Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra merupakan sebuah wadah yang digunakan untuk

menumpahkan emosi seseorang menjadi ide-ide dan gagasan seni yang

menarik. Karya sastra yang tercipta banyak jenisnya seperti karya tulis,

lagu, dan seni peran. Menurut Apri dan Edy (2018: 2) “Sastra adalah hasil

kegiatan kreatif manusia dalam mengungkapkan penghayatannya dengan

menggunakan bahasa”. Perkembangan sastra di Indonesia melalui

berbagai proses dari karya sastra klasik, peralihan, hingga modern. Sastra

bersifat dinamis, sehingga dari zaman ke zaman mengalami perubahan,

karena pencipta seni selalu memberikan inovasi pada karya yang

diciptakan.

Menurut Susana dan Fadli (2016: 2) “karya sastra adalah sebuah

karya yang memuat atau berisi ide dan gagasan seorang penulis/sastrawan

sehubungan pandangan terhadap konteks sosial masyarakat sekitarnya.

Penyampaian ide dan gagasan menggunakan pilihan diksi atau bahasa

yang indah.”. Menurut I Nyoman Yasa (2014: 41) “Karya sastra memiliki

fungsi menyampaikan ide-ide atau gagasan sesorang pengarang dalam

bentuk puisi, prosa, maupun drama. Hal tersebut dapat berupa kritik sosial,
politik, budaya, dan pertahanan keamanan berkaitan dengan permasalahan

yang ada di sekitar tempat tinggalnya”.

Film sebagai salah sati jenis karya sastra dalam seni peran, bukan

hanya dapat dinikmati sebagai tontonan saja, melainkan sebagai wadah

untuk menyampaikan pesan-pesan yang ada pada cerita yang terkandung

dalam film tersebut. Film juga dapat dijadikan media komunikasi antara

pembuat film dan penontonnya. Selain sebagai media komunikasi, film

juga dapat dijadikan sebagai media sosialisasi dan publikasi budaya yang

bersifat persuasif. Menurut Wibowo (2006: 196) “film adalah alat untuk

menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak melalui media cerita. Film

juga merupakan medium ekspresi artistik sebagai suatu alat para seniman

dan insan perfilman dalam rangka mengutarakan gagasan-gagasan dan ide

cerita. Secara esensial dan subtansial film memiliki power yang akan

berimplikasi terhadap komunikan masyarakat”. Menurut Redi (2019: 1)

menyatakan bahwa “Film merupakan gejala komunikasi massa yang

hingga kini terus berlangsung, yang digunakan orang untuk

menyampaikan pesan dan mempengaruhi khalayak dengan tujuan yang

spesifik”.

Menurut Arifin (2019: 31) mengatakan bahwa “Sastra itu

menyajikan kehidupan dan kehidupan itu terdiri atas suatu kenyataan

sosial. Karya sastra dikaitkan pula sebagai bentuk peniruan dunia subjektif

manusia sehingga dapat disimpulkan bahwa sastra merupakan cerminan

dari kehidupan manusia”. Dalam hal ini, karya sastra yang diciptakan oleh
seorang penulis tidak semata-mata mengandalkan bakat dan kemahiran

berekspresi, tetapi lebih dari itu, seorang penulis melahirkan karya sastra

karena ia juga memiliki visi, aspirasi, itikad baik, dan perjuangan,

sehingga karya sastra yang dihasilkannya memiliki nilai tinggi. Moral

dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang

yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal

itulah yang ingin disampaikannya kepada pembaca. Melalui cerita, sikap

dan tingkah laku para tokoh itulah pembaca diharapkan dapat mengambil

hikmah dari pesan-pesan moral yang disampaikan atau diamanatkan.

Saputra (2020: 7) “Karya sastra berfungsi bukan hanya memberikan

hiburan atau keindahan saja terhadap pembacanya, melainkan karya sastra

itu dapat memberikan sesuatu yang memang dibutuhkan manusia pada

umumnya yakni berupa nilai-nilai sastra seperti nilai Pendidikan, moral,

sosial, dan religius”. Konsep nilai-nilai dalam karya sastra yang diuraikan

di atas dapat dijadikan sebagai inspirasi dalam menciptakan karya sastra

berupa film oleh para pengarang. Salah satunya adalah film yang berjudul

Coco.

Coco adalah film keluarga yang diproduksi oleh Disney pada tahun

2017. Coco adalah film animasi 3D yang diproduksi oleh Studio Animasi

Pixar dan dirilis oleh Disney Pictures. Film ini diisi oleh suara Anthony

Gonzalez, Gael García Bernal, Benjamin Bratt, Renée Victor, dan Ana

Ofelia Murguía. Film ini dirilis di Amerika Serikat pada tanggal 22

November 2017 dan di Indonesia pada tanggal 24 November 2017. Dalam


film ini menceritakan keluarga Miguel (disuarakan oleh Anthony

Gonzales) yang selama beberapa generasi melarang music, namun Miguel

bermimpi menjadi seorang musisi berprestasi seperti idolanya, Ernesto de

la Cruz (disuarakan Benjamin Bratt). Miguel begitu gigih ingin

membuktikan talentanya, lalu serangkaian kejadian tak terduga dan penuh

warna membawanya ke Land of the Dead. Dalam perjalanannya ia

bertemu si cerdik Hector (disuarakan Gael García Bernal), lalu bersama-

sama mereka menjalankan petualangan untuk membuka tabir apa yang

sesungguhnya terjadi dalam sejarah keluarga Miguel.

Dalam film ini, ada berbagai macam tokoh dan karakter unik untuk

mendukung keberhasilan film dan menghidupkan cerita pada film

sehingga penulis tertarik untuk menuliskan nilai moral yang terkandung

dalam film Coco.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, permasalahan

dapat di identifikasi sebagai berikut :

1. Apa unsur instrinsik yang terdapat dalam film Coco?

2. Apa unsur Ekstrinsik dalam film Coco?

3. Nilai moral apa yang terdapat dalam film Coco?

4. Apa nilai moral Individual dan nilai moral sosial yang terdapat

dalam film Coco?

5. Bagaimana penerapan nilai moral dalam kehidupan sehari-hari?


C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

penulis membatasi masalah penelitian ini yang akan berfokus pada nilai

moral individual dan nilai moral sosial dalam film Coco.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka

penelitian ini merumuskan permasalahan untuk mengarahkan keseluruhan

proses penelitian. Sesuai dengan judul penelitian, maka yang menjadi

permasalahan yaitu: “Apa saja nilai moral yang terkandung pada film

Coco?”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur instrinsik dan

memperoleh nilai moral apa saja yang terkandung pada film Coco.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah.

1. Manfaat Teoritis

a. Merupakan sumbangan pemikiran bagi pengembangan analisis

nilai moral.
b. Menambah pengetahuan mahasiswa yang lain jika akan

melakukan penelitian yang sejenis

c. Mengembangkan ilmu pengetahuan nilai moral di bidang

kajian film.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan atau

referensi bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian

sejenis,

b. Memberikan pedoman bagi pembaca agar mengambil pesan

moral yang baik dan menghindari pesan moral yang tidak

sesuai dengan adat yang belaku lewat cerita yang ditontonnya.

G. Sistematika Penelitian

Skripsi ini disusun terdiri atas lima bab dengan masing-masing bab

mempunyai sub-sub bab tersendiri dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab satu ini berisi pendahuluan, bab ini

mengungkapkan latar belakang penelitian, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

Pada bab dua ini berisi tentang landasan teori, penelitian

yang relevan, dan kerangka berpikir. Di dalam landasan teori


akan dipaparkan beberapa pembahasan, yaitu karya sastra,

jenis-jenis karya sastra, film, nilai moral, dan jenis-jenis nilai

moral.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab tiga berisi metodologi penelitian, pendekatan

penelitian, teknik penelitian, fokus dan subfokus penelitian,

instrumen penelitian dan teknik pencatatan data dan teknik

pemeriksaan keabsahan data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab empat berisi tentang deskripsi informasi

penelitian, temuan penelitian, dan pembahasan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab lima terdiri dari simpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai