Anda di halaman 1dari 6

PERTANYAAN PRESENTASI KELOMPOK 1

INTRODUCTION TO CBIS

1. Amalia Adhasara (2)


Kontrol apa saja yang dilakukan manajer untuk membantu di setiap fase pembuatan CBIS
(system life cycle)?

Jawab :
System life cycle dapat dijalankan sendiri oleh user (dalam hal ini dipimpin oleh manager
suatu organisasi) atau user bekerja sama dengan information specialists. Tetapi meskipun
sebuah sistem dibangun bersama, tanggung jawab utama di setiap fasenya tetap berada di
tangan manajer.
- Planning Phase
Manajer dengan dukungan information specialists menentukan permasalahan yang
perlu diselesaikan dengan sistem yang akan dibangun, serta mengidentifikasi solusi-
solusi alternatif.
- Analysis Phase
System analysts sebagai information specialists mengadakan studi sistem. Manajer
memastikan dokumentasi yang digunakan sudah berkualitas, penelitian serta pengujian
dilakukan sesuai planning, dan solusi yang dipilih adalah solusi terbaik.
- Design Phase
Di fase ini, database administrators membuat database yang diperlukan dan
network specialists membangun jaringan komunikasi data. Manajer memastikan
hardware dan software yang dipasang sudah tepat serta dirancang secara terintegrasi.
- Implementation Phase
Programmers mengeksekusi instruksi agar komputer mengubah data menjadi
informasi. Manajer menguji bahwa sistem yang diimplementasikan telah memudahkan
pemenuhan kebutuhan para pemakainya.
- Use Phase
Operators membuat sistem dapat dijalankan dan manajer memastikan dukungan
terhadap keberlangsungan sistem akan terus tersedia.

2. Rafif Rifky (25)


Apa yang dimaksud dengan tidak adanya objective elements pada open-loop system?

Jawab:
Open-loop system tidak memenuhi objective elements, artinya proses transformasi pada
sistem ini bekerja by default, tidak menyesuaikan sasaran penggunanya. Contohnya operasi
pada mesin cuci tidak akan berubah meskipun penggunanya menghendaki hasil cucian yang
lebih bersih.
3. Lolita Nataya (16)
Bagaimana penerapan open-loop system dan closed-loop system pada perusahaan?

Jawab:
Sebuah perusahaan bisa saja menggunakan salah satu atau keduanya, tergantung
kebutuhan sistem di perusahaan tersebut. Misalkan di perusahaan tersedia ATM dan bel jam
kerja, berarti perusahaan tersebut menerapkan closed-loop system (ATM) dan open-loop
system (bel jam kerja).

4. Dio Graha Putra Pangestu (8)


Kapan suatu data/informasi harus diperbarui?

Jawab:
Manajer harus memperbarui saat critical time (sebelum data/informasi menjadi tidak efisien
atau tidak relevan) atau saat manajer menganggap data/informasi baru akan lebih
bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

5. Naufal Arif (22)


Apa yang dilakukan manajer apabila dalam pelaksanaan rencana tidak sesuai dengan yang
diharapkan?

Jawab:
Manajer mempunyai fungsi control untuk segera melakukan penyesuaian agar pelaksanaan
kembali on track. Selain itu manajer juga mempunyai decisional roles, antara lain
disturbance handler (jika melencengnya pelaksanaan dikarenakan event-event yang sudah
diantisipasi, manajer segera menangani gangguan tersebut) dan negotiator (jika
melencengnya pelaksanaan disebabkan perselisihan pihak di dalam/luar organisasi, manajer
bernegosiasi).

6. Izzuddin Al-Qossam (14)


Manajemen informasi pada aplikasi SAKTI, apakah ada role dari IS pada aplikasi SAKTI?

Jawab:
Iya, Ada. Fungsi information specialist dari aplikasi SAKTI (Sistem Aplikasi Tingkat Instansi)
dijalankan oleh Direktorat SITP (Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan). Mulai dari
tahap membangun dan merancang sistem SAKTI, pembuatan dan pembagian modul aplikasi
SAKTI, penyimpanan dan pemeliharaan database, pengendalian user dan kontrol akses,
mantenance dan pembaruan aplikasi.

7. Devi Nur Indahsari (7)


Dalam pemerintahan, tidak mudah men-discard pegawai karena harus menunggu sampai
pensiun. Bagaimana manajemen yang baik bagi pegawai yang sudah inefisien/demotivasi?
Jawab:
Dalam pemerintahan, kriteria bahwa pegawai tersebut sudah inefisien diatur dalam PP 30
tahun 2019 tentang penilaian kinerja PNS. Dalam aturan tersebut, pegawai dapat
diberhentikan apabila tidak memenuhi kriteria yang diatur. Namun, sebelumnya akan
dilakukan pembinaan terkait kinerja pegawai yang tidak memenuhi kriteria tersebut.

8. Yusuf A’ziz Izmi Rosyid (33)


Masalah-masalah apa yang timbul dalam aplikasi SAKTI dan bagaimana peran manajer dalam
penanganan masalahnya?

