SKRIPSI
Oleh :
N1D316020
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula
dukungan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
teristimewa kedua orang tua penulis, Ibu tercinta Maderisa dan Ayahanda
Marjuni, yang telah memberikan banyak sekali pengorbanan yang mungkin tidak
bisa dibalas dengan apapun. Tak lepas pula doa dan restunya sehingga penulis
Begitu juga kepada yang terhormat Dr. H. Muh. Yazid A.R.G, Lc., M.Pd.
selaku pembimbing I dan Zahrani, S.S., M.Hum. selaku pembimbing II, penulis
v
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Prof. Dr. Muh. Zamrun F, S.Si., M.Si., M.Sc. selaku Rektor Universitas
Halu Oleo.
2. Dr. Akhmad Marhadi, S.Sos., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
3. Dr. La Ino, S.Pd., M.Hum. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Budaya
4. Dr. Lilik Rita Lindayani, S.Pd., M.Hum. selaku Ketua Jurusan Bahasa
6. Bapak dan Ibu penguji yang sangat penulis hormati, yang telah
ini.
8. Kepada seluruh keluarga besar dari Ayah maupun Ibu yang selalu
skripsi ini.
vi
10. Kepada semua pihak yang mendukung penyelesaian skripsi ini, yang
Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan diri di masa mendatang.
Penulis,
vii
DAFTAR ISI
ABSTRACT .................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
1.5 Definisi Operasional .................................................................................. 7
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 34
4.2 Pembahasan ............................................................................................. 35
4.2.1 Tindak Tutur Lokuisi ......................................................................... 37
1. Kalimat Berita .............................................................................. 37
2. Kalimat Perintah ........................................................................... 38
3. Kalimat Tanya .............................................................................. 42
4.2.2 Tindak Tutur Ilokusi .......................................................................... 45
1. Asertif .......................................................................................... 45
2. Direktif ......................................................................................... 56
3. Ekspresif ....................................................................................... 65
4.2.3 Tindak Tutur Perlokusi ...................................................................... 68
1. Membuat Lawan Tutur Melakukan Sesuatu .................................. 69
2. Menyenangkan ............................................................................. 72
3. Mengalihkan Perhatian ................................................................. 73
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 75
5.2 Saran ......................................................................................................... 76
LAMPIRAN ................................................................................................... 78
ix
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Tindak Tutur dalam Talkshow Hitam Putih Episode
Tanggal 20 Februari 2020”. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu jenis-
jenis tindak tutur apa sajakah yang terdapat dalam Talkshow Hitam Putih Episode
Tanggal 20 Februari 2020. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan
mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur yang terdapat dalam Talkshow Hitam
Putih Episode Tanggal 20 Februari 2020. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini secara umum
terdapat 3 (tiga) jenis tindak tutur, yaitu tindak tutur Lokusi, Ilokusi dan
Perlokusi. Ada pun jenis-jenis tindak tutur yang di temukan sebagai berikut.
Pertama, tindak tutur lokusi berupa kalimat berita, kalimat perintah, dan kalimat
tanya. Kedua, tindak tutur ilokusi berupa ilokusi asertif, direktif, dan ekspresif.
Ketiga, jenis perlokusi berupa perlokusi yang membuat lawan tutur melakukan
sesuatu (get hearer to do), menyenangkan (amuse), dan mengalihkan perhatian
(distract).
x
ABSTRACT
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Linguistik dipandang sebagai ilmu bahasa yang terdiri atas beberapa bidang
kajian. Bidang kajian yang ada dalam linguistik yang merupakan cabang dari
mencoba memahami makna kata-kata dari tuturan tersebut, tetapi juga makna
memperhatikan konteks yang ada agar komunikasi yang terjalin dapat berjalan
lancar. Tetapi jika konteks tidak dipahami, akan terjadi kesalahpahaman sehingga
tidak berjalan sesuai keinginan. Sehubungan dengan hal di atas, diperlukan suatu
bidang ilmu yang mempelajari ujaran dengan konteksnya yang disebut dengan
adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal,
1
2
agar saling mengerti antara manusia satu dengan manusia lainnya, sehingga
maksud dan tujuan dapat tersampaikan dengan baik melalui tindak tutur. Dengan
bahasa, manusia bisa memahami maksud dari penutur lain dan membentuk
Komunikasi juga merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan kita
tersebut dapat berupa ide, gagasan dan perasaan. Dalam penyampaian ide,
gagasan dan perasaan, manusia menggunakan bahasa sebagai media dalam proses
paling penting dalam komunikasi tersebut karena dengan bahasa, manusia dapat
dan topik pembicaraan itu sendiri. Hal-hal yang dibicarakan mulai dari kehidupan
hanya orang-orang yang terlibat dalam pembicaraan itu yang mengetahui isi pesan
(informasi) dari pembicaraan itu. Dengan kata lain hanya partisipan saja yang
Di zaman yang serba modern ini tidak hanya partisipan saja yang dapat
banyak media cetak dan media elektronik yang menjadi sarana penyampaian isi
pesan dan proses komunikasi. Salah satu media yang banyak diakses oleh
masyarakat adalah media televisi. Dengan media televisi informasi dari semua
ekonomi, hukum, politik, dan lain-lain dengan cepat bisa diperoleh. Selain itu,
media sosial juga menyediakan suatu sarana untuk mengakses kembali suatu
informasi maupun siaran televisi yang sudah tayang contohnya seperti youtube.
video-video menarik, hanya bermodalkan Ponsel atau Laptop dan jaringan seluler.
untuk mendapatkan data penelitian, karena objek dari penelitian kali ini diambil
dari suatu acara talkshow yang disiarkan di salah satu stasiun televisi.
berjenis talkshow dengan tema dan narasumber yang berbeda setiap episodenya.
Di acara talkshow beberapa ada yang menggunakan tema politik, hukum, hiburan,
Salah satu program televisi di TRANS7 yang paling populer yaitu Hitam
Putih yang ditayangkan setiap hari senin sampai jumat pukul 18:00-19:00 WIB.
Penggunaan bahasa dalam acara talkshow tersebut menarik untuk dikaji karena
sosial yang ada di dalam masyarakat mulai dari permasalahan hukum, sosial,
budaya, ekonomi dan pendidikan. Selain tema yang aktual, narasumber yang hadir
dalam acara tersebut juga mempunyai latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda
mulai dari masyarakat biasa hingga pejabat negara, bahkan orang nomor satu di
penggunaan bahasa, khususnya yang berkaitan dengan kajian tindak tutur. Tindak
tutur dalam acara tersebut dapat dilihat dari aktivitas diskusi maupun tanya jawab
narasumber dengan pembawa acara. Begitu pula dengan tema, tanpa adanya tema
yang diangkat atau dibahas maka suatu acara ataupun talkshow tidak akan berjalan
lancar.
Februari 2020 kali ini tentang kasus bullying kepada seorang siswi yang hanya
disebutkan inisalnya yaitu C.A di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
Purworejo. Penggunaan bahasa yang dikaji dalam penelitian ini adalah tindak
tutur yang terjadi selama Talkshow berlangsung, yaitu antara Deddy Corbuzier
(DC) sebagai pembawa acara/host utama, Fanny Ghassani (FG) sebagai co-host,
dan para narasumber. Yang menjadi narasumber pada episode ini adalah Siti
Rochmania (SR) selaku ibu korban, Siti Nuryani (SN) selaku bude/tante korban,
5
Ganjar Pranowo (GP) selaku Gubernur Jawa Tengah, dan Retno Listyarti (RL)
Talkshow Hitam Putih Episode Tanggal 20 Februari 2020 ini dapat diakses
dibagi menjadi empat video atau empat part yaitu episode Tanggal 20 Februari
terdapat banyak penggunaan bahasa yang berkaitan dengan kajian tindak tutur.
Tindak tutur yang terjadi dalam acara tersebut juga beragam, misalnya tindak
Misalnya :
Deddy Corbuzier : “Apakah anak ibu masih mau lanjut sekolah setelah
kasus pembullyan ini?”
Siti Rochmania : “Mau terus sekolah, tapi tidak mau di sana lagi
katanya takut, tapi kalau sekolah yang jauh susah
untuk mengantarnya.”
kepada narasumber, tetapi juga memberikan efek maupun respon dan memiliki
makna memerintah kepada mitra tutur agar segera menjawab dan memberikan
informasi yang jelas sesuai pernyataan yang diungkapkan Deddy Corbuzier tadi.
Selain itu, tema yang dibahas menyangkut tentang kasus bullying dan
dampak yang diterima oleh korban dan ada pula hukuman atau sanksi yang
diberikan kepada pelaku bullying. Adapun pesan yang dapat diambil dalam
6
talkshow tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya orang tua untuk
mendidik anak mulai dari dini agar tidak melakukan tindakan bullying kepada
tidak baik.
tutur yang terjadi, baik di kampus, rumah, tempat nongkrong bahkan di acara-
acara televisi yang sering kita jumpai. Hal ini tentunya menarik untuk dijadikan
sebagai bahan penelitian yang berkaitan dengan kajian tindak tutur, dengan objek
Oleh karena itu, peneliti akan memfokuskan pada tindak tutur apa saja yang
jenis-jenisnya.
penelitian dengan judul “Tindak Tutur dalam Talkshow Hitam Putih Episode
penelitian ini adalah jenis-jenis tindak tutur apa sajakah yang terdapat dalam
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil dari penelitian kali ini
dengan memberikan gambaran tentang tindak tutur yang terdapat dalam acara
talkshow.
1. Tindak tutur adalah aktivitas atau tindakan suatu ujaran yang memiliki makna
dan tujuan yang dapat mempengaruhi lawan tutur untuk melakukan suatu
diwujudkan oleh sang penutur, yakni tindak lokusi (locutionary act), tindak
tutur sehingga rangkaian dan proses petuturan bisa berlangsung tanpa adanya
kesalahpahaman.
