Oleh:
Muhammad Ramadhan Naziih Al Baihaqi
NIM 201911620009
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG
UNIVERSITAS DR. SOETOMO
2022
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................i
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Fokus Permasalahan...........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian................................................................................................4
1. Tujuan Umum.................................................................................................4
2. Tujuan Khusus................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................4
1. Manfaat Teoretis.............................................................................................5
2. Manfaat Praktis...............................................................................................5
E. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian..............................................................5
F. Definisi Istilah Kunci.........................................................................................5
G. Sistematika Penulisan.........................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................8
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI........................................................8
A. Kajian Pustaka....................................................................................................8
B. Landasan Teori...................................................................................................9
1. Semiotika........................................................................................................9
2. Representasi..................................................................................................10
BAB III........................................................................................................................13
METODE PENELITIAN............................................................................................13
A. Metode Penelitian.............................................................................................13
B. Sumber Data dan Data......................................................................................13
C. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................14
D. Teknik Analisis Data........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16
LAMPIRAN................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra menurut Febrianty (2016: 12) adalah sebuah karya kreatif hasil
dari pemikiran manusia yang menggambarkan kehidupan yang tentu di dalamnya
terkandung nilai-nilai pelajaran dan keindahan. Sedangkan menurut pendapat
Nurgiyantoro (2009: 2) karya sastra adalah sebuah karya bersifat rekaan dan khayalan
yang isi ataupun kebenarannya tidak perlu dicari dalam kehidupan nyata. Karya sastra
sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu karya fiksi dan nonfiksi. Karya fiksi, sesuai
dengan istilahnya, yaitu ‘fiksi’, adalah sebuah karya sastra yang isi ceritanya bukan
menunjukkan kebenaran atau imajinasi (tidak nyata). Sedangkan karya nonfiksi
adalah sebuah karya sastra yang isi di dalamnya menceritakan sesuai dengan apa
yang ada di dunia (nyata atau fakta). Seiring berjalannya waktu, karya sastra terus
berkembang hingga menjadi sesuatu atau sebuah karya yang dikenal oleh seluruh
dunia. Salah satu negara penghasil karya sastra yang sampai saat ini masih populer di
kancah internasional adalah Jepang. Jepang banyak memproduksi karya sastra baik
berupa karya fiksi maupun nonfiksi, dan salah satu karya fiksi yang terkenal adalah
anime.
Anime termasuk ke dalam karya fiksi, karena cerita di dalamnya sama seperti
film atau movie pada umumnya yang mengandung unsur intrinsik seperti tema,
plot/alur, latar, tokoh, penokohan, dan sebagainya. Sesuai dengan pendapat Febrianty
(2016: 12), walaupun anime merupakan karya fiksi dan dibuat untuk hiburan semata,
namun isi cerita di dalamnya mengandung banyak nilai pelajaran, keindahan, dan
fenomena kehidupan. Salah satu anime yang terkenal akan keseruan ceritanya adalah
serial anime Nisekoi karya Naoshi Komi. Pada awalnya, Nisekoi ini merupakan serial
komik / manga yang terbit pada tahun 2011. Komik ini kemudian mendapat adaptasi
anime yang diproduksi oleh Studio Shaft pada bulan Mei 2013 dengan penayangan
dari tanggal 11 Januari hingga 24 Mei 2014. Setelah sukses musim satu, Nisekoi
kembali
3
tayang dengan musim keduanya dengan penayangan dari bulan April hingga Juni
2015. Selain itu, Nisekoi juga mendapatkan adaptasi film live action dan ditayangkan
pada tahun 2018. Anime ini memiliki genre yang cukup unik, yaitu komedi, harem,
roman. Oleh karena memiliki genre roman dan komedi, anime Nisekoi menarik
banyak perhatian dan minat anak muda Indonesia dalam mencari tontotan dengan
cerita yang menghibur dan diselingi dengan romantis.
Nisekoi menceritakan seorang pemuda bernama Raku Ichijou, anak dari
keluarga yakuza yang baru saja masuk ke SMA Bonyari dan menjadi satu-satunya
pewaris yakuza di Jepang. Sepuluh tahun lalu, Raku membuat sebuah janji kepada
teman perempuan masa kecilnya. Janji tersebut adalah barangsiapa yang bisa
membuka liontin ini dengan sebuah kunci, dialah yang akan menikah denganku di
masa depan kelak. Setelah membuat janji, mereka berpisah dan sampai di masa
sekarang, Raku lupa kepada siapa dia mengatakan janji tersebut. Saat ini, yang harus
Raku lakukan adalah mencari gadis perempuan yang telah berjanji dengannya,
sehingga liontin yang selama ini disimpan oleh Raku bisa dibuka dengan kunci yang
dipegang oleh gadis tersebut. Bertahun-tahun Raku menjalani hidup selayaknya anak
sekolah, sampai dia dikenal sebagai anak yakuza dan bisa berteman akrab dengan
teman-teman di sekolahnya. Semasa sekolahnya, dia terus mencari kira-kira siapakah
gadis pemegang kunci agar liontin miliknya bisa terbuka. Raku dalam masa
pencariannya, bertemu dengan beberapa teman baru yang menjadi jalan atau petunjuk
untuk mengetahui siapa gadis yang berjanji dengannya, sehingga dari situ Raku dan
teman-temannya perlahan-lahan berusaha untuk saling membantu dalam mencari
petunjuk tersebut.
Dalam rangkaian cerita tersebut, peneliti menemukan adanya salah satu
budaya Jepang yang ditunjukkan oleh beberapa tokoh utama dalam anime tersebut,
yaitu omoiyari. Budaya omoiyari sendiri adalah salah satu budaya Jepang ketika
dalam pergaulan. Omoiyari menurut Hara (2006: 27) adalah sebuah tindakan dengan
memberikan perasaan suka rela kepada orang lain. Omoiyari dalam bahasa Jepang
4
memiliki arti empati atau sebuah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain
dan ditunjukkan dengan membantu orang lain apabila orang tersebut mengalami
kesusahan atau masalah. Sebagai contoh, peneliti mengutip beberapa percakapan
antartokoh yang menunjukkan sikap omoiyari dari anime Nisekoi karya Naoshi
Komi.
楽 :本当なんだって。
小野寺 :ちょっと待って、今バンソーコ。
楽 :あっ、小野寺、いいよそんな。
小野寺 :ダメだよ。ばい菌入ったらどうするの? ほら。
楽 :。。。
B. Fokus Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka fokus
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah representasi budaya
omoiyari dalam anime Nisekoi karya Naoshi Komi.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan representasi budaya omoiyari yang ditunjukkan oleh para
tokoh dalam anime Nisekoi karya Naoshi Komi.
2. Tujuan Khusus
Mengidentifikasi arti budaya omoiyari yang terdapat dalam anime Nisekoi
karya Naoshi Komi.
6
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini kepada pembelajar bahasa Jepang maupun dalam
penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat menambah ilmu dan wawasan pembaca tentang
representasi budaya omoiyari yang dituang ke dalam sebuah karya sastra
modern, yaitu anime.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat menjadi manfaat bagi beberapa pihak,
yaitu:
a. Bagi peneliti, menjadi bahan untuk memperluas dan memperdalam
wawasan ilmu khususnya tentang representasi budaya omoiyari dalam
sebuah anime. Serta menjadi pengalaman tersendiri dalam melakukan
sebuah penelitian.
b. Bagi pembelajar sastra dan pembaca, sebagai pengetahuan dan wawasan
baru tentang salah satu budaya Jepang yang disebut omoiyari.
c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi ide, masukan,
saran, ataupun referensi untuk penelitian selanjutnya khususnya tentang
nilai-nilai budaya Jepang.
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah berfokus pada representasi budaya
omoiyari yang ditunjukkan oleh beberapa tokoh utama dalam anime Nisekoi.
G. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari 5 bab, daftar pustaka, dan lampiran. Berikut adalah
sistematika penulisan penelitian.
BAB I PENDAHULUAN
Bab I berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan,
definisi istilah kunci, dan sistematika penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab IV berisi tentang paaparan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti mengenai representasi budaya omoiyari
yang terdapat dalam anime Nisekoi karya Naoshi Komi.
BAB V PENUTUP
Bab V berisi simpulan dari hasil penelitian dan saran untuk
penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Mengenai penelitian tentang representasi budaya, peneliti telah menemukan
jurnal dan skripsi yang sebelumnya telah membahas representasi budaya pada
berbagai sumber data, sehingga hal tersebut akan peneliti jadikan sebagai pedoman
dalam melakukan penelitian ini.
Pertama adalah jurnal yang ditulis oleh I.N.A. Harsana, K.A.S. Putra, dan
M.Y.S. Putra pada tahun 2020 dengan judul “ANALISIS SEMIOTIKA
REPRESENTASI BUDAYA JEPANG DALAM FILM ANIME BARAKAMON”.
