KERTAS KARYA
DISUSUN
O
L
E
H
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
POTENSI RUMAH ADAT NIAS UTARA
SEBAGAI OBJEK WISATA BUDAYA
DI KABUPATEN NIAS
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O
L
E
H
Pembimbing
KETUA JURUSAN
PROGRAM STUDI
PARIWISATA
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
PENGESAHAN
Diterima oleh :
Pada :
Tanggal :
Hari :
DEKAN
Panitia Ujian
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
6. Seluruh dosen Program Studi D3 Pariwisata fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama mengenyam pendidikan
di Program Studi D3 Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
sehingga penulis mendapatkan suatu ilmu yang dapat penulis bawa kemana
pun penulis melangkah
7 Buat Orang Tua ku tercinta Yasokhi zebua, Ba (alm) dan atinia Telaumbanua,
terimakasih sebanyak-banyaknya buat dukungan doa, kasih sayang,
semangat, jerih payah, untuk memenuhi kebutuhan penulis selama dalam
pendidikan. Tiada yang dapat penulis berikan kepada papa dan mama selain
doa yang tulus moga mama di beri umur yang panjang untuk terus
membimbing kami anak-anaknya
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
13. Buat teman-teman alumni SMA Swasta Pembda 1 Gusit baik yang di medan
maupun yang di Nias ataupun dimana aje thank’s buat supportnya selama ini
14. Special thanks juga buat K’ Jelita gea yang telah mensupport penulis dalam
setiap masalah, keluh kesah yang penulis rasakan
15. Buat kawan-kawan geng narako, paman Elman, b’anas, wilman, titus, aris,
velix buat kebersamaan selama ini
16. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu
secara rinci thank’s so much….
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II : GAMBARAN UMUM PULAU NIAS
3.1 Kondisi Umum Pulau Nias………………………… 20
3.2 Administrasi dan Pemerintahan……………………. 22
3.5 Sistem Adat dan Kebudayaan……………………... 24
3.4 Kependudukan…………………………………….. 27
BAB IV : POTENSI RUMAH ADAT NIAS UTARA SEBAGAI
WISATA BUDAYA DI KABUPATEN NIAS
4.1 Gambaran Umum Rumah Adat Nias Utara………. 30
4.2 Proses Pembangunan Rumah Adat Nias Utara…… 32
4.3 Pembagian Ruangan dalam Rumah Adat………… 36
4.4 Ukiran-Ukiran Dalam Rumah Adat……………… 37
4.5 Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek
Wisata Budaya di Kabupaten Nias……………….. 40
4.6 Hambatan Yang di Hadapi………………………. 41
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………. 42
5.2 Saran……………………………………………… 43
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 44
LAMPIRAN
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAKSI
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Pulau Nias dalam bahasa Niasnya sering disebut Tanỏ Niha yang
artinya tanah manusia sedangkan orang Niasnya sering disebut Ono Niha yang
artinya anak manusia. Salah satu ciri khas dari pulau Nias yang masih bisa kita
lihat hingga sampai saat ini adalah Rumah Adat Nias yang sering disebut dalam
bahasa Nias sebagai Omo Hada. Ada dua jenis rumah adat Nias yaitu berbentuk
oval yang terdapat di Nias bagian Utara dan berbentuk persegi empat yang terdapat
di Nias bagian Selatan.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Kebudayaan Nias seperti yang kita kenal pada masa ini, rupanya belum
begitu tua, sekitar 500 tahun. Dinilai baru, bukan dalam arti baru diciptakan,
melainkan dalam arti baru diterima di Pulau Nias sebagai pemasukan dan
kemudian merupakan faktor terpenting dalam proses kemajuan. Besar
kemungkinan pemasukan budaya yang baru itu, yang kemudian dijadikan
kebudayaan Nias, berasal dari China. Budaya China itu mulai memasuki Nias sejak
lima ratusan tahun yang lalu oleh imigrasi sekelompok orang keturunan China di
wilayah Kecamatan Lahusa dan Kecamatan Gomo, Nias Tengah
Kelompok pendatang yang baru itu memiliki pengetahuan dan
keterampilan di berbagai bidang, maka kedatangan mereka membawa perubahan
dan kemajuan bagi masyarakat Nias. Lama-kelamaan budaya mereka menjadi
dominan di Pulau Nias. Secara singkat saya menyebutkan beberapa bidang
kemajuan diantaranya, arsitektur, pertukangan, pertanian, peternakan dan tenunan,
juga kemajuan dalam hal kebudayaan megalitik, patung, silsilah dan kasta
Berdasarkan uraian diatas maka penulis berkeinginan untuk membuat
kertas karya untuk melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Studi D3 Pariwisata dan meraih gelar Ahli Madya Pariwisata Bidang Keahlian
Usaha Wisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang berjudul “ Potensi
Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya di Kabupaten Nias “
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai salah satu syarat kelengkapan akademik untuk meraih gelar Ahli
Madya Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara
2. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan intelektualitas pribadi penulis
dalam pendalaman ilmu Pariwisata maupun memberikan manfaat bagi
masyarakat luas
3. Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang Rumah Adat Nias Utara
Sebagai potensi objek wisata Budaya di Kabupaten Nias
4. Untuk memberikan informasi kepada khalayak banyak, bahwa Rumah Adat
Nias Utara merupakan wujud kebudayaan etnis Nias yang dapat dijadikan
potensi besar dalam pengembangan dunia Pariwisata
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan Penelitian ini adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Yaitu latar belakang, pembatasan masalah, tujuan penelitian,
metode penelitian, sistematika penulisan
BAB II : URAIAN TEOROTIS TENTANG KEPARIWISATAAN
Dalam bab ini penulis menguraikan beberapa hal mengenai
pengertian Pariwisata, Kepariwisataan, objek wisata, dan daya
tarik wisata, motivasi perjalanan wisata, dan bentuk-bentuk
pariwisata, pengertian industri pariwisata dan produk pariwisata,
pengertian kebudayaan, dan hubungan antara kebudayaan
dengan pariwisata
BAB III : GAMBARAN UMUM KABUPATEN NIAS
Dalam bab ini penulis menguraikan kondisi umum pulau Nias,
administrasi dan pemerintahan, kependudukan dan sistem adat
dan budaya
BAB IV : POTENSI RUMAH ADAT NIAS UTARA SEBAGAI OBJEK
WISATA BUDAYA DI KABUPATEN NIAS
Dalam bab ini penulis menguraikan gambaran umum Rumah
Adat Nias Utara, proses pendiriannya, ruang-ruang dalam rumah
adat, beserta ukiran-ukirannya dan uraian tentang potensi
Rumah Adat Nias Utara itu sendiri dalam pengembangan
kepariwisataan di Kabupaten Nias
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan dan saran dari
kertas karya ini
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
DAN KEBUDAYAAN
Prof. Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam bukunya Grundriss Der
Algemeinen Fremdenverkehrslehre mendefenisikan Pariwisata sebagai,
keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang
asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal disitu untuk
melakukan suatu pekerjaan yang penting (a….Major Activity) yang memberi
keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara.
