Anda di halaman 1dari 26

Proposal Karya

PERANCANGAN BUKU ESAI FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA PROMOSI


KAMPUNG HAKIM BUJANG SEBAGAI UPAYA MEMPERKENALKAN
CAGAR BUDAYA KOTA ACEH TENGAH

Oleh :
MAYA JUWITA
NIM 191261052

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


JURUSAN SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA ACEH
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

PERANCANGAN BUKU ESAI FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA PROMOSI


KAMPUNG HAKIM BUJANG SEBAGAI UPAYA MEMPERKENALKAN
CAGAR BUDAYA KOTA ACEH TENGAH

Oleh

Nama : Maya Juwita


NIM : 191261052
Prodi : Desain Komunikasi Visual
Jurusan : Seni Rupa dan Desain

Disetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Asrinaldi, S.Ds., M.Sn Fentisari Desti Sucipto, S.Sn., M.Sn


NIDN. 0021129105 NIP. 199012112019032024

Mengetahui

Ketua Jurusan Koordinator Program Studi


Seni Rupa dan Desan Desain Komunikasi Visual

Miftahun Naufa, M.Sn Nisa Putri Rachmadani,S.T.,M.Ds


NIP. 198403132019032012 NIP. 199012282020122004

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kesehatan dan umur panjang kepada saya sehingga dapat menyelesaikan laporan

proposal dengan judul “Perancangan Buku Esai Fotografi Sebagai Media Promosi

Kampung Hakim Bujang Sebagai Upaya Memperkenalkan Cagar Budaya Aceh

Tengah” ini berhasil diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Proposal ini dituju

kan sebagai syarat seminar proposal tugas akhir progam studi Desain Komunikasi

Visual, Institut Seni Budaya Indonesia Aceh.

Proses penyusunan proposal tugas akhir ini mendapat bantuan, bimbingan serta

petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT,

2. Orang tua dan keluarga yang mendukung selama proses

penyusunan proposal ini,

3. kepada ibu Nisa Putri Rachmadani,S.T.,M.Ds selaku koordinator

prodi Desain Komunikasi Visual di Institut Seni Budaya Indonesia

Aceh.

4. Bapak Asrinaldi, M.Sn selaku dosen pembimbing utama proposal

yang telah memberikan arahan dan bimbingan penulisan proposal

ini.

ii
5. Ibu Fentisari Desti Sucipto, M.Sn selaku dosen pembimbing

pendamping proposal yang telah memberikan arahan dan

bimbingan penulisan proposal ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan semua

pihak yang turut membantu dan mendukung saya dalam proses menyelesaikan

laporan proposal tugas akhir.

Jantho , 03 Januari 2023


Pencipta

Maya Juwita
NIM : 1191261052

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................


Lembar Persetujuan ........................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................... iv
Daftar Gambar .................................................................................................. v
Daftar Tabel ...................................................................................................... vi
A. Latar belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan penciptaan.................................................................................. 3
D. Manfaat penciptaan................................................................................ 3
E. Keaslian karya ........................................................................................ 4
F. Landasan teori ........................................................................................ 7
a. Pengertian perancangan buku.................................................................7
b. Layout .....................................................................................................8
c. Tipografi .................................................................................................9
d. Warna
e. Fotografi
f. Fotografi Landscape
g. Fotografi Still Life
h. Komposisi Fotografi
i. Daya Tarik
j. MediaCetak
G. Metodologi penciptaan ......................................................................... 10
1. Pra penciptaan ......................................................................................10
2. Pengumpulan data ................................................................................12
3. Penciptaan karya ..................................................................................12
4. Pasca penciptaan ..................................................................................17
5. Jadwal penciptaan ................................................................................17
H. Daftar Pustaka ........................................................................................ 1

iv
Daftar Gambar

Gambar 1 Tugas Akhir Yang Berjudul Perancangan Buku Esai Fotografi


Tentang Kawasan Idjen Boulevard, Malang Gishela Kristiana De
Jong,dkk (2013)

Gambar 2 Tugas Akhir Yang Berjudul “Perancangan Buku Esai Foto


Kehidupan Pengrajin Logam Di Kawasan Situs Trowulan
Mojokerto, Yudianto dkk (2014)

Gambar 3 Tugas Akhir Yang Berjudul “Perancangan Buku Esai Foto


Tentang Kehidupan Warga Keturunan Tionghoa Di Makassar
Yang Tersubordinasi” Ronny Jiero dkk (2014)

v
Daftar Tabel

Tabel 1 Jadwal Perancangan………………………………………...…13

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hakim Bale Bujang merupakan salah satu kampung yang berada di


Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Secara geografis
kampung Hakim Bale Bujang terletak dari perbatasan Kampung Asir-Asir Asia
sampai Hotel Renggali atau perbatasan Teluk One-One (Tokoh Masyarakat, Adi
Bale). Hakim Bale Bujang memiliki beberapa destinasi wisata, peninggalan
sejarah, kesenian serta komoditas khas daerah yaitu kopi Gayo. Masyarakat di
Kampung Hakim Bale Bujang hidup dengan mewarisi tradisi adat Suku Gayo
dalam kehidupan Sosial, Kesenian dan Budaya mereka.

Menurut salah satu tokoh masyarakat di Kampung Hakim Bale Bujang


(Ade Thermiara) 02 Februari 2023 Kampung Hakim Bale Bujang dulunya sempat
dipisah, salah satunya Kampung Bujang. Kampung Hakim Bale Bujang berasal
dari desa Jongok Meluem Kebayakan, dan pada saat itu Kampung Bujang sudah
memiliki pemimpin Kampung atau pengulu yang dilengkapi dengan tiga kuru
(kelompok) dalam masyarakat yaitu kuru Reje, Kuru Imem, dan Kuru Petue.
Namun setelah Indonesia merdeka Pengulu tersebut hilang dan secara
administrasi Kampung Bujang digabung kembali dengan Kampung Hakim Bale
sehingga disebut dengan nama Hakim Bale Bujang. Kampung Hakim Bale
Bujang merupakan Kampung Tertua dari 27 Kampung dan sudah ada sebelum
Indonesia merdeka. Kampung Hakim Bale Bujang juga sering disebut dengan
sebutan HBB, kampung Hakim Bale Bujang memiliki dua objek wisata yang
sangat populer di Aceh Tengah yaitu Bur Telege dan Dermaga Lukup Penalam.

Menurut KBBI cagar merupakan daerah perlindungan untuk melestarikan


tumbuh-tumbuhan, binatang, dan sebagainya, sehingga hewan dan tumbuhan yang
hampir punah perlu diberi pencagaran. Budaya adalah hasil akal budi manusia.
Dengan demikian cagar budaya merupakan benda hasil akal budi manusia yang
perlu diberikan pencagaran, karena jika tidak dilindungi akan mengalami

1
kerusakan dan kepunahan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
11 tahun 2010 Pasal 1 (ayat 1) cagar budaya adalah warisan budaya yang bersifat
kebendaan, berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar
budaya, dan kawasan cagar budaya baik didarat maupun diair yang perlu
dilestarikan keberadaanya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan melalui proses penetapan.

Berdasarkan wawancara yang pengkarya lakukan kepada Bapak Adi Bale


cagar budaya memiliki peran penting sebagai pendidikan dan pengetahuan bagi
masyarakat. Cagar budaya Kampung Hakim Bale Bujang tidak lagi dilestarikan
karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan sejarah, bahkan masih banyak
masyarakat yang belum mengetahui tentang cagar budaya itu sendiri. Hal ini jika
dibiarkan nantinya akan menjadi kekhawatiran bagi para sejarawan dan
kebudayaan, kurangnya dokumentasi maupun referensi sehingga cagar budaya
Kampung Hakim Bale Bujang akan hilang keberadaannya dari masyarakat.

Pengkarya tertarik untuk merancang buku esai fotografi sebagai salah satu
upaya memperkenalkan cagar budaya yang ada di Kampung Hakim Bale Bujang,
menjadikan salah satu bahan perancangan yang akan mendekatkan pengkarya
untuk mengenal cagar budaya yang ada di Kampung Hakim Bale Bujang sebagai
bagian dari pelestarian. Selain untuk pendekatan cagar budaya buku esai juga
dapat membantu masyarakat dan budayawan dalam hal dokumentasi benda
bersejarah yang ada dalam lingkungan masyarakat.

Menurut Pardede (2010) esai berasal dari bahasa perancis yang diadopsi
dari kata Essayer, berarti mencoba, sedangkan dalam bahasa inggris essay
memiliki arti upaya atau percobaan. Berdasarkan penelusuran etimologis diatas,
dapat dikatakan bahwa esai adalah sebuah upaya seorang penulis untuk
mengungkapkan pikiran atau gagasannya dalam bahasa tulis. Esai akan membantu
pembaca untuk mengetahui gagasan ataupun pikiran perancang sewaktu membaca
buku esai yang ceritanya berkesinambungan.

