Oleh :
Puja dan puji syukur semoga senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan semua limpahan serta rahmatNya kepada kita
semua, sehingga proposal yang saya buat ini dapat disusun dengan
maksimal dan tepat waktu.
Besar harapan saya agar proposal ini bisa memberikan manfaat, lebih
khusus kepada kami yang menjadi pemohon serta Bapak dan Ibu sekalian.
Kami menyadari betul bahwa hadirnya proposal ini tentu bukan berarti ia
sempurna dan lepas dari masukan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
Bapak Ibu semua sangat kami harapkan dan kami terbuka untuk itu.
ii
DAFTAR ISI
iii
1. Latar Belakang
2
melainkan berpindah sudut pandang sutradara. Sudut pandang
pengarang dan sudut pandang sutradara berbeda. Sudut pandang
pengarang berpusat pada kualitas novel dan seni bahasa, sedangkan
sudut pandang sutradara berpusat pada kualitas film dan untuk
kepentingan komersial. Sehingga tidak heran jika antara novel dan
filmnya banyak perbedaan. Banyak peristiwa dalam novel tidak
ditayangkan pada film dan banyak pula peristiwa yang tidak ada
dalam novel tetapi dalam filmnya ada.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan
masalahnya sebagai berikut :
1) Bagaimana struktur novel Roman Picisan karya Eddy D.
Iskandar dengan film Rompis sutradara Monty Tiwa?
2) Bagaimana proses ekranisasi novel menjadi film Roman
Picisan?
2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, terdapat dua tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut.
3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan agar mengetahui apa
saja perbedaan atau persamaan antara novel dengan film. Selain itu
penelitian ini bertujuan membuka wawasan masyarakat bahwa karya
sastra tidak hanya diterjemahkan saja tetapi bisa dialihwahana.
4
3. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan mendapat manfaat yang
baik secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut :
4.1 Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu kesastraan
khususnya dalam bidang studi novel, cerpen, puisi, film,
drama dengan pendekatan struktural dan ekranisasi
b. Penelitian ini dapat dijadikan tahapan awal dalam penelitian
selanjutnya untuk memperoleh hasil yang memuaskan dan
yang lebih sempurna
c. Penelitian ini diharapkan dapat melihat perkembangan sastra
di bidang struktural
4.2 Manfaat Praktis
a. Dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
bagi pembaca dalam pengembangan sastra, terkait dengan
struktural sastra dalam alih wahana
b. Agar mempermudah sejauh mana pengamatan karya sastra
berkembang di kalangan masyarakat.
4. Kajian Pustaka
Kajian Pustaka di dalam sebuah penelitian penting untuk
dideskripsikan. Kajian pustaka juga berfungsi untuk mengetahui
kedudukan penelitian di samping penelitian lain yang relevan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggali lebih mendalam
informasi dari penelitian sebelumnya sebagai bahan perbandingan,
baik mengenai kelebihan maupun kekurangan.
a. Skripsi Arthadea Anggitapraja dengan judul “Alih
Wahana Lirik Lagu, Cerpen, Video klip Malaikat Juga
Tahu Karya Dewi Lestari”. Arta ialah seorang mahasiswa
di Fakultas Bahasa dan Seni Rupa Universitas Sebelas
Maret Surakarta 2010. Penelitian ini sangat menjelaskan
bagaimana proses alih wahana. Dalam skripsi ini tidak
hanya mengambil satu, dua topik tetapi tiga sekaligus
mengambil perbedaan. Dalam penelitian ini juga
5
memfokuskan bagaimana “unsur-unsur yang ada di
dalam lirik lagu, cerpen, dan video klip. Unsur-unsur
lirik lagu meliputi pembaitan, diksi, pengimajian, tema
dan amanat. Perbedaan dari kedua penelitia ialah
penelitian ini hanya mengambil dua karya sastra yang
akan dipakai, tetapi peneliti Arthadea mengambil tiga
sekaligus karya sastra yang akan diteliti. Persamaan
dalam kedua peneliti ini ialah sama-sama menganalisis
alih wahana.
b. Skripsi Rara Rezky Setiawati dengan judul “Alih
Wahana Novel Supernova Karya Dewi Lestari menjadi
film Supernova Karya Rizal Mantovani Kajian Model
Pamusuk Eneste”. Rara ialah seorang mahasiswi di
Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makasar
tahun 2013. Penelitian ini memfokuskan pada hubungan
intertekstual novel dalam film Supernova Epidose
Kesatria Putri, dan Bintang Jatuh dalam proses
ekranisasi novel menjadi film. Perbedaan peneliti ini
dengan peneliti Rara ialah dibagian analisis intertekstual.