Menurut A.J Burkart dan S.Medlik Pariwisata adalah perpindahan orang
untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ketujuan-tujuan diluar tempat
dimana mereka biasanya hidup bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama
berada di daerah tujuan tersebut
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Richard Sihite menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut
: Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu,
yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya
semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau
mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati
kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka
ragam.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
2.1.2 kepariwisataan
Pengertian Kepariwisataan menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun
1990 pada bab I pasal 1, bahwa Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan
urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan,
pengawasan, pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan
masyarakat disebut Kepariwisataan.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Kepariwisataan menurut Tap MPRS tahun 1960 ( I Nyoman, 1999 )
adalah “suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberikan
hiburan
rohani dan jasmani, setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai
modal untuk melihat-lihat daerah lain (wisatawan nusantara) atau
negara- negara lain (wisatawan mancanegara)”.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Undang-undang Republik Indonesia No. 9/1990(www.google.com)
berisi beberapa pengertian tentang kepariwisataan, yaitu :
Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
menikmati suatu tujuan tersebut.
Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha
yang terkait di bidang tersebut.
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata.
2.1.3 Wisatawan
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
1. Orang-orang yang berpergian dengan tujuan untuk bersenang-senang,
alasan keluarga, untuk tujuan kesehatan dll
2. orang-orang yang berpergian dengan tujuan untuk melakukan pertemuan
atau mewakili kedudukan sebagai diplomat,misi keagamaan, orang-orang
yang berpergian dengan tujuan untuk berdagang
3. Orang-orang yang singgah dalam pelayaran laut sekalipun mereka tidak
tinggal 24 jam
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Seorang ahli ekonomi Inggris, norval (Toety herarti;1998) juga
memberikan defenisi tentang arti dari wisatawan ini yakni setiap orang yang datang
dari suatu negara asing yang alasannya bukan untuk bekerja atau menetap atau
bekerja di negara tersebut secara teratur dan di negara dia tinggal sementara untuk
membelanjakan uang yang di dapatnya dari tempat lain
Objek wisata atau dengan istilah "Tourist Attraction” yaitu segala sesuatu
yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah
tertentu.(Arwina;www.google.com) Hal-hal yang dapat menarik orang untuk
berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata, diantaranya ialah :
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
2. Hasil ciptaan manusia (man-made suppty) yaitu benda-benda yang
bersejarah, kebudayaan dan keagamaan, misalnya :
a. monumen bersejarah, dan sisa peradaban masa lampau
b. museum, art gallery, perpustakaan, kesenian rakyat, handi
craft.
c. Acara tradisional, pameran, festival, upacara perkawinan
dan lain-lain.
d. Rumah-rumah beribadah, seperti mesjid, gereja, kuil atau
candi maupun pura.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
1) Daerah itu harus mempunyai apa yang disebut dengan "Something
to see". Maksudnya, daerah tersebut harus mempunyai daya tarik
khusus, disamping itu juga harus mempunyal atraksi wisata yang
dapat dijadikan sebagai" entertaiments" bila orang datang ke sana.
2) Selanjutnya daerah tersebut harus mempunyai "something to do".
Selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus pula
disediakan fasilitas rekreasi atau amusements yang dapat membuat
mereka betah tinggal lebih lama.
3) Kemudian yang harus ada ialah "something to buy". Di tempat
tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja
(shopping),terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat
sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal masing-
masing. Selain itu fasilitas lain yang harus tersedia adalah money
changer, bank, kantor pos, telepon dan lain-lain.
Dari defenisi wisatawan yang telah dijelaskan oleh penulis diatas jelas
bahwa maksud perjalanan itu bukan untuk urusan yang berhubungan dengan
pekerjaan sehari-hari dan dilakukan untuk sementara waktu. Salah satu sifat alami
manusia adalah melakukan pergerakan. Manusia itu sendiri tidak dapat berdiam
hanya di suatu tempat saja tetapi slalu ingin mengetahui suatu yang baru dan tak
pernah dilihatnya sebelumnya
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Dorongan kebutuhan kepentingan keagamaan, pendidikan.
