Cari Lanjut
Apakah Anda tertarik untuk berkontribusi di Wikipedia dengan cara yang berbeda dan lebih kekinian?
Cobalah Wikistories dan pelajari cara menggunakannya di sini.
Daftar isi sembunyikan
Awal
Sejarah
Geografi
Pemerintahan
Transportasi
Penduduk
Ekonomi
Pendidikan
Kesehatan
Pariwisata
Kesenian
Olahraga
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
Kabupaten Subang
12 bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Subang
Kabupaten
Transkripsi bahasa daerah
Curug Mandala
Lambang
Motto:
Peta
Subang
Peta
Negara Indonesia
Pemerintahan
• Bupati Ruhimat
Luas
[2]
• Total 2.051,76 km2 (792,19 sq mi)
Populasi
(2020)[2]
• Total 1.595.320
• Kepadatan 740/km2 (1,900/sq mi)
Demografi
• Agama tampil
2020[2]
• Bahasa Sunda
Indonesia
DAU Rp1.221.080.162,00 (2021)[4]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Masa prasejarah[sunting | sunting sumber]
Sejarah orang Sunda di Subang disertai bukti adanya
kelompok masyarakat pada masa prasejarah di wilayah Kabupaten Subang adalah
ditemukannya kapak batu di daerah Bojongkeding (Binong), Pagaden, Kalijati dan
Dayeuhkolot (Sagalaherang). Temuan benda-benda prasejarah bercorak neolitikum
ini menandakan bahwa saat itu di wilayah Kabupaten Subang sekarang sudah ada
kelompok masyarakat yang hidup dari sektor pertanian dengan pola sangat
sederhana. Selain itu, dalam periode prasejarah juga berkembang pula
pola kebudayaan perunggu yang ditandai dengan penemuan situs di Kampung
Engkel, Kecamatan Sagalaherang. Para peneliti, sekarang sedang meneliti situs
Nyai Subanglarang, yang diduga asal-muasal nama "Subang".
Masa penyebaran agama Hindu[sunting | sunting sumber]
Pada saat berkembangnya corak kebudayaan Hindu, wilayah Subang menjadi
bagian dari 3 kerajaan, yakni Tarumanagara, Galuh, dan Pajajaran. Selama
berkuasanya 3 kerajaan tersebut, dari wilayah Kabupaten Subang diperkirakan
sudah ada kontak-kontek dengan beberapa kerajaan maritim hingga di luar
kawasan Nusantara. Peninggalan berupa pecahan-pecahan keramik asal Cina di
Patenggeng (Kalijati) membuktikan bahwa selama abad ke-7 hingga abad ke-15
sudah terjalin kontak perdagangan dengan wilayah yang jauh. Sumber lain
menyebutkan bahwa pada masa tersebut, wilayah Subang berada di bawah
kekuasaan Kerajaan Sunda. Kesaksian Tome’ Pires seorang Portugis yang
mengadakan perjalanan keliling Nusantara menyebutkan bahwa saat menelusuri
pantai utara Jawa, kawasan sebelah timur Sungai Cimanuk hingga Banten adalah
wilayah kerajaan Sunda.
Masa penyebaran agama Islam[sunting | sunting sumber]
Masa datangnya pengaruh kebudayaan Islam di wilayah Subang tidak terlepas dari
peran seorang tokoh ulama, Wangsa Goparana yang berasal dari Talaga,
Majalengka. Sekitar tahun 1530, Wangsa Goparana membuka permukiman baru di
Sagalaherang dan menyebarkan Agama Islam ke berbagai pelosok Subang
sehingga menjadikan Islam agama mayoritas di kabupaten Subang hingga saat ini.
Masa Hindia Belanda[sunting | sunting sumber]
Rumah tuan tanah di Subang (tahun 1900-1920).
