UNTUK CINEMATOGRAFER
Nur Hidayat
SAMBUTAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Semoga buku ini dapat bermanfaat yang sebesar- besarnya bagi dunia
perfilman Indonesia sehingga dapat memajukan perkembangan
perfilman Indonesia sejalan dengan dinamika ilmu pengetahuan dan
teknologi
Selamat Membaca.............
Maju terus film Indonesia ...........
2
KATA PENGANTAR
3
SEKAPUR SIRIH
Penulis buku ini adalah pengajar di Fakultas Film dan Televisi Institut Keseniaan
Jakarta (FFTV-IKJ) yang telah berkecimpung lama mengabdikan dirinya di kampus
untuk melahirkan mahasiswa-mashasiswa film yang berkualitas. Salah satu syarat
bagi setiap pengajar –tidak terkecuali di FFTV-IKJ- selain mengajar adalah
melakukan penelitian, yang tujuannya agar secara terus menerus memperbarui hal-
hal yang bersifat keilmuan. Dari sinilah ilmu pengetahuan kemudian menjadi
berkembang. Berbagai penelitian tersebut bisa berbentuk laporan penelitian, ada
pula yang akhirnya dijadikan sebuah buku. Atas hal itulah kami patut berterima
kasih pada pengajar di FFTV-IKJ yang berkenan mendukung program penerbitan
buku ini dengan turut memberikan naskahnya untuk diterbitkan menjadi sebuah
buku.
Dalam program penerbitan buku ini yang sumber naskahnya berkaitan dengan ilmu
pengetahuan film, Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI (Pusbangfilm) juga memiliki peran penting. Sebagai lembaga
pemerintah yang salah satu tugasnya adalah menghadirkan dan menghimpun
berbagai macam referensi yang sifatnya bagi pengembangan perfilman di
Indonesia, tentu buku ini memiliki perannya tersendiri. Untuk itulah Dr. Maman
Wijaya, M.Pd selaku Kepala Pubangfilm perlu didukung upayanya mengembangan
perfilman di Indonesia, sekaligus patut pula diucapkan terimakasih atas
kepercayaannya memberikan kesempatan pada pengajar di FFTV-IKJ dalam
berkontribusi atas terbitnya buku-buku film yang amat jarang bisa ditemui di
Indonesia.
Terakhir, kepada para tim yang bekerja dalam membantu menjembatani kerjasama
antara penulis dari FFTV-IKJ dengan Pusbangfilm, baik dalam bentuk administratif
maupun teknis juga kami ucapkan terima kasih. Tentunya diharapkan agar kegiatan
semacam ini bisa terus dipertahankan dan ditingkatkan pada masa-masa yang akan
datang.
Jakarta,Oktober 2016
Dekan FFTV-IKJ
RB. Armantono, MSn.
4
Daftar Isi
Sambutan .................................... 2
Sekapur Sirih.................................. 4
Pendahuluan.................................. 5
5
KOMPOSISI VISUAL
UNTUK CINEMATOGRAFER
Pendahuluan
Dalam bidang Sinematografi, Fotografi dan Videografi,
komposisi merupakan sebuah proses yang sangat vital. Karena
Komposisi melahirkan sebuah gambar yang dapat becerita, dari
komposisi pula sebuah gambar terlihat indah dan enak dipandang
untuk dinikmati.
Komposisi sangat berkaitan dengan estetika (usaha manusia
mencari keindahan), untuk itu tidak ada peraturan yang mengikatnya,
kalaupun ada hanyalah sebatas panduan yang boleh di-ikuti dan boleh
juga tidak (following the rule dan breaking the rule). Tetapi
bagaimanapun panduan-panduan dalam menentukan komposisi ini
sudah melalui proses studi yang cukup panjang di masa lalu. Sehingga
sangat sesuai dengan indera penglihatan manusia dalam menikmati
karya visual.
6
Gbr. The Great Train Robbery (1903), di buat dengan kisah cerita yang kuat,
7
dari setiap sudut ruangan. Cerita bergulir mengisahkan tentang
seserorang atau sebuah bangsa. Menghadirkan sebuah dunia
imitasi (Aristoteles)1 sedang di kisahkan. Visualisasi yang tersaji dia
atas layar mampu “menghipnotis” penonton untuk tetap
memandang ke depan. Tanpa terasa penonton sudah berada di
dalam negeri “dongeng”.
Bahkan diantaranya menganggap apa yang tersaji diatas
layar adalah sebuah “kebenaran”. Film membawa penonton
hanyut kedalam emosi bahagia, sedih, marah dan geram. Sebuah
proses aktifitas psikis yang berlangsung dalam situasi psikologis
berhadapan dengan layar perak.
8
Hal tersebut terjadi bukan karena faktor kebetulan, atau
tidak di sengaja. Di mana seluruh Elemen Visualnya telah diseleksi
dan di tata sedemikian rupa. Penataan tersebut telah mengikuti
kaidah-kaidah yang telah disepakati bersama oleh para pekerja
seni, untuk menjadi sebuah komposisi tertentu. Sebuah
kesepakatan bersama tentang kaedah-kaedah komposisi. yang
mengalami suatu proses perkembangan dari masa lalu.
Pada awal peradaban manusia, penglihatan hampir sama
dengan sekarang. Tetapi kemampuan bicara dan berkomunikasi
dengan sesama manusia terbatas sekali dan hanya merupakan
beberapa macam bunyi dengkur dengan nada, dan gerak tangan
yang berlainan guna memberi peringatan kepada orang lain supaya
jangan mengganggu makanannya dan isteri atau suaminya. Lambat
laun setelah beberapa abad, bunyi ini berkembang dan menjadi
kemampuan bicara; dan manusia dapat menyampaikan maksud dan
fikirannya dengan kata kata yang di ucapkan.
9
Gbr. Lukisan di dalam goa Altamira. Pada tahun 1868,
seorang petualang Modesto Cubillas menemukan goa ini,
namun baru pada tahun
10
Gbr. Tulisan Sumeria
11
Gbr. Hieroglyphics Mesir kuno, bisa ditafsirkan dalam berbagai cara:
sebagai phonogram (membaca fonetik), sebagai tulisan gambar,
atau sebagai menentukan (membaca semantik).
12
Gbr. Abjad Yunani pada tembikar. Abjad Yunani adalah sumber untuk
semua
tulisan Eropa modern.
13
melewatinya. Salah satu keterampilan ini adalah dengan melihat
garis dan bentuk yang kita lihat di sekitar kita dan memberi makna
kepada mereka. Seperti tanda lalulintas, tanda pada pelayanan
publik, bursa saham, ramalan cuaca dan masih banyak yang lain.
Kemampuan untuk membaca gambar adalah bagian penting bagi
kehidupan kita. Jika tidak memilikinya, kita tidak dapat mengenali
dunia seperti yang kita kenal saat ini (The Day Pictures is Born2).
Gambar-gambar di dalam goa yang berusia kurang lebih 35.000
tahun tersebut merupakan cikal bakal dari fotografi, sinematografi
dan videografi.
2 “The Day Pictures is Born “ adalah CD episode ke 2 dari How Art Made
The World produksi BBC tahun 2007. Jakarta: Distribusi di Indonesia oleh
P.T Intermedia Prima Vision
14
Gbr. Pada tahun 1870, Emile Reynaud menemukan Zoetrope
15
dengan
menempatakan kacadi bagian tengahnya.
16
Bab I
Komposisi Visual
17
Langkah pertama bagi kita yang baru mulai adalah
mempelajari kaedah-kaedah komposisi tersebut. Kemudian setelah
memahami baru kita mempraktekkannya. Bisa saja kita mencoba
untuk meniru dari para Master. Pada proses menemukan jati diri,
meniru bukan merupakan tujuan akhir. Sebuah sarana mengasah
diri, dengan harapan suatu saat nanti akan muncul suatu bentuk
komposisi yang sangat personal. Sebuah identitas untuk
membedakan dirinya dengan yang lain.
Sebuah gambar bisa saja di komunikasikan dengan sederhana,
langsung dan tidak harus disertai dengan voice over untuk
menerangkan maksudnya. Seorang fotografer, sinematofer dan
Videografer harus membantu penonton untuk memperhatikan apa
yang harus dijadikan perhatian dan membuat semacam guide untuk
menggerakan mata penonton tersebut ke dalam gambar-gambar
yang dipentingkan di dalam frame. Selain itu juga harus
memberikan tambahan detail tentang subyek tersebut yang mana
tidak terdapat di dalam frame sebelumnya, tetapi akan sangat
membantu penonton dalam memahami gambar. Para penontonpun
butuh pengetahuan semacam itu. Artinya, jika kita bisa
menambahkan sesuatu yang lebih memberi arti pada subjek untuk
bisa lebih berkomunikasi maka, kita harus menambahkannya.
18
Kualitas ekspresi yang ada pada karya seni memberikan
kualitas karakter yang berbeda antara karya seni satu dengan yang
lainnya. Selain itu faktor individu senimanya juga berperan besar
dalam membreikan corak pada karya yang di buatnya. Sehingga
membuat penampilan karya satu dengan seniman lainnya memililki
perbedaan.5
Selera merupakan pertimbangan estetis yang individual,
khususnya yang diterapkan orang pada pemilihan jenis pakaian,
bacaan, perabot, jenis musik, film dan produk artistik lainnya.
kalimat "selera yang berbeda" selalu muncul ketika seseorang gagal
menikmati jenis produk-produk artistik tersebut. sebenarnya tidak
ada kriteria yang universal dalam selera, karena hal ini sangat
personal dan tergantung pada bagaimana latar belakang seseorang,
kulturnya, konteks dan rentang waktunya. walaupun pada akhirnya
selera memang dijadikan tolak ukur tentang pemahaman praktek-
praktek kebudayaan. yang kemudian menciptakan penilaian
tentang yang memiliki berselera bagus dan buruk, dan mau tidak
mau menciptakan hierarki budaya. Orang menggolong-golongkan
orang lain dan menggolongkan dirinya sendiri. selera juga dapat
5
A. Agung Suharyadi (2008). Seni Rupa Untuk Sekolah Menengah
Kejuruan, Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 16.
19
digunakan untuk mengirim pesan bagaimana seseorang ingin dilihat
oleh lingkungan sekitarnya.
Tentang hal ini, Pierre Bourdieu 6 membuat survei pada
1.217 orang tentang pilihan selera mereka terhadap karya musik,
film, teater, bahasa, dan literatur. dan survei itu membuktikan,
selera manusia tidak netral, tetapi terkait citra sosial tertentu,
seperti kelas dan kelompok sosial. selera pribadi dipengaruhi oleh
aspek-aspek dari praktek-praktek sosial dan posisi dalam
masyarakat. Tingkat penularan itu juga ditentukan oleh kuat-
lemahnya sebuah kekuasaan. Dalam kondisi hegemonik, seluruh
individu dalam sebuah komunitas memakai dan memaknai simbol
yang serupa.
Selera juga ternyata adalah keterbiasaan. karena itu selera
bisa saja berubah kalau ada keterbukaan diri dalam menerima hal-
hal yang lain dari biasanya. tetapi tetap saja selera merupakan
pilihan pribadi yang tidak dapat dipaksakan.
Namun demikian kaedah-kaedah untuk menghasilkan
gambar yang baik bukan merupakan harga mati dan tidak dapat di
rubah. Dengan memahami dan menguasai prinsip-prinsip dasar
6
Pierre Boudieu (1984). A Social Critique of The Judgement Of Taste,
Massachusetts: Harvard University Press Cambridge, Hal 18-42.
20
komposisi kita akan terhindar dari kesalahan fatal di dalam
mengatur dan mempresentasikan elemen visual.
1. Definisi Komposisi.
Ada beberapa definisi pendapat tentang apa yang disebut
sebagai Komposisi, di antaranya adalah:
Komposisi ialah : Suatu cara dan ketentuan untuk
mengatur, menyusun, meramu (mencampur) dengan dasar kaidah-
kaidah yang ada, hingga mewujudkan, suasana tatanan yang
harmonis, kaidah-kaidah yang dimaksud dapat dibagi dua tahap
proses yang sebenarnya, kesemuanya itu adalah merupakan satu
kesatuan teknis yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena
saling mendukung untuk mendapatkan hasil karya seni yang
bermutu atau yang berkwalitas, namun demikian untuk permulaan
belajar dapat menggunakan kaidah dasar lebih dahulu, karena
dengan menggunakan kaidah dasar tersebut sudah bisa dilihat
hasilnya walaupun belum tuntas penyelesaiannya.
21
Penerapan komposisi bersifat :
i. Mengatur.
Bagaimana Cameraman mengatur dari Dolly, Crane atau
Steadycam yang akan dipakai untuk menggerakkan Camera pada
saat proses pengambilan gambar.
ii. Menyusun.
Cameraman menyusun lampu untuk mendapatkan
kwantitas, kwalitas, warna, dan sudut cahaya yang di inginkan
dalam proses perekaman gambar.
iii. Meramu.
Kata meramu juga bisa diartikan mencampur, bagaimana
cara seorang Penata Artistik mencampur warna, yang akan
dipakai mewarnai
2. Komposisi Visual
22
Peter Ward (1996): Definisi Komposisi adalah penataan elemen
visual di dalam frame agar gambar terlihat utuh (Pictorial Unity).8
8
Peter Ward. Picture Composition for Film and Television, Second
Edition, (2003), hal Preface. Focal Press, London.
9
Peter Ward, ibid.
23
membingungkan. Lalu sebenarnya, apa yang beda antara gambar
yang tersaji di layar dengan apa yang kita saksikan setiap hari dari
kaca jendela?
Mungkin yang membuatnya berbeda adalah isi dari gambar
yang menarik perhatian penonton atau mungkin juga kualitas
tekniknya yang enak dilihat. Bagaimanapun juga terkadang kurang
disadari perasaan “enak” dari penataan massa, garis, tone dan
warna. Komposisi gambar adalah salah satu yang membuat
penonton tertarik kepada film maupun produksi televisi.
24
menggunakannya dalam kuil Parthenon dan patung-patung di
dalamnya.
25
bukunya tersebut, Fibonacci mempromosikan untuk meninggalkan
sistem bilangan Romawi dan beralih ke sistem bilangan Hindu-Arab
yang sangat efisien. Dengan hanya 10 buah digit (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9) dan penggunaan sistem nilai tempat, sistem bilangan Hindu-
Arab dapat mengungguli sistem bilangan Romawi. Keunggulan
lainnya adalah adanya bilangan 0 dan kemudahan dalam
perhitungan aritmatika. Atas jasanya ini, seluruh dunia dan
matematika saat ini menggunakan sistem bilangan Hindu-Arab dan
nama Fibonacci tetap harum mewangi, tetap dikenal hingga hari ini.
Fibonacci tidak hanya dikenal dalam matematika. Bidang-
bidang seperti arsitektur, psikologi, pasar saham, botani, zoologi,
biologi dan lain-lain mengenal Fibonacci melalui Barisan Bilangan
Fibonacci, Spiral Fibonacci, Persegi Panjang Emas (Golden
Rectangle), Persegi Fibonacci, Sudut Emas (Golden Angle), Segitiga
Emas (Golden Triangle), Phi (Nisbah Emas/Golden Ratio) dan lain-
lain.
Dalam Liber Abaci juga terdapat permasalahan yang disebut
The Reproductive Habits of Rabbits in an Enclosed Area (Masalah
Kelinci Fibonacci). Sepasang kelinci yang baru lahir (jantan dan
betina) segera menjadi dewasa sebulan kemudian dan melahirkan
sepasang anak (jantan dan betina) sebulan berikutnya dan tiap
bulan selanjutnya akan melahirkan sepasang kelinci. Hal yang sama
26
berlaku untuk semua pasang anak kelinci. Proses perkembangan
dan banyaknya pasang kelinci pada bulan pertama, kedua dan
seterusnya diberikan pada gambar di bawah ini.
27
Secara matematika, Fn Fn Fn n F
1,F
Perbandingan dua buah bilangan yang berturutan semakin
lama semakin mendekati konstanta yang dinamakan Golden Ratio
(Nisbah Emas) yaitu 1,618 (pendekatan). Perhatikan bahwa 89/55 =
1,6182, 144/89 = 1,6180, 233/144 = 1,6181 dan seterusnya.
Konstanta nisbah emas 1,618 saat ini disebut Phi dan dilambangkan
dengan huruf Yunani Phi yaitu Φ (baca: vi). Phi tentu saja berbeda
dengan Pi (baca: pi) yang dilambangkan dengan π dan bernilai 3,14.
Inilah keistimewaan barisan bilangan Fibonacci.
Hubungan keduanya adalah Phi = 1/phi. Konstanta Phi
mempunyai beragam nama, tergantung masa dan penggunaanya
misalnya golden section dan divine proportion. Konstanta phi juga
mempunyai beragam nama yaitu mean ratio, golden mean, dan
golden ratio. Saat ini, semua istilah tersebut (golden section, divine
proportion, mean ratio, golden mean, dan golden ratio) tidak lagi
dibedakan dan dinamakan Phi dengan nilai Φ = 1,618, diambil dari
nama Phidias yang membangun Kuil Parthenon dan patung-
patungnya.
Barisan bilangan Fibonacci terdapat juga di alam sekitar
kita, seperti bunga-bunga yang indah adalah bunga-bunga yang
memiliki jumlah daun, kuntum atau kelopak (petals) yang berupa
28
bilangan Fibonacci. Sebutlah bunga- bunga tersebut sebagai bunga-
bunga Fibonacci. Siswa dapat diarahkan untuk secara langsung
menyelidiki atau mencari bunga-bunga yang jumlah kelopaknya 3,
5, 8, 13, 21, 34, 55, atau 89 dan selanjutnya. Bagian ini tentu saja
dapat dikaitkan dengan biologi khususnya botani, seperti nama-
nama ilmiah untuk bunga-bunga Fibonacci. Contoh bunga-bunga
Fibonacci adalah (angka dalam kurung adalah jumlah daun/kelopak)
diberikan pada gambar berikut ini.
29
Lily (3) Iris (3)
Delphiniums (8)
30
Buttercup (5) Delphiniums (8)
Blood Root (8)
31
Chamomile (21) Pyrethrum (34)
Gaillardia (34)
32
Michaelmas Daisy (55) Asteracae (89)
Gambar. Bunga-Bunga Fibonacci Sumber:
www.google.com
33
Gambar 3. Barisan Bilangan Fibonacci pada Proses
Perkembangbiakan Lebah
Masalah Kelinci Fibonacci pada akhirnya menghasilkan
Barisan Bilangan Fibonacci, dan menjadi sarana untuk memperoleh
konstanta Nisbah Emas (Phi).
34
Banyak bidang-bidang lain yang memanfaatkan Barisan Bilangan
Fibonacci maupun Phi dalam disain pembuatan atau
penciptaannya.
Persegi Panjang Emas (Golden Rectangle) diyakini sebagai
bentuk persegi panjang dengan proporsi yang indah. Rasio
(perbandingan) antara panjang dan lebar pada Golden Rectangle
adalah Golden Ratio atau Phi = 1,6180339887.... Apabila sisi
panjang dilambangkan dengan p dan sisi lebar dengan l, maka pada
Golden Rectangle berlaku
atau
35
Gambar. Pembuatan Golden Rectangle
36
Gambar 7. Penggunaan Golden Ratio pada Logo National
Geographic dan
Apple Sumber: http://www.google.com
37
persegi panjang banyak yang merupakan perwujudan dari Persegi
Panjang Emas (Golden Rectangle) misalnya kartu ATM, KTP, chips
kartu HP, perangko, kartu pos, dan lain-lain.
38
Gambar. Lukisan Monalisa dan Perjamuan Terakhir Sumber:
https://taicarmen.wordpress.com/tag/patterns-in-nature/
39
a) Sebuah obyek yang bergerak ke arah kamera akan
berkembang jadi tambah membesar, maka itu membawa
bobot lebih besar daripada obyek yang bergerak menjauh.
b) Bagian atas gambar lebih berat daripada bagian bawah,
karena obyek yang lebih tinggi tampil lebih baik daripada
yang lebih bawah.
c) Mata penonton yang terbiasa membaca huruf dari kiri ke
kanan, maka bagian kanan frame isa menarik dan menahan
perhatian lebih kuata dibanding sebelah kiri frame. Bagian
sebelah kiri gambar dapat mendukung bobot piktorial yang
lebih besar di sebelah kanan.
d) Obyek yang di isolasi lebih memiliki bobot daripada yang di
kerumuni, digabung atau ditimbuni obyek obeyek lainnya.
Namun kelebihan obyek yang di isolasi bisa tercapai
dengan penataan terhadap posisinya, cahaya, contras,
warna atau faktor faktor lainnya.
e) Sebuah obyek akan tampil lebih berat kalau di tempatkan
dibagian pinggir frame, karena dibagian tengah secara
pengkomposisian adalah lemah.
f) Sebuah obyek besar dalam adegan statis akan nampak lebih
berbobot dan cenderung dominan.
40
g) Obyek obyek yang bentuknya teratur lebih berbobot
daripada yang bentuknya tidak beraturan.
h) Obyek yang aneh, komplek dan ruwet bisa nampak lebih
berat karena akan semakin bertambah daya tariknya.
i) Obyek yang kompak, dengan massa yang terkonsentrasi di
bagian tengahnya, akan lebih tampak berbobot daripada
yang tidak terhimpun dengan baik.
j) Obyek yang dibentuk vertikal akan tampil lebih berat
daripada obyek yang tidak tegak benar.
k) Obyek yang lebih cerah akan memiliki bobot lebih daripada
yang gelap. Obyek dan pencahayaan high – key, dengan
nada ringan, akan tampil menonjol ke arah penonton:
sementara obyek yang lebih gelap mundur kearah latar
belakangnya.
l) Warna warna yang panas, seperti merah, lebih berat
daripada yang dingin, seperti biru. Warna warna cerah
memberikan lebih banyak berat daripada yang gelap.
41
Bab II
Elemen Visual
42
1. Ruang (Space)
RUANG FILM (Blain Brown - Cinematography:
Theory and Practise)
43
mengapa dia menangis, apakah cerita ini menuju ke happy ending
atau sadness dan sebagainya. Untuk menghasilkan urutan persepsi
yang sama antara pembuat film atau video dengan pemirsanya
maka perlu diatur pemunculan sequence dari adegan-adegan.
Misalnya:
Long shot: hutan yang gelap dan rimbun
Close on: wajah laki-laki yang marah. Matanya melotot,
mulutnya menyeringai, gigi- giginya gemeretak
Close on: tangannya mengepal, otot-otot lengannya menonjol.
Wide Shot: dua orang laki-laki terlihat berhadapan.
44
Dalam uraiannya Blain Brown menjelaskan sangat rinci tentang hal
ini. Di artikel ini saya meringkas beberapa teori dari beliau.
Beberapa bagian tema-tema itu seperti tentang Subyektif dan
obyektif POV (Point of View)
B. Subyektif dan obyektif POV (Point of View)
Dalam kata ganti orang terdapat kata ganti orang pertama yang
dikenal dengan “saya”, kata ganti orang kedua yang dikenal dengan
“anda” dan kata ganti orang ketiga yang dikenal dengan “mereka”.
Kata ganti ketiga disebut obyektif, kata ganti pertama disebut
subyektif dan kata ganti kedua menempati posisi diantaranya.
Dalam sinematografi hal tersebut dapat direpresentasikan dengan
pengaturan angle kamera yang disebut POV (Point Of View). Hal ini
biasa diaplikasikan pada adegan orang yang berdialog atau sedang
berbicara. Ilustrasi gambar penempatan kamera seperti di bawah
ini:
45
Dari ilustrasi yang digambarkan Blain Brown, menunjukkan
bahwa pengambilan gambar sebuah kamera dari sisi yang berbeda
akan mengakibatkan perubahan dampak ruang yang berbeda pula.
Kamera yang diletakkan pada bagian belakang karakter/pemain
akan menampilkan subyektifitas pemain dalam artian kesan dalam
film menjadi lebih subyektif berinteraksi dengan pemirsa.
Sebaliknya jika kamera digeser pada penampilan dua pemain
tersebut diatas maka penonton akan merasakan obyekti seorang
pemain. Hal ini harus dipahami oleh seorang sutradara maupun
sinematografer dalam melakukan pembangunan adegan.
46
2. Titik (Dot)
48
Gbr. Penempatan Titik di tengah frame
49
Gbr Titik di tepi kanan atas.
50
Gbr. Bulan di tempatkan pada bidang kiri atas.
3. Garis (Line)
51
tebal atau tipis saja. Kehadiran sebuah garis di dalam komposisi
visual akan menimbulkan kesan orientasi
Gbr. Gulf war map oleh Sydney Morning Herald, 22 january 1991
52
Kumpulan garis-garis dapat disusun (diberi struktur)
sedemikian rupa sehingga mewujudkan unsur-unsur struktur
seperti misalnya ritme, simetris, keseimbangan, kontras, dan
penonjolan. Seolah-olah garis itu sudah bisa “berbicara” lebih
banyak daripada titik-titik.
53
karena keserasian dan keseimbangan bentuknya. Sususnan garis-
garis yang geometris, baik yang polos atau yang lebih rumit pada
umumnya tepat untuk digunakan sebagai penghias (ornamen). Di
Bali kita mengenal ornamen-ornamen yang lebih rumit lagi dengan
meniru dari alam atau dunia khayalan 11.
11
A.A.M. Djelantik (1998). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung.
MSPI (Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia) dan KuBuku.
Hal. 19 - 20.
54
mengikuti alurnya secara berkesinambungan, disertai adanya rasa
alunan dan irama, sehingga kadangkala menimbulkan rasa haru dan
pilu sama seperti yang kita alami pada saat menghayati alunan
musik.
Karya-karya besar dari abad silam banyak yang berhasil baik
berkat bantuan unsur garis dan keberhasilan tersebut dikarenakan
garis bisa membawa obyek pada pengalaman estetik disaat melihat
lukisan terutama dari zaman Renaissance. Pelukis Picasso walaupun
sering mengejutkan dan membingungkan, karena corak lukisannya
yang sering berganti gaya, tetapi selalu konsekuen dalam
penggunaan garis sebagai media dalam pengekspresian bentuk
yang lugas dan tegas.
Lebih jauh lagi, garis sesuai fungsinya yang khas, yang
mampu membentuk symbol yang memiliki pengertian khusus,
sangat menunjang penggunaannya sebagai elemen symbol.
Penggunaan garis sebegai elemen symbol, pertama kali
diperkenalkan oleh Otto Neurath (1882 – 1945) seorang pengajar
dan ilmuwan sosial, yang menamakan symbol tersebut sebagai
Isotype. Kemudian bahasa Isotype ini berkembang dan menjadi
salah satu bahasa gambar yang mampu mewakili berbagai bentuk
komunikasi. Dalam perkembangan selanjutnya bentuk-bentuk
simbol ini banyak dipergunakan dalam perancangan logo dalam
55
upayanya agar mudah di-ingat dan mempunyai daya komunikasi
yang baik.
