BAHASA JEPANG
「なかなか」と「とても」の意味と用法
Skripsi
Oleh:
NIM 13050110120021
S1 SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
FUKUSHI NAKANAKA DAN TOTEMO DALAM KALIMAT BAHASA
JEPANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Ujian Sarjana Program
Strata1 dalam Ilmu Bahasa dan Sastra Jepang
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro
Oleh :
i
HALAMAN PERNYATAAN
mengambil bahan hasil penelitian baik untuk memperoleh suatu gelar sarjana atau
diploma yang sudah ada di universitas lain maupun hasil penelitian lainnya.
Penulis juga menyatakan bahwa skripsi ini tidak mengambil bahan dari publikasi
atau tulisan orang lain kecuali yang sudah disebutkan dalam rujukan dan dalam
Daftar Pustaka. Penulis bersedia menerima sanksi jika terbukti melakukan plagiasi
/ penjiplakan.
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
(Merry Riana)
v
PRAKATA
skripsi ini.
Penulis menyadari dalam proses penulisan skripsi yang berjudul “Struktur dan
Makna Fukushi Nakanaka dan Totemo dalam kalimat bahasa Jepang” ini
mengalami banyak kesulitan. Namun, berkat jasa baik dan bantuan Pembimbing I
dan II hal itu dapat diatasi. Penyelesaian skripsi ini tidak luput dari kemudahan
dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis menyampaikan ucapan
1. Bapak Drs. Agus Maladi Irianto, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
2. Ibu Elizabeth I.H.A.N.R, S.S, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Sastra Jepang
selaku Dosen pembimbing II dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih untuk
vi
3. Bapak Drs. Surono, S.U. selaku Dosen Pembimbing I dalam penulisan skripsi
ini. Terima kasih waktu, saran dan bimbingannya selama menjadi dosen
pembimbing.
4. Bapak Budi Mulyadi, SPd, .Hum, selaku Dosen Wali Akademik Sastra
ternilai.
selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih ada kekurangannya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA ....................................................................................................... vi
ABSTRAK........................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
viii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................. 8
2.3 Adverbia
ix
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 50
要旨 .................................................................................................................. 52
BIODATA . ...................................................................................................... 56
x
ABSTRACT
Putri, Elisa Yudha. “Fukushi Nakanaka dan Totemo dalam kalimat bahasa
Jepang”, Thesis Department of Japanese Studies Faculty of Humanities.
Diponegoro University, The first advisor Drs.Surono S.U. The second advisor,
Elizabeth I.H.A.N.R., S.S., M.Hum.
The method used in this research is library method. The objective to study
of library method related to theory and research the topic. The technique used by
technique of substitution. Substitution technique used to determine levels of
similarities of these fukushi.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian ini akan membahas struktur dan makna adverbia dalam suatu
adverbia (fukushi) adalah kelas kata yang tidak mengalami perubahan bentuk
dan dengan sendirinya dapat menjadi keterangan bagi yoogen walaupun tanpa
(2008:2), adverbia adalah kata yang dipakai untuk memerikan verba, adjektiva,
dan adverbia lain. Adverbia berfungsi sebagai keterangan dalam suatu frasa
ini memiliki makna yang sama, tetapi penggunaanya yang berbeda. Fukushi
nakanaka dalam bahasa Jepang selain memiliki makna negatif, juga memiliki
makna positif dalam suatu kalimat. Makna dan bentuk fukushi totemo juga
1
2
tidak hanya positif saja, tetapi juga negatif. Oleh karena itu, penulis tertarik
mengetahui apakah kedua adverbia ini dapat saling bersubstitusi atau tidak.
