Anda di halaman 1dari 15

USULAN PENELITIAN

AKULTURASI BUDAYA PERNIKAHAN


MAYARAKAT TRANSMIGRASI DESA PERINTIS
PADA FILM DOKUMENTER OBSERVASIONAL

Andi Octari

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


INTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
TELEVISI DAN FILM
2023
USULAN PENELITIAN

AKULTURASI BUDAYA PERNIKAHAN


MAYARAKAT TRANSMIGRASI DESA PERINTIS
PADA FILM DOKUMENTER OBSERVASIONAL

Andi Octari

06101619

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


INTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG
FAKULTA S SENI RUPA DAN DESAIN
TELEVISI DAN FILM
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian Film pada awalnya dimaksudkan untuk menyebut media

penyimpanan gambar atau biasa disebut celluloid, yaitu lembaran plastik yang

dilapisi oleh emulsi (lapisan kimiawi peka cahaya). Oleh karena itu, film dalam

arti tayangan audio-visual dipahami sebagai potongan-potongan gambar

bergerak. Sebuah film terbentuk dari dua unsur, yaitu unsur naratif dan unsur

sinematik (Pratista, 2008: 1).

Film merupakan salah satu karya seni, film saat ini menjadi fenomena

dalam kehidupan modern, saat ini juga film dapat dikaji secara mendalam.

Menurut Palapah dan Syamsudin (1986) film adalah media hiburan yang

menggabungkan antara jalan cerita, gambar bergerak, dan suara dalam satu

bingkai kesenian. Ketiga unsur ini terdapat dalam unsur-unsur setiap

pembuatan film, oleh karenanya seringkali film dipergunakan sebagai salah

satu unsur media pembelajaran. Film merupakan salah satu media yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dan ideologi ke masyarakat, film juga

menjadi media hiburan yang menggabungkan antara jalan cerita, gambar

bergerak, dan suara dalam satu bingkai kesenian. Ketiga unsur ini terdapat

dalam unsur-unsur setiap pembuatan film, oleh karenanya seringkali film

dipergunakan sebagai salah satu unsur media pembelajaran. Di dunia ini hanya

ada tiga jenis film antara lain : film fiksi, film nonfiksi (film documentary) dan

film ekperimental. (Pratista, 2017)


Film dokumenter adalah jenis film yang menjadi pilihan penulis dalam

melakukan riset penelitian dalam tugas akhir ini. Film dokumenter menyajikan

fakta dan data. Film dokumenter tidak menciptakan kejadian, tetapi film

dokumenter adalah merekam kejadian atau peristiwa sesungguhnya. oleh

karena itu penulis tertarik untuk melakukan riset film dokumenter pada tugas

akhir ini.

Tema akulturasi budaya pernikahan masyarakat transmigrasi akan

menjadi tema pada film dokumenter ini. Pemilihan menjadikan tema ini

menjadi film dokumenter adalah atas aspek realita yang disuguhkan lebih jujur

dibandingkan film fiksi yang penuh imajinasi. Dokumenter merupakan

penyajian data dan fakta yang diolah melalui proses kreatif tanpa merubah

realita yang ada. Mengangkat tema akulturasi budaya pernikahan masyarakat

transmigrasi kedalam bentuk film dokumenter penulis akan menyuguhkan

bagaimana kenyataan yang ada disekitar.

Perkembangan jaman saat ini film dokumenter banyak terjadi

pengembangan. Salah satunya dalam gaya bertutur yang bervariasi. Adapun

dibeberapa negara mengeluarkan teori dan pendekatan yang kemudian

berkembang menjadi bentuk representasi, seperti Kino Prada di Rusia, Cinema

Verite di Prancis dan Direct Cinema di AS. Masih banyak lagi pengembangan

tipe, kategori dan bentuk penuturan dalam pembuatan film dokumenter, dalam

hal ini ada beberapa macam gaya yang menjadi bentuk bertutur di antara

lain : puitis, ekspositori, observasional, parsitipatori, reflextif, dan

performatif.
Pada penelitian ini penulis akan menggunakan gaya dokumenter

observasional. Chandra Tanzil (2010) menyatakan bahwa gaya observasional

menekankan pendekatan yang observatif dan kenaturalan pada setia adegan.

Pendekatan yang baik adalah sebuah kunci dari gaya observasional hal ini agar

subjek tidak merasa canggung dan terbebani dengan adanya kamera yang

selalu di bawa oleh pembuat film untuk merekam setiap kejadian yang

dilakukan subjek. Hal yang harus di perhatikan dan menjadi kekuatan di dalam

film dokumenter dengan gaya observasional adalah kesabaran dari si pembuat

film, hal ini dikarenakan pembuat film harus menunggu kejadian-kejadian

signifikan yang terjadi di depan kamera. Pendekatan dengan gaya ini cocok

dan menarik bagi penulis karena dengan menggunakan gaya ini penonton

dengan latar pendidikan yang beragam dan masyarakat umum dapat menerima

informasi dengan baik.

Berdasarkan latar belakang diatas, disusun judul penelitian skripsi

“akulturasi budaya pernikahan pada mayarakat transmigrasi desa perintis pada

film dokumenter observasional”. Dalam penelitian ini akan diidentifikasi

bagaimana akulturasi budaya pernikahan pada mayarakat transmigrasi desa

perintis.

B. Rumusan Masalah

1. Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana akulturasi budaya

pernikahan pada mayarakat transmigrasi desa perintis pada film

dokumenter observasional?
2. Bagaimana akulturasi budaya pernikahan pada mayarakat transmigrasi

desa perintis disampaikan melalui film dokumenter observasional?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa hasil riset dari

akulturasi budaya pernikahan pada mayarakat transmigrasi desa

perintis, dan bagaimana jika akulturasi budaya pernikahan pada

mayarakat transmigrasi desa perintis disampaikan melalui film

dokumenter observasional

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada

pembaca secara mendalam mengenai apa hasil riset dari akulturasi

budaya pernikahan pada mayarakat transmigrasi desa perintis melalui

film dokumenter observasional

b. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan

sumbangan pemikiran, sehingga dapat bermanfaat menambah

pengetahuan mengenai riset dari akulturasi budaya pernikahan pada

mayarakat transmigrasi desa perintis pada film dokumenter

observasional.
2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi atau

dukungan bagi para sineas dan peneliti lain tentang hasil riset dari

akulturasi budaya pernikahan pada mayarakat transmigrasi desa

perintis pada film dokumenter observasional untuk melakukan proses

pembuatan film selanjutnya.

D. Tinjauan Pustaka

Pertama, dari buku Dokumenter dari ide sampai produksi, penulis

Gerzon R. Ayawaila. Komposisi isi buku ini merupakan teori dan praktik dari

pengalaman memproduksi film dokumenter, yang juga dilengkapi dengan

beberapa teori dari sejumlah literatur untuk memperluas wawasan. Oleh karena

itu buku ini sangat membantu dan dapat dijadikan panduan. Selain itu buku ini

juga memaparkan gagasan membuat film dokumenter yang berangkat dari

sebuah ide dasar yang kemudian dikembangkan melalui riset yang merupakan

titik tolak pembuatan film dokumenter.

Kedua, dari buku Cara Pinter Bikin Film Dokumenter, penulis Fajar

Nugroho. Didalam buku ini dijelaskan dalam membuat film dokumenter ada

langkah-langkah dan kiat bagaimana film yang kita produksi disenangi oleh

penonton dan tidak memakan biaya yang besar saat memproduksinya. Langkah

yang harus ditempuh dalam membuat film dokumenter adalah pertama,

menentukan ide. Ide dalam membuat film dokumenter tidaklah harus pergi

jauh-jauh dan memusingkan karena ide ini bisa timbul dimana saja seperti di

sekeliling kita, di pinggir jalan, dan kadang ide yang kita anggap biasa ini yang
menjadi sebuah ide yang menarik dan bagus diproduksi. Jadi mulailah kita

untuk berfikir supaya peka terhadap kejadian yang terjadi.

E. Landasan Teori

1. Teori Dokumenter

Dokumenter merupakan upaya menceritakan ulang sebuah

kejadianrealitas menggunakan fakta dan data (Nicholas 2001:1). Film

dokumenter biasanya disajikan dari sudut pandang tertentu dan

memusatkan perhatian pada sebuah isu social tertentu yang sangat

memungkinkan untuk dapat menarik perhatian dari penonton.

Menurut John Grierson, salah satu bapak film dokumenter, film

dokumenter adalah cara kreatif dalam menyajikan peristiwa atau realitas.

Tujuan utama film dokumenter bukan hanya untuk menyampaikan pesan.

Sutradara film dokumenter ingin pemirsa tidak hanya mengetahui topik

yang diangkat, tetapi juga memahami dan mampu merasakan persoalan

yang dihadapi subjeknya. Pembuat film ingin penonton merasa tergerak

dan bersimpati dengan pokok bahasan film tersebut. Untuk itu, cerita perlu

ditata dengan pokok bahasan yang menarik, plot yang menegangkan, dan

sudut pandang yang komprehensif.