8
3. Talkshow atau gelar wicara adalah salah satu jenis acara televisi berupa
perbincangan atau diskusi tentang satu topik tertentu yang dipandu oleh
4. Hitam Putih adalah salah satu program talkshow di stasiun televisi TRANS7
yang tayang pada hari senin sampai jumat pada jam 19:00 – 20:00 WITA.
TINJAUAN PUSTAKA
berkaitan atau penelitian yang sejenis biasa disebut dengan penelitian relevan.
Penelitian yang relevan pertama dilakukan oleh Sinaga (2014), dalam artikel
yang berjudul “Tindak Tutur dalam Dialog Indonesia Lawyers Club”. Penelitian
ini mendeskripsikan bentuk tuturan lokusi, ilokusi, perlokusi serta maksim yang
terdapat di dalam tayangan Indonesia Lawyers Club episode Hukum untuk Kaum
Sendal Jepit (HKSJ), Setelah Angie, Anas Dibidik (SAAD), dan Angie oh Angie
(AA). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini
yaitu, terdapat delapan tindak lokusi, dua puluh tiga tindak ilokusi dan enam
tindak perlokusi di dalam episode Hukum untuk Kaum Sendal Jepit (HKSJ). Di
dalam Setelah Angie, Anas Dibidik (SAAD) terdapat lima tindak lokusi, tiga
puluh satu tindak ilokusi, empat tindak perlokusi. Di dalam episode Angie oh
Angie (AA) terdapat sembilan tindak lokusi, dua puluh sembilan tindak ilokusi,
dan lima tindak perlokusi. Di dalam tindak tutur ilokusi terdapat enam maksim,
9
10
penelitian kali ini yaitu sama-sama mengkaji tentang jenis-jenis tindak tutur.
Perbedaanya terletak pada objek kajian dan juga penelitian yang dilakukan tidak
hanya mengkaji tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi tetapi juga mengkaji
Club.
oleh Pringganti (2014), dari Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu
Ilokusi pada Cerpen Ilona Karya Leila S. Chudori”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan tiga jenis tindak tutur dan tindak tutur ilokusi berdasarkan
klasifikasi Searle. Searle mengklasifikasi tindak tutur ilokusi menjadi lima jenis
tuturan yaitu, representatif, direktif, komisif, ekspresif dan deklarasi. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa tuturan pada
cerpen ‘Ilona’ karya Leila S. Chudori. Hasil dari penelitian tersebut adalah
sebagai berikut : 24 tuturan yang merupakan tindak tutur ilokusi, dengan rincian ;
bertujuan untuk mengetahui jenis tindak tutur tetapi objek kajian yang berbeda,
11
yang berjudul “Tindak Tutur dalam Komik Detektif Conan Karya Aoyama Gosho
adalah mendeskripsikan tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi dan tindak tutur
perlokusi pada dialog pada komik Detektif Conan karya Aoyama Gosho. Metode
kata biasa.
Conan. Hasil dari penelitian komik Detektif Conan pada tuturan anak kecil
mempunyai tujuan untuk membuat pembaca berpikir dan ingin tahu. Beberapa
dari tuturan Detektif Conan yang diteliti mengandung tindak tutur lokusi, tindak
kajian pragmatik dan teknik yang digunakan sama, yaitu diawali dengan teknik
simak lalu teknkik catat. Sedangkan perbedaannya yaitu dari segi objek dan
Yang terakhir, penelitian yang dilakukan Sinta (2018), dari Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara yang berjudul “Tindak Tutur ilokusi pada
Interaksi Jual Beli di Pasar Tradisional Bengkel dalam Bahasa Jawa Kajian
ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini
interaksi jual beli di pasar tradisional Bengkel. Ada 8 (delapan) pola pasangan
Persamaan, penelitian ini juga mengkaji tindak tutur lokusi, ilokusi dan
pada subjek penelitian ini adalah penelitian ini fokus kepada setiap struktur
tuturan atau ujaran . Lalu objek yang diteliti adalah tuturan pada saat terjadinya
pengertian lain tentang bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,
2019: 88) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
interaksi sosial itu, maka dibutuhkan suatu wahana komunikasi yang disebut
menurut menurut Keraf (1994: 3-5) terbagi menjadi empat fungsi, yaitu:
juga dapat mengarahkan setiap aktivitas (Keraf, 1994: 4). Keraf menambahkan
bahwa fungsi komunikasi merupakan alat perhubungan antar individu untuk dapat
menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita,
sendiri maupun dalam lingkungan baru. Hal itu menunjukkan bahwa bahasa yang
digunakan sebagai sarana mampu menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan
(masyarakat). Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial, tertentu kita
akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi
yang kita hadapi. Dengan demikian, bahasa itu merupakan suatu kekuatan yang
berkorelasi dengan kekuatan orang lain dalam integritas sosial. Korelasi melalui
bahasa itu memanfaatkan aturan aturan bahasa yang disepakati sehingga manusia
masyarakat. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial, tertentu kita
akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat
diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan,
dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat
kontrol sosial.
bahasa yang lainnya, akan tetapi fungsi yang tertera di atas telah mewakili fungsi
yang lain. Berdasarkan hal tersebut, pada kesimpulannya fungsi bahasa yaitu
sebagai sarana untuk berinteraksi kepada sesama pengguna bahasa lainnya untuk
2.2.2 Pragmatik
tuturan sang penutur, sehingga menghasilkan makna atau tujuan dari sang penutur
(Yule, 2006: 3). Setelah pendengar mengetahui maksud dari penutur, maka akan
diketahui jenis tindakan yang harus dilakukan oleh si pendengar. Secara lebih
rinci Yule juga menambahkan empat ruang lingkup pragmatik yang meliputi (1)
Pragmatik adalah studi tentang maksud penutur, (2) Pragmatik adalah studi
tentang makna kontekstual, (3) Pragmatik adalah studi tentang bagaimana agar
lebih banyak yang disampaikan daripada yang dituturkan, dan (4) Pragmatik
Wijana (1996: 2) juga mengatakan pragmatik adalah salah satu cabang ilmu
bahasa yang mempelajari tentang makna bahasa, sama halnya dengan semantik.
sedangkan pragmatik mempelajari makna bahasa yang terikat konteks. Selain itu,
mempelajari tentang bentuk kata, sintaksis mempelajari tentang tata kata, klausa
lingual. Hal tersebut berbeda dengan pragmatik yang mempelajari makna satuan
yang mempunyai kaitan dengan situasi ujar, dalam menelaah sebuah tuturan
pendengar akan lebih mudah dalam memahami maksud dari tuturan yang
garis besar definisi pragmatik tidak dapat dilepaskan dari tindak tutur dan konteks.
Oleh karena itu, pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji penutur
lancar. Dalam hal ini, perlu dipahami bahwa kemampuan berbahasa yang baik
tidak hanya terletak pada kesesuaian aturan gramatikal tetapi juga pada aturan
pragmatik.
Rustono (1999: 31) menyatakan bahwa tindak tutur merupakan hal penting
Kegiatan melakukan tindakan pengujaran atau tuturan yang disebut dengan tindak
melakukan tindak tutur tidak hanya sekedar bertuturan saja tetapi juga dapat
menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur dengan melalui ucapan dapat
menghadapi situasi tertentu, tindak tutur ini lebih menitikberatkan pada makna
atau arti tindak dalam suatu tuturan, tindak tutur dapat berwujud suatu pertanyaan,
perintah, maupun pernyataan (Chaer dan Agustina, 2004: 50). Adapun pendapat
dari Leech (1993: 280) menyatakan bahwa semua tuturan adalah bentuk tindakan
dan tidak sekedar menyatakan sesuatu tentang dunia, tindak tutur (speech act)
adalah fungsi bahasa sebagai sarana penindak, semua kalimat atau ujaran
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur
adalah aktivitas atau tindakan dalam ujaran yang memiliki makna yang dapat
“Ngobrol di dalam kayaknya lebih bagus!” Maksud tuturan ini adalah tindak
tuturan untuk mengajak lawan bicara yang awalnya berada di luar rungan untuk
ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak
lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (ilocutionary act), dan tindak perlokusi
(perlocutionary act).
dengan proposisi kalimat-kalimat atau tuturan, dalam hal ini dipandang sebagai
satu satuan yang terdiri atas dua unsur yaitu subjek/topik dan predikat/perintah.
Tindak tutur lokusi juga disebut the act of saying something. Pendapat lain
mengatakan bahwa tindak lokusi adalah suatu tindak berkata, yaitu menghasilkan
ujaran dengan makna dan referensi tertentu. Tindak ini merupakan dasar bagi
dilakukannya tindak tutur lain, lebih-lebih terhadap tindak ilokusi (Arifin, 2000:
138). Dengan kata lain tindak lokusi adalah tindak tutur yang menghasilkan
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur lokusi adalah tindak
mengucapkan sesuatu dengan makna kata dan makna kalimat sesuai dengan
kategori gramatikal, bentuk ini dibedakan menjadi tiga, yaitu kalimat berita,
1. Kalimat Berita
isinya merupakan informasi yang aktual bagi pendengar atau pembacanya. Dari
segi bentuknya kalimat deklaratif ada yang memperlihatkan inversi, ada yang
bentuk aktif, ada yang pasif, dan sebagainya. Dalam bentuk tulisnya kalimat berita
diakhiri dengan tanda titik dan dalam bentuk lisan, suara berakhir dengan nada
2. Kalimat Perintah
Kalimat perintah juga disebut sebagai kalimat imperatif atau suruhan atau
rendah di akhir tuturan; b) pemakaian partikel penegas, penghalus, dan kata tugas
pelaku tindakan tidak selalu terungkap (Alwi, Hasan, dkk, 2003: 353-354).
tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak berbicara (Ramlan, 2005:
39).
