Anda di halaman 1dari 86

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH

KESENIAN SUMATERA BARAT

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Remedial Mata Pelajaran Seni

Guru Pembimbing : Siti Nur Komariah, S.pd

Disusun Oleh :

INDRA MAULANA

X – TM 3

SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

Jl. Raya Tonjong-Pinangraja No.55, Cicenang, Cigasong,

Kabupaten Majalengka, Jawa Barat 45476, Indonesia

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Judul: Upaya membangkitkan minat remaja terhadap pelestarian

kesenian  minangkabau.

Guru Pembimbing Guru Mata Pelajaran

_________________ ___________________
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sebagai penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan

karunianya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat

menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Upaya Membangkitkan Minat Remaja

Terhadap Kesenian Minangkabau” untuk mengambil nilai praktek kelompok

Bahasa Indonesia.

Dalam proses penyalesaian karya ilmiah ini kami mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya dan penghargaan kepada semua pihak yang terlibat.

Mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat untuk pembaca dalam membangkitkan

minat remaja terhadap kesenian minangkabau. Karya tulis ini jauh dari

kesempurnaan oleh karena itu kami mengharapkan kritikan,saran dan masukan

dari pembaca. Jika ada kesalahan dalam penulisan karya tulis ini kami meminta

ma’af karena kami menyadari karya tulis ini belum sempurna

Majalengka mei 2023

penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK .....................................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

A.    Latar belakang .....................................................................................

B.     Perumusan masalah .............................................................................

C.     Tujuan .................................................................................................

D.    Metode pengumpulan data ..................................................................

E.     Sistematika penulis .............................................................................

BAB II LANDASAN TEORI .....................................................................

A.    Macam Tarian rakyat Minangkabau ................................................

B.     Gerak Tarian Minangkabau .............................................................

C.     Keindahan dan Keasliaan Tarian Minangkabau...............................

BAB III PEMBAHASAN MASALAH .......................................................

A.    Minat Remaja Terhadap Tarian Tradisional Minangkabau ................

B.     Penyebab Berubahnya Minat Remaja Kepada Tarian Modern ...........

C.     Cara Menanggulanginya......................................................................

BAB IV PENUTUP

A.      Kesimpulan .......................................................................................

B.      Saran .................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Indonesia kaya akan kesenian, seperti halnya kesenian yang ada di Minangkabau.

Namun seiring dengan masuknya budaya-budaya barat sangat mempengaruhi pola

fikir remaja zaman sekarang. Remaja zaman sekarang terbawa budaya barat

tersebut sehingga remaja-remaja tersebut melupakan lesenian daerahnya. Salah

satu kesenian yang ditinggalkan remaja adalah kesenian minangkabau. Mengapa

remaja sekarang lebih mengutamakan budaya barat dibandingkan budayanya

sendiri, inilah yang akan kami bahas dalam karya sederhana ini.

B.     Rumusan Masalah

Masalah kesenian tradisional minangkabau sangatlah luas dan kompleks. Agar

pembatasan lebih terfokus karya ilmiah ini hanya membahas aspek sejauh mana

minat remaja sekarang  terhadap tarian minangkabau.

C.     Tujuan

Karya tulis ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui minat generasi muda

sekarang terhadap kesenian. Kesenian minangkabau khususnya dibagian tarian.

D.    Metode Penelitian

Data dalam karya ilmiah ini diperoleh melalui berbagai cara seperti membaca

buku sumber yang berhubungan dengan minat remaja terhadap kesenian

minangkabau.

E.     Sistematika Penulisan

Karya tulis ini disusun dengan urutan sebagai berikut :

Bab 1 : Pendahuluan, menjelaskan latar belakang minat remaja

terhadap                     kesenian minangkabau,tujuan,rumusan masalah,metode

pengumpulan data dan sistematika penulisan.


Bab 2 : Penjelasan tentang kesenian minangkabau terutama tari menurut beberapa

sumber.

Bab 3 : Pembahasan, mengemukakan permasalahan dari berbagai sumber pada

data-data yang diperoleh dibandingkan dengan teori yang terdapat pada beberapa

sumber.

Bab 4 : Penutup, memuat kesimpulan dan saran terhadap minat remaja kepada

kesenian minangkabau.
BAB II

LANDASAN TEORI

Sumatra Barat

 Halaman

 Pembicaraan

 Baca

 Sunting

 Sunting sumber

 Lihat riwayat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sumatra Barat

Provinsi

Sumbar

Transkripsi bahasa Minangkabau

• Jawi ‫سومترا برات‬

Dari kiri ke kananː Istana Pagaruyung, Festival Budaya

Minang, Sikuai, Kelok 9, Tour de Singkarak, Painan, Ngarai Sianok, Danau

Maninjau.

Bendera

Lambang
Julukan:

Ranah Minang

Motto:

Tuah sakato

(Minang) Bersepakat melaksanakan hasil mufakat[1]

Wikimedia | © OpenStreetMap

Peta

Negara Indonesia

Dasar hukum UU Darurat No. 19 Tahun 1957[2]

pendirian

Hari jadi 1 Oktober 1945 (umur 77)[3]

Ibu kota
Kota Padang

Kota besar lainnya tampil

Daftar

Jumlah satuan tampil

pemerintahan Daftar

Pemerintahan

• Gubernur Mahyeldi Ansharullah


• Wakil Gubernur Audy Joinaldy

• Sekretaris Daerah Hansastri

• Ketua DPRD Supardi

Luas

• Total 42.012,89 km2 (16,221,27 sq mi)

Populasi

(2020)[4]

• Total 5.534.472

• Peringkat 11

• Kepadatan 131,73/km2 (341,2/sq mi)

Demografi

• Agama Islam 97,48%

Kristen 2,29%

— Protestan 1,36%

— Katolik 0,93%

Buddha 0,22%

Lainnya 0,01%[4][5]

• Bahasa Indonesia (resmi)

Minang (utama)
Melayu, Batak, Mentawai

• IPM 73,26 (2022)

Tinggi[6]

Zona waktu UTC+07:00 (WIB)

Kode pos 25xxx-27xxx

Kode area telepon tampil

Daftar

Kode ISO 3166 ID-SB

Pelat kendaraan BA

Kode Kemendagri 13 

DAU Rp 2.106.647.207.000,- (2020)[7]

"Ayam Den Lapeh"


Lagu daerah
"Kampuang nan Jauh di Mato"

"Kambanglah Bungo"

Rumah adat Rumah Gadang

Uma

Senjata tradisional Karih

Karambiak

Ruduih

Flora resmi Pohon Andalas

Fauna resmi Burung Kuau Rajo


Situs web sumbarprov.go.id

Peta Administrasi Provinsi Sumatera Barat

Sumatra Barat (disingkat Sumbar, terkadang ditulis secara tidak

baku: Sumatera Barat)[8] adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di

Pulau Sumatra dengan ibu kota Padang. Provinsi Sumatra Barat terletak sepanjang

pesisir barat Sumatra bagian tengah, dataran tinggi Bukit Barisan di sebelah timur,

dan sejumlah pulau di lepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai. Dari utara ke

selatan, provinsi dengan wilayah seluas 42.012,89 km² ini berbatasan dengan

empat provinsi, yakni Sumatra Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.

Sumatra Barat adalah rumah bagi etnis Minangkabau, walaupun wilayah adat

Minangkabau sendiri lebih luas dari wilayah administratif Provinsi Sumatra Barat

saat ini. Pada tahun 2020, provinsi ini memiliki penduduk sebanyak 5.534.472

jiwa dengan mayoritas beragama Islam.[4] Sumatra Barat terdiri dari

12 kabupaten dan 7 kota dengan pembagian wilayah administratif

sesudah kecamatan di seluruh kabupaten (kecuali Kabupaten Kepulauan

Mentawai) dinamakan sebagai nagari.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Artikel utama: Sejarah Sumatra Barat

Kediaman gubernur Westkust van Sumatra atau "pantai barat Sumatra"

(litografi berdasarkan lukisan oleh Josias Cornelis Rappard, 1883-1889)

Nama Provinsi Sumatra Barat bermula pada zaman Vereenigde Oostindische

Compagnie (VOC), di mana sebutan wilayah untuk kawasan pesisir barat Sumatra

adalah Hoofdcomptoir van Sumatra's westkust. Kemudian dengan semakin


menguatnya pengaruh politik dan ekonomi VOC, sampai abad ke 18 wilayah

administratif ini telah mencangkup kawasan pantai barat Sumatra mulai dari

Barus sampai Inderapura.[9]

Seiring dengan kejatuhan Kerajaan Pagaruyung, dan

keterlibatan Belanda dalam Perang Padri, pemerintah Hindia Belanda mulai

menjadikan kawasan pedalaman Minangkabau sebagai bagian dari Pax

Nederlandica, kawasan yang berada dalam pengawasan Belanda, dan wilayah

Minangkabau ini dibagi atas Residentie Padangsche

Benedenlanden dan Residentie Padangsche Bovenlanden.[10]

Selanjutnya dalam perkembangan administrasi pemerintahan kolonial Hindia

Belanda, daerah ini tergabung dalam Gouvernement Sumatra's Westkust, termasuk

di dalamnya wilayah Residentie Bengkulu yang baru diserahkan Inggris kepada

Belanda. Kemudian diperluas lagi dengan memasukkan Tapanuli dan Singkil.

Namun pada tahun 1905, wilayah Tapanuli ditingkatkan statusnya

menjadi Residentie Tapanuli, sedangkan wilayah Singkil diberikan

kepada Residentie Atjeh. Kemudian pada tahun 1914, Gouvernement Sumatra's

Westkust, diturunkan statusnya menjadi Residentie Sumatra's Westkust, dan

menambahkan wilayah Kepulauan Mentawai di Samudra Hindia ke

dalam Residentie Sumatra's Westkust, serta pada tahun 1935 wilayah Kerinci juga

digabungkan ke dalam Residentie Sumatra's Westkust. Pasca

pemecahan Gouvernement Sumatra's Oostkust, wilayah Rokan Hulu dan Kuantan

Singingi diberikan kepada Residentie Riouw, dan juga dibentuk Residentie

Djambi pada periode yang hampir bersamaan.[9]

Pada masa pendudukan tentara Jepang, Residentie Sumatra's Westkust berubah

nama menjadi Sumatora Nishi Kaigan Shu. Atas dasar geostrategis militer,


daerah Kampar dikeluarkan dari Sumatora Nishi Kaigan Shu dan dimasukkan ke

dalam wilayah Rhio Shu.[9]

Pada awal kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, wilayah Sumatra Barat

tergabung dalam provinsi Sumatra yang berpusat di Bukittinggi. Empat tahun

kemudian, Provinsi Sumatra dipecah menjadi tiga provinsi, yakni Sumatra

Utara, Sumatra Tengah, dan Sumatra Selatan. Sumatra Barat

beserta Riau dan Jambi merupakan bagian dari keresidenan di dalam Provinsi

Sumatra Tengah. Pada masa PRRI, berdasarkan Undang-undang darurat nomor 19

tahun 1957, Provinsi Sumatra Tengah dipecah lagi menjadi tiga provinsi

yakni Provinsi Sumatra Barat, Provinsi Riau, dan Provinsi Jambi.

Wilayah Kerinci yang sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Pesisir Selatan

Kerinci, digabungkan ke dalam Provinsi Jambi sebagai kabupaten tersendiri.

Begitu pula wilayah Kampar, Rokan Hulu, dan Kuantan Singingi ditetapkan

masuk ke dalam wilayah Provinsi Riau.

Selanjutnya ibu kota provinsi Sumatra Barat yang baru ini masih tetap di

Bukittinggi. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatra Barat No.

