Anda di halaman 1dari 4

Sejarah Kerajaan Majapahit, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya Oleh Ghina Aulia

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Sejarah Kerajaan Majapahit, Masa Kejayaan
dan Keruntuhannya" , https://katadata.co.id/intan/lifestyle/63f883fa823ce/sejarah-kerajaan-
majapahit-masa-kejayaan-dan-keruntuhannya
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Intan

Masuknya bangsa India ke Nusantara, membuahkan banyak percampuran budaya dari berbagai
aspek. Salah satunya adalah berdirinya berbagai kerajaan-kerajaan bernuansa agama Hindu
ataupun Budha. Hal itu tergantung dari pengaruh pendatang di wilayah tersebut. Misalnya Kerajaan
Hindu adalah Kutai dan Kerajaan Budha adalah Sriwijaya. Salah satu kerajaan Hindu dan Buddha
yang berhasil mencapai masa kejayaan dan keruntuhannya sekaligus adalah kerajaan Majapahit.
Hingga sekarang, sejarahnya masih tersimpan rapi dalam bentuk peninggalan benda maupun cerita
rakyat. Majapahit merupakan kerajaan yang berhasil berekspansi secara luas. Tidak hanya itu,
mereka juga memiliki tatanan pemerintahan yang lengkap. BACA JUGA Memahami Parlementer
Kerajaan, Sistem Pemerintahan Malaysia Sejarah Sungai Citarum, Sungai yang Pernah
Memisahkan Dua Kerajaan Sejarah Keraton Kanoman, Peninggalan Kerajaan Cirebon Selain itu,
Majapahit juga memiliki sistem militer yang teratur. Bahkan, terdapat dua golongan yang dibedakan
menurut senjatanya. Terkait itu, kali ini Katadata.co.id akan membahas lebih lanjut tentang Kerajaan
Majapahit, sejarah dan penjelasan singkatnya. Profil Kerajaan Majapahit Nama: Majapahit Raja-raja:
a. Raden Wijaya b. Jayanagara c. Tribhuwana Wijayatunggadewi d. Hayam Wuruk e.
Wikramawardhana f. Suhita g. Kertawijaya h. Rajasawardhana i. Girishawardhana j. Suraprabhawa
k. Girindrawardhana ADVERTISEMENT Tahun Berdiri: 1293  Tahun Keruntuhan: 1498  Agama:
Hindu – Budha Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit Kerajaan Majapahit pertama berdiri sekitar
tahun 1293 M oleh Raden Wijaya. Diketahui bahwa sosoknya adalah menantu dari Raja terakhir
Singasari, yakni Kertanegara. Advertisement Pause 00:00 00:22 00:30 Unmute Powered by
GliaStudio close Raden Wijaya awalnya mendapatkan lahan berupa hutan Tarik yang kemudian
dibangunnya menjadi desa baru. Sejak awal, wilayah tersebut sudah dinamainya Majapahit. Saat
itu, Raden Wijaya mengabdi kepada Jayakatwang. Namun, ia bersekutu dengan bangsa Mongol
yang datang. Setelah itu, Jayakatwang tidak bisa diselamatkan. Mengutip dari buku Sanggrama
Wijaya Gamal Komandoko (2009), kelahiran Majapahit sekaligus dijadikannya Raden Wijaya
sebagai Raja adalah sekitar 15 bulan Kartika tahun 1215 saka. Secara penanggalan masehi yaitu
10 November 1293. Resmi menjadi raja, Raden Wijaya menggunakan nama Kertarajasa
Jayawardhana. Meski begitu, ia justru menghadapi masalah yang datang dari bawahan Kertarajasa.
Termasuk di dalamnya yaitu Ranggalawe, Sora, dan Nambi yang memberontak. Selain itu, juga ada
dukungan dari Panji Mahajaya, Ra Arya Sidi, Ra Jaran Waha, Ra Lintang, Ra Tosan, Ra Gelatik,
dan Ra Tati. ADVERTISEMENT Namun, pemberontakan tersebut dapat dihadapi oleh Raden
Wijaya. Disinyalir bahwa hal itu juga disebabkan oleh konspirasi yang dibuat oleh Halayudha, yakni
mahapatih yang bertujuan untuk menjatuhkan orang kepercayaan raja untuk mendapatkan jabatan
tinggi di pemerintahan. Puncak Kejayaan Kerajaan Majapahit Hayam Wuruk adalah raja yang
merupakan anak dari Ratu Tribhuwanatunggadewi. Tergolong sangat muda, Hayam Wuruk naik
takhta pada usia 16 tahun. Hayam Wuruk mendapatkan gelar Sri Rajasanegara. Ia didampingi oleh
Mahapatih Gadjah Mada yang bertekad untuk meneruskan cita-citanya. Diketahui bahwa puncak
kejayaan kerajaan Majapahit berada di datangan Hayam Wuruk. Maka dari itu, ia merupakan raja