Bill Nichols dalam bukunya Introduction to Documentary mencoba

untuk membuat klasifikasi film dokumenter. Ia mengemukakan ada enam

model utama yang berfumngsi layaknya sub genre film dokumenter itu

sendiri antara lain: puitis, ekspositori, observasional, parsitipatori,

reflextif, dan performatif.


Film dokumenter adalah upaya untuk menceritakan kembali suatu

peristiwa atau kenyataan dengan menggunakan fakta atau data (Chandra,

2010:1). Film dokumenter tidak bisa berdiri sendiri karena tidak

membutuhkan suspense untuk menyamarkan heterogenitas agar dianggap

autentik. Film dokumenter itu ada dan diakui keberadaannya karena film

memiliki tujuan dalam setiap kemunculannya. Tujuan tersebut adalah untuk

menyebarluaskan informasi, mendidik dan tidak mengesampingkan

promosi orang atau kelompok tertentu (Effendy, 2014: 2).

2. Observasional

Dokumenter observasional ini adalah istilah yang dicetuskan Bill

Nichols ketika melihat perkembangan film dokumenter yang bermula pada

1960-an. Dokumenter observasional menekankan pentingnya urusan

langsung dengan kehidupan sehari-hari subyeknya yang diamati dengan

kamera yang tidak menarik perhatian (Nichols, 2017:22).

Film observasional memiliki kekuatan khusus untuk memberikan

gambaran panjang peristiwa yang sebenarnya. Film dokumenter

observasional adalah film di mana pembuat film tidak mengintervensi

objek dan peristiwa. Mereka mencoba untuk tetap netral dan tidak

menghakimi topik atau peristiwa. Fokusnya adalah menggambarkan

penggalan-penggalan kehidupan masyarakat secara akurat atau secara

langsung menunjukkan pemandangan kehidupan masyarakat. Metode ini

digunakan sebagai jam tangan sederhana untuk menceritakan apa yang

terjadi. Dalam bahasa sederhana, pembuat film tidak mengganggu subjek


atau peristiwa yang dilihatnya, ia merekamnya hanya dengan kamera dan

alat perekamnya. Begitulah genre observasional yang dikenal sebagai film

langsung akhirnya menjadi gaya dokumenter.

Ketiga, Skripsi karya Febri Mega Astuti tahun 2023 dari jurusan

Televisi dan Film, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia

Padang panjang, dengan minat videografi, dalam skripsi berjudul “Film

Dokumenter Kisah Kasih Kembang Bungio dengan pendekatan

observasional”. Skripsi tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian

yang akan dilakukan oleh penulis yaitu dengan menggunakan gaya film

dokumenter observasional. Sedangkan perbedaan yang dimiliki oleh

skripsi tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis terletak

pada tema yang diangkat.

F. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif,

dengan pendekatan kualitatif. Pada awal penulis akan mengamati secara

berulang dengan menentukan sampel penelitian, bagaimana kehidupan

sosial ekonomi pada mayarakat transmigrasi desa perintis, Selanjutnya dari

hal tersebut akan diteliti dengan cara menganalisis, mengaitkan, dan

mendeskripsikan dengan teori-teori yang sudah ada, sehingga memberikan

pemaparan secara detail untuk sebuah kesimpulan secara deskriptif.

Metode kualitatif ini digunakan untuk mendapatkan data

bagaimana kehidupan sosial ekonomi pada mayarakat transmigrasi desa


perintis. Makna adalah data sebenarnya, data pasti suatu nilai dibalik data

yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan

pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.

Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif menurut

Akmal Sutja, dkk (2017) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif

merupakan penelitan yang menggambarkan bagaimana kondisi lapangan

apa adanya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

menggambarkan keadaan dilapangan saat ini. Dan akan dilakukan

pengamatan pada bagaimana kehidupan sosial ekonomi pada mayarakat

transmigrasi desa perintis lalu akan menganalisis dan mendeskripsikan

setiap data yang di dapat.

2. Jenis dan Sumber Data

Dalam pengumpulan sumber data, peneliti melakukan pengumpulan

sumberdata dalam wujud data primer dan data sekunder. Menurut Akmal

Sutja, dkk (2017) Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan

sekunder dalamdata sekunder data juga dapat diperoleh dari sumber data

dokumen, sumber data dokumen dapat dibagi dua yaitu data dokumen resmi

dan pribadi, dalam hal ini peneliti menggunakan.

a. Data Primer

Data premier diambil melalui wawancara dan survey

langsung dengan masyarakat yang ada di desa perintis tentang

kehidupan sosial ekonomi para masyarakat.

b. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan sumber data suatu penelitian

yang di peroleh peneliti secara tidak langsung melalui media

perantara (di peroleh atau dicatat oleh pihak lain). Data

sekunder yaitu berupa telah melakuakan pustaka dengan cara

mengumpulkan data dari literature yang berhubungan dengan

permasalahan yang akan dibahas kemudian dianalisa. Literatur

ini berupa buku-buku, jurnal, situs internet yang berkaitan

dengan permasalahan yang penulisan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan

data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Kesalahan

penggunaan metode pengumpulan data atau metode pengumpulan data yang

tidak semestinya berakibat fatal terhadap hasil-hasil penelitian yang

dilakukan (Cholid Narbuko, 2005:83).

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan melakukan

pengumpulan data dengan langsung melakukan wawancara dan survey

langsung dengan masyarakat yang ada di desa perintis tentang kehidupan

sosial ekonomi para masyarakat.

Penelitian ini dilakukan peneliti berdasarkan kebutuhan dalam

menganalisis objek yang diteliti. Dengan metode pengumpulan data melalui

sebagai berikut:

a. Depth interview

Teknik wawancara ini merupakan teknik


pengumpulan data dengan cara mendalam dan intensif, untuk

memahami persepsi, perasaan, dan pengetahuan orang-orang.

Cara depth interview ini digunakan penulis agar mendapatkan

data yang lebih mendalam hal tersebut bertujuan agar penulis

dapat menyampaikan yang sebenarnya.

b. Observarsi partisipatif
Metode pengamatan ini adalah sebuah teknik

pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri

dalam kehidupan masyarakat yang diteliti untuk dapat melihat dan

memahami gejala-gejala yang ada,sesuai maknanya dengan yang

diberikan atau dipahami oleh warga yang ditelitinya. Observasi

yang dilakukan penulis dengan cara tinggal langsung di daerah

yang menjadi tempat penelitian berlangsung. Mengikuti setiap

aktivitas masyarakat yang menjadi subjek penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan

metode kualitatif tidaklah memiliki acuan yang seharusnya, sehingga

peneliti mampu mencari sendiri metode apa yang cocok dengan objek

penelitiannya (Sugiyono, 2014:44). Teknik analisis data akan dilakukan jika

semua data telah terkumpul kemudian informasi lainnya telah mencakupi

untuk dilakukannya proses penelitian. Menurut Lofland (1984:47)

mengemukakan bahwa sumber data dalam penelitian kualitatif ialah kata-

kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lainnya.
Data-data yang telah penulis dapatkan kemudian dianalisa dengan

menggunakan metode kualitatif. Data yang digunakan ialah data yang telah

ditemukan dari objek film Penyalin Cahaya yang berupa data visual, atau

buku-buku dan jurnal yang berkaitan dengan teknik sudut pandang kamera

dalam membangun unsur dramatik.

Proses pengumpulan data dalam teknik analisis kualitatif adalah

dengan melalui rekaman,catatan,wawncara,survei,dan juga observasi.

5. Teknik Penyajian Analisis Data

Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu formal

dan informal. Penyajian hasil analisis data secara formal, disajikan dalam

bentuk tabel, sedangkan penyajian hasil analisis data secara informal

dilakukan dengan penjelasan-penjelasan atau dalam bentuk naratif. Hasil

analisis data dalam penelitian ini disajikan secara formal dan informal, yaitu

dalam bentuk tabel maupun narasi atau penjelasan-penjelasan yang mudah

dipahami. Dalam penyajian hasil analisis data, disini peneliti akan

memberikan penyajian hasil analisis data informal yang akan di sajikan

dalam bentuk penjelasan penjelasan atau dalam bentuk naratif. Selain

menyajikan data penulis juga akan menyajikan sebuah karya film

dokumenter yang akan di sajikan kepada penonton.


DAFTAR PUSTAKA

Pratista, Himawan. 2017. Memahami Film Edisi 2. Yogyakarta: Montase Press

Meleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda


Karya

Sutja, A, dkk. 2017. Penulisan Skripsi Untuk Prodi Bimbingan dan Konseling.
Yogyakarta: Wahana Resolusi

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Ayawaila, G. R. (2008). Dokumenter dari ide sampai produksi. FFTV-IKJ Press,


Jakarta.

Lestari, V. D. (2018). PENYUTRADARAAN FILM DOKUMENTER


EKSPOSITORI “ASA” DENGAN PENDEKATAN NARATIF STRUKTUR
CERITA TIGA BABAK (Doctoral dissertation, Institut Seni Indonesia (ISI)
Surakarta).

Nugroho, Fajar. (2007). Cara Pinter Bikin Film Dokumenter. Indonesia Cerdas.

Nichols, Bill. (2001). Introdution to Documentary. Indiana University Press

Anda mungkin juga menyukai