2
Fotografi adalah proses penghasil gambar dengan cahaya pada film atau
permukaan yang dipekakan. Fotografi juga bisa dikatakan sebagai bahasa gambar
atau hasil terakhir dari bentuk komunikasi percetakan yang bernilai dan
diutarakan melalui keindahan, fotografi juga merupakan sebuah media yang bisa
digunakan untuk mendokumentasikan suatu momen atau peristiwa penting,
(komang sudarma, 2014:3).

Fotografi dokumenter adalah pengambilan gambar dunia nyata yang


memiliki tujuan untuk menyampaikan pesan penting dan dapat membuat
pemahaman yang mudah dimengerti. Menurut majalah life fotografi dokumenter
adalah visualisasi dunia nyata yang dilakukan seorang fotografer untuk
mengkomunikasikan sesuatu yang penting.

Esai fotografi adalah serangkaian foto-foto yang menggambarkan berbagai


aspek dari suatu masalah yang dikupas secara mendalam dan dapat diartikan
sebagai rangkaian dari cerita lalu digambarkan melalui foto secara berurutan atau
bercerita (Iskandar, 2007). Buku esai fotografi merupakan media penyampaian
rangkaian cerita yang dikemas berbentuk buku dan bertujuan untuk melestarikan
budaya maupun sejarah yang telah hilang, bahkan sangat berfungsi sebagai
dokumentasi pentingnya pelestarian lingkungan bersejarah dan dengan subjek foto
yang berbeda-beda tapi masih dengan satu topik yang sama.

Pentinya Buku Esai Fotografi bagi Kampung Hakim Bale Bujang agar
dapat melestarikan cagar budaya yang ada di Kampung Hakim Bale Bujang, dan
memudahkan masyarakat maupun wisatawan untuk mengetahui cagar budaya
yang ada di Kampung Hakim Bale Bujang berupa peninggalan sejarah.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penciptaan ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang karya fotografi dan menyusun kalimat esai yang
baik dan menarik Sebagai Media Promosi Pariwisata Kampung Hakim
Bale Bujang dan cagar budaya Kabupaten Aceh tengah ?

3
2. Bagaimana menyusun layout yang baik dan menarik Buku Esai Fotografi
Sebagai Media Promosi Pariwisata Kampung Hakim Bale Bujang Dan
Cagar Budaya Kabupaten Aceh Tengah ?
B. Tujuan Perancangan
1. Merancang karya fotografi yang baik dan kalimat Esai yang komunikatif
dan informatif pada objek-objek wisata, kesenian dan cagar budaya di
Kampung Hakim Bale Bujang, Kabupaten Aceh Tengah.
2. Perancangan Buku Esai Fotografi yang baik dan informatif Sebagai Media
Promosi Kampung Hakim Bale Bujang dan Cagar Budaya Aceh Tengah.

C. Manfaat Perancangan
1. Bagi perancang
Manfaat bagi perancang yaitu untuk Menambah ilmu pengetahuan serta
menambah pengalaman dalam penciptaan sebuah Buku Esai Fotografi,
serta perancang dapat menerapkan disiplin ilmu desain yang dipelajari
sewaktu dibangku kuliah.
2. Bagi masyarakat
Perancangan Buku Esai Fotografi dapat berguna sebagai peningkatan
pelestarian cagar budaya yang ada di Hakim Bale Bujang, Buku Esai dapat
meningkatkan pengetahuan Agar masyarakat Aceh Tengah maupun
masyarakat luar Aceh Tengah mengetahui cagar budaya maupun
peninggalan sejarah yang ada di Hakim Bale Bujang.

3. Bagi akademis
Perancangan Buku Esai Fotografi dapat berguna sebagai bahan
perbandingan untuk tugas mata kuliah Tugas Akhir ( TA ) agar dapat lebih
berkembang lagi. Bagi mahasiswa Desain Komunikasi Visual,
perancangan ini dapat dijadikan acuan dan refrensi dalam perancangan
Buku Esai Fotografi.

4
D. Keaslian Karya

keaslian karya yang diperlukan untuk mengetahui perbedaan perancangan


ini dengan perancangan sebelumnya. Setelah mencari beberapa referensi pengk
arya menemukan beberapa perancangan yang memiliki kaitan dengan media
buku esai fotogtafi yang pengkarya lakukan. Maka dari itu, pengkarya
menemukan beberapa perancangan terkait buku esai fotografi diantaranya :

Gishela Kristiana De Jong, dkk (2013) dalam jurnal yang berjudul


Perancangan Buku Esai Fotografi Tentang Kawasan Idjen Boulevard, Malang
“Panduan untuk buku esai fotografi” dengan tujuan untuk menunjukkan
kembali sejarah dan kisah yang ada di kawasan Idjen Boulevard, Malang,
sebagai upaya memperkenalkan cagar budaya kepada masyarakat malang.