Jawab:
SAKTI membantu proses input informasi DIPA, pelaksanaan anggaran, hingga pelaporan.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut dibutuhkan peran brainware, software, dan hardware.
Brainware membutuhkan kesiapan user dalam mengoperasikan aplikasi tersebut.
Permasalahan yang muncul terkait brainware melingkupi kurangnya jumlah SDM yang
dapat memangku tanggung jawab sebagai user serta permasalahan terkait familiarisasi
aplikasi tersebut.

Untuk membantu proses familiarisasi aplikasi SAKTI, dilakukan end user training serta
pendampingan kepada satuan kerja. Proses pendampingan ini dilakukan secara bertahap
melalui piloting aplikasi SAKTI yang melibatkan berbagai level manajemen yang
berhubungan dengan pejabat perbendaharaan serta operator. Di sini diperlukan peran
manajer dalam membagi dan mengelola penanggung jawab masing-masing modul user
untuk menjamin proses bisnis dapat berjalan. Selain itu manajer dapat melakukan
monitoring melalui monSAKTI (monitoring online SAKTI).

9. Eko Bayu Dian Purnama (9)


Apa contoh social constraints?

Jawab:
Dalam konteks aktivitas bisnis, social constraints adalah faktor sosial yang dapat membatasi
pertumbuhan bisnis, mengurangi penjualan dan potensial profit. Misal selera dan pola
pembelian masyarakat terhadap produk-produk yang tidak mereka inginkan.

10. Lily Arini Nasution (15)


Apakah penerapan ES pada sektor publik sudah tepat? Bagaimana risiko penggunaannya?

Jawab:
Penerapan Expert System (ES) berbasis AI (Artificial Intelligence) pada sektor pemerintahan
telah membantu banyak dalam menyelesaikan pekerjaan yang cukup rumit dan berulang.
Contohnya yaitu penggunaan ES dalam membayar gaji PNS.
Risiko penggunaannya antara lain:
- (System down) Sistem bergantung kepada server yang diharuskan online setiap waktu
- Peretasan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab
11. Nawangwulan Vennia Hanung Hershanasti (23)
Mengapa memilih SAKTI dan bukan e-SPM?

Jawab:
Fokus penerapan aplikasi SAKTI tidak lepas dari kebutuhan proses pelaksanaan dan
pelaporan anggaran yang membutuhkan validitas data terpusat dan terjaga serta
mendukung akuntabilitas. Peralihan dari aplikasi SAS (Sistem Aplikasi Satuan Kerja) ke
aplikasi SAKTI juga mendukung penerapan akuntansi berbasis akrual pada pelaporan satuan
kerja.
Untuk mengoptimalkan proses pencairan dana APBN, saat ini berfokus pada
penerapan aplikasi SAKTI modul pembayaran. Oleh karena itu, terdapat beberapa
perubahan dalam pengajuan SPM dengan adanya SAKTI, di antaranya penyampaian ADK
yang terhubung dari portal SPAN dengan portal SAKTI. Optimalisasi penerapan dan piloting
aplikasi SAKTI menjadi fokus saat ini.

12. Sinta Nurulhuda (30)


Apakah ukuran efektivitas terhadap sistem yang diterapkan?

Jawab:
Ukuran efektivitas berdasarkan ISO/IEC 25002, antara lain tasks completed (persentase
pekerjaan yang terselesaikan dengan benar), tasks with error (persentase pekerjaan dengan
kesalahan), error intensity (persentase intensitas kesalahan); setelah adanya penerapan
sistem tersebut. Sistem dikatakan efektif jika tasks completed relatif tinggi serta tasks with
error dan error intensity rendah.
(aku ga nemu benchmark-nya gaes, kalo ada jawaban yg lebih precise ubah aja)

Sedikit masukan dari diskusi di researchgate.com


Tergantung pada efektivitas apa yang ingin diukur. Jika ingin mengukur efektivitas
penggunakan sistem informasi, dapat menggunakan Unifed Theory of Acceptance and Use
of Technology (UTAUT; Venkatesh et al. 2003). Jika ingin mengukur efektivitas apakah sistem
berhasil mencapai outcome tertentu, dapat menggunakan Information System Success
Model (DeLone & McLean, 1992, 2003). The Association for Information Systems
mengumpulkan beberapa teori untuk mengukur efektivitas SI dalam beberapa bentuk
(http://istheory.byu.edu/wiki/Main_Page).

13. Yulinda Oktarina (32)


Apa yang mendorong minat terhadap manajemen informasi dalam sektor publik?

Jawab:
Minat terhadap manajemen informasi dalam sektor publik antara lain:
- Mendukung pelaksanaan good governance
- Perkembangan lingkungan eksternal organisasi yang sangat cepat
- Kondisi ekonomi internasional dan persaingan global
- Teknologi semakin canggih
14. Ayu Paramitha Amalia (4)
Apakah setiap manajer dalam setiap tingkatan level manajemen harus memiliki managerial
roles seperti yang dikemukakan oleh Henry Minztberg?