1/g/PD/1958, tanggal 29 Mei 1958 ibu kota provinsi dipindahkan ke Padang.[9]

Sumatra Barat terletak di pesisir barat di bagian tengah pulau Sumatra yang terdiri

dari dataran rendah di pantai barat dan dataran tinggi vulkanik yang dibentuk

oleh Bukit Barisan. Provinsi ini memiliki daratan seluas 42.297,30 km² yang

setara dengan 2,17% luas Indonesia. Dari luas tersebut, lebih dari 45,17%

merupakan kawasan yang masih ditutupi hutan lindung. Garis pantai provinsi ini

seluruhnya bersentuhan dengan Samudra Hindia sepanjang 2.420.357 km dengan

luas perairan laut 186.580 km².[11] Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudra

Hindia termasuk dalam provinsi ini.[12]


Seperti daerah lainnya di Indonesia, iklim Sumatra Barat secara umum

bersifat tropis dengan suhu udara yang cukup tinggi, yaitu antara 22,6 °C sampai

31,5 °C. Provinsi ini juga dilalui oleh Garis khatulistiwa, tepatnya di Bonjol,

Pasaman. Di provinsi ini berhulu sejumlah sungai besar yang bermuara ke pantai

timur Sumatra seperti Batang Hari, Siak, Inderagiri (disebut sebagai Batang

Kuantan di bagian hulunya), dan Kampar. Sementara sungai-sungai yang

bermuara ke pesisir barat adalah Batang Anai, Batang Arau, dan Batang Tarusan.


[13]

Terdapat 29 gunung yang tersebar di 7 kabupaten dan kota di Sumatra Barat,

dengan Gunung Kerinci di kabupaten Solok Selatan sebagai gunung tertinggi,

yang mencapai ketinggian 3.085 m. Selain Gunung Kerinci, Sumatra Barat juga

memiliki gunung aktif lainnya, seperti Gunung Marapi, Gunung Tandikat,

dan Gunung Talang.[14] Selain gunung, Sumatra Barat juga memiliki banyak

danau. Danau terluas adalah Singkarak di kabupaten Solok dan kabupaten Tanah

Datar, disusul Maninjau di kabupaten Agam. Dengan luas mencapai 130,1 km²,

Singkarak juga menjadi danau terluas kedua di Sumatra dan kesebelas di

Indonesia. Danau lainnya terdapat di kabupaten Solok yaitu Danau Talang dan

Danau Kembar (julukan dari Danau Di atas dan Danau Dibawah).

Sumatra Barat merupakan salah satu daerah rawan gempa di Indonesia. Hal ini

disebabkan karena letaknya yang berada pada jalur patahan Semangko, tepat di

antara pertemuan dua lempeng benua besar, yaitu Eurasia dan Indo-Australia.

 Oleh karenanya, wilayah ini sering mengalami gempa bumi. Gempa bumi
[15]

besar yang terjadi akhir-akhir ini di Sumatra Barat di antaranya adalah Gempa

bumi 30 September 2009 dan Gempa bumi Kepulauan Mentawai 2010.

Kepulauan di Pesisir Selatan.


Pantai Pulau Cubadak, Pesisir Selatan

Gunung Singgalang dan Tandikat dari Gunung Marapi

Gunung Marapi

Berikut daftar gunung yang berada di Sumatra Barat:[16]

Tinggi Tinggi
Nama Nama
Kabupaten/ Kabupaten/
(meter (meter
Kota Kota Gunung
Gunung ) )

Pasaman Agam

Ambun 2.060 Marapi 2.891

Singgalan
Tambin 2.271 2.877
g

Sigapuak 729 Pesisir Selatan

Kulabu 2.179 Rasan 2.039

Malenggan
1.630 Mande 2.430
g

Bujang
Padang Pariaman 1.377
Juaro

Bukit
Tandikat 2.438 1.960
Gadang

Solok Limapuluh Kota

Talang 2.572 Sago 2.261

Solok Selatan Bungsu 1.253

Kerinci[17] 3.805 Sanggul 1.495


Pasaman Barat

Sicancang 198 Galanggang 20

Marando 230 Lantuer 425

Jawi-Jawi 250 Ranggasan 659

Terusan 175 Leco 84

Sigantang 1.573 Talamau 2.913

Malintang 1.983 Pasaman 2.190

Keanekaragaman hayati[sunting | sunting sumber]

Bab atau bagian ini

tidak memiliki referensi atau sumber

tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong

bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi

yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak

tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam

bentuk catatan kaki atau pranala luar.

Sumatra Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

sumber keanekaragaman hayati. Sebagian besar wilayah Sumatra Barat masih

terdapat hutan tropis alami dan dilindungi. Berbagai spesies langka masih dapat

dijumpai, misalnya Rafflesia arnoldii (bunga terbesar di dunia), harimau

sumatera, siamang, tapir, rusa, beruang, dan berbagai jenis burung dan kupu-kupu.

Terdapat dua Taman Nasional di provinsi ini, yaitu Taman Nasional Siberut yang

terdapat di pulau Siberut (Kabupaten Kepulauan Mentawai) dan Taman Nasional

Kerinci Seblat. Taman nasional terakhir ini wilayahnya membentang di empat

provinsi: Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan.


Selain kedua Taman Nasional tersebut terdapat juga beberapa cagar alam lainnya,

yaitu Cagar Alam Rimbo Panti, Cagar Alam Lembah Anai, Cagar Alam Batang

Palupuh, Cagar Alam Air Putih di daerah Kelok Sembilan, Cagar Alam Lembah

Harau, Cagar Alam Beringin Sakti dan Taman Raya Bung Hatta.

Pemandangan Lembah Anai

Sumber daya alam[sunting | sunting sumber]

Bab atau bagian ini

tidak memiliki referensi atau sumber

tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong

bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi

yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak

tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam

bentuk catatan kaki atau pranala luar.

Sumber daya alam yang ada di Sumatra Barat adalah berupa batubara, batu besi,

batu galena, timah hitam, seng, mangan, emas, batu kapur (semen), kelapa

sawit, kakao, gambir dan hasil perikanan.

Perairan pantai barat dan Kepulauan Mentawai memiliki banyak kehidupan laut

yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Nelayan dapat menangkap beragam jenis

ikan di kawasan ini. Ikan kerapu, udang, rumput laut, kepiting, dan mutiara

merupakan beberapa hasil perikanan laut andalan. Daerah pesisir pantai, terutama

kawasan kepulauan, menghasilkan banyak kepala. Di daerah perbukitan dan

pegunungan terdapat perkebunan karet, cengkih, dan lada. Kawasan pegunungan

yang ditutupi hutan menghasilkan kayu. Medan yang berat karena banyaknya

lereng perbukitan yang curam merupakan tantangan utama pengembangan sektor

pertanian dan perkebunan di daerah ini.


Bahan galian juga banyak terdapat di daerah ini. Salah satu yang telah banyak

memberi manfaat bagi daerah ini adalah batuan kapur sebagai bahan dasar industri

semen. PT Semen Padang telah memanfaatkan kekayaan alam ni selama puluhan

tahun. Batu kapur banyak terdapat di sekitar Padang, daerah sekitar Danau

Singkarak, dan Padangpanjang. Di Padangpanjang, deposit batu kapur yang dapat

dieksploitasi mencapai 43 juta ton. Bahan galian lainnya adalah batu bara di

Sawahlunto serta obsidian dan batu andesit di Padang Pariaman. Sumber air yang

melimpah juga telah banyak memberi manfaat bagi pembangunan daerah ini.

Perairan danau Singkarak dan Maninjau telah lama dimanfaatkan sebagai

pembangkit listrik tenaga air. Sumber air ini juga memiliki potensi besar untuk

diolah dan dikemas menjadi air mineral.

Politik dan pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Bab atau bagian ini

tidak memiliki referensi atau sumber

tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong

bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi

yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak

tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam

bentuk catatan kaki atau pranala luar.

Kantor Gubernur Sumatra Barat

Provinsi Sumatra Barat dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam

pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya untuk masa jabatan 5 tahun.

Gubernur selain sebagai pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan atau

perpanjangan tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya


diatur dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan

pemerintah nomor 19 tahun 2010.

Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota

bukanlah sub-ordinat, masing-masing pemerintahan daerah tersebut mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan.

Daftar Gubernur

Artikel utama: Daftar Gubernur Sumatra Barat

Mulai Akhir
No Potret Nama Keterangan
menjabat menjabat

Kaharuddin

Datuk 5 Juli
1 17 Mei 1958
Rangkayo 1965[ket. 1]

Basa

4 Juni
2 4 Juni 1971
1966   [18] [ket. 2]

Harun Al- 3 April


— 4 Juni 1971 Transisi
Rasjid Zain 1972

3 April Periode
2 3 April 1972
1977 kedua[21]
18 Oktober
— 3 April 1977 Transisi
1977

18 Oktober 18 Oktober
3
1977 1982

18 Oktober 30 Oktober
— Azwar Anas Transisi
1982 1982

30 Oktober 30 Oktober Periode


3
1982 1987 kedua

30 Oktober 30 Oktober
4
1987 1992

29
30 Oktober
— Hasan Basri Desember
1992
Durin 1992

29 29
Periode
4 Desember Desember
kedua
1992 1997
29
Muchlis 27 Maret
5 Desember
Ibrahim 1999[ket. 3]
1997

24 Februari 24 Februari
6
2000 2005

Zainal Bakar

24 Februari 14 Maret

2005 2005

Gamawan 15 Agustus 22 Oktober


7
Fauzi 2005 2009[ket. 4]

Marlis 7 Desember 15 Agustus


8
Rahman 2009[24] 2010

15 Agustus 15 Agustus
Irwan
9 2010 2015[25]
Prayitno

12 Februari 12 Februari Periode


2016 2021[26] kedua

25 Februari
10 Mahyeldi Petahana
2021

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Artikel utama: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatra Barat

DPRD Sumbar beranggotakan 65 orang yang dipilih melalui pemilihan

umum setiap lima tahun sekali. Berdasarkan UU Nomor 27 tahun 2009, struktur

pimpinan DPRD Sumatra Barat terdiri atas satu orang ketua dan tiga orang wakil

ketua yang dipilih dari partai politik berdasarkan urutan perolehan kursi

terbanyak.

Anggota DPRD Sumbar yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu

2019 yang dilantik pada 28 Agustus 2019.[27] Komposisi anggota DPRD Sumbar

periode 2019-2024 terdiri dari sembilan partai politik dengan Partai

Gerindra sebagai pemilik kursi terbanyak yaitu 14 kursi, disusul oleh Partai

Keadilan Sejahtera, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional yang masing-

masing memiliki 10 kursi.


Jumlah kursi dalam periode

Partai politik

2004–2009 2009–2014 2014–2019 2019–2024

Golkar 16 9 9 8

PDI-P 4 3 4 3

PPP 7 4 8 4

PAN 10 6 8 10

PKS 7 5 7 10

PBB 5 3 1 0

PKB 0 0 1 3

PKPI 0 0 0 0

PBR (baru) 3 2

Demokrat (baru) 3 14 8 10
Gerindra (baru) 4 8 14

Hanura (baru) 5 5 0

NasDem (baru) 6 3

Jumlah anggota 55 55 65 65

Jumlah partai 8 10 11 9

Tidak ikut serta dalam pemilu

Pemerintahan nagari[sunting | sunting sumber]

Bab atau bagian ini

tidak memiliki referensi atau sumber

tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong

bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi

yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak

tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam

bentuk catatan kaki atau pranala luar.

Artikel utama: Nagari

Nagari Pariangan di Kabupaten Tanah Datar

Sampai tahun 1979 satuan pemerintahan terkecil di Sumatra Barat adalah nagari,

yang sudah ada sebelum kemerdekaan Indonesia. Dengan diberlakukannya

Undang-undang nomor 5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa, status nagari

dihilangkan diganti dengan desa, dan beberapa jorong ditingkatkan statusnya

menjadi desa. Kedudukan wali nagari juga dihapus dan administrasi pemerintahan


dijalankan oleh para kepala desa. Namun sejak bergulirnya reformasi

pemerintahan dan otonomi daerah, maka sejak pada tahun 2001, istilah "Nagari"

kembali digunakan di provinsi ini.

Budaya politik yang hidup di pemerintahan desa Sumatra Barat semenjak

kebijaksanaan penyeragaman (UU No.5 Tahun 1979) diberlakukan adalah budaya

politik parokhial. kondisi ini terlihat melalui sistem kekuasaan, sistem pemilihan

penguasa, syarat penguasa, dan peranan penguasa di pemerintahan desa.

Sistem kekerabatan dalam membangun budaya politik partisipan mulai terjadi

pergeseran, dalam hal tingkat kepekaan, bentuk toleransi dalam kekerabatan, dan

peranan senioritas dalam kekerabatan. Artinya berkurangnya kebersamaan dalam

sistem kekuasaan kekerabatan.

Pemerintahan nagari merupakan suatu struktur pemerintahan yang otonom, punya

teritorial yang jelas dan menganut adat sebagai pengatur tata kehidupan

anggotanya,[28] sistem ini kemudian disesuaikan dengan konstitusi yang berlaku di

Indonesia, sekarang pemerintah provinsi Sumatra Barat menetapakan pemerintah

nagari sebagai pengelola otonomi daerah terendah untuk

daerah kabupaten mengantikan istilah pemerintah desa yang digunakan

sebelumnya. Sedangkan untuk nagari yang berada pada sistem

pemerintahan kota masih sebagai lembaga adat belum menjadi bagian dari

struktur pemerintahan daerah.

Peluang yang terjadi pada pemerintahan desa yaitu munculnya pertumbuhan

ekonomi yang bersifat individualistik. Kondisi ini sebagai akibat ketergantungan

pada pemerintah pusat, sehingga kurang kemandirian. Kondisi ini dapat

memperlemah ketahanan wilayah bidang ekonomi itu sendiri. Namun, sekarang

desa-desa Sumatra Barat telah mencoba membangun upaya mempermudah

kebijaksanaan politik pemerintah desa atau sejak bertukar kembali menjadi nagari,
yaitu mengubah struktur dan proses antarstruktur pemerintahan desa yang dibuat

berdasarkan UU No. 5 tahun 1979 itu.

Nagari pada awalnya dipimpin secara bersama oleh para penghulu atau datuk di

nagari tersebut, kemudian pada masa pemerintah Hindia Belanda dipilih salah

seorang dari para penghulu tersebut untuk menjadi wali nagari. Kemudian dalam

menjalankan pemerintahannya, wali nagari dibantu oleh beberapa orang kepala

jorong atau wali jorong, namun sekarang dibantu oleh sekretaris nagari (setnag)

dan beberapa pegawai negeri sipil (PNS) bergantung dengan kebutuhan masing-

masing nagari. Wali nagari ini dipilih oleh anak nagari (penduduk nagari) secara

demokratis dalam pemilihan langsung untuk 6 tahun masa jabatan.

Dalam sebuah nagari dibentuk Kerapatan Adat Nagari, yakni lembaga yang

beranggotakan Tungku Tigo Sajarangan. Tungku Tigo Sajarangan merupakan

perwakilan anak nagari yang terdiri dari Alim Ulama, Cadiak Pandai (kaum

intelektual) dan Niniak Mamak para pemimpin suku dalam suatu nagari, sama

dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam ssistem administrasi desa.

Keputusan keputusan penting yang akan diambil selalu dimusyawarahkan antara

wali nagari dan Tungku Tigo Sajarangan di Balai Adat atau Balairung Sari

Nagari.

Demografi[sunting |

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah populasi Sumatra Barat

mencapai 4.846.909 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebanyak 110 jiwa/km2.

Kabupaten/kota yang memiliki penduduk paling banyak adalah Kota Padang,

yang mencapai 833.562 jiwa. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki tingkat

kepadatan tertinggi adalah Kota Bukittinggi, yakni 4.400 jiwa/km2. Mayoritas

masyarakat Sumatra Barat beretnis Minangkabau, yang keseluruhannya memeluk


Islam selain itu terdapat Suku Mentawai yang mayoritas memeluk Agama

Kristen.

Pendidikan[

Rektorat Universitas Negeri Padang

Sumatra Barat pernah menjadi pusat pendidikan di pulau Sumatra, terutama

pendidikan Islam dengan surau sebagai basis utamanya.[31] Pada masa

kolonial Hindia Belanda, selain pendidikan Islam berkembang pula pendidikan

model Barat. Pada tahun 1856, pemerintah Hindia Belanda mendirikan Sekolah

Raja di Bukittinggi. Selain sekolah yang dikelola oleh pemerintah, banyak pula

sekolah yang dikelola oleh swasta, seperti Sekolah Adabiah di Padang, INS

Kayutanam, Sumatra Thawalib, MTI Canduang di Kecamatan Canduang,

dan Diniyyah Puteri di Padang Panjang. Sehingga pada saat itu, Sumatra Barat

merupakan salah satu wilayah Hindia Belanda yang memiliki jumlah sekolah dan

pelajar cukup besar.[32]

Setelah masa kemerdekaan, di Sumatra Barat juga banyak didirikan universitas

dan sekolah tinggi.[9] Bermula dari Universitas Andalas pada tahun 1955,

selanjutnya juga berdiri UIN Imam Bonjol Padang, Universitas Negeri Padang,

dan IPDN Bukittinggi. Beberapa universitas swasta terkemuka di provinsi ini

antara lain Universitas Bung Hatta dan Universitas Muhammadiyah Sumatra

Barat. Kini hampir disetiap kabupaten dan kota di Sumatra Barat telah

memiliki perguruan tinggi, dengan jumlah terbesar berada di Padang.

Pada tahun 2006, angka melek huruf latin di provinsi ini mencapai 96,35%.

Angka partisipasi sekolah untuk usia 19-24 tahun, atau yang mengambil jenjang

perguruan tinggi mencapai 27,8%. Angka ini berada di atas rata-rata nasional
yang hanya sebesar 16,13Gadis berpakaian khas Minangkabau, dalam buku

Sejarah Sumatra karya Wilham Marsden

Suku bangsa[sunting | sunting sumber]

Artikel utama: Suku Minangkabau dan Suku Mentawai

Tradisi bela diri Minangkabau.

Sikerei, wanita suku Mentawai.

Mayoritas penduduk Sumatra Barat merupakan Suku Minangkabau. Di

daerah Pasaman selain etnis Minang, juga berdiam Suku Batak Mandailing.

Kebanyakan dari mereka pindah dari Sumatera Utara ke Sumatra Barat pada

masa Perang Paderi. Di beberapa daerah hasil transmigrasi, seperti

di Sitiung, Lunang Silaut, dan Padang Gelugur, tinggal juga sekelompok suku

Jawa, sebagian dari mereka ialah keturunan imigran asal Suriname yang memilih

kembali ke Indonesia pada akhir tahun 1950-an.[33][34] Oleh Presiden Soekarno saat

itu, diputuskan untuk menempatkan mereka di sekitar daerah Sitiung. Hal ini juga

tidak terlepas dari situasi politik pasca pemberontakan PRRI.[butuh rujukan]

Di Kepulauan Mentawai yang mayoritas penduduknya beretnis Mentawai, jarang

dijumpai masyarakat Minangkabau. Etnis Tionghoa hanya terdapat di kota-kota

besar, seperti Padang, Bukittinggi, dan Payakumbuh. Di Padang dan Pariaman,

juga terdapat masyarakat Nias dan Tamil dalam jumlah kecil.[35]

Di Sumatra Barat, khususnya Padang, terdapat himpunan kerukunan keluarga

yang berbeda asal suku bangsa seperti Kerukunan Keluarga Kerinci, Kerukunan

Keluarga Cina (HBT dan HTT), Perkumpulan Keluarga Jawa, dsb.


Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini komposisi

etnis atau suku bangsa di provinsi Sumatera Barat:[36]

No Suku Jumlah 2010 %

1 Minangkabau 4.219.729 87,33%

2 Batak 222.549 4,61%

3 Jawa 217.096 4,49%

4 Mentawai 69.246 1,43%

5 Melayu 39.629 0,82%

6 Nias 18.239 0,38%

7 Sunda 15.934 0,33%

8 Tionghoa 10.799 0,22%

9 Suku lainnya 18.924 0,39%

Sumatra Barat 4.832.145 100%


Catatan: Data yang dihitung adalah data yang tercatat, di luar data yang tidak

diketahui, dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010. Sementara suku

asal Sumatra lainnya, umumnya adalah suku Mentawai.

Bahasa[sunting | sunting sumber]

Artikel utama: Bahasa Minangkabau dan Bahasa Mentawai

Di Provinsi Sumatra Barat pada umumnya terdapat 3 bahasa yang dipertuturkan

yang tersebar di kabupaten dan kota di Sumatera Barat. 3 bahasa tersebut yakni,

bahasa Minangkabau, Batak, dan Mentawai. Masyarakat yang tinggal di wilayah

Sumatera Barat menggunakan bahasa Minangkabau dalam berkomunikasi satu

sama lain pada kesehariannya.[37]

Mayoritas atau hampir secara keseluruhan bahasa yang digunakan dalam

keseharian di Sumatra Barat ialah bahasa Minangkabau yang memiliki

lima dialek, seperti dialek Pasaman, dialek Agam-Tanah Datar, dialek Lima Puluh

Kota, dialek Koto Baru, dan dialek Pancung Soal. Dialek Pasaman dituturkan

di Kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman. Dialek Agam-Tanah Datar dituturkan

di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Padang

Pariaman, Solok, Kota Solok, Solok Selatan, dan Pesisir Selatan. Dialek Lima

Puluh Kota dituturkan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Tanah

Datar, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, dan Dharmasraya. Dialek Koto

Baru dituturkan di Kabupaten Dhamasraya. Dialek Pancung Soal dituturkan di

Pesisir Selatan.[38]

Agama[sunting | sunting sumber]

Lihat pula: Islam di Sumatra Barat dan Kekristenan di Sumatra Barat

Masjid Raya Sumatera Barat.


Gereja Katolik peninggalan Belanda di Sawahlunto

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2021 mencatat bahwa mayoritas

penduduk Sumatra Barat menganut agama Islam yakni, 97,48%. Sebagian lagi

menganut agama Kristen sebanyak 2,29% dan terutama di kabupaten Kepulauan

Mentawai yang mayoritas beragama Protestan dan Katolik. Sebagian kecil

beragama Budha, yakni 0,22%, merupakan keturunan Tionghoa yang berada di

kota, seperti kota Padang, Bukit Tinggi, Payakumbuh, Padang Panjang dan Solok.

Sementara pemeluk agama Hindu dan kepercayaan, kurang dari 0,01%.[4]

Berbagai tempat ibadah, yang didominasi oleh masjid dan musala, dapat dijumpai

di setiap kabupaten dan kota di Sumatra Barat. Masjid terbesar adalah Masjid

Raya Sumatra Barat di Padang. Sedangkan masjid tertua diantaranya

adalah Masjid Raya Ganting di Padang, Masjid Bingkudu di Kabupaten Agam,

dan Masjid Tuo Kayu Jao di kabupaten Solok. Arsitektur khas Minangkabau

mendominasi baik bentuk masjid maupun musala. Masjid Raya Sumatra Barat

memiliki bangunan berbentuk gonjong, dihiasi ukiran Minang sekaligus kaligrafi.

Ada juga masjid dengan atap yang terdiri dari beberapa tingkatan yang makin ke

atas makin kecil dan sedikit cekung. Jumlah rumah ibadah yang terdapat di

Sumatra Barat berdasarkan data BPS 2021 yakni bagi umat Islam terdapat 5.218

masjid dan 9.661 musholah atau langgar. Bagi umat Kristen terdapat 267 gereja

Protestan, 62 rumah kebaktian, dan 131 gereja Katolik. Kemudian terdapat 8

Vihara bagi umat Budha dan 1 Pura bagi umat Hindu yang terletak di

kota Padang.[4]

Tahun 2000 2004 2005 2006 2007 2010 2020

Jumlah 4.227.6 4.594. 4.566. 4.732. 4.763. 4.846. 5.534.


pendud
89 961 126 678 130 909 472
uk

Sejarah kependudukan Sumatra Barat

Sumber:[4]

Perekonomian[sunting | sunting sumber]

Secara bertahap perekonomian Sumatra Barat mulai bergerak positif setelah

mengalami tekanan akibat dampak gempa bumi tahun 2009 yang melanda

kawasan tersebut. Dampak bencana ini terlihat pada triwulan IV-2009, di mana

pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 0,90%. Namun kini perekonomian

Sumatra Barat telah membaik, dengan tingkat pertumbuhan di atas rata-rata

nasional. Pada tahun 2012 ekonomi Sumatra Barat tumbuh sebesar 6,35%, lebih

baik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6,25%. Dan pada

triwulan I-2013 perekonomian Sumatra Barat telah tumbuh mencapai 7,3%.

Tingginya pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat dalam tiga tahun terakhir, telah

menurunkan tingkat kemiskinan di provinsi ini dari 8,99% (2011) menjadi 8%

(2012). Untuk Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), pada tahun 2012

provinsi ini memiliki PDRB mencapai Rp 110,104 triliun, dengan PDRB per

kapita sebesar Rp 22,41 juta.

Tenaga kerja[sunting | sunting sumber]

Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber

tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong

bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang

layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi


ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.

Seiring dengan bertumbuhnya perekonomian Sumatra Barat, maka jumlah tenaga

kerja yang diperlukan semakin bertambah pula. Hal ini telah mendorong turunnya

akan pengangguran di provinsi ini. Sepanjang Februari 2011-Februari 2012,

jumlah penduduk yang menganggur mengalami penurunan dari 162.500 orang

menjadi 146.970 orang. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun dari

7,14% menjadi 6,25%. Angka tersebut berada dibawah rata-rata nasional pada

periode akhir 2011 yang mencapai 6,56%. Pada Februari 2012, jumlah angkatan

kerja Sumatra Barat mencapai 2.204.218 orang, bertambah 90.712 orang

dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja pada Februari 2011.

Sebagian besar penduduk yang bekerja terserap di sektor pertanian. Lapangan

pekerjaan di sektor ini mampu menyerap 42,4% dari tenaga kerja yang ada.

Namun, persentase penyerapan ini makin menurun dibandingkan tahun

sebelumnya yang sebesar 44%. Sementara itu, persentase penduduk bekerja yang

terserap di sektor perdagangan kembali meningkat, dari sebelumnya 18,5% pada

Februari 2011 menjadi 19,8% pada Februari 2012. Demikian pula penyerapan di

sektor jasa mengalami kenaikan, dari 16,7% menjadi 17,4%.

Pertanian[

Area persawahan di desa Bulaan, Lubuk Basung, Kabupaten Agam.

Pada triwulan IV-2012, sektor pertanian mengalami pertumbuhan relatif tinggi,

didorong oleh menggeliatnya subsektor tanaman bahan makanan. Di triwulan ini

pertumbuhan sektor pertanian mencapai 4,14%, lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 2,05%. Kinerja sektor perkebunan yang cukup baik

pada tahun 2012, telah menopang pertumbuhan industri pertanian sebesar 4,07%.
Industri Pengolahan[

Kantor pusat PT Semen Padang di Indarung, Padang

Industri Sumatra Barat didominasi oleh industri skala kecil atau rumah tangga.

Jumlah unit industri sebanyak 47.819 unit, terdiri dari 47.585 unit industri kecil

dan 234 unit industri besar menengah, dengan perbandingan 203: 1. Pada tahun

2001 investasi industri besar menengah mencapai Rp 3.052 miliar, atau 95,60%

dari total investasi, sedangkan industri kecil investasinya hanya Rp 1.412 miliar

atau 4,40% saja dari total investasi. Nilai produksi industri besar menengah tahun

2001 mencapai Rp 1.623 miliar, yaitu 60 % dari total nilai produksi, dan nilai

produksi industri kecil hanya mencapai Rp 1.090 miliar, atau 40% dari total nilai

produksi.[39]

Untuk industri pengolahan semen, pada tahun 2012 Sumatra Barat telah

memproduksi sebanyak 6.522.006 ton, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang

hanya sebesar 6.151.636 ton. Sementara volume penjualannya pada tahun 2012

sebesar 6.845.070 ton, meningkat 10,20 % dibandingkan tahun lalu yang sebesar

6.211.603 ton.

Jasa

Bab atau bagian ini

tidak memiliki referensi atau sumber

tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong

bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi

yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak

tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam

bentuk catatan kaki atau pranala luar.


Kembali bergeraknya perekonomian Sumatra Barat pasca gempa serta semakin

pulihnya perekonomian global terutama zona Sumatra bagian tengah juga

merupakan faktor pendorong bergeraknya kembali sektor jasa (7,38%). Sektor

jasa yang cukup penting di provinsi ini adalah keuangan, hotel, restoran, dan agen

perjalanan. Pertumbuhan hotel di Sumatra Barat dalam tiga tahun terakhir cukup

pesat. Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke

provinsi ini. Selama tahun 2012 terdapat 36.623 wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke Sumatra Barat, atau meningkat 8,27% dibandingkan tahun lalu

yang sebanyak 33.827 wisatawan.

Pertambangan[sunting | sunting sumber]

Sumatra Barat memiliki potensi bahan tambang golongan A, B dan C. Bahan

tambang golongan A, yaitu batu bara terdapat di kota Sawahlunto. Sedangkan

Bahan tambang golongan B yang terdiri dari air raksa, belerang, pasir

besi, tembaga, timah hitam dan perak menyebar di wilayah

kabupaten Sijunjung, Dharmasraya, Solok, Solok Selatan, Lima Puluh

Kota, Pasaman, dan Tanah Datar. Bahan tambang golongan C menyebar di

seluruh kabupaten dan kota, sebagian besar terdiri dari pasir, batu dan kerikil.[39]

Keuangan & Perbankan[sunting | sunting sumber]

Bab atau bagian ini

tidak memiliki referensi atau sumber

tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong

bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi

yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak

tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam

bentuk catatan kaki atau pranala luar.


Perkembangan berbagai indikator perbankan pada triwulan IV-2012,

menunjukkan perbaikan seiring dengan pemulihan kondisi ekonomi pasca gempa.

Pada tahun 2012, total aset bank umum di provinsi ini mencapai Rp 40,1 triliun

dengan nilai penyaluran kredit oleh bank umum sebesar Rp 33,8 triliun.

Sedangkan total aset BPR di provinsi ini mencapai Rp 1,53 triliun dengan nilai

penyaluran kredit oleh bank tersebut sebesar Rp 1,03 triliun.

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Bab atau bagian ini

tidak memiliki referensi atau sumber

tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong

bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi

yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak

tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam

bentuk catatan kaki atau pranala luar.

Kelok Sembilan

Transportasi dari dan ke Sumatra Barat saat ini dihubungkan oleh Bandar Udara

Internasional Minangkabau dan Pelabuhan Teluk Bayur. Bandar Udara

Minangkabau mulai aktif beroperasi pada akhir tahun 2005 menggantikan Bandar

Udara Tabing. Bandar udara ini terhubung dengan berbagai kota utama di

Indonesia, seperti Jakarta, Medan, Batam, Bandung, serta Kuala

Lumpur di Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas Bandar Udara

Minangkabau, pemerintah telah menyiapkan kereta bandara Minangkabau

Ekspres dari dan menuju pusat kota Padang.

Selain Teluk Bayur, transportasi laut untuk jarak dekat berpusat di Pelabuhan

Muara. Pelabuhan ini antara lain juga melayani transportasi menuju Kepulauan
Mentawai dengan menggunakan kapal feri atau speed boat. Pelabuhan Muara juga

menjadi tempat bersandar kapal-kapal pesiar (yacht) dan kapal-kapal nelayan.

Untuk transportasi antar kota, saat ini dilayani oleh bus-bus AKDP dan AKAP

serta travel. Di Padang, angkutan umum berpusat di Terminal Bingkuang Air

Pacah. Di Bukittinggi berpusat di Terminal Aua Kuniang, Payakumbuh berpusat

di Terminal Koto Nan Ampek, dan Solok berpusat di Terminal Bareh Solok.

Transportasi darat lainnya, kereta api masih digunakan untuk jalur dari Padang ke

Sawahlunto, yang melalui Padang Panjang dan Solok. Pada jalur ini, kereta api

hanya dipergunakan sebagai sarana pengangkutan batubara. Sedangkan dari

Padang menuju Pariaman, saat ini masih digunakan untuk angkutan penumpang.

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

 Kereta api wisata melintasi Danau Singkarak

 Lembah Harau di Lima Puluh Kota

 Ombak Kepulauan Mentawai jadi tantangan para peselancar

 Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau di Padang

Panjang

 Jam Gadang di Bukittinggi

 Laut dan Kepulauan di Pesisir, Sumatra Barat.

Sumatra Barat merupakan salah satu tujuan utama pariwisata di Indonesia.

Fasilitas wisatanya yang cukup baik, serta sering diadakannya berbagai festival

dan even internasional, menjadi pendorong datangnya wisatawan ke provinsi ini.

 Beberapa kegiatan internasional yang diselenggarakan untuk menunjang


[40]

pariwisata Sumatra Barat adalah lomba balap sepeda Tour de Singkarak, even

paralayang Event Fly for Fun in Lake Maninjau, serta kejuaraan

selancar Mentawai International Pro Surf Competition.[41]


Sumatra Barat memiliki hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai,

danau, gunung, dan ngarai. Selain itu pariwisata Sumatra Barat juga banyak

menjual budayanya yang khas, seperti Festival Tabuik, Festival Rendang,

permainan kim, dan seni bertenun. Disamping wisata alam dan budaya, Sumatra

Barat juga terkenal dengan wisata kulinernya.

Sumatra Barat memiliki akomodasi wisata, seperti hotel dan agen perjalanan yang

cukup baik. Pada akhir tahun 2012, provinsi ini telah memiliki 221 hotel dengan

jumlah kamar mencapai 5.835 unit.[42] Namun hotel-hotel berbintang lima dan

empat, hanya terdapat di Padang dan Bukittinggi.[43] Sedangkan untuk agen

perjalanan di bawah keanggotaan ASITA, Sumatra Barat sudah memiliki lebih

dari 100 agen. Untuk melengkapi fasilitas penunjang pariwisata, pemerintah juga

menyediakan kereta api wisata yang beroperasi pada waktu tertentu.

Untuk berbagai informasi serta literatur sejarah dan kebudayaan Minangkabau,

wisatawan dapat memperolehnya di Pusat Dokumentasi dan Informasi

Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) yang terletak di Perkampungan

Minangkabau, Padang Panjang. Di PDIKM terdapat berbagai dokumentasi berupa

foto mikrograf, surat kabar, pakaian tradisional, kaset rekaman lagu daerah,

dokumentasi surat-surat kepemerintahan, dan alur sejarah masyarakat

Minangkabau sejak abad ke-18 hingga tahun 1980-an.

Seni dan Budaya[sunting | sunting sumber]

Saluang

Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatra Barat yang

dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya

lagu yang beredar di masyarat. Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan

aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh
masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik

tradisional saluang, bansi, talempong, rabab, pupuik, serunai, dan gandang tabuik.

Ada pula saluang jo dendang, yakni penyampaian dendang (cerita berlagu) yang

diiringi saluang yang dikenal juga dengan nama sijobang.[44] Musik Minangkabau

berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat

melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang memiliki

rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman

yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau.

Industri musik di Sumatra Barat semakin berkembang dengan munculnya

seniman-seniman Minang yang bisa membaurkan musik modern ke dalam musik

tradisional Minangkabau. Perkembangan musik Minang modern di Sumatra Barat

sudah dimulai sejak tahun 1950-an, ditandai dengan lahirnya Orkes

Gumarang. Elly Kasim, Tiar Ramon dan Nurseha adalah penyanyi Sumatra Barat

yang terkenal pada era 1970-an hingga saat ini. Saat ini para penyanyi, pencipta

lagu, dan penata musik di Sumatra Barat, bernaung dibawah organisasi PAPPRI

(Persatuan Artis Penyanyi Pencipta lagu Penata musik Rekaman Indonesia) dan

PARMI (Persatuan Artis Minang Indonesia).

Perusahaan-perusahaan rekaman di Sumatra Barat yang turut mendukung industri

musik Minang antara lain: Tanama Record, Planet Record, Pitunang Record,

Sinar Padang Record, Caroline Record yang terletak di Padang dan Minang

Record, Gita Virma Record yang terletak di Bukittinggi.

Tari tradisional[sunting | sunting sumber]

Secara garis besar seni tari dari Sumatra Barat adalah dari adat budaya

etnis Minangkabau dan etnis Mentawai. Kekhasan seni tari Minangkabau

umumnya dipengaruhi oleh agama Islam, keunikan adat matrilineal dan


kebiasan merantau masyarakatnya juga memberi pengaruh besar dalam jiwa

sebuah tari tradisi yang bersifat klasik, di antaranya Tari Pasambahan, Tari Piring,

Tari Payung, dan Tari Indang. Sementara itu terdapat pula suatu pertunjukan khas

etnis Minangkabau lainnya berupa perpaduan unik antara seni bela diri yang

disebut silek dengan tarian, nyanyian dan seni peran (acting) yang dikenal dengan

nama Randai.[45]

Sedangkan untuk tarian khas etnis Mentawai disebut Turuk Laggai. Tarian Turuk

Langai ini umumnya bercerita tentang tingkah laku hewan, sehingga judulnya pun

disesuaikan dengan nama-nama hewan tersebut, misalnya tari burung, tari

monyet, tari ayam, tari ular dan sebagainya.[46]

Istano Basa di Pagaruyung dibangun dengan arsitektur khas Minang

Rumah Adat[sunting | sunting sumber]

Artikel utama: Rumah Gadang dan Uma

Rumah adat Sumatra Barat khususnya dari etnis Minangkabau disebut Rumah

Gadang. Rumah Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga

induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun. [32] Tidak jauh dari komplek

rumah gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi

sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal lelaki dewasa kaum tersebut namun

belum menikah.

Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua

bahagian muka dan belakang,[47] umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan

seperti berbentuk rumah panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti

tanduk kerbau, masyarakat setempat menyebutnya Gonjong dan dahulunya atap

ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng. Rumah Bagonjong[48] ini

menurut masyarakat setempat diilhami dari tambo, yang mengisahkan kedatangan


nenek moyang mereka dengan kapal dari laut. Ciri khas lain rumah adat ini adalah

tidak memakai paku besi tetapi menggunakan pasak dari kayu, namun cukup kuat

sebagai pengikat.[49]

Sementara etnis Mentawai juga memiliki rumah adat yang berbentuk rumah

panggung besar dengan tinggi lantai dari tanah mencapai satu meter yang disebut

dengan uma.[50] Uma ini dihuni oleh secara bersama oleh lima sampai sepuluh

keluarga. Secara umum konstruksi uma ini dibangun tanpa menggunakan paku,

tetapi dipasak dengan kayu serta sistem sambungan silang bertakik.

Senjata tradisional[sunting | sunting sumber]

Bab atau bagian ini

tidak memiliki referensi atau sumber

tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong

bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi

yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak

tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam

bentuk catatan kaki atau pranala luar.

Senjata tradisional Sumatra Barat adalah Keris dan Kurambiak

atau Kerambit berbentuk seperti kuku harimau. Keris biasanya dipakai oleh kaum

laki-laki dan diletakkan di sebelah depan, dan umumnya dipakai oleh para

penghulu terutama dalam setiap acara resmi ada terutama dalam acara malewa

gala atau pengukuhan gelar, selain itu juga biasa dipakai oleh para mempelai pria

dalam acara majelis perkawinan yang masyarakat setempat menyebutnya baralek.

Sedangkan kerambit merupakan senjata tajam kecil yang bentuknya melengkung

seperti kuku harimau, karena memang terinspirasi dari kuku binatang buas

tersebut. Senjata mematikan ini dipakai oleh para pendekar silat Minang dalam

pertarungan jarak pendek yang biasanya merupakan senjata rahasia, terutama


yang menggunakan jurus silat harimau. Berbagai jenis senjata lainnya juga pernah

digunakan seperti tombak, pedang panjang, panah, sumpit dan sebagainya.

Masakan khas[sunting | sunting sumber]

Nasi Kapau salah satu masakan di Sumatera Barat

Artikel utama: Masakan Padang dan Masakan Sumatra Barat

Dalam dunia kuliner, Sumatra Barat terkenal dengan masakan

Padang dan restoran Padang dengan citarasa yang pedas. Masakan Padang dapat

ditemui hampir di seluruh penjuru Nusantara, bahkan sampai ke luar negeri.

 Beberapa contoh makanan dari Sumatra Barat yang cukup populer


[51]

adalah Rendang, Sate Padang, Dendeng Balado, Itiak Lado Mudo, Soto Padang,

dan bubur kampiun.

Setiap kawasan di Sumatra Barat, memiliki makanan sebagai ciri khas daerah,

yang biasa dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) misalnya: Padang terkenal

dengan bengkuang, Padang Panjang terkenal dengan pergedel jaguang,

Bukittinggi dengan karupuak sanjai, Payakumbuh dengan galamai dan batiah.

Selain itu Sumatra Barat juga memiliki ratusan resep, seperti kipang kacang, bareh

randang, randang telur, dakak-dakak angko 8, rakik maco, pinyaram, Karupuak

Balado, dan termasuk juga menghasilkan Kopi Luak.

Olahraga[sunting | sunting sumber]

Tour de Singkarak

Provinsi Sumatra Barat memiliki beberapa even olahraga yang berskala lokal,

nasional, maupun internasional, diantaranya adalah lomba pacu kuda. Perlombaan

pacu kuda sudah menjadi tradisi dan budaya masyarakat Minangkabau. Rangkaian

perlombaan pacu kuda biasanya diselenggarakan di beberapa kota di Sumatra

Barat secara bergiliran.[52]


Even internasional lainnya adalah Tour de Singkarak yang pada tahun 2013 telah

memasuki tahun kelima. Kejuaraan ini secara resmi telah menjadi agenda

perhelatan tahunan Union Cycliste Internationale (UCI). Beberapa kawasan

wisata menjadi bagian dari jalur lintasan lomba termasuk Lembah Harau, Danau

Maninjau, Kelok 44, Istana Basa Pagaruyung, dan danau Di atas-Dibawah.[53] Di

sisi lain, cabang olahraga perahu naga (dragon boat) juga rutin dilaksanakan di

Sumatra Barat, seperti kejuaraan Perahu Naga Internasional di Padang yang

mendatangkan peserta dari mancanegara, serta kejuaraan Dayung Tradisional

di Pantai Carocok, Painan dan Dharmasraya.

Media dan informasi[sunting | sunting sumber]

TVRI Sumatera Barat

Hampir keseluruhan saluran stasiun televisi nasional telah dapat menjangkau

kawasan Sumatra Barat. Selain itu provinsi ini juga memiliki beberapa stasiun

televisi lokal, seperti TVRI Sumatra Barat, Padang TV, Minang TV, TV

E, Favorit TV dan Bukittinggi Televisi (BiTV).

Rata-rata disetiap kabupaten dan kota di provinsi ini telah memiliki pemancar

radio selain milik pemerintah juga swasta, seperti RRI Padang, Radio Classy FM,

Radio Jelita FM, Radio SK FM, dan Radio Fanesa 5 FM, Radio Arif FM, Radio

Harau FM.

Sumatra Barat saat ini juga banyak memiliki media cetak jenis surat kabar,

diantaranya Harian Padang Ekspres, Harian Haluan, dan Harian Singgalang,

Harian Posmetro Padang, Harian Metro Andalas (Metrans), Harian Rakyat

Sumbar dan Harian Koran Padang. Serta beberapa media cetak mingguan seperti
Tabloid Indonesia Raya, Binnews, dan Bakinews. Media cetak tersebut juga

tersedia dan dapat diakses secara online melalui internet.

Pada awalnya Sumatra Courant merupakan koran pertama yang terbitkan di

Sumatra Barat oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1862. Selanjutnya

tahun 1877 terbit Padangsche Handelsblad milik swasta. Kedua surat kabar ini

menggunakan bahasa Belanda, dan baru pada tahun 1890 terbit surat kabar

bulanan Pelita Kecil yang telah menggunakan bahasa Melayu.[54]

Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2020

mencatat, Sumatra Barat merupakan provinsi dengan persentase pengguna internet

tertinggi di Sumatra. Pengguna internet tercatat sebanyak 5.008.263 orang atau

91,4% dari populasi

DESKRIPSI SENI BUDAYA SUMATERA BARAT

Sumatera Barat adalah provinsi yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera.

Pada masa lalu kawasan ini merupakan bagian dari Kerajaan Pagaruyung, lalu

berkali-kali berubah status pada zaman Belanda, Jepang, dan Kemerdekaan.

Semula ibu kota provinsi ini adalah Bukittinggi, kemudian dipindahkan ke Padang.

Sebutan Nagari Minangkabau atau Tanah Minang bagi wilayah ini, karena

sebagian besar suku yang mendiami wilayah provinsi ini adalah suku

Minangkabau. Sejarah Tanah Minang bermula dari berdirinya kerajaan Melayu

yang bernama Kerajaan Pagaruyung. Kerajaan ini didirikan oleh Raja

Adityawarman pada tahun 1347 M.

Sumatera Barat memiliki beberapa danau, yakni: Singkarak, Maninjau, Diatas,

Dibawah, dan Talang. Danau-danau tersebut menjadi hulu beberapa sungai besar

di Sumatera, seperti: Siak, Rokan, Indragiri, Kampar, dan Batanghari. Ada banyak
gunung di Sumatera Barat, yang tertinggi adalah Talamau. Gunung-gunung

lainnya adalah: Marapi, Sago, Singgalang, Tandikat, Talang, Pasaman, Kalabu,

Rasan, Mande Rubiah, Tambin, dan Ambun.

A. Penduduk Sumatera Barat

Mayoritas penduduk Sumatera Barat adalah suku Minangkabau. Suku-suku

lainnya adalah: Batak, Mandailing, Mentawai, Tionghoa, Tamil, Nias, dan Jawa.

Meski terdapat banyak suku, bahasa daerah yang kerap digunakan sehari-hari

adalah bahasa Minangkabau. Bahasa lainnya, adalah: Batak, Melayu, dan

Mentawai. Hampir seluruh penduduk Sumatera Barat beragama Islam. Hanya

sebagian kecil beragama Kristen, Buddha, dan Hindu. Pada zaman kerajaan, di

daerah ini terdapat banyak pusat pendidikan agama Islam yang dinamakan

dengan Surau.

B. Adat Istiadat Sumatera Barat

Satuan pemerintahan terkecil di Sumatera Barat adalah Nagari (setingkat desa).

Nagari dipimpin seorang Wali Nagari yang dipilih oleh Anak Nagari (masyarakat)

dalam pemilihan langsung untuk masa jabatan enam tahun. Dalam sebuah Nagari

terdapat lembaga permusyawaratan yang dinamakan Kerapatan Adat Nagari, yang

terdiri dari perwakilan Alim Ulama, Cadiak Pandai (intelektual), dan Niniak

Mamak (pemimpin suku). Rapat penting para petinggi Nagari diselenggarakan di

Balairung Sari Nagari

Banyaknya kesenian dan kebudayaan yang dimiliki daerah Sumatera Barat

menjadikan Indonesia memiliki kesenian dan kebudayaan yang bermaca-macam

pula. Berikut beberapa kebudayaan dan kesenian yang ada di Sumatra Barat seperti

:1. Rumah Adat


Rumah adat Sumatera Barat/Minangkabau adalah Rumah Gadang. Rumah adat

sebagai bukti sejarah Minangkabau yang terkenal terletak di Batusangkar yaitu

Istano Basa Pagaruyuang yang menyimpan sejarah kerajaan Minangkabau pada

zaman dahulu.

2. Pakaian Adat

Pakaian adat di Sumatera Barat dipakai hanya pada upacara-upacara tertentu. Salah

satunya pada upacara pernikahan. Pada saat itu mempelai wanita yang

disebut Anak Daro memakai Suntiang dan mempelai pria yang

disebut Marapulai memakai Deta.

Selain, pakaian di atas, kaum wanita atau Bundo Kanduang memakai Tikuluak

Tanduak

3. Seni Tari

Berbagai jenis tarian lahir dari kehidupan masyarakat Sumbar. Jenis tarian tersebut

digunakan pada upacara tertentu sebagai berikut:

a. Tari Payung : berasal dari pergaulan muda-mudi

b. Tari Pasambahan : digunakan untuk menyambut tamu

c. Tari Galombang : digunakan untuk menyambut tamu

d. Tari Piring : pada pertunjukan muda-mudi

e. Tari Panen : berasal dari kegiatan masyarakat sebagai petani

f. Tari indang : dari Pariaman


g. Tari Galuak

h. dan lain-lain

4. Lagu Daerah

Masyarakat Sumbar senang menyanyi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya lagu

daerah berasal dari daerah ini. Beberapa lagu daerah yang terkenal antara lain:

a. Minangkabau

b. Ayam Den Lapeh

c. Bareh Solok

d. Kambanglah Bungo

e. Kampuang nan Jauah di Mato

f. dan lain-lain

5. Alat Musik

Masyarakat Sumbar juga memiliki berbagai jenis alat music diantaranya:

a. Talempong

b. Talempong pacik

c. Rabab

d. Bansi

e. Saluang
f. Sampelong

g. dan lain-lain

6. Kesenian lain

Kesenian lain yang merupakan perpaduan beberapa unsur juga lahir dari

kebudayaan masyarakat Sumbar. Jenis kesenian itu antara lain:

a. Randai : perpaduan seni suara, pencak silat, dan permainan alat musik

b. Dikia : perpaduan agama dan seni suara

c. Arak Tabuik : perpaduan agama, alat musik, tarian sebagai peringatan tewasnya

Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad SAW

d. Badendang : perpaduan alat musik saluang atau rabab dengan seni suara/ lagu

7. Senjata Tradisional

Senjata tradisional Sumbar adalah Karih.

8. Kerajinan

Berbagai hasil kerajinan dihasilkan masyarakat Sumbar, misalnya:

a. Tenun Pandai Sikek

b. Tenun Kubang

c. Tenun Silungkang

d. Sulam Bayang
e. Bordir

f. Batu akiak

g. Songket

h. dan lain-lain

9. Jenis masakan

Masyarakat Sumbar suka memasak dengan banyak rempah dan dengan rasa yang

pedas. Selain itu, banyak jenis makanan yang lahir dari keseharian masyarakat

Sumbar. Jenis masakan/ kuliner maupun camilan dari Sumbar antara lain:

a. Randang (randang suir, randang telur, randang rabu, dll)

b. Katupek kapau

c. Galamai

d. Bareh randang

e. Batiah

f. Sanjai

g. Sala lauak

h. Palai rinuak

i. Dll
Dari uraian di atas nampaklah bahwa masyarakat Sumbar banyak menghasilkan

karya di bidang seni dan budaya. Diharapkan kesenian tersebut dapat

dipertahankan bahkan dikembangkan agar tidak punah. Oleh karena itu perlunya

pengenalan seni dan bujdaya Sumbar ke daerah lain sehingga menambah kekayaan

budaya bangsa.

Kebudayaan Sumatera Barat

Provinsi Sumatera terbagi menjadi 9 diantaranya Sumatera Barat. Nah di

Sumatera Barat ini terdapat kebudayaan yang unik untuk kita pelajari, dalam

artikel ini kami akan sajikan apa kebudayaan yang ada di Sumatera Barat ini.

Yang akan kami bahas melingkupi hal seperti

 Suku Bangsa

 Bahasa

 Agama

 Rumah adat

 Pakaian adat

 Kesenian tradisional

 dll

Nah dari pada penasaran langsung aja kita bahas semuanya di bawah ini

Contents [Sembunyikan]

 1 Sumatera Barat

o 1.1 Suku Bangsa

o 1.2 Bahasa Daerah

o 1.3 Agama

 2 Kebudayaan Sumatera Barat


 3 Rumah Adat – Kebudayaan Sumatera Barat

o 3.1 Rumah Adat Gadang

o 3.2 Rumah adat Gonjong Ampek Baanjuang

o 3.3 Rumah adat Gonjong Anam

o 3.4 Rumah Gadang Batingkek

o 3.5 Rumah Gadang Surambi Papek

o 3.6 Rumah Gadang Gonjong Limo

o 3.7 Ganjong Sibak Baju

 4 Pakaian Adat – Kebudayaan Sumatera Barat

o 4.1 Baju Batabue

o 4.2 Lambak

o 4.3 Baju Penghulu

o 4.4 Pakaian Adat Pengantin Padang

o 4.5 Salempang

o 4.6 Deta

o 4.7 Sesamping

o 4.8 Cawek

o 4.9 Sandang

o 4.10 Keris dan Tongkat

o 4.11 Tengkuluk

o 4.12 Perhiasan

 5 Kesenian Tradisional – Kebudayaan Sumatera Barat

o 5.1 Tarian Tradisional Sumatera Barat

o 5.2 Alat Musik Tradisional Sumatera Barat

o 5.3 Senjata Tradisional Sumatera Barat

 6 Penutup
A.    Macam tarian Rakyat

Secara garis besar ada tiga macam tarian rakyat Minangkabau. Pertama tarian

pencak,yakni tarian yang gerakan dan prinsipnya menyerupai pencak. Kedua ,

tarian perintang yakni tarian yang dilakukan pemuda pemuda untuk kegembiraan

dan perintang rintang waktu. Ketiga , tarian kaba yakni tarian yang mengangkat

tema cerita (kaba).

Tarian pencak berbeda dengan pencak. Pencak dilakukan oleh dua orang dengan

gaya silat. Secara fisik dalam pencak, pemainnya dapat bersinggungan atau

bersentuhan. Akan tetapi, didalam tarian,pemainnya tidak bersinggungan atau

bersentuhan. Tarian ini diikuti oleh bunyi bunyian seperti talempong dan pupuik

batang padi. Gerakannya tidak harus mengikuti irama bunyi bunyian. Bunyi

bunyian hanya sekedar pengiring belaka. Gerakan tarian pencak ini disesuaikan

dengan gerak lawan. Bagaimana lawan memainkan gerakan,seperti itu pula gerak

yang satunya.

Ada tiga jenis tari yang termasuk tarian pencak. Pertama tari sewah,yaitu tarian

yang dilakukan dua atau tiga orang seperti bermain pencak dengan menggunakan

senjata “sewah”. Sewah yaitu senjata tajam yang panjangnya lebih kurang tiga ela.

Kedua tari “alo ambek” yaitu tarian yang dilakukan dua orang yang dibantu oleh

dua pendamping yang dinamakan “dampeang” (damping) dan dua orang janang.

Ketiga tari gelombang yaitu tarian yang dihidangkan pada upacara perkawinan

atau upacara penobatan penghulu.

Tarian perintang yaitu tarian yang dimainkan pemuda pemuda untuk perintang

waktu. Tarian dapat dilakukan bersama sama atau seorang diri. Tarian diiringi

bunyi bunyian seperti talempong gendang dan puput batang padi. Tarian

dilakukan dengan bebas dengan irama 4/4 tampa terikat dengan bunyi bunyian
yang mengiringinya. Setiap penari bebas melakukan gerakan sesuai

kemahirannya. Akan tetapi, ada gerakan yang telah terpola seperti menirukan

gerak tupai,elang terbang, kerbau mengamuk, dan sebagainya. Tarian ini

dimainkan di sawah pada musim panen atau pada acara acara keramaian.

Banyak sekali jenis tarian perintang ini. antara lain adalah tari piring,tari

galuak,dan tari kerbau jalang. Tari piring dimainkan secara tunggal atau bersama.

Dikedua telapak tanganpenari ada piring porselen dan diujung ujung jarinya

dipasang cincin. Cincin ini dijentik jentikkan pada piring sehingga menimbulkan

bunyi sesuai irama nyanyian. Tarian dilakukan dengan tempo yang cepat.

Tari “galuak” yaitu tarian yang menggunakan galuak (tempurung kelapa) dikedua

belah tangan. Saat menari,kedua galuak itu dilaga lagakan sesuai dengan irama.

Benturan kedua galuak itu menimbulkan irama sendiri yang mengasyikkan

penonton.

Tari kerbau jalang yaitu tarian yang menyerupai kerbau jalang atau kerbau liar

yag menggila. Untuk menirukan tanduak kerbau ,pemain mengacungkan kedua

tangannya diatas kepala. Nafas penari mendengus dengus seperti kerbau kerbau

jalang. Pada saatnya,penari bisa keserupan sebagai puncak tarian. Saat itu kadang

kadang penari bisa menyeruduk penonton. Penonton menjadi gaduh. Kadang

kadang penonton pun ikut aktif melakukan geraka tarian ini. kemudia penari

berguling guling seperti kerbau dikubangan.

Tarian “kaba” yaitu tarian yang mengangkat tema cerita. Tarian ini

mengutamakan nyanyian daripada gerakan . penari menyanyikan cerita kaba

sambil menari. Pengungkapan cerita kaba dengan nyanyian lebih diutamakan

daripada gerak tariannya. Jadi tari hanya sebagai pembawa kaba belaka. Tarian

biasanya juga diikuti oleh musik pengiring seperti talempong dan adok. Jenis

tarian tergantung kepada cerita kaba yang dibawakan.


Berikut adalah beberapa jenis tarian yang merupakan ciri khas Sumatera Barat :

1.      Tari Piring

Tari piring ini diketahui hampir semua orang Indonesia bahkan yang tak berada di

Sumatera. Tarian khas ini mulanya merupakan bagian dari adat persembahan

setelah panen, yang dilambangkan dengan piring-piring.

2.      Tari Payung

Tari payung tergolong tarian pergaulan dan biasanya dilakukan pasangan pria

serta wanita, dimana yang membawa payung adalah prianya karena payung

diandaikan sebagai simbol perlindungan dari suami untuk keluarga.

3.      Tari Rantak

Tari rantak adalah tari kesenian dari Sumatra Barat yang terinspirasi pencak silat;

gerakan-gerakanya mudah dikenali karena banyak melibatkan gerakan pencak

silat walaupun tetap terlihat sebagai tarian.

4.      Tari Indang

Tari indang dikenal banyak orang sebagai tari ‘din din ba din din’ dan menjadi

salah satu tarian paling ikonik, yang memadukan tarian serta seni bertutur dalam

adat Islam Minangkabau.

5.      Tari Pasambahan

Tari pasambahan adalah tarian yang digunakan sebagai sarana penyambut tamu,

serta ditarikan dalam berbagai acara adat serta pernikahan. Tamu yang datang

kemudian akan dipayungi dan tamu-tamu lain disuguhi sirih.

6.      Tari Randai

Tari randai merupakan tari kesenian Sumatra Barat yang unik, karena sebenarnya

lebih merupakan sebuah seni gabungan antara pencak silat, seni drama atau tutur,

tarian dan musik. Penarinya banyak dan kini sering melibatkan penari perempuan
(dulu biasanya hanya ditarikan lelaki). Tarian ini menggambarkan kisah-kisah

atau cerita rakyat dan kini sering ditampilkan saat Idul Fitri.

7.      Tari Alang Babega

Tari alang babega menggambarkan burung elang yang sedang terbang dan

kemudian menukik menyambar anak ayam di tanah. Tarian ini biasa dibawakan

berkelompok dan bisa oleh penari lelaki maupun perempuan.

8.      Silat Minangkabau

Walau termasuk bela diri, silat Minangkabau ternyata juga termasuk dalam seni,

terutama aspek pencak-nya. Dalam tradisi Minangkabau, aspek ‘pencak’ atau

‘mancak’ bermakna ‘kembang’ silat dan menunjukkan aspek seni dari bela diri

tersebut. Bela diri ini sudah berakar selama berabad-abad sehingga dijadikan dasar

dari banyak tari kesenian Sumatera Barat.

B.     Gerak Tarian Rakyat

Gerak tarian pencak lebih terpola.penari bergerak sesuai dengan gerak pencak.