Persamaan dalam perancangan terdahulu dengan pengkarya yaitu membuat


buku esai fotografi sebagai media memperkenalkan cagar budaya dari masing-
masing peninggalan maupun sejarah yang diciptakan. Perbedaan dari
perancangan sebelumnya yaitu lebih memfokuskan pada bagian dari bangunan
Idjen Boulevard, sedangkan pengkarya menjelaskan secara detail mengenai
cagar budaya berupa peninggalan sejarah yang ada di Kampung Hakim Bale
Bujang.

Gambar 1 : Tugas Akhir Yang Berjudul Perancangan Buku Esai Fotografi


Tentang Kawasan Idjen Boulevard, Malang Gishela Kristiana De Jong,dkk (2013)

5
Yudianto dkk (2014) dalam jurnalnya yang berjudul “Perancangan Buku Esai
Foto Kehidupan Pengrajin Logam Di Kawasan Situs Trowulan Mojokerto,
“Panduan untuk buku esai fotografi” dengan tujuan untuk menunjukkan kembali
sejarah dan kisah kehidupan pengrajin logam di situs Trowulan,

Persamaan dalam perancangan terdahulu dengan pengkarya yaitu membuat


buku esai fotografi sebagai media memperkenalkan cagar budaya dari daerah
masing-masing. Perbedaan dari perancangan sebelumya yaitu lebih memfokuskan
Kehidupan Pengrajin Logam Di Kawasan Situs Trowulan Mojokerto, pengkarya
menjelaskan secara detail mengenai cagar budaya berupa peninggalan sejarah
yang ada di Kampung Hakim Bale Bujang.

Gambar 2: Tugas Akhir Yang Berjudul “Perancangan Buku Esai Foto


Kehidupan Pengrajin Logam Di Kawasan Situs Trowulan Mojokerto, Yudianto
dkk (2014)

6
Ronny Jiero dkk (2014) dalam jurnalnya yang berjudul “Perancangan Buku
Esai Foto Tentang Kehidupan Warga Keturunan Tionghoa Di Makassar Yang
Tersubordinasi. “Panduan untuk buku esai fotografi” dengan tujuan untuk
menunjukkan kembali kisah kehidupan warga keturunan Tionghoa di Makassar
yang tersubordinasi.
Persamaan dalam perancangan terdahulu dengan pengkarya yaitu membuat
buku esai fotografi. Perbedaan dari perancangan sebelumya yaitu tentang
kehidupan warga keturunan Tionghoa di Makassar yang tersubordinasi,
sedangkan pengkarya menjelaskan secara detail mengenai cagar budaya berupa
peninggalan sejarah yang ada di Kampung Hakim Bale Bujang.

Gambar 3 : Tugas Akhir Yang Berjudul “Perancangan Buku Esai Foto Tentang
Kehidupan Warga Keturunan Tionghoa Di Makassar Yang Tersubordinasi”
Ronny Jiero dkk (2014)

E. Landasan Teori
Landasan teori merupakan sebuah konsep yang sistematis dan tertata rapi,
landasan teori nantinya akan menjadi landasan yang kuat pada perancangan serta

7
berfungsi sebagai sarana pendekatan untuk memecahkan permasalahan. Secara
umum, kerangka landasan teori terdiri dari beberapa konsep dengan definisi dan
referensi yang digunakan untuk literature ilmiah yang relevan. Kerangka teoritis
harus menunjukkan pemahaman tentang teori dan konsep yang relevan dengan
topic perancangan serta berkaitan dalam bidang pengetahuan yang lebih luas.

Memahami pengertian landasan teori secara umum perlu dipahami bahwa


berbagai ahli memiliki pandangan dan pendapat masing-masing mengenai
landasan teori. Dibawah ini dijelaskan beberapa pandangan para ahli mengenai
landasan teori. Seperti menurut Sugiyono (2012) landasan teori adalah dasar riset
yang perlu ditegakkan agar perancangan memiliki dasar yang kokoh bukan
sekedar coba-coba atau trial and error. Teori yang digunakan untuk memecahkan
permasalahan mengenai Buku Esai Fotografi Sebagai Media Promosi Kampung
Hakim Bale Bujang Dan Sebagai Upaya Memperkenalkan Cagar Budaya Aceh
Tengah sebagai berikut:

1. Teori Buku

Sutopo (2006) perancang sebuah buku perlu dilihat baik dari isi, style, format,
layout, serta urutan dari macam-macam buku. Komponen yang memiliki arti
bagian atau halaman dari buku, seperti catatan edisi, pengantar, indeks, atau cover
depan dan belakang.

