibagi kedalam dua kelompok
masyarakat yaitu:

a. Masyarakat sawah, peralatan yang digunakan diantaranya adalah :


· pacul, terbuat dari tipis dan lebar memakai gagang guannya untuk menggali lobang untuk
menggali lobang atau menggemburkan tanah

· Etem, terbuat dari besi semacam silet besar memakai kayu gunanya untuk memotong padi.

· Garu, terbuat dari kayu seperti sisir gunanya untuki menghaluskan tanah yang sudah dicangkul
atau setelah diwuluku.

Masyarakat ladang,

peralatan yang digunakan diantaranya adalah :

· Bedog, terbuat dari besi gunanya untuk memotong kayu atau pohon.

· Arit, terbuat dari besi berbentuk bulan sepasi gunanya untuk memotong rumput.

· Baliung, terbuat dari besi berbentuk patik tetapi bisa diputar gunaya untuk membelah atau
mengupas kayu

3. Teknologi Peralatan Berburu

Teknologi peralatan untuk menangkap binatang dalam kehidupan masyarakat sunda diantaranya :

· Bandring, terbuat dari kayu dan karet gunanya untuk melemparkan batu dalam menangkap
burung.

· Bedog, terbuat dari besi gunanya untuk menyembelih binatang buruan atau untuk memotong
pohon.

· Burang, terbuat dari bambu runcing gunanya untuk ranjau dalam menagkap binatang.
 Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat

“Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera”

Penjabaran makna dari Visi Jawa Barat tersebut adalah sebagai berikut :

Ø Mandiri :

Adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang mampu memenuhi kebutuhannya untuk lebih
maju dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri, terutama dalam bidang pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, pelayanan publik berbasis e-government, energi, infrastruktur, lingkungan
dan sumberdaya air.

Ø Dinamis :

Adalah sikap dan kondidi masyarakat Jawa Barat yang secara aktif mampu merespon peluang dan
tantangan zaman serta berkontribusi dalam proses pembangunan.

Ø Sejahtera :

Adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman
dan makmur dalam menjalani kehidupan.

Misi

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Jawa Barat yang Produktif dan Berdaya Saing;

2. Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional Berbasis Potensi Lokal;

3. Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur Wilayah;

4. Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Untuk Pembangunan yang
Berkelanjutan;

5. Meningkatkan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Kualitas Demokrasi


HASIL PENELITIAN

Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, yang
mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, dan Lampung. Luas wilayah
Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah daratan seluas 3.710.061,32 hektar dan garis pantai sepanjang
755,829 km. Tutupan lahan terluas di Jawa Barat berupa kebun campuran , sawah , dan perkebunan ,
sementara hutan primer dan hutan sekunder di Jawa Barat hanya 15,93% dari seluruh luas wilayah Jawa
Barat. Iklim di Jawa Barat yaitu tropis, dengan suhu rata-rata berkisar antara 17,4 – 30,7°C dan
kelembaban udara antara 73–84%.

Sistem Religi Sebagian besar masyarakat suku Sunda menganut agama Islam, namun ada pula yang
beragama kristen, Hindu, Budha, dll. Islam (93,87%), Protestan (4,34%), Katolik (1,11%), Buddha (0,46%),
Hindu (0,22%).

[31/10 18.01] mega: lembaga-lembaga formil yang ada di jawa barat ada sekitar 61

[31/10 18.02] mega: Bahasa Sunda (Basa Sunda, dalam aksara Sunda Baku ditulis sebuah bahasa dari
cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh sekitar 34 juta
orang (sekitar 1 juta orang di luar negeri) dan merupakan bahasa dengan penutur terbanyak kedua di
Indonesia.

[31/10 18.03] mega: SENI TARI

* TARI JAIPONGAN

* TARI MERAK

* TARI TOPENG

SENI MUSIK DAN SUARA Lagu daerah Sunda :

 Bubuuy Bulan
 Es Lilin
 Manuk Dadali
 Tokecang
 Warung Pojok
WAYANG GOLEK

Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh
seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang.

ALAT MUSIK
- CALUNG

-ANGKLUNG

- RENGKONG

-KECAPI SULING

RUMAH ADAT

Secara tradisional rumah orang Sunda berbentuk panggung dengan ketinggian 0,5 m - 0,8 m atau 1
meter di atas permukaan tanah

PAKAIAN ADAT PRIA JAWA BARAT :

Terdiri Jas takwa,Kain dodot,Bendo,Kalung sebilah keris

PAKAIAN ADAT WANITA JAWA BARAT :

Terdiri dari Kain kebat dilepe,Beubeur, Karembong,Rangkaian bunga melati di sanggul


rambut,kalung,selop

Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat

“Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera”

Mata pencaharian mereka adalah bertani,

berladang serta becocok tanam disawah.Teknologi yang mereka gunakan seperti cangkul,bajak,dan
sebagainya.

Teknologi peralatan rumah tangga dalam kehidupan masyarakat sunda


diantaranya :Aseupan,Ayakan,Baki,Baskom,Boboko,Centong,Coet,Mutu,Cukil,Didingklik,Hihid,Cangkir,G
ayung,Hawu,dll

Teknologi peralatan transportasi dalam kehidupan masyarakat sunda diantaranya


adalah:Kretek,Sado,Padati,Gorobag,Parahu,dan Rakit

Anda mungkin juga menyukai