Pasca runtuhnya kerajaan Pajajaran, wilayah Subang seperti halnya wilayah lain di
Pulau Jawa, menjadi rebutan berbagai kekuatan. Tercatat kerajaan Banten,
Mataram, Sumedanglarang, VOC, Inggris, dan Kerajaan Belanda berupaya
menanamkan pengaruh di daerah yang cocok untuk dijadikan kawasan perkebunan
serta strategis untuk menjangkau Batavia. Pada saat konflik Mataram-VOC, wilayah
Kabupaten Subang, terutama di kawasan utara, dijadikan jalur logistik bagi
pasukan Sultan Agung yang akan menyerang Batavia. Saat itulah terjadi
percampuran budaya antara Jawa dengan Sunda, karena banyak tentara Sultan
Agung yang urung kembali ke Mataram dan menetap di wilayah Subang.
Tahun 1771, saat berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang, di
Subang, tepatnya di Pagaden, Pamanukan, dan Ciasem tercatat seorang bupati
yang memerintah secara turun-temurun. Saat pemerintahan Sir Thomas Stamford
Raffles (1811-1816) konsesi penguasaan lahan wilayah Subang diberikan kepada
swasta Eropa. Tahun 1812 tercatat sebagai awal kepemilikan lahan oleh tuan-tuan
tanah yang selanjutnya membentuk perusahaan perkebunan Pamanoekan en
Tjiasemlanden (P & T Lands). Penguasaan lahan yang luas ini bertahan sekalipun
kekuasaan sudah beralih ke tangan pemerintah Kerajaan Belanda. Lahan yang
dikuasai penguasa perkebunan saat itu mencapai 212.900 ha. dengan hak
eigendom. Untuk melaksanakan pemerintahan di daerah ini, pemerintah Belanda
membentuk distrik-distrik yang membawahi onderdistrik. Saat itu, wilayah Subang
berada di bawah pimpinan seorang kontrilor BB (bienenlandsch bestuur) yang
berkedudukan di Subang.
Masa kebangkitan nasional[sunting | sunting sumber]
Tidak banyak catatan sejarah pergerakan pada awal abad ke-20 di Kabupaten
Subang. Namun, Setelah Kongres Sarekat Islam di bandung tahun 1916 di Subang
berdiri cabang organisasi Sarekat Islam di Desa Pringkasap (Pabuaran) dan di
Sukamandi (Ciasem). Selanjutnya, pada tahun 1928 berdiri Paguyuban Pasundan
yang diketuai Darmodiharjo (karyawan kantor pos), dengan sekretarisnya Odeng
Jayawisastra (karyawan P & T Lands). Tahun 1930, Odeng Jayawisastra dan rekan-
rekannya mengadakan pemogokan di percetakan P & T Lands yang mengakibatkan
aktivitas percetakan tersebut lumpuh untuk beberapa saat. Akibatnya Odeng
Jayawisastra dipecat sebagai karyawan P & T Lands. Selanjutnya Odeng
Jayawisastra dan Tohari mendirikan cabang Partai Nasional Indonesia yang
berkedudukan di Subang. Sementara itu, Darmodiharjo tahun 1935 mendirikan
cabang Nahdlatul Ulama yang diikuti oleh cabang Parindra dan Partindo di Subang.
Saat Gabungan Politik Indonesia (GAPI) di Jakarta
menuntut Indonesia berparlemen, di Bioskop Sukamandi digelar rapat akbar GAPI
Cabang Subang untuk mengenukakan tuntutan serupa dengan GAPI Pusat.
Masa pendudukan Jepang[sunting | sunting sumber]
Pendaratan tentara angkatan laut Jepang di pantai Eretan Timur tanggal 1 Maret
1942 berlanjut dengan direbutnya pangkalan udara Kalijati. Direbutnya pangkalan ini
menjadi catatan tersendiri bagi sejarah pemerintahan Hindia Belanda, karena tak
lama kemudian terjadi kapitulasi dari tentara Hindia Belanda kepada tentara Jepang.