Buku merupakan sebuah karya publikasi yang memiliki daya tarik tersendiri
dari bentuk fisiknya. Buku juga memiliki format yang mampu menarik perhatian
orang untuk membacanya (Kusrianto, Adi, 2007). Sebelum membuat buku tentu
harus mengikuti tahapan dalam proses pembuatan buku, tahapan ini dibuat agar
perancangan buku esai ini dapat tersusun dengan baik dan proses pembuatannya
sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Berikut beberapa tahapan dalam
perancangan buku:

1.1 Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan menghubungkan fakta,
serta digunakan sebagai penyusunan asumsi kedepan, kemudian

8
merumuskan kegiatan yang telah diusulkan demi tercapainya tujuan yang
diharapkan dalam merancang buku esai fotografi (Terry 1960 dalam
Mardikanto 2010). Perencanaan dimulai dengan penentuan segmentasi
pembaca buku, dan penentuan distribusi atau penjualan buku.

1.2 Pembuatan Konsep


Hasil perencanaan dilanjutkan dalam pembuatan konsep buku. Menurut
Singarimbun dan Effendi (2009) ia mengartikan konsep adalah
generalisasi yang dapat dipergunakan dalam melukiskan bermacam ragam
fenomena yang sama. Dapat disimpulkan konsep merupakan sebuah
kesatuan yang memiliki arti terkait pada suatu permasalahan tertentu pada
akhirnya dapat dirumuskan dengan kemampuan menjelaskan sesuai
dengan pemakainya. Konsep ini juga merupakan dasar dari pembuatan
buku secara menyeluruh. Tahap ini dimulai dengan pembuatan nama
buku, pemilihan kata, penentuan jumlah halaman, ukuran buku, dan jenis
kertas yang akan digunakan.

1.3 Proses Desain


Menurut Wiyancoko (2019), proses desain adalah segala hal yang
berkaitan dengan pembuatan sketsa manual dan sketsa digital yang telah
diselesaikan kemudian diseleksi kembali secara teliti. Proses desain
kemudian dilakukan dengan pembuatan layout, dilakukan pemilihan warna
dan font yang akan digunakan. Sketsa manual dan sketsa digital
dikomposisikan menggunakan software desain. Desain yang telah lengkap
dibuat selanjutnya dilakukan koreksi ulang hingga desain disetujui untuk
dilanjutkan ke tahap produksi.

1.4 Produksi
Menurut Sofjan Assaurai (2008) produksi adalah suatu kegiatan
mentransformasikan semua konektivitas yang dapat menghasilkan suatu
kegiatan maupun aktivitas sehingga output atau inputnya merupakan

9
barang dan jasa, serta kegiatan yang dapat mendukung keberlangsungan
manusia. Pengertian produksi tidak hanya terbatas sebagai proses
pembuatan saja, tetapi juga sebagai penyimpanan, distribusi,
pengangkutan, pengemasan, hingga pemasarannya.

1.5 Finishing
Menurut Kusrianto, Adi, (2007), Finishing adalah tahap akhir dalam
pembuatan buku esai fotografi. Tahap ini adalah proses pengemasan buku
agar terlihat lebih menarik seperti halnya pembuatan souvenir atau
pelapisan kertas cover buku.

2. Teori Layout
Menurut Surianto Rustan, (2020) layout adalah penataan/penempatan
elemen dalam sebuah bidang untuk mendukung konten/pesan yang
dibawanya. Menurut Pujrianto, (2005) layout adalah sebuah sket rancangan
awal untuk menggambarkan organisasi maupun unsur komunikasi grafis yang
akan disertakan. Usaha untuk menyusun, menata dan memadukan unsur
komunikasi grafis menjadi media komunikasi visual yang komunikatif,
estetik, persuasif, menarik perhatian dan mendukung pencapaian tujuan
secara cepat dan tepat dikenal dengan istilah tata letak.

