USULAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar sarjana
Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Nasional Pasim
Oleh :
Rizky Slamet
NIM : 04061911008
FAKULTAS SASTRA
BANDUNG
2023
IMPLIKATUR PERCAKAPAN YANG BERMAKNA
SINDIRAN PADA SERIAL DRAMA
LIVE ACTION KYOU KARA ORE WA!!
USULAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar sarjana
Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Nasional Pasim
Oleh :
Rizky Slamet
NIM : 04061911008
Bandung, 2023
Menyetujui,
Ketua Program Studi Sastra Jepang
DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
DAFTAR BAGAN.........................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................................................6
1.4.1 Manfaat Teoritis...............................................................................................................6
1.4.2 Manfaat Praktis................................................................................................................6
1.5 Metode Penelitian...................................................................................................................7
1.5.1 Sumber Data....................................................................................................................7
1.5.2 Proses Pengumpulan Data...............................................................................................8
1.5.3 Proses Analisis Data........................................................................................................9
1.6 Kerangka Teori.....................................................................................................................10
1.7 Sistematika Penulisan...........................................................................................................13
1.8 Waktu Penelitian...................................................................................................................14
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................................15
2.1 Penelitian Terdahulu.............................................................................................................15
2.1.1 Penelitian Arinda Firsty Tiffany (2018)........................................................................15
2.1.2 Penelitian Syahrudin Kamal (2020)...............................................................................16
2.1.3 Penelitian Alya Hasna Nur Yasmin (2020)...................................................................16
2.2 Pragmatik..............................................................................................................................19
2.2.1 Situasi Tutur...................................................................................................................20
2.3 Implikatur..............................................................................................................................23
2.3.1 Jenis Implikatur..............................................................................................................24
2.4 Sindiran.................................................................................................................................25
i
2.4.1 Jenis-jenis majas Sindiran..............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................28
RUJUKAN ELEKTRONIK.........................................................................................................29
ii
DAFTAR BAGAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Sindiran menjadi salah satu cara yang digunakan oleh seorang penutur untuk
menegur atau menghina lawan tuturnya dengan berbagai cara, ada yang menyindir secara
langsung, dan ada juga yang menggunakan cara yang halus karena yaitu dengan
memiliki makna tersirat di dalam suatu tuturan, hal semacam ini dapat dipelajari dengan
mengatakan bahwa implikatur berkaitan dengan penyampaian makna yang lebih banyak
dari pada kata-kata itu. Makna yang dimaksudkan oleh Yule adalah maksud yang tidak
Implikatur sering terjadi dalam percakapan sehari-hari, tapi secara tidak sadar,
kita atau orang lain sering menuturkan bebagai kalimat yang mengandung implikatur.
Agar terhindar dari kesalahpahaman dalam memahami maksud tuturan, penulis perlu
mengkaji makna implikatur lebih dalam. Seperti contoh penggunaannya pada Drama
1
2
Contoh Data 1 :
Situasi
Tokoh yang muncul adalah Mitsuhashi Takashi (L, 16, Siswa SMA) dan
objek sindiran pada percakapan ini adalah Ito Shinji (L, 16, Siswa SMA). Mereka
berdua adalah seorang murid baru bersama sekolah yang berada di Chiba dan masih
belum saling kenal satu sama lain. Keduanya terlibat dalam adu mulut ketika
Mitsuhashi sedang ditindas oleh geng di sekolah barunya itu. Ito juga yang
merupakan murid pindahan muncul dan ingin membela Mitsuhashi karena Ito
menganggap Mitsuhashi adalah orang yang lemah. Namun, Mitsuhashi tidak terima
dengan pernyataan tersebut sehingga adu mulut pun terjadi sampai keduanya saling
mengejek.
Mitsuhashi : (1)とにかく、すっこんでろこのウニ頭!
Tonikaku, sukkondero kono uni atama!
‘Pokoknya, menyingkirlah dulu dasar kepala bulu babi!
sindiran terdapat tuturan nomor (1) yaitu このウニ頭! (kono uni atama!). Pada kata この
(kono) yang berarti ‘ini’. Namun kono pada kalimat ini tidak diterjemahkan ‘ini’
melainkan ‘Dasar!’ karena kata kono pada tuturan (1) digunakan untuk menunjukkan
tokoh bernama Ito. Kemudian ada kata ウ ニ (uni) yang berarti ‘Bulu Babi’, dan 頭
(atama) yang berarti kepala. Sehingga dapat dimaknai ‘Dasar kepala bulu babi!’.