1.1.2 Permasalahan
1.2 Tujuan
Pada penelitian ini, adapun ruang lingkup yang dibahas adalah mengenai
Pada penelitian ini, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis yaitu:
yang diambil dari kalimat yang diambil dari Nihongo no Joshi dan Buku Pintar
Bahasa Jepang buah karangan Arif Sugiyanto dan Nanang Jamaludin (2009),
buku Nihongo no Joshi (2009), buku Pelajaran Bahasa Jepang Jilid Ketiga
Menurut Moleong (2002:103), analisis data adalah proses mengatur urutan data,
Berdasarkan teori tersebut, pada tahap ini penulis menganalisis data-data yang
penentunya pada bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Alat
penentu dalam kerja metode agih itu jelas, selalu berupa bagian dari unsur dari
bahasa objek sasaran penelitian itu sendiri, seperti (kata ingkar, preposisi,
sebagainya. Pada metode agih ini, ada teknik yang digunakan dalam penelitian
yaitu teknik ganti atau substitusi. Teknik ganti atau substitusi dalam penelitian
ini berfungsi untuk mengetahui kadar kesamaan kelas atau kategori unsur
digantikan atau saling menggantikan berarti kedua unsur itu dalam kelas atau
5
kategori yang sama. Makin banyak kemungkinan penggantian unsur yang sama
dalam berbagai satuan lingual, makin tinggi kadar kesamaannya dan itu berarti
itu dalam kelas, bahkan superkelas yang sama (Sudaryanto 1993:49). Lalu
superlatif adalah teknik yang digunakan untuk membandingkan lebih dari dua
penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata) yang
Tahap akhir dalam penelitian ini adalah pengkajian hasil analisis data.
Data-data yang telah dianalisis kemudian dikaji dengan bahasa yang mudah
dipahami dan hasil analisis substitusi akan disajikan dengan rinci, sehingga
memudahkan para pembaca dapat jelas dan mengerti maksud keintian dari
1.5 Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Jepang yang membahas tentang semantik dan sintaksis, maupun kelas kata
adverbia.
b. Manfaat praktis
Manfaat praktis pada penelitian ini diharapkan bagi para pembaca dapat
Bab I Pendahuluan
penelitian.
Pada bab kedua ini penulis akan melampirkan tinjauan pustaka, kerangka teori
yang berisi tentang definisi semantik dan sintaksis, definisi dan jenis-jenis
definisi totemo.
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis fukushi nakanaka dan totemo
Bab IV Penutup
berikutnya.
BAB II
yang berjudul “Analisis Makna dan Fungsi Adverbia Taihen, Totemo dan
Nakanaka”. Penelitian ini membahas tentang makna dan fungsi adverbia taihen,
tersebut memiliki satu makna yaitu ‘sangat’ yang dilakukan dengan cara
mendeskripsikan makna dan fungsi dari ketiga fukushi tersebut, sehingga para
pembelajar dapat memahami makna dan fungsi dari masing-masing fukushi taihen,
Pada skripsi ini, penulis mengkaji fukushi nakanaka dan totemo struktur dan
8
9
(シンタクス) yaitu cabang linguistik yang mengkaji tentang struktur dan unsur –
dalam tuturan. Salah satu satuan tuturan adalah kalimat. Kalimat terdiri atas dua
macam yaitu kalimat tunggal (dasar) dan kalimat majemuk (luas). Pada fukushi
nakanaka dan totemo, kalimat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kalimat
tunggal (dasar) dan kalimat majemuk (luas). Kalimat tunggal (dasar) yaitu nomina
dan verba.
a. これは妹の本です。
Kore wa imooto no hon desu.
Ini adalah buku adik.
b. 私は日本語を勉強します。
Watashi wa nihongo wo benkyooshimasu.
Saya mempelajari bahasa Jepang.
Sedangkan kalimat majemuk (luas) yaitu nomina, adverbia, dan verba. Misalnya
seperti berikut :
1) 私の父、登録しません。
Watashi no chichi, toorokushimasen.
Ayah saya, dia tidak mau mendaftarkan diri.
(kalimat majemuk nomina)
2) 幸いなことに、新しいシステムが使います。
Saiwai na koto ni, atarashii shisutemu ga tsukaimasu.
Untungnya, kita dapat menggunakan sistem baru.
(kalimat majemuk adverbia)
3) スリは食べ物を準備して、私たちに食べ物を持っています。
Suri wa tabemono wo junbi shite, watashi tachi ni tabemono wo motte imasu.
Sri mempersiapkan makanan, dan membawa makanan ke meja kami.
