Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS PSIKOLOGI CONAN SELAMA MENYELESAIKAN

KASUS BERSAMA KAITO KID

PROPOSAL METODE PENELITIAN SASTRA

OLEH :

NI LUH PUTU NOVIYANTI


NPM : 15.JP.S1.853

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG


SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING
SARASWATI DENPASAR
2017/2018
1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................5

1.4 Batasan Masalah.............................................................................................5

1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................................6

1.5.1 Manfaat Teoritis...............................................................................6

1.5.2 Manfaat Praktis................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka................................................................................................7

2.2 Konsep............................................................................................................9

2.2.1 Konflik Batin...................................................................................9

2.2.2 Psikologi Sastra...............................................................................10

2.2.3 Tokoh Utama...................................................................................10

2.2.4 Film Animasi...................................................................................11

2.3 Landasan Teori...............................................................................................11

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data...................................................................................................15

3.2 Metode Dan Teknik Pengumpulan Data........................................................15

3.3 Metode Dan Teknik Analisis Data.................................................................17

3.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data...........................................................17

i
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan pencerminan dari segi kehidupan manusia sehari-hari

seperti sikap, tingkah laku, pengetahuan, pemikiran, tanggapan, perasaan, serta

imajinasi mengenai manusia itu sendiri. Sastra adalah ungkapan dari jiwa dan wakil

jiwa seseorang melalui bahasa sehingga dapat diartikan bahwa sastra tidak dapat

melepaskan diri dari aspek fisik. Karya sastra merupakan proses kreatif seorang

sastrawan melalui pemikiran imajinatif yang kemudian dituangkan ke dalam sebuah

karya sastra. Manusia selalu menunjukan sesuatu hal yang berbeda, sehingga suatu

karya sastra tidak bisa lepas membahas mengenai kehidupan manusia sebagai

makhluk individu atau makhluk sosial. Karya sastra dibangun dengan unsur yang

mempengaruhi karya sastra itu sendiri, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Seiring berjalannya waktu ilmu yang mempelajari tentang sastra pun mulai

berkembang, oleh sebab itu bukan hanya unsur-unsur yang terdapat pada karya

sastra saja yang dapat dianalisis atau diamati tetapi juga dapat dianalisis

berdasarkan faktor-faktor yang berasal dari luar karya sastra tersebut. Faktor-faktor

dari luar karya sastra tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu sosiologi sastra,

psikologi sastra dan antropologi sastra. Terutama, hal ini didorong oleh keinginan

untuk memahami karya sastra secara lebih mendalam dan tidak hanya sebatas

berhenti pada mengikuti alur cerita dari karya sastra yang bersangkutan.

1
Sastra dalam pandangan psikologi sastra adalah cerminan sikap dan perilaku

yang hakekatnya adalah pantulan kejiwaan yang berupa khayal, dapat dimonitor

melalui sikap dan perilaku kejiwaan manusia tersebut. Oleh karena itu, dengan

menganalisa melalui membaca sikap dan perilaku dalam sastra akan mampu untuk

memahami gejolak jiwa seseorang. Peristiwa kejiwaan yang berupa menggerutu,

meratap, melamun, menangis, menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan,

berteriak histeris, membanting pintu dan menutup diri seharian di dalam kamar,

mencabik-cabik baju, meremas-remas kertas, bunuh diri serta melukai orang lain,

dan lain sebagainya. Ini merupakan wujud perilaku eksternal manusia yang dapat

dirubah karena terlanjur terungkap dan merupakan peta jiwa manusia (Endraswara,

2008: 170-180). Aminuddin (1990 : 5) membedakan psikologi sastra menjadi tiga

bagian yaitu psikologi pengarang, psikologi pada teks sastra dan psikologi pembaca.

Dalam penelitian ini akan membahas psikologi pada teks sastra yang berkaitan

dengan kajian psikologis terhadap tokoh dalam suatu karya sastra.

Pada dasarnya konflik batin yang dialai seseorang banyak digambarkan melalui

sebuah karya sastra seperti contohnya film. Film merupakan media komunikasi

yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan dalam bentuk apa saja

tergantung dari misi film tersebut kepada sekolompok orang di suatu tempat

tertentu. Film juga merupakan salah satu karya sastra yang sangat diminati dari

berbagai kalangan usia penikmat karya sastra. Pengaruh film sangatlah besar

terhadap kehidupan manusia karena film dapat merubah perilaku seseorang di

dalam kehidupan sehari-hari. Film dapat diminati dari segi penglihatan,

pendengaran dan mengikuti alur cerita yang disajikan sampai dengan emosi

penonton yang mengikuti adegan demi adegan film sehingga ikut larut dalam

2
kejadian yang dialami oleh tokoh dalam film tersebut yang menyebabkan karya

sastra ini menjadi paling unggul dibandingkan karya sastra lainnya.

Di Indonesia berbagai genre-genre film telah banyak dihasilkan. Jepang pun

yang dikenal sebagai negara maju akan teknologinya tentu saja selalu menghasilkan

berbagai jenis genre film yang sangat menarik untuk dinikmati, seperti action, horor,

romansa, komedi, fantasi, dan animasi dapat memikat hati para penikmat karya

sastra. Salah satu film bergenre animasi Jepang yang terkenal adalah Detective

Conan. Detective Conan bukan hanya menghasilkan series per-episode tetapi juga

menghasilkan berupa movie yang dinikmati dengan menontonnya di bioskop.

Detective Conan The Movie sudah menghasilkan 22 judul yang tayang di bioskop

dengan antusias yang sangat besar bagi peminat film animasi di bioskop Jepang

maupun di luar Jepang. Salah satu movie yang berjudul Meitantei Konan: Tenku no

Rosuto Shippu adalah film series keempat belas dari seri anime dan

manga Detektive Conan yang di rilis pada 17 April 2010. Film ini mendapat ¥ 3,19

milyar, sehingga menjadi film terlaris keempat di Detective Conan The Movie seri

dan juga merupakan film yang pertama kali memunculkan karakter bernama

Jirokichi Suzuki seorang penasehat senior perusahaan Suzuki dan kemunculan

kedua Kaito Kid.

Film Detective Conan The Movie seri keempat belas ini dimulai dengan adegan

teroris yang menerobos masuk sebuah laboratorium. Setelah mencuri bakteri

berbahaya yang tersimpan di dalamnya, para teroris tersebut meledakkan

laboratorium. Beberapa saat kemudian, para teroris mengumumkan identitas

mereka sebagai Akai Syamu Neko atau Kucing Siam Merah, yaitu kelompok teroris

yang telah dihancurkan pemerintah sepuluh tahun yang lalu. Adegan kemudian

3
beralih ke sebuah kapal udara milik paman Sonoko, yaitu Jirokichi Suzuki yang

lagi-lagi menantang Kaito Kid untuk mencuri perhiasan Lady Sky yang disimpan di

dalam kapal udara. Seperti biasa, Conan dan teman-teman diundang Jirokichi

melalui Sonoko untuk menyaksikan kekalahan dan penangkapan Kaito Kid secara

langsung. Ajang adu akal antara Jirokichi dengan Kid di angkasa berubah menjadi

kasus penyanderaan ketika Kucing Siam Merah menyerbu masuk kapal udara dan

mengancam akan meledakkan kapal udara beserta bakteri maut yang mereka curi

di atas kota Osaka yang padat penduduk. Disini tokoh Kaito Kid bekerja sama bahu

membahu dengan Conan dalam menghadapi musuh bersama yaitu kelompok

Kucing Siam Merah. Dari semua peristiwa tersebut muncul berbagai konflik batin

dari tokoh utama Conan yang berupaya menghadapi musuh bersama dengan Kaito

Kid yang dimana Kid adalah rival dari si detektif Conan. Konflik hadir dari dalam

cerita yang berupa pertentangan, ketegangan, kekalutan, atau kekacauan batin yang

dialami tokoh-tokohnya. Konflik merupakan unsur yang sangat penting dalam

karya sastra yang membuat para penikmat karya sastra lebih tertarik untuk

mengamatinya.