3
Jenis Sindiran yang terdapat pada tuturan tersebut termasuk ke dalam sindiran
sarkasme karena menggunakan kata-kata kasar dan kurang enak didengar. Alasan
Mitsuhashi menuturkan sindiran sarkasme kepada Ito adalah ketika pertama kali bertemu,
Mitsuhashi merasa model rambut yang dimiliki Ito terbilang sangat aneh, yaitu rambut
yang runcing dan panjang ke atas seperti bulu babi. Diperjelas dari tuturan (2) di mana Ito
えこの野郎!yang memiliki arti‘Ini bukan bulu babi dasar brengsek!’dengan kata lain, ito
fisik dari rambut Ito yang mirip seperti bulu babi. Jika rambut Ito seperti orang normal
Contoh Data 2 :
Situasi
Mitsuhashi Takashi (L, 16, Siswa SMA), Ito Shinji (L, 16, Siswa SMA), dan
objek sindirannya adalah Akasaka Riko (P, 17, Siswa SMA). Akasaka Riko adalah siswi
SMA Chiba yang memiliki profesi sebagai anggota komite di sekolahnya. Kasus terjadi
ketika Mitsuhashi dan Ito sedang berjalan di pusat perbelanjaan, mereka tidak sengaja
dendam kepada Riko karena kotak bekal makan siangnya diambil oleh Riko ketika
pertama kali bertemu saat Mitsuhashi makan di jam pelajaran. Mitsuhashi pun dengan
sengaja menabrak pundak Riko, Riko pun memanggil mereka. Riko mengetahui bahwa
Mitsuhashi dan Ito adalah berandalan baru di sekolahnya, dan mereka pun beradu mulut.
Mitsuhashi : (1)いい度胸じゃねかよ女!
4
Riko : (2)理子よ、赤坂理子。
Riko yo, Akasaka Riko
‘Riko, namaku Akasaka Riko’
Ito : (4)ごめん、全然どこが面白いの分かんねだけど。
Gomen、zenzen doko ga omoshiroi no wakanne dakedo
Maaf, aku tidak mengerti sama sekali di mana letak
lucunya.
Riko : (5)人の名前で笑ってんじゃないわよ!
Hito no namae de waratte janai wa yo!
‘Jangan menertawakan nama orang lain!’
(Kyou kara ore wa! Episode 2, menit 01.36– 02.00)
Guriko?). Alasan Mitsuhashi menuturkan tuturan tersebut kepada Riko adalah untuk
mengejek nama Riko yang mirip jika diucapkan yaitu ‘Glico’ sambil menggunakan nada
dan intonasi seperti orang yang tertawa. Glico sendiri adalah sebuah perusahaan es krim
ternama yang ada di Jepang sehingga. Hasil tuturan dari Mitsuhashi membuat Riko
merasa tersindir yang diperjelas pada tuturan (5) yang berbunyi 人の名前で笑ってんじゃ
Jenis sindiran yang terdapat pada tuturan tersebut termasuk kedalam sindiran
sinisme karena bersifat sinis, mengejek, dan memandang rendah Riko. Alasan utama
Mitsuhashi menuturkan sindiran kepada Riko adalah untuk merendahkan lawan tuturanya
sebab Riko adalah seorang perempuan. Diperjelas oleh tuturan (1) di mana Mitsuhashi
5
dasar cewek! karena sebelumnya mereka berdua belum saling kenal sehingga Mitsuhasi
terus menyebut Riko sebagai ‘cewek’ Mitsuhashi pun beranggapan bahwa dia merasa
Mitsuhashi dengan mudahnya mengganti nama seseorang dengan sebuah nama produk.
2. Jenis sindiran apa sajakah yang digunakan pada serial Kyou kara ore
wa!?
3. Jenis implikatur apa saja yang terdapat pada serial Kyou kara ore wa! ?
rumusan masalah yang telah ditulis, maka berdasarkan rumusan masalah yang ada
pembaca yang tertarik pada tindak ilmu pragmatik terhadap kata sindiran. Dan
lebih jauh lagi tentang berbagai jenis kalimat yang bermakna implikatur
sindiran yang terdapat dalam percakapan dalam film, anime, komik dan novel,
pada membandingkan antara data yang satu dengan data yang lain yang berhasil
diperoleh dengan tujuan pengelompokkan, penyamaan data yang sama dan pembedaan
adalah suatu rumusan masalah yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau
memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
7
Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Zuchri Abdusammad 2021:30) menyebutkan bahwa
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
serial manga Jepang yang ditulis dan diilustrasikan oleh Hiroyuki Nishimori. Toei
pernah membuat serial live action nya yang dirilis dalam bentuk video pada 1992–
1997 plus satu film layar lebar yang tayang pada 1994. Lalu pada tahun 2018,
Nippon TV (NTV) membuat Remake dari live action yang pernah tayang pada tahun
1992 dengan total 10 episode. maka dari itu, penulis memakai data pada drama yang
dirilis pada tahun 2018 dengan total 10 episode. Data sementara yang sudah di
Alasan penulis memilih drama Kyou Kara Ore Wa!! untuk dijadikan data
analisis karena terdapat banyak tuturan yang mengandung makna sindiran yang
simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan
(SBLC). Alasamya karena penulis hanya perlu menyadap perlilaku kebahasaan tanpa
sebanyak mungkin
2010:60).
diteliti.
a) Pragmatik
disampaikan oleh penutur dan ditafsirkan oleh pendengar. Oleh karena itu,
studi ini lebih banyak berhubungan dengan analisis tentang apa yang
terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan itu sendiri.
terindikasi memiliki makna yang tersirat yang ada dalam drama live action
b) Situasi Tutur
komponen. Komponen tersebut, yaitu penutur dan mitra tutur, tujuan, konteks,
dan tindak tutur sebagai suatu tindakan, dan tuturan sebagai produk tindak
peristiwa tutur.
Teori situasi tutur ini akan digunakan untuk mencari data yang
teridikasi memiliki makna implikatur Sindiran yang tersirat pada drama live
c) Implikatur
makna atau informasi yang lebih banyak dari pada yang dikatakan. Makna
yang dimaksudkan oleh Yule adalah maksud yang tidak dinyatakan dalam
tuturan penutur.
d) Jenis Sindiran
yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa
mengkelompokan jenis sindiran yang digunakan terjadi pada drama live action
e) Jenis Implikatur
mengkelompokan jenis implikatur yang terjadi pada drama live action Kyou Kara
Ore Wa!!
ini disusun secara sistematis dalam empat bab yang disusun berurutan sebagi berikut :
Implikatur.
Penelitian berikutnya.
Bulan
Uraian Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perencanaan Penelitian
2. Pengumpulan Data
14
LANDASAN TEORI
skripsi yang penelitiannya memiliki tema yang mirip yakni tentang implikatur
percakapan. Berikut adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini
mendeskripsikan implikatur dan strategi off record yang mengandung Sindiran pada
Anime Tenisu no Oojisama. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitaitf. Berdasarkan hasil analisis data, jenis implikatur yang mengandung
sindiran pada anime tersebut adalah implikatur umum sebanyak 4 data dan implikatur
percakapan khsus sebanyak 16 data. Lalu, strategi off record yang ada di Penelitian ini
sebanyak 20 data, yang di antaranya strategi give hint 1 data, strategi use rethorical
questions 4 data, strategi be ironic 7 data, strategi be incomplete use ellipsis 1 data,
strategi presuppose 1 data, strategi understate 1 data, strategi give association clues 2
15
16
yaitu penelitian untuk Bagaimana tindak tutur ilokusi yang muncul dalam anime Slam
Dunk dan Jenis majas sindiran seperti apa yang muncul dalam anime Slam Dunk.
Berdasarkan hasil analisis bagian majas sindiran, sajas yang terdapat dalam tuturan anime
Slam Dunk ialah majas – majas seperti, majas ironi, majas perumpamaan, dan majas
hiperbola. Majas yang dominan dalam tuturan yang diteliti ialah majas perumpamaan.
Tujuan penggunaan majas tersebut secara keseluruhan ialah untuk membuat lawan bicara
merasakan apa yang dipikirkan dan apa yang dirasa oleh penutur dalam melihat atau
merespon suatu tingkah laku, atau keadaan dari suatu hal. Penggunaan majas tersebut pun
bertujuan untuk menghaluskan atau menambahkan suatu makna tertentu terhadap suatu
Anime Natsume Yuujichou. Berdasarkan hasil analisis data, dari 13 data hasil reduksi,
diperoleh 6 data tuturan imperatif permintaan yang terdiri dari 5 data imperatif
permintaan dan 1 data imperatif taktransitif. Lalu, ada 10 data dari 13 data yang
mengandung tuturan implikatur permintaan yang terdiri dari 1 data bentuk masu, 1 data
kata sifat, 3 data tururan larangan, 1 tuturan keinginan, 1 data tuturan ajakan, 1 data
PENELITI Arinda Firsty Tiffany Syahrudin Kamal Alya Hasna Nur Yasmin Rizky Slamet
MAJAS SINDIRAN IMPLIKATUR
DALAM TINDAK TUTUR TUTUAN IMPERATIF PERCAKAPAN YANG
IMPLIKATUR SINDIRAN
ILOKUSI BAHASA DAN IMPLIKATUR BERMAKNA SINDIRAN
JUDUL PADA ANIME TENISU NO
JEPANG PADA ANIME PERMINTAAN DALAM PADA SERIAL DRAMA
OOJISAMA
SLAM DUNK (Kajian BAHASA JEPANG LIVE ACTION KYOU KARA
Pragmatik) ORE WA!!
TAHUN 2018 2020 2020 2023
Pragmatik oleh Yule (2006 : 3 – Pragmatik oleh Yule (2006: Pragmatik oleh Yule Pragmatik menurut Yule
4) 3-4) (2017:3) (2014:3)
Pragmatik menurut Koizumi Konteks oleh Wijana Situasi Tutur Leech
(1993 : 282) (1996:2) (2011:3)
Imperatif oleh Rahardi Implikatur Menurut
Pragmatik oleh Leech (2005 : Tindak tutur oleh Koizumi
TEORI 8) (2001:81)
Brown dan Yule
(1996:31)
Tindak tutur Ilokusi oleh
Implikatur menurut Mey
Austin (dalam Fujibayashi
(1993:99) Implikatur oleh Nadar Jenis Implikatur menurut
2001:5)
(2008:60) Grice (1975:43)
Implikatur menurut Yoshio -Majas oleh Keraf (1980:
( 2010 : 141 ) 130-136)
DATA Anime Tenisu no Oojisama Anime Slam Dunk Anime Natsume Yuujicho Drama Kyou kara ore wa!!
Pada anime Tenisu no Makna tindak tutur ilokusi Dari 13 data hasil reduksi,
Oojisama episode 1 – 25 yang terdapat pada tuturan diperoleh 6 data tuturan
ditemukan 20 data tuturan yang dalam anime Slam Dunk yaitu imperative permintaan
HASIL mengandung jenis implikatur tuturan bermakna perintah, yang terdiri dari 5 data
percakapan. Jenis implikatur larangan, izin dan lain - lain. imperatif permintaan dan
yang muncul pada data tersebut Berdasarkan data yang 1 data imperatif
18
2.2 Pragmatik
Pragmatik menurut Yule (2014:3) adalah studi tentang makna yang disampaikan
oleh penutur dan ditafsirkan oleh pendengar. Oleh karena itu, studi ini lebih banyak
berhubungan dengan analisis tentang apa yang dimaksudkan orang dengan tuturan-
tuturannya dari pada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam
Diketahui bahwa pragmatik adalah studi yang mengkaji makna yang dilihat
melalui konteks situasi maupun konteks budaya yang terjadi dalam suatu peristiwa tutur.
Dalam hal tersebut, mitra tutur akan memahami apa yang sedang dibicarakan oleh
penutur apabila keduanya memiliki pemahaman yang sama terhadap konteks yang sedang
dibicarakan. Menurut Yule, Salah satu kajian yang termasuk kedalam Pragmatik adalah
Implikatur.
makna atau informasi yang lebih banyak dari pada yang dikatakan. Makna yang
dimaksudkan oleh Yule adalah maksud yang tidak dinyatakan dalam tuturan penutur.
20
situasi tutur, maksud dari sebuah tuturan dapat diidentifikasikan dan dipahami oleh mitra
tuturnya. Sebuah tuturan dapat digunakan dengan tujuan untuk menyampaikan beberapa
maksud maupun sebaliknya. Hal ini dipengaruhi oleh situasi yang sedang terjadi pada
dalam sebuah peristiwa tutur, Leech (1993:19) mengungkapkan sejumlah aspek yang
harus dipertimbangkan antara lain penutur dan mitra tutur, konteks, tujuan tuturan, tindak
tutur sebagai bentuk aktivitas dan tuturan sebagai produk tindakan verbal.
pertandingan sepak bola FIFA World Cup, Kroasia melawan Brazil yang
dimenangkan oleh Kroasia dalam pinalti 4-2.
b. Konteks tuturan
Konteks tuturan adalah konteks dalam semua aspek yang bersangkutan
dengan lingkungan sosial sebuah tuturan. Pada hakikatnya konteks tuturan
dalam pragmatik merupakan semua latar belakang pengetahuan yang
dipahami bersama antara penutur dengan mitra tuturnya.
c. Tujuan Tuturan
Tujuan tuturan adalah apa yang ingin dicapai penutur dengan
melakukan tindakan tuturan. Semua tuturan memiliki tujuan, hal tersebut
memiliki arti bahwa semua tuturan mengungkapkan sebuah tujuan.
Bentuk-bentuk tuturan yang diutarakan oleh penutur selalu dilatar
belakangi oleh maksud dan tujuan tuturan. Dalam hubungan tersebut,
bentuk tuturan yang bermacam-macam dan dapat digunakan untuk
menyatakan satu maksud dan sebaliknya, satu tuturan dapat menyatakan
berbagai macam maksud. Untuk kegiatan terakhir ini, penggunakan
istilah maksud dapat menyesatkan.
Dari tuturan tersebut, dapat diungkapkan bahwa penutur dalam hal ini
Fichi memiliki tujuan dalam menuturkan tuturan ‘Kemarin aku gak
sempat nyatet kuliahnya Pak Arifin nih.’ Tujuan dari tuturan tersebut
22
Kelima aspek situasi tutur tersebut tentu tidak terlepas dari unsur waktu dan
tempat di mana tuturan tersebut dilakukan, karena tuturan yang sama apabila diucapkan
pada waktu dan tempat berbeda, tentu memiliki maksud yang berbeda pula. Sehingga
unsur waktu dan tempat tidak dapat dipisahkan dari situasi tutur.
2.3 Implikatur
Menurut Yule (2014:67) mengatakan bahwa implikatur berkaitan dengan
penyampaian makna atau informasi yang lebih banyak dari pada yang dikatakan.
Makna yang dimaksudkan oleh Yule adalah maksud yang tidak dinyatakan dalam
tuturan penutur.
ひょうげん こ ん て く す と え い み おもて ちが
「これも 表現そのものとコンテクストから得られる意味だが、 表 と違って
げ ん ご て き い み ほじゅう かくだい すいろん え
言語的意味を補充。拡大することによるものではなく、 推論によって得ら
れるものである。」
Kore mo hyōgen sonomono to kontekusuto kara e rareru imidaga,-hyō to
chigatte gengo-teki imi o hojū. Kakudai suru koto ni yoru monode wa
naku, suiron ni yotte e rareru monodearu.
“Implikatur merupakan ungkapan makna yang diperoleh dari ekspresi itu
sendiri dan konteksnya, bukan dengan perluasan makna melainkan
dengan menduganya”
24
langsung atau dengan kata lain implikatur adalah makna tuturan yang disembunyikan
atau disiratkan agar hal yang diimplikasikan tidak nampak terlalu mencolok.
1. Implikatur Konvensional
2. Implikatur Nonkonvensional
2.4 Sindiran
Gorys Keraf (2009:143) berpendapat bahwa sindiran adalah suatu acuan yang
ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang
majas bahasa yang mengandung sindiran, yaitu ironi, satire, inuendo, sinisme, sarkasme,
antifrasis.
1. Ironi
Gorys Keraf (2009:143) menyatakan bahwa kata ironi diturunkan dari kata
eironeia yang berarti “penipuan” atau “pura-pura”. Sebagai bahasa kiasan, ironi adalah
suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari
apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya.
Dari tuturan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ironi merupakan majas bahasa
sindiran yang mengandung pernyataan bertentangan dan berbanding terbalik dengan
kenyataan dan maksud sebenarnya terbukti dari Sarah yang menyebut bahwa Tulisan
Dian bagus, sampai sulit untuk dibaca yang kenyataanya adalah tulisan Dian jelek,
sehingga sulit untuk dibaca.
26
2. Satire
Dari tuturan tersebut, dapat disimpulkan bahwa satire merupakan jenis majas
bahasa yang bersifat menertawakan, menolak, dan juga mengkritik di dalam suatu
pernyataan. Putri merasa kelas dan malu karena Fikri terus memakai baju yang sama,
tujuan Putri adalah supaya Fikri membeli baju baru.
3. Inuendo
Dari tuturan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Majas inuendo terbilang unik
sebab, sindiran ini tergolong tidak menyakitkan hati. Sindiran inuendo menyindir sesuatu
dengan mengecilkan kenyataan dan fakta yang sesungguhnya. Iqbal yang kesal karena
tidak masuk ke Universitas pilihannya, dan Aldie mencoba menghiburnya sekaligus
menyindir bahwa Iqbal hanya ditolak di Universitas, bukan ditolak di alam semesta.
27
4. Sinisme
Gorys Keraf (1990:143) menyatakan bahwa sinsisme adalah majas bahasa sebagai
suatu sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan
dan ketulusan hati.
4) Konteks: Ridha sedang mengobrol dengan Opik
Opik: Gimana, seru ga ceritanya?
Ridha: Ih, mulutmu bikin aku mabuk tau! Kamu sikat gigi ga sih?
Dari tuturan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Majas Sinisme merupakan
sindiran terhadap suatu hal yang telah dilakukan oleh seseorang. Di mana pada majas
bahasa sindiran ini dalam bentuk pernyataan yang sebenarnya atau secara terang-
terangan. Majas bahasa sindiran sinisme bersifat sinis, mengejek, dan memandang
rendah. Pada majas bahasa sindiran sinisme ini pengungkapannya cukup kasar. Ridha
menyindir secara terang-terangan Opik karena mulut Opik sangat bau, sehingga terkesan
memabukan bagi Ridha.
5. Sarkasme
Gorys Keraf (2009:143) menyatakan bahwa sarkasme adalah suatu acuan yang
lebih kasar dari ironi dan sinisme. Sarkasme adalah suatu acuan yang mengandung
kepahitan dan celaan yang getir. Sarkasme dapat saja bersifat ironis, dapat juga tidak,
tetapi yang jelas adalah bahwa sarkasme ini selalu akan menyakiti hati dan kurang enak
didengar.
1) Konteks: Dimas yang mencari Zahra di Kelas.
Dimas: Ehh, kalian lihat Zahra ga kemana?
Zahra: Dasar Jerapah!, tak terlihat apa aku di depanmu?
Abdussamad, Zuchri. (2021) Metode Penelitian Kualitatif. Indonesia: Syakir Media Press
Kamal, Syahrudin. (2020) Majas Sindiran dalam tindak tutur ilokusi bahasa jepang pada
anime Slamdunk (Kajian Pragmatik). Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Keraf, G. (2009). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mara, R. S., & Bahry, R. (2019). Analisis Gaya Bahasa Sindiran Dalam Syair Didong
Jalu Arita Mude Dan Biak Cacak. 62 Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 13 No. 1 ,
61-79.
Rohmadi, M. (2010). Pragmatik Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media Jogja.
Tiffany, Arinda Firsty. (2018). Implikatur sindiran pada anime Tenisu no Oojisama.
Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Yasmin, Alya H.N. (2020) Tutuan Umperatif dan Implikatur Permintaan dalam bahasa
Jepang (Kajian Pragmatik). Skripsi. Bandung: Universitas Nasional Pasim.
29
RUJUKAN ELEKTRONIK
http://eprints.undip.ac.id/81289/
http://eprints.undip.ac.id/67329/
30