(kalimat majemuk verba)
cabang linguistik yang mempelajari tentang makna yang terkandung pada suatu
arti atau makna (1996:385). Semantik dibagi menjadi semantik gramatikal dan
lambang atau peristiwa dan lain sebagainya dan mempunyai unsur-unsur bahasa
dalam satuan yang lebih besar, misalnya hubungan antara kata dengan kata yang
lain dalam frasa atau kalimat (Kridalaksana, 1984:120), contohnya adalah kata
right yang bisa berarti hak, benar atau kanan, tergantung pada fungsi dan konteks
kata tersebut dalam hubungannya dengan satuan yang lebih besar, yaitu frasa atau
kalimat. Dalam kalimat you are right kata right berarti benar, tetapi dalam frasa
right of away kata right tidak bisa diartikan menjadi benar, tetapi berarti hak. Hal
ini dikarenakan fungsi kata right dalam kalimat you are right sudah sangat
berbeda dengan fungsi kata right dalam frasa right of away. Dalam kalimat you
are right kata right berfungsi sebagai kata sifat sedangkan kata right dalam frasa
Kelas kata dalam bahasa Jepang disebut dengan “ hinshi ”. Menurut Iori, et
「品詞とは文の中での働きと活用のしかたで分類した語のグループです」。
(Kelas kata adalah pengumpulan kata berdasarkan klasifikasi cara perubahan kata
satuan bahasa berdasarkan kategori bentuk, fungsi, dan makna dalam sistem
gramatikal.
kelas kata. Akan tetapi, yang relevan dengan penelitian ini ialah verba, adjektiva,
dan adverbia.
13
(1) Dooshi「動詞」(verba)
Dooshi (verba) adalah salah satu kelas dalam bahasa Jepang yang dipakai
Contoh :
a) I-keiyoshi「イー形容詞」(adjektiva-i)
kamus.
Contoh :
早い / hayai ‘cepat’
大きい / ookii ‘besar’
14
b) Na-keiyoshi「なー形容詞」(adjektiva-na)
Contoh :
(3) Fukushi「副詞」(adverbia)
Adverbia adalah kelas kata yang tidak mengalami perubahan bentuk dan
Contoh:
「副詞とは、述語の修飾ごとして働くのを原則とする語をいう」。
2. 「副詞は動詞以外にも形容詞や他の副詞、または文全体を修飾するこ
とができます。」
副詞とは主に動詞を修飾して、ある表現を加えていきます.
ungkapan).’
(http://www.englishcafe.jp/english3rd/day24.html)
kontruksi sintaksis.
menjelaskan secara detail sebuah gerakan, kondisi dari sebuah situasi, derajat,
kalimat.
yang dapat digunakan untuk memodifikasi suatu kalimat, verba, adjektiva maupun
adverbia.
atau derajat keadaan yoogen (verba, adjektiva-i, adjektiva-na) yang ada pada
(1) 少し寒い。
Sukoshi samui.
‘Agak dingin’
(Sutedi, 2007:167)
(2) かなり高い。
Kanari takai.
‘Agak mahal’
(Sutedi, 2007:167)
Fukushi lain yang termasuk jenis ini adalah taihen, totemo, hijooni,
chotto, zutto, motto, dan lain-lain (Masuoka dan Takubo, 1989:38). Selain terdapat
(3) かなりはっきり見える。
Kanari hakkiri mieru.
‘Terlihat agak jelas’
(Sutedi, 2007:167)
18
(4) 少し右の方だ。
Sukoshi migi no hoo da.
‘Sebelah kanan sedikit.’
(Sutedi, 2007:167)
menunjukkan hal- hal yang positif, misalnya terlihat pada contoh kalimat berikut :
20
(5) 子供 が書いた絵ですが、なかなか上手ですね。
Kodomo / ga / kaita / e / desu / ga, / nakanaka / jyoozu / desu / ne.
Anak / par / menggambar / gambar / par / par, / sangat / pandai / par / par.
‘Anak itu menggambarnya sangat pandai sekali’.
(6) 滝沢さんのゴルフはなかなかの腕前だそうだ。
Takizawa-san / no / gorufu / wa / nakanaka / no / udemae / dasōda.
Takizawa / par / main golf / par / sangat / par / ahli / sepertinya.
‘Sepertinya Tuan Takizawa main golfnya sangat ahli.’
ini diperkuat pula dengan kelima teori (Kayano Naoko (茅野直子), Akimoto
berjalan dengan mudah yang disertai dengan waktu usaha dan membutuhkan
(7) この事件のなぞはなかなか解けない。
Kono / jiken / no / nazo / wa / nakanaka hodokenai.
Ini / kejadian / par / misteri / par / tidak bisa diselesaikan.
‘Kejadian misteri ini tidak bisa diselesaikan.’
(8) この事件のなぜはなかなか解けない。
Kono / shigoto / no / naze / wa / nakanaka tokenai.
Ini / pekerjaan / par / sebab / par / tidak bisa selesai.
‘Itulah sebabnya pekerjaan ini tidak bisa selesai.’
Kelima teori tersebut menyatakan makna nakanaka yang hampir sama. Oleh
karena itu, penulis mengambil keempat teori ini sebagai acuan dalam melakukan
penelitian skripsi.
totemo yang diikuti dengan bentuk positif menunjukkan kuantitas dan derajat.
(9) 君たちの発表はとても良かったよ。
Kimitachi / no / happyō / wa / totemo yokatta / yo.
Mereka / par / presentasi / par / sangat bagus / lho.
‘Presentasi mereka sangat bagus lho.’
(10) 彼はパーティ返済を抱えてとても困っている。
Kare / wa / pāti / hensai / wo / kakaete / totemo komatte iru.
Dia / par / pesta / pembayaran / par / karena menderita / sangat disayangkan sekali.
‘Karena dia menderita akan pembayaran pesta, sangat disayangkan sekali.’
(Tobita Yoshifumi,1994:359)
sesuatu hal mustahil untuk dilakukan, misalnya terlihat pada contoh kalimat
berikut :
(11) こんな厚い本は、一日ではとても読むことはできません。
Konna / atsui / hon / wa,/ ichi niche / de / wa / totemo yomu / koto /
wa /
Ini / tebal / buku / par, / dalam sehari / par / par / tidak mungkin membaca / sesuatu / par /
dekimasen.
tidak bisa.
‘Buku setebal ini, tidak mungkin saya baca dalam waktu satu hari.’
(12) こんな難しい問題は、私にはとてもできません。
Konna / muzukashii / mondai / wa, / watashi / ni / wa / totemo dekimasen.
Ini / sulit / masalah / par, / saya / par / par / tidak mungkin dapat.
‘Masalah yang seperti ini , tidak mungkin dapat saya lakukan.’
mengenai makna totemo hampir sama. Oleh karena itu, penulis mengambil ketiga
Adv Adj
24
25
Adv Adj
Adv Adj
itadakemasu.
dimakan.
Pada kalimat (1), (2), (3) tersebut diatas nakanaka diikuti oleh bentuk positif
mulanya mengira bahwa kopi yang akan diminumnya mungkin kurang enak,
sebelumnya atau dapat pula dikatakan lebih enak dari apa yang diperkirakannya.
Begitu juga halnya dengan kalimat (2), kata “sangat” yang ada dalam kalimat
kesan yang positif. Kalimat (3) menunjukkan bahwa beras korea dapat dinikmati
dengan sangat enak, artinya ada nuansa lebih dari apa yang diperkirakan
kalimat (2) adverbia nakanaka diikuti dengan adjektiva dan kalimat (3) adverbia
Berikut ini akan dijelaskan nakanaka yang diikuti dengan bentuk negatif
Adv V Neg
27
naichatte gomen.
menangis maaf.
28
(Hatsunemiku . “【Kaeuta】Aikotoba ”.
http://dic.nicovideo.jp/v/sm21986543. 11 November 2014)
melakukannya, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diiharapkannya. Pada
contoh kalimat (4), (5), dan (6) kata nakanaka yang bermakna “sulit”, dan
mencapainya. Kalimat (4) dan (5) adverbia nakanaka diikuti dengan verba
netsukenakatta dan oboeraremasu. Kalimat (4) memiliki tiga unsur yaitu adverbia
(Adv), verba (V), dan bentuk negatif (Neg), sedangkan pada kalimat (5) memiliki
empat unsur yaitu adverbia (Adv), verba (V), negatif (Neg) dan konjungsi (Konj).