Dengan demikian, Hindia Belanda di Nusantara serta merta jatuh ke tangan tentara
pendudukan Jepang. Para pejuang pada masa pendudukan Belanda melanjutkan
perjuangan melalui gerakan bawah tanah. Pada masa pendudukan Jepang ini
Sukandi (guru Landschbouw), R. Kartawiguna, dan Sasmita ditangkap dan dibunuh
tentara Jepang.
Masa kemerdekaan Indonesia[sunting | sunting sumber]
Proklamasi Kemerdekaan RI di Jakarta berimbas didirikannya berbagai badan
perjuangan di Subang, antara lain Badan Keamanan Rakyat (BKR), API, Pesindo,
Lasykar Uruh, dan lain-lain, banyak di antara anggota badan perjuangan ini yang
kemudian menjadi anggota TNI. Saat tentara KNIL kembali menduduki Bandung,
para pejuang di Subang menghadapinya melalui dua front, yakni front selatan
(Lembang) dan front barat (Gunung Putri dan Bekasi). Tahun 1946, Karesidenan
Jakarta berkedudukan di Subang. Pemilihan wilayah ini tentunya didasarkan atas
pertimbangan strategi perjuangan. Residen pertama adalah Sewaka yang kemudian
menjadi Gubernur Jawa Barat. Kemudian Kusnaeni menggantikannya.
Bulan Desember 1946 diangkat Kosasih Purwanegara, tanpa pencabutan Kusnaeni
dari jabatannya. Tak lama kemudian diangkat pula Mukmin sebagai wakil residen.
Pada masa gerilya selama Agresi Militer Belanda I, residen tak pernah jauh
meninggalkan Subang, sesuai dengan garis komando pusat. Bersama para pejuang,
saat itu residen bermukim di daerah Songgom, Surian, dan Cimenteng. Tanggal 26
Oktober 1947 Residen Kosasih Purwanagara meninggalkan Subang dan pejabat
Residen Mukmin yang meninggalkan Purwakarta tanggal 6 Februari 1948 tidak
pernah mengirim berita ke wilayah perjuangannya. Hal ini mendorong diadakannya
rapat pada tanggal 5 April 1948 di Cimanggu, Desa Cimenteng. Di bawah pimpinan
Karlan, rapat memutuskan: 1.Wakil Residen Mukmin ditunjuk menjadi Residen yang
berkedudukan di daerah gerilya Purwakarta. 2.Wilayah Karawang Timur
menjadi Kabupaten Karawang Timur dengan bupati pertamanya Danta
Gandawikarma. 3.Wilayah Karawang Barat menjadi Kabupaten Karawang Barat
dengan bupati pertamanya Syafei. Wilayah Kabupaten Karawang Timur adalah
wilayah Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta sekarang. Saat itu, kedua
wilayah tersebut bernama Kabupaten Purwakarta dengan ibu kotanya Subang.
Penetapan nama Kabupaten Karawang Timur pada tanggal 5 April 1948 dijadikan
momentum untuk kelahiran Kabupaten Subang yang kemudian ditetapkan melalui
Keputusan DPRD No.: 01/SK/DPRD/1977.
Geografi[sunting | sunting sumber]
Wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi 3 bagian wilayah, yakni wilayah selatan,
wilayah tengah dan wilayah utara. Bagian selatan wilayah Kabupaten Subang terdiri
atas dataran tinggi/pegunungan, bagian tengah wilayah Kabupaten Subang berupa
dataran, sedangkan bagian Utara merupakan dataran rendah yang mengarah
langsung ke Laut Jawa. Sebagian besar wilayah Pada bagian selatan kabupaten
Subang berupa Perkebunan, baik perkebunan Negara maupun perkebunan rakyat,
hutan dan lokasi Pariwisata. Pada bagian tengah wilayah kabupaten Subang
berkembang perkebunan karet, tebu dan buah-buahan dibidang pertanian dan
pabrik-pabrik dibidang Industri, selain perumahan dan pusat pemerintahan serta
instalasi militer. Kemudian pada bagian utara wilayah Kabupaten Subang
berupa sawah berpengairan teknis dan tambak serta pantai.