3. Kalimat Tanya
Kalimat tanya yang juga dikenal dengan nama kalimat interogatif, secara
formal ditandai oleh kehadiran kata tanya seperti “apa”, “siapa”, “berapa”,
“kapan”, dan “bagaimana” dengan atau tanpa partikel “–kah” sebagai penegas.
Kalimat interogatif diakhiri dengan tanda tanya (?) pada bahasa tulis atau suara
naik, terutama jika tidak ada kata tanya atau suara turun. Bentuk kalimat tanya
biasa digunakan untuk meminta jawaban “ya” atau “tidak” dan meminta jawaban
informasi mengenai sesuatu atau seseorang dari lawan bicara atau pembaca (Alwi,
Hasan, dkk, 2003: 357-358). Fungsi kalimat tanya adalah untuk menanyakan
Menurut Yule (2006: 84) tindak ilokusi adalah tindak tutur yang
tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau
21
daya ujar, tindak tutur ilokusi dapat diidentifikasikan sebagai tindak tutur yang
siapa, kapan dan di mana tindak tutur itu dilakukan. Tindak ilokusi ini merupakan
bagian yang terpenting dalam memahami tindak tutur. Tindak ilokusi juga disebut
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur ilokusi adalah
melakukan tindakan yang ingin dicapai oleh penuturnya pada waktu menuturkan
1. Asertif (Assertives)
Pada ilokusi ini penutur terikat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan,
melaporkan.
2. Direktif (Directives)
3. Komisif (Commissives)
Pada ilokusi ini penutur sedikit banyak terikat pada suatu tindakan di masa
4. Ekspresif (Expressive)
5. Deklarasi (Declaration)
pengaruh (perlocutionary force), atau efek bagi yang mendengarnya. Efek atau
daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh
lawan tutur disebut dengan tindak perlokusi atau sering disebut the act of affecting
someone (Wijana, 1996: 19-20). Sedangkan menurut Chaer dan Agustina (2004:
23
53) tindak perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan
orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistik dari orang itu.
hearer to learn that (membuat lawan tutur tahu), persuade (membujuk), deceive
perhatian), get hearer to think about (membuat lawan tutur berpikir tentang),
Jadi perlokusi adalah efek atau daya pengaruh yang muncul ketika
mendengar tuturan dari penutur. Makna yang terkadung dalam suatu ujaran sangat
ditentukan oleh penafsiran dari lawan tutur, penafsiran setiap lawan tutur
atas lima bagian, yaitu: 1) penutur dan lawan tutur, 2) konteks tutur, 3) tindak
tutur sebagai bentuk tindakan, 4) tujuan tuturan, 5) tuturan sebagai produk tindak
Konsep penutur dan lawan tutur ini juga mencakup penulis dan pembaca
yang berkaitan dengan penutur dan lawan tutur ini adalah usia, latar belakang
2. Konteks Tuturan
Konsep penutur dan lawan tutur ini juga mencakup penulis dan pembaca
yang berkaitan dengan penutur dan lawan tutur ini adalah usia, latar belakang
3. Tujuan Tuturan
maksud dan tujuan tertentu. Dalam hubungan ini bentuk-bentuk tuturan yang
yang sama.
abstrak, seperti kalimat dalam studi sintaksis, proposisi dalam studi semantik, dsb.
Pragmatik berhubungan dengan tindak verbal (verbal act) yang terjadi dalam
tingkatannya yang lebih konkret dibanding dengan tata bahasa. Tuturan sebagai
entitas yang konkret jelas penutur dan lawan tuturnya, serta waktu dan tempat
pengutaraannya.
25
dalam kriteria keempat merupakan bentuk tindak tutur. Oleh karenanya, tuturan
informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi
secara langsung. Maka dalam setiap proses komunikasi inilah terjadi peristiwa
interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua
pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan di dalam waktu,
Menurut Yule (2006: 101), peristiwa tutur ialah suatu kegiatan di mana para
suatu hasil. Dengan demikian, peristiwa tutur merupakan rangkaian kegiatan dari
sejumlah tindak tutur yang terinterogasikan untuk mencapai suatu ujaran dan lebih
2.2.7 Talkshow
kemasan informasi dan hiburan dibuat sedemikian rupa agar stasiun televisi
tersebut selalu berada di rating tertinggi dan tidak ditinggalkan oleh pemirsanya.
26
Salah satu program acara di televisi ialah program talkshow. Achlina (2011: 171)
pemirsa.
ialah program pembicaraan dua orang atau lebih mengenai suatu permasalahan.
Dalam program ini masing-masing tokoh yang diundang dapat saling berbicara
saling bertentangan, serta penonton yang terkadang terlibat juga dalam program
ini. Ia menambahkan bahwa seorang pembawa acara talkshow yang baik adalah
yang dibahas.
Talkshow atau gelar wicara adalah suatu jenis acara televisi atau radio yang
suatu topik tertentu dengan dipandu oleh pemandu gelar wicara atau host.
Bintang tamu atau narasumber dalam suatu gelar wicara biasanya terdiri atas
orang-orang yang telah mempelajari atau memiliki pengalaman luas yang terkait
dengan isu yang sedang diperbincangkan. Suatu gelar wicara bisa dibawakan
27
dengan gaya formal maupun santai dan kadang dapat menerima telepon berupa
pertanyaan atau tanggapan dari pemirsa atau orang di luar studio (Wikipedia
viewers or listeners”. Sebuah acara televisi atau radio di mana orang terkenal
seperti ahli dalam bidang tertentu, berpatisipasi dalam diskusi atau diwawancari,
perbincangan dalam suatu media adalah program yang menampilkan satu atau
beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang
dengan peristiwa atau topik tertentu yang sedang diperbincangkan atau mereka
yang ahli dalam bidang tertentu. Selain topik yang pas dan bintang tamu yang
talkshow dalam memikat penonton tentu saja pembawa acara atau presenter
perbincangan, tentu seorang pembawa acara program talkshow harus punya bekal
merupakan kombinasi seni berbicara dan seni wawancara yang dikemas secara
yang bertujuan untuk mendiskusikan berbagai topik dengan suasana santai tapi
serius dengan menghadirkan seorang atau beberapa ahli dalam bidang tertentu
TRANS7 yang telah tayang dari pertengahan tahun 2010 hingga saat ini.
Terhitung program Hitam Putih telah tayang lebih dari sembilan tahun dari
pertama kali penayangannya. Sampai saat ini tidak banyak program talkshow
yang dapat mempertahankan eksistensinya hinggga waktu yang cukup lama. Sejak
yang kurang diminati dan pernah ditayangkan pada jam yang sama, memang
pihak TRANS7 nampak kerap kali mengubah tayangan yang disiarkan pada jam
18:00, karena dirasa kurang menarik bagi penontonnya. Program ini sengaja
ditayangkan pada jam tersebut mengingat jam tersebut merupakan prime time.
program talkshow ini juga tidak mengubah konsep utama dan pembawa acara
membawakan acara telah menjadi ciri program Hitam Putih yang telah dikenal
Program Hitam Putih adalah program yang masuk dalam kategori Talkshow
Entertainment, jenis tersebut sesuai dengan karakter dan tujuan dari programnya
yang informatif, inspiratif dan menghibur. Program Hitam Putih adalah program
yang ingin memberikan sisi Hitam dan sisi Putih dari narasumber yang datang.
dipandu dan didominasi oleh bintang tamu dari golongan artis, narasumber/orang-
orang yang memiliki kisah inspiratif, dan orang-orang yang terlibat dalam kasus
atau perkara yang sedang hangat di media. Selain talkshow yang menjadi konten
utama, program Hitam Putih juga didukung dengan keberagaman konten lain
yang bersifat menghibur. Talkshow sendiri terbagi atas tiga jenis yakni talkshow
adalah program dialog yang dipandu oleh seorang pembawa acara yang umumnya
konsep produser atau tim kreatif, sedangkan konten yang dibahas adalah segala
sesuatu yang menjadi isu hangat dan menarik atau marketable bagi Departemen
Entertainment.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini memfokuskan pada analisis tindak tutur, di mana peneliti akan
mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata atau tulisan (Moleong, 2010: 6). Adapun
penyediaan data dan pengkajian data, metode ini bertujuan mendeskripsikan suatu
hal sistematis dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-
data yang bersifat asli atau sesuai dengan fakta yang sesungguhnya tanpa ada
rekayasa dalam kondisi tertentu yang hasilnya lebih menekankan makna, dan
30
31
Data dalam penelitian ini adalah data lisan berupa peryataan atau tuturan
host, co-host dan narasumber dalam Talkshow Hitam Putih Episode Tanggal 20
Februari 2020.
Sumber data adalah sesuatu yang dapat memberikan suatu informasi atau
keterangan tentang objek yang akan diteliti (Sudaryanto, 1993: 91). Menurut
Mahsun (2013: 28) sumber data adalah hal yang berhubungan dengan data, yang
Sumber data yang diambil adalah tayangan televisi Hitam Putih TRANS 7
Episode Tanggal 20 Februari 2020 yang dapat diakses ulang melalui aplikasi
empat segmen atau bagian video. Para pengguna Youtube dapat memuat,
menonton, dan berbagi video secara gratis tetapi harus berada di lingkup
jangkauan jaringan seluler. Adapun hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam
menjadikan Youtube sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah karena
faktor efektifitas yang dapat diakses kapan pun dan di mana pun.
Metode simak atau teknik simak adalah metode yang digunakan untuk
simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data yaitu dengan cara
metode simak memiliki teknik lanjutan berupa teknik catat, teknik catat
32
digunakan sebagai teknik dalam pengumpulan data, teknik catat adalah mencatat
pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dan catat. Dengan cara
dan narasumber. Metode simak yang digunakan yaitu dengan menonton ulang
video Talkshow Hitam Putih Episode Tanggal 20 Februari 2020 melalui aplikasi
bahasa secara lisan. Dengan melakukan pencatatan terhadap data ujaran yang
relevan sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian, teknik pencatatan dilakukan
dalam data (Sudaryanto, 1993: 6). Metode yang digunakan peneliti untuk
menganalisa data yaitu metode padan. Dalam penelitian digunakan metode padan
pragmatis dengan alat penentu yaitu mitra wicara atau mitra tutur (Sudaryanto,
1993: 15).
Metode padan merupakan metode analisis data yang alat penentunya adalah
unsur di luar bahasa dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang
bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 13). Hal yang di luar bahasa tersebut seperti
yang menyangkut makna, informasi, dan konteks tuturan, sedangkan teori yang
33
digunakan dalam penelitian ini adalah teori pragmatik yang mengkaji hubungan
nonbahasa menjadi dominan dalam penelitian ini, seperti makna-makna yang lahir
3. Mendeskripsikan data.
4. Menarik kesimpulan.
Dalam hal ini peneliti mendeskripsikan tindak tutur dalam Talkshow Hitam Putih
1.
2.
Keterangan :
Lokusi : Ilokusi :
B : Berita A : Asertif E : Ekspresif
P : Perintah Dir : Direktif Dkl : Deklaratif
T : Tanya K : Komisif
BAB IV
Penelitian ini membahas tentang tindak tutur yang terdapat dalam Talkshow
Hitam Putih Episode Tanggal 20 Februari 2020, yang diakses ulang melalui
diungkapkan oleh Wijana. Secara analitis, Wijana membagi tiga jenis tindak tutur
yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi. Di mana jenis-jenis tindak tutur
tindak tutur lokusi yang berupa kalimat berita, kalimat perintah, dan kalimat
tanya.
Selanjutnya tindak tutur ilokusi, jenis tindak tutur inilah yang paling banyak
ditemukan dalam talkshow ini, yaitu sebanyak 34 data tuturan, di ataranya tindak
tutur ilokusi asertif, ilokusi direktif, dan ilokusi ekspresif. Sedangkan tindak tutur
ilokusi berupa komisif dan deklaratif, tidak ada data yang ditemukan.
Yang terakhir tindak tutur perlokusi, data yang ditemukan sebanyak 8 data
34
35
1. Lokusi
a. Kalimat berita 2 37-38
b. Kalimat perintah 7 39 – 43
c. Kalimat tanya 1 44
2. Ilokusi
a. Asertif 16 45 – 56
b. Direktif 15 57 – 66
c. Ekspresif 3 66 – 68
3. Perlokusi
a. Membuat lawan tutur melakukan 5 69 – 71
sesuatu (get hearer to do)
b. Menyenangkan (amuse) 1 72
c. Mengalihkan perhatian (distract) 2 73 – 4
Jumlah 52
4.2 Pembahasan
yang terdapat dalam Talkshow Hitam Putih Episode Tanggal 20 Februari 2020.
Secara umum peristiwa tutur dalam talkshow ini adalah sebagai berikut.
S = Setting and scene (Keadaan dan tempat) : Latar tempat pada episode ini, yaitu
E = Ends : purpose and goal (Maksud dan tujuan) : Solusi pencegahan dan
A = Act sequences (Bentuk ujaran) : Bentuk ujaran dalam talkshow ini berbeda-
K = Key (Nada pesan) : Nada tuturan yang digunakan dalam talkshow ini dengan
N = Norms (Norma atau aturan dalam berinteraksi) : Norma yang terdapat dalam
Berikut ini adalah deskripsi tindak tutur lokusi yang terdapat dalam Talkshow
1. Kalimat Berita.
pernyataan, sehingga isinya merupakan informasi yang aktual bagi pendengar atau
pembacanya. Berikut ini diperoleh 2 data tindak tutur lokusi berupa kalimat
berita.
Data 2
Deddy Corbuzier : “Dari 2019 ini banyak sekali kasus bullying yang terjadi
menimpa siswa siswi kita di indonesia, dan ini
sebenarnya kasus bullying ini sudah ada terus-menerus
dan tidak pernah berhenti, entah kenapa! Salah satunya
ini menimpa siswa di Palembang, ini dikeroyok,
dipukulin sama tiga orang juga. Terus kalau tidak
salah ada siswa di Malang dia kehilangan tiga jarinya
karena kasus bullying juga.”
Konteks tuturan : Tuturan ini terjadi setelah melihat cuplikan pembuka di awal
acara, lalu Deddy Corbuzier sebagai host memberikan tuturan kepada pemirsa
yang berada di rumah maupun di studio mengenai kasus bullying. Dan tuturan
menggambarkan suatu fakta atau femonomena yang terjadi, maka tuturan tersebut
Data 19
kepada lawan tutur (pemirsa), bahwa korban bullying tersebut telah hadir di
studio tetapi menolak untuk tampil di TV. Oleh karena itu, tuturan Deddy
informasi kepada pemirsa yang menyaksikan acara tesebut. Maka, tuturan tersebut
2. Kalimat Perintah
berupa tindakan dari pihak lain atau orang yang diajak berbicara. Dari segi
Data 6
Deddy Corbuzier : “Nahh.. Narasumber kita pada malam hari ini, sebenarnya
ini kita undang seorang gadis yang dibully oleh tiga orang
temennya pria. Seperti yang anda lihat di video yang viral
itu. Kita lihat dulu profil videonya.”
Konteks Tuturan : Tuturan ini terjadi ketika penutur Deddy Corbuzier sebagai
host acara tersebut, mengajak pemirsa menyaksikan video profil korban kasus
Pada tuturan “Kita lihat dulu profil videonya”, dalam tuturannya, Deddy
tersebut dibully, sehingga tuturan tersebut bermakna suatu ajakan, dan penutur
mengharapkan suatu tindakan dari lawan tutur (pemirsa). Maka dari itu tuturan
tesebut termasuk dalam jenis tindak tutur lokusi berupa kalimat perintah yang
mengandung maksud suatu ajakan dengan mengarapkan tindakan dari lawan tutur.
Data 20
Deddy Corbuzier : “Baik, saya masih mau ngobrol lagi, saya masih punya
pertanyaan sebenarnya karena di situ dikatakan bahwa
pengidap disabilitas. Ini kabarnya yang beredar di media,
tapi kok saya agak ragu dengan hal tersebut, nanti kita
bicarakan setelah yang satu ini. Jangan ke mana-mana
tetap di Hitam Putih.”
makna perintah kepada pemirsa untuk tetap menyaksikan Hitam Putih, dan
penutur pun mengharapkan respon dari apa yang ia tuturkan. Dengan demikian
tuturan tersebut termasuk tindak tutur lokusi karena mengandung maksud sebuah
kalimat perintah.
Data 30
Deddy Corbuzier : “Baik.. Saya akan break dulu, kita akan ngobrol-ngobrol
lebih lanjut lagi karena memang bener kata pak Ganjar yaa
ini udah siapa cepat siapa bertindak aja, udah gak nunggu-
nungguan lagi dan kasusnya kalau dibiarkan juga akan
melebar seklai. Jadi kita akan tetap di sini, jangan ke
mana-mana tetap di Hitam Putih.”
Konteks Tuturan : Konteks tuturan ini ketika host telah berdialog dengan
narasumber dan akan menutup segmen 2. Dan memberikan tuturan kepada lawan
tutur (pemirsa).
Dalam tuturan “Jadi kita akan tetap di sini, jangan ke mana-mana tetap di
Hitam Putih” memiliki makna perintah kepada pemirsa untuk tetap menyaksikan
Hitam Putih. Maka dari itu tuturan tersebut diklasifikasikan kedalam jenis tindak
tanggapan yang berupa tindakan dari lawan tutur terhadap apa yang ia tuturkan
Data 43
Deddy Corbuzier : “Oke, kita masih akan ngobrol lagi, tapi ini akan ada tanya
jawab juga dari rumah langsung. Pak Ganjar dan ibu
41
Konteks Tuturan : Konteks tuturan berikut yaitu setelah host berdialog dengan
para narasumber (Retno Listyarti dan Ganjar Pranowo) untuk segera menutup
segmen 3. Dan memberikan tuturan kepada lawan tutur atau yang mendengarkan
tuturan tersebut.
Dilihat dari makna tuturan Deddy Corbuzier yaitu “Pak Ganjar dan ibu boleh
langsung menjawab tapi setelah yang satu ini”, hal tersebut diungkapkan penutur
Lalu dalam tuturan “Jangan ke mana-mana tetap di Hitam Putih” termasuk juga
bertujuan kepada pemirsa untuk tetap menyaksikan Hitam Putih. Oleh karena itu,
data tuturan tersebut merupakan jenis kalimat perintah yang termasuk dalam
Data 44
Deddy Corbuzier : “Kembali lagi di Hitam Putih. Kita sudah punya pertanyaan
dari sosial media.”
Fanny Ghassani : “Ini ada pertanyaan, bagaimana cara menghilangkan trauma
yang diakibatkan oleh bullying? Ibu Retno mohon
dijawab”
Retno Listyarti : “Jadi gini, kalau kita dibully dan itu harus melawan cara
melawan adalah speak up bicara.. bahwa ketika kita berfikir
tidak bicara karena takut nanti punya masalah, bicara atau
tidak bicara resikonya juga sama, dia bahkan tetap dibully
kalau gak bicara. Dan pembullyan itu meningkat.”