Tari sewa misalnya, melakukan gerakan penyerangan terhadap lawan. Akan tetapi

senjatanya tidak bersentuhan. Mereka saling menyerang dan saling mengelak

(menghindar). Pada tarian ini,kalau pemainnya bertiga,satu orang tidak memakai

senjata. Yang tidak memakai senjata menjadi saaran penyerangan.

Gerakan dalam tarian alo ambek juga mengikuti gerak pencak. Akan tetapi tujuan

penyerangan adalah merebut pakaian lawan. Masing masing diberi kesempatan

tiga babak untuk merebut pakaian lawannya seperti daster,buah baju,dan sarung.

Selesai tiga babak,bergantian mengambil pakaian lawan. Diantara gerakan

mengambil pakaian, diselingi dengan gerakan pencak.

Tari gelombang juga bersunber dari gerak pencak. Penarinya puluhan orang.

Peneri dibagi atas dua bagian. Kedua kelompok itu dipimpim oleh satu orang

yang bertugs memberi aba aba. Masing masing kelompok diikuti oleh pemain
bunyi bunyian eperti talempong dan puput batang padi. Gerak langkahnya

langkah empat,setiap bergerak maju mereka bertepuk dengan aba aba dari

pemimpinnya yang berada didepan. Mereka bergerak bagaikan dua pasukan

pesilat yang hendak bertempur.gerakan mereka menggembang lepas dengan

tangan terbuka serta jari melentik. Gerakan badan merendah ketika melangkahkan

kaki leba lebar,lalu mengangkat sebelah kaki hampir setinggi lutut seperti alunan

gelombang.

Gerak tari perintang lebih bebas dan dinamis. Panari dapat bergerak sesuai dengan

kemampuannya. Jadi gerakan tidak terpola seperti pada tari pencak. Penari dapat

saja membuat variasi gerakan sesuai dengan kemahirannya. Tari piring,misalnya,

penari disamping menjentik jentikkan jari ke piring porselen

ditangannya,gerakannya yang utama adalah menanai piring. Kemudian ia dapat

melakukan gerakan seperti meniru elang terbang,berguling di lantai, seperti orang

yang mencangkul,dan sebagainya.

Gerak tari galuak juga dinamis,penari dapat melakukan improvisasi sesuai dengan

kemahirannya. Bedanya dengan tari piring adalahdalam melagakan galuak untuk

melahirkan bunyi. Penari memanfaatkan segala kemungkinan gerakan dengan

mengelolah seluruh anggota badan sambil melagakan galuak. Akan tetapi setiap

gerakan tidak kehilangan irama musik.

Jadi, gerakan tradisional minangkabau pada dasarnya bersumber dari gerak

pencak silat. Akan tetapi dalam kegiatannya,panari dapat melakukan gerakan yang

bervariasi sesuai dengan kemahirannya. Tarian pencak gerakannyalebih

terpola,sedangkan tari yang lain seperti tarian perintang dan tarian

kabagerakannya lebih bebas sesuai dengan kemahiran pemainnya. Meskipun

gerakannya lebih bebas,namun tetap mengikuti irama tertentu.

C.     Keindahan dan Keaslian Gerak


Keindahan gerak tari tradisional terletak pada keserasian dan keselarasan.

Keserasian gerak tangan dengan langkah kaki, lentik jari dengan sorotan mata

menggundang keindahan. Keserasian antara irama musik dengan gerakan yang

dilakukan penari juga menimbulkan keindahan. Musik dengan irama atau tempo

cepat diikuti oleh gerakan yang cepat pula, begitu pula jika musik menggunakan

tempo lambat, gerakan penarinya juga bertempo lambat. Keserasian dan

keharmonisan antar gerakan,antara musik dengan gerakan, merupakan keindahan

dalam tari tradisional.

Keserasian gerak dengan pakaian penari juga menimbulkan keindahan. Biasanya

penari memakai pakaian hitam hitam yang bergaya pakaian minangkabau. Selain

itu,juga memakai pakaian yang berwarna merah merah. Gerakan gerakan dinamis

dengan warna pakaian seperti itu,merupakan keindahan pula dalam tari tradisonal.

Jadi keindahan gerak tari terletak pada keserasian. Keserasian gerak tubuh penari,

keserasian gerak dengan musik penggiring, keserasian gerak dengan kostum atau

pakaian penari, merupakan dasar keindahan dalam gerak tari itu.

Orang minangkabau memakai falsafah alam. Oleh karena itu dalam setiap

kehidupan mereka menggunakan alam sebagai pedoman. Hal itu juga terjadi

dalam gerakan tarinya. Gerakan dalam tari meniru dari alam. Tiruan bisa

dilakukan dari gerak alam itu sendiri,gerakan hewan, gerakan gelombang laut dan

sebagainya. Jadi keaslian gerak tari tradisional minangkabau terlihat, karena

gerakan itu bersumber dari alam atau lingkungan.

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

A.    Minat Remaja Terhadap Tarian Tradisional Minangkabau.
Seperti yang kita ketahui, remaja masa kini lebih suka kepada tarian modern dari

pada tarian tradisional, karena menurut mereka tarian tradisional itu sangat kuno

dan ketinggalan zaman, padahal tarian tradisional itu salah satu kesenian yang

harus dilertarikan, seperti tari gelombang, taring piring, tari payung dan lain-lain.

Sedangkan tarian modern lebih disukai oleh remaja-remaja masa kini karena

menurut mereka tarian modern itu lebih tren dan tidak ketinggalan jaman.

B.     Penyebab Berubahnya Minat Remaja Kepada Tarian Modern

1.      Pengaruh lingkungan

Pada zaman sekarang lingkungansemakin bebas dan lebih modern, sehingga

remaja sekarang terbawa pengaruh lingkungan tersebut dan melupakan kesenian

tradisional seperti tarian tradisional.

2.      Arus globalisasi

Pada zaman sekarang arus globalisasi semakin besar dan dapat mempengaruhi

para remaja sehingga minat remaja berkurang terhadap kesenian daerah.

3.      Menjadi hiburan

Tarian modern masa kini manjadi hiburan bagi para remaja karena karena lebih

tren seperti dance, hip hop dan lain-lain.

4.      Tidak mau melestarikan budaya minangkabau

Remaja masa kini tidak mau melestarikan budaya seperti budaya minangkabau

karena menurut mereka itu sangat kuno.

C.     Cara Menanggulanginya
1)      Mengadakan lomba-lomba kesenian budaya

Dengan mengadakan lomba-lomba kesenian budaya,membuat budaya itu

menarikdan diminati oleh para remaja masa kini.

2)      Membimbing remaja-remaja agar mau melestarikan budaya dan kesenian

Dengan membimbing remaja untuk melestarikan budaya dan kesenian,maka

kesenian dan budaya itu akan tetap terjaga

3)      Membuat budaya minangkabau lebih menarik dari pada budaya luar

Dengan membuat budaya minangkabau lebih menarik dari pada budaya luar

seperti mangadakan lomba-lomba budaya ,maka akan menarik perhatian para

remaja untuk melstarikan budayanya sendiri

Kesenian Minangkabau

Minangkabau yang terletak di provinsi Sumatera Barat, Indonesia memiliki

berbagai macam kesenian yang merupakan warisan budaya Indonesia.

Kesenian-kesenian ini berupa tarian, pantun dan sambah menyambah, seni musik,

pakaian adat, dan lain sebagainya,

Nah, untuk kalian yang belum tahu banyak mengenai apa saja kesenian tradisional

Minangkabau, yuk cek artikel berikut.

Daftar Kesenian Suku Minangkabau

Kesenian ini sudah menjalar ke daerah lain di Indonesia. Bahkan, warga Malaysia

juga tahu beberapa kesenian Minangkabau. Kesenian suku Minangkabau yaitu:


1. Tarian Adat

Tari-tarian merupakan salah satu corak budaya Minangkabau yang sering

digunakan dalam pesta adat ataupun perayaan pernikahan. Tari Minangkabau

tidak hanya dimainkan oleh kaum perempuan tapi juga oleh laki-laki.

Ciri khas tari Minangkabau adalah cepat, keras, menghentak, dan dinamis.

Adapula tarian yang memasukkan gerakan silat ke dalamnya, yang disebut randai.

Tari-tarian Minangkabau lahir dari kehidupan masyarakat Minangkabau yang

egaliter dan saling menghormati.

 Tari Pasambahan

Awalnya, tarian ini merupakan tari yang biasa dibawakan untuk acara

penyambutan tamu agung sebagai ungkapan rasa hormat. Namun sekarang, tarian

ini juga biasa dipertunjukan untuk menghibur masyarakat.

 Tari Piring

Berasal dari bahasa minangkabau ‘Tari Piriang’ yang berarti menari dengan

piring. Merupakan salah satu seni tari tradisional di Minangkabau yang berasal

dari Kota Solok, Sumatera Barat. Piring yang biasa digunakan sebagai alas makan

menjadi media utama dalam tarian ini.

 Tari Payung

Tari payung merupakan kesenian yang memiliki makna kasih sayang. Tarian ini

menggunakan properti payung sebagai pelengkap pentas. Biasanya tari ini

dimainkan oleh 3-4 orang penari yang dilakukan secara berpasangan.

 Tari Indang

Tari indang menjadi salah satu kesenian unik dari Sumatera barat yang saat ini

masih sering ditarikan oleh masyarakat setempat.


2. Bela Diri

Di Minangkabau, ada sebuah kesenian bernama Silek. Silek merupakan salah satu

kesenian suku Minangkabau sejenis silat atau beladiri. Kesenian bela diri yang

juga dikenal dengan Silek Tuo ini diebut-sebut berbahaya karena gerakannya

dapat mematahkan kepala orang hanya dalam beberapa detik saja.

Awalnya, silat merupakan bekal bagi perantau untuk menjaga diri dari hal-hal

terburuk selama di perjalanan atau di perantauan. Selain untuk menjaga diri, silat

juga merupakan sistem pertahanan nagari (parik paga dalam nagari).

Pencak silat memiliki dua filosofi dalam satu gerakan. Pencak (mancak) yang

berarti bunga silat merupakan gerakan tarian yang dipamerkan dalam acara adat

atau seremoni lainnya.

3. Permainan Tradisional

Randai merupakan permainan tradisional Minangkabau yang dimainkan secara

berkelompok dan membentuk lingkaran. Setelah membuat lingkaran, para pemain

akan melangkahkan kaki secara perlahan-lahan sembari menyampaikan cerita

dalam bentuk nyanyian.

Nyanyain tersebut dibawakan secara bergantian oleh para pemainnya. Permainan

ini menggabungkan seni musik, tari dan gerakan silat.

4. Musik

Kesenian daerah Minangkabau juga memiliki beberapa jenis alat musik dan lagu.

Alat musik khas Minangkabau adalah saluang, talempong, rabab, serta bansi.
Keempat alat musik ini biasanya dimainkan dalam pesta adat dan perkawinan.

Sekarang, musik Minang tidak terbatas dimainkan dengan menggunakan empat

alat musik tersebut.

Masyarakatnya juga menggunakan istrumen musik modern seperti orgen, piano,

gitar, dan drum. Lagu-lagu Minang kontemporer, juga banyak yang mengikuti

aliran-aliran musik modern seperti pop, hip-hop, dan remix.

5. Upacara dan Festival

 Tabuik

 Makan bajamba

 Turun mandi

 Batagak pangulu

 Turun ka sawah

 Manyabik

 Hari Rayo

 Pacu jawi

 Pacu itiak

6. Pantun dan Pepatah-petitih

Dalam kesenian khas Minangkabau, pantun dan pepatah-petitih merupakan salah

satu bentuk seni persembahan dan diplomasi yang khas.

Umumnya pantun dan pepatah-petitih menggunakan bahasa kiasan dalam

penyampaiannya. Sehingga di Minangkabau, seseorang bisa dikatakan tidak

beradat jika tidak menguasai seni persembahan.

Meski disampaikan dengan sindiran, pantun dan pepatah-petitih bersifat lugas. Di

dalamnya tak ada kata-kata yang ambigu dan bersifat mendua. Budaya pepatah-
petitih, juga digunakan dalam sambah-manyambah untuk menghormati tamu yang

datang.