Skripsi Rara menganalisis intertektual sedangkan
penelian saya hanya membahas ekranisasi dan struktur.
Persamaan dari kedua peneliti ialah sama-sama
menganalisis dengan teori alih wahana.
c. Skripsi Prastika Aderia, Hasanuddin WS, Zulfadhli
dengan judul “Ekranisasi Novel Ke Film Surat Kecil
Untuk Tuhan”. Mereka bertiga ialah mahasiswa dan
mahasiswi program studi Bahasa dan Sastra Indonesia
FBS Universitas Negeri Padang 2013. Penelitian ini
menjelaskan bahwa setiap episode sangat penting. Novel
dan filmnya tidak terlalu jauh berbeda. Bahkan hamper
mirip keduanya hanya saja ada beberapa adegan yang
dihilangkan. Perbedaan dalam kedua peneliti ini ialah
peneliti ini mencantumkan sutradara dan pengarangnya
di bagian judulnya sedangkan peneliti Prastika tidak
6
menjabarkan siapa mengarangnya dan siapa
sutradaranya. Persamaannya ialah sama-sama
menganalisis dari novel ke film.
5. Konsep
Dalam penelitian ini perlu dijelaskan beberapa konsep untuk
menunjang proses penelitian. Beberapa konsep yang akan dibahas
sebagai berikut.
6.1 Alih Wahana
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui dalam proses
pengubahan karya sastra menjadi karya seni lain seperti film, yaitu
alih wahana, ekranisasi, dan transformasi. Penulis dalam penelitian
ini menggunakan istilah alih wahana dikarenakan alih wahana tidak
sekadar bertumpu pada perubahan karya sastra menjadi karya seni
lain dan pelayarputihan dari karya sastra menjadi film.
Alih wahana mencakup kegiatan penerjemahan, penyaduran,
dan
pemindahan dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian yang lain.
Wahana berarti
kendaraan, alih wahana adalah proses pengalihan dari satu jenis
„kendaraan‟ ke jenis „kendaraan‟ lain. Sebagai „kendaraan‟ suatu
karya seni merupakan alat yang bisa mengalihkan sesuatu dari satu
tempat ke tempat lain. Wahana diartikan juga sebagai medium yang
digunakan untuk mengungkapkan, mencapai, atau memamerkan
gagasan atau perasaan. Jadi, pada intinya pengertian itu adalah
pemindahan dan pengubahan.
6.2 Ekranisasi
Ekranisasi adalah suatu pengubahan wahana dari kata-kata
menjadi wahana gambar. Di dalam novel segalanya diungkapkan
dengan kata kata,sedangkan dalam film ilustrasi dan gambaran
diwujudkan melalui gambar. Eneste (1991:60) menyebutkan bahwa
ekranisasi adalah suatu proses pelayarputihan atau pemindahan sebuah
novel ke dalam film (Ecran dalam bahasa
7
Prancis berarti „layar‟). Ekranisasi mengakibatkan beberapa
perubahan pada karya sastra, Damono (2009:123) mengungkapkan
bahwa banyak hal yang menyebabkan perubahan harus dilakukan jika
sebuah karya diubah menjadi media lain, seperti film. Novel bisa
dibaca kapan saja dan dalam situasi yang sama sekali ditentukan oleh
pembaca, sementara pemanggungan dan film dibatasi waktunya.
6.3 Perbedaan Novel dan Film
Perbedaan pertama, yaitu pada alat. Alat utama dalam novel
adalah kata-kata sedangkan alat dalam pembuatan film memakai
gambar-gambar yang bergerak berkelanjutan. Perbedaan kedua pada
proses penggarapan. Novel dapat diciptakan dengan kreasi
individual sedangkan pada penciptaan film merupakan hasil kerja
gotong royong seperti produser, penulis skenario, sutradara, juru
kamera, penata artistik, perekam suara, para pemain, dan lain-lain.
Perbedaan ketiga pada proses penikmatan. Proses penikmatan dari
novel ke film terjadi perubahan dari membaca menjadi menonton
dan penikmatnya sendiri berubah dari pembaca menjadi penonton.