42
Konteks Tuturan : Setelah jedah iklan dan telah masuk ke segmen 3, co-
Dalam tuturan “Ibu Retno mohon dijawab” yang diungkapkan oleh Fanny
Ghassani kepada ibu Retno Listyarti tersebut memiliki makna permohonan, sesuai
dengan yang ia tuturkan terdapat kata “mohon”. Dan juga Fanny Ghassani sebagai
penutur mengharapkan respon dari lawan tutur terhadap apa yang ia tuturkan. Ini
termasuk dalam tindak tutur lokusi berupa kalimat perintah karena ciri dari
Data 50
Retno Listyarti : “Saya sepakat dengan Pak Ganjar, bahwa penekanan pada
pelaku, bahwa kesalahan anak tidak mutlak berdiri sendiri
pasti ada faktor lingkungan. Oleh karena itu, kita tidak
boleh juga mengjust anak-anak pelaku ini, karena di
media sosial netizen kan luar biasa yaa terhadap para
pelaku dan anak ini juga adalah korban dari suatu
lingkungan. Saya harap kita juga harus punya
kepekaan terhadap anak pelaku”
Dalam tuturan Retno Listyarti terdapat kalimat “Saya harap kita juga harus
harapan dari sang penutur bahwa orang tua haru mempuanyai kepekaan terhadap
pelaku kasus bullying untuk lebih mengawasi agar kejadian tersebut tidak terulang
lagi. Maka tuturan Retno Listyarti merupakan tindak tutur lokusi berupa kalimat
43
perintah, karena tuturannya yang bermaksud sebuah harapan kepada pemirsa atau
Data 52
Deddy Corbuzier : “Saya juga setuju dengan tadi semua pembicaraan pak
Ganjar dan Ibu, memang harus bergerak lah ketika kita
ngeliat seseorang dibully atau seorang dilakukan denga
kekerasan dan kita diem saja, kita gak ada bedanya dengan
yang membully itu juga, kalau kita tidak melakukan apa-
apa.. Jadi mudah-mudahan ini bisa menjadi pelajaran
kita semua untuk orangtua, sekolah, lingkungan, teman-
teman dan anak-anak sekolah untuk tidak melakukan
hal seperti itu dan mengawasi anak anak yang ada di
Indonesia untuk hal ini tidak terjadi lagi. Saya Deddy
Corbuzier, Fhanny Ghassani dan inilah Hitam Putih.”
Konteks Tuturan : Tuturan tersebut merupakan kalimat penutup dari host kepada
Dalam tuturan di atas jika dilihat dari segi maknanya, tuturan tersebut
menandakan sebuah ajakan agar melihat atau mengawasi keluarga, teman, atau di
lingkungan kita untuk saling mengawasi agar kejadian bullying tidak terjadi lagi.
Seperti tuturan di atas terdapat juga kata “mudah-mudahan”, tuturan tersebut juga
kedalam tindak tutur lokusi karena makna tuturan yang merupakan harapan
maupun ajakan termasuk ciri kalimat perintah dalam tindak tutur lokusi.
44
3. Kalimat Tanya
tanya berupa tuturan lisan maupun tulisan ditandai dengan adanya intonasi suara
maupun tanda tanya (?) sehingga bisa juga digunakan untuk meminta jawaban
“ya” atau “tidak” maupun sebuah informasi. Kalimat tanya juga bisa dikatakan
sebagai kalimat interogatif, ditandai dengan adanya kata tanya berupa kata ‘apa”,
Data 10
Deddy Corbuzier : “Oke... Apakah ibu baru tau, ketika video viralnya itu
keluar.”
Siti Nuryani : “Iya.”
tertentu, karena dalam tuturan “Apakah ibu baru tau ketika video viralnya itu
sebagai penegas. Lalu mendapat jawaban dari lawan tutur hanya dengan jawaban
“iya”. Maka dari itu tuturan tersebut termasuk tindak tutur lokusi berupa kalimat
Tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam Talkshow Hitam Putih Episode
1. Asertif (Assertives)
Pada tindak tutur ilokusi asertif ini, penutur terikat pada kebenaran proposisi
Data 1
Deddy Corbuzier : “Yaahh baik! Tadi udah kita lihat bahwa banyak sekali kasus
bulliying yang terjadi. Ini kebetulan juga penonton kita ini
dari sekolah, tapi saya yakin teman teman di sini gak ada
yang melakukan hal seperti itu, ya kan? Dan kalau ada
yang ngelakuin hal seperti itu, dan kalian tahu justru
kalian nyuruh stop temennya, kalau mau tanding
harusnya cari lawan yang sama besarnya bukan
perempuan yang dipukuli sama 3 orang laki-laki, and
thats totally bullying, dan menimbulkan luka fisik
akhirnya.”
Konteks Tuturan : Tuturan pada data tersebut terjadi setelah melihat cuplikan
pembuka diawal acara dan Deddy Corbuzier sebagai host memberikan tuturan
acara.
mengemukakan pendapatnya, bahwa kalau mau tanding, cari lawan yang sepadan
46
jangan tiga orang laki-laki membully perempuan yang lemah, dan sebaiknya tidak
terjadi kasus bullyng yang dapat merugikan seseorang. Oleh karena itu, tuturan
Deddy Corbuzier di atas dikategorikan sebagai tindak tutur ilokusi asertif karena
Data 4
Deddy Corbuzier : “Ini adalah kasus yang terdata, tapi saya yakin yang
tidak terdata jumlahnya berkali-kali lipat, karena
biasanya kasus seperti ini yang dibully pasti tidak mau
lapor ke orang tuanya, tidak mau lapor ke gurunya jadi
akhirnya gak ketahuan.
Fanny Ghassani : “Yaa. Karena banyak yang takut, mungkin dapet tekanan
juga gitu dari orang-orang yang gak disangka-sangka,
akhirnya dia gak mau ngadu.”
Konteks Tuturan : Dalam konteks tuturan yang terjadi kali ini, ketika host dan
telah banyak terjadi tetapi korban tidak melaporkan kejadian tersebut. Maka dari
itu tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi asertif, karena tuturannya
Data 5
Deddy Corbuzier : “Dan itu artinya, bisa aja salah satu dari anak anda
maupun yang sedang nonton Hitam Putih juga korban
bullying, tapi dia tidak pernah mau cerita... Karena
takut cerita pada orang tuanya.”
47
Konteks Tuturan : Pada awal acara setelah melihat video kasus bullying, Deddy
pendapatnya bahwa mungkin saja anak Fanny Ghassani maupun pemirsa yang
tersebut, bisa lebih memperhatikan dan mengawasi anak-anaknya. Maka dari itu
tuturan tersebut termasuk dalam jenis tindak tutur ilokusi asertif, karna ciri asertif
Data 15
Deddy Corbuzier : “Dari pihak sekolah gak tau ada kejadian ini?”
Siti Nuryani : “Yaaa... Tau apa enggak ya.. Soalnya anak juga sudah
kadang juga sudah bilang sama gurunya, gurunya
bilang “kamu kalo dinakali mbok menghindar” gitu.”
Deddy Corbuzier : “Tapi bukan solusi suru menghindar!”
Siti Nuryani : “Disuruh menghindar mau ke mana pak, di sekolahan
cuma lingkup sekolah gitu, menghindar ke mana,
gerbang ditutup, belakang ditutup ya gak bisa lari.
Apalagi cewek kan!”
Konteks Tuturan : Pada saat host dan narasumber yaitu Siti Nuryani sebagai
keponakannya.
Tuturan Siti Nuryani ini dikatakan sebagai jenis tindak tutur ilokusi asertif,
menghindari kasus bullyan karena lingkup sekolah korban yang terbatas. Oleh
karena itu, tuturan yang bermakna sebuah pernyataan dari Siti Nuryani termasuk
jenis tindak tutur ilokusi asertif yang maksud dari tuturannya merupakan sebuah
pernyataan.
Data 18
Konteks Tuturan : Ketika host telah berdialog dengan narasumber lain, lalu
korban).
Pada data 18, tuturan Siti Rochmania memiliki makna dan mempunyai
tujuan yaitu menceritakan sebuah kejadian atau fakta yang sesungguhnya kepada
lawan tutur bahwa korban takut untuk tampil di televisi karena nanti akan dibully
kembali, karena itu dia tidak mau masuk ke studio. Dalam hal itu menandakan
bahwa tuturan Siti Nuryani tersebut temasuk jenis tindak tutur ilokusi asertif,
Data 21
Deddy Corbuzier : “Ini saya bingung dengan berita yang keluar disebut
dengan anak disabilitas, saya ketemu dengan anaknya,
kalo menurut saya tidak disabilitas ya. Kata-kata
disabilitas itu dari mana sebenarnya?”
Siti Nuryani : “Yaa... Itu keluarnya juga kurang tau awalmulanya dari
mana itu tercetus kata disabilitas itu ya pak ya... waktu itu
49
dialog antara host dengan narasumber Siti Nuryani selaku Bude Korban.
Dalam tuturan Deddy Corbuzier terdapat kata “menurut saya”, kalau dilihat
terhadap apa yang ia ketahui. Ia berasumsi bahwa anak tersebut tidak mengidap
disabilitas. Oleh karena itu tuturan tersebut temasuk dalam jenis tindak tutur
Data 22
Deddy Corbuzier : “Anak ibu bisa baca, bisa tulis, komunikasi, lancar kan?”
Siti Rochmania : “Iya bisa mas, ngaji juga pinter.”
Deddy Corbuzier : “Kalau terima pelajaran agak sulit gitu?”
Siti Rochmania : “Iya nangkepnya yang lambat.”
Deddy Corbuzier : “Mungkin kepintarannya tidak di sana, mungkin di
tempat lain, banyak anak-anak seperti itu kan. Kalau
dianggap difabel waahhh 70% anak-anak kita difabel
semua.”