Majapahit yang paling terkenal. Bersama Hayam Wuruk, Majapahit berhasil berekspansi ke luar
Nusantara. Termasuk di dalamnya adalah Tumasik dan Semenanjung Melayu. Salah satu
peninggalan yang juga terkenal saat masa pemerintahannya adalah Sumpah Palapa yang dibuat
oleh Gadjah Mada. Diketahui bahwa sumpah tersebut berisi tentang sumpah tidak akan menikmati
istirahat sebelum Nusantara bersatu dan takluk di tangan Majapahit. Maka dari itu, Hayam Wuruk
berhasil mengambil alih banyak wilayah nusantara melalui panji-panji kerajaan Majapahit. Selain Itu,
pengaruh kekuasaan dan kerjasama yang dibangun membuat ekspansi lebih mudah. Tak hanya itu,
pengaruh Hayam Wuruk juga berhasil menjadikan agama Hindu berhasil dianut oleh seluruh rakyat
Majapahit. Meski begitu, mahapatih Gadjah Mada tetap memeluk agama Buddha. Kemunduran
Kerajaan Majapahit Kerajaan Majapahit berangsur-angsur mengalami kemunduran ketika Hayam
Wuruk wafat pada tahun 1389. Diketahui bahwa penyebabnya adalah perebutan takhta. Hayam
Wuruk memiliki putri mahkota bernama Kusumawardhani yang merupakan pewaris takhta. Diketahui
bahwa wanita tersebut menikah dengan pangeran Wikramawardhana yang merupakan sepupunya.
Tak hanya itu, Hayam Wuruk juga memiliki putra dari selir Wirabhumi yang hgua ingin mendapatkan
takhta. Dari situlah, terjadi perang saudara yang dikenal dengan nama Perang Paregreg.
Pertempuran ini terjadi sekitar tahun 1405-1406 M. Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang
dimenangkan oleh Wikramawardhana dan Wirabhumi dihukum mati. Kemudian, Wikramawardhana
naik takhta. Namun, hal lain yang terjadi adalah melemahnya pengaruh Majapahit terhadap daerah
kekuasaan karena perang saudara. Selain itu, juga terdapat sengketa antara Majapahit di bagian
utara Sumatra dan Semenanjung Malaya yang ingin memerdekakan diri. Dimana pada
semenanjung Malaya justru menjadi kerajaan Ayutthaya. Kemudian, juga ada Kesultanan Melaka
yang disokong oleh Dinasti Ming. Sepanjang pemerintahan Wikramawardhana, adapun daerah di
Sumatera yang berhasil dipertahankan antara lain adalah Indragiri, Jambi, dan Palembang.
Wikramawardhana memerintah Majapahit hingga tahun 1426. Kemudian, diwarisi oleh Ratu Suhita,
putrinya. Pada tahun 1447, takhta dilanjutkan oleh Kertawijaya, yakni adik laki-laki Ratu Suhita.
Setelah wafat, pemerintahan dipimpin oleh Rajasawardhana. Setelah itu, kembali terjadi krisis
pewarisan takhta antara putra Rajasawardhana dan adiknya yang bernama Girisawardhana.
Girisawardhana berhasil bertakhta dan wafat pada tahun 1456 M. setelah itu, digantikan oleh
Suraprabhawa. Namun, terjadi pemberontakan oleh Bhre Kertabhumi yang merupakan putra
bungsu dari Rajasawardhana. Pemberontakan yang berakhir perang tersebut menjadi pemicu
pertempuran antara Kerajaan Majapahit dan Demak. Diketahui karena pada saat itu, Demak sudah
lebih berpengaruh di pesisir Jawa. Bahkan, kerajaan Demak juga berhasil mengambil alir Jambi dan
Palembang yang sebelumnya dikuasai oleh Majapahit. Diketahui juga bahwa perang antara
Majapahit dan Demak sudah mulai reda saat Patuh Udara menggantikan Girindrawardhana dan
mengakui kekuasaan Demak. Namun, konflik kembali tersulut ketika Patih Udara berkongsi dengan
Portugis untuk melawan Demak. Maka dari itu, Demak kembali melakukan serangan ke Majapahit.
Demak berhasil mengakhiri kelangsungan dan sejarah kerajaan Majapahit pada tahun 1527.
Kemudian, kekuasaan berada di tangan Pati Unus pada Kesultanan Demak yang saat itu sudah
bernuansa Islam. Editor: Intan
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Sejarah Kerajaan Majapahit, Masa Kejayaan
dan Keruntuhannya" , https://katadata.co.id/intan/lifestyle/63f883fa823ce/sejarah-kerajaan-
majapahit-masa-kejayaan-dan-keruntuhannya
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Intan

Anda mungkin juga menyukai