Selain itu, ketika membaca novel dapat dinikmati kapan saja dan
dimana saja sedangkan saat menonton film dapat dinikmati pada
jam dan tempat tertentu. (Eneste, 1991:60-61)
6. Landasan Teori
Setiap penelitian pasti memiliki kerangka teori untuk
menyelesaikan permasalahannya agar mencapai hasil yang
maksimal. Landasan teori yang memuat pokok-pokok pikiran dari
sudut mana penelitian akan disoroti. Landasan teori yang dipakai
adalah sebagai berikut :
8
belakang sejarah evolusi yang cukup panjang danberkembang secara
dinamis. Menurut kaum Stukturalisme, sebuah karya fiksi
merupakan sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh
berbagai unsur (pembangun)-nya. Menurut Nurgiyantoro (2007:38),
analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, dapat
dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan
fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan.
Pendapat Teeuw (2015:106) analisis struktural bertujuan
membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail, dan
sedalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan
aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna yang
menyeluruh.
Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2007:216), latar atau
setting yang disebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Jadi, setting (latar)
dibagi menjadi tiga yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
Secara umum analisis struktural bertujuan memaparkan
secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antarberbagai unsur karya
sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan.
Namun, yang lebih penting adalah bagaimana hubungan antar unsur
itu, dan sumbangan apa yang diberikan terhadap tujuan estetika dan
makna keseluruhan yang ingin dicapai. Pendekatan struktural dalam
penelitian ini menganalisis alur, latar, tokoh, penokohan, sudut
pandang dan setting pada novel Roman Picisan.
7.2.1 Pengurangan
7.2.3 Penambahan
10
Penambahan merupakan salah satu proses transformasi
sastra ke bentuk film (Eneste, 1991:65). Sama halnya dengan
penciutan, penambahan juga dilakukan terhadap unsur sastra seperti
cerita, alur, tokoh, latar, maupun suasana. Penambahan yang
dilakukan dalam proses ekranisasi ini tentunya memiliki alasan.
7.2.4 Perubahan Variasi
Perubahan variasi antara novel dan film dapat terjadi dalam
ranah ide cerita, gaya penceritaan, dan sebaginya. Terjadinya
perubahan variasi dipengaruhi oleh faktor media yang digunakan,
persoalan penonton, dan durasi waktu pemutaran. Dalam alih
wahana, pembuat film merasa perlu membuat variasi-variasi dalam
film, sehingga terkesan film yang didasarkan atas novel itu tidak
seasli novelnya (Eneste, 1991:65) . Eneste (1991:67) menyatakan
bahwa dalam mengekranisasi pembuat film merasa perlu membuat
variasi-variasi dalam film, sehingga terkesan film yang didasarkan
atas novel itu tidak seasli novelnya.
11
mendengarkan, dan mencatat dialog dalam film. Data yang telah
terkumpul dibandingkan persamaan dan perbedaannya antara novel
dengan film.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Lampiran 1
RAGANGAN PENELITIAN
JUDUL
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN
LEMBAR PENGESAHAN
PANITIA PENGUJI
KATA PENGANTAR
14
DAFTAR ISI
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMBANG
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
3.1 Tujuan Umum
3.2 Tujuan Khusus
4. Manfaat Penelitian
4.1 Manfaat Teoretis
4.2 Manfaat Praktis
5. Kajian Pustaka
6. Konsep
7. Landasan Teori
8. Metode dan Teknik Penelitian
8.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
8.2 Metode dan Teknik Analisis Data
8.3 Metode dan Teknik Hasil Analisis Data
2.1 Pengantar
3.1 Pengantar
3.2 Penambahan
3.3 Pengurangan
15
BAB V PENUTUP
4.1 Simpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
16
Lampiran 2
Sinopsis :
Novel Roman Picisan karya Eddy D. Iskandar adalah sebuah novel
yang diubah menjadi sebuah film yang berjudul Rompis disutradarai oleh
Monty Tiwa. Novel ini diterbitkan tahun 1979 hingga sekarang masih banyak
peminatnya. Sehingga kualitasnya tidak diragukan lagi. Novel yang
menceritakan tentang anak remaja ini sangat menarik. Sepasang remaja yang
saling membenci hingga akhirnya saling merindukan. Selalu berselisih paham
jika ketemu dan ego masing-masing sangat tinggi. Disaat kelulusan Sekolah
Menengah Atas (SMA) mereka baru merasakan kehilangan karena si
perempuan pindah tempat tinggal mengikuti sang ayah. Disitulah mereka baru
menyesal karena mereka rasakan selama ini ialah ekspresi rasa kepedulian
satu sama lain
Lampiran 3