Siti Rochmania : “Iya bener mas.”
Konteks Tuturan : Dalam tuturan ini masih berlanjut dialog antara host dengan
tersebut mempunyai kemampuan dalam hal lain, dan menyatakan kalau anak yang
lambat daya tangkapnya jangan langsung dianggap difabel semua. karena tuturan
50
Data 26
Deddy Corbuzier : “Pak, kejadian seperti ini kan sudah banyak terjadi, diteror,
dibully dan sebagainya. Dan tadinya saya berfikir
harusnya ada kayak pusat rehabilitasi untuk pembully-
pembully atau pelakunya.”
Ganjar Pranowo : “Ya pada saat ini viral, sebenarnya awalnya akunya sih
anonim ya, tapi saya terkejut langsung saya respon saya
minta Kepala Dinas saya turun untuk ngecek, dan paginya
Alhamdulillah bisa bertemu, kemudian ceritanya macem-
macem. Rescue dulu anaknya karena saya berfikir pasti
yang begini ini terjadinya banyak tapi gak terungkap.”
mengatakan harusnya ada tempat untuk rehabilitasi terhadap kasus bully, entah itu
pelaku maupun korban. Oleh karena itu tuturan yang bermakna sebuah usulan
atau mengusulkan sesuatu tergolong kedalam jenis tindak tutur ilokusi asertif.
Data 27
Deddy Corbuzier : “Tapi pak Ganjar gini, kalau saya liat anaknya dari segi
ilmu Psikologi yak pak ya, ini tidak bisa dikatakan
difabel.”
Ganjar Pranowo : “Slow learner lebih tepatnya. Slow learnernya itu lebih
kepada yang berhitung aja, nulis bisa, komunikasi juga
bagus.”
Deddy Corbuzier : “Itu artinya pak, artinya dia bisa sekolah di sekolah
normal dong sebenernya pak?”
51
Ganjar Pranowo : “Makanya sebenernya untuk masuk Inklusi oke dia, jadi
Sekolah Umum Inklusi dan sudah ada psikotestnya, dan
hasilnya slow learnrer.”
korban bukan pengidap disabilitas melainkan hanya slow learner atau tingkat
tindak tutur ilokusi asertif, karena ilokusi asertif sendiri memiliki ciri,
Data 28
Deddy Corbuzier : “Nah oke pak, tapi apakah Gubernur memiliki sebuah
wewenang untuk menutup sekolah?
Ganjar Pranowo : Ini sekolahnya SMP swasta. Dan SMP itu di bawah
Bupati. Tapi saya ini punya PP 33 2018, saya sebagai
wakil pemerintah pusat itu harus membina, lah wong
kejadian itu di depan mata saya kok loh masa saya diem
aja.”
Deddy corbuzier : “Bener, kasus gini masa mau diem aja.”
bahwa dia harus membina dan mengontrol sekolah yang berada di bawah
kewenangan Bupati. Hal inilah yang membuat tuturan atau pernyataan Ganjar
52
Data 29
Konteks Tuturan : Konteks tuturan kali ini masih sama, yaitu dialog antara
hal yang terjadi kepada dirinya, bahwa kejadian tersebut terjadi di daerahnya dan
pernyataan, dan pernyataan tersebut termasuk dalam jenis tindak tutur ilokusi
asertif.
Data 32
Deddy Corbuzier : “Tadi kita udah ngobrol dengan pihak korbannya juga,
tapi yaa memang ini sedikit dari yang udah kejadian
banyak, cuman yang kejadian banyak gak pernah mau
ngomong masalahnya.”
Ganjar Pranowo : “Saya nemu sih beberapa yang memang diangkat ke
medsos. Ini pelajaran yang baik, yang kekerasan begitu
jangan diangkat dong. Temen-temen, para siswa sayangi
temenmu jangan bully, jangan direkam, jangan diupload
gitu, kalau terjadi sesuatu yang memang akan merugikan.”
53
Konteks Tuturan : Dialog antara host dengan narasumber yaitu Ganjar Pranowo.
Pada tuturan Deddy Corbuzier di atas termasuk jenis tindak tutur ilokusi
asertif berupa tuturan yang menyatakan sesuatu. Alasannya, karena terlihat dari
Ganjar Pranowo, bahwa kasus bullying ini sebenarnya telah banyak terjadi, hanya
korbannya saja yang tidak mau melaporkan kejadian tersebut, sehingga membuat
Data 36
Deddy Corbuzier : “Kalau dari KPAI sendiri gimana, setuju dengan perlakuan
pak ganjar?”
Retno Listyarti : “Yah kalau berkaitan dengan kasus bully yaa, karena
memang angkanya cukup tinggi dari 2011 sampai 2019
memang begitu aktif lah turun-naik, tapi makin kesini
angkanya memang sudah turun, tapi secara perlakuan
bullynya itu semakin sadis sebenarnya ada
peningkatan.”
Deddy Corbuzier : “Ohh jadi kuantitasnya menurun, kualitasnya naik!”
Retno Listyarti : “Betul..”
Pada data tuturan di atas terdapat dialog antara Deddy Corbuzier dengan
Retno Listyarti, pada tuturan Retno Listyarti menandakan bahwa tuturan tersebut
berupa pernyataan tentang kasus bullying yang sudah mulai menurun tetapi
perlakuan bullyingnya yang makin parah, karena ksusnya yang menurun tetapi
kedalam jenis tindak tutur ilokusi asertif, yang bertujuan untuk menyatakan
sesuatu, karena yang ia nyatakan adalah berupa fakta dari fenomena yang terjadi.
Data 41
Deddy Corbuzier : “Ini di sekolah anak saya sendiri. bagus menurut saya,
kenapa? Karena pada saat jam istirahat guru itu tidak
boleh ada di kantor. Guru itu harus ikut dengan anak-
anak makan di kantin yang sama, jadi dia ngeliat apa
yang dilakukan anak-anak mau main, mau apa terserah
tapi gurunya ada di tempat yang sama, supaya tidak
diam di kantor dan ikut mengawasi. Nah ini kan juga
bisa dikatakan kalau peran guru dan peran sekolah
sangat penting juga dong.”
Retno Listyarti : “Ohh, sangat betul kalau pola pengasuhan sangat
berpengaruh, jadi kalau pola pngasuhan itu, makanya ketika
saya menjadi kepala sekolah saya meminta supaya guru BK
maupun wali kelas melakukan screening.”
Konteks Tuturan : Dialog antara host dan narasumber, terjadi ketika Deddy
sekolah anaknya.
sesungguhnya bahwa di sekolahan anaknya pada saat jam istrahat, guru harus
berada di kantin bersama murid, agar bisa mengawasi apa yang murid kerjakan.
Tuturan Deddy Corbuzier tersebut merupakan jenis tindak tutur ilokusi asertif,
karena salah satu cirinya adalah tuturan yang berupa tuturan yang sesuai dengan
pernyataan.
55
Data 45
Konteks tuturan : Dialog antara host dengan narasumber yaitu ibu Retno
Psikolog, guru BK dan sebagainya untuk melakukan hal tersebut” jika dilihat dari
untuk mengontrol kasus pembullyan ini, agar korban mau menceritakan kasus
bullying yang dia alami. Hal ini menandakan bahwa tuturan di atas termasuk
dalam jenis tindak tutur ilokusi asertif, karena dimaknai dengan tuturan yang
bermaksud mengusulkan, yaitu meminta bantuan dari Psikolog atau Guru BK.
Data 48
Deddy Corbuzier : “Tapi kalau saya lihat ketika seorang anak berusia 8 tahun
bisa ngata-ngatain orang itu pasti belajar dari lingkungan,
ada contoh/role modelnya!”
56
pemirsa yang bertanya melalui telepon tentang cara mengatasi anak usia 8 tahun
bahwa tuturan tersebut bertujuan mengusulkan pada lawan tutur apabila anak
sudah diajari atau diberi tahu tetapi masih juga melakukannya agar meminta
data tuturan di atas, dikalasifikasikan kedalam jenis tindak tutur ilokusi asertif
karena tuturan yang bermakna sebuah usulan agar berkonsultasi pada Konselor
atau Psikolog.
2. Direktif (Directives)
Jenis ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan dari
lawan tutur. Tuturan yang dilakukan oleh penutur misalnya, tuturan yang
diperoleh merupakan jenis tindak tutur ilokusi direktif sebanyak 15 data tuturan ,
Data 9
Deddy Corbuzier : “Katanya kasus pembullyan ini udah dari Agustus 2019 tapi
gak ketahuan, gimana sih cerintanya?”
Siti Nuryani : “Ceritanyaa yaaa gimana yaa.. Itu keponakan saya kan
deket sama saya, sore kerumah, pulang sekolah kerumah,
atau apa kerumah gituu.. itu kalau pulang kadang cerita
“bude badanku sakit semua” gitukan, saya tanya “kenapa
nakk?” katanya dipukulin sama temen, “apa kamu nakal?”,
“ enggak bude tapi temenku yang laki-laki nakal semua”
gituloh.. itu sudah sering sekali ngomong kayak gitu tapi
yaa kami dari keluarga gak menyangka gitu gak pernah liat
dipukuli sampe kayak apa itu gak pernah tau.... kamu kalo
dipukulin yaa bales jangan cuma diem aja.. tak bilang gitu
tapi anaknya gak pernah mau bales.”
Konteks Tuturan : Dialog antara host dengan narasumber Siti Nuryani selaku
kejadian sudah terjadi dari 2019 lalu. Oleh karena itu tuturan tersebut termasuk
dalam jenis tindak tutur ilokusi direktif bermakna seolah memerintah agar lawan
Data 11
Deddy Corbuzier : “Tapi ibunya sendiri tau gak ada kejadian ini
sebelumnya... Gak tau?”