Batas Wilayah[sunting | sunting sumber]
Utara Laut Jawa
Topografi[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan tofografinya, wilayah kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 zona,
yaitu:
Daerah Pegunungan (Subang bagian selatan)[sunting | sunting sumber]
Daerah ini memiliki katinggian antara 500–1500 m dpl dengan luas 41.035,09
hektare atau 20 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini
meliputi Kecamatan Jalancagak, Ciater, Kasomalang, Cisalak, Sagalaherang,
Serangpanjang. sebagian besar Kecamatan Jalancagak, Cisalak dan sebagian
besar Kecamatan Tanjungsiang.
Daerah Berbukit dan Dataran (Subang bagian tengah)[sunting | sunting sumber]
Daerah dengan ketinggian antara 50 – 500 m dpl dengan luas wilayah 71.502,16
hektare atau 34,85 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Zona ini
meliputi wilayah Kecamatan Cijambe, Subang, Cibogo, Kalijati, Dawuan,
Cipeundeuy, sebagian besar Kecamatan Purwadadi, Cikaum dan Pagaden Barat.
Daerah Dataran Rendah (Subang bagian utara)[sunting | sunting sumber]
Dengan ketinggian antara 0–50 m dpl dengan luas 92.639,7 hektare atau 45,15
persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan
Pabuaran, Pagaden, Cipunagara, Compreng, Ciasem, Pusakanagara, Pusakajaya
Pamanukan, Sukasari, Legonkulon, Blanakan, Patokbeusi, Tambakdahan, sebagian
Pagaden Barat.
Iklim[sunting | sunting sumber]
Tingkat kemiringan dan Iklim dilihat dari tingkat kemiringan lahan, sekitar 80.80 %
wilayah Kabupaten memiliki tingkat kemiringan 0°–17°, 10.64 % dengan tingkat
kemiringan 18°–45° sedangkan sisanya (8.56 % memiliki kemiringan di atas 45 °.
Secara umum wilayah Kabupaten Subang beriklim tropis, dalam
tahun 2005 curah hujan rata-rata pertahun 2.352 mm dengan jumlah hari hujan 100
hari. Dengan iklim yang demikian, serta ditunjang oleh adanya lahan yang subur dan
banyaknya aliran sungai, menjadikan sebagian besar luas tanah Kabupaten Subang
digunakan untuk Pertanian.
Pemerintahan[sunting | sunting sumber]
Daftar Bupati[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar Bupati Subang
Awal Akhir
No. Bupati Masa Ket. Wakil Bupati
menjabat menjabat
1
21
R.H. Atju 25 Januari
1 November
Syamsudin 1967
1978
2
21 21
November November 3
1978 1983
Ir. Sukanda
2
Kartasasmita
21 21
November November 4
1983 1988
21 21
Drs. H. Oman
3 November November 5
Sachroni
1988 1993
21 16
Drs. H. Abdul
4 November Desember 6 Rohimat
Wachyan
1993 1998
19
Berkas:Eep Drs. H. Eep Agustus
6 Desember Maman Yudia
Hidayat.jpg Hidayat, M.Si. 2008
2003
19
Drs. Maman Agustus
Desember
Yudia, M.Ed 2008
2008
19
Berkas:Eep Drs. H. Eep Agustus Ojang
(6) Desember
Hidayat.jpg Hidayat, M.Si. 2012 Sohandi
2008
19
Agustus
Desember
2012
2013
H. Ojang
7 Sohandi,
S.STP., M.Si.
19
11 April Imas
Desember
2016 Aryumningsih
2013
11 April 8 Juni
2016 2017 10
Hj. Imas
Aryumningsih,
S.E. 19
8 Juni
8 Desember
2017
2018
19
H. Ruhimat, Agus Masykur
9 Desember Petahana 11
S.Pd., M.Si. Rosyadi
2018
Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Subang
Partai Politik
2014-2019 2019-2024
PKB 5 6
Gerindra 5 6
PDI-P 10 10
Golkar 7 9
NasDem 3 6
PKS 7 5
PPP 2 1
PAN 3 5
Hanura 3 0
Demokrat 5 2
Jumlah Partai 10 9
Kecamatan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Subang
Kabupaten Subang terdiri dari 30 kecamatan, 8 kelurahan, dan 245 desa. Pada
tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.552.925 jiwa dengan luas wilayah
1.893,95 km² dan sebaran penduduk 820 jiwa/km². [10][11]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Subang, adalah sebagai berikut:
Kode Kecamatan Jumlah Jumlah Status Daftar
Kemendagri Kelurahan Desa Desa/Kelurahan
Binong
32.13.08 Binong 9 Desa Cicadas
Citrajaya
Karangsari
Karangwangi
Kediri
Kihiyang
Mulyasari
Nangerang
32.13.13 Blanakan 9 Desa Blanakan
Cilamaya Girang
Cilamaya Hilir
Jayamukti
Langensari
Muara
Rawamekar
Rawameneng
Tanjungtiga
32.13.09 Ciasem 9 Desa Ciasem Hilir
Ciasem Tengah
Ciasembaru
Dukuh
Jatibaru
Pinangsari
Sukahaji
Sukamandijaya
Ciasem Girang
32.13.29 Ciater 7 Desa Ciater
Cibeusi
Cibitung
Cisaat
Nagrak
Palasari
Sanca
32.13.17 Cibogo 9 Desa Belendung
Cibalandong Jaya
Cibogo
Cinangsi
Cisaga
Majasari
Padaasih
Sadawarna
Sumurbarang
32.13.19 Cijambe 8 Desa Bantarsari
Cijambe
Cikadu
Cimenteng
Kode Kecamatan Jumlah Jumlah Status Daftar
Kemendagri Kelurahan Desa Desa/Kelurahan
Cirangkong
Gunungtua
Sukahurip
Tanjungwangi
32.13.22 Cikaum 9 Desa Cikaum Barat
Cikaum Timur
Gandasari
Kaunganten
Mekarsari
Pasirmuncang
Sindangsari
Tanjungsari Barat
Tanjungsari Timur
32.13.20 Cipeundeuy 7 Desa Cimayasari
Cipeundeuy
Lengkong
Sawangan
Wantilan
Karangmukti
Kosar
32.13.18 Cipunagara 10 Desa Jati
Kosambi
Manyingsal
Padamulya
Parigimulya
Sidajaya
Sidamulya
Simpar
Tanjung
Wanasari
32.13.02 Cisalak 9 Desa Cigadog
Cimanggu
Cisalak
Cupunagara
Darmaga
Gardusayang
Mayang
Pakuhaji
Sukakerti
32.13.15 Compreng 8 Desa Compreng
Jatimulya
Jatireja
Kalensari
Kiarasari
Mekarjaya
Sukadana
Sukatani
Kode Kecamatan Jumlah Jumlah Status Daftar
Kemendagri Kelurahan Desa Desa/Kelurahan
Pringkasap
Salamjaya
Siluman
32.13.07 Pagaden 10 Desa Gambarsari
Gembor
Gunungsari
Gunungsembung
Jabong
Kamarung
Neglasari
Pagaden
Sukamulya
Sumbersari
32.13.28 Pagaden Barat 9 Desa Balingbing
Bendungan
Cidadap
Cidahu
Margahayu
Mekarwangi
Munjul
Pangsor
Sumurgintung
32.13.11 Pamanukan 8 Desa Bongas
Lengkongjaya
Mulyasari
Pamanukan
Pamanukan Hilir
Pamanukan Sebrang
Rancahilir
Rancasari
32.13.16 Patok Beusi 10 Desa Ciberes
Gempolsari
Jatiragas Hilir
Rancaasih
Rancabango
Rancajaya
Rancamulya
Tambakjati
Tanjungrasa
Tanjungrasa Kidul
32.13.06 Purwadadi 10 Desa Belendung
Koranji
Pagon
Panyingkiran
Parapatan
Pasirbungur
Purwadadi Barat
Kode Kecamatan Jumlah Jumlah Status Daftar
Kemendagri Kelurahan Desa Desa/Kelurahan
Purwadadi Timur
Rancamahi
Wanakerta
32.13.10 Pusakajaya 8 Desa Bojong Tengah
Bojongjaya
Cigugur
Cigugur Kaler
Karanganyar
Kebondanas
Pusakajaya
Rangdu
32.13.30 Pusakanagara 7 Desa Gempol
Kalentambo
Kotasari
Mundusari
Patimban
Pusakaratu
Rancadaka
32.13.01 Sagalaherang 7 Desa Cicadas
Curugagung
Dayeuhkolot
Leles
Sagalaherang
Sagalaherang Kaler
Sukamandi
32.13.23 Serangpanjang 6 Desa Cijengkol
Cikujang
Cintamekar
Cipancar
Ponggang
Talagasari
32.13.03 Subang 8 - Kelurahan Cigadung
Dangdeur
Karanganyar
Parung
Pasirkareumbi
Soklat
Sukamelang
Wanareja
32.13.24 Sukasari 7 Desa Anggasari
Batangsari
Curugreja
Mandalawangi
Sukamaju
Sukareja
Sukasari
Kode Kecamatan Jumlah Jumlah Status Daftar
Kemendagri Kelurahan Desa Desa/Kelurahan
Transportasi[sunting | sunting sumber]
Jalan tol cipali dengan dua interchange yaitu kalijati dan subang
KA Haurgeulis
o Cikampek-Haurgeulis
o Cikampek-Cirebon Prujakan
Angkutan Kota wilayah Kabupaten Subang dan beberapa rute yang
menghubungkan Kabupaten Purwakarta dengan Kabupaten Karawang.
Stasiun[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar Stasiun Kereta Api di Kabupaten Subang
Stasiun Tanjungrasa
Stasiun Pabuaran
Stasiun Pringkasap
Stasiun Pasirbungur
Stasiun Cikaum
Stasiun Pegaden Baru
Stasiun Cipunegara
Selain itu, Kabupaten Subang juga memiliki 2 stasiun yang sudah berhenti
beroperasi dikarenakan Vandalisme, yaitu:
Stasiun Gambarsari
Stasiun Cipicung
Transportasi Laut[sunting | sunting sumber]
Pelabuhan Patimban merupakan Pelabuhan yang Terbesar di Kabupaten ini,
terintergrasi Jalan Tol Cikopo-Palimanan exit tol Subang.
Penduduk[sunting | sunting sumber]
Penduduk Kabupaten Subang pada tahun 2012 berjumlah 1.501.647 orang, yang
terdiri atas 759.408 orang laki-laki dan 742.239 orang perempuan dengan
pertumbuhan penduduk sebesar 0,64%. sedangkan Laju Tahun Jumlah penduduk
Pertumbuhan Penduduk antar Sensus (SP2000-SP2010)
rata rata pertahun sebesar 0,97%. Dengan luas 2000 1.329.838
Kabupaten Subang sebesar 2051,76 km2, maka tingkat
kepadatan penduduk Kabupaten Subang pada 2010 1.465.157
tahun 2012 mencapai 732 jiwa/km2. Pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Subang masih relatif rendah, 2012 1.501.647
merupakan indikasi bahwa Kabupaten Subang bukan
merupakan daerah tujuan urbanisasi. Kebijakan Kependudukan di Kabupaten Subang
pemerintah yang memposisikan Kabupaten Subang Sumber: [12]
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Pendidikan merupakan modal dasar pembangunan. karena pelaksanaan
pembangunan tidak cukup mengandalkan kepada sumber daya alam (SDA) saja,
tetapi juga harus meningkatkan sumber daya manusianya (SDM). Suatu wilayah
yang mempunyai kepadatan yang tinggi tanpa dibarengi dengan mutu SDM yang
tinggi maka akan menimbulkan kerawanan sosial atau bahkan penduduk tersebut
akan menjadi beban pembangunan. Jalur yang paling realistis untuk meningkatkan
SDM adalah jalur pendidikan.