Pada kedua kalimat ini terdapat verba netsukeru (kalimat (4)), dan oboerareru
(kalimat (5)), dalam bentuk negatif, sehingga nakanaka bermakna negatif ‘tidak
bisa atau sulit’ dan menunjukkan ketidakmampuan. Lebih lanjut pada kalimat (5)
Sedangkan untuk kalimat (6) memiliki lima unsur yaitu adverbia (Adv), adjektiva
29
(Adj), verba (V), negatif (Neg) dan konjungsi (Konj). Pada kalimat (6) nakanaka
dilekati dengan adjektiva, akan tetapi terdapat pula kata verba yang diikuti dengan
bentuk negatif (frasa verbal) umaku iemasen, sehingga kalimat ini menunjukkan
Berikut ini akan dijelaskan mengenai fukushi totemo yang dilekati oleh
bentuk positif. Berikut ini adalah contoh fukushi totemo dalam kalimat yang
Adv Adj
Adv Adj
(Awayuki. “Bunkobunbun”.
http://bunkobunbun.seesaa.net/article/392621890.html. 6 Maret 2009)
Adv Adj
sangat menyenangkan.
Totemo yang diikuti bentuk positif hanya menunjukkan makna “sangat”. Kalimat
(7) menunjukkan rumah pembicara letaknya “sangat dekat” dari sekolah. Pada
kalimat (8) menunjukkan dua orang yang terlihat sangat bahagia, makna “sangat”
31
pada kalimat ini menunjukkan bahwa bagi pembicara terlihat dua orang tersebut
tersebut melebihi biasanya. Kalimat (9) juga demikian, dimana makna kata
Kalimat (7) adverbia totemo diikuti dengan adjektiva chikai. Kalimat (8) adverbia
totemo diikuti dengan adjektiva shiawase. Kalimat (9) advebia totemo diikuti
Selain diikuti dengan bentuk positif, totemo dapat pula diikuti dengan
Adv V Neg
Saya pun ingin mengingat tapi, ribuan lebih, sulit ingat tidak
‘Meskipun saya juga ingin mengingatnya, tetapi bila sampai ribuan lebih
Adv V Neg
Adv V Neg
menganggap tidak bisa melakukan sesuatu tersebut dan apabila dilakukan pun
akan sia-sia. Seperti halnya dengan kalimat (10), (11), dan (12), totemo dalam
33
yang diikuti bentuk negatif juga tidak disertai usaha apapun dalam melakukan
tidak mampu mengingat walaupun seribu lebih banyaknya kanji. Kalimat (11)
pembicara tidak mampu menyanyi dengan lirik bahasa Jepang, mungkin karena
kesulitan dalam mengucapkan bahasa Jepang. Kalimat (10), (11) dan (12) ini
memiliki tiga unsur yaitu adverbia (Adv), verba (V) dan negatif (Neg), sehingga
bentuk positif :
Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemakaian nakanaka dan totemo
suatu kalimat juga dapat menunjukkan bahwa pembicara sangat hati-hati dalam
formal, misalnya :
(13) 滝沢さんのゴルフはなかなかの腕前だそうだ。
Adv N
Pada kalimat (13), nakanaka dapat pula diikuti oleh nomina dan bermakna
‘sangat’.
35
mudah
Memiliki usaha untuk mencapai suatu Tidak memiliki usaha untuk mencapai
Jika dilihat dari perbandingan antara fukushi nakanaka dan totemo di atas,
Dari penjelasan diatas, terlihat jelas struktur dan makna dan penggunaan dari
fukushi nakanaka dan totemo, sehingga penulis akan mensubstitusi kedua fukushi
Adv Adj
(14)b. とても良い写真になるぞ。
Adv Adj
kalimat (14)b dapat berterima secara gramatikal dan memiliki makna sama. Pada
bahwa gambarnya tidak bagus atau indah, atau kemungkinan sudah indah tetapi
ternyata hasilnya lebih indah dari apa yang diperkirakan. Setelah pembicara
melihat sendiri secara langsung, ternyata tidak sesuai dengan apa yang
dipikirkannya melainkan nuansa yang dirasakan lebih dari apa yang diperkirakan
Adv Adj
38
(15)b. あの人はとても綺麗だな。
Adv Adj
Berdasarkan contoh dari kedua kalimat tersebut, makna dari kedua fukushi
ini sama yaitu ‘sangat’, akan tetapi masing-masing fukushi tersebut memiliki
perbedaan dari sisi konteks. Nuansa yang ditimbulkan dalam kalimat (15)a ini
Pada contoh kalimat (15)a, kata “nakanaka kirei” yang artinya “sangat cantik”
yang dimaksud tersebut tidak cantik, atau kemungkinan cantik tetapi setelah
bertemu dengan orang tersebut secara visual, ternyata tidak seperti apa yang
Sedangkan pada contoh kalimat (15)b, kata ”totemo kirei” yang artinya
“sangat cantik” tersebut hanya mengungkapkan saja bahwa orang tersebut sangat
cantik. Nuansa yang dimunculkan lebih tinggi nakanaka pada kalimat (15)a
dibandingkan dengan totemo (pada kalimat (15)b. Kedua kalimat ini dilekati pula
Adv V Neg
Pada contoh kalimat di atas, fukushi nakanaka dan totemo yang diikuti
dengan bentuk negatif jika dilihat dari maknanya, bermakna ‘sulit atau tidak bisa’
pada nakanaka (kalimat (16)a dan ‘tidak mungkin bisa atau sulit’ pada totemo
apabila dilihat dari segi strukturnya, namun demikian berbeda. Fukushi nakanaka
yang ada pada kalimat (16)a menunjukkan bahwa si pembicara tidak bisa
telah menganggap hal itu tidak dapat dan tidak mungkin untuk dilakukan.
3.3 Makna dan Penggunaan Fukushi Nakanaka dan Totemo dengan Teknik
perbandingan paling atas. Fukushi nakanaka yang bermakna positif dapat dilihat
Ii desu ‘Baik’
tersebut. Nakanaka pada tabel tersebut diikuti dengan kata adjektiva-i atau -na.
42
‘Nakanaka’ + adjektiva-i / na
‘Nakanaka’ + 名詞 (meishi)
Ikimasu ‘Pergi’
Pada tabel superlatif diatas nakanaka diikuti dengan verba bentuk negatif.
Nakanaka yang berada posisi paling bawah, memiliki makna dan gramatikal.
Sedangkan, nakanaka yang berada pada posisi paling atas, apabila diikuti dengan
verba bentuk positif tidak berterima atau tidak gramatikal, sehingga tidak
‘ Tidak mudah ~’
Selain itu, terdapat nakanaka yang diikuti bentuk negatif yaitu dapat
Pada contoh di atas, nakanaka yang berada pada posisi paling atas tidak
mempunyai makna atau tidak gramatikal, sedangkan nakanaka yang berada posisi
paling bawah yang diikuti dengan verba negatif bermakna tidak mampu.
44
‘ Tidak mampu ~ ’
Muzukashii ‘Sulit’
Berdasarkan tabel diatas, totemo pada tabel tersebut diikuti dengan kata
adjektiva-i dan -na. Totemo yang berada di tingkat paling atas dan paling bawah
とても +イー形容詞・なー形容詞
‘ Sangat ~ ’
‘ Sangat tidak ~ ’
Selain itu, totemo yang diikuti verba dengan bentuk kemampuan sebagai
berikut:
Hakobemasu ‘Mengangkut’
Berdasarkan tabel di atas, totemo diikuti dengan kata kerja (verba). Totemo yang
diikuti dengan bentuk positif menempati posisi paling atas melalui teknik
superlatif tersebut tidak berterima karena maknanya tidak gramatikal atau tidak
mempunyai makna. Sedangkan totemo pada posisi paling bawah dapat berterima
karena memiliki makna dan gramatikal. Totemo dapat berterima apabila dilekati
dengan verba negatif yang diikuti dengan bentuk kemampuan, tetapi jika dilekati
dengan verba positif tidak dapat berterima, kecuali verba positif yang
Pada tabel di atas, totemo yang dilekati verba dan mengandung unsur
‘ Sangat ~’
47
‘ Tidak mungkin ~ ’
Sama seperti nakanaka, fukushi totemo yang bermakna positif juga tidak
makna ‘tidak mungkin’, karena pada totemo yang bermakna positif tidak
4.1. Simpulan
pada kalimat afirmatif dan bermakna ‘tidak bisa atau sulit’ pada
melebihi apa yang diperkirakan dan menunjukkan hal- hal yang positif,
48
49
oleh adjektiva, namun dapat juga diikuti dengan verba bentuk positif
4.2 Saran
dalam bahasa Indonesia memiliki makna yang sama namun bila dalam
Dahidi, Ahmad & Sudjianto. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:
Kesaint Blanc
50
51
Hatori, Go . 2012. Rocket news 24, Shirouto demo dekiru shashin teku.