2. Dorongan keamanan
3. Dorongan kesehatan dan pemukiman
4. Dorongan kepentingan politik
5. Dorongan kepentingan ekonomi/perdagangan
6 Dorongan kebutuhan minat kebudayaan, hubungan keluarga, olahraga dan
rekreasi (Yoeti;1982)
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Schmidhauser (Yoeti;1982) lebih jauh menjelaskan bahwa terdapat
empat fungsi pokok dalam fungsi psikologis yang terkait dengan motif wiasata
antara lain :
a. Kompensasi berbagai kekurangan yang dirasakan dalam kehidupan/kerja
sehari hari
b. Pemulihan fisik dari stres
c. Perluasan cakrawala
d. Pemuasan diri
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
2.3 Pengertian Industri Pariwisata dan Produk Industri Pariwisata
2.3.1 Pengertian Industri pariwisata
Industri pariwisata adalah keseluruhan para penjual produk wisata yang mana
bersama-sama memberikan kepuasan terhadap wisatawan
• Industri pokok, melayani dalam hal transportasi, penginapan dan
makanan serta persiapan perjalanan (Travel Agent, Tour Operator, dan
lainnya)
• Industri tambahan, industri pariwisata yang menyediakan sovenir serta
kebutuhan lainnya, hiburan asuransi, pelayanan bank dan lainnya
• Juga tenasuk dalam kelompok penyedia pada industri pokok pariwisata,
keperluan masysrakat dan industri yang menangani promosi pariwisata,
agen periklanan, konsultan jasa pelayanan pada industri pariwisata
lainnya
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
R.S. Darmaji (dalam Yoeti, 1996:153) mengatakan bahwa “Industri
Pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang usaha yang secara
bersama-sama menghasilkan produk maupun jasa atau pelayanan yang nantinya
baik secara langsung ataupun secara tidak langsung akan di butuhkan oleh para
wisatawab selama perjalanan”
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
2.3.2 Produk Industri Pariwisata
Pariwisata sebagai sebuah industri menghasilkan jasa-jasa atau service
sebagai “product” yang dibutuhkan oleh para wisatwan padsa khususnya atau
traveller pada umumnya. Menurut Medlik dan Medliton dalam tulisannya “The
Formulation in Tourism” mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan hasil
(product) industri pariwisata adalah ”semua jasa atau service yang dibutuhkan
wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat kediamannya sampai Ia
kembali kerumah dimana Ia tinggal”
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
5) Jasa Akoomodasi Perhotelan ditempat yang dituju selama berkunjung
disana
6) Jasa Tour Operator untuk kegiatan sightseeing tour ke objek-objek wisata
7) Jasa yang diberikan pada objek pariwisata, atraksi, wisatawan, entertaiment
ditempat yang dikunjungi
8) Jasa Sovenir Shop dan Handicraft Center dan lain-lain
9) Jasa souvenir shop dan handicraft center
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
2.4.2 Hubungan Kebudayaan Dengan Pariwisata
Secara ekonomi, hubungan kebudayaan dengan pariwisata dinyatakan
dalam bentuk penggunaan kekayaan kebudayaan untuk membentuk atraksi-atraksi
baik living attraction (seni tari, ritual adat, dll) maupun non-living attraction
(arsitektur bangunan, peninggalan historis dll) yang disuguhkan ke dalam suatu
pameran, festival, event, yang dapat memberikan kesempatan kerja bagi seniman,
penyelenggara, serta masyarakat Nias yang bekerja dalam industri pendukung
pariwisata (hotel, homestay, restoran, transportasi, dll).
Implikasi sosial yang ditimbulkan oleh hubungan kebudayaan dengan
pariwisata adalah keuntungan yang positif dari hasil pendekatan masyarakat dunia
dengan berbagai peradaban yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerjasama.
Yang tidak kalah pentingnya dalam hubungan antara kebudayaan
dengan pariwisata adalah nilai dan pemeliharaan, termasuk pengawasan serta
bimbingan kekayaan kebudayaan. Restorasi dan proyek konservasi terhadap benda-
benda, monumen sejarah dan segala warisan peninggalan bersejarah harus
dirancang dan dijaga. Pembentukan disain produk pariwisata hendaknya tidak
hanya “to please the tourist” tanpa menjaga keaslian dan keindahan kebudayaan.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
GAMBARAN UMUM PULAU NIAS
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Topografi Pulau Nias berupa bukit-bukit sempit dan terjal serta
pegunungan yang memiliki ketinggian hingga 800 meter di atas permukaan laut.
Bagian wilayahnya yang berupa dataran rendah sampai bergelombang mencapai
jumlahan 24%, tanah bergelombang sampai berbukit 28,8 %, sedangkan tanah
berbukit sampai pegunungan mencapai 51,2% dari seluruh luas dataran. Dataran
rendah terdapat di bagian tepi pulau, dan sebagian tepi Pulau Nias tersebut
merupakan tebing karang yang menyulitkan pencapaiannya dari arah laut. Daerah
perbukitan berada di bagian tengah pulau.
Keadaan iklim Pulau Nias dipengaruhi Samudra Indonesia. Suhu udara
berkisar antara 80 - 90 % dan kecepatan angin antara 5 - 6 knot. Curah hujan tinggi
dan relatif turun sepanjang tahun, hujan 248 hari dalam setahun dan sering kali
disertai badai besar. Musim badai biasanya berkisar antara bulan April - Oktober,
tetapi kadang - kadang terjadinya badai pada bulan - bulan lainnya. Sering kali
terjadi perubahan cuaca secara mendadak.
Mengikut pencacahan yang dilakukan Badan Pusat Statistik Kabupaten
Nias (1977) diketahui bahwa wilayah di Samudera Indonesia ini memiliki curah
hujan yang tinggi, rata-rata mencapai 3,145,1 milimeter per tahun, dan dengan
banyak hujan mencapai 273 hari per tahun ini berarti rata-rata 23 hari per bulan,
Besarnya curah hujan ini menyebabkan kondisi alamnya lembab dan basah, Suhu
udara beridsar antara 14,3° - 30,4° Celcius dengan kelembaban sekitar 80-90%, dan
kecepatan angin antara 5-6 km/jam, Struktur geologis yang labil, dengan curah
hujan yang demikian tinggi sering menyebabkan terjadinya banjir bandang yang
diikuti dengan berpindah-pindahnya aliran sungai.
