60 bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
"Surakarta" dan "Solo" dialihkan ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Surakarta
(disambiguasi) dan Solo (disambiguasi).
Koordinat: 7.5567545°S 110.8213985°E
Kota Surakarta
Sala
Solo
Kota
Transkripsi bahasa daerah
• Hanacaraka ꦯꦹꦫꦏꦂꦡ
• Hanacaraka nama alternatif ꦯꦴꦭ
• Pegon سوراكارته
Dari atas searah jarum jam: Tugu Pamandengan, Keraton Surakarta
Hadiningrat, Taman Sriwedari, Pasar Gede
Harjonagoro, Citywalk Ngarsopuro, Gedung Bank Indonesia, Jalan
Slamet Riyadi.
Lambang
Julukan:
Kota Budaya[1][2]
Kota Kuliner[3][4]
Kota Batik[2][5]
Motto:
Rinaras dadi trus manunggal
꧋ꦫꦶꦤꦫꦱ꧀ꦢꦢꦶꦠꦿꦸꦱ꧀ꦩꦤꦸꦔ꧀ꦒꦭ꧀꧉
(Jawa) (1946 Masehi)[a]
Mulat sarira angrasa wani
ꦩꦸꦭꦠ꧀ꦱꦫꦶꦫꦲꦁꦫꦱꦮꦤꦶ [7]
Wikimedia | © OpenStreetMap
Peta
Kota Surakarta
Peta
Tampilkan peta Jawa Tampilkan peta Indonesia Tampilkan
semua
Koordinat: 7°34′0″S 110°49′0″E
Negara Indonesia
Provinsi Jawa Tengah
Daftar
Pemerintahan
• Wali Kota Gibran Rakabuming Raka
• Wakil Wali Kota Drs. Teguh Prakosa
• Sekretaris Daerah Ir. Ahyani, M.A.
• Ketua DPRD Budi Prasetyo, S.Sos.
Luas
• Total 44,04 km2 (17,00 sq mi)
Peringkat 86
Populasi
(2022)[8]
• Total 579.212
• Peringkat 27
• Kepadatan 11.861/km2 (30,720/sq mi)
• Peringkat kepadatan 8
Demografi
• Agama Islam 78,95%
Kristen 20,73%
— Protestan 13,75%
—Katolik 6,98%
Buddha 0,22%
Hindu 0,06%
Konghucu 0,02%
Lainnya 0,006%[9]
• Bahasa Jawa, Indonesia
• IPM 82,62 (2021)
Sangat Tinggi[10]
Nama[sunting | sunting sumber]
"Sala" adalah satu dari tiga[butuh rujukan] dusun yang dipilih oleh Sri Susuhunan Paku Buwana
II atas saran dari Tumenggung Hanggawangsa, Tumenggung Mangkuyudha, serta
komandan pasukan Belanda, J.A.B. van Hohendorff, ketika akan mendirikan istana
baru, setelah perang suksesi Mataram Islam terjadi di Kartasura.[12] Seiring waktu,
karena penyebutan "Sala" dianggap sulit oleh orang Belanda, nama ini berubah
menjadi "Solo".[13] Nama "Surakarta" diberikan sebagai nama "wisuda" bagi Keraton
Surakarta, pusat pemerintahan baru Kasultanan Mataram Islam di Desa Sala.[12]
Pada masa sekarang, nama Surakarta digunakan dalam situasi formal-pemerintahan,
sedangkan nama Sala/Solo lebih merujuk kepada penyebutan umum yang
dilatarbelakangi oleh aspek kultural. Kata Sura dalam Bahasa Jawa berarti "keberanian"
dan karta berarti "makmur"; dengan harapan bahwa Surakarta menjadi tempat dimana
penghuninya adalah orang-orang yang selalu berani berjuang untuk kebaikan serta
kemakmuran negara dan bangsa.[14] Dapat pula dikatakan bahwa
nama Surakarta merupakan permainan kata dari Kartasura. Kata sala, nama yang
dipakai untuk desa tempat istana baru dibangun, adalah nama pohon suci asal India,
yaitu pohon sala Shorea robusta).[butuh rujukan]
Ketika Indonesia masih menganut Ejaan van Ophuysen, nama kota ini
dieja Soerakarta. Dalam aksara Jawa modern, ditulis ꦱꦸꦫꦏꦂꦠ atau ꦯꦸꦫꦑꦂꦡ.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Masa Pra-Kemerdekaan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Sejarah Surakarta dan Karaton Surakarta Hadiningrat
Eksistensi kota ini dimulai saat Sinuhun Paku Buwana II, raja Kasultanan Mataram
Islam, memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke Desa Sala, sebuah desa yang
tidak jauh dari tepi Bengawan Solo, karena istana Kartasura hancur akibat serbuan
pemberontak. Sunan Pakubuwana II membeli tanah dari lurah Desa Sala, yaitu Kyai
Sala, sebesar 10.000 ringgit (gulden Belanda) untuk membangun istana Mataram yang
baru. Secara resmi, istana Mataram Islam yang baru dinamakan Karaton Surakarta
Hadiningrat dan mulai ditempati tanggal 20 Februari 1745.[14] Perjanjian Giyanti yang
ditanda-tangani oleh Sinuhun Paku Buwana III, Belanda, dan Pangeran
Mangkubumi pada 13 Februari 1755 membagi wilayah Mataram menjadi dua
yaitu Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.[15] Selanjutnya wilayah
Kasunanan Surakarta semakin berkurang, karena Perjanjian Salatiga yang diadakan
pada 17 Maret 1757 menyebabkan Raden Mas Said diakui sebagai seorang pangeran
merdeka dengan wilayah kekuasaan berstatus kadipaten, yang disebut dengan
nama Kadipaten Mangkunegaran Surakarta (Pura Mangkunegaran Surakarta). Sebagai
penguasa Mangkunegaran, Raden Mas Said bergelar Adipati Mangkunegara I.
Daerah Istimewa Surakarta[sunting | sunting sumber]
Setelah berdirinya Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, pada 1
September 1945 Sinuhun Paku Buwana XII mengeluarkan maklumat bahwa Nagari
Surakarta Hadiningrat mendukung dan berada di belakang pemerintah Republik
Indonesia.[16] Selama 10 bulan, Surakarta berstatus sebagai daerah istimewa setingkat
provinsi, yang dikenal sebagai Daerah Istimewa Surakarta. Status Daerah Istimewa
Surakarta secara yuridis diatur dalam Penetapan Pemerintah No. 16/SD Tahun 1946
dan Surat Wakil Presiden tanggal 12 September 1949. [17]
Karesidenan Surakarta[sunting | sunting sumber]
Selanjutnya, karena berkembang gerakan antimonarki di Surakarta serta kerusuhan,
penculikan, dan pembunuhan pejabat-pejabat Daerah Istimewa Surakarta, pada
tanggal 16 Juni 1946 pemerintah membekukan status Daerah Istimewa yang
dimiliki Daerah Istimewa Surakarta dan menghilangkan kekuasaan politik Raja Nagari
Surakarta dan Adipati Nagari Surakarta yang berkedudukan di Karaton Surakarta
Hadiningrat dan Kadipaten Mangkunegaran Surakarta (Pura Mangkunegaran
Surakarta).[17] Status Raja Nagari Surakarta (SDISKS Paku Buwana) dan Adipati Nagari
Surakarta, Mangkunegaran (KGPAA. SIJ. Mangkunegara) menjadi simbol budaya di
tengah masyarakat serta kedudukan keraton dan pura diubah menjadi pusat
pengembangan seni dan budaya Jawa. Kemudian Surakarta ditetapkan menjadi tempat
kedudukan dari residen, yang memimpin Karesidenan Surakarta dengan wilayah seluas
5.677 km². Karesidenan Surakarta terdiri dari daerah-daerah Kota Praja
Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten
Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali.[18] Tanggal 16
Juni 1946 diperingati sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta modern. [19]
Kota Surakarta[sunting | sunting sumber]
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber
tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong
bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang
layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia
referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan
kaki atau pranala luar.
Setelah Karesidenan Surakarta dihapuskan pada tanggal 4 Juli 1950, Surakarta
menjadi kota di bawah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Semenjak berlakunya UU
Pemerintahan Daerah yang memberikan banyak hak otonomi bagi pemerintahan
daerah, Surakarta menjadi daerah berstatus kota otonom.
Geografi[sunting | sunting sumber]
Hidrogeologi[sunting | sunting sumber]
Surakarta terletak di dataran rendah di ketinggian 105 m dpl dan di pusat kota 95 m dpl,
dengan luas 44,1 km2 (0,14 % luas Jawa Tengah). Surakarta berada sekitar 65 km timur
laut Yogyakarta, 100 km tenggara Semarang dan 260 km barat daya Surabaya serta
dikelilingi oleh Gunung Merbabu (tinggi 3145 m) dan Merapi (tinggi 2930 m) di bagian
barat, dan Gunung Lawu (tinggi 3265 m) di bagian timur. Agak jauh di selatan
terbentang Pegunungan Sewu. Tanah di sekitar kota ini subur karena dikelilingi
oleh Bengawan Solo, sungai terpanjang di Jawa, serta dilewati oleh Kali Anyar, Kali
Pepe, dan Kali Jenes.[20] Mata air bersumber dari lereng gunung Merapi, yang
keseluruhannya berjumlah 19 lokasi, dengan kapasitas 3.404 l/detik. Ketinggian rata-
rata mata air adalah 800-1.200 m dpl. Pada tahun 1890 – 1827 hanya ada 12 sumur di
Surakarta. Saat ini pengambilan air bawah tanah berkisar sekitar 45 l/detik yang
berlokasi di 23 titik. Pengambilan air tanah dilakukan oleh industri dan masyarakat,
umumnya ilegal dan tidak terkontrol.[21]
Sampai dengan Maret 2006, PDAM Surakarta memiliki kapasitas produksi sebesar
865,02 liter/detik. Air baku berasal dari sumber mata air Cokrotulung, Klaten (387
liter/detik) yang terletak 27 km dari kota Solo dengan elevasi 210,5 di atas permukaan
laut dan yang berasal dari 26 buah sumur dalam, antara lain di Banjarsari, dengan total
kapasitas 478,02 liter/detik. Selain itu total kapasitas resevoir adalah sebesar 9.140
m3.Dengan kapasitas yang ada, PDAM Surakarta mampu melayani 55,22% masyarakat
Surakarta termasuk kawasan hinterland dengan pemakaian rata-rata 22,42 m 3/bulan.[22]
Tanah di Solo bersifat pasiran dengan komposisi mineral muda yang tinggi sebagai
akibat aktivitas vulkanik Merapi dan Lawu. Komposisi ini, ditambah dengan
ketersediaan air yang cukup melimpah, menyebabkan dataran rendah ini sangat baik
untuk budidaya tanaman pangan, sayuran, dan industri, seperti tembakau dan tebu.
Namun, sejak 20 tahun terakhir industri manufaktur dan pariwisata berkembang pesat
sehingga banyak terjadi perubahan peruntukan lahan untuk kegiatan industri dan
perumahan penduduk.
Iklim dan Topografi[sunting | sunting sumber]
Menurut klasifikasi iklim Koppen, Surakarta memiliki iklim muson tropis. Sama seperti
kota-kota lain di Indonesia, musim hujan di Solo dimulai bulan Oktober hingga Maret,
dan musim kemarau bulan April hingga September. Rata-rata curah hujan di Solo
adalah 1700–2200 mm, dan bulan paling tinggi curah hujannya adalah Desember,
Januari, dan Februari. Suhu udara relatif konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-
rata 30 derajat Celsius. Suhu udara tertinggi adalah 32,5 derajat Celsius, sedangkan
terendah adalah 21,0 derajat Celsius. Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9 MBS
dengan kelembaban udara 75%. Kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240
derajat.[23]
sembunyiData iklim Surakarta, Jawa tengah, Indonesia
Tahu
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
n
Rekor
31 32 32 33 32 32 32 32 34 35 35 32 35
tertinggi °C
(88) (90) (90) (91) (90) (90) (90) (90) (93) (95) (95) (90) (95)
(°F)
Rata-rata 31.4 30.9 31.6 32.4 32.9 31.7 31.23
30.1 30.2 30.5 31.1 31.1 30.9
tertinggi °C (88.5 (87.6 (88.9 (90.3 (91.2 (89.1 (88.2
(86.2) (86.4) (86.9) (88) (88) (87.6)
(°F) ) ) ) ) ) ) 3)
Rata-rata 26.9 26.5 25.9 25.4 25.7 26.6 27.4 26.9 26.4
26.2 26.3 26.4 26.6
harian °C (80.4 (79.7 (78.6 (77.7 (78.3 (79.9 (81.3 (80.4 (79.5
(79.2) (79.3) (79.5) (79.9)
(°F) ) ) ) ) ) ) ) ) 2)
Rata-rata 22.4 21.9 20.8 19.9 20.9 21.9 21.61
22.3 22.4 22.3 20 22.2 22.3
terendah °C (72.3 (71.4 (69.4 (67.8 (69.6 (71.4 (70.8
(72.1) (72.3) (72.1) (68) (72) (72.1)
(°F) ) ) ) ) ) ) 7)
Rekor
20 20 18 20 18 16 17 16 17 18 20 20 16
terendah °C
(68) (68) (64) (68) (64) (61) (63) (61) (63) (64) (68) (68) (61)
(°F)
324 319 293 224 145 86 54 42 51 120 212 260 2.130
Presipitasi m
(12.7 (12.5 (11.5 (8.82 (5.71 (3.39 (2.13 (1.65 (2.01 (4.72 (8.35 (10.2 (83,8
m (inci)
6) 6) 4) ) ) ) ) ) ) ) ) 4) 8)
Rata-rata hari
20 20 18 15 11 7 4 3 4 10 14 17 143
hujan
% kelembap
82 82 81 78 77 74 74 71 69 73 77 82 76.7
an
Rata-rata
sinar
158 172 179 195 219 230 241 287 285 239 221 180 2.606
matahari
bulanan
Kota Surakarta terletak di antara 110 45` 15" - 110 45` 35" Bujur Timur dan 70` 36" -
70` 56" Lintang Selatan dan berbatasan dengan Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar
dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di
sebelah selatan.[23] Di masing-masing batas kota terdapat Gapura Kasunanan yang
didirikan sekitar tahun 1931–1932 pada masa pemerintahan Sunan Pakubuwana
X di Kasunanan Surakarta. Gapura Kasunanan didirikan sebagai pembatas sekaligus
pintu gerbang masuk ibu kota kerajaan (Kota Surakarta) dengan wilayah sekitar.
Gapura Kasunanan tidak hanya didirikan di jalan penghubung, namun juga didirikan di
pinggir sungai Bengawan Solo yang pada waktu itu menjadi dermaga dan tempat
penyeberangan (di Mojo/Silir).
Ukuran Gapura Kasunanan terdiri dari dua ukuran yaitu berukuran besar dan kecil.
Gapura Kasunanan ukuran besar didirikan di jalan besar. Gapura Kasunanan ukuran
besar bisa dilihat di Grogol (selatan), Jajar (barat), dan Jurug (timur). Sedangkan
Gapura Kasunanan ukuran kecil bisa dilihat di daerah RS Kandang Sapi (utara), jalan
arah Baki di Solo Baru (selatan), Makamhaji (barat), dan di Mojo/Silir. Gapura
Kasunanan besar juga memiliki prasasti waktu pendirian gapura.
Pemerintahan[sunting | sunting sumber]
Surakarta terletak di Provinsi Jawa Tengah. Sebelum bergabung dengan Indonesia,
Surakarta diperintah oleh Sunan Surakarta dan Adipati Mangkunegaran. Semasa
dikuasai oleh Belanda, Surakarta dikenal sebagai sebuah Vorstenland atau wilayah
kerajaan. Penguasa Kasunanan Surakarta saat ini adalah Sunan Pakubuwana XIII, dan
penguasa Praja Mangkunegaran saat ini adalah Adipati Mangkunegara X. Kedua
penguasa monarki seremonial ini tidak memiliki kekuasaan politik di Surakarta. Dengan
berbagai pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, tanggal 16
Juni 1946 ditetapkan sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta modern. [19]
Kecamatan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Surakarta
Kota Surakarta memiliki 5 kecamatan dan 54 kelurahan dengan kode pos 57110 hingga
57157. Per tahun 2010, jumlah penduduk di lima kecamatan Surakarta adalah 500.642
yang terdiri atas 243.363 pria dan 257.279 wanita (sex rasio 94.59) dengan tingkat
kepadatan penduduk di Surakarta adalah 11.370 jiwa/km², yang merupakan kepadatan
tertinggi di Jawa Tengah (kepadatan Jawa Tengah hanya 992 jiwa/km²). [27] Pada tahun
2017, jumlah penduduknya diperkirakan sebesar 562.269 jiwa dan luas wilayah 46,01
km² dengan kepadatan 12.220 jiwa/km².[28][29]
Kelurahan paling barat adalah Karangasem, Laweyan, paling utara Kadipiro, Banjarsari,
paling timur Jebres, Jebres, paling selatan Joyotakan, Serengan. Kota Surakarta dan
kabupaten di sekelilingnya
seperti, Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, secara kolektif
masih sering disebut sebagai eks-Karesidenan Surakarta.
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Surakarta, adalah sebagai berikut:
Banyuanyar
33.72.05 Banjarsari 15 Banjarsari
Gilingan
Joglo
Kadipiro
Keprabon
Kestalan
Ketelan
Manahan
Mangkubumen
Nusukan
Punggawan
Setabelan
Sumber
Timuran
33.72.04 Jebres 11 Gandekan
Jagalan
Jebres
Kepatihan Kulon
Kepatihan Wetan
Mojosongo
Pucang Sawit
Kode Kecamatan Jumlah Daftar
Kemendagri Kelurahan Kelurahan
Purwodiningratan
Sewu
Sudiroprajan
Tegalharjo
33.72.01 Laweyan 11 Bumi
Jajar
Karangasem
Kerten
Laweyan
Pajang
Panularan
Penumping
Purwosari
Sondakan
Sriwedari
33.72.03 Pasar Kliwon 10 Baluwarti
Gajahan
Joyosuran
Kampung Baru
Kauman
Kedung Lumbu
Mojo
Pasar Kliwon
Sangkrah
Semanggi
33.72.02 Serengan 7 Danukusuman
Jayengan
Joyotakan
Kemlayan
Kratonan
Serengan
Tipes
TOTAL 54
Mulai Akhir
No Wakil Wali Perio
Potret Wali Kota menjab menjab Partai Ref.
. Kota de
at at
R. T. 19 Mei 15 Juli
1 N/A 1 [ket. 1]
Partai
14
Iskak 15 Juli Nasional
2 Novemb Soediro 2
Tjokroadisurjo 1946 Indonesi
er 1946[b]
a
Majelis
Syuro
14 13
Muslimi
3 Sjamsoeridjal Novemb Januari N/A 3 [ket. 2]
n
er 1946 1949[c]
Indonesi
a
14
Soedjatmo 10 Juli
4 Januari Militer N/A 4
Soemowerdojo 1949
1949
1
K. Ng. Soebekti 1 Mei
6 Agustus N/A 6 [ket. 3]
Poesponoto 1950
1951
1 1
7
Agustus Oktober [ket. 4]
(1951)
1951 1955
Muhammad
7 Saleh Militer N/A
Werdisastro
1 17
8
Oktober Februari
(1955)
1955 1958
Partai
17 10
Oetomo Komunis
8 Februari Novemb N/A 9 [ket. 5]
Ramelan Indonesi
1958 er 1965[d]
a
11 6
Raden
9 Januari Novemb Militer N/A 10
Koesnandar
1968 er 1973
6
Indrijo Jatmo 9 Mei
10 Novemb N/A 11 [31]
Pranoto 1974
er 1973
Soemari 9 Mei 12
11 1980 N/A
Wongsopawiro 1974 (1975)
Soekatmo
13
12 Prawirohadisebr 1980 1985 N/A
(1980)
oto
14
1985 1990 N/A
(1985)
13 H. R. Hartomo
15
1990 1995 N/A
(1990)
Kolonel Inf
16
14 (Purn.) Imam 1995 1999 Militer N/A
(1995)
Soetopo
Partai
Demokra
si
10 April 10 April 17
15 Slamet Suryanto Indonesi J. Suprapto [32][33]
2010 an
2012
19
(2010)
19
28 Juli Partai
Oktober [34]
2015 Demokra
2012
si Achmad
F. X. Hadi
17 Indonesi Purnomo (201
Rudyatmo
a 3–2021)
17 17 Perjuang 20
Februari Februari an (2015)
2016 2021
Partai
Demokra
26 si
Gibran Petahan Teguh 21 [ket. 7]
18 Februari Indonesi
Rakabuming a Prakosa (2020) [35][36]
2021 a
Perjuang
an
Legenda
Non-Partisan/Penugasan Pemerintah
Partai Nasional Indonesia
Majelis Syuro Muslimin Indonesia
Partai Komunis Indonesia
Militer
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Pelaksana tugas Wali Kota[sunting | sunting sumber]
Berikut daftar Pelaksana Tugas Wali Kota yang menggantikan Wali Kota petahana
yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi.
Keterangan
1. ^ Diangkat menjadi Wali Kota Surakarta oleh Komite Nasional Indonesia Daerah
Kota Surakarta. Dilantik ditengah pertentangan antara Pemerintah Daerah Istimewa
Kasunanan dengan Mangkunegaran
2. ^ Presiden dan Menteri Dalam Negeri tidak hadir dalam pelantikan, sehingga
Sjamsoeridjal melantik dirinya sendiri sebagai Wali Kota merangkap Residen,
meskipun pelantikan dapat dilakukan oleh Wali Kota merangkap Residen pendahulu
3. ^ Dilantik bersamaan dengan dihapusnya Pemerintahan Daerah Militer Karesidenan
Surakarta berdasarkan Instruksi MBKD Nomor 3/S.T>d.In/50
4. ^ Menjabat Wali Kota berdasarkan Surat Keputusan Mendagri No. U.P.14/2/25 dan
SKEP Presiden RI No.416/16/M
5. ^ Periode Pemerintah Daerah Kotapraja Surakarta. Berlakunya Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1957 hingga Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965
6. ^ Wali Kota Joko Widodo mengundurkan diri setelah terpilih sebagai Gubernur DKI
Jakarta
7. ^ Wali Kota pertama yang tetap dikawal oleh Pasukan Pengamanan Presiden
dikarenakan termasuk dalam keluarga presiden
8. ^ Dilantik berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor UP.47/3/20-
1534 dan diikuti dengan Surat Perintah Nomor PRINT-853/10/1965 tanggal 25
Oktober 1965 dari Pangdam VII/Diponegoro yang berisi penugasan sebagai Wali
Kota Kepala Daerah Kotamadya Surakarta menggantikan sementara Oetomo
Ramelan yang terlibat dalam Gerakan 30 September
9. ^ Meninggal dunia saat menjabat[38]
APBD[sunting | sunting sumber]
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau yang biasa disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. APBD merupakan salah satu instrumen kebijakan
yang digunakan pemerintah daerah sebagai alat untuk membiayai pelaksanaan
pemerintahan, pelayanan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
daerah. Secara umum APBD terbagi dalam 3 akun besar yaitu akun
Pendapatan, akun Belanja dan akun Pembiayaan. Akun Pendapatan dalam
APBD berisi sumber-sumber pendapatan pemerintah daerah dalam satu tahun
anggaran dari Pendapatan Asli DAerah (PAD), Dana Perimbangan (Daper) dan
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Belanja adalah seluruh belanja
pemerintah daerah yang dialokasikan untuk satu tahun anggaran. Pembiayaan
adalah sejumlah pembiayaan yang dikelola pemerintah daerah dalam satu tahun
anggaran yang digunakan untuk menutup defisit anggaran.
Tahu
Pendapatan Belanja Pembiayaan
n
Partai Politik
2009–
2014–2019 2019–2024
2014
PDI-P 15 24 30
PKS 4 5 5
Golkar 4 4 3
PAN 4 4 3
Gerindra (baru) 2 3 3
PSI (baru) 1
Demokrat 7 3 0
Hanura (baru) 2 1 0
PPP 0 1 0
PDS 2
Jumlah Anggota 40 45 45
Jumlah Partai 8 8 6
Kecamatan[sunting | sunting sumber]
Banyuanyar
33.72.05 Banjarsari 15 Banjarsari
Gilingan
Joglo
Kadipiro
Keprabon
Kestalan
Ketelan
Manahan
Mangkubumen
Nusukan
Punggawan
Setabelan
Sumber
Timuran
33.72.04 Jebres 11 Gandekan
Jagalan
Jebres
Kepatihan Kulon
Kepatihan Wetan
Mojosongo
Pucang Sawit
Purwodiningratan
Sewu
Sudiroprajan
Tegalharjo
33.72.01 Laweyan 11 Bumi
Jajar
Karangasem
Kerten
Laweyan
Pajang
Panularan
Penumping
Purwosari
Sondakan
Sriwedari
33.72.03 Pasar Kliwon 10 Baluwarti
Gajahan
Joyosuran
Kampung Baru
Kauman
Kedung Lumbu
Mojo
Pasar Kliwon
Sangkrah
Kode Kecamatan Jumlah Daftar
Kemendagri Kelurahan Kelurahan
Semanggi
33.72.02 Serengan 7 Danukusuman
Jayengan
Joyotakan
Kemlayan
Kratonan
Serengan
Tipes
TOTAL 54
Demografi[sunting | sunting sumber]
K
Na
o %
ma L % Laju
N P Han Tra d l Pen Kep
kec u pen pert
o et acar nslit e u dud ada
am a dud umb
. a aka erasi P a uk tan
ata s uk uhan
o s
n
s
ꦨꦚ꧀
Banjar Banjar 571 14,8 33,6 157.4 31,45 10.630
1
sari
ꦗꦂꦱ sari 30 1 3% 38 % /km2
0,25
ꦫꦶ
ꦗꦺꦧ
571 12,5 28,5 138.6 27,69 11.019
2 Jebres ꦿꦺꦱ Jèbrès
20 8 7% 24 % /km2
0,88
꧀
ꦥꦱꦂ
Pasar
ꦏ꧀ꦭ Pasar 571 10,9 74.14 14,80 15.383
4 Kliwo 4,82 -0,07
n ꦶꦮꦺ Kliwon 10 5% 5 % /km2
ꦴꦤ꧀
ꦱꦼꦫ
Sereng Sěrèng 571 7,24 44.12 13.830
5
an
ꦺꦔꦤ an 50
3,19
% 0
8,81%
/km2
-0,59
꧀
Agama di Surakarta
Islam (78.95%)
Protestan (13.75%)
Katolik (6.98%)
Buddha (0.22%)
Hindu (0.06%)
Lainnya (0.03%)
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Ekonomi[sunting | sunting sumber]
Industri batik menjadi salah satu industri khas Surakarta. Sentra kerajinan batik
dan perdagangan batik antara lain di Laweyan dan Kauman. Pasar Klewer serta
beberapa pasar batik tradisional lain menjadi salah satu pusat perdagangan
batik di Indonesia. Perdagangan di Surakarta berada di bawah naungan Dinas
Industri dan Perdagangan[55]
Selain Pasar Klewer, Surakarta juga memiliki banyak pasar tradisional, di
antaranya Pasar Gedhe (Pasar Besar), Pasar Legi, dan Pasar Kembang. Pasar-
pasar tradisional yang lain menggunakan nama-nama dalam bahasa Jawa,
antara lain nama pasaran (hari) dalam Bahasa Jawa: Pasar Pon, Pasar Legi,
sementara Pasar Kliwon saat ini menjadi nama kecamatan dan nama pasarnya
sendiri berubah menjadi Pasar Sangkrah. Selain itu ada pula pasar barang antik
yang menjadi tujuan wisata, yaitu Pasar Triwindu/Windu Jenar (setiap Sabtu
malam diubah menjadi Pasar Ngarsopuro) serta Pasar Keris dan Cenderamata
Alun-Alun Utara Keraton Surakarta.
Pusat bisnis kota Surakarta terletak di sepanjang Jalan Slamet Riyadi. Beberapa
bank, hotel, pusat perbelanjaan, restoran internasional, hingga tujuan wisata dan
hiburan terletak di sepanjang jalan protokol ini, termasuk Graha Soloraya, Loji
Gandrung (rumah dinas wali kota). Pada hari minggu pagi, jalanan Slamet
Riyadi khusus ditutup bagi kendaraan bermotor, untuk digunakan sebagai
ajang Solo Car Free Day, sebagai bagian dari tekad pemda untuk mengurangi
polusi. Beberapa mal modern di Surakarta antara lain IBGADGETSTORE, SSI
Solo, Solo Square, Solo Grand Mall (SGM), Solo Paragon, Solo Center Point
(SCP), Singosaren Plaza, Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Trade
Center (BTC), Hartono Mall Solo Baru, Pusat Perbelanjaan Luwes (Ratu Luwes,
The Park Mall, Transmart, Sami Luwes, Luwes Sangkrah, Luwes Gading, Luwes
Nusukan, Luwes Mojosongo, Luwes Palur), dan Palur Plaza.
Sebagai salah satu kota yang maju, tentu saja di Surakarta juga telah berdiri
usaha penginapan dari mulai homestay, losmen, bintang kelas melati hingga
hotel berbintang 4 (empat) dan 5 (lima) diantaranya adalah Red Planet (hotel
bintang 2, Mangkubumen), Amarelo Hotel (hotel bintang 3, Kemlayan), Grand
Amira Hotel (hotel bintang 2, Pasar Kliwon), Amaris Hotel (hotel bintang
2, Sriwedari), Grand Orchid Hotel (hotel bintang 3, Timuran), The Sunan Hotel
(hotel bintang 4, Kerten), Hotel Sahid Jaya (hotel bintang 5, Timuran), Simple In
Solo (hotel bintang 1, Manahan), Novotel (hotel bintang 4, Timuran), Hotel Alila
(Bintang 5, Farokah), Aston Hotel-Pop & Harris Hotel (Bintang 3, Purwosari),
Swissbellin (Bintang 3, Saripetodjo)
Surakarta memiliki beberapa pabrik yang mempekerjakan karyawan dalam
jumlah yang besar antara lain Sritex, Konimex, dan Jamu Air Mancur. Selain itu
masih ada banyak pabrik-pabrik lain di zona industri Palur. Industri batik juga
menjadi salah satu industri khas Surakarta.
Kesehatan[sunting | sunting sumber]
Rumah Sakit[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar rumah sakit di Kota Surakarta
Kota Surakarta dan wilayah sekitarnya mempunyai beberapa rumah sakit, di
antaranya:
Puskesmas Pajang
Puskesmas Penumping
Puskesmas Purwosari
Puskesmas Jayengan
Puskesmas Kratonan
Puskesmas Gajahan
Puskesmas Sangkrah
Puskesmas Purwodiningratan
Puskesmas Ngoresan
Puskesmas Sibela
Puskesmas Pucangsawit
Puskesmas Nusukan
Puskesmas Manahan
Puskesmas Gilingan
Puskesmas Banyuanyar
Puskesmas Setabelan
Puskesmas Gambirsari
Olahraga[sunting | sunting sumber]
Stadion Manahan, stadion terbesar di Surakarta.
Transportasi[sunting | sunting sumber]
Kota Surakarta terletak di pertemuan antara jalur selatan Jawa dan jalur
Semarang-Ngawi, yang menjadikan posisinya yang strategis sebagai kota
transit. Jalur kereta api dari jalur utara dan jalur selatan Jawa juga terhubung di
kota ini. Kota ini dilintasi oleh Jalan Nasional Rute 15 yang menghubungkan
antara Surabaya dan Yogyakarta, jaringan Jalan Tol Trans Jawa yang
menghubungkan Surakarta dengan Jakarta; Semarang; dan Surabaya via jalan
tol, serta jalan provinsi yang menghubungkan Surakarta dengan kota-kota lain di
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Surakarta merupakan kota yang terkurung
daratan, sehingga tidak memiliki moda transportasi air.
Taksi[sunting | sunting sumber]
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber
tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong
bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang
layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi
ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.
Taksi adalah salah satu moda transportasi yang sering dijumpai. Dari bandara,
turis dapat memesan tiket dengan menyebutkan tujuannya dan membayar
ongkos taksi di muka. Beberapa jasa pelayanan taksi antara lain Aravia
(636468), Solo Central Taksi (728728), Kosti (664504,856300), Mahkota Ratu
(655666). Sementara itu beberapa persewaan mobil juga dapat ditemu di
bandara.
Jasa transportasi tradisional yang terkenal lainnya adalah becak, yang dikayuh
dengan tenaga manusia. Angkutan umum dalam kota yang lain mencakup bus
kota, angkot, dan andong.
Bus[sunting | sunting sumber]
Batik Solo Trans di Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo.
Pariwisata[sunting | sunting sumber]
Halaman Kori Kamandungan Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Surakarta juga dikenal sebagai daerah tujuan wisata yang biasa didatangi oleh
wisatawan dari kota-kota besar. Biasanya wisatawan yang berlibur
ke Yogyakarta juga akan singgah di Surakarta, atau sebaliknya. Tujuan wisata
utama kota Surakarta adalah Keraton Surakarta, Pura Mangkunegaran, dan
kampung-kampung batik serta pasar-pasar tradisionalnya. Wisata sejarah bekas
pabrik gula bernama De Tjolomadoe, Colomadu, Karanganyar
Di Surakarta terdapat beberapa citywalk yang ditujukan untuk pejalan kaki dan
pengendara sepeda, antara lain di koridor Ngarsopuro, di sepanjang Jalan
Slamet Riyadi (sepanjang 6–7 km dan selebar 3 m), dan di sepanjang Jalan
Perintis Kemerdekaan. Tempat-tempat yang ditunjuk sebagai citywalk tidak
boleh dilalui oleh kendaraan bermotor.
Sepur Kluthuk Jaladara[sunting | sunting sumber]
Grebeg ini diadakan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal. Acara ini
berlangsung setelah melakukan Salat Ied. Prosesi acaranya sama dengan
Grebeg Mulud yaitu para abdi dalem mengarak gunungan dari Keraton
Surakarta ke Masjid Agung Surakarta untuk didoakan oleh ulama keraton
kemudian dibagikan kepada masyarakat pengunjung.
Syawalan[sunting | sunting sumber]
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber
tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong
bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang
layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi
ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.
Syawalan mulai diadakan satu hari setelah Hari Raya Idul Fitri dan berlangsung
di Taman Satwataru Jurug di tepi Bengawan Solo. Pada puncak acara yaitu
"Larung Gethek Jaka Tingkir" diadakan pembagian ketupat pada masyarakat
pengunjung. Pada acara syawalan juga diadakan berbagai macam pertunjukan
kesenian tradisional.
Grebeg Besar[sunting | sunting sumber]
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber
tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong
bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang
layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi
ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.
Berlangsung pada hari Idul Adha (tanggal 10 Besar). Upacara sama dengan
prosesi gunungan pada Grebeg Pasa dan Grebeg Mulud.
Solo Batik Carnival[sunting | sunting sumber]
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber
tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong
bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang
layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi
ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.
Suasana Solo Batik Carnival.
Solo atau Surakarta dan sekitarnya terkenal dengan banyaknya jajanan kuliner
tradisional. Di antara lain : Sate Kambing, Nasi Liwet, Timlo Solo, Nasi
Gudeg, Gudeg Ceker, Pecel nDeso, Cabuk Rambak, Bestik Solo, Selat
Solo, Mie Ayam, Bakso Solo, Srabi Solo, Intip, Tengkleng, Roti Mandarin, Sosis
Solo, Kambing Guling, Sate Buntel, Sate Kere, Sup Matahari, Bakmi Ketoprak,
dll.[69]
Beberapa minuman khas Surakarta antara lain: Wedang asle yaitu minuman
hangat dengan nasi ketan, wedang dawet gempol pleret (gempol terbuat dari
sejenis tepung beras, sedangkan pleret terbuat dari ketan dan gula merah),
jamu beras kencur, yaitu jamu kesehatan yang berbeda dari jamu yang lain
karena rasanya yang manis, dll.[70] Sementara itu, koridor Gladag setiap malam
diubah menjadi pusat jajanan terbesar di Kota Surakarta dengan
nama Galabo (Gladang Langen Bogan)[71]
Seluruh makanan dan jajanan tradisional tersebut tidak lepas dari tradisi
kuliner keplek ilat (memanjakan lidah) yang telah ada sejak masa
Susuhunan Pakubuwana II. Kedekatan Pakubuwana II dengan VOC membuat
kuliner Surakarta berkembang pesat dan adaptif terhadap gaya masakan dari
luar, seperti Eropa, Tionghoa, maupun Arab. [72]
Arsitektur dan Peninggalan Sejarah[sunting | sunting sumber]
Budaya[sunting | sunting sumber]
R. Ng. Ranggawarsita adalah pujangga besar sastra dan budaya Jawa yang lahir dan hidup
di Surakarta. Ia dianggap sebagai pujangga besar terakhir tanah Jawa.
Media[sunting | sunting sumber]
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber
tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong
bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang
layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi
ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.
Artikel utama: Media di Kota Surakarta
Ada beberapa surat kabar yang beroperasi di daerah Surakarta, antara lain Solo
Pos, Radar Solo (grup Jawapos), dan Joglosemar (surat kabar Jogja, Solo,
Semarang). Selain itu ada pula puluhan stasiun radio di Surakarta dan beberapa
televisi lokal yang beroperasi di Surakarta, seperti TATV (Terang Abadi Televisi)
dan MTA TV.
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Perkuat Sebagai Kota Budaya, Kota Solo Gelar Festival Kebudayaan Jawa
2021". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-02. Diakses tanggal 2022-07-02.
2. ^ Lompat ke:a b "Solo: Kota yang Menjadikan Batik Sebagai Identitas
Kotanya". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-16. Diakses tanggal 2022-07-
02.
3. ^ "Terkenal Kota Kuliner, Apa Makanan Khas Solo yang Belum Kamu
Coba?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-03. Diakses tanggal 2022-07-02.
4. ^ "25 Makanan Khas Solo, Kota Kuliner di Jawa Tengah". Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2022-07-02. Diakses tanggal 2022-07-02.
5. ^ "Solo Kota Batik". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-02. Diakses
tanggal 2022-07-02.
6. ^ "Perda No. 2 Tahun 1955" (PDF). Pemerintah Kota Surakarta. Jaringan
Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional. Diarsipkan (PDF) dari versi asli
tanggal 2021-12-20. Diakses tanggal 2022-02-20.
7. ^ "Semboyan dan Slogan Kota Solo Beserta Makna dan Artinya". Diarsipkan dari
versi asli tanggal 2022-07-02. Diakses tanggal 2022-07-02.
8. ^ Lompat ke:a b "Kota Surakarta Dalam Angka 2021" (pdf). Badan Pusat Statistik
Kota Surakarta. hlm. 3, 51. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-17. Diakses
tanggal 17 April 2021.
9. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses
tanggal 2022-10-14.
10. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan 2019-2020". Badan Pusat
Statistik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 17
April 2021.
11. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A
2020" (PDF). Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. (2020). Diakses
tanggal 17 April 2021.
12. ^ Lompat ke:a b Siregar, Vitrianda Hilba (17 Februari 2021). "Solo, Sala, atau
Surakarta, Manakah yang Benar?". Okezone.com. hlm. 2. Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2022-01-22. Diakses tanggal 22 Januari 2022.
13. ^ Siregar, Vitrianda Hilba (17 Februari 2021). "Solo, Sala, atau Surakarta, Manakah
yang Benar?". Okezone.com. hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-22.
Diakses tanggal 22 Januari 2022.
14. ^ Lompat ke:a b "Kompleks Bangunan Keraton Surakarta". Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2022-06-01. Diakses tanggal 2022-05-29.
15. ^ "Cikal Bakal Keraton Kasultanan Yogyakarta". Diarsipkan dari versi asli tanggal
2019-10-30. Diakses tanggal 2019-10-30.
16. ^ "Saksi Luruskan Sejarah Keistimewaan Surakarta: Saksi berharap Karesidenan
Surakarta terpisah dari Provinsi Jawa Tengah". Diarsipkan dari versi asli tanggal
2019-10-30. Diakses tanggal 2019-10-30.
17. ^ Lompat ke:a b "Keraton Surakarta Tuntut Status Istimewa". Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2020-06-19. Diakses tanggal 2019-10-30.
18. ^ "Soal Provinsi Solo Raya, Jateng Tak Akan Rela Melepaskan". Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2019-10-30. Diakses tanggal 2019-10-30.
19. ^ Lompat ke:a b "Selayang Pandang Kota Surakarta". Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2019-10-30. Diakses tanggal 2019-10-30.
20. ^ "Solo Kota Kita: Sampai ke Ujung Sungai". Diarsipkan dari versi asli tanggal
2011-12-10. Diakses tanggal 2011-11-27.
21. ^ (Inggris) PDAM Solo: The Greater Surakarta[pranala nonaktif permanen]
22. ^ Produksi air[pranala nonaktif permanen]
23. ^ Lompat ke:a b "Batas Administratif Kota Solo". Diarsipkan dari versi asli tanggal
2011-10-31. Diakses tanggal 2011-07-06.
24. ^ "Surakarta Climate". Climate-Data.org. Diakses tanggal 20 Agustus 2020.
25. ^ "Surakarta, Indonesia". Diakses tanggal 20 Agustus 2020.
26. ^ "Solo, Jawa Tengah, Indonesia". Diakses tanggal 20 Agustus 2020.
27. ^ http://www.bps.go.id/hasilSP2010/jateng/3372.pdf
28. ^ Lompat ke:a b "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang
Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses
tanggal 3 Oktober 2019.
29. ^ Lompat ke:a b "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data
Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik
Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses
tanggal 15 Januari 2020.
30. ^ "Sejarah Pemerintahan Kota Surakarta". Pemerintah Kota Surakarta. Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informatika Pemkot Surakarta. 2013. Diakses
tanggal 16 Desember 2017.[pranala nonaktif permanen]
31. ^ "Sejarah Berdirinya Universitas Sebelas Maret". Universitas Sebelas Maret.
Museum UNS. Diakses tanggal 20 Juni 2021.
32. ^ "Jelang Akhir Masa Jabatan Wali Kota (1): "Diwarisi" Kota yang Porak
Poranda". Suara Merdeka. Surakarta. 22 Februari 2016. Diakses tanggal 10
Maret 2016. [pranala nonaktif permanen]
33. ^ Syahirul, Anas (11 Oktober 2004). "Walikota Solo Diperiksa Polisi". Tempo.co.
Diakses tanggal 20 Juni 2021.
34. ^ "FX Hadi Rudyatmo Resmi Gantikan Jokowi Jadi Wali Kota
Surakarta". Detik.com. 19 Oktober 2012. Diakses tanggal 20 Juni 2021.
35. ^ Zamani, Labib (26 Februari 2021). Arief, Teuku Muhammad Valdy, ed. "Ganjar
Resmi Lantik Gibran Jadi Wali Kota Solo". Kompas.com. Diakses tanggal 20
Juni 2021.
36. ^ Erika Nugraheny, Dian (26 Februari 2021). "Resmi Dilantik Jadi Wali Kota, Gibran
dan Bobby Tetap Dikawal Paspampres". Kompas.com. Diakses tanggal 20
Juni 2021.
37. ^ "Mantan Wakil Walikota Solo Tolak Hadiri Sertijab Plh". Detik.com. 11 April 2005.
Diakses tanggal 20 Juni 2021.
38. ^ BREAKING NEWS: Pejabat Wali kota Solo Meninggal Dunia Tribun Jateng.
Diakses pada 30 Desember 2015
39. ^ Abriyani, Ayu (31 Desember 2015). Asfar, Adib M, ed. "Pj. Wali Kota Solo
Meninggal: Budi Yulistianto Resmi Gantikan Alm. Budi Suharto, Sekda Masih
Kosong". Solopos. Diakses tanggal 16 Desember 2017.