Film animasi ini dipilih sebagai obyek dari penelitian karena di dalam film ini

Conan akan bekerjasama dengan rivalnya yaitu Kaito Kid. Film ini juga

mengajarkan agar kita tidak sombong dan menyebabkan permasalahan menjadi

lebih besar, serta tentu saja mengajarkan kita untuk selalu bekerjasama untuk

menyelesaikan suatu permasalahan, karena lebih baik berdua dari pada seorang diri.

Mengingat masalah konflik batin menyangkut masalah psikologi, oleh karena itu

penelitian ini akan menggunakan unsur pendekatan psikologi sastra.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah konflik batin yang dialami oleh tokoh utama

Conan saat bekerjasama dengan Kaito Kid dalam film “Meitantei Konan: Tenku no

Rosuto Shippu” ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengkaji konflik batin yang dialami oleh tokoh Conan saat bekerjasama dengan

Kaito Kid dalam film “Meitantei Konan: Tenku no Rosuto Shippu”

1.4 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini agar tidak meluas, karena

terdapat beberapa tokoh pemain yang diceritakan dalam film animasi “Meitantei

Konan: Tenku no Rosuto Shippu”, maka penelitian ini akan difokuskan pada

permasalahan konflik batin tokoh utama Conan selama bekerjasama dengan Kaito

Kid untuk memecahkan permasalahan dalam film animasi Detective Conan The

Movie seri empat belas yang berjudul “Meitantei Konan: Tenku no Rosuto Shippu”

yang akan dikaji dari segi psikologi sastra.

5
1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan untuk mampu menambah wawasan dan

memperkaya pengetahuan tentang kesusastraan dan menambah minat penikmat

sastra mengenai film Jepang. Penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi bahan

perbandingan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk

lebih memahami isi cerita, terutama memahami tekanan psikologi yang dialami

oleh tokoh utama yang terdapat dalam film animasi “Meitantei Konan: Tenku no

Rosuto Shippu”.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan pemaparan mengenai penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Pada sub bab ini penulis melakukan

penelusuran terhadap penelitian dan tulisan yang relevan dengan topik penelitian

ini. Berdasarkan data-data tersebut, penelitian sebelumnya sudah banyak yang

menganalisis dengan kajian psikologi sastra menggunakan objek penelitian karya

sastra berupa film, novel, cerpen ataupun yang lainnya, yakni sebagai berikut.

Siti Rokhana (2009), dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Tokoh

Utama dengan Teori Psikoanalisa Sigmund Freud Pada Cerpen HANA 「鼻」Karya

Akutagawa Ryunosuke”. Penelitian ini memfokuskan pada aspek psikologi tokoh

utama Zenchi Naigu dan faktor-faktor yang melatarbelakangi aspek psikologi tokoh

utama Zenchi Naigu dalam cerpen Hana. Menggunakan teori kepribadian Sigmund

Freud dan faktor kejiwaan Rakhmat untuk menganalisis datanya. Hasil analisisnya

yaitu tokoh Naigu memiliki aspek psikologis yang sangat kuat bila dikaji melalui

teori psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Berdasarkan dari

analisis, peneliti menemukan fakta bahwa ego dari Naigu dapat memenuhi id dari

Naigu yang besar. Namun, superego dari Naigu belum bekerja sempurna untuk

mengendalikan id dari Naigu. Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun Naigu

seorang kepala pendeta yang seharusnya mengesampingkan masalah duniawi dan

7
lebih mengutamakannya supaya masuk surga, tetapi Naigu tetaplah manusia biasa

yang mempunyai nafsu-nafsu duniawi yang ingin diwujudkan.

Adapun persamaan dari penelitian ini dengan penelitian Siti Rokhana yaitu,

sama-sama menganalisis tokoh utama dan teori yang digunakan untuk menganalisis

data. Dan perbedaannya pada obyek yang dianalisis, penelitian Siti Rokhana

menggunakan cerpen “Hana” karya Akutagawa Ryunosuke sebagai obyek

penelitian, sedangkan obyek yang digunakan penelitian ini adalah film animasi

“Meitantei Konan: Tenku no Rosuto Shippu”. Manfaat penelitian Siti Rokhana

terhadap penelitian ini adalah sangat membantu penulis untuk memahami teori

Psikoanalisis Sigmund Freud.

Yuniartiningsih (2013), dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Psikologi

Tokoh Utama dalam Film Samurai X (Rurouni Kenshin) disutradarai Keishi Otomo”

yang memfokuskan tentang psikologi tokoh utama film Samurai X. Menggunakan

teori psikologi Sigmund Freud. Hasil penelitian menunjukkan kepribadian tokoh

utama dalam Film “Samurai X (Rurouni Kenshin)” dapat dibagi menjadi tiga yaitu

(1) id, tokoh utama yaitu Kenshin pada saat keinginan untuk membunuh muncul

kembali ketika seseorang mengancamnya, tanpa segan lagi dia akan membunuh

orang tersebut. (2) Ego, tokoh utama yaitu Kenshin terjadi ketika id dan superego

bersamaan muncul, yaitu di saat Kenshin di serang oleh Gein dan Jin e. (3)

Superego, tokoh utama (Kenshin) muncul pada saat ia menolong Kaoru dari

ancaman-ancama preman yang ingin mengambil doujounya. Pembahasan terakhir

dari penelitian tersebut adalah konflik internal dan eksternal yang dimiliki oleh

tokoh utama Kenshin. Konflik internal yang dialami Kenshin ketika ia mengingat

masa lalu saat ia membunuh merupakan hal yang menyakitkan bagi dirinya.

8
Walaupun tidak ingin mengingat ia tetap saja tanpa sengaja mengingatnya yang

menyebabkan Kenshin menyesali kehidupan masa lalunya. Sedangkan konflik

eksternal yang dirasakan oleh Kenshin adalah ketika teman-temannya menekan

kehidupannya.

Persamaan antara penelitian dari Yuartiningsih dengan penelitian adalah

sama-sama menggunakan teori psikologi Sigmund Freud untuk menganalisa

kepribadian tokoh utama dalam film. Sedangkan perbedaannya terletak pada obyek

yang diteliti, yaitu Yuartiningsih mengkaji film Samurai X sedangkang penelitian

ini mengkaji film “Meitantei Konan: Tenku no Rosuto Shippu”.

2.2 Konsep

Penelitian ini adalah penelitian yang mengkaji tentang psikologi tokoh

utama Conan pada saat bekerjasama dengan Kaito Kid dalam film animasi

“Meitantei Konan: Tenku no Rosuto Shippu”. Penelitian ini menggunakan sejumlah

konsep terkait untuk memberikan pemahaman dasar-dasar tentang topik sesuai

dengan permasalahan yang dirumuskan. Adapun konsep yang akan dijelaskan

meliputi konflik batin, psikologi sastra, tokoh utama dan film animasi.

2.2.1 Konflik Batin

Konflik merupakan salah satu bagian terpenting dalam karya sastra

khususnya film. Konflik adalah percekcokan, pertikaian maupun pertentangan

antara dua orang atau kelompok. Dalam sastra konflik adalah pertentangan atau

pertikaian yang terdapat dalam cerita yakni pertentangan antara dua pemikiran atau

lebih yang menghasilkan motif-motif tertentu.

9
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006 : 587), konflik batin adalah

percekcokan, pertikaian, pertentangan antara satu orang, dua orang atau lebih.

Pengertian konflik batin adalah konflik yang disebabkan oleh adanya dua gagasan

atau lebih atau keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai diri atau

sesuatu sehingga mempengaruhi tingkah laku seseorang di masyarakat sehari-hari.

2.2.2 Psikologi Sastra

Psikologi berasal dari bahasa Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan

“logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi artinya

ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan, baik mengenai macam-macam latar

belakangnya, gejalanya maupun prosesnya. Sedangkan menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2006 : 551), psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan

proses-proses mental bertingkah laku. Sedangkan sastra berasal dari serapan bahasa

Sansekerta “Shastra” yaitu Shas yang berarti instruksi atau ajaran dan Tra yang

berarti alat atau sarana, sehingga sastra memiliki arti ilmu tentang hasil karya seni

dengan menggunakan alat atau sarana secara tertulis. Maka dapat disimpulkan

pengertian dari psikologi sastra adalah ilmu yang mengkaji karya sastra dari sudut

kejiwaanya.

2.2.3 Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh dinamis sehingga sifat mereka bisa berubah-

ubah sesuai dengan sifat tokoh utama dalam cerita. Tokoh utama memiliki peranan

yang sangat penting dalam jalannya suatu cerita baik itu dalam film, cerpen, novel

dan lain sebagainya dan selalu muncul di awal cerita. Tokoh utama adalah tokoh

yang penting dan selalu muncul sehingga mendominasi jalannya suatu cerita, serta

10
tokoh yang selalu diutamakan pencitraannya dalam film yang bersangkutan

(Nurgiyantoro, 2010 : 176-177).

2.2.4 Film Animasi

Film animasi atau yang juga biasa disebut dengan animasi saja berasal dari

bahasa latin, “anima” yang artinya jiwa hidup, nyawa, dan semangat. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (daring), animasi adalah acara televisi yang

berbentuk gambaran yang bergerak secara mekanik elektronis sehingga di layar

tampak seolah-olah bergerak nyata. Pengertian film animasi adalah suatu teknik

dalam pembuatan karya seni audio visual yang berdasarkan terhadap pengaturan

waktu pada gambar yang telah dirangkai dari beberapa potongan gambar yang

bergerak sehingga terlihat nyata.

2.3 Landasan Teori

Pada landasan teori ini semua teori yang mengacu kepada obyek yang

dibahas akan dijelaskan secara terperinci. Penjelasan tersebut dapat dijadikan

sebagai landasan pemikiran dan titik acuan dari permasalahan yang dibuat dalam

penelitian. Penelitian ini membahas tentang konflik batin yang dialami oleh tokoh

utama dalam film animasi “Meitantei Konan: Tenku no Rosuto Shippu” yang

dianalisis dengan pendekatan psikologi sastra, oleh karena itu teori yang dipakai

adalah teori kepribadian psikoanalisis Sigmund Freud.

Sigmund Freud merupakan psikologi pertama yang menyelidiki aspek

ketidaksadaran dalam jiwa manusia. Sigmund Freud lahir di Moravia, Austria pada

tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal pada usia 83 tahun di London. Psikoanalisis

ditemukan Freud pertama kali pada tahun 1890-an. Sigmund Freud mengibaratkan

11
kesadaran manusia sebagai gunung es, karena sedikit yang terlihat dipermukaan

adalah menunjukkan kesadaran seseorang. Dalam daerah ketidaksadaran yang

sangat luas ini ditemukan dorongan-dorongan, nafsu-nafsu, ide-ide, dan perasaan-

perasaan. Sigmund Freud juga mengungkapkan bahwa kehidupan seseorang selalu

dipenuhi oleh berbagai tekanan dan konflik, untuk meredakan tekanan dan konflik

tersebut seseorang biasanya menyimpan dengan rapat di alam bawah sadar.

Sigmund Freud merupakan orang yang pertama memelopori kerangka teori yang

teori-teorinya relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variable

yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap

rumusan masalah yang dikaji.

Sigmund Freud (Minderop, 2010 : 21) membagi struktur kepribadian

menjadi tiga bagian yaitu id (das es), ego (das ich), dan superego (das ueberich).

Perilaku manusia pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara sesama

makhluk hidup yang dimana kepribadian manusia id, ego, dan superego selalu

bekerja.

1. Id

Id (das es) merupakan kepribadian manusia yang paling dasar yang

didalamnya terdapat sistem naluri bawaan atau kepribadian yang sudah ada

sejak lahir. Id dikenal sebagai struktur kepribadian yang kacau, karena

mekanisme kerja Id tidak beraturan, tidak mengenal nilai-nilai moralitas,

dan tidak bisa membedakan antara benar ataupun salah. Id memiliki dua

macam proses dalam mencapai maksud dan tujuan. Proses pertama adalah

tindakan-tindakan refleks, yakni suatu bentuk tingkah laku atau tindakan

yang sistem kerjanya secara otomatis atau dibawah sadar seorang individu.

12
Tindakan refleks ini tidak bisa menahan ketegangan seorang individu

sehingga memerlukan suatu obyek sebagai pemuasnya. Proses kedua adalah

proses primer, yakni suatu proses yang melibatkan sejumlah reaksi yang

rumit yang dimana proses ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan dari

Id.

2. Ego

Ego (das ich) merupakan bagian dari kepribadian yang harus patuh

terhadap id dalam mencari kenyataan untuk meredam ketegangan-

ketegangan dari suatu tindakan seorang individu. Sehingga ego dapat

dibedakan antara khayal dan bukan khayal, yakni ego berfungsi untuk

mempersatukan pertentangan antara id dan superego. Ego memegang

prinsip realitas sehingga dapat menunda pemuasan diri dengan mencari

pemuasan yang lain sesuai dengan prinsip sosial, lingkungan, dan hati

nurani. Serta menggunakan prinsip rasional dalam memutuskan kebutuhan-

kebutuhan seorang individu.

3. Superego

Superego (das das ueberich) adalah sistem kepribadian yang berisi

nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya menyangkut baik dan buruk.

Superego disini merupakan sebagai representasi dari berbagai nilai dan

hukum-hukum dari suatu masyarakat dimana individu tersebut berada.

Superego adalah sebagai pengendali dari dorongan-dorongan atau

keinginan dari id agar keinginan tersebut dapat dilakukan sesuai dengan

norma yang berlaku di masyarakat, sehingga mendorang individu kepada

kesempurnaan. Superego apabila menentang keinginan atau ketegangan

13
yang dirasakan dari ego akan menghasilkan emosi seperti rasa bersalah dan

penyesalan.

14
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk menyelesaikan

permasalahan dengan menggunakan cara atau proses tertentu. Metode yang

diterapkan dalam penelitian ini yaitu sumber data, metode dan teknik pengumpulan

data, metode dan teknik analisis data, metode penyajian hasil analisis data.

3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan sumber data

primer. Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung

melalui proses wawancara, pendapat individu atau kelompok maupun hasil

observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian dan atau diperoleh dari

tangan pertama (subjek informasi). Sumber data primer yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah film animasi Detective Conan The Movie seri keempat belas

yang berjudul “Meitantei Konan: Tenku no Rosuto Shippu” karya Kazunari Kochi

yang di rilis pada 17 April 2010 disutradarai oleh Yasuichiro Yamamoto dengan

durasi 102 menit.

3.2 Metode Dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data sehingga dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan metode observasi. Metode observasi

merupakan metode pengumpulan data dengan proses menyimak, memahami, dan

15
mencatat fenomena atau gejala yang diamati serta selanjutnya mengolah bahan

penelitian melalui lisan maupun tulisan (Mahsun, 2012 : 92).

Teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain sebagai berikut :

1. Teknik Simak

Teknik simak adalah teknik yang digunakan dalam penelitian bahasa

dengan cara menyimak penggunaan bahasa pada obyek penelitian secara

cermat, terarah dan teliti terhadap sumber data. Istilah menyimak disini

tidak hanya dengan menyimak dengan penggunaan bahasa secara lisan,

namun juga penggunaan bahasa secara tertulis. Langkah yang dilakukan

dalam teknik simak ini adalah dengan cara menyimak film animasi

“Meitantei Konan: Tenku no Rosuto Shippu” dengan baik kemudian

memahami alur cerita untuk menganilis konflik batin yang dialami oleh

tokoh dalam film tersebut.

2. Teknik Catat

Teknik catat adalah dengan proses pencatatan dialog-dialog yang

terdapat dalam film animasi “Meitantei Konan: Tenku no Rosuto Shippu”

yang mengacu kepada kepribadian tokoh utama Conan saat bekerjasama

dengan Kaito Kid dalam menuntaskan kasus terorisme dan ditranskripkan

dengan menggunakan teks tertulis beserta dengan gambar adegan. Tahapan-

tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu dengan menonton

film “Meitantei Konan: Tenku no Rosuto Shippu” secara berulang-ulang,

kemudian mencatat dialog-dialog dan mengambil gambar adegan yang

sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

Selanjutnya dengan mencari karakter-karakter tokoh yang mengarah pada

16
psikologi tokoh yang diangkat dalam film animasi ini. Setelah data-data

tersebut didapatkan langkah selanjutnya adalah dengan menganalisis

konflik batin yang dialami oleh tokoh utama.

3.3 Metode Dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode deskriptif analisis.

Metode ini digunakan karena peneliti ingin menggambarkan atau melukiskan fakta-

fakta atau keadaan ataupun gejala yang tampak di dalam cerita “Meitantei Konan:

Tenku no Rosuto Shippu” yang kemudian disusul dengan analisis sesuai dengan

pokok permasalahan, yaitu dari segi psikologi yang dialami oleh tokoh utama.

Teknik yang digunakan dalam analisis data yaitu teknik klasifikasi. Teknik

klasifikasi adalah teknik mengklasifikasikan data yang diperoleh sesuai dengan

permasalahan yang dibuat. Data-data yang diperoleh berupa percakapan dialog-

dialog yang dilakukan oleh tokoh dalam film yang telah dicatat dan disimak

selanjutkan diklasifikasikan ke dalam masing-masing aspek psikologi.

3.4 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Metode yang digunakan untuk penyajian analisis data ini adalah metode

informal. Keseluruhan hasil dari data analisis film yang didapat dipaparkan dan

dijelaskan dengan menggunakan bahasa Indonesia dan beberapa dialog dalam film

disisipkan dengan bahasa Jepang. Menurut Mahsun (2012 : 224) mengungkapkan

bahwa metode informal yaitu mengyajikan hasil analisis data dengan menggunakan

kata-kata biasa, termasuk menggunakan terminology yang bersifat teknis.

17
Penelitian ini menggunakan data kata-kata yang disertai dengan gambar adegan

dalam film animasi “Meitantei Konan: Tenku no Rosuto Shippu” yang

menunjukkan keadaan konflik bantin tokoh utama Conan selama bekerjasama

dengan Kid untuk menyelesaikan permasalahan terorisme. Kata-kata yang terdapat

dalam adegan yang sesuai dengan permasalahan yang dicari dibuat dalam bahasa

Jepang, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hasil analisis

disajikan dalam bahasa Indonesia.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1990. Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bahasa dan Sastra.

Malang : Yayasan Asih Asah Asuh Malang.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka

Belajar.

Kochi, Kazunari. 2010. Meitantei Konan : Tenkuu no Rosuto Shippu. Jepang.

Mahsun, M.S. 2012. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : Rajawali Pers.

Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor

Indonesia.

Nurgiantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Sastra. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press.

Ratna, I Nyoman Kutha. 2004. Teori Metode dan Teknik Penelitian Sastra, Cetakan

Kelima. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Rokhana, Siti. 2009. Analisis Tokoh Utama Dengan Teori Psikoanalisa Sigmund

Freud Pada Cerpen HANA 「 鼻 」 Karya Akutagawa Ryunosuke.

Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Susanto, Dwi. 2012. Pengantar Teori Sastra. Yogyakakarta : CAPS.

Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2006.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

19
Yuniartiningsih, Ni Luh Putu. 2013. Analisis Psikologi Tokoh Utama dalam Film

Samurai X Rurounin Kenshin Disutradarai oleh Keishi Otomo.

Denpasar : Program Studi Bahasa Jepang STIBA Saraswati.

20
SUMBER INTERNET

digilib.unila.ac.id/22902/2/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.
pdf (akses 14/6/2018)
https://kbbi.web.id/ (akses 14/6/2018)

21

Anda mungkin juga menyukai