Sejak tahun 1994, pemerintah telah melakukan kebijakan untuk perbaikan dunia
pendidikan yaitu dengan dicanangkannya Program Wajib Belajar sembilan tahun.
Tentunya hal tersebut merupakan hal yang menggembirakan karena kesempatan
untuk memperoleh pendidikan yang setinggi–tingginya bagi seluruh rakyat semakin
terbuka. Perkembangan mutu pendidikan penduduk Kabupaten Subang salah
satunya dapat dilihat dari kemampuan baca-tulis, pendidikan yang ditamatkan dan
lain-lain.
Dari hasil survei IPM tahun 2012 dapat diperoleh gambaran bahwa penduduk 10
tahun ke atas di Kabupaten Subang yang dapat membaca dan menulis huruf latin
sebesar 91.43%, huruf lainnya 0.27%, sedangkan yang tidak dapat membaca dan
menulis sebesar 8.30&. Bila dilihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan
penduduk Kabupaten Subang masih terbesar di tamatan SD/MI sebesar 39.25%,
SLP/MTs sederajat 19.48%.
Kesehatan[sunting | sunting sumber]
Mewujudkan masyarakat yang sehat, tanpa membedakan jenis kelamin laki-laki atau
perempuan merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional. Adanya
keterbatasan dana, sarana, dan prasarana pemerintah, dalam pelaksanaannya,
pembangunan kesehatan disusun berdasarkan prioritas-prioritas utama yang akan
dicapai. Karena itu hasilnya mungkin tidak dapat dirasakan secara merata oleh
semua lapisan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Subang telah melakukan
berbagai macam upaya dalam melakukan peningkatan kesehatan masyarakat.
Terutama peningkatan kesehatan masyarakat miskin dengan
pemberlakuan Jamkesmas, Jamkesda, dan jaminan lainnya
Pariwisata[sunting | sunting sumber]
Kesenian[sunting | sunting sumber]
Subang memiliki beberapa Kesenian yang tidak dimiliki oleh kabupaten/kota lain.
Kesenian-kesenian tersebut berkembang di masyarakat Subang sejak Masa
Penjajahan dulu. Berikut kesenian dan kebudayaan asli Kabupaten Subang:
Olahraga[sunting | sunting sumber]
Subang memiliki klub sepak bola, yang bernama Persikas Subang, yang bermain
di Divisi Tiga. Klub ini bermain di Stadion Persikas. Stadion Persikas juga sering
dipakai sebagai training center beberapa tim lainnya di Jawa Barat, seperti Persib
Bandung, Persikab Kabupaten Bandung, dan Bandung FC dalam masa pemusatan
latihan sebelum memulai kompetisi.
Selain dalam cabang olahraga sepak bola, Kabupaten Subang telah melahirkan
atlet-atlet berprestasi dalam cabang olahraga dayung, judo, angkat berat, balap
motor, sepak takraw dsb. Dan diantaranya pernah meraih medali emas pada Pekan
Olahraga Nasional XVII di Provinsi Kalimantan Timur.
Referensi[sunting | sunting sumber]
Bupati Subang
tampil
tampil
Jawa Barat
tampil
Pengawasan otoritas
Kategori:
Kabupaten Subang
Kabupaten di Jawa Barat
Kabupaten di Indonesia
Halaman ini terakhir diubah pada 12 September 2022, pukul 07.10.
Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin
berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.
Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Tampilan seluler
Pengembang
Statistik
Pernyataan kuki