Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Karya sastra merupakan suatu karya imajinatif dari seorang yang dilandasi kesadaran dan
tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni. Karya sastra juga banyak memberikan
gambaran kehidupan sebagaimana yang diingingkan oleh pengarangnya sekaligus menunjukkan
sosok manusia sebagai insan seni yang berunsur estetis dominan.

Sosiologi adalah telaah tentang lembaga dan proses sosial manusia yang objektif dan ilmiah
dalam masyarakat. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan,
bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga
sosial dan segala masalah ekonomi, agama, politik dan lain-lain yang kesemuanya itu merupakan
struktur sosial kita mendapatkan gambaran tentang cara-cara manusia menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, tentang mekanisme sosialisasi, proses pembudayaan yang menempatkan
anggota masyarakat di tempatnya masing -masing

Sastra merupakan hasil cipta pengarangnya dengan menggunakan manusia dan sekitarnya
(masyarakat) sebagai sarana untuk menuangkan ide-idenya. Masyarakat adalah sekelompok
individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya.
Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia
dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sosiologi dan sastra memiliki objek
yang sama, yaitu manusia dan masyarakat. Tetapi keduanya memiliki perbedaan. Sosiologi
memfokuskan pada analisis ilmiah dan objektif dalam kehidupan nyata. Sedangkan sastra
memfokuskan penghayatannya melalui perasaan secara subjektif (fiktif) menurut imajinasi
pengarang. Oleh karena itu, antara sosiologi dan sastra memiliki hubungan yang erat. Sosiologi
mempelajari kehidupan sosial masyarakat, dan sastra merupakan media untuk menggambarkan
kehidupan sosial yang ada dalam kehidupan nyata menurut penciptanya.

Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa karya sastra berisi tentang persoalan-persoalan
manusia. Dalam pengungkapan persoalan manusia itu seorang pengarang secara langsung atau
secara tidak langsung telah menuangkan persoalan sosial ke dalam karyanya. Hal ini
dimungkinkan karena pengarang biasanya cenderung dipengaruhi oleh apa yang dirasakan,
dilihat dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan pengalamannya.

Salah satu karya sastra selain novel, puisi, cerpen, dan drama adalah film. Film merupakan suatu
bentuk komunikasi massa dimana penyampaian pesan ditransfer dari unsur visual dan unsur
audio. Kedua unsur ini dipadukan menjadi suatu media untuk menyampaikan informasi hiburan,
sosial, pendidikan, dan komersil. Film adalah suatu kreativitas seni orang yang membuat karya
film itu sendiri. Karena itu film mempunyai kemampuan yang kreatif karena film mampu
menggambarkan realitas yang ada dengan gambaran imajiner yang dapat menyuguhkan hiburan,
renungan, dan refleksi bagi penonton atau masyarakat yang menyaksikannya.

Film yang baik merupakan media komunikasi, menghubungkan masa lampau dengan masa
sekarang dengan mencerdaskan dan mencerahkan bangsa karena memberikan nilai-nilai yang
terkandung didalamnya yang dapat direfleksikan dalam kehidupan nyata. Selain itu, film juga
merupakan pendeskripsian ciri khas budaya bangsa yang bisa menggambarkan ekspresi individu
atau cerminan masyarakat. Dari alur jalan cerita, peran tokoh dan karakter, sinematografi, dan
lain-lain.

Film adalah dokumen sosial sebuah komunitas, film mewakili realitas kelompok masyarakat
pendukungnya baik realitas dalam bentuk imajinasi ataupun realitas dalam arti sebenarnya,
atau dengan kata lain film merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat, karena film
mencerminkan kehidupan masyarakat secara nyata atau hanya imajinasi dari pengarang yang
dipengaruhi kondisi sosial budaya sekitarnya. Film juga merupakan media komunikasi dari
pembuat film dengan masyarakat. Seperti dinyatakan Maerselli Sumarno (1996: 27), dalam satu
penggunaan, film adalah medium komunikasi massa, yaitu alat penyampai berbagai jenis pesan
dalam peradapan modern ini. Dalam penggunaan lain, film menjadi medium ekspresi artistik,
yaitu menjadi alat bagi seniman-seniman film untuk mengutarakan gagasan, ide lewat suatu
wawasan keindahan. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa yang menjadi tujuan dari
pembuatan film adalah supaya film yang dibuat dapat dipahami makna dan nilai-nilai yang
terkandung didalamnya serta apa yang terdapat dalam film merupakan hal yang ingin
disampaikan seniman film atau pembuat film kepada penontonnya.

Jika kita menyimak dunia perfilman di Indonesia, sejak tahun 2000 lalu semenjak munculnya
film musical Petualangan Sherina, AADC, dan bermunculan film-film berikutnya memperlihatkan
bahwa perkembangan film di Indonesia semakin meningkat. Bahkan banyak film-film yang
bermuatan nilai sosial, mengangkat budaya bangsa, dan film yang memberikan pendidikan
sejarah bangsa serta mengangkat kehidupan sosial masyarakat bangsa Indonesia pada zaman
orde lama menuju orde baru. Salah satu film yang menguraikan masalah kehidupan sosial
tersebut adalah GIE produksi Miles karya sutradara Riri Riza dan Mira Lesmana sebagai
produsernya. Film ini adalah satu-satunya film yang memberikan warna baru ditengah-tengah
maraknya film horor film-film Indonesia di bioskop-bioskop tanah air pada tahun 2005 silam ini.

GIE adalah sebuah film yang diangkat dari catatan harian seorang demonstran yang bernama Soe
Hok Gie. Film ini berdasarkan fakta sejarah bangsa Indonesia pada waktu lahirnya sang penulis
Soe Hok Gie sekitar tahun 50-60an. Masa dimana bangsa ini penuh dengan pergolakan politik,
terjadinya kerusuhan dimana-mana, sistem pemerintahan yang masih labil dan ketidaksetujuan
sebagian rakyat terhadap pemerintahan Soekarno yang diktator, pembantaian partai komunis,
serta kemiskinan yang merajalela. Film ini juga menggambarkan kelas-kelas sosial masyarakat
dan mahasiswa yang membentuk organisasi sesuai dengan kelas-kelas tertentu.
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, permasalahan yang dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah aspek sosial yang digambarkan dalam Film GIE Karya Sutradara Riri Riza?

2. Sejauh mana Film GIE Karya Riri Riza mampu mencerminkan keadaan sosial masyarakat
pada masa pemerintahan Soekarno tahun 60-an?

3. Bagaimana film GIE karya Riri Riza mampu mempengaruhi penonton?

4. Bagaimana kehidupan sosial Soe Hok Gie yang digambarkan dalam film GIE Karya
Sutradara Riri Riza?

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan agar permasalahan yang dibahas tidak keluar dari jalur
pembahasannya.

Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah menganalisis
sastra sebagai cermin masyarakat, nilai sosial, konflik sosial, kelas sosial, keadaan sosial dan
kehidupan Sosial Soe Hok Gie dalam film GIE Karya Riri Riza berdasarkan tinjauan sosiologi
sastra.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

1.4.1 Bagaimanakah aspek sosial yang tergambar dalam Film GIE Karya Riri Riza dengan
tinjauan sosiologi sastra?

1.4.2 Bagaimanakah kehidupan Tokoh Soe Hok Gie yang digambarkan dalam film GIE Karya
Riri Riza?
1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1.5.1 Mendeskripsikan aspek sosial yang terkandung dalam dalam Film GIE Karya Riri Riza
berdasarkan tinjaua sosiologi sastra.

1.5.2 Mendeskripsikan kehidupan sosial Tokoh Soe Hok Gie dalam film GIE Karya Sutradara
Riri Riza.

1.6 Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.

1.6.1 Manfaat teoritis

1.6.1.1 Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk yang
melakukan penelitian berikutnya.

1.6.1.2 Bagi peneliti, penelitiam ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
tentang film dan karya sastra.

1.6.1.3 Bagi pembaca, Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang penelitian
sastra yang mengangkat aspek sosial dalam masyarkat.

1.6.1.4 Bagi Universitas Pamulang, khususnya program Sastra Indonesia, penelitian ini
diharapkan menambah literatur pada ruang baca dan perpustakaan Fakultas sastra Indonesia
Universitas Pamulang (UNPAM).

1.6.2 Manfaat praktis

1.6.2.1 Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar atau rujukan dan
pengembangan pada pemecahan masalah sosial masyarakat.

1.6.2.2 Penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada usaha pemecahan masalah,
antara lain tentang pemahaman aspek sosial dalam masyarakat.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan ini supaya lengkap dan sistematis, maka perlu adanya sistematika penelitian. Adapun
sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

Bab ini menguraikan secara singkat latar belakang masalah terkait dengan masalah pokok dalam
penulisan skripsi, identifikasi masalah, pembatasan masalah dalam penelitian, perumusan
masalah, tujuan, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II: Penyusunan landasan teori yang didalamnya diuraikan tentang deskripsi teoritis,
pengertian film unsur intrinsik dan Ekstrinsik dalam film, pengertian sastra, dan pengertian
sosiologi sastra serta unsur-unsurnya.

BAB III: Pembahasan mengenai metodologi penelitian yang mencangkup tujuan penelitian,
metode penelitian, sumber data, dan teknik analisis data.

BAB IV: Pembahasan mengenai analisis unsur Intrinsik dan ekstrinsik Film GIE Karya Riri Riza,
pembahasan sosiologi sastra dalam film GIE Karya Sutradara Riri Riza, sastra sebagai cerminan
masyarakat, kelas sosial, konflik sosial dan kehidupan sosial tokoh Soe Hok Gie

Dalam film GIE Karya Sutradara Riri Riza. Pada bab ini dikemukakan sinopsis, alur cerita, unsur
intrinsik dan ekstrinsik dalam film, film GIE sebagai cerminan dari masyarakat Indonesia pada
masa orde lama, nilai-nilai sosial yang terkandung dalam film GIE Karya Sutradara Riri Riza.
Serta penulis menambahkan tanggapan-tanggapan dari penonton mengenai adanya film GIE
Karya Riri Riza.

BAB V: Penutup. Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dan saran-saran. Bagian terakhir dari
skripsi ini adalah menyimpulkan semua pembahasan dan memberikan saran-saran atas
kesimpulan yang diambil.

Posted by Adtya Emby at 22:18

Anda mungkin juga menyukai