http://rocketnews24.com/2012/05/23/214674/
要旨
この論文のテーマは副詞の「なかなか」と「とても」の構造と意味であ
る。
このテーマを選んだ理由は、初めて「なかなか」を習ったとき、「なか
なか」は否定形にしか結びつけられないと思ったが、後で勉強したら、
「なかなか」は肯定形にも結び付けられることを知ったからである。そこ
で、「なかなか」に興味を持った。また、「なかなか」と「とても」はイ
ンドネシア語で同じ意味を持っていて、「sangat」である。それで、筆者
は、「なかなか」と「とても」の違いを知りたいと思った。
この研究の目的は「なかなか」と「とても」の区別や日本語の文にある
「なかなか」と「とても」の構造と意味を知ることである。
PUSTAKA」方法は、いろいろなところから情報を集め、選んだテーマの詳
しい内容を分析するという方法論である。また、「なかなか」と「とても」
を知るために「sulih」というテクニックを使った。「sulih」 というテ
クニックでは同じ文で「なかなか」が「とても」に
52
53
置き換えられるか確認するものである。
分析した結果、次のことが分かった。
1.「なかなか」は形容詞の肯定形が結びつくと、「sangat」という意味
を示す。例文:
(1)a.昨日はなかなか暑かったです。
Kinoo wa nakanaka atsukatta desu.
Adv Adj
‘Kemarin sangat panas.’
(T.Chandra, 1993:135)
2.「なかなか」に「の」名詞が結びつくと「sangat」という意味を示す。
例文:
(2)a.滝沢さんのゴルフはなかなかの腕前だそうだ。
Takizawa san no gorufu wa nakanaka no udemae dasooda.
Adv N
‘Katanya, Tuan Takizawa bermain golfnya sangat ahli.
(Tobitayoshifumi,dkk, 1994:144)
3.「なかなか」に動詞の否定形が結びつくと、「tidak bisa」または
「sulit melakukan」という意味を示す。
例文:
(T.Chandra, 1993:135)
4.「とても」に形容詞の肯定形が結びつくと「sangat」という意味を示
す。
例文:
(4)a. 彼は女性にとても親切です。
Kare wa josei nitotemo shinsetsu desu.
Adv Adj
‘Dia sangat ramah kepada wanita.’
(T.Chandra, 2009:27)
5.「とても」に感情的な動詞が結びつくと、「sangat」という意味を示
す。
例文:
(5)a. 自信が出てきた(錦織の話)、とても疲れたが、体は大丈夫。
Jishin ga detekita (nishikori no hanashi), totemo
Adv
tsukareta ga, Karada wa daijoobu.
V
‘Kepercayaan dirinya muncul (kisah nishikori), meskipun
sangat melelahkan, tubuh baik-baik saja.
6.「とても」に動詞の否定形が結びつくと「tidak mungkin」という意
味を示す。
例文:
(6)a. こんな難しい問題は私にはとてもできません。
Konna muzukashii mondai wa watashi ni wa totemo dekimasen.
Adv V
‘Masalah yang sulit ini saya tidak mungkin bisa.’
「なかなか」と「とても」は置き換えられることができるが、使用する
ときにはニュアンスが異なる。「なかなか」+肯定形は実際の結果が期待
や予想した以上の場合で、良いことを表すために多く使われる。
CURICULUM VITAE PENULIS
NIM : 13050110120021
Riwayat pendidikan
56