Siti Rochmania : “Yaa gak tau.. Tak kiRa itu cuman kenakalan anak-anak
biasa cuman dia kan sering ngeluh badannya sakit gak mau
sekolah gitu,, anaknya Saya gak mau sekolah bu, badan
sakit semua temen-teman nakal semua laki-lakinya gituu,,,
dimintain uang kalo gak dikasih biasa digebukin, dipukulin
gitu.”
Deddy Corbuzier : “Oke baik!”
Konteks Tuturan : Tuturan tersebut ketika dialog antara host dengan ibu korban
selaku narasumber.
Tuturan tersebut termasuk dalam jenis tindak tutur ilokusi direktif, terlihat
dari tuturan Deddy Corbuzier “Tapi ibunya sendiri tau gak ada kejadian ini
sebelumnya... Gak tau”?, bertujuan untuk meminta jawaban dari narasumber, dan
Data 12
Deddy Corbuzier : “Dan akhirnya tau ketika vidio itu keluar, siapa yang
pertama kali ngelihat?”
Siti Rochmania : “Yaa.. pertama kan saya masih itu yaaa, saya masih kerja
lalu dikirimin video sama adek saya.”
Siti Nuryani : “Yaaa saya lihat saya buka videonya kok sampe kaya gini
gituloh,, saya gak nyangka kalo mukulnya sampe kayak gitu
gituloh pak, sampe nendangnya juga sekenceng itu,, saya
sampe lemes sekali itu saya sudah gak bisa apa-apa.”
siapa yang pertama melihat video pembullyan yang viral itu, dan mempunyai
maksud memerintah kepada lawan tutur, bahwa siapa yang pertama kali
melihatnya untuk segera menjawab. Hal ini menandakan bahwa tuturan tersebut
termasuk tindak tutur ilokusi direktif, bermakna seolah sebuah perintah kepada
Data 13
Fanny Ghassani : “Lukanya tuh sendiri tuh seberapa parah bu? Apa udah
divisum apa belum, terus ada luka-luka yang emang
parah banget sampe luka dalem gak?”
Siti Nuryani : “Kayaknya sih enggak, tapi cuma waktu mau divisum aja
gak mau takut. Anaknya takut.”
Siti Rochmania : “Tapi waktu itu di polsek dia tuh mau cerita, dibuka
kudungnya sama polisi. Sininya dibuka.... sininya lebam..
sininya juga.. sininya juga lebam.”
Konteks Tuturan : Dialog antara Fanny Ghassani sebagai co-host dengan para
narasumber. Dalam hal ini para narasumber bergantian menanggapi tuturan dari
co-host.
menjelaskan hal yang terjadi sebenarnya. Oleh karena itu tuturan Fanny Ghassani
Data 14
Siti Nuryani : “Itu ceritanya, si anak cowo itu minta uang 2 ribu dikasih,
kalau gak dikasi dia tuh ngambil sendiri loh pak, ngambil
sendiri di sakunya dia. Itu setiap hari sampe ibunya selalu
ngomel-ngomel setiap pulang “baju kok selalu sobek-
sobek”, tapi anaknya jugagak cerita Cuma dieeemm aja.”
Konteks Tuturan : Dialog antara host dengan narasumber Siti Nuryani (Bude
korban bisa dipukulin, sesuai dengan apa yang lawan tutur ketahui. Maka tuturan
Data 16
Konteks Tuturan : Dialog antara host, co-host dan narasumber Siti Nuryani
termasuk dalam tindak tutur ilokusi jenis direktiftif. Karena dalam tindak tutur
Data 17
Deddy Corbuzier : “Ibu sendiri setelah melihat kejadian seperti itu, yang
ibu lakukan pertama kali apa sebagai orang tua?”
Siti Rochmania : “Eee.. Saya waktu tau video itu kan tadinya saya kerja, saya
langsung ke sekolahan. Terus ibu gurunya bilang “anaknya
(pelaku) udah dibawa ke polsek sama dua orang polisi” lalu
saya langsung melaporkan kejadian itu.
dalam tuturan “Yang ibu lakukan pertama kali apa sebagai orang tua?” bertujuan
agar lawan tutur segera menjelaskan bagaimana respon lawan tutur setelah
melihat video kejadian. Itulah mengapa tuturan Deddy Corbuzier termasuk tindak
tutur.
Data 23
Deddy Corbuzier : “Tapi anak ibu masih mau lanjut sekolah setelah
kejadian ini?”
Siti Rochmania : “Mau terus sekolah, tapi tidak mau di sana lagi katanya
takut, tapi kalau sekolah yang jauh, susah untuk
mengantarnya.”
korban yang masih mau lanjut sekolah atas kejadian bullying yang menimpanya.
membuat lawan tutur menyampaikan sesuatu terkait korban yang masih mau
lanjut sekolah atau tidak. Oleh karena itu, tuturan tersebut diklasifikasikan
62
kedalam tindak tutur ilokusi direktif bermaksud memerintah lawan tutur untuk
Data 33
tutur ilokusi direktif. Alasannya kerena tuturan tersebut bertujuan meminta sebuah
tanggapan dari lawan tutur tentang apa yang harus dilakukan ketika ada kejadian
Data 38
Fanny Ghassani : “Bu Retno mungkin ini banayak orang yang pengen
tahu gitu, gimana sih caranya tahu anak ini pelaku bully
atau korban bullying?”
Retno Listyarti : “Sebenernya gini.. pelaku bully, korban bully, maupun saksi
bully, semua itu punya dampak negatif. Jadi bagi pelaku
pun sebenarnya punya dampak negatif juga ketika
melakukan bully. Nahh kalau ciri-cirinya sebenarnya,
pembully itu kan ada dua. Petama dia pernah jadi korban
sehingga di menjadi pelaku biasanya itu di sekolahan.
Waktu kelas satu dia pernah dibully, ketika dia kelas tiga
kemudia membully yang di bawahnya, berarti dia pernah
jadi korban kemudian dia jadi pelaku. Yang kedua emang
63
seorang anak telah terlibat kasus bullying. Jika dilihat dari segi maknanya, tuturan
Fanny Ghassani tersebut termasuk dalam jenis tindak tutur ilokusi direktif, karena
Data 39
Data tuturan di atas merupakan jenis tindak tutur ilokusi direktif. Karena
dilihat dari tuturan Deddy Corbuzier kepada Retno Listyarti yang bermaksud
untuk meminta penjelasan tentang alasan mengapa ospek masih tetap ada di
sudah ditiadakan lagi oleh pemerintah karena termasuk bagian tindak kekerasan.
Data 40
Konteks Tuturan : Konteks tuturan ini merupakan dialog antara host dan
Data 42
Fanny Ghassani : “Bu Retno, gimana caranya orang tua bisa tau kalau
anak ini adalah korban bullying, biasanya ada
keperibadian yang berubah kah atau gimana tuh?”
Retno Listyarti : “Ada.. kalau dari penglihatan orangtua biasanya dari riang
menjadi pemurung, lalu dia seperti mengisolasi diri,
maksudnya tidak mau bergaul, ketakutan, tetapi kita selalu
nyalahin. Lalu anak ini biasanya sering sakit, sering sakit
psikologinya karena takut, tadi alasan sakit adalah cara agar
tidak masuk sekolah.”
Jika dilihat dari konteksnya tuturan Fanny Ghassani untuk bertanya. Lalu dari
bagaimana agar mengetahui bahwa anak itu adalah korban bullying. Dan tuturan
tersebut dikategorikan tindak tutur ilokusi direktif karena lawan tutur juga
Data 47
Konteks Tuturan : Pembawa acara sedang menerima telepon dari pemirsa lalu
Jika dilihat tuturan Fanny Ghassani “Mau bertanya apa?” bukan hanya
tindak tutur ilokusi direktif, karena tuturan yang bertujuan untuk memerintah.
Data 49
Deddy Corbuzier : “Pak Ganjar, untuk kasus ini gimana endingnya nanti?”
Ganjar Pranowo : “Sekarang anak ini lagi diasesmen (bimbingan) kita lagi
dorong, kita lagi minta kira-kira kenyamanan dia
sekolahnya di mana itu satu, terus kemudian kita tahu
kondisi psikologisnya termasuk dilakukan beberapa tes,
sehingga anak ini kita harapkan bisa terbaca dengan jelih
oleh kita sehingga treatment kita tepat. Kemudian terhadap
tiga anak yang membully sekarang sudah masuk keranah
66
Ganjar, untuk kasus ini gimana endingnya nanti?”, tuturan tersebut mengandung
langkah apa yang akan dilakukan untuk kedepannya hingga apa yang terjadi pada
penjelasan.
3. Ekspresif (Expresive)
Tindak tutur ilokusi ekspresif adalah tidak tutur yang bertujuan untuk
berikut.
Data 8
Konteks Tuturan : Ungkapan Deddy Corbuzier kepada Siti Nuryani dan Siti
sebuah ungkapan sapaan dengan menanyakan kondisi, apakah mitra tutur berada
dalam keadaan baik atau tidak. Lalu mitra tutur mengungkapkan dengan jawaban
Data 35
Listyarti perwakilan dari KPAI bidang Pendidikan pada saat memasuki studio.