Jawab:
Semua manajer di tiap tingkatan manajemen harus memiliki semua roles tersebut yang
disesuaikan dengan tingkatan dimana manajer tersebut berada. Di lingkungan DJP, manajer
pada tingkat strategic planning yaitu Dirjen (Es. I), pada tingkat management control yaitu
Kepala Kanwil (Es.II), pada tingkat operational control yaitu kepala kantor (Es.III). Ketiganya
menjalankan tugas dan fungsi sebagai manajer berdasarkan peran yang dikemukakan oleh
Henry Mintzberg. Contoh:
- Figurehead: Ketiganya menjalankan kegiatan seremonial, seperti upacara, ketiganya
memimpin kegiatan tersebut di masing-masing tempat dimana ketiganya memiliki
kewenangan.
- Leader: Ketiganya mendorong dan memotivasi bawahannya
- Liaison: Ketiganya berfungsi sebagai penghubung dengan pihak luar
- Monitor: Ketiganya memonitor kinerja bawahannya
- Disseminator: Ketiganya menyampaikan informasi ke unit dimana mereka berwenang
- Spokesperson: Ketiganya menyampaikan informasi ke unit lain
- Entrepeneur: Ketiganya membuat kebijakan di unit dimana mereka berwenang
- Disturbance handler: Ketiganya melaksanakan manajemen risiko di tempat dimana
mereka berwenang dan tanggap apabila terjadi risiko
- Resource allocator: Ketiganya mengalokasikan anggaran kepada unit dibawahnya
- Negotiator: Ketiganya sebagai penengah apabila terjadi perselisihan di dalam atau luar
unitnya

15. Lukman Hapsaro (17)


Apakah IS diperlukan dalam setiap satker? Keputusan buat baru atau reengineering terdapat
pada level manajemen mana?

Jawab:
Dewasa ini, semua satker memerlukan dan telah menggunakan IS untuk membantu
pekerjaannya. Keputusan untuk reengineering ada di manajer strategic planning level, tetapi
bisa saja merupakan usulan bottom up dari operational dan management control level; yang
kemudian menyepakati bersama bahwa fresh approaches sebaiknya dilakukan terhadap
sistem yang sudah ada.

16. Muhammad Taufik (21)


Pada level strategic planning apakah informasi dari lingkungan selalu lebih berpengaruh
dibanding dari internal?

Jawab:
Informasi yang dibutuhkan pada tingkat strategic planning untuk pengambilan keputusan
dominan berasal dari luar organisasi dibanding berasal dari internal. Contohnya: informasi
keuangan dari pesaing bisnis, kondisi politik suatu negara, dsb.
17. Puspa Kusuma Pertiwi (24)
Apakah evolusi pembentuk CBIS saling berkaitan?

Jawab:
Evolusi perkembangan sistem informasi berbasis komputer ada beberapa tahap yaitu :
a. Tahap ke-1
Awalnya komputer digunakan untuk aplikasi akuntansi (pengolahan data elektronik / EDP).
Pada tahap ini aplikasi Accounting Information System (AIS) menggunakan komputer hanya
untuk pengolahan data perusahaan yang bersifat sederhana, di mana informasi untuk
manajemen masih merupakan produk sampingan. Dalam bahasa Indonesia disebut juga
Sistem Informasi Akuntansi (SIA).
b. Tahap ke-2
Muncul konsep SIM (Sistem Informasi Managemen) yaitu menghasilkan informasi
manajemen disetiap area fungsional dan level aktivitasnya. SIM merupakan suatu sumber
daya organisasi yang menyediakan informasi pemecahan masalah bagi sekelompok manajer
secara umum mewakili suatu unit organisasi seperti suatu tingkat manajemen atau suatu
area fungsional.
c. Tahap ke-3
Ilmuwanan dari MIT (Messachusetts IT) memformulasikan sistem pendukung keputusan atas
DSS. DSS ( Decision Support System) adalah penghasil informasi yang ditujukan untuk suatu
masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer serta pengambilan keputusan.
d. Tahap ke-4
Berfokus pada komunikasi dengan adanya perkembangan OA (office automation). Aplikasi
OA memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktivitas di antara manajer dan
pekerja kantor melalui penggunaan alat-alat elektronik, seperti modem, faksimil, word-
processing, electronic mail, dan desktop publishing.
e. Tahap ke-5
Berfokus pada konsultasi dengan berkembangnya kecerdasan buatan (AI) adanya Sistem
pakar (expert systems) yaitu sistem yang menyediakan layanan seperti layaknya seorang
konsultan manajemen

18. Ronaldy Prayoga (28)


Bagaimana penjelasan terkait open-loop system dan closed-loop system terkait produk? Apa
dampak negatif dalam penerapan CBIS?

Jawab:
Contoh produk dari penerapan open-loop system yaitu sistem pada mesin cuci, ATM,
pengering rambut. Contoh pada closed-loop system yaitu sistem pada AC, sistem pengontrol
proses, pemanas air otomatis.
Dampak negatif dalam penerapan CBIS:
- Biaya dalam pemeliharaan sistem yang cukup besar
- Merebaknya kejahatan teknologi
- Terjadinya polusi informasi

Anda mungkin juga menyukai