Sebagai alat untuk menyampaikan pesan yang di kandung
pada gambar, garis mempunyai fungsi dan sifatnya. Penjabarannya
adalah sebagai berikut:
A. Garis Nyata
56
Gbr. Film Matrix. Sutradara Wachowski bersaudara
57
Gbr. Kolam renang geometris
58
Gbr. Kolam renang organic
59
Garis menurut fungsi dan sifatnya ada tiga yakni:
Gbr. Garis Lurus dari sosok Jhonny Deep dalam film Alice in
Wonderland.
Sutradara Tim Burton
60
ii. Garis bentuk S.
61
Gbr. Deretan rumah di tepi pantai menyerupai huruf S, karya Cliff
Smith
iii. Garis-garis lengkung yang halus mengesankan ke wanitaan,
sifat – sifat halus dan lembut.
62
iv. Garis lengkung yang tajam memberi kesan action dan
kegembiraan.
63
v. Garis vertikal yang panjang dan melengkung dengan ujung
yang meruncing mengesankan kecantikan yang di-agungkan
dan melankoli.
64
vi. Garis horizontal yang memanjang dapat memberi kesan senyap,
ketenangan, istirahat dan kedamaian dalam perasaan.
65
vii. Garis vertikal yang tinggi mengkomunikasikan perasaan
keagungan dan spiritualitas.
66
viii. Garis diagonal yang sejajar menunjukan menunjukkan
perasaan gerakan atau arah.
67
ix. Garis diagonal yang saling bertentangan mengesankan konflik
dan pemaksaaan.
68
x. Garis yang tajam, kuat dan berat memberi kesankan
kecemerlangan, ceria, dan kegembiraan. Biasa di sebut garis
zig zag.
Gbr. Garis zig zag yang tajam. Lone Tree Palouse Hills karya Chip
Phillip
69
xi. Garis yang tidak beraturan lebih menarik daripada garis-garis
yang beraturan, karena sifat visualnya.
70
B. Kombinasi Pemakaian Unsur Garis
i. Garis garis vertikal yang mulai dari alas frame dan langsung ke
garis atas tanpa hambatan, seolah berlanjut terus di sebalik
frame.
71
ii. Horizontal yang panjang bisa diberikan penekanan oleh garis
vertikal pendek.
72
iii. Garis-garis lengkung membutuhkan garis garis lurus yang kuat
untuk memberikan penekanan dan kontras.
73
iv. Serangkaian lengkungan akan menjadi komposisi yang lemah
apabila tidak diperkuat dengan aksen vertikal atau horzontal.
74
v. Lengkungan dan diagonal-diagonal yang berlebihan bisa
menghasilkan kesan yang membingungkan.
75
vi. Pengertian pengertian yang diberikan oleh garis garis juga
dipengaruhi oleh kekuatan alam seperti gravitasi.
76
Gbr. Film Lightning Thief sutradara Chris Columbus (2010)
77
Gbr. Unknown artis
http://www.socwall.com/images/wallpapers/
78
Gbr. Garis lengkung yang berputar ke bawah melambatkan mata.
79
disugestikan oleh gerakan mata atau gerakan subjek, bisa lebih
efektif daripada garis-garis komposisional yang sesungguhnya.
Gbr.
Posisi
bulan
80
yang di susun menjadi sebuah sequence sampai terwujudnya
sebuah cerita yang lengakap. Kalau arah pandang seorang aktor
melihat arah tertentu keluar frame, sudah diperlihatkan pada suatu
shot, kemudian arah pandang tersebut berubah pada shot-shot
berikutnya, kesinambungan shot dalam film akan rusak, dan
penonton akan kehilangan orientasi arah pandang13.
Contoh di bawah ini akan memperlihatkan kecocokkan dari arah
pandang dari film Ben-Hur, Esther (Haya Harareet) melihat ke
bawah, pada Yehuda (Charlton Heston) yang sedang duduk, dan
film Brotherhood of the Wolf, dimana seorang wanita melihat ke
arah sebuah bukit dimana Manni (Mark Dacascos) berada.
81
Gbr. Posisi arah pandang yang kurang tepat.
82
Ada lima faktor pengaruh terhadap kualitas tata cahaya dalam
fotografi atau sinematografi, yaitu:
Brightness, merupakan tingkat intensitas radiasi matahari
atau pantulan cahaya (dari dinding). Tingkatan brightness
dapat didefinisikan dalam tiga keadaan cerah, rata-rata dan
gelap. Brightness dapat diukur menggunakan lightmeter
baik secara incident maupun reflektif.
Contrast, merupakan perbedaan gelap terang antar subyek
yang ada pada scene. Kontras juga dapat diukur seperti
brightnes dengan alat ukur seperti lightmeter, yaitu dengan
spot meter. Dengan kontras cahaya dapat didefinisikan
menurut perbandingan f/stop yang dinamakan lighting
rasio/kontras rasio. Tabel perbandingannya adalah sebagai
berikut:
Rasio Perbedaan Stop Keterangan
83
4:1 2 stop Dramatic Lighting/ Low Key
Source: StudioLighting.net
84
primer, efek warna dan sebagainya. Warna dapat diukur
menggunakan colormeter.
Arah Cahaya (Direction)
Arah cahaya memberikan informasi tentang arah jatuhnya
bayangan., menyediakan bobot dari texture, bentuk dan ruang.
Seorang fotografer atau sinematografer harus memperhatikan
arah untuk efek pencahayaan yang dinamis.
85
Gbr. Warna di alam.
Warna adalah hasil dari persepsi visual yang sesuai pada
manusia dengan kategori yang disebut merah, kuning, hijau, biru,
nila dan ungu. Warna berasal dari Spektrum Warna berinteraksi di
mata dengan kepekaan spektral dari reseptor sinar.
Katagori Warna dan spesifikasi fisik Warna juga berkaitan
dengan benda-benda, materi, dan sumber cahaya. Berdasarkan
sifat fisik mereka seperti penyerapan sinar, refleksi, atau emisi
spektrum. Dengan mendefinisikan sebuah ruang warna, warna
dapat di-identifikasi secara numerik oleh koordinat mereka.
Karena persepsi warna berasal dari kepekaan yang
berbeda-beda dari berbagai jenis sel kerucut dalam retina ke
86
bagian-bagian yang berbeda dari spektrum warna, dapat
didefinisikan dan diukur oleh sejauh mana mereka merangsang sel-
sel ini.
87
panjangnya wave-length tersebut. Masing-masing pemancar radio
membuat siaran dengan frekuensi atau wave-length tertentu.
Gbr. Cahaya putih melewati prisma, ketika keluar dari prisma diurai
menjadi
warna pelangi, merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu dan nila.
Sinar tidak bisa dilihat. Apa yang kita lihat adalah benda
yang terkena sinar dan memantulkan sinar itu ke segala arah,
antara lain ke arah mata kita. sinar matahari yang melalui lubang
kecil atap yang tembus ke ruang di bawah, bisa “terlihat” berkat
titik debu yang disinarinya. Bila tidak ada debu, kita hanya akan
melihat lubang kecil pada atap. Dari titik-titik debu yang terkena
cahaya dapat ditarik kesimpulan bahwa sinar menempuh jalan yang
lurus.
88
Tidak semua getaran elektromagnetik dapat dilihat,
karena hanya getaran yang panjang gelombangnya antara 400
sampai 800 nanometer yang bisa dilihat (satu nanometer adalah
seper-sejuta dari 1 milimeter). Cahaya elektromagnetik lain yang
beredar di alam banyak sekali jumlah dan macamnya, bervariasi
ukuran dan panjang gelombang masing-masing. Disamping cahaya
alami dari matahari dan bintang-bintang, ada juga yang merupakan
buatan manusia, seperti sinar lampu, radio dan rontgen. Hanya
yang mempunyai panjang gelombang antara 400 dan 800
nanometer menimbulkan bayangan untuk “dilihat”.14
89
Gbr. Tabel panjang gelombang dan frekuensi warna spektral cahaya
tampak. Hasil kali panjang gelombang dan frekuensi, samadengan
kecepatan cahaya
90
lembaran kertas, masing-masing cahaya dipantulkan oleh kertas itu
tersendiri, dan kita akan melihat tentetan warna-warni di atas
kertas; mulai dari warna merah, oranye, kuning, hijau, biru, indigo
hingga ungu. Jejeran warna-warni yang bias dilihat oleh mata
manusia. Pelangi di langit terwujud karena ada hujan di suatu
tempat, dimana tetes-tetes hujan bersamaan seolah membentuk
prisma dan sinar matahari yang menembus melalui prisma itu, tiba
pada kumpulan awan tipis yang merupakan kertas penghadangnya.
91
memantulkan semua sinar spectrum nampak putih warnanya,
sementara yang sama sekali tidak memantulkan akan tampak
hitam.
Alam semesta mengandung banyak macam cahaya yang
lain. Yang bergelombang di bawah 400 nano disebut Ultra-Violet,
yang kurang dari 0.3 nano yang di sebut Super-Ultra-Violet. Ini
meliputi sinar rontgen dan sinar Gamma, yang kini dibuat oleh
manusia dengan teknologi modern, dan digunakan dalam bidang
kedokteran. Cahaya bergelombang lebih dari 800 nano disebut
infra-merah, yang membawa suhu panas, juga telah mampu dibuat
manusia. Gelombang elelktromaknetik yang lebih panjang lagi
gelombangnya meliputi sinar radar, sinar radio dan televisi. Sinar-
sinar ini dengan alat tertentu bisa diproses menjadi sinar laser yang
bergelombang antara 400 dan 800 nano hingga terwujud gambar
yang bias dilihat dilayar perak atau di atas layar kaca, dan diproses
dijadikan getaran udara, hingga dapat didengar oleh telinga.
92
b) Mata Sang Pengamat
Gbr. The Man with The Child in his Eyes Karya B Read
93
Warna yang dipresepsikan oleh manusia sangat berbeda
dengan yang dialami oleh binatang. Anjing dan kucing lebih peka
terhadap warna biru dan merah dari pada hijau.
94
kita melalui syaraf optik. Di otak, sinyal-sinyal diinterpretasikan
menjadi informasi yang memberitahu kita tidak hanya apa yang kita
lihat, tetapi juga warna apa yang hadir di depan kita.
95
Informasi warna berasal dari fotoreseptor khusus di retina.
Ini berbentuk kerucut mini-sensor yang tepat disebut "cones."
Setiap jenis kerucut peka terhadap berbagai panjang gelombang
cahaya, tetapi setiap jenis memiliki sensitivitas puncak di bagian
yang berbeda dari spektrum. Kami memiliki kerucut panjang
gelombang yang paling peka terhadap warna merah, kerucut
panjang gelombang pendek yang paling sensitif terhadap warna
biru, dan pertengahan kerucut panjang gelombang yang paling peka
terhadap warna hijau. Ketika semua tiga jenis kerucut dirangsang
sama, sinyal berbaur bersama dalam otak kita dan kita melihat
"putih" cahaya. Jika kerucut dirangsang derajat yang berbeda, kita
melihat variasi dari campuran warna dasar merah, hijau, atau
warna biru. Sedikit perubahan dalam relatif sinyal dari tiga jenis
kerucut menghasilkan jutaan warna, yang dapat dikenali oleh mata.
96
Gbr. Respon normal spektral sel kerucut manusia, S, M dan L
Manusia biasanya memiliki tiga macam kerucut. Pertama
yang merespon terhadap panjang gelombang cahaya yang paling
panjang, memuncak di wilayah kuning; tipe ini ditunjuk L (lihat
diagram di atas). Tipe kedua merespons paling banyak panjang
gelombang cahaya menengah, memuncak pada hijau, dan disingkat
M untuk menengah. Merespon jenis ketiga paling pendek panjang
gelombang cahayanya, dari warna ungu, dan ditunjuk S. Ketiga jenis
panjang gelombang, masing-masing memiliki puncak dekat 564-580
nm, 534-545 nm dan 420-440 nm. Perbedaan dalam sinyal yang
diterima dari ketiga jenis kerucut memungkinkan otak untuk
97
melihat semua kemungkinan warna. melalui proses lawan visi
warna.
Warna kuning, misalnya, dirasakan ketika kerucut L
dirangsang sedikit lebih banyak dari kerucut M, dan warna merah
dirasakan ketika kerucut L dirangsang secara signifikan lebih besar
daripada kerucut M. Demikian pula, warna biru dan ungu dirasakan
ketika S reseptor dirangsang lebih pendek panjang gelombang dari
dua kerucut lainnya.
Kerucut S yang paling sensitif terhadap cahaya pada
panjang gelombang sekitar 420 nm. Namun, lensa dan kornea mata
manusia semakin menyerap pada panjang gelombang yang lebih
kecil, dan ini menentukan panjang gelombang batas bawah manusia
melihat cahaya sekitar 380 nm, yang oleh karenanya disebut
‘ultraviolet’ cahaya. Orang dengan aphakia suatu kondisi dimana
tidak memiliki lensa mata, kadang-kadang mempunyai kemampuan
untuk melihat ke dalam jangkauan cahaya ultraviolet.
i. Warna Primer
98
Gbr Warna Primair
99
dengan skema warna triadic karena masing-masing warna tersebut
terletak pada titik sudut segitiga sama kaki dalam lingkaran warna.
100
Di antara merah dan ungu, masih terdapat jutaan gugus warna
merah keungu-unguan atau ungu kemerah-merahan yang tidak
terhingga banyaknya. Demikian juga antara ungu dan biru, kuning
dan oranye, oranye dan merah, biru dan hijau serta hijau dengan
kuning.
101
Merah dengan oranye membuat oranye kemerahan
Merah dengan ungu membuat ungu kemerahan
Kuning dengan oranye membuat oranye kekuningan
Kuning dengan hijau membuat hijau kekuningan
Biru dengan hijau membuat hijau kebiruan
Biru dengan ungu membuat ungu kebiruan
102
Gbr. Warna Analogus
103
Gbr. Rentang Warna Analogus
104
v. Warna Komplementer
105
Gbr. Warna Komplementer
Warna Komplementer adalah warna kontras yang letaknya
berseberangan dalam lingkaran warna, misalnya, kuning dengan ungu,
merah dengan hijau.
106
Gbr. Tiga Komponen Warna
i. Rona (Hue)
107
Rona adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan
nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau, dan sebagainya.
Perbedaan antara warna biru dan hijau adalah perbedaan dalam
hue. Begitu juga bila hijau berubah kebiru-biruan maka tidak lagi
dapat disebut hijau. Munsell memeilih 5 buah hue, yang
merupakan dasar, yaitu: merah, kuning, hijau, biru dan ungu.
Diantara masing-masing rona pada kelima rona dalam lingkaran
Munsell ini, tepat ditengah-tengahnya adalah rona intermediate,
misalnya diantara hue merah dan kuning terdapat hue intermediate
merah kuning (orange) dan seterusnya, yang bias disebut
intermediate pertama. Kemudian di antara hue dasar dengan hue
intermediate pertama terdapat hue intermediate kedua, misalnya
hue dasar merah dengan intermediate pertama merah kuning
(orange) terdapat hue intermediate kedua yaitu merah kuning (red
orange).
108
terjadi pentahapan (gradasi) kualitas warna, ada yang terkesan
lebih tua dan terkesan lebih muda, tergantung dari banyaknya
warna hitam warna putih yang dicampurkan. Kesan taraf muda atau
tuanya dipengaruhi juga oleh selera dan kecenderungan masing-
masing pengamat17.
White =W
High Light = HL = Yellow
Light =L = Yellow-Orange, Yellow-Green
Low Light =LL = Orange, Green
Middle =M = Red Orange, Blue Green
High Dark = HD = Red, Blue
Low Dark = LD = Red Violet, Blue Violet
Dark =D
Black
110
Jika warna tersebut disusun dalam tabel sesuai dengan
tingkatan nilai, maka akan dapat terlihat warna rona berubah
secara berangsur, yang paling teraang di puncak dan yang paling
gelap di dasar. Cara mengubah nilai adalah jalan menambah putih
untuk mempercerah atau memperterang dengan maksud untuk
meningkatkan nilai dari warna
111
dimensi mendatar dalam rentangan warna, value menunjukkan
nada/tone (berat dan ringan) warna, seperti halnya shade dan tint.
Chroma (kroma) menunjukkan kemurnian dan tingkat
kecemerlangan warna. Warna yang murni (tidak dicampur dengan
warna lain) tampak cemerlang dan jernih, sedangkan bila tercampur
terlihat kurang cemerlang, redup. Warna-warna cemerlang tampak
mendekat, sedangkan warna-warna redup tampak statis atau
cenderung menjauh. Maka kroma menunjukkan dimensi ke depan
dan ke belakang.
112
e) Sifat Kimia Dari Cahaya
113
Permukaan sebuah benda harus bereaksi dengan cahaya untuk
dapat mempengaruhi warna.
Dalam interaksi dengan atom atau molekul permukaan
inilah sebuah objek menyerap panjang gelombang tertentu dan
meneruskan panjang gelombang yang lain, karena inilah spectrum
warna dari cahaya yang dipantulkan tidak sama dengan spekturm
sumber cahaya. Besaran dari sebuah objek menyerap dan
memantulkan pajang gelombang tertentu disebut dengan pantulan
(reflectance), yang besarnya tidak bergantung pada cahaya.
Menarik juga untuk dibicarakan adalah fenomena
fluorescence yang sering membingungkan dalam mengatur warna
(color management). Beberapa atom atau molekul memiliki
kemampuan yang luar biasa untuk menyerap foton dengan energi
tertentu dan memancarkan foton dengan energi yang lebih rendah.
Fenomena fluorescence ini kadang kala merubah sebuah panjang
gelombang menjadi sebuah cahaya dengan panjang gelombang
yang lain.
Efek yang sering ditemui adalah dalam lampu neon dimana
sumber foton yang datang dari panjang gelombang yang tidak kasat
mata manusia diubah menjadi panjang gelombang yang kasat mata
dan biasanya biru atau ungu dan karena inilah objek tersebut
terlihat memancarkan cahaya lebih banyak dari cahaya yang
114
datang, sehingga terlihat lebih terang atau putih. Teknik ini juga
banyak dipakai oleh sabun deterjen dengan menambahkan
“fluorescent brightener” atau sering disebut bluish agent karena
sifatnya yang mengubah sinar ultra violet dari cahaya matahari
menjadi cahaya yang kasat mata hingga memberikan efek lebih
putih.
f. Psikologi Warna
i. Psikologi Warna Hijau
ii. Psikologi Warna Biru
iii. Psikologi Warna Orange
iv. Psikologi Warna Hitam
v. Psikologi Warna Putih
vi. Psikologi Warna Coklat
vii. Psikologi Warna sebagai Terapi
5. Bentuk (Shape)
6. Tekstur (Texture)
115
Gbr. Beberpa contoh tekture
116
Gbr. Tekstur oleh Grant Mc Donald
Semua benda memiliki tekstur yang masing-masing
mempunyai kesan visualnya berbeda-beda. Adapun faktor utama
yang mempengaruhi timbulnya kesan yang berbeda disebabkan
oleh ukuran, jenis tekstur, skala, jarak pandang mata terhadap
permukaan benda, serta arah dan kwalitas cahaya yang
meneranginya. Semakin kecil dan lembut skalanya, maka akan
semakin rata atau licin, kesan yang diperoleh dari tekstur tersebut.
Tekstur yang sebenarnya kasar, bila dilihat dari jarak yang cukup
jauh akan terlihat sebagai permukaan yang rata atau halus, sebagai
contoh dapat diambil tekstur wall to wall carpet atau susunan atap
genting suatu bagunan. Apabila dilihat dari jarak jauh kesan yang
didapat hanya berupa bidang warna yang datar dan baru setelah
dilihat dari jarak dekat, maka kesan asli akan nampak lebih jelas.
Ukuran atau skala relatif dari tekstur dapat mempengaruhi
bentuk suatu benda atau karya. Tekstur mempunyai arah tertentu
yang dapat mempengaruhi, bahkan mengubah kesan suatu objek.
117
Tekstur yang kasar dapat menjadikan suatu permukaan terkesan
dekat, berubah ukuran atau menambah kesan berat secara visual.
Pada umumnya, secara visual tekstur cenderung akan mengisi
ruang (space) dimana dia digunakan atau berada.
Gbr. Foto sebelah kiri adalah tekstur yang di beri cahaya keras dan
langsung dari arah samping. Foto sebelah kanan penempatan lampu
secara frontal dengan kwalitas cahaya lembut
118
dimensi menjadi lebih kuat. Sedang cahaya yang jatuh menyebar
(diffused) akan mengurangi keindahan kesan fisik dari tekstur
tersebut, bahkan dapat mengaburkan atau menghilangkan kesan
tiga dimensional.
119
disebabkan permukaan bertektur kasar yang diberi pencahayaan
langsung, akan menghadirkan pola gelap-terang dengan perbedaan
yang jelas. Penampilan tekstur juga dipengaruhi oleh kombinasi
seta latar belakang yang akan digunakan dalam karya dengan
mengubah kesan yang diperoleh dari penggunaan tekstur tersebut
sehingga terkesan lebih kuat atau lebih halus dari kondisi
sebebelumnya.
Dalam hal semacam ini dapat dirasakan bahwa pada tekstur
tertentu bila ditempatkan pada latar belakang yang bertekstur
halus atau licin, maka akan tampil lebih menonjol, jika dibanding
dengan tekstur kasar ditempatkan bersama-sama dengan tekstur
yang sejenis. Apabila tekstur tertentu ditempatkan bersama bidang
lain yang teksturnya lebih kasar, maka tekstur yang pertama tadi
akan lebih halus kesannya, seolah-olah skala teksturnya diperkecil.
Tekstur sebagai sifat hakiki dari objek, perlu disusun dengan
kepekaan yang samaa, seperti saat mempertimbangkan
penggunaan warna atau pencahayaan. Penggunaan tekstur harus
disesuaikan pula dengan fungsi serta citra ruang yang akan
terekam oleh kamera. Ukuran atau besaran dari tekstur juga perlu
disesuaikan denagan skala bidang-bidang besar yang dominan,
maupun bidang-bidang sekudernya. Hasil penciptaan suatu karya
bisa kurang berkesan atau lemah kesannya, dan supaya lebih
120
menarik maka perlu dihadirkan variasi dan kombinasi dari berbagai
tekstur. Seperti tekstur yang berpenampilan kuat denga yang
lemah, testur yang cerah dengan yang pudar (dull) . Dalam
melakukan pemilihan serta penerapan tekstur yang baik perlu
latihan dan kepekaan yang tinggi terhadap sifat-sifat tekstur.
Bidang-bidang yang bertektur kontras bisa digunakan untuk
mendapatkan susunan yang harmonis, sepanjang masing-masing
permukaan mendapatkan pengaruh cahaya yang sama, sehingga
memberi kesan visual yang sama berat. Akhir kata, unsur tekstur
merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian, seyogianya sejak
dari perencanaan produksi (film).
Terbentuknya sebuah Tekstur terjadi karena mengalami suatu proses :
i) Tekstur Kimia :
121
Gbr. Tekstur plastik
122
Gbr. Tektur pada batu
Suatu bentuk/wujud permukaan suatu benda yang
ditimbulkan oleh gejala-gejala alam, misal : corak batu yang kita
lihat diatas bumi bermacam-macam adanya ada batu hitam kelam
halus ada batu kasar, ada batu permata dan lain-lainya. Semua itu
terjadi karena fenomena alam atau menurut kekuasaan sang
pencipta yaitu Tuhan.
123
iv) Tekstur proses olah tangan (buatan manusia).
124
anyaman dan pelipit bangunan. Motif-motif tersebut pada
umumnya mempunyai arti atau makna simbolik yang sejak dahulu
digunakan pada upacara upacara tertentu, misalnya; melakukan
ritual kelahiran. kematian dan pernikahan.
Gbr. Nirmana-garis.
125
bentuk-betuk organis tersebut berguna untuk mendapat kan kesan
keseimbangan, seimetris atau asimetris yang berirama. Dengan
penekanan di sana sini akan menambah bobot keindahan pola.
126
pada permukaan bidang bisa merupakan bagian dari struktur
bahan, tetapi bisa juga merupakan motif atau hiasan tambahan
yang dibubuhkan di atas suatu permukaan. Dalam hal pertama,
bentuk strukturnya merupakan bentuk hakiki yang terjadi pada saat
pembuatan atau pemrosesan bahan, sedangkan pada pola terapan,
motif ditambahkan pada permukaan setelah struktur objek selesai
di buat.
127
pola yang akan digunakan pada suatu permukaan, perlu
memperhatikan bentuk dasar dari objek yang di olah. Misalnya
suatu objek yang berukuran besar, jangan memakai pola garis
horizontal, karena akan menjadikan objek tampak semakin besar.
Bangunan yang meninggi, seyogianya diberi pola yang berarah
mendatar. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kesan meninggi.
Apabila bentuk dasar suatu objek menyerupai bentuk kubus, bola
atau silinder, maka hendaknya pola yang akan digunakan untuk
menutup permukaan juga disesuaikan dengan bentuk-bentuk dasar.
Sebagai satu kesatuan, secara keseluruhan menjadikan karya
mencapai keserasian dan kesatuan yang harmonis. Sebagai contoh,
ornamen pola yang terdapat pada candi Borobudur
menggambarkan kehidupan Budha, alur cerita disusun bagaikan
sulu-suluran, saling bersambungan bagaikan ikat pinggang yang
melingkar di sekeliling badan candi. Sedang dari kejauhan relief
yang tertimpa cahaya matahari tersebut, akan tampil bagaikan
mutiara-mutiara yang menyatu dengan struktur bangunan candi,
menjadikan candi Borobudur tampak lebih indah, megah, anggun
dan sakral.
H. Bidang (Form)
I. Nilai/Tone (Value)
J. Gerakkan
128
Bab III
Prinsip Komposisi
1. Keseimbangan (Balance)
129
Gubahan pada faktor keseimbangan sangat penting karena faktor
ketidakseimbangan berhasil membawa suatu keadaan menjadi
lebih dinamik. Gerakkn yang ditimbulkan oleh ketidakseimbangan
akam menggugah rasa gerak yang akan menggetarkan rasa (lihat
masalah titik). Kondisi ketidakseimbangan dalam karya visual
dijadikan sebagai titik pusat perhatian, karena karya tampak lebih
hidup penuh dinamika sehingga sering menggoda perasaan untuk
kembali pada keseimbangana. Pada ilmu fisiska faktor
keseimbangan disebabakan oleh gaya gravitasi yang berbeda
berupa gaya tarik bumi.
Keseimbangan dalam kehidupan nyata dikaitkan dengan
bobot fisik (physical weight). Keseimbangan piktorial dikaitkan
dengan bobot psychologis ((psychological weight ), yang
dipengaruhi oleh ketertarikan mata secara relatif terhadap aneka
pengkomposisian unsur unsur dalam gambar. Tiap unsur akan d
hubungankan dengan :
- ukurannya
- bentuk
- nilai nada
- gerakkan
- arah dari wajah wajah
- kontras yang mengelilinginya
130
- dan penempatannya dalam frame.
131
keseimbangan juga dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang
satu sama lain saling kait mengkait. Sebagai contoh bila kita
menempatkan sebuah kursi di tengah ruangan secara langsung
akan memberi pengaruh pada situasi keseluruhan ruang. Apabila
benda tersebut dijadikan sebagai pusat perhatian akan sangat
dominan, terlebih lagi bila diberi warna gelap sedang disekitarnya
kosong, maka akan timbul kesan yang tidak seimbang terhadap tata
susunan keseluruhan ruang. Pergeseran suatu massa dari titik
pusat atau garis tengah secara otomatis akan menimbulkan ketidak
seimbangan. Unsur-unsur lain yang bisa membantu memecahkan
ketidakseimbangan dari bentuk suatu karya bisa didapat dengan
cara memberi aksen, berupa intensitas warna, perbedaan proporsi
atau dimensi, beserta posisinya dalam tatan susunan ruang.
A. Keseimbangan Simetri
132
Gbr. Keseimbangan Simetris karya Mike Moore
133
tersebut dibagi dua merupakan satu bentuk yang dibagi dua sama
besar atau sama dan sebangun.
Pada karya yang menampilkan nilai keindahan bersifat
formal atau resmi. Prinsip ini sering dipakai dalam karya seni yang
berlandaskan agama atau kepercayaan dan dalam lingkungan
tertentu untuk mendukung nilai-nilai kejiwaan seperti keagungan,
kekhidmatan, kekhusukan dan sebagainya. Memberikan kesan
resmi dan formal. Disain simetris ini juga dapat dipakai untuk
mendirikan bangunan seperti bagian atap gereja. Demikian pula
dalam menyusun komposisi garis, bidang, bentuk dan warna untuk
karya-karya senirupa yang sifatnya resmi didasarkan pada
komposisi yang simetris dan statis. Contoh penampilan prinsip
keseimbangan formal dalam karya sinematografi ialah dalam
pembuatan disain yang simetris dan statis.
B. Keseimbangan Asimetris
134
Gbr. Foto yang di inspirasi dari film Million Dollar Baby. Karya Milo
Sagueco
135
C. Keseimbagan Radial
Disamping prinsip keseimbangan formal dan prinsip keseimbangan
informal, pada karya masih dapat ditemukan ciptaan yang
berdasarkan prinsip keseimbangan yang lain, seperti keseimbangan
radial yaitu keseimbangan yang memberikan kesan memusat atau
sentral.
136
bagian-bagaian dari tiap jenjang yang tampak pada denah Candi
Borobudur terasa adanya unsur utama dalam keseluruhan
bangunan yang dipentingkan, yaitu induk stupa di puncak candi.
2. Irama (Rhytem)
Pengertian irama didasarkan pada pengamatan yang
berkesinambungan, sehingga kita rasakan lewat penglihatan akan
137
nampak; cepat-lambat, naik turun, tegak-mendatar, berkelok-kelok,
meliuk-liuk dan menari-nari, berhasil membangkitkan rasa sedih,
atau mengalun jauh, sama seperti yang kita alami pada saat kita
mengahayati irama musik.
Unsur irama dalam karya viusal di manfaatkan untuk
mencapai keindahan yang optimal lewat bentuk-bentuk, warna-
warna, dan bagian bangunan yang berkesinambungan, yang bisa
menampilkan bentuk organik.
138
Irama, bentuk, garis serta nada dari seni timur (oriental art)
tampak lebih halus, melingkar-lingkar dan berbentuk spiral yang
menimbulkan kesan halus, lemah tapi penuh gerak. Karya besar
yang memperlihatkan pemanfaatan unsur irama adalah karya
Tokosyito Hokusai dengan lukisan yang terkenal, berupa deburan
ombak yang menggulung dilengakapi gambaran sebuah perahu
yang meluncur mengikuti gerak ombak. Menjadikan pengamat lebih
terkesan dan memahami pentingnya unsur irama dalam kesenian.
Irama ritmis, stakato yang terdapat pada seni musik, terdiri
dari sususnan not-not balok dengan tempo yang panjang atau
pendek, memberikan kesadaran fisik yang lebih mudah dijelaskan
daripada irama yang terkandung pada seni bangunan. Pemanfaatan
kualitas dari unsur titik, garis, bidang dan bentuk, memiliki kapasitas
yang mengingatkan kita pada kesinambungan yang halus, lembut
seta lebih terpadu dalam kesenian.
Komposisi yang beraturan maupun yang tidak beraturan
sekalipun, bisa menimbulkan gerak dan irama yang mampu
menggugah rasa indah suatu objek. Mengikuti kelincahan garis dan
susunan objek yang berurutan membawa rasa ritmis yang
mengalun, terhenti, tersentak-sentak, lemah gemulai dan meliuk-
liuk. Itulah hakekat irama dari suatu karya.
139
Gbr. Drop. Karya Mario Anguilar
Hakekat irama tidak berdiri sendiri utuh seperti hanya
unsur titik, garis dan sebangainya, tetapi sebagai pengertian abstrak
yang bisa kita rasakan berkat susunan elemen estetikan, yang
secara relatif intensitasnya berhasil menciptakan ilusi bentuk-
bentuk berdimensi.
Pemaparan keindahan suatu irama dalam proses
penghayatan irama dilakukan secar intuitif, dan tidak ada teori baku
yang mengaturnya. Oleh karena itu keindahan suatu irama
termasuk relatif.
Sesuai dengan kehadiran gerak dan arah tersebut maka
irama yang tampil dalam karya meliputi:
140
3.1. Perulangan (Rythym)
141
pula. Hal serupa dapat kita jumpai pada susunan bagian-bagian dari
suatu taman yang serba berulang dan teratur sehingga
menimbulkan kesan irama yang berulang.
142
3.2. Irama Laju membesar atau mengecil (Progresive)
4. Proporsi (Proportion)
143
5. Kontras (Contrast)
6. Tekstur (Texture)
144
Semua benda memiliki tekstur yang masing-masing
mempunyai kesan visualnya berbeda-beda. Adapun faktor utama
yang mempengaruhi timbulnya kesan yang berbeda disebabkan
oleh ukuran, jenis tekstur, skala, jarak pandang mata terhadap
permukaan benda, serta arah dan kwalitas cahaya yang
meneranginya. Semakin kecil dan lembut skalanya, maka akan
semakin rata atau licin, kesan yang diperoleh dari tekstur tersebut.
Tekstur yang sebenarnya kasar, bila dilihat dari jarak yang cukup
jauh akan terlihat sebagai permukaan yang rata atau halus, sebagai
contoh dapat diambil tekstur wall to wall carpet atau susunan atap
genting suatu bagunan. Apabila dilihat dari jarak jauh kesan yang
didapat hanya berupa bidang warna yang datar dan baru setelah
dilihat dari jarak dekat, maka kesan asli akan nampak lebih jelas.
145
Gbr. Tekstur oleh Grant Mc Donald
146
yang mempengaruhi timbulnya kesan yang berbeda disebabkan
oleh ukuran, jenis tekstur, skala, jarak pandang mata terhadap
permukaan benda, serta arah dan kwalitas cahaya yang
meneranginya. Semakin kecil dan lembut skalanya, maka akan
semakin rata atau licin, kesan yang diperoleh dari tekstur tersebut.
Tekstur yang sebenarnya kasar, bila dilihat dari jarak yang cukup
jauh akan terlihat sebagai permukaan yang rata atau halus, sebagai
contoh dapat diambil tekstur wall to wall carpet atau susunan atap
genting suatu bagunan. Apabila dilihat dari jarak jauh kesan yang
didapat hanya berupa bidang warna yang datar dan baru setelah
dilihat dari jarak dekat, maka kesan asli akan nampak lebih jelas.
Gbr. Foto sebelah kiri adalah tekstur yang di beri cahaya keras dan
langsung dari arah samping. Foto sebelah kanan penempatan
lampu secara frontal dengan kwalitas cahaya lembut
147
Cahaya juga ikut mempengaruhi persepsi seseorang
terhadap tekstur, atau dengan kata lain kesan visual suatu tekstur
tergantung pada jenis cahaya yang menyinarinya. Arah jatuhnya
cahaya ikut mempengaruhi kesan tekstur yang tertangkap oleh
penglihatan. Cahaya langsung yang jatuh pada permukaan benda,
akan menjadikan tekstur tampak lebih dominan, karena kesan tiga
dimensi menjadi lebih kuat. Sedang cahaya yang jatuh menyebar
(diffused) akan mengurangi keindahan kesan fisik dari tekstur
tersebut, bahkan dapat mengaburkan atau menghilangkan kesan
tiga dimensional.
148
Permukaan dengan tekstur rata dan mengkilat akan
cenderung memantulkan cahaya sehingga tampil menonjol dan
menarik perhatian. Permukaan setengah kasar atau buram dan
tidak merata, membuat kesan kurang cerah jika dibanding dengan
permukaan yang berwarna sama, tetapi bertekstur rata. Hal ini
disebabkan permukaan bertektur kasar yang diberi pencahayaan
langsung, akan menghadirkan pola gelap-terang dengan perbedaan
yang jelas. Penampilan tekstur juga dipengaruhi oleh kombinasi
seta latar belakang yang akan digunakan dalam karya dengan
mengubah kesan yang diperoleh dari penggunaan tekstur tersebut
sehingga terkesan lebih kuat atau lebih halus dari kondisi
sebebelumnya.
Dalam hal semacam ini dapat dirasakan bahwa pada tekstur
tertentu bila ditempatkan pada latar belakang yang bertekstur
halus atau licin, maka akan tampil lebih menonjol, jika dibanding
dengan tekstur kasar ditempatkan bersama-sama dengan tekstur
yang sejenis. Apabila tekstur tertentu ditempatkan bersama bidang
lain yang teksturnya lebih kasar, maka tekstur yang pertama tadi
akan lebih halus kesannya, seolah-olah skala teksturnya diperkecil.
Tekstur sebagai sifat hakiki dari objek, perlu disusun dengan
kepekaan yang samaa, seperti saat mempertimbangkan
penggunaan warna atau pencahayaan. Penggunaan tekstur harus
149
disesuaikan pula dengan fungsi serta citra ruang yang akan
terekam oleh kamera. Ukuran atau besaran dari tekstur juga perlu
disesuaikan denagan skala bidang-bidang besar yang dominan,
maupun bidang-bidang sekudernya. Hasil penciptaan suatu karya
bisa kurang berkesan atau lemah kesannya, dan supaya lebih
menarik maka perlu dihadirkan variasi dan kombinasi dari berbagai
tekstur. Seperti tekstur yang berpenampilan kuat denga yang
lemah, testur yang cerah dengan yang pudar (dull) . Dalam
melakukan pemilihan serta penerapan tekstur yang baik perlu
latihan dan kepekaan yang tinggi terhadap sifat-sifat tekstur.
Bidang-bidang yang bertektur kontras bisa digunakan untuk
mendapatkan susunan yang harmonis, sepanjang masing-masing
permukaan mendapatkan pengaruh cahaya yang sama, sehingga
memberi kesan visual yang sama berat. Akhir kata, unsur tekstur
merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian, seyogianya sejak
dari perencanaan produksi (film). Terbentuknya sebuah Tekstur
terjadi karena mengalami suatu proses :
150
A. Tekstur Kimia :
151
Gbr. Tekstur dari berlian dan batu permata
152
Dalam berkarya prinsip utama yang harus dipenuhi ialah
prinsip kesatuan, untuk itu dalam merancang secara sempurna
perlu dipikirkan keutuhan dan kesatuan antara semua unsur
senirupa disamping keutuhan antara unsur seni dan gagasan (idea)
sebagai landasan mencipta. Sebagai contoh penampilan prinsip
kesatuan dalam karya senirupa; disain dalam arsitektur
mencerminkan prinsip kesatuan apabila ada kesatuan antara
bagian-bagian bentuk dari struktur bangunan, ada kesatuan antara
ruang-ruang dan penggunaan warna, ada kesatuan antara bentuk
bangunan dengan lingkungan, ada kesatuan antara bentuk dan
fungsi bangunan sesuai dengan ide dasar. Bentuk Kesatuan ada dua
macam yaitu :
153
B. Kesatuan dalam penataan (penerapan) bagaimana menata atau
mengatur benda yang nampak satu sama lain saling mendukung
hingga menghasilkan penataan yang serasi atau artistik dalam
melakukan pekerjaan merekam gambar, yang terdiri beberapa
benda maka faktor kesatuan (unity) sangat menentukan
kebenaran kualitas pekerjaan tersebut.
154
Complexitas/ketelitian yang tinggi. Contoh : gambar dibawah ini
menunjukkan kondisi gambar benda yang mempunyai nilai
complexitas/ketelitian yang tinggi.
155
Gbr. Railings. Karya Ken Smith, yang mempunyai kompleksitas
(Complexity).
156
Gbr. Hanger Wright. Karya Susan M. Rosin. Tiga buah pintu di
kelompokkan pada bagian kiri bawah dari gambar. Sebuah warna
merah menjadi tekanan pada bidang gambar.
157
Gbr. Light House at Dawn. Karya Bob Jones. Mercusuar menjadi
dominan diantara alam dan latar belakang warna biru.
158
Arah. yaitu dengan menempatkan aksentuasi sedemikian rupa
sehingga unsur yang lain mengarah kepadanya.
159
Gbr. Beautiful Center blue convolvulus flower. Karya Lisa L. Adler.
Pengelompokan karena Kontras warna ungu mengantar pada putik
bunga berwarna kuning.
160
Daftar Pustaka
Buku:
1. James Monaco (1977). How To Read A Film. New York: Oxford
University Press.
2. Mark Livio (2002) . Golden Ratio - The story of Phi The World’s
Most Astonishing Number. New York: Broadway Books
161
11. Loren Bagus (2005). Kamus Filsafat. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
12. Bulenta Atalay (2009). The Mona Lisa, The art and Science of
Leonardo
15. Bulent Atalay (2006). The Mona Lisa - The Art and Science of
Leonardo da Vinci. New York: Smitsoon Books.
18. James Monaco (1977). How to Read a Film. New York. Oxford
University Press.
Websites:
162
2. The Golden Proportion and Beauty di
http://journal.lww.com/plasreconsurg/Citation/1964/1000/Th
e_Golden_Propotion_and_Beauty.7.aspx
4. http://www.aboutscotland.com/harmony/harmony.html
5. http://www-groups.dcs.st-
and.ac.uk/~history/Mathematicians/Lucas.html
6. http://www.maths.surrey.ac.uk/hostedsites/R.Knott/Fibonacci/f
ibnat.html#rabeecow
163
BIOGRAFI
164
Working Experience :
165
Pramana, Roedjito
Unggulan di Asia Pacific Film
Festival
Kategori: Fotografi
Penghargaan: Penghargaan
Penerima: Nur Hidayat
Unggulan di Asia Pacific Film
Festival
Kategori: Suara
Penghargaan: Penghargaan
Penerima: Hartanto
2 Daun Diatas Garin Tokyo Film International
Bantal, 1998 Nugrohao Festival, 1998. Special Jury Price
Penata Kamera Terbaik Kine
Klub Bandung. 2000
3 Day 4 Night Rizal
Manthovan
i
4 Issue Gunawan
Pagaru
5 Anak Anak Arswendo
Borobudur, Atmowiloto
2007
6 Jamilah dan Ratna Penghargaan pada Asiatica Film
Presiden Sarumpaet Mediale Festivaldi Roma, Italia
2009 sejak 2009. Meraih Netpac
Award
Asia Pacific Film Festival ke-
53diTaipei, Taiwan, film ini
meraih penghargaan
Penyuntingan Terbaik
166
PadaVesoul International Film
Festival of Asian Cinema 2010
di Vesoul, Perancis, Jamila merai
h dua penghargaan, yaitu Prix
de Public (pilihan penonton)
dan Prix Jury Lyceen
7 Jejak Nur
Darah 2009 Hidayat
8 Bahwa Cinta Sujiwo Tejo
itu ada 2010
9 Jejak Sang Agung
Pemberani Dewo
10 Di Timur Ari Sihasale
Matahari
11 Sebelum Lasya Penghargaan: Best
Pagi Susatyo Cinematography Festival Film
Terulang Indonesia 2014
Kembali 201
4
12 Negeri Lola Amaria
Tanpa
Teling 2014
13 Pangeran Besar
Diponegoro Armantono
2015
14 Ketika Mas Firmansyah
Gagah Pergi
2015
15 Mooncake Garin
Story 2016 Nugroho
16 Nyai 2016 Garin
167
Nugroho
Film 16 mm
Video
168
Jepang di Morotai. Matsumura
Tokyo Broadcasting
System, 1992
2 Doc. Obat obatan Wolfgang
tradisional Woywood
Indonesia, Genesis Film
– German 1994
3 Doc. Peranan Wanita di Wolfgang
desa Sumbul, Genesis Woywood
Film – German, 1994
4 Doc. Dongeng Kancil Garin
Tentang Kemerdekaan Nugroho
– NHK. 1995
5 TV Play Opera Senja. Noto Drama Terbaik
1993 Bagaskoro Serial dan Nominasi
Fotografi FSI 1994
6 TV Play 2 Episode – Teguh Karya
Indonesia Berbisik,
1996
7 TV Play Mata Ketiga Riri Reza Piala Vidia
1996 untuk Videography
FSI 1998
8 TV Play Kembang Nan Triveni
Untuk Nur, 1998 Achnas
9 Doc Serial After Life Nan Triveni
Discovery Chanel– Tana Achnas
Toraja
10 Joki Kecil 2005 Yuli Andari The Winner Eagle
Award 2005
11 Pariwisata Sumatra Ricky Avansa
169
Barat 2009
12 Inerie 2014 Chaerul Nissa
TVC
170
Note: Link terkait
https://www.youtube.com/watch?v=daYVo-kUaYc
https://www.youtube.com/watch?v=xOguowoQoqI
https://www.youtube.com/watch?v=etgSmfV2Rog
https://www.youtube.com/watch?v=VbFBNnsnqAg
https://www.youtube.com/watch?v=NfrBzIWxWdA
https://www.youtube.com/watch?v=KJLdhtKldyw
Nur Hidayat
171