Jika dilihat dari segi maknanya, tuturan Deddy Corbuzier kepada Retno
memastikan kondisinya baik-baik saja. Maka dari itu, tuturan tersebut termasuk
dalam jenis tindak tutur ilokusi ekspresif yang tuturan tersebut merupakan berupa
Data 37
Retno Listyarti : “Jadi kalau kemudian berkaitan dengan pak Ganjar, saya
pribadi mengapresiasi bahwa tindakan cepat itu sesuatu
68
yang menimpa salah satu siswi di daerahnya hingga viral di media sosial. Pada
saat memuji, Deddy Corbuzier mencolek pak Ganjar dan memberikan tuturan
Tuturan Retno Listyarti memiliki manka yang memuji, dilihat dari tuturannya
tindakannya untuk mengatasi kasus ini dengan cepat. Setelah itu Deddy Corbuzier
pun menambahkan dengan mengatakan “Wahh hebat bro” tuturan tersebut juga
tindakan hebat. Dengan demikian tuturan Retno Listyarti dan Deddy Corbuzier
merupakan tindak tutur ilokusi ekspresif karena salah satu tandanya yaitu tuturan
Tindak tutur perlokusi adalah Sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang
yang seringkali mempunyai daya pengaruh (perlocutionary force), atau efek bagi
perlokusi terdapat bring hearer to learn that (membuat lawan tutur tahu),
69
Data 3
menunjukkan grafis korban bullying di Indonesia, tetapi tujuan utama dari tuturan
tersebut ikut menyaksikan data grafis kasus bullying itu. Maka dari itu tuturan
Data 7
memasuki studio. Yang menjadi narasumber pada segmen satu yaitu Siti
Rochmania selaku Ibu korban dan Siti Nuryani selaku tante/bude korban.
Pada tuturan Deddy Corbuzier yang mengatakan “Oleh karena itu kita undang
saja, ini dia ibunya dan budenya”, langsung memberikan efek kepada lawan tutur
yang dimaksud, sehingga membuat lawan tutur atau narasumber tersebut segera
memasuki studio. Oleh karena itu, tuturan tersebut termasuk dalam jenis tindak
Data 24
Deddy Corbuzier : “Ok baik. Tapi ada satu sosok setelah kejadian ini diteror
oleh netizen karena kejadian bullying ini terjadinya di
Purworejo, jadi kita panggil sosok yang diteror oleh
netizennya langsung, inilah dia pak Ganjar Pranowo.”
Dan yang menjadi narasumber berikutnya yaitu Ganjar Pranowo selaku Gubernur
Jawa Tengah.
71
Tindak tutur kali ini kermasuk jenis tindak tutur perlokusi yang membuat
lawan tutur melakukan sesuatu (get hearer to do). Sama dengan data tuturan
terhadap mitra tutur yang menjadi tujuan tuturannya, sehingga mitra tutur
menerima efek tersebut, sehingga lawan tutur yang dimaksud segera memasuki
studio.
Data 31
Deddy Corbuzier : “Sini pak deketan pak, kalau ke jauhan enggak enak
saya kalo ngomong.”
Ganjar Pranowo : “Ohh iya..iya.”
Konteks Tuturan : Setelah jedah iklan dan telah masuk segmen 3. Dimulai dari
tuturan Deddy Corbuzier terhadap Ganjar Pranowo yang duduk agak jauh darinya,
Corbuzier di atas merupakan tindak tutur perlokusi yang membuat lawan tutur
melakukan sesuatu (get hearer to do), karena terlihat dari Ganjar Pranowo setelah
mendengar tuturan Deddy Corbuzier maka dia langsung bergeser dan duduk lebih
dekat darinya.
Data 34
Deddy Corbuzier : “Baik.. Kita mau memanggil Ibu Retno Listyarti, ini adalah
selaku perwakilan dari KPAI di bidang Pendidikan.
Silahkan.”
72
lawan tutur melakukan sesuatu (get hearer to do), alasannya karena, Deddy
efek berupa tindakan, yaitu Retno Listyarti yang mendengarkan tuturan langsung
memasuki studio.
2. Menyenangkan (Amuse)
Data 25
Deddy Corbuzier : “Gimana pak, kalau diteror seperti biasa kalau setiap ada
kejadian?”
Ganjar Pranowo : Hehe biasa mas, gymnastik politik!
Deddy Corbuzier : “Hahaha!”
Makna dialog antara Deddy Corbuzier dan Ganjar Pranowo di atas, termasuk
tindak tutur perlokusi yang membuat efek menyenangkan (amuse), Terlihat bahwa
penutur dan mitra tutur saling bercanda ketika Deddy Corbuzier menanyakan
tanggapan Ganjar Pranowo yang selalu diteror oleh netizen setiap ada masalah.
Lalu Ganjar Pranowo menjawabnya dengan nada bercanda, bahwa hal tersebut
hanya gymnastic atau sebuah gerakan politik yang sering terjadi. Tuturan tersebut
Data 46
Deddy Corbuzier : “Saya harus potong dulu, karena ini ada penelepon yang
mau nanya-nanya.”
kasus bullying tersebut, tiba-tiba ada telepon dari pemirsa, dan host langsung
pembicaraan dari Retno Listyarti karena ada penelepon yang mau bertanya, di situ
terlihat tuturan Deddy Corbuzier membuat lawan tutur atau Retno Listyarti
penelepon yang ingin bertanya tersebut. Oleh karena itu tutuan ini dikategorikan
kedalam jenis tindak tutur perlokusi karena salah satu efeknya adalah
Data 51
dan telah di penghujung acara dan host akan segera menutup acara.
74
meninggalkan studio. Jika dilihat dari segi maknanya, tuturan Deddy Corbuzier di
atas, diklasifikasikan kedalam tindak tutur perlokusi yang membuat lawan tutur
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Tindak tutur lokusi yang ditemukan dalam Talkshow Hitam Putih Episode
Tanggal 20 Februari 2020 adalah tindak tutur lokusi berupa kalimat berita,
ditemukan karena konteks yang terdapat dalam Talkshow Hitam Putih adalah
konteks dialog. sehingga pembawa acara atau host dan para narasumber
mengedepankan pesan dan edukasi berupa harapan dan ajakan terkait dengan
2. Tindak tutur ilokusi yang ditemukan secara umum adalah bentuk asertif,
direktif, dan ekspresif. Menariknya, tindak tutur bentuk komisif dan deklaratif
sama sekali tidak ditemukan dalam penelitian ini. Hal ini terjadi karena dalam
Talkshow Hitam Putih tersebut tidak ada penutur yang melakukan tuturan
tersebut.
3. Tindak tutur perlokusi memiliki banyak sekali klasifikasi jenis seperti yang
telah diungkapkan oleh Wijana, tetapi dalam penelitian ini yang ditemukan
hanya tiga jenis perlokusi saja, yaitu membuat lawan tutur melakukan
75
76
penafsiran dari lawan tutur, karena penafsiran setiap lawan tutur (pendengar)
berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Dari tiga jenis tindak tutur
perlokusi tersebut, yang paling banyak ditemukan adalah jenis perlokusi yang
membuat lawan tutur melakukan sesuatu. Alasannya jika dilihat dari segi
acara akan menggukakan sebuah tuturan yang merupakan tanda untuk tujuan
5.2 Saran
dalam memberikan contoh tindak tutur kepada pembaca, mahasiswa atau yang
lainnya, sehingga dalam memahami contoh tindak tutur tidak hanya terpaku
dan perlokusi, diharapkan menggunakan konsep dan objek yang berbeda dari
penelitian ini, agar contoh penelitian tentang tindak tutur lebih bervariasi dan
memiliki banyak opsi bagi pembaca. Lebih baik lagi apabila peneliti selanjutnya
Achlina, Leli, dan Purnama Suwardi. 2011. Kamus Istilah Pertelevisian. Jakarta:
Kompas Media Nusantara.
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa dan Balai Pustaka.
Arifin, Bustanul dan Abdul Rani. 2000. Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Kridalaksana, Harimurti. 1985. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende Flores:
Nusa Indah.
Mahsun, M.S. 2013. Metode Penelitian Bahasa : Tahapan Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Jakarta : Rajawali Press.
Pringganti, Agustina. 2014. Analisis Tindak Tutur Ilokusi pada Cerpen Ilona
Karya Leila S. Chudori. Skripsi. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
77
78
Safitri, Rofita. 2015. Tindak Tutur dalam Komik Detektif Conan Karya Aoyama
Gosho (Tinjauan Pragmatik). Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Islam Majapahit. Mojokerto
Http://repository.unim.ac.id,pdf, diakses pada 10 September 2020 jam 15:13.
Sinaga, Mangatur. Dkk. 2014. Tindak Tutur dalam Dialog Indonesia Lawyers
Club. Jurnal Bahasa. http://ejournal.unri.ac.id, diakses pada tanggal 07 Maret
2020.
Sinta, Rama.S. 2018. Tindak Tutur Ilokusi pada Interaksi Jual Beli di Pasar
Tradisional Bengkel dalam Bahasa Jawa Kajian Pragmatik. Skripsi. Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Http://repositori.usu.ac.id,pdf,
diakses pada 08 Maret 2020 jam 14:45.
Zumaro. 2017. Format Talkshow Dakwah dalam Program Cerita Hati di Kompas
TV. Skripsi. Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri
Walisongo. Semarang. Http://eprints.walisongo.ac.id,pdf, diakses pada 13
Maret 2020 jam 10:00.
LAMPIRAN
79
80
narasumber.
bertanya apa?”
Aida (Penelepon): “Jadi gini bu, anak
saya tuh usianya sekarang udah 8
tahun, api anak saya itu cenderung
suka bully temen-temennya gitu
secara verbal. Saya itu udah
berusaha ngasih tau jelasin “nak itu
gak boleh, gak baik loh.!” Tapi
belum berhasil juga. Saya kasih tau
lagi kalau itu bisa nyakitin orang
dia tetep aja belum ngerti, dia
cuman bilang kalau itu hal lucu
gitu. Jadi saya harus gimana tuh
buk sebagai orang tua?”
Konteks: Pembawa acara sedang
menerima telepon dari pemirsa lalu
diberikan kesempatan untuk bertanya
kepada narasumber.