Anda di halaman 1dari 73

UJIAN PRAKTEK BAHASA INDONESIA

“TAJUK RENCANA DAN DRAMA”

DISUSUN OLEH

Nama : Neo Millennisa Rahmatulbasith

No : 23

Kelas : XII IPA 1

SMA NEGERI 1 KLATEN


TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT.Karena atas


limpahan rahmat dan karunianya saya dapat menulis laporan ini dengan baik dan
dapat selesai dengan tepat pada waktunya.

Dalam laporan ini, saya membahas tentang “Tajuk Rencana Dan Drama”

Tujuan dalam penulisan laporan ini ialah untuk melaksanakan tugas dalam
rangka ujian praktik. Saya menyadari bahwa tidak lepas dari kekurangan dan
kesalahan dalam penulisan laporan ini. Kami juga menyadari bahwa makalah ini
tidak akan terselesaikan tanpa bantuan pihak-pihak yang terlibat. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Kawit Sudiyono selaku kepala SMA N 1 Klaten.
2. Dra. Hj. Mulyani selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
XII IPA 1
3. Teman – teman seperjuangan yang selalu memberi semangat.
4. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.
Untuk itu saya mengharapkan kritik dan sarannya yang bisa untuk
membangun dan mengoreksi demi kesempurnaan dalam penulisan laporan ini ke
depannya. Besar harapan saya agar laporan ini dapat bermanfaat.

Klaten, Februari 2016


Penulis Laporan

Neo Millennisa R

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................ii
Daftar isi..............................................................................................iii
BAB I (Pendahuluan)
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat......................................................................... 4
BAB II (Pembahasan)
A. Tajuk Rencana
1. Pengertian tajuk rencana............................................................. 5
2. Unsur – unsur tajuk rencana....................................................... 7
3. Struktur teks tajuk...................................................................... 9
4. Ciri – ciri tajuk rencana.............................................................. 12
5. Kaidah Kebahasaan tajuk rencana.............................................. 14
6. Aspek-aspek yang menjadi fokus tajuk rencana......................... 15
7. Jenis – jenis tajuk rencana........................................................... 17
8. Isi tajuk rencana.......................................................................... 18
9. Fungsi tajuk rencana................................................................... 18
10. Tanggapan terhadap tajuk rencana.............................................. 19
11. Perbedaan dari artikel, tajuk rencana dan berita......................... 20
12. Kode Etik Tajuk.......................................................................... 25
13. Analisis struktur teks tajuk.......................................................... 26
B. Drama
1. Pengertian drama......................................................................... 31
2. Ciri-ciri drama............................................................................ 36
3. Unsur-unsur drama..................................................................... 37
4. Jenis – jenis drama...................................................................... 43
5. Struktur Drama........................................................................... 47
6. Langkah-langkah menyusun drama........................................... 47
7. Akting yang baik dalam drama.................................................. 50

iii
8. Manfaat Drama........................................................................... 52
9. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pementasan Drama...... 56
10. Analisa teks drama ..................................................................... 61
Kesimpulan.................................................................................................... 67
Saran.............................................................................................................. 67
Daftar Pustaka............................................................................................... 68

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sastra adalah suatu karya yang indah baik itu tulisan dan lisan.
Berdasarkan dari asal usul, definisi sastra diistilahkan sebagai kesustraan yang
berasal dari bahasa sansekerta, yaitu sastra. su yang berarti bagus atau indah,
sedangkan dari sastra yang berarti buku, tulisan atau huruf. Secara etimologi, dari
arti kedua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa arti susastra atau sastra adalah
tulisan yang indah.

Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata –


mata sebuah imitasi. Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan
kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk
mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra,
pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia.
Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk
mengungkapkan eksistensi dirinya.

Kasusastraan dibagi menurut sejarah nya, menurut isinya, dan menurut


bentuknya dan menurut daerah geografisnya. Biasanya kesusastraan dibagi
menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra
adalah: Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun, sandiwara/drama,
lukisan/kaligrafi, puisi, peninggalan hikayat.

Drama / teater adalah salah satu sastra yang amat popular hingga sekarang.
Bahkan di zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang
teater. Contohnya sinetron yang sering kita jumai di televisi kita, film layar lebar
yang bisa kita tonton di bioskop, dan pertunjukan – pertunjukan lain yang
menggambarkan kehidupan makhluk hidup.

1
Selain itu, seni drama juga telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa.
Dalam hal ini, penyelenggara ataupun pemeran akan mendapat keuntungan
financial yang besar serta menjadi terkenal , tetapi sebelum sampai ke situ seorang
penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang memiliki profesionalitas
tinggi agar dapat berkembang terus menerus.

Berdasarkan ulasan di atas, maka penulis membuat makalah ini guna


membantu para pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai drama.
Selain tentang pengertian dan unsur – unsur drama, makalah ini juga memuat
catatan tentang manfaat drama serta dilengkapi juga dengan panduan bagaimana
akting yang baik.

Bahasa dalam kehidupannya merupakan struktur, mencangkup struktur


bentuk dan makna. Dengan menggunakan struktur itu manusia bisa
berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa ilmu pengetahuan yang
ditemukan dapat disebar luaskan sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang banyak
guna kemajuan kehidupan. Selain memahami penyampaian informasi dalam
bahasa, maka dalam penyampaian juga harus diprhatikan struktur bahasa.
Apabila struktur bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku
tentunya suatu akan mengurangi makna informasi yang disampaikan.

Pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai unit kebahasaan yang meliputi


kata, kalimat, paragraf, yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa Indonesia
baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang menyimpang dari sistem ejaan
dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan sering terjadi di kehidupan sehari – hari.
Hal itu disebabkan oleh banyak faktor, beberapa diantaranya yaitu kesalahan
kebahasaan dalam keefektifan kalimat, ragam bahasa, dan dwibahasawan. Salah
satu cara memperbaiki kesalahan berbahasa dalam kehidupan sehari- hari adalah
memberi penekanan berbahasa dalam dunia pendidikan. Karena kita ketahui
bahwa dalam penyampaian proses pembelajaran di sekolah mayoritas
menggunakan Bahasa Indonesia.

2
Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya kebahasaannya salah satunya
yaitu tajuk rencana. Seperti kita ketahui dalam penggunaanya sangat luas dan
menggunakan beranekaragam penuturan. Hal itu dipengaruhi oleh bahasa masing-
masing daerah yang ada di Indonesia.

Setiap media massa dalam bentuk cetak maupun elektronik pasti memiliki
ideologi-ideologi. Tajuk Rencana berisikan opini yang dibuat oleh dewan redaksi
mengenai suatu persoalan tertentu yang sedang marak dalam pemberitaan di
tengah masyarakat. Opini yang dibangun biasanya mengenai sikap media apakah
mendukung atau menentang terhadap suatu persoalan yang sedang terjadi. Tajuk
Rencana disampaikan dengan argumentasi-argumentasi guna mendukung
kebijakan redaksional yang hendak diangkat. Tajuk Rencana umumnya digabung
dalam halaman Opini dari pembaca, Surat Pembaca, dan Anekdot dari redaksi.

Tajuk rencana merupakan artikel pokok dalam surat kabar yang


merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi
pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan. Dalam tajuk rencana biasanya
diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya
masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas
permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca. Dari ulasan diatas,
penulis ingin menjelaskan mengenai pengertian tajuk rencana, fungsi tajuk
rencana, ciri – ciri tajuk rencana dan penjelasan penjelasan lain mengenai tajuk
rencana.

3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dari tajuk rencana?
2. Apa sajakah unsur didalam tajuk rancana?
3. Bagaimana ciri ciri tajuk rencana?
4. Apa saja jenis – jenis tajuk rencana?
5. Apa isi dari tajuk rencana?
6. Apa fungsi dari tajuk rencana?
7. Bagaimana sifat tajuk rencana dalam media massa?
8. Apa perbedaan dari artikel, tajuk rencana dan berita?
9. Bagaimana ciri kebahasaan tajuk rencana?
10. Bagaimana tahap menulis tajuk rencana?
11. Apakah drama itu?
12. Bagaimana ciri-ciri dari drama itu?
13. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur drama?
14. Jenis drama apa saja yang ada?
15. Bagaimana langkah langkah mengarang drama?
16. Bagaimana akting yang baik dalam drama?
17.Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pementasan drama?
18.Apa saja manfaat dari drama?

C. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Untuk menyelesaikan tugas ujian praktek.


2. Untuk mengetahui pengertian drama.
3. Untuk mengetahui cirri-ciri dari drama itu sendiri.
4. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur dari drama.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis drama.
6. Untuk mengetahui pengertian tajuk rencana
7. Untuk mengetahui ciri-ciri dari tajuk rencana.
8. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur dari tajuk rencana.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. TAJUK RENCANA

1. Pengertian

Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang


merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi
pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan. Dalam tajuk rencana
biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan
pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan
saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca.
Didalam tajuk rencana terdapat suatu opini yang berisi pendapat dari pihak
media yang bersangkutan mengenai suatu peristiwa atau persoalan yang
fenomenal, aktual atau kontroversial.

Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara singkat,


logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dengan tujuan untuk
mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol agar
pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut. Fungsi tajuk
rencana biasanya menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada
masyarakat. Tajuk rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita
tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan
lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga ada ramalan atau
analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian
moral mengenai berita tersebut.

5
Kriteria Topik Tajuk Rencana

1. Topik merujuk pada berita yang aktual atau kontroversial


2. Topik sesuai dengan filosofi, visi, misi, dan kebijakan umum media
penerbitan pers
3. Topik sejalan dengan kualifikasi dan fokus wilayah sirkulasi media
penerbitan
4. Topik berpijak pada kaidah dan nilai standar jurnalistik seperti
aktualitas, objektivitas, keluarbiasaan, dan prinsip peliputan
berimbang.
5. Topik tidak bertentangan dengan aspek ideologis, yuridis, sosiologis,
dan etis yang terdapat dalam masyarakat atau bangsa.
6. Topik senantiasa berorientasi pada nilai-nilai luhur kemanusiaan.

Tesis Tajuk rencana :


Tesis adalah pendapat utama dari seluruh uraian tajuk rencana. Tesis
disebut juga kesimpulan. Tesis tajuk rencana disampaikan melalui dua
cara, terbuka dan tertutup. Terbuka apabila tesis dirumuskan dalam
rangkaian kalimat ringkas, lugas, dan tegas secara tersurat. Tesis
tersurat bersifat tembak langsusng, tidak memberi kesempatan pada
pembaca untuk melakukan interpretasi. Tesis tertutup apabila
kesimpulan yang hendak ditawarkan kepada khalayak pembaca tidak
dirumuskan dalam kalimat yang ringkas, lugas, dan tegas. Pesan
disampaikan secara tersirat, samar-samar.

Judul Tajuk Rencana :


Syarat judul tajuk rencana secara umum sama dengan judul artikel
opini, yaitu harus provokatif, singkat, padat, relevan, fungsional,
informal, representative, dan merujuk pada bahasa baku.

6
Anatomi Tajuk Rencana :
Anatomi atau rangka utama tajuk rencana terdiri atas pembuka,
pengembang, dan penutup. Tugas pengembang adalah membuat
bahasan tajuk rencana menjadi lebih terfokus. Bahasan tajuk rencana
dapat dikembangkan antara lain dengan menggunakan teknik
penjelasan, kutipan, contoh, dan statistik.

Teori ANSVA dan Teori SEES


Menyusun tajuk rencana yang baik dapat dilakukan dengan cara
merujuk pada teori ANSVA dari Alan H Monroe.

Menurut Monroe dalam dalam Raymond S. Ross, dalam Persuasion:


Communication and Interpersonal Relation (1974:185), terdapat lima
tahap urutan motif yang sesuai dengan cara berpikir manusia dalam
formula ANSVA: perhatian (attention), kebutuhan (needs), pemuasan
(satisfaction), visualisasi (visualization), dan tindakan (action).

Menurut teori SEES ada empat tahap untuk mempengaruhi khalayak


pembaca yang sedang sibuk, dalam situasi bergegas. Pertama,
lontarkan pernyataan singkat yang dapat menggugah perhatian
khalayak pembaca (statement). Kedua, beri penjelasan yang relevan
terhadap pernyataan singkat tersebut (explanation). Ketiga, yakinjkan
penjelasan dengan memberikan contoh-contoh

2. Unsur – unsur tajuk rencana

a. Menyatakan suatu pendapat


Tajuk rencana berisi pendapat/opini mengenai artikel pokok
dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi terhadap
peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar
itu diterbitkan.

7
b. Logis dan sistematis

Di dalamnya terdapat hubungan yang teratur dan logis atau


yang bisa diterima oleh akal dan yang sesuai dengan logika atau
benar menurut penalaran sehingga membentuk suatu sistem yang
berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya. Tajuk disusun
secara berurutan atau sistematis agar menimbulkan satu kesatuan
yang padu dan mudah diterima.

c. Singkat, padat dan jelas

Kalimat sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun


tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau
pendengarnya. Dengan kata lain mampu menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa
yang dimaksudkan oleh penulis dan kalimat tidak bertele – tele
namun dapat dipahami dengan jelas, sehingga tidak menimbulkan
kesalahpahaman.

d. Menarik untuk dibaca


Tajuk rencana yang dibuat dapat memikat pembaca agar
pembaca mau membaca tajuk rencana yang dibuat penulis. Tajuk
rencana seharusya dibuat agar tidak membosankan. Menggunakan
bahasa yang baik dan jelas.

8
3. Struktur teks

Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang


merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi
pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan.

1. Pernyataan pendapat (thesis), bagian ini berisi sudut pandang


penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Istilah ini mengacu
ke suatu bentuk penryataan atau bisa juga sebuah teori yang
nantinya akan diperkuat oleh argumen.
2. Argumentasi, merupakan bentuk alasan atau bukti yang digunakan
untuk mempekuat pernyataan dalam tesis walaupun dalam
pengertian umum, argumentasi juga dapat digunakan untuk
menolak suatu pendapat. Argumentasi dapat berupan pernyataan
umum (generalisasi) atau dapat juga berupa data hasil penelitian,
pernyataan para ahli, atau fakta-fakta yang didasari atas referensi
yang dapat dipercaya.

9
3. Penyataan/Penegasan ulang pendapat (Reiteration), bagian ini
berisi penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh
fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Terdapat pada bagian akhir
teks.

Analisis Struktur Teks Tajuk Rencana

Contoh teks :

Ciremai yang Patut Dipertahankan

Kabar pengembalian Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung


Ciremai, Jawa Barat kepada pemerintah dari PT Chevron cukup
melegakan masyarakat setempat. Kita ingat bahwa Chevron
merupakan peserta tunggal dalam lelang WKP Ciremai yang digelar
2011 lalu. Chevron kemudian ditetapkan sebagai pemenang lelang
WKP tersebut. Masyarakat yang sebelumnya mengadakan
‘perlawanan’ bisa bernapas sejenak.

Entahlah, pemerintah yang gagal menangkap keinginan


masyarakat atau masyarakat yang gagal mengerti program pemerintah.
Yang pasti gesekan akan kembali terjadi karena WKP Ceremai
kemungkinan akan kembali dilelang. Kita masih ingat isu yang
beredar di masyarakat, bahwa pemerintah menjual Gunung Ciremai
pada Chevron. Tentunya, isu itu menjadi sangat sensitif mengingat
Chevron adalah pihak asing. Nasionalisme ditambah cinta lingkungan
seperti bahan bakar yang memberi semangat pada masyarakat sekitar,
bahkan masyarakat yang berdomisili di laur Ciremai tapi pernah
bertempat tinggal atau sekadar berkunjung. Mereka mengagumi
Gunung Ciremai dan khawatir jika proyek panas bumi itu akan

10
menggerus keindahan Gunung Ciremai.

Saatnya pemerintah meninjau ulang program-programnya.


Masyarakat sudah berani bersikap untuk melindungi lingkungannya.
Bukankah tugas pemerintah adalah mengayomi rakyatnya, tanah
airnya? Bukan semata mencari celah keuntungan tapi merusak
lingkungan.

Analisis Teks :

Judul Ciremai yang Patut Dipertahankan


Tesis Kabar pengembalian Wilayah Kerja Panas Bumi
(WKP) Gunung Ciremai, Jawa Barat kepada
pemerintah dari PT Chevron cukup melegakan
masyarakat setempat. Kita ingat bahwa Chevron
merupakan peserta tunggal dalam lelang WKP
Ciremai yang digelar 2011 lalu. Chevron
kemudian ditetapkan sebagai pemenang lelang
WKP tersebut. Masyarakat yang sebelumnya
mengadakan ‘perlawanan’ bisa bernapas
sejenak.
Entahlah, pemerintah yang gagal menangkap
keinginan masyarakat atau masyarakat yang
gagal mengerti program pemerintah. Yang pasti
gesekan akan kembali terjadi karena WKP
Ceremai kemungkinan akan kembali dilelang.
Kita masih ingat isu yang beredar di
masyarakat, bahwa pemerintah menjual Gunung
Ciremai pada Chevron. Tentunya, isu itu

11
menjadi sangat sensitif mengingat Chevron
adalah pihak asing.
Argumentasi Nasionalisme ditambah cinta lingkungan seperti
bahan bakar yang memberi semangat pada
masyarakat sekitar, bahkan masyarakat yang
berdomisili di laur Ciremai tapi pernah
bertempat tinggal atau sekadar berkunjung.
Mereka mengagumi Gunung Ciremai dan
khawatir jika proyek panas bumi itu akan
menggerus keindahan Gunung Ciremai.
Penegasan Ulang Saatnya pemerintah meninjau ulang program-
programnya. Masyarakat sudah berani bersikap
untuk melindungi lingkungannya. Bukankah
tugas pemerintah adalah mengayomi rakyatnya,
tanah airnya? Bukan semata mencari celah
keuntungan tapi merusak lingkungan.

4. Ciri – ciri tajuk rencana

 Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat


dibicarakan
 Berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat
 Biasanya berskala nasional, berita internasional dapat menjadi
tajuk rencana, apabila berita tersebut memberi dampak kepada
nasional
 Tertuang pikiran subjektif redaksi
 Merupakan tulisan pendek

12
 Tergolong prosa nonfiktif semi-ilmiah, karena isu-isu yang ada
adalah isu faktual (nyata)
 Hanya dimuat di surat kabar
 Gaya bahasa yang formal
 Tajuk recana berisi opini kepala redaksi surat kabar terhadap suatu
isu yang sedang hot.
 Tulisan tajuk rencana dmaksudnya untuk memberika pandangan
kepada masyarakat serta bermaksud untuk mengajak masyarakat
tertarik dengan isu yang sedang diperbincangkan.

Ciri-ciri Tajuk rencana pers papan atas (middle-high media):


1. Hati-hati
2. Normatif
3. Cenderung konservatif
4. Sedapat mungkin menghindari pendekatan kritis yang tajam
5. Pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologis

Ciri-ciri Tajuk rencana pers papan tengah ke bawah (middle-low


media) :
1. Lebih berani
2. Atraktif
3. Progresif
4. Tidak canggung untuk memilih pendekatan kritis yang bersifat
tajam dan “tembak langsung”
5. Lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan
politis

Perbedaan keduanya
Perbedaan yang cukup tajam ini karena perusahaan pers
papan atas biasanya memiliki kepentingan yang jauh lebih
kompleks daripada pers papan tengah ke bawah. Kepentingan yang

13
sifatnya jauh lebih kompleks itulah yang mendorong pers papan
atas untuk lebih akomodatif dan konservatif, baik itu dalam
kebijakan pemberitaan, serta pernyataan pendapat dan sikap resmi
dalam tajuk rencana yang dibuatnya. Itulah konsekuensi logis pers
modern sebagai industri padat modal sekaligus padat karya.
Kecenderungan perbedaan yang dimiliki oleh pers baik papan atas
maupun papan bawah ini juga berlaku universal hampir di semua
negara, yang memiliki latar belakang ideology serta kepentingan
yang berbeda-beda.

5. Kaidah Kebahasaan

Teks editorial memiliki ciri kebahasaan yang diantaranya adverbia,


konjungsi, verba material, verba mental, dan verba relasional. Untuk lebih
jelasnya simaklah penjelasannya dibawah ini.

1. Adverbia, agar dapat meyakinkan pembaca diperlukan ekspresi


kepastian yang bisa dipertegas dengan kata keterangan atau
adverbia frekuentatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna
berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang
diterangkan adverbia itu. Kata-kata yang digunakan antara lain
selalu, biasanya, sebagian besar waktu, sering, kadang-kadang,
jarang, dan lainnya.
2. Konjungsi, merupakan kata penghubung pada teks editorial seperti
kata bahkan.
3. Verba Material, adalah verba yang menunjukkan perbuatan fisik
atau peristiwa.
4. Verba relasional, adalah verba yang menunjukkan hubungan
intensitas (pengertian A adalah B), dan milik (mengandung
pengertian A mempunyai B). Verba yang pertama tergolong ke

14
dalam verba relasional identifikatif, sedangkan verba yang kedua
dan ketiga tergolong ke dalam verba relasional atributif.
5. Verba Mental, adalah verba yang menerangkan persepsi
(misalnya melihat, merasa), afeksi (misalnya suka, khawatir), dan
kognisi (misalnya berpikir, mengerti). Pada verba mental terdapat
partisipan pengindra (senser) dan fenomena.

6. Aspek-aspek yang menjadi fokus

o Judul

Syarat judul tajuk rencana secara umum sama dengan judul


artikel opini, yaitu harus provokatif, singkat, padat, relevan,
fungsional, informal, representative, dan merujuk pada bahasa baku.
Anatomi atau rangka utama tajuk rencana terdiri atas pembuka,
pengembang, dan penutup. Tugas pengembang adalah membuat
bahasan tajuk rencana menjadi lebih terfokus. Bahasan tajuk rencana
dapat dikembangkan antara lain dengan menggunakan teknik
penjelasan, kutipan, contoh, dan statistik.
Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara
singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dengan tujuan
untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol
agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut.

o Latar Belakang Masalah

Tajuk rencana mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut


dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan
lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga ada
ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan

15
masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi,
serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

o Tokoh

Berisi siapa saja tokoh yang terlibat didalam tajuk rencana.

o Masalah

Berisi masalah yang dibahas dalam tajuk rencana

o Peristiwa yang Disampaikan

Berisi peristiwa yang sedang kontroversional atau sedang hangat


diperbincangkan supaya menarik pembaca.

o Opini Penulis

Pendapat penulis tajuk rencana terhadap peristiwa yang dibahas


penulis tajuk.

o Saran dan Solusi Permasalahan

Saran penulis dan penyelesaian masalah dari peristiwa yang


dibahas.

o Kesimpulan
o Sumber Berita
o Anggota Redaksi

16
7. Jenis – jenis tajuk rencana

 Tajuk rencana yang memberikan informasi semata Jarang


dijumpai.
 Tajuk rencana yang bersifat menjelaskan hampir sama dengan
interpretasi berita.
 Tajuk rencana yang bersifat memberikan argumentasi analitis
sebab akibat suatu persitiwa.
 Tajuk rencana yang menjuruskan timbulnya aksi
 Tajuk rencana yang bersifat jihad Umumnya datang berturut-
turut dan dengan sikap yang jelas.
 Tajuk rencana yang bersifat membujuk untuk mengambil
tindakan atau pendapat umum.
 Tajuk rencana yang bersifat memuji
 Tajuk rencana yang bersifat menghibur.
 Interpretative editorial, yang misi utamanya adalah untuk
menjelaskan isu atau topik dengan memberikan fakta-fakta dan
figur untuk memberikan pengetahuan.
 Controversial editorial, yang dibuat untuk meyakinkan
pembaca pada keinginan atau kepercayaan pada suatu isu.
Biasanya dalam editorial jenis ini, pendapat yang berlawanan
akan digambarkan lebih buruk.
 Explanatory editorial, adalah editorial yang menyajikan
masalah untuk dinilai para pembaca. Biasanya tujuan teks ini
adalah untuk mengidentifikasi masalah, dan membuka mata
masyarakat untuk lebih memperhatikan suatu isu.

17
8. Isi tajuk rencana

 Tajuk rencana berisi permasalahan yang sedang hangat dalam


masyarakat dan opini redaksi atas permasalahan tersebut, yang
meliputi topik berita, tujuan redaksi, pandangan atau visi dan
harapan-harapan redaksi akan peran serta pembaca.
 Masalah yang disoroti dalam tajuk rencana dapat dinyatakan
secara eksplisit atau implisit. Masalah yang disoroti dapat berupa
kebijakan pemerintah, perkembangan situasi sosial dan politik,
peristiwa tertentu dalam masyarakat, atau tokoh berpengaruh.
Dalam menyoroti sebuah masalah, redaksi mungkin menyetujui,
menolak, memberikan alternatif, atau memberikan bahan renungan
bagi pembaca.

9. Fungsi tajuk rencana

 Menyampaikan tentang pertimbangan moral berdasarkan pada


kebenaran yang bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat.
 Menjelaskan tentang latar belakang terjadinya suatu masalah atau
topik.
 Menjelaskan tentang topik yang sedang dibicarakan di masyarakat.
 Meramalkan masa depan berdasarkan topik yang sedang terjadi.
 Mendorong daya pikir pembaca dan mengajaknya berbincang-
bincang tentang sesuatu sebelum pendapat umum mengenai
sesuatu itu terbentuk (Arpan,1970:190). Jadi tajuk ditujukan untuk
membimbing dan mempengaruhi masyarakat agar mengambil
sikap tertentu terhadap suatu atau bebrapa masalah.
 Menjelaskan berita, mengisi latar belakang, meramalkan masa
depan, dan memberikan pertimbangan moral (Pinkerton).

18
Penjelasan
Menjelaskan berita : Fungsi Tajuk Rencana ini adalah
menjelaskan berita, artinya dan akibatnya pada masyarakat. Surat
kabar yang pro pemerintah dapat memilih fungsi Tajuk Rencana
yang pertama.
Mengisi latar belakang : Tajuk Rencana juga mengisi latar
belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan social dan
faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
Meramalkan masa depan : Dalam Tajuk Rencana terkadang
juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk
mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang
dapat terjadi.
Meneruskan suatu penilaian moral : Tajuk Rencana akan
berisi penilaian kritis terhadap masalah atau berita yang disorot
atau dikomentari.

10. Tanggapan terhadap tajuk rencana

 Tanggapan terhadap tajuk rencana antara lain dapat disampaikan


dalam bentuk kritik. Kritik dapat ditujukan pada aspek isi,
sistematika penyajian, atau bahasa yang digunakan penulis. Kritik
terhadap isi dapat berupa pertimbangan baik-buruk, keaktualan
masalah, sistematika penyajian isi, ketepatan pandekatan dalam
analisis masalah, dan sebagainya.

 Dalam menganalisis masalah dalam tajuk rencana atau editorial,


penulis menggunakan suatu pendekatan yang dipilih berdasarkan
kategori (jenis) masalahnya. Misalnya, jika penulis membahas
masalah sosial, maka penulis akan menggunakan pendekatan
sosiologis, masalah psikologis dianalisis dengan pendekatan
psikologis, dan masalah hukum juga didekati dengan pendekatan

19
hukum. Apabila penulis menyajikan masalah yang kompleks, besar
kemungkinan penulis akan menggunakan beberapa pendekatan
dalam menganalisis masalah itu.

11. Sifat tajuk rencana dalam media massa

 Berisikan tentang topik yang sedang berkembang di masyarakat.


 Memiliki karakter yang teratur.
 Berkaitan dengan kebijakan media yang bersangkutan
 Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan
medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua
mingguan (biweekly) dan bulanan (monthly).
 Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas
baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum,
pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment, tergantung
jenis liputan medianya.
 Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur, kepada para
pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk
rencana.
 Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang
bersangkutan. Karena setiap media mempunyai perbedaan iklim
tumbuh dan berkembang dalam kepentingan yang beragam, yang
menaungi media tersebut.

12. Perbedaan dari artikel, tajuk rencana dan berita

Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas


tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual atau kontroversial
dengan tujuan untuk memberitahu (informatif), mempengaruhi dan

20
meyakinkan (persuasif argumentatif), atau menghibur khalayak
pembaca (rekreatif).

Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang


merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi
pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan.

Berita adalah sejumlah informasi yang tersusun sedemikian rupa


untuk disampaikan pada masyarakat. Syarat berita yang baik antara
lain: aktual, faktual, besar, dan adil atau tidak memihak. Berita
biasanya tubuh berita tersusun dalam bentuk piramida terbalik. Teras
berita akhir berita.

Contoh Artikel :

BAHAYA MIE INSTAN BAGI KESEHATAN

Semua orang pasti kenal dengan makanan cepat saji bernama mie
instan Selain mudah didapatkan, jenis makanan yang satu ini juga
memiliki rasa yang nikmat.Hanya saja, dibalik sifat praktis dan
rasanya yang selalu nikmat ini, mie instan juga memiliki sejumlah
resiko.

Menurut sejumlah hasil penelitian, Terlalu sering mengkonsumsi mie


instan dapat meningkatkan resiko timbulnya penyakit kanker, ginjal
dan usus buntu. Pada sejumlah kasus, konsumsi mie instan berlebihan
juga dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas.

Apabila Anda biasanya mengkonsumsi mie instan setiap hari, mulailah


untuk menguranginya dengan tenggang waktu 2hingga 3 hari dan
lakukan sampai Anda terbebas dari mie instan sama sekali.Menurut

21
penelitian ternyata di dalam mie instan terdapat kandungan lilin yang
berbahaya kesehatan. Kandungan lilin dalam mie instan berguna untuk
membuat mie tidak lengket satu dengan lainnya. Dengan seringnya
kita mengkonsumsi mie instan berarti kita juga telah memasukkan
banyak kandungan lilin ke dalam tubuh kita. Kandungan lilin tersebut
akan merusak sistem kerja pencernaan dalam tubuh karena baru bisa
dicerna oleh tubuh dalam waktuminimal 2 hari.

Selain kandungan lilin, di dalam mie instan juga terdapat natrium yang
dapat menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dan
maag. Jika dikonsumsi berlebihan dalam waktu yang cukup lama,
kandungan natrium ini tentu secara signifikan dapat menimbulkan
penyakit di atas. Hal ini didasari oleh karena kandungan natrium yang
bersifat menetralkan lambung, sehingga mengakibatkan lambung Anda
akan mensekreasi asam dalam jumlah yang banyak agar dapat
mencerna makanan.

Contoh Tajuk Rencana:

NILAI BUDAYA DI MASYARAKAT KIAN LUNTUR

Nilai-nilai budaya lokal dewasa ini kian luntur, bahkan menghilang


di masyarakat. Kecenderungan ini hampir terlihat dalam berbagai peri-
kehidupan, baik sosial, politik, maupun hukum. Diperlukan
budayawan tangguh sebagai katalisator perubahan zaman.

Masyarakat kita saat ini tengah mengalami kerusakan dari sisi


budaya. Yang lebih dominan muncul saat ini adalah karakter egois,
individualis, konsumtif, kehilangan nasionalisme, krisis kreatif dalam
berseni. Nilai-nilai budaya makin tergeser.

22
Kita khawatir anekdot yang menyatakan, Jika ingin merusak
bangsa, hancurkan saja budayanya kini betul-betul tengah terjadi.
Dulu, Bandung dikenal sebagai kota budaya, kota intelektual dan kota
perjuangan.

Hari ini, itu semua telah berubah. Yang terlihat hanya Bandung
kota outlet," lebih dominannya faktor ekonomi daripada unsur budaya
saat ini. Lunturnya budaya secara tidak langsung dipengaruhi oleh
perilaku televisi kita. Budaya di TV mendapatkan porsi yang sangat
minimal dengan alasan rendahnya rating. Dewasa ini, lebih berharga
gosip dan sinetron ketimbang tontonan budaya.

Lebih parah lagi, lunturnya nilai-nilai budaya terjadi pula di


kehidupan hukum. Sekarang, siapa yang merasa apakah yang
membaca ini tidak normal, memproses SIM tidak dengan cara
nembak? Inilah ironi budaya hukum kita. Yang tidak nembak, justru
dianggap tidak normal.

Budaya kesadaran hukum masyarakat, kini berada di titik terendah,


kalau tidak bisa dikatakan sudah mati. Para pelanggar ironisnya justru
para pembuat hukum. Budaya kita tidak jalan karena nuansa politiknya
lebih kuat.

Kita harus segera keluar dari kondisi seperti ini! Kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus segera kembali
mengacu kepada Pancasila sebagai salah satu pilar negara ini.
Pancasila harus menjiwai segenap tindakan kita.

Jangan sampai kita terus abai dan menganggap ringan berbagai


degradasi perikehidupan berbangsa dan bernegara yang sedang kita
alami. Sebab, dampak paling berat bukan pada saat ini, melainkan

23
dalam beberapa dekade ke depan ketika era globalisasi yang kian
mengaburkan berbagai batas wilayah, bahkan ideologi, masuk kian
dalam di berbagai lini kehidupan kita.

Kita mengakui, dalam keterpurukan seperti sekarang, upaya ini


merupakan usaha maha berat karena sangat kompleks. Tapi, kita tidak
boleh menyerah. Tetap terbuka peluang dari segenap sisi kehidupan
untuk kembali memulihkan kondisi jiwa, kepribadian bangsa, kita
yang oleh sebagian kita sendiri disebut dalam keadaan "sakit".

Upaya perbaikan itu utamanya kita harapkan dari penyelenggara


pemerintahan. Mulai dari level tertinggi hingga terendah. Mereka
harus menjadi pionir, teladan, ke arah itu. Berlebihan? Tidak! Karena,
pada satu sisi, mereka menjadi cerminan dari kondisi jiwa bangsa ini.

Contoh Berita:
Berikut ini akan dipublikasikan beberapa contoh berita kepada
Anda, dimana contoh berita ini terdiri dari berbagai jenis berita, baik
berita kecelakaan, berita kriminal, dan juga contoh berita dalam bahasa
Inggris dan bahasa Sunda.

Contoh Berita Kecelakaan


Berikut ini adalah sebuah contoh berita kecelakaan yang berjudul "5
Mobil Tabrakan Beruntun di Tol Bekasi Barat". Berita ini bersumber
dari situs Yahoo News yang dipublikasikan pada 26 Desember 2012.
Sedikitnya 5 mobil terlibat dalam tabrakan beruntun di Tol Bekasi
Barat arah ke Jakarta, Rabu (26/12/2012) pagi sekitar pukul 07.00
WIB. Satu mobil pun ringsek akibat tertabrak kendaraan di
belakangnya.

24
"Sekitar 15 menit yang lalu tabrakan beruntun di tol Bekasi Barat. satu
mobil yang paling depan, sepertinya Vios, ringsek parah ditabrak
Avanza," ungkap saksi mata di lokasi kejadian, Aldino.
Meski begitu, tabrakan beruntun tersebut tidak memakan korban jiwa.
Lalu lintas pun lancar tidak terjadi kemacetan panjang.
"Polisi sudah banyak di lokasi," imbuh Aldi.

13. Kode Etik Tajuk

1. Penulis tajuk harus selalu menyajikan fakta dengan jujur dan


lengkap
2. Mengambil konklusi secara obyektif dari fakta tertentu dengan
didasarkan pada bobot buktinya serta konsep yang telah
dipertimbangkan masak-masak
3. Tidak akan pernah dimotivasi oleh kepentingan pribadi
4. Harus meninjau kembali konklusinya dan memeriksanya hingga
ditemukan dasar-dasar yang menimbulkan kesalah-pahaman
sebelumnya
5. Memiliki keberanian untuk menyatakan keyakinannya secara benar
dan tidak akan menulis apapun yang melawan/bertentangan dengan
kata hatinya
6. Hendaknya mendorong para koleganya agar memupuk kesetiannya
pada integritas profesional yang bermutu tinggi
7. Perbedaan pendapat dikemukakan secara pantas dalam bentuk
karangan bagi publiknya

25
Analisis Tajuk Rencana
Judul INFRASTRUKTUR PEDESAAN
Sub-Judul Untuk mengatasi dampak kenaikan harga BBM, pemerintah
dan DPR sepakat mengalokasikan anggaran Rp 8 triliun
untuk infratruktur pedesaan.
Jenis Isi
Fakta Selain itu, disepakati pula pengucuran dana kompensasi Rp
17 triliun dalam bentuk bantuan langsung sementara untuk
masyarakat atau BLSM- sebelumnya bantuan langsung
tunai- bagi 18,5 juta rumah tangga miskin yang akan
diberikan dalam masa enam bulan serta program keluarga
harapan Rp 1,8 triliun untuk 1,56 rumah tangga sasaran.
Fakta Sebagai suatu langkah kebijakan, penyisihan sebagian dana
kompensasi untuk membangun infrastruktur pedesaan
sangat tepat, mengingat buruknya infrastruktur salah satu
faktor utama penyebab kemiskinan pedesaan.
Fakta Lebih-lebih lagi dana kompensasi dalam bentuk transfer
tunai terbukti kurang mendidik, sehingga sering terjadi
penyimpangan dan kurang mengandung aspek
pemberdayaan dalam jangka panjang. Pembangunan
infrastruktur pedesaan, lewat program padat karya, juga
lebih tepat sasaran karena menciptakan lapangan kerja
langsung, membuka akses, mendorong pembangunan
ekonomi pedesaan serta meningkatkan produktisitas
masyarakat
Fakta Kelompok miskin adalah kelompok yang paling terpukul
karena kenaikan harga BBM. Akibatnya, penduduk miskin
diperkirakan meningkat menjadi 12.8 persen atau diatas
target 11,5-12,5 persen yang belum direfisi lagi ke 10.5-
11,5pesen dengan adanya BLSM

26
Fakta Pemerintah mengharapkan 60 juta penduduk miskin akan
terangkat dari kemiskinan dengan adanya program
pembangunan infrastruktur pedesaan ini. Namun, perlu
diingat anggaran Rp 8 triliun untuk infrastruktur pedesaan
tak akan otomatis mengatasi kemiskinan di desa. Yang lebih
dibutuhkan adalah program yang berkesinambungan tak
hanya langkah karikatif yang sifatnya jangka pendek
Fakta Perlu komitmen kuat untuk membangun pedesaan karena
kemiskinan desa terbukti tak berkurang dengan adanya
otonomi daerah dan desentralisasi yang demikian ekstensif.
Kenyataan bahwa desa tetap kantong kemiskinan adalah
gambaran bagaimana pedesaan dan masyarakatnya terus
tertinggal dalam proses pembangunan.
Fakta Karena itu, gagasan mengalokasikan lebih besar untuk
pedesaan termasuk dana yang disisikan dari pemangkasan
anggaran kementrian atau lembaga, harus di dukung. Pada
akhirnya, mengatasi kemiskinan di pedesaan akan
membantu pula upaya mengatasi kemiskinan di perkotaan
karena membantu membendung urbaninsasi
Opini Agar benar-benar efektif, infrastruktur yang dibangun harus
benar-benar dibutuhkan masyarakat dan bermanfaat untuk
jangka panjang. Perhatian khusus juga perlu diberikan pada
desa-desa tertinggal dan terisolasi.
Opini Pembangunan infrastruktur pedesaan seperti jalan jembatan,
jaringan irigasi , dan waduk, hendaknya tidak berdiri sendiri
tetapi harus disinergikan dan diintegrasikan dengan
kebijakan mengatasi kemiskinan dan berbagai program
pembangunan nasional lain termasuk MP3EI

27
Analisa Kaidah Kebahasaan
1. Adverbia frekuentatif
Lebih-lebih lagi dana kompensasi dalam bentuk transfer tunai
terbukti kurang mendidik, sering terjadi penyimpangan dan kurang
mengandung aspek pemberdayaan dalam jangka panjang.

2. Konjungsi
a. Konjungsi koordinatif
- Untuk mengatasi dampak kenaikan harga BBM, pemerintah dan
DPR sepakat mengalokasikan anggaran Rp 8 triliun untuk
infratruktur pedesaan.
- Lebih-lebih lagi dana kompensasi dalam bentuk transfer tunai
terbukti kurang mendidik, sering terjadi penyimpangan dan kurang
mengandung aspek pemberdayaan dalam jangka panjang.
- Akibat kenaikan ini, penduduk miskin diperkirakan meningkat
menjadi 12.8 persen atau diatas target 11,5-12,5 persen
- Pembangunan infrastruktur pedesaan seperti jalan jembatan,
jaringan irigasi , dan waduk, hendaknya tidak berdiri sendiri tetapi
harus disinergikan

b. Konjungsi subordinatif
o Hubungan tujuan
Contoh :
- Agar benar-benar efektif, infrastruktur yang dibangun harus
benar-benar dibutuhkan masyarakat dan bermanfaat untuk
jangka panjang.
o Hubungan penyebaban
Contoh :
- Pembangunan infrastruktur pedesaan, lewat program padat
karya, juga lebih tepat sasaran karena menciptakan lapangan
kerja langsung, membuka akses, mendorong pembangunan

28
ekonomi pedesaan serta meningkatkan produktisitas
masyarakat

o Hubungan pengakibatan
Contoh :
- Lebih-lebih lagi dana kompensasi dalam bentuk transfer tunai
terbukti kurang mendidik, sehingga sering terjadi
penyimpangan
- Akibatnya, penduduk miskin diperkirakan meningkat
menjadi 12.8 persen atau diatas target 11,5-12,5 persen

2. Verba material
Contoh :
- Pembangunan infrastruktur pedesaan, lewat program padat karya, juga
lebih tepat sasaran karena menciptakan lapangan kerja langsung,
membuka akses.
- Perlu komitmen kuat untuk membangun pedesaan karena kemiskinan
desa terbukti tak berkurang dengan adanya otonomi daerah dan
desentralisasi yang demikian ekstensif.
3. Verba relasional
Contoh :
- Selain itu, disepakati pula pengucuran dana kompensasi Rp 17 triliun

29
 Contoh tajuk rencana dalam surat kabar

30
B. DRAMA

1. Pengertian

Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti


berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau
tindakan. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari
sifat manusia merupakan sumber pokok drama. Dalam bahasa Belanda,
drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat
istilah Sandiwara.

Drama (Yunani Kuno) adalah satu bentuk karya sastra yang


memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari
Bahasa Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”. Drama bisa diwujudkan
dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama
juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana
sebuah opera.

Berdasarkan etimologi (asalusul bentuk kata), kata drama berasal


dari bahasa Yunani dram yang berarti gerak. Tontonan drama memang
menonjolkan percakapan (dialog) dan gerak-gerik para pemain (akting) di
panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu memeragakan cerita yang
tertulis dalam naskah. Dengan demikian, penonton dapat langsung
mengikuti dan menikmati cerita tanpa harus membayangkan. Hal ini akan
tampak nyata bila kita bandingkan dengan cerita pendek atau novel.
Pembaca cerita pendek atau novel harus aktif membayangkan peristiwa-
peristiwa yang terjadi, gerak-gerik tokoh, dan percakapannya. Namun,
dalam drama hal itu tidak perlu dilakukan oleh penonton karena semuanya
sudah diperagakan/ditampilkan secara lengkap di atas panggung.

Drama sering disebut sandiwara atau teater. Kata sandiwara berasal


dari bahasa Jawa sandi yang berarti rahasia dan warah yang berarti ajaran.
Sandiwara berarti ajaran yang disampaikan secara rahasia atau tidak

31
terang-terangan. Mengapa? Karena lakon drama sebenarnya mengandung
pesan/ajaran (terutama ajaran moral) bagi penontonnya. Penonton
menemukan ajaran itu secara tersirat dalam lakon drama. Misalnya, orang
yang mcnebar kejahatan akan menuai kehancuran.

Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata
Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan
lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah
yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang menggarap satu
masalah yang punya arti penting – meskipun mungkin berakhir dengan
bahagia atau tidak bahagia – tapi tidak bertujuan mengagungkan tragedi.
Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah drama sering diperluas
sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk didalamnya tragedi dan
lakon absurd.

Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat


percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau
dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action. Meskipun
merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari
bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing
menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat kombinasi antara
dialog dan narasi, dan merupakan karya sastra yang dicetak. Sebuah drama
hanya terdiri atas dialog; mungkin ada semacam penjelasannya, tapi hanya
berisi petunjuk pementasan untuk dijadikan pedoman oleh sutradara. Oleh
para ahli, dialog dan tokoh itu disebut hauptext atau teks utama; petunjuk
pementasannya disebut nebentext atau tek sampingan.

Contoh;

Sariasih ( bergegas masuk, membawa berita bagus ); Pikisa ! ( ia


mengucapkan Pikisa, dengan tekanan pada i ) Pikisa ! ( ia menunjuk

32
labolatorium, berharap menemukan Pikisa disitu ) Mengapa, di mana….!
(Pikisa menoleh kedalam ruangan).

Fase-fase dalam kurung diatas adalah petunjuk permainan untuk


sutradara dan pemain. Ini memandu para aktor dan sutradara maupun
tetang penataan perlengkapan panggung. George Bernard Shaw ( 1856 –
1950 ), pelopor realisme dalam sejarah drama Inggris, memberi petunjuk
secara panjang lebar pada nebentext-nya yang ditemukan dalam
kebanyakan naskahnya karena ia tidak ingin interprestasi lakon-lakonnya
menyeleweng dari apa yang sebenarnya ia kehendaki.

Tidak adanya narasi dalam drama bisa digantikan oleh akting para
pemain yang, dengan menghubunkan diri mereka sendiri dengan
perlengkapan, perlampuan dan iringan musik, menciptakan suasan dan
menghidupkan panggung itu menjadi dunia yang amat nyata. Disamping
itu, penjelasan tentang tokoh disampaikan melalui dialog antara tokoh
yang membicarakan tokoh lain. Pada puisi, daya ekpresi dan irama
mentepati posisi yang dominan. Oleh karena itu, puisi tidak bercerita. Jika
balada bertumpu pada narasi, sebab sebenarnya balada adalah kisah, atau
cerita yang dinyanyikan. Contohnya, mahabarata dan ramayana dalam
bentuk tembang. Puisi yang dibaca dengan baik menjadi dramatik, seperti
yang dilakukan Rendra, aktor baik. Maka “Tidak tidak diragukan lagi
drama kadang dianggap diambil dari kata dramen yang berarti sesuatu
untuk dimainkan.”Mungkin drama memperoleh hampir semua
efektivitasnya dari kemampuannya untuk mengatur dan menjelaskan
pengalaman manusia. Oleh karenanya, drama, seperti halnya karya sastra
pada umumnya, dapat dianggap sebagai interprestasi penulis lakon tentang
hidup. Unsur dasar drama-perasaan,hasrat, konflik dan rekonsilasi
merupakan unsur utama pengalaman manusia.

Dalam kehidupan nyata, semua pengalaman emosional tersebut


merupakan kumpulan berbagai kesan yang saling ada hubungannya.

33
Bagaimanapun juga, dalam drama, penulis lakon mampu mengorganisir
semua pengalaman ini ke dalam satu pola yang bisa dipahami. Penonton
melihat materi kehidupan nyata yang disajikan dalam bentuk yang padat
makna dengan menghapus hal-hal yang tidak penting dan memberi
tekanan kepada hal-hal yang penting.

Penulis lakon menulis drama untuk dipentaskan, ia menulis drama


itu dengan membayangkan action dan ucapan para aktor diatas panggung.
Jadi ucapan dan action yang terwujud dalam dialog itu adalah bagian
paling penting, yang tanpa itu drama bukan benar-benar sebuah lakon.
Karena itu, sebuah drama mewujudkan action, emosi, pemikiran,
karakterisasi, yang perlu digali dari dialog-dialog itu. Adalah satu
keharusan bagi seorang sutradra untuk menganalisis drama sebelum
memanggugkan drama itu.

Dari penjelasan di alas agaknya dapat ditarik kesimpulan bahwa


drama dalam masyarakat kita mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti
luas dan drama dalam arti sempit. Dalam arti luas, drama adalah semua
bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan
orang banyak. Dalam arti sempit, drama adalah kisah hidup manusia
dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas panggung, disajikan dalam
hentuk dialog dan gerak berdasarkan naskah, didukung tata panggung, tata
lampu, tata musik, tata rias, dan tata husana. Dengan kata lain, drama
dalam arti luas mencakup teater tradisional dan teater modern, sedangkan
drama dalam arti sempit mengacu pada drama modern saja.

Sejarah Drama

Kebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani


Kuno. Namun demikian, sebuah buku yang berjudul A History of the
theatre menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak
diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek

34
Piramid yang bertanggal 4000SM. Adalah naskah Abydos Passion Play
yang terkenal. Tentu saja para pakar masih meragukan apakah teks itu
drama atau bukan sebelum Gaston Maspero menunjukan bahwa dalam
teks tersebut ada petunjuk action dan indikasi berbagai tokohnya.

Ada tiga macam teori yang mempersoalkan asal mula drama.


Menurut Brockett, drama mungkin telah berkembang dari upacara relijius
primitif yang dipentaskan untuk minta pertolonga dari Dewa. Upacara ini
mengandung banyak benih drama. Para pendeta sering memerankan
mahluk superaalami atau binatang; dan kadang – kadang meniru action
berburu, misalnya. Kisah-kisah berkembang sekitar beberapa ritus dan
tetap hidup bahkan setelah upacara itu sendiri sudah tidak diadakan lagi.
Kelak mite-mite itu merupakan dasar dari banyak drama.

Teori kedua memberi kesan bahwa himne pujian dinyanyikan


bersama didepan makam seorang pahlawan. Pembicara memisahkan diri
dari koor dan memperagakan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan
almarhum pahlawan itu. Bagian yang diperagakan makin lama makin
rumit dan koor tidak dipakai lagi. Seorang kritisi memberi kesan bahwa
sementara koor makinlama makin kurang penting, muncul pembicara lain.
Dialog mulai terjadi ketika ada dua pembicara diatas panggung.

Teori ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan


manusia untuk bercerita. Kisah – kisah yang diceritakan disekeliling api
perkemahan menciptakan kembali kisah – kisah perburuan atau
peperangan, atau perbuatan gagah seorang pahlawan yang telah gugur.
Ketiga teaori itu merupakan cikal-bakal drama. Meskipun tak seorang pun
merasa pasti mana yang terbaik, harus diingat bahwa ketiganya
membicarakan tentang action. Konon, action adalah intisari dari seni
pertunjukan.

35
Perbedaan drama dan teater
Teater dan drama, memiliki arti yang sama, tapi berbeda
ungkapannya. Teater berasal dari kata Yunani kuno “theatron” yang secara
harfiah berarti gedung/tempat pertunjukan. Dengan demikian maka kata
teater selalu mengndung arti pertunjukan/tontonan. Drama juga dari kata
Yunani “dran” yang berarti berbuat, berlaaku atau beracting. Drama
cenderung memiliki pengertian ke seni sastra, drama setaraf dengan jenis
puisi, prosa/esai. Drama berarti juga suatu kejadian atau peristiwa tentang
manusia. Apalagi peristiwa atau cerita tentang manusia kemudian diangkat
ke suatu pentas sebagai suatu bentuk pertunjukan maka menjadi suatu
peristiwa teater. Kesimpulan teater tercipta Karena adanya drama.

2. Ciri-ciri drama

Pada umumnya, drama mempunyai ciri-ciri yang berikut :

 Drama merupakan prosa modern yang dihasilkan sebagai


naskah untuk dibaca dan dipentaskan di hadapan penonton.

 Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi.


 Drama terdiri dari dialog yang disusun oleh pengarang dengan
watak yang diwujudkan.
 Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog
watak-wataknya.
 Drama berisi saran, antara lain mengenai bagaimana sebaiknya
diaolog diucapkan, kostum apa yang mesti di kenakan, serta
seperti apa panggung ditata (setting).
 Konflik ialah unsur penting dalam drama. Konflik digerakkan
oleh watak-watak dalam plot, elemen penting dalam sesebuah
skripdrama.

36
Sebuah skrip yang tidak didasari oleh konflik tidak dianggap
sebuah drama yang baik.
 Gaya bahasa dalam sebuah drama juga penting krana ia
menunjukkan latar masa dan masyarakat yang diwakilinya,
sekali gus drama ini mencerminkan sosiobudaya masyarakat
yang digambarkan oleh pengarang

3. Unsur-unsur drama

Unsur dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi dua unsur


yaitu unsur intrinsik (unsur dalam) dan unsur ektrinsik (unsur luar).
Unsur intrinsik atau disebut juga unsur dalam adalah unsur yang
tidak tampak.

Unsur intrinsik (unsur dalam) diklasifikasikan sebagai