40. ^ Zamani, Labib. Arief, Teuku Muhammad Valdy, ed. "Ganjar Tunjuk Sekda Solo
Ahyani Jadi Plh Wali Kota". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-02-23.
41. ^ http://www.bps.go.id/hasilSP2010/jateng/3372.pdf
42. ^ "Solo The Spirit of Java Menangi Lomba Slogan". Suara Merdeka. 2013-05-
17. http://www.suaramerdeka.com/harian/0605/03/slo06.htm Diarsipkan 2015-09-24
di Wayback Machine.. Accessed: 2013-05-17. (Archived by WebCite® at)
43. ^ "Sisi Lain Spirit of Java". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-08. Diakses
tanggal 2013-06-17.
44. ^ (Jerman) Seite aus Meyers Konversationslexikon: Suppeditieren - Surate:
Surakarta Diarsipkan 2012-03-11 di Wayback Machine.
45. ^ Surakarta Diarsipkan 2012-03-11 di Wayback Machine., dalam Retrobibliothek
Online dari Meyers Knversationslexikon, Leipzig & Wien. 1885-1892
46. ^ "PDAM Solo: Profil". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-08. Diakses
tanggal 2011-03-03.
47. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2010-11-13. Diakses
tanggal 2011-07-06.
48. ^ "Masjid Laweyan, Tertua di Solo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-27.
Diakses tanggal 2011-07-06.
49. ^ "Sahasra Adhi Pura". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-20. Diakses
tanggal 2011-01-06.
50. ^ "Kampung Arab di Kota Semarang dan Surakarta". Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2014-07-22. Diakses tanggal 2011-07-06.
51. ^ "Zunainingsih, Memik (2010) Sekolah Islam Diponegoro Surakarta Tahun 1966-
2005. Other thesis, UNS". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-21. Diakses
tanggal 2011-07-06.
52. ^ Nilai-nilai Simbolik Prosesi Ritual Etnis China di Kelenteng Tien Kok Sie
53. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-21. Diakses
tanggal 2010-08-30.
54. ^ "Daftar universitas swasta di Surakarta". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-
08-30. Diakses tanggal 2010-08-30.
55. ^ "Dinas Industri dan Perdagangan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-27.
Diakses tanggal 2011-07-06.
56. ^ "Gedung Wayang Orang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-31. Diakses
tanggal 2011-07-06.
57. ^ "DPRD Solo tolak serahkan dua makam perbatasan". Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2011-11-03. Diakses tanggal 2011-07-06.
58. ^ "Beberapa Dimensi Pelayanandi GKJ Nusukan". Diarsipkan dari versi asli tanggal
2014-08-10. Diakses tanggal 2011-07-06.
59. ^ "Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-
07-24. Diakses tanggal 2011-07-06.
60. ^ (Inggris) The Jakarta Post: Welcome LPI Diarsipkan 2011-01-12 di Wayback
Machine.
61. ^ "Menengok Manahan Tempo Doeloe". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-
19. Diakses tanggal 2011-07-06.
62. ^ "Rute Bus Solo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-11. Diakses
tanggal 2011-12-09.
63. ^ "Calon Jalan untuk Sepur Berlokomotif Uap". Diarsipkan dari versi asli tanggal
2010-03-11. Diakses tanggal 2010-06-23.
64. ^ "Peringatan Malam Satu Suro - Rumah Belajar". Diarsipkan dari versi asli tanggal
2019-10-30. Diakses tanggal 2019-10-30.
65. ^ (Inggris) The Jakarta Post: ‘Sekaten’: Celebrating the Prophet’s
birthday Diarsipkan 2011-02-21 di Wayback Machine.
66. ^ "The Jakarta Post: A Javanese-Chinese 'Imlek' for Solo". Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2011-02-11. Diakses tanggal 2011-03-03.
67. ^ "Grebeg Maulud dan Cara Syiar Islam Para Wali". Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2019-10-30. Diakses tanggal 2019-10-30.
68. ^ "Sejarah Tari Bedhaya Ketawang dan Makna Filosofisnya". Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2019-10-30. Diakses tanggal 2019-10-30.
69. ^ "Wisata Kuliner". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-31. Diakses
tanggal 2011-07-06.
70. ^ "Solo Culinary". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-22. Diakses
tanggal 2011-07-06.
71. ^ "Gladag Langen Bogan - Galabo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-22.
Diakses tanggal 2011-07-06.
72. ^ "Keplek Ilat dan Pawon Anget". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-17.
Diakses tanggal 2022-12-17.
73. ^ "Benteng Vastenburg". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-27. Diakses
tanggal 2011-07-06.
74. ^ "Loji Gandrung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-31. Diakses
tanggal 2011-07-06.
75. ^ (Inggris) The Jakarta Post: Surakarta surveying its cultural
heritage Diarsipkan 2011-03-04 di Wayback Machine.
76. ^ "Museum Radya Pustaka". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-19. Diakses
tanggal 2011-07-06.
77. ^ "Balai Soedjatmoko". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-31. Diakses
tanggal 2011-07-06.
78. ^ "Sejarah Bahasa Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-25.
Diakses tanggal 2011-08-17.
79. ^ "Solo's Classical Court Dance". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-09-24.
Diakses tanggal 2009-05-12.
80. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-04. Diakses
tanggal 2009-05-12.
81. ^ "Kampung Batik Laweyan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-31. Diakses
tanggal 2011-07-06.
82. ^ "Kampung Batik Kauman". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-28. Diakses
tanggal 2011-07-06.
83. ^ "Surakarta dan Montana, Bulgaria Menjadi Kota Kembar". Portal Nasional
Republik Indonesia. 21-10-2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-08.
Diakses tanggal 25-01-2010.
84. ^ "Sister City Montana – Surakarta". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-13.
Diakses tanggal 2011-07-06.
tampil
l
b
s
Topik Surakarta
tampil
l
b
s
Topik Surakarta
sembunyi
l
b
s
Solo Raya
abupaten Boyolali Kabupaten Kabupaten Klaten Kabupaten Sragen Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Wonogiri Kota Surakarta
Karanganyar
tampil
l
b
s
Jawa Tengah
tampil
l
b
s
Topik mengenai Jawa
tampil
Pengawasan otoritas
Kategori:
Pages with empty portal template
Kota Surakarta
Kota di Indonesia