Pencapaian Pulau Nias dapat dilakukan melalui dua cara, yakni
menggunakan sarana transportasi udara dan laut. Untuk mencapai Pulau Nias, dari
bandara Polonia, Medan ke bandara Gunung Sitoli ditempuh dalam waktu ± 45
menit, selanjutnya dari Gunung Sitoli ke Teluk Dalam yang berjarak 120 km
ditempuh dalam waktu 3jam dengan menggunakan kendaraan umum melalui jalan
beraspal yang cukup baik, Adapun untuk transportasi laut, dari pelabuhan Sibolga
ke Gunung Sitoli ditempuh dalam waktu 9 jam. Dapat pula menggunakan
transportasi laut langsung dari Sibolga ke Teluk Dalam, di wilayah Kabupaten Nias
Selatan dengan waktu tempuh selama12 jam.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Perilaku sosial masyarakat Nias cukup kompleks. Hal ini disebabkan
oleh berbaurnya adat dan norma-norma yang berlaku. Pada masyarakat Nias
prinsip kegotong-royongan masih diutamakan. Sistem kekerabatan dan kerjasama
cukup menonjol walaupun terpolarisasi dalam paham keagamaan yang saling
berbeda. Mayoritas penduduk kabupaten Nias adalah pemeluk agama Kristen
Protestan, disusul Islam, dan kemudian Kristen Katolik.
Dalam kehidupan sehari-hari di Nias orang menggunakan bahasa Nias
namun dengan dialek yang berbeda di setiap bagian wilayahnya. Sesuatu yang
sangat mencirikan bahasa Nias adalah penggunaan huruf vokal yang dominan
dalam setiap kata atau kalimat, dan itu selalu ditandai dengan akhiran vokal pula.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Berikut ini beberapa lembaga daerah yang turut membantu pemerintah
dalam menjalankan pengabdian kepada masyarakat adalah :
Dinas Daerah :
1. Dinas Pendapatan
2. Dinas Kesehatan
3. Dinas Pertanian dan Kehutanan
4. Dinas Perhubungan
5. Dinas Pendidikan
6. Dinas Pariwisata
7. Dinas Perindustrian,Perdagangan, Pertambangan dan Energi
8. Dinas Koperasi, PKM dan Penanaman Modal
9. Dinas Kelautan dan Perikanan
10. Dinas Kependudukan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
11. Dinas Kimpraswil
12. Dinas Pertanahan
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Sekretariat Daerah :
1. Asisten Tata Praja dan Kesejahteraan Sosial
2. Asisten Administrasi Ekonomi dan Pembangunan
3. Bagian Hukum
4. Bagian Pemerintahan
5. Bagian Sosial
6. Bagian Humas
7. Bagian Keuangan
8. Bagian Kepegawaian
9. Bagian Organisasi
10. Bagian Ekonomi Pembangunan
11. Bagian Umum dan Perlengkapan
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Berhadapan dengan pantai timur Nias di kecamatan Lahusa, 110 km
lurus ke sebelah timur, terletak pelabuhan dan kota Cina Singkuang di pantai barat
Sumatra. Lima ratusan tahun yang lalu, di Singkuang sudah terdapat sebuah
galangan kapal. Orang yang mahir dalam pertukangan kapal juga mampu
membangun rumah adat sebagaimana kita kagumi di Nias.
Secara hipotetis kita simpulkan: Pada suatu ketika sekelompok kecil,
pendatang dari Cina atau dari Singkuang, mendarat di pantai timur Nias, kini
termasuk kecamatan Lahusa dan Bawölato. Mereka ini merupakan golongan
minoritas di antara penghuni Nias yang sudah lama (telah kian ada), sehingga
bahasa Cina tidak dapat dipertahankan dan makin hilang. Tinggal beberapa kata
atau nama saja yang mungkin masih merupakan warisan dari bahasa Cina dulu,
seperti nama-nama leluhur Hia dan Ho atau nama sungai Ho dan sungai Gomo.
Barangkali nama leluhur Sihai berasal juga dari istilah Gehai yang sampai sekarang
dipakai di Nias untuk orang Cina.
Seandainya hipotesa ini benar, bahwa ada keturunan atau pengaruh Cina
di Nias, maka perkembangan di Nias dapat dilihat sama seperti perkembangan di
seluruh Indocina, yang kini meliputi keempat negara: Vietnam dengan Teluk
Tonkin, Laos, Thailand dan Kamboja. Diketahui bahwa kebudayaan suku-suku asli
di Indocina pada suatu ketika mulai dipengaruhi oleh kebudayaan kedua bangsa
besar dari luar yaitu India dan Cina, sampai kebudayaan setempat makin tersingkir
dan kebudayaan Cina menjadi dominan di sebelah utara di wilayah Tonkin, dan
kebudayaan India menjadi dominan di sebelah selatan Indocina. Karena itu, pilihan
nama Indocina sangatlah tepat, artinya wilayah yang dipengaruhi oleh India dan
Cina.