Sambah-manyambah ini biasa digunakan ketika tuan rumah (si pangka) hendak

mengajak tamunya makan. Atau dalam suatu acara pernikahan, ketika pihak

penganten wanita (anak daro) menjemput penganten laki-laki (marapulai).

Selain berkembang di Sumatera Barat, pantun dan pepatah-petitih Minangkabau

juga mempengaruhi corak sastra lisan di Riau dan Malaysia, seperti:

Ukiran Minangkabau di dinding luar bagian depan Rumah Gadang

 Anak dipangku, kamanakan dibimbiang (Artinya : anak diberikan nafkah

dan disekolahkan, serta kemenakan dibimbing untuk menjalani

kehidupannya)

 Duduak marauk ranjau, tagak meninjau jarak (Artinya : hendaklah

mengerjakan hal-hal yang bermanfaat, dan jangan menyia-nyiakan waktu)

 Dima rantiang dipatah, disinan sumua digali (Artinya : dimana kita

tinggal, hendaklah menjunjung adat daerah setempat)

 Gadang jan malendo, cadiak jan manjua (Artinya : seorang pemimpin

jangan menginjak anggotanya, sedangkan seorang yang cerdik jangan

menipu orang yang bodoh)

 Satinggi-tinggi tabang bangau, babaliaknyo ka kubangan juo (Artinya :

sejauh-jauh pergi merantau, di hari tua akan kembali ke kampung asalnya)

7. Sastra Lisan

Salawat Dulang merupakan sastra lisan yang bertema islam khas Minangkabau.

Biasanya sastra lisan ini akan dibawakan oleh dua orang yang membacakan

hafalan teks sembari diiringi oleh tabuhan dulang.


Isi dari salawat dulang ini merupakan percakapan sehari-hari, namun menarik

karena bersiat saling serang.

Sanggar Kesenian di Kota Padang

Andam Dewi

Pimpinan : Hendri aji malintang sutan

Telp./HP : 082383018672

Jenis Kesenian :
 Tari

Andev Production

Pimpinan : Andreas

Telp./HP : 082390612040

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

Anjung Sirih

Pimpinan : Rosnelly & Ramli

Telp./HP : 081266629080

Jenis Kesenian :

 Tari

 Rabab

 musik

 saluang

Arak Kabau Gadang

Pimpinan : Nadri Malin Cahyo

Telp./HP : 081363015812

Jenis Kesenian :

 Pencak Silat
Binuang Sakti

Pimpinan : Afma Sasma

Telp./HP : 081374362368

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

Bujang Saiyo

Pimpinan : Adrisman

Telp./HP : 082284042673

Jenis Kesenian :

 Randai

 Pencak Silat

Cahayo Bundo

Pimpinan : Reni Devita

Telp./HP : 08129769521

Jenis Kesenian :

 Tari
Citra Kembara

Pimpinan : Hj.Fauriza

Telp./HP : 085263820145

Jenis Kesenian :

 Tari

 Rabab

 Musik

 Saluang

Delima

Pimpinan : Masdi

Telp./HP : 081363911164

Jenis Kesenian :

 Silat

Diambang Fajar

Pimpinan : Joni

Telp./HP : 081363182044

Jenis Kesenian :

 Tari

Gumarang Sakti

Pimpinan : Amran
Telp./HP : 081364921127

Jenis Kesenian :

 Tari

Kabun Katapiang

Pimpinan : DRS.Anwar

Telp./HP : 081266159014

Jenis Kesenian :

 Silat

Kampung Duri Saiyo

Pimpinan : Syaiful Anwar

Telp./HP : 082288413940

Jenis Kesenian :

 Tari

Kampus Selatan

Pimpinan : Ninda Levia

Telp./HP : 085374241421

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik
Kato Sepakat

Pimpinan : Syamsul Bahri

Telp./HP : 081363988131

Jenis Kesenian :

 Tari

 Silat

Kintan Sakty

Pimpinan : Basri B. Malin

Telp./HP : 081363604884

Jenis Kesenian :

 Tari

Langkah Bamulo

Pimpinan : Ratna Murningsih

Telp./HP : 085374222020

Jenis Kesenian :

 Tari

Langkok Group

Pimpinan : Hasanawi
Telp./HP : 081374737672

Jenis Kesenian :

 Rabab

 Musik

 Saluang

Limpapeh Rumah Gadang

Pimpinan : Idhil Rahmat

Telp./HP : 081374144265

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

Malayu Sakato

Pimpinan : Ilham Febriyanda

Telp./HP : 081363344088

Jenis Kesenian :

 Tari

 Rabab

 Musik

 Pencak Silat

 Saluang
Malin Deman

Pimpinan : Fachri Jama

Telp./HP : 081363220776

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

 Saluang

Minang Saiyo

Pimpinan : Salman

Telp./HP : 0812670619978/085278785469

Jenis Kesenian :

 Tari Rabab

 Rabab

 Musik

 Saluang

Minang Sakti

Pimpinan : Syukri

Telp./HP : 085363448877

Jenis Kesenian :

 Pencak Silat
Mutiara Minang

Pimpinan : Delni Harlaku

Telp./HP : 081363289289

Jenis Kesenian :

 Tari

Paguyuban Alang Bangkeh

Pimpinan : Hendri Aji Malintang Sultan

Telp./HP : 082383018672

Jenis Kesenian :

 Pencak Silat

Palito Hati

Pimpinan : Jafri Jamal

Telp./HP : 082381369239

Jenis Kesenian :

 Silat

 Randai

 Tari

 Musik

Palito Nyalo

Pimpinan : Dasrul
Telp./HP : 081363443289

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

Pauh Nan Saiyo

Pimpinan : Nasrul

Telp./HP : 081374667045

Jenis Kesenian :

 Musik

 Tari

 Pencak Silat

Perguruan Batu Manangih

Pimpinan : Yunica Putra

Telp./HP : 081363344088

Jenis Kesenian :

 Tari

 Rabab

 Musik

 Saluang

 Pencak Silat
Perguruan Pencak Silat Surya Sakti

Pimpinan : Irsyad Hardani

Jenis Kesenian :

 Pencak Silat

 Musik Talempong

 Randai

 Tari

Perguruan Seni Tradisi Singo Barantai

Pimpinan : Zul Hendri Ismet

Telp./HP : 085356422771

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

 Saluang

Perkumpulan Sasaran Jasa Tanah

Pimpinan : Fahmi Dedi

Telp./HP : 085272080766Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik
Pinang Sarumpun

Pimpinan : Idris

Telp./HP : 085364867126

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

 Saluang

Pusako Bundo

Pimpinan : Nova Rahayu

Telp./HP : 085375745490

Jenis Kesenian :

 Tari

Randai Benteng Ombak Nan Badabua

Pimpinan : Mawardi

Telp./HP : 085278274717

Jenis Kesenian :

 Randai

Randai Sabatang Bungo

Pimpinan : Adri Anti


Telp./HP : 085374721392

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

 Saluang

Rangkitang

Pimpinan : Ramlan

Telp./HP : 085363745024

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

Rampak Ranah Minang

Pimpinan : Bhatiar

Telp./HP : 081266648228

Jenis Kesenian :

 Tari

 Rabab

 Saluang

 Pencak Silat
Rantak Sigumarang

Pimpinan : Jamaris

Telp./HP : 081267389429

Jenis Kesenian :

 Tari

 Rabab

 Saluang

 Pencak Silat

Saiyo Sakato

Pimpinan : Ardiman

Telp./HP : 081266755210

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

 Saluang

Sanggar Bundo Kanduang

Pimpinan : Ratih Amelia

Telp./HP : 08126735010

Jenis Kesenian :

 Tari
Sanggar Gunung Nago Saiyo

Pimpinan : Ayanis

081374568150

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

 Saluang

Sanggar Permata Hati

Pimpinan : Wellfrydha

Telp./HP : 081363105188

Jenis Kesenian :

 Tari

Sanggar Tari Galatiak

Pimpinan : Yosi Yulidawati

Telp./HP : 085263931045

Jenis Kesenian :

 Tari

Sanggar Syofyani

Pimpinan : Syofyani Yusaf


Telp./HP : 082174905896

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

Sarai Sarumpun

Pimpinan : Boy Martafani

Telp./HP : 082389969744

Jenis Kesenian :

 Pencak Silat

Sarik Sakti

Pimpinan : Sudirman

Telp./HP : 081363283799

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

 Saluang

Satampang Baniah

Pimpinan : Sulastri Andras

Telp./HP : 085263393688/08126615409

Jenis Kesenian :
 Tari

 Rabab

 Musik

 Saluang

Seni Indah Dimato

Pimpinan : Erdawati

Telp./HP : 08126728125

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

Si Alang Babega

Pimpinan : Fatmawati

Telp./HP : 181374762861

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

Sasaran Durian Tapak

Pimpinan : Herman Jamal

Telp./HP : 081267140988

Jenis Kesenian :
 Tari

 Musik

 Silat

Sasaran Lapau Munggu

Pimpinan : Hermantoni

081363821361

Sasaran Limau Manih

Pimpinan : Gazali Malin

Telp./HP : 082283390909

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

 Silat

Sasaran Silat dan Randai Bujang Sepakat

Pimpinan : Akhirul Akbar malin Bungsu

Telp./HP : 081270517576

Jenis Kesenian :

 Pencak Silat

 Randai
Sasaran Silat Macang Gadang

Pimpinan : Zulhelman

Telp./HP : 081363315882

Jenis Kesenian :

 Silat

STKR Dondong Kabau Gadang

Pimpinan : Isnaldi

Telp./HP : 081363188784

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

 Silat

 Saluang

Sumarak Alam Bungo Tanjuang

Pimpinan : Yunica Putra

Telp./HP : 082381964607

Jenis Kesenian :

 Tari

 Rabab

 Musik

 Saluang
Surau Baranjuang

Pimpinan : T. Buya Mahyu

082387084854

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik

Surau Kapunduang

Pimpinan : M. Nurrasyid

Telp./HP : 085365181890

Jenis Kesenian :

 Tari

 Silat

Tuah Sakato

Pimpinan : Huswati

Telp./HP : 081245800084

Jenis Kesenian :

 Tari

 Musik
Tungku Tigo Sajarangan

Pimpinan : Mardi

Telp./HP : 085211432210

Jenis Kesenian :

 Tari

 Randai

 Musik

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Menurut pembahasan dari bab 3 disampaikan bahwa kurangnya minat remaja

terhadap tarian daereah disebabkan beberapa factor :

1)      Pengaruh globalisasi
Pada zaman sekarang lingkungan semakin bebas, sehingga banyak anak remaja

terbawa-bawa, dank arena itu mereka melupakan tarian tradisional,

2)      Arus Globalisasi

Pada zaman sekarang arus globalisasi semakin canggih, dan mempengaruhi minat

remaja terhadap tarian tradisional,

3)      Tarian modern dijadikan hiburan, tarian modern dijadikan hiburan atau lebih

tren seperti : dance, hiphop, dll,

4)      Tidak mau melestarikan budaya minangkabau, remaja saat ini tidak mau sama

sekali menjaga tarian daerah karena menurut mereka tarian tradisional itu kuno.

B.     Saran

Diharapkan kepada instansi pemerintah supaya mengadakan lomba-lomba

kesenian tradisional, supaya remaja-remaja mengenal kembali tarian

tradisionalnya dan kepada remaja-remaja lebih mencintai tariannya.

Kepada orang tua supaya mengajarkan anaknya tarian tradisional

DAFTAR PUSTAKA

Zulkarnain.1965.Budaya Alam Minangkabau,Sumatera Barat: penerbit Grafika

TBK

http://imamwahyudipasker80.blogspot.com/2017/05/karya-tulis-ilmiah-upaya-

pembangkitan.html
https://www.gurusiana.id/read/nenengdarlis084942/article/deskripsi-seni-

budaya-sumatera-barat-675480

https://imujio.com/kebudayaan-sumatera-barat/

https://pariwisata.padang.go.id/sanggar-kesenian-di-kota-padang

https://www.prameks.com/kesenian-minangkabau/

https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Barat

Anda mungkin juga menyukai