Andi Octari
Andi Octari
06101619
Pembimbing Akademik,
Mengetahui,
iii
USULAN PENCIPTAAN INI TELAH DISETUJUI
Dewan Penguji
Mengetahui,
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Penciptaan.................................................................................6
D. Tinjauan Karya..........................................................................................7
F. Metode Penciptaan..................................................................................18
G. Jadwal Pelaksanaan.................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
v
DAFTAR TABEL
1. Jadwal Pelaksanaan 26
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebuah desa yang memiliki penduduk dari berbagai macam suku. Rata-rata
dan perantauan dari Provinsi Sumatera Utara. Dengan beragamnya suku yang
ada di desa perintis menyebabkan berbagai macam acara adat sudah tidak
murni menggunakan adat suku masing masing. Hal tersebut juga terjadi pada
seorang pengantin yang memiliki suku jawa dengan pengantin yang memiliki
suku melayu, pada umumnya akan di adakan musyawarah kedua belah pihak
perpaduan dari beberapa adat yang ada di sana, sehingga tampak akulturasi
budaya antar suku yang ada. Salah satu contoh adanya akulturasi budaya pada
yang pernah pengkarya temui beberapa waktu lalu beliau mengatakan bahwa
suku jawa asli menghidangkan makanan kepada para tamu dengan cara
disuguhkan. Terutama kepada orang yang lebih tua setelah transmigrasi dan
1
makanan kepada tamu di sebuah acara pernikahan dilakukan dengan para
tamu
2
2
mengambil sendiri hidangan yang telah disediakan atau biasa disebut dengan
ini, untuk membagi semangat dan untuk melestarikan budaya jawa yang telah
berdampingan dan berbaur dengan warga asli daerah yang mereka datangi,
budaya pernikahan tetapi juga terhibur dengan film yang akan dibuat, karena
Selain itu film dokumenter ini secara pribadi bagi pengkarya adalah
penghargaan terhadap budaya lain dan ketika akulturasi ini berlanjut hal itu
Film merupakan salah satu karya seni, film saat ini menjadi fenomena
dalam kehidupan modern, saat ini juga film dapat dikaji secara mendalam.
Menurut Palapah dan Syamsudin (1986) film adalah media hiburan yang
menggabungkan antara jalan cerita, gambar bergerak, dan suara dalam satu
satu unsur media pembelajaran. Film merupakan salah satu media yang
bergerak, dan suara dalam satu bingkai kesenian. Ketiga unsur ini terdapat
sesungguhnya. oleh karena itu pengkarya tertarik untuk melakukan riset film
dokumenter pada tugas akhir ini. Perkembangan jaman saat ini film
Kino Prada di Rusia, Cinema Verite di Prancis dan Direct Cinema di AS.
Masih banyak lagi pengembangan tipe, kategori dan bentuk penuturan dalam
pembuatan film dokumenter, dalam hal ini ada beberapa macam gaya yang
dengan gaya expository. Pendekatan ini dipilih agar penonton tidak salah
Dengan visual yang didukung narasi, maka penonton lebih mudah memahami
langsung kepada pemirsa dalam bentuk teks atau suara melalui pembawa
acara atau narator. Kedua media tersebut menyapa penonton sebagai orang
pernikahan ini ada informasi yang sulit dijelaskan oleh narsumber karena
dengan Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia, sehingga dari informasi yang
gambar-gambar baik berupa stock shoot video, foto ataupun melalui motion
sebagai penutur tunggal, karena itu narasi atau narator disini disebut voice of
lewat statement narasumber yang akan didukung oleh narator dalam film,
yang menjelaskan berbagai isi cerita yang didukung oleh beberapa footage
orang lain (selain pembuat film) biasa memberikan komentar, baik secara
6
langsung atau dengan voice over dan juga menggunakan archival footage
B. Rumusan Penciptaan
pendekatan expository?
1. Tujuan Penciptaan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
2. Manfaat Penciptaan
a. Manfaat Teoritis
dokumenter expository
b. Manfaat Praktis
D. Tinjauan Karya
tugas akhir karya Fajar Kartika Putu Warta mahasiswa Jurusan Televisi
dengan
dokumenter yang
realitas
sekelompok masyarakat.
Gambar 1
Tumbnail Youtube Dokumenter Bumi Daya
Segandu
Sumber: Youtube Eagle Awards
penyampai informasi.
2. City Of Gold
Gambar 2
Poster City Of Gold
Sumber: Wikipedia
karya persamaan film yang akan saya buat dengan film ini adalah saya
1. Dokumenter
nyata. (Wibowo 2007 : 146). John Grierson, salah seorang bapak film
yang tak kalah penting selain setia kepada fakta adalah sikap jujur
model utama yang berfumngsi layaknya sub genre film dokumenter itu
autentik. Film dokumenter itu ada dan diakui keberadaannya karena film
12
a. Poetric Mode
Ceylon” (1934)
b. Expository Mode
c. Observasional Mode
School” (1968).
d. Participatory Mode
a Summer” (1960).
e. Reflexive Mode
f. Performative Mode
Setelah treatment selesai lalu dibuat naskah, dari naskah ini biasanya
peristiwa yang bergerak yang bersifat aktif, bukan naskah yang penuh
dengan monolog yang miskin citraan konkret. oleh sebab itu, cerita silat
a. Ide
b. Treatment
urutan adegan (scene) dan shot saja, tetapi harus ditulis secara
d. Naskah Editing
e. Naskah narasi
17
proses mixing.
2. Gaya Expository
lebih mudah memahami maksud dari film ini. Tipe pemaparan ekspositori
2008: 80).
berupa suara voice over (VO) maupun tulisan. Film tentang akulturasi
digunakan untuk memberikan sudut pandang yang jelas agar tidak terjadi
pandang atau point of view tersebut terdiri dari orang pertama, orang
kedua, orang ketiga yang bersifat objektif serta orang ketiga yang bersifat
subjektif. Film ini akan menggunakan sudut pandang orang pertama untuk
penonton.
F. Metode Penciptaan
1. Persiapan
buku- buku referensi mengenai tema yang akan diangkat, dan lain-lainnya.
2. Perancangan
3. Perwujudan
a. Pra Produksi
kata lain ide dapat diperoleh dari apa yang dilihat, dibaca dan
dokumenter.
2. Riset
3. Membuat Treatment
treatment.
yang mempunyai visi dan misi yang sama terhadap apa yang
dari dua orang saja atau bahkan lebih, semua itu tergantung
Perlengkapan Produksi
b. Produksi
shot) atau yang lebih dikenal kaum awam dengan sebutan “syuting”.
proses ini. orang yang ikut dalam proses ini antara lain kameraman
dan merekam gambar. Artistik yang mengatur set, make up, wardrobe
c. Pasca-Produksi
cerita.
3. Editing Offline
terdiri dari tiga segment hingga membentuk suatu alur cerita sesuai
4. Editing Online
5. Preview
sebelumnya.
4. Penyajian
G. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan
Peksanaan
No. Tahapan Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penemuan Ide Cerita
2. Riset Wawancara
3. Mengevaluasi Hasil
Wawancara
4. Pra Produksi
5. Produksi
27
6. Pasca Produksi
7. Editing
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Fajar. (2007). Cara Pinter Bikin Film Dokumenter. Indonesia Cerdas.
27