Dalam jurnal tersebut menggunakan teori pendekatan semiotika Roland Barthes
dengan konsep representasi budaya, serta membahas tentang bagaimana representasi
budaya Jepang yang digambarkan dalam anime yang berjudul Barakamon karya
Satsuki Yoshino. Hasil analisis dari jurnal tersebut ditemukan ada 9 scene (adegan)
yang menunjukkan budaya Jepang, yaitu seperti cara meminta maaf, melempar kue
mochi sebagai rasa syukur, representasi huruf kanji, tata krama saat makan, cara
memanggil nama orang, Dewa Ebisu sebagai simbol keberuntungan, perayaan
festival Obon, kebiasaan berendam masyarakat Jepang, dan perayaan matsuri
(festival). Persamaan jurnal ini dengan penelitian yang peneliti akan lakukan terletak
pada teori pendekatan dan konsep representasi budaya. Namun, perbedaannya adalah
pada objek yang akan diteliti, apabila dalam jurnal tersebut menganalisis tentang
representasi budaya secara menyeluruh, maka peneliti hanya akan memfokuskan pada
representasi budaya Jepang yang disebut omoiyari. Selain itu, sumber data yang
digunakan oleh Harsana dan kawan-kawan adalah anime Barakamon, sedangkan
peneliti menggunakan anime Nisekoi karya Naoshi Komi sebagai sumber data
penelitian.
10
B. Landasan Teori
1. Semiotika
a. Pengertian Semiotika
Semiotika adalah studi tentang tanda-tanda (sign), fungsi tanda, dan
produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang berarti sesuatu untuk orang lain.
Studi semiotik tanda-tanda, penggunaan tanda dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan tanda. Roland Barthes menyatakan bahwa semiologi atau
semiotika adalah tujuan untuk mengambil berbagai sistem tanda seperti
substansi dan batasan, gambar-gambar, berbagai macam gesture, berbagai
suara music, serta berbagai obyek, yang menyatu dalam system of
significance. Semiotika pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana
kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify)
11
b. Tokoh-tokoh Semiotika
Berikut adalah beberapa tokoh semiotika dunia:
1) Charles Sanders Peirce (1839-1914), merupakan filsuf Amerika yang
terkenal karena teori tandanya. Menurut Peirce (dalam Pateda, 2001,
dalam Sobur, 2006: 41) tanda adalah sesuatu yang bermakna bagi
seseorang untuk sesuatu dalam kapasitasnya.
2) Ferdinand de Saussure (1857-1913), merupakan ahli bahasa yang
berkebangsaan Swiss. Saussure menyebut semiotika sebagai semiologi
dan istilah ini lebih umum dipakai di Eropa, sedangkan di Amerika
menggunakan istilah semiotika. Lima pandangan Saussure yang di
kemudian hari menjadi dasar bagi strukturalisme Levi-Strauss yaitu
signifier (penanda) dan signified (petanda); form (bentuk) dan content
(isi); langue (bahasa) dan parole (tuturan, ujaran); sinkronik dan
diakronik; serta sintagmatik dan paradigmatik.
3) Roland Barthes (1915-1980) adalah filsuf dan semiolog Prancis yang
memfokuskan teorinya pada gagasan tentang signifikasi dua tahap,
yaitu denotasi dan konotasi. Dari tanda denotatif, akan memunculkan
penanda konotatif dan petanda konotatif.
2. Representasi
a. Pengertian Representasi
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian Menurut Sugiyono (2013: 2), Metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah yang dimaksud adalah kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Dari
penjelasan tersebut dapati diketahui bahwa metode penelitian adalah suatu cara
ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono
(2016: 9) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci. Metode ini peneliti rasa cocok untuk diimplementasikan ke dalam penelitian
ini, karena peneliti dapat melakukan analisis terhadap sumber data, dan hasil analisis
akan dibahas dengan cara deskriptif. Cara deskriptif sendiri adalah cara
menyampaikan data dengan menjabarkan atau deskripsi untuk menerangkan isinya.
Dengan cara ini, pembaca dapat lebih mudah memahami isi dari penelitian yang telah
dilakukan berdasarkan penjabaran data penelitian. Hal tersebut didasarkan pada
tujuan penelitian ini, yaitu meneliti tentang wujud representasi budaya omoiyari
dalam anime Nisekoi karya Naoshi Komi.
Menurut Nuzulla Agustina, data adalah keterangan mengenai sesuatu hal yang
sudah sering terjadi dan berupa himpunan fakta, angka, grafik, tabel, gambar,
lambang, kata, huruf-huruf yang menyatakan sesuatu pemikiran, objek, serta kondisi
dan situasi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002: 96) data penelitian adalah
segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah frasa, kalimat, dan gambar
yang menunjukkan representasi budaya omoiyari yang dituturkan dan/atau dilakukan
oleh beberapa tokoh utama dalam anime Nisekoi ini.
teknik dasar yaitu, teknik pilah unsur penentu (PUP). Menurut Sudaryanto (1993: 21)
teknik pilah unsur penentu merupakan teknik pilah dimana alat yang digunakan
adalah daya pilah yang besifat mental yang dimiliki oleh peneliti sendiri. Daya pilah
dalam teknik ini menggunakan daya pilah pragmatis atau disebut dengan metode
padan pragmatis, adalah metode padan yang alat penentunya lawan atau mitra tutur
(Kesuma, 2007: 49). Dengan teknik tersebut, peneliti dapat memilah-milah dan
menganalisis frasa, kalimat, dan gambar mana saja yang menunjukkan representasi
budaya omoiyari oleh beberapa tokoh utama dalam anime Nisekoi karya Naoshi
Komi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Christya A., Theresa. 2013. Representasi Nasionalisme dalam Film Soegija 100%
Indonesia. Semarang. Universitas Diponegoro.