Nias memiliki berbagai macam kebudayaan yang unik dan tidak
terdapat di derah lain seperti kebudayaan megalith yang masih kental dan masih
terjaga serta masih dapat kita lihat sampai sekarang. Dalam mendirikan batu
megalith diadakan sebuah pesta besar yang sering disebut “owasa” yaitu dengan
menyembelih sampai seratus ekor babi. Pelaksanaan owasa ini dilakukan untuk
membuktikan status seseorang didalam masyarakat
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Nias memiliki hukum tradisional yang terdiri dari lima pilar yaitu :
1. Hukuman : Bagaimana menghukum seorang pembunuh, pezinah, dan pencuri.
Seorang yang telah melakukan perzinahan akan dihukum mati,
tapi dapat ditebus dengan membayar denda seratus ekor babi atau
seratus unit emas batangan
2. Jujuran : Pembayarannya dilakukan oleh pihak laki-laki dengan membiayai
seluruh acara pesta pernikahan hingga usai
3. Afore : Sistem pengukuran babi
4. Kutak : Sistem pengukuran beras
5. Nilai Emas
Berikut ini beberapa jenis upacara adat yang sering diaakan oleh orang
Nias Sendiri :
1. Famataro Mbanua
2. Fangotome’o
3. fatabo
4. famadaya hasi zimate
5. fanano bunga
6. fadabu
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
selain jenis tari dan upacara adat Nias juga mempunyai alat musik
tradisional yaitu :
Doli-doli atau sejenis gamelan
Garamba atau berupa gendang besar yang sangat berperan penting
dalam setiap pesta adat di nias
Faritia atau gong dalam ukuran kecil
Fondrahi atau gendang yang berukuran kecil yang salah satu
ujungnya terbuka
Gondra atau gong dalam ukuran besar
3.4 Kependudukan
Garis-garis besar haluan negara menyatakan bahwa jumlah penduduk
yang besar dan berkualitas akan menjadi modal dasar yang efektif bagi
pembangunan nasional. Namun dengan pertumbuhan yang pesat sangat sulit untuk
meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini
berarti bahwa penduduk dengan jumlah yang besar dengan kualitas yang tinggi
tidak akan mudah dicapai.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Secara geografis Kabupaten Nias berada di Samudera Hindia, dan
perairan kepulauan ini mempunyai system arus dan sifat massa air yang sangat
dipengaruhi oleh system yang berkembang di Samudera Hindia. Topografi
perairannya landai sampai sekitar 25-50 m dari pantai, kemudian menjadi curam
baik di sisi Samudera Hindia maupun di sisi yang menghadap daratan Pulau
Sumatera.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa dari tahun ketahun
jumlah penduduk nias mengalami peningkatan dan juga penurunan. Pada tahun
2003 penduduk kabupaten nias mengalami penurunan sebanyak 9940 jiwa.ini
mungkin disebabkan bahwa pada akhir tahun 2002 telah terjadi banjir bandang di
kecamatan lahusa yang banyak menelan korban. Pada tahun 2004 mengalami
peningkatan sebanyak 19.637 jiwa. Pada tahun 2005 penduduk nias mulai
mengalami peningkatan yaitu sekitar 212 jiwa. Pada tahun 2006 jumlah penduduk
kab.nias tidak mengalami perubahan , ini disebabkan karena jumlah yang lahir dan
meninggal dunia seimbang. Dimana pada pertengahan tahun 2005 telah terjadi
gempa bumi yang meluluhlantahkan pulau nias. Tapi pada tahun 2007 jumlah
penduduk nias kembali mengalami peningkatan yang cukup drastis yaitu sekitar
11.743 jiwa
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV
POTENSI RUMAH ADAT NIAS UTARA
SEBAGAI OBJEK WISATA BUDAYA
DI KABUPATEN NIAS
Karena harus memuat banyak orang, maka rumah adat dibuat dengan
ukuran serba besar, baik tiang penyangga maupun ruangan yang dibangun. Ukuran
besar di sini memiliki dua fungsi, yaitu dapat memuat banyak orang dan
menunjukkan kekayaan dan kebesaran pemiliknya. Alasan lain adalah hanya orang
yang layaklah yang berhak membangun rumah besar. Hanya orang-orang tertentu
pula yang dapat melakukan pesta besar (owasa) sebagai wujud dari kekayaan.
Dulu rumah adat (Omo Hada) oleh masyarakat Nias digunakan sebagai
lambang kekayaan pemiliknya. Selain sebagai tempat tinggal, di dalam rumah ini
bangsawan pemiliknya berhak melakukan pertemuan dan acara adat. Acara adat
dimaksud dapat berupa upacara pengukuhan raja (owasa famaho bawi soya),
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
upacara menguji kekuatan rumah raja (famoro omo), dan pesta pembuatan rumah
baru (famaluaya tuha nomo). Dengan demikian, omo hada merupakan titik sentral
setiap kegiatan yang melibatkan adat istiadat. Peralihan zaman membuat fungsi
Omo Hada berubah menjadi rumah pertemuan biasa, dan sebagai gantinya balai
desa menjadi titik pertemuan.
Ruangan pertama adalah Tawalo yaitu berfungsi sebagai ruang tamu,
tempat bermusyawarah, dan tempat tidur para jejaka. Seperti diketahui pada
masyarakat Nias mengenal adanya perbedaan derajat atau kasta dikalangan
penduduknya, yaitu golongan bangsawan atau si ulu golongan pemuka agama atau
Ere, golongan rakyat biasa atau ono mbanua dan golongan Sawuyu yaitu budak.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Untuk memasuki rumah adat ini terlebih dahulu menaiki tangga dengan
anak tangga yang selalu ganjil 5 - 7 buah, kemudian memasuki pintu rumah yang
ada dua macam yaitu seperti pintu rumah biasa dan pintu horizontal yang terletak
di pintu rumah dengan daun pintu membuka ke atas. Pintu masuk seperti ini
mempunyai maksud untuk menghormati pemilik rumah juga agar musuh sukar
menyerang ke dalam rumah bila terjadi peperangan.
Salah satu bukti material kejayaan kultur para leluhur masyarakat Nias
adalah rumah adat ‘Omo hada’ atau ‘Omo Niha’ dengan berbagai tipe yang masih
bisa kita lihat sampai sekarang ini. Keindahan dan keagungan arsitektur rumah adat
Nias telah menarik minat para peneliti luar negeri untuk mengetahui lebih dalam
bagaimana konstruksi rumah-rumah tersebut. Rumah adat Nias memiliki filosofi
dan merupakan simbol untuk menya-mpaikan berbagai pesan moral kepada
generasi ke generasi.
Konstruksi rumah adat Nias yang ramah lingkungan semakin indah dan
mengagumkan dengan batu-batu megalit yang disusun di depannya dalam satu pola
desa yang tertata rapi. Itulah yang menambah pesona rumah adat Nias.
Rumah adat Nias utara didirikan atas dasar kesatuan seluruh warga
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Dalam musyawarah itu dihadiri oleh para penatua adat ( Satua
Mbanua) dan juga warga kampung dan tak terkecuali juga para tukang turut hadir
upah yang harus dibayarkan kepada mereka adalah disesuaikan dengan besarnya
ukuran rumah yang harus di bangun. Untuk mengukurnya digunakan alat ukur
).
perak.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Setelah kewajiban itu dipenuhi oleh orang yang membangun rumah
maka uang tersebut dibayarkan atau diserahkan kepada para penatua adat untuk
dibicarakan dalam musyawarah kembali. Uang yang telah dibayarkan itu tidak
tinggal begitu saja kepada para tua- tua adat tersebut melainkan masing –masing
dinamakan” “Manawa “ yaitu sebuah kayu yang sangat kokoh jika dijadikan
sebagai bahan bangunan rumah dan masih banyak lagi kayu yang bisa dijadikan
pengupasan kulit kayu, pengergajian hingga pada akhirnya bisa digunakan sebagai
bahan bangunan. Misalnya ada yang dijadikan sebagai papan, tonggak dan masih
banyak lagi. Kemudian setelah semua bahan telah siap dikerjakan maka orang yang
bahan bangunan telah siap maka kegiatan selanjutnya adalah mengangkat bahan
tersebut yang diambil dari kebun atau hutan urntuk dibawa ketempat bangunan
bergotong royong tanpa kecuali tua muda anak anak yang bisa bekerja diharuskan
untuk ikut bersama sama mengangkat bahan tersebut. Dari kegiatan inilah nampak
Akan tetapi kegiatan ini dilakukan tanpa ada upah atau gaji yang harus diterima
oleh masing masing melainkan mereka hanya dibayar dengan gaji sepiring nasi
saja.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Orang yang punya bangunan memberikan makanan dan memotong
beberapa ekor babi sebagai lauk mereka. Dari sinilah kita bisa melihat bahwa
masyarakat Nias telah benar benar memiliki semangat kebersamaan. Oleh sebab itu
mereka punya semboyan dalam bahasa Nias Yaitu : “ Aoha Noro Nilului Wahea
Aoha noro nilului waoso alisi khoda tafadaya daya hulu tafaewolo wolo. Artinya.
Sesulit dan seberat apapun suatu pekerjaan akan terasa mudah jika dikerjakan
Semua beban jadi tanggungan bersama tidak hanya dipikirkan oleh satu
orang. Satu hal bukti kebersamaan ini adalah orang yang membangun rumah tidak
oleh warga kampung. Itulah ciri khas masyarakat Nias pada zaman dulu
adalah :
2 Diwa adalah bagian bahan rumah yang gunanya untuk menyambung semua
bahan bahan.
3 Silŏtŏ adalah : Yang menyatukan Ehomo rumah supaya bisa satu. Di Siloto
bahan itu tidak menggunakan paku melainkan dibor (dilubangi) dan kemudian
pada kayu yang telah dibor itu masing masing dirangkai sehingga menyatu
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Pada saat peresmian mereka melakukan suatu atraksi di ruang tamu
rumah adat nias yang baru selesai dibangun tersebut yaitu molaya yang mana
tujuannya adalah untuk menguji ketahanan dari rumah adat yang baru dibangun
tersebut. bentuk dari atraksi tersebut adalah dengan menari yang gerakannya
dilakukan dengan melompat-lompat
Setelah pesta siap dan rumah adat pun siap maka semua rahang babi
yang telah disembelih sejak awal pendirian rumah adat dipajang didinding sebagai
lambang kejayaan dan kenang-kenangan untuk anak cucu yang bersangkutan
sebagai hiasan.
2) Sinata artinya : Lantai rumah. Lantai ini terdiri dari 2 tingkat yaitu
Bagian lantai tertinggi digunakan sebagai tempat tamu ( Naha Dome ) jika
ada acara adat berupa pesta pernikahan dsb. Sementara Bagian lantai
rumah
5) Dapur (Naha nawu) dibuat dibelakang bagian isi rumah yang bentuknya
agak rendah dari ketinggian ukuran isi rumah . untuk pergi di dapur maka
digunakan tangga.
6) Tangga (Nora) dibuat dibagian bawah rumah karena konon kabarnya zaman
dulu banyak pengayau ( Emali) yang sering mengambil kepala orang. Dan
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
tidak hanya kaum pengaya saja melainkan juga sering terjadi perkelahian
diletakkan dibagian bawah rumah supaya jika ada musuh maka ketika pintu
rumah dibuka maka musuh tersebut langsung di bunuh tanpa ada komentar
Rumah adat nias dibuat berbentuk oval memiliki makna penting yaitu
Berbicara tentang kreativitas seni dan lingkungan di Nias itu berarti kita
masuk dalam aspek sora-sora, yakni ragam hias dalam bahasa Nias. Ragam hias
tradisonal Nias umumnya berbentuk manusia/raksasa, hewan, tumbuhan, dan garis-
garis geometris. Bentuk-bentuk ini memiliki maksud dan makna tertentu
merupakan lambang yang telah mereka sepakati dan percayai, sehingga tidak
mengherankan walaupun di Nias dapat dikenali adanya dua jenis rumah adat yang
merupakan wadah visualisasi ragam hias itu namun pada kenyataannya tidak ada
perbedaan bentuk yang menyolok.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
Adapun bentuk ragam hias tersebut adalah :
1. Ni'o'asu, atau anjing. Bentuk hewan ini melambangkan pelindung raja dan
pencari
makanan. Selain sebagai teman perjalanan, anjing juga berguna untuk melacak
keberadaan musuh/hewan buruan, sehingga hal itu pula yang menyebabkan
ragam hias ini biasa digunakan di bagian belakang dapur omo hada.
2. Bae, yakni monyet yang merupakan lambang manusia yang nakal, jahat.
Ragam hias ini menghiasi dinding rumah, juga gagang keris atau pedang.
3. Bawi, babi. Dalam kehidupan sehari-hari di Nias babi mempakan jenis binatang
utama yang harus ada dalam setiap upacara/pesta adat Pemanfaatan babi
sebagai makanan dalam berbagai pesta menyebabkan orang mengukur besar-
kecilnya orang lain dari jumlah babi yang dikorbankan/disembelih.Ragam hias
bawi juga banyak ditempatkan pada bagian dapur omo hada.
4. Cia-cia, yakni binatang cecak. Penggambarannya banyak dijumpai pada
dinding dalam dan palang pintu, yang melambangkan tukang tenung/peramal
5, Fofo, burung. Ini bentuk motif hias yang melambangkan keterbukaan orang
Nias dalam menerima tamu.
6. Gogowaya, atau burung enggang, Enggang adalah jenis burung yang paling
besar dan kuat serta mulia dl Nias sehingga penggambarannya merupakan
lambang dari keperkasaan. Tidak mengherankan motif hias ini ditempatkan
juga pada topi perang, atau sebagai tiang/sangkutan pakaian pada tiang dan
dinding rumah.
7. Ni'o'i'a, atau ikan yang dikaitkan dengan kecerdikan dan kecekatan. Ragam
hias ini dipahat pada dinding dalam omo hada.
8. Lazara. Ragam hias ini menggambarkan bentuk kepala raksasa dengan mulut
terbuka lebar, taring panjang, menyeramkan, Biasa diletakkan menonjol di
bagian depan dinding rumah menghadap ke pekarangan, Sebagai lambang dewa
yang jantan, pembina, dan kekuasaan, motif ini digunakan pada rumah yang
pemiliknya adalah orang besar dan berkuasa. Motif ini juga digunakan sebagai
hiasan pada gari tologu (gagang keris) maupun patung kuburan siulu.
9. Ni'oafi-afi. Bentuk omamen geometris ini banyak juga digunakan, pada kain
yang digunakan oleh perempuan bangsawan. Ragam hias berupa gambar
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
lingkaran kecil dikelilingi melingkar oleh daun-daun berbentuk lonjong ini
memang melambangkan kebangsawanan.
10. Ni'obuaya, yang berarti menyerupai buaya. Bentuk ini melambangkan
kekuasaan raja siulu yang bersifat adil dan melindungi, pengayom rakyatnya.
Dalam alam fikir tradisional Nias buaya adalah raja di dalam air, Seekor raja
buaya menerima hantaran makanan yang dibawakan oleh rakyatnya. Ragam
hias buaya biasa digunakan pada baluse ( perisai/tameng perang ), bahkan kulit
buaya juga dibuat menjadi baju perang, Begitupun dalam bangunan rumah
(seperti di Helinawalofau, Teluk Dalam), atau pada daro-daro (batu tempat
duduk) di pelataran Omo Hada Nias.
11, Ni'obutelai, yang artinya menyerupai pucuk/lancipan. Bentuknya yang
sederhana, hanya berupa segitiga yang membulat di bagian bawah (jantan) atau
segitiga yang melancip begitu saja (betina) melambangkan keagungan,
kebesaran, dan kebangsawanan. Motif ini banyak digunakan pada hiasan kepala
berbahan emas.
12. Ni'ogama. Bentuk ini mempakan lambang persatuan dan kebulatan hati.
13. Niohaluyo. Kata niohaluyo sendiri berarti menyerupai bentuk ujung tombak,
Ragam hias geometris ini melambangkan sifat atau jiwa kepahlawanan, Di
rumah adat terdapat pada hiasan tepi, takaran beras (lauru), keris/pedang, dan
pada pakaian yang dikenakan perempuan maupun laki-laki.
14. Ni'omeme Roto. Bentuknya menyempai payudara (karena dibuat berpasangan)
yang
melambangkan kesuburan, sekaligus pengharapan akan berianjutnya gênerasi
15. Ni'otalinga Woli-woli. Bentuknya menyerupai tumbuhan pakis yang
melambangkan kesuburan. Dahulu orang menggunakan ragam hias ini untuk
melambangkan kesuburan..
16. Ni'osolafiga. Ragam hias yang melambangkan persatuan dan sifat gotong
royong ini adalah omamen berijentuk sulur-suluran.