3. Teori Tipografi
Desain grafis, tipografi merupakan suatu ilmu yang berperan penting
dalam keberhasilan bentuk komunikasi visual, baik sebagai unsur utama
maupun pelengkap. Secara umum tipografi diartikan seni mencetak dengan
menggunakan huruf, seni menyusun huruf, cetakan dari huruf dan
penyusunan bentuk dengan gaya-gaya huruf. Menurut Maharsi (2013)
tipografi adalah seni tentang mendesain, mencipta, memilih, menata dan
mengorganisir huruf dalam segala aspek ketentuan, berkaitan erat dengan
estetika serta komunikasi yang efektif. Mampu mewakili konsep dan pesan
yang disampaikan melalui karakter serta ciri khas huruf yang dimilikinya.

10
4. Teori Fotografi
Fotografi adalah gambar atau foto yang dihasilkan dari peristiwa suatu
objek yang didapatkan melalui pantulan sinar yang mengenai suatu benda
pada kamera. Sudarma (2014:2) mengartikan bahwa fotografi adalah salah
satu media komunikasi, yaitu media yang bisa digunakan untuk
menyampaikan pesan atau ide kepada orang lain. Foto atau fotografi ini
merupakan sebuah media yang bisa digunakan untuk mendokumentasikan
suatu momen atau peristiwa penting.

4.1 Fotografi Esai


Fotografi esai merupakan bagian dari fotografi jurnalistik berupa
foto yang bercerita serta bersifat lebih detail, fotografi esai ini
menggunakan kata dalam keterangannya. Sebuah cerita atau buku
yang diilustrasikan melalui foto digunakan untuk mengilustrasikan
potongan cerita agar benar-benar menceritakan kisah tersebut.
Fotografi esai pertama kali muncul di Jerman pada tahun 1929 di
majalah Muncher Illustrierte Presse yang berjudul “Politishe Potrats”
menampilkan 13 foto politikus Jerman dalam dua halaman, selain itu
terdapat pada majalah LIFE di Edisi 23 November 1936 yang dibuat
oleh jurnalis bernama Margaret Bourke white foto sebuah
pembangunan bangunan di Montana ( Hariawan,2017).

4.2 Fotografi Landscape


Menurut abdi (2012:19) fotografi “Landscape” merupakan jenis
fotografi yang objek utamanya menggunakan suasana alam sekitar.
“Landscape” sendiri dapat diartikan sebagai pemandangan alam.
Fotografi ini hanya digunakan saat memotret momen pemandangan
tanpa adanya objek maupun makhluk hidup lainya.

11
4.3 Fotografi Still Life
Menurut Paulus (2012:11), fotografi Still Life adalah menciptakan
sebuah gambar dari benda mati dialam agar tampak jauh lebih hidup
dan berbicara, seperti makanan terlihat hangat, dingin, atau lembut.
Kata still berarti benda mati atau diam, sedangkan kata life berarti
hidup dan memberikan konteks tampak hidup pada benda tersebut.
fotografi still life adalah foto alam yang menggunakan benda mati
agar terlihat lebih hidup.

4.4 Komposisi Fotografi


Membuat karya fotografi yang perlu diperhatikan fotografer adalah
komposisi. Deniek G.Sukarya (2009) mengungkapkan bahwa
komposisi adalah suatu seni yang menciptakan sebuah harmoni
kemudian dimanfaatkan dengan beberapa elemen visual, seperti :
warna, bentuk, tekstur, alur, garis, cahaya dan bayangan. Aturan
tersebut perlu diperhatikan dalam macam-macam komposisi yang ada
didalamnya, sehingga fotografer perlu melihat serta menemukan
harmoni pada komposisi fotografi tersebut.
Tujuan memperhatikan komposisi pada fotografi agar dapat
membangun suasana hati serta mempunyai keseimbangan diantara
objek pada foto tersebut. Memperhatikan komposisi pengambilan
objek foto, melatih ketajaman mata untuk dapat menangkap sebuah
elemen atau unsur yang muncul di depan mata. Komposisi memiliki
beberapa elemen penting, sehingga foto yang dihasilkan akan lebih
bagus.

5. Teori Warna
Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan
pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna merupakan unsur yang sangat tajam
untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang
munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat. Secara visual,

12
warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang
melihatnya (Kusrianto, 2007).

6. Teori Daya Tarik

Menurut Wardhani (2008) dalam Suharto (2019), Daya tarik adalah


sebuah daerah yang mempunyai daya tarik wisata dapat dikatakan layak
dikunjungi wisatawan bila ada kegiatan yang dapat dilakukan di tempat
tersebut. Seperti halnya sesuatu yang dapat dilihat baik berupa
keindahan/keunikan alam, bangunan sejarah, kesenian/budaya setempat. Daya
tarik juga bisa dikatakan sesuatu yang dapat dilakukan seperti makanan
tradisional, penari dan lain-lain, selain itu daya tarik juga dapat dibeli untuk
memenuhi kebutuhan wisatawan.