Fitriani, M. L. (2017). Citraan perlawanan simbolis terhadap hegemoni patriarki pada
novel karya sastrawan laki-laki: Analisis wacana kritis feminisme model Sara
Mills pada Novel Trilogi Rara Mendut karya Y B Mangunwijaya dan
Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. 20-21. [Undergraduate honors
thesis, Universitas Muhammadiyah Malang]. Universitas Muhammadiyah
Malang. http://eprints.umm.ac.id/37002/3/jiptummpp-gdl-medialelyl-51432-3-
babii.pdf, diakses pada 27 Juli 2022.
Hall, S. 1995. Representation:Cultural Representation and Signifying Practices.
London:SAGE, p. 13
Harsana, I.N.A. 2020, ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI BUDAYA
JEPANG DALAM FILM ANIME BARAKAMON. Singaraja. Universitas
Pendidikan Ganesha. Fakultas Bahasa dan Seni.
Harun, Yessy dan Alyssa Meutia. 2017. OMOIYARI PADA MANGA ORENJI VOL.
4-5 KARYA ICHIGO TAKANO.
Karmila, Nurmalia dan Fenny Febrianty. 2018. Gambaran Asosiasi Diferensial
dalam Penokohan Shiraishi Itsumi Dalam Novel Ankoku Joshi Karya Akiyoshi
Rikako. International Conference of Japanese Language Education.
Muhammad. 2017. ANALISIS SEMIOTIK REPRESENTASI KEGIGIHAN
DALAM SERIAL ANIMASI HUNTER X HUNTER. Jakarta. Universitas Islam
Negeri. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Nugroho, Wahyu Budi. Sekilas “REPRESENTASI” Menurut Stuart Hall.
(https://www.sanglah-institute.org/2020/04/sekilas-representasi-menurut-stuart-
hall.html), diakses pada 27 Juli 2022.
Pratama, Yoga Ardi dan Sri Oemiati. 2021. STRUKTUR NARATIF ANIME JOSSE
TO TORA TO SAKANATACHI KARYA SEIKO TANABE. Universitas PGR
Mahadewa Indonesia.
Prihartanto, Wahyu. 2018. NILAI AMAE DAN OMOIYARI YANG TERKANDUNG
DALAM “SHIJOU SAIKYOU NO DESHI : KENICHI” KARYA MATSUENA
SHUN. Semarang. Universitas Diponegoro.
Triningsih, Titin Natalia. 2011. Representasi Marginalisasi Etnis Jawa Dalam
Komedi Situasi “Kejar Tayang” di Trans TV. eJournal Ilmu Komunikasi UAJY.
Vol 1 No 1 Hal 34-36. http://e-journal.uajy.ac.id/1888/2/1KOM03006.pdf,
diakses pada 27 Juli 2022
18
LAMPIRAN
Sinopsis
Nisekoi menceritakan seorang pemuda bernama Raku Ichijou, anak dari
keluarga yakuza yang baru saja masuk ke SMA Bonyari dan menjadi satu-satunya
pewaris yakuza di Jepang. Sepuluh tahun lalu, Raku membuat sebuah janji kepada
teman perempuan masa kecilnya. Janji tersebut adalah barangsiapa yang bisa
membuka liontin ini dengan sebuah kunci, dialah yang akan menikah denganku di
masa depan kelak. Setelah membuat janji, mereka berpisah dan sampai di masa
sekarang, Raku lupa kepada siapa dia mengatakan janji tersebut. Saat ini, yang harus
Raku lakukan adalah mencari gadis perempuan yang telah berjanji dengannya,
sehingga liontin yang selama ini disimpan oleh Raku bisa dibuka dengan kunci yang
dipegang oleh gadis tersebut. Bertahun-tahun Raku menjalani hidup selayaknya anak
sekolah, sampai dia dikenal sebagai anak yakuza dan bisa berteman akrab dengan
teman-teman di sekolahnya. Semasa sekolahnya, dia terus mencari kira-kira siapakah
gadis pemegang kunci agar liontin miliknya bisa terbuka. Raku dalam masa
pencariannya, bertemu dengan beberapa teman baru yang menjadi jalan atau petunjuk
untuk mengetahui siapa gadis yang berjanji dengannya, sehingga dari situ Raku dan
teman-temannya perlahan-lahan berusaha untuk saling membantu dalam mencari
petunjuk tersebut.