17. Ni'oiozasai, atau yang menyempai bulu ekor burung, Bentuk ini melambangkan
kepahlawanan, dan digambarkan dengan wama merah.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
4.5 Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Wisata Budaya di Kabupaten
Nias
Berikut ini di uraikan hal-hal yang menjadi potensi dari Rumah adat
Nias Utara sebagai wisata Budaya Di kabupaten Nias adalah sebagai berikut :
1. Bentuk serta keunikan dari Rumah Adat itu sendiri yang memiliki nilai
budaya yang tinggi dan layak untuk dipasarkan sebagai salah satu daya tarik
wisata di Kabupaten Nias
2. Rumah Adat Nias yang tahan gempa walaupun pada pembangunan rumah
adat Nias uatara tidak menggunakan paku sebagai perekat melainkan kayu
bulat dalam ukuran kecil yang mana terlebih dahulu di buat lubang untuk
menyambung antara papan yang satu dengan yang lain
3. Ornamen-ornamen dalam rumah adat berupa ragam hias dan ukiran yang
sangat menarik dan tidak terdapat didaerah lain serta memiliki makna
tersendiri yang cukup bermakna dalam kehidupan masyarakat nias itu
sendiri serta memiliki nilai budaya yang sangat tinggi
4. Batu Megalith yang terdapat di depan rumah adat itu sendiri menambah
keunikan dari Rumah Adat Nias Utara untuk dikunjungi dimana
berdasarkan hasil survey mengatakan bahwa Nias merupakan salah satu
situs megalith tertua di indonesia
5. letaknya yang berada di atas bukit menambah keindahan rumah adat itu
sendiri. Kita bukan saja menikmati keindahan rumah adat itu tetapi juga
bisa sekaligus menikmati keindahan alam yang mempesona
6. proses pembangunan rumah adat nias utara yang begitu unik serta di penuhi
oleh rasa gotong royong dan kerelaan memberikan tenaga bahkan harta
untuk membantu saudaranya yang punya keinginan untuk membangun
rumah adat
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
4.6 Hambatan Yang di Hadapi
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata merupakan daya
tarik dan sasaran kunjungan wisata untuk berkunjung kesuatu daerah tujuan wisata.
Disamping peninggalan sejarah, keindahan alam, keanekaragaman flora dan fauna,
kehidupan seni dan budaya, merupakan bagian dari sejarah dan warisan leluhur
suatu suku bangsa yang perlu untuk dilestarikan dan merupakan identiras suatu
suku bangsa yang dapat mebedakanbnya dengan suku bangsa lain. Rumah adat
Nias utara mempunyai ciri khas tersendiri yang berbeda dengan daerah lain serta
memiliki nilai seni yang tinggi yang harus dilestarikan keberadannya sehingga
dapat dijadikan sebagai asset keperiwisataan di Kabupaten Nias
Upaya pelestarian Rumah adat Nias Utara haruslah dilakukan sidini
mungkin dan dilakukan secara bijaksana serta harus peka terhadap perubahan yang
disebabkan karena kemajuan teknologi, modernisasi, pola hidup dan cara berpikir
masyarakat agar rumah adat nias utar tidak hilang begitu saja didalam gejolak
modernisasi dan perkembangan teknologi dan juga agar pembangunan
kepariwisataan di kabupaten nias dapat terus hidup dan berkelanjutan
Namun sekarang ini sudah banyak ruah adat nias utara yang hilang dan
bahkan sudah tidak bisa kita lihat keaslian bentuk dari rumah adat itu sendiri. Hal
ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga warisan budaya
yanhg begitu tinggi nilai budayanya, tidak adanya proses pembangunan kembali,
pemugaran bentuk serta pola pikir masyarakat itu sendiri. Keadaan ini jika tidak di
atasi sedini mungkin maka akan menimbulkan kita kehilangan suatu budaya dan
anak cucu kita pun tidak akan bisa melihat lagi bukti kebudayaan masa lampau
yang pernah ada di kabupaten Nias
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
5.2 Saran
Dengan melihat beberapa penyebab penyusutan jumlah rumah adat
Omo Niha di atas, perlu dilakukan beberapa tindakan agar Nias tetap menarik,
agung, indah dan unik dari suku bangsa lain, misalnya:
• Penanaman pohon kayu keras dan Sagu. Jika ada hutan dengan pohon
kayu yang dapat dipergunakan sebagai bahan pembangunan rumah adat,
maka kesulitan pendirian rumah adat akan segera teratasi. Selain itu,
Pulau Nias akan menjadi hijau dan subur kembali, sehingga bencana
longsor dan banjir dapat terhindarkan. Jika pohon sagu ada, maka daun
rumbia untuk atap rumah akan tersedia, serta tidak akan menjadi mahal.
• Pemahaman akan nilai budaya dan hidup modern yang benar.
Masyarakat harus memiliki pemahaman yang benar terhadap budaya
dan bagaimana yang disebut hidup modern atau modernisasi. Hidup
modern tidak harus dengan cara mematikan atau menghilangkan
identitas diri sendiri dan meniru pola hidup orang lain dari luar. Hidup
modern tidak harus dilakukan dengan cara membuka dan membuang
baju sendiri dan mencuri pakaian orang lain untuk menutupi tubuh yang
telanjang.
• Pendampingan masyarakat di desa tradisional. Dalam usaha pelestarian
dan pemeliharaan rumah adat Nias, maka perlu adanya pendampingan
masyarakat di desa-desa tradisional di Nias. Pendampingan ini
diperlukan untuk memfasilitasi kesulitan dan masalah yang rumit di
antara masyarakat atau pemilik rumah tradisonal.
• Melakukan perawatan rutin terhadap rumah adat nias utara baik dalam
sanitasi maupun perawatan ornamen rumah adat yang merupakan
keunikan rumah adat itu sendiri
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
LAMPIRAN
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
SITUS MEGALITH DI DEPAN RUMAH ADAT
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
BAGIAN DALAM RUMAH ADAT
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
SITUS MEGALIT PADA RUMAH ADAT
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
UKIRAN PADA ATAP BAGIAN LUAR
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009
BIODATA PENULIS
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009.
USU Repository © 2009