Pendapat diatas dapat dikatakan bahwa daya tarik adalah komponen paling
utama dalam Pariwisata, daya tarik dari karakter cukup kuat untuk menarik
perhatian wisatawan agar datang kembali. Maka dari itu daya tarik harus
diperkuat lagi dengan menggunakan sungguhan pertunjukan yang diciptakan
melalui suatu peristiwa sehingga dapat memberikan kesan yang memikat
wisatawan.

7. Teori Media Cetak


Media cetak adalah suatu media yang mengutamakan pesan visual. Media
terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, tata warna dan
halaman putih (Kasali, 2007). Media cetak juga dikatakan sebagai media
tertua yang ada di dunia, media cetak dikatakan sebagai sarana penyampaian
informasi cetak.
F. Metodologi Perancangan

Sebelum pengkarya melakukan tahapan perancangan karya, tahap


paling pertama yang pengkarya lakukan guna mendapatkan informasi yang
lebih jelas, ialah :

13
1. Pra Perancangan

Pra perancangan adalah hal pertama yang harus dilakukan sebelum memasuki
proses perancangan desain. Tahap pra perancangan desain ini meliputi beberapa
tahap yang terdiri dari:

1) Observasi
Menurut Dawaty (2020), Observasi merupakan salah satu metode
pengumpulan data dengan cara mengamati atau meninjau secara cermat
dan langsung ke lokasi untuk mengetahui kondisi yang terjadi untuk
membuktikan kebenaran cagar budaya yang ada di Kampung Hakim Bale
Bujang. Observasi juga menggunakan alat maupun bahan dalam mencatat
hasil dengan detail agar mendapatkan data yang valid.
2) Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh
informasi tentang kejadian atau peristiwa secara langsung, dilakukannya
wawancara untuk mencari data yang tidak bisa diperoleh dalam
pengamatan serta perolehan data (Rohendi, 2011:208). Pengkarya
melakukan wawancara secara tidak terstruktur kepada bapak Adi Bale dan
Ade Thermiara untuk mendapatkan informasi secara mendalam yang
berkaitan dengan cagar budaya di Kampung Hakim Bale Bujang,
dilakukanya wawancara tidak terstruktur dengan tujuan agar pertanyaan
yang akan diajukan tidak dibatasi begitu pula dengan informasi yang akan
diberikan oleh narasumber memberikan kesan yang lebih luas lagi. Melalui
beberapa tahapan persiapan seperti mempersiapkan pertanyaan hingga
pelaksanaan wawancara harus disusun dengan rapi dalam mendapatkan
data secara lengkap.

3) Dokumentasi
Menurut Hamidi (2004), dokumentasi adalah informasi yang berasal dari
gambar atau catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari
perorangan. Dokumentasi adalah suatu aktivitas usaha yang berupa

14
mengumpulkan, mengelola, menyiapkan, menemukan kembali dan
menyebarkan suatu dokumen (Paul Otlet, 1905). Dilakukanya hal ini untuk
mengetahui informasi yang dapat membantu pengkarya dalam mengetahui
tentang cagar budaya yang ada di Kampung Hakim Bale Bujang, diperlukan
dokumentasi yang sesuai dengan rancang oleh pengkarya, dokumentasi
didapatkan dari VCD, Foto, Audio, dan yang dapat diperlihatkan sebagai
bahan dokumentasi.

4) Lokasi Cagar Budaya

Gambar 4 :Peta Hakim Bale Bujang, Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten


Aceh Tengah, Sumber:
https://www.google.com/maps/place/Hakim+Bale+Bujang,+Kec.+Lut+Tawar,+Ka
bupaten+Aceh+Tengah, pada 02 Februari 2023

2. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang pengkarya lakukan yaitu dengan metode


survei. Hal ini dibuat bertujuan agar pengkarya mendapatkan data yang akurat
tentang cagar budaya yang ada di kampung Hakim Bale Bujang, Kecamatan lut
Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. Pengumpulan data tidak hanya dari gecik saja
melainkan juga dari penduduk desa setempat agar data yang diperoleh lebih akurat
dan kuat.

15
3. Perancangan Karya
Data dari para ahli yang telah diambil dari survei kemudian sudah disebar,
selanjutnya akan diolah untuk proses pengerjaan karya.
a. Proses eksplorasi ide
Dalam proses eksplorasi ide, pengkarya telah melakukan proses berpikir
untuk mengambil sebuah kesimpulan ide yang akan dituangkan dalam bentuk
apa, seperti apa, dan bagaimana proses melakukannya. Proses ini
menghasilkan kesimpulan tema dan desain yang diambil oleh pengkarya untuk
selanjutnya diwujudkan melalui prosedur perancangan.

b. Prosedur Perancangan
1. Mengambil foto
2. Membuat sketsa buku secara manual
3. Membuat sketsa buku secara digital
4. Membuat komposisi warna
5. Proses Layouting

c. Persiapan medium perancangan desain


Persiapan medium perancangan desain yang pengkarya sediakan adalah
dengan menggunakan Kamera dan Laptop Aplikasi Adobe Illustrator &
Adobe Photoshop. Sementara itu, aplikasi komputer Adobe Photoshop
digunakan pada saat pewarnaan desain buku Esai, sedangkan Adobe Illustrator
digunakan untuk digitalisasi desain atau sketsa buku Esai, camera digunakan
untuk mengambil gambar atau foto dari cagar budaya yang ada di Kampung
Hakim Bale Bujang.

4. Pasca perancangan
Setelah melewati semua proses perancangan pembuatan Buku esai
fotografi. Tahapan yang dilakukan selanjutnya adalah sebagai berikut :
a. Produksi buku (cetak)
b. Pameran

16
5. Jadwal Perancangan
Maret April Mei Juni
TAHAPAN KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Observasi
lapangan dan
wawancara
KONSEPSI
Pengumpulan
data

Proses
eksplorasi ide

Prosedur
Penciptaan
PERANCANGAN
Persiapan
medium
penciptaan
desain

Produksi

PEMBAKUAN Buku (Cetak)

Pameran

17
Daftar Pustaka

Abdi (2012). Landscape Photography. Jakarta PT-Elex Media Komputindo

Kusrianto Adi (2010). Pengantar Fotografi PT. Elex Media Kumpution

Paulus (2011). Still Life

Rustan Surianto (2020). Mengenal Layout Cetak, UI/UX Website & Apps Layout
2020

Sudarma Komang Dr.I.M.Pd (2014). Graha Ilmu Fotografis

Wiradnyana Ketut Taufikurrahman Setiawan (2011). Gayo Merangkai Identitas

18
Sumber Lain :

Wiyancoko, M. P. (2019, Maret 14). Pengertian Desain: Fungsi, Tujuan, Prinsip,


dan Jenis Desain. Retrieved Maret 10, 2022, from maxmanroe: https://www.
maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-desain.html diunduh pada tangal 01-
02-2023 pukul 11:50 WIB.

Terry, (1960 dalam Mardikanto 2010 ). Pengertian perancangan menurut para


ahli.https://bappelitbang.banjarmasinkota.go.id/2011/05/pengertian-
perencanaan-tujuan.html diunduh pada 01-02-2023 pukul 12:59 WIB

Pardede (2010). Pengertian esai menurut para ahli https://penerbitdeepublish.co


m/esai/ diunduh pada 02-02-2023 pukul 11:30 WIB

Effendi (2009). Pengertian Konsep Menurut Para Ahli. 11 Desember 2019


https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-rublik.html di unduh
pada 02-02-2023 pukul 14:00 WIB

Gishela Kristiana De Jong,dkk (2013). Perancangan Buku Esai Fotografi


Tentang Kawasan Idjen Boulevard, Malang.https://media.neliti.com/media/p
ublications/87459-ID-perancangan-buku-esai-fotografi-tentang.pdf diunduh
pada 02-02-2023 pukul 15:50 WIB

Trowulan Mojokerto, Yudianto dkk (2014).“Perancangan Buku Esai Foto


Kehidupan Pengrajin Logam Di Kawasan Situs https://www.neliti.com/id/pu
blications/76890/perancangan-buku-esai-foto-kehidupan-pengrajin-logam-di-
kawasan-situs-trowulan-m diunduh pada tangal 02-02-2023 pukul 16:00WIB

Ronny Jiero dkk (2014). Perancangan Buku Esai Foto Tentang Kehidupan Warga
Keturunan Tionghoa Di Makassar Yang Tersubordinasi”.https://www.neliti.co
m/id/publications/85080/perancangan-buku-esai-foto-tentang-kehidupan-
warga-keturunan-tionghoa-di-makassa. diunduh pada tangal 02-02-2023 pukul
16:50 WIB

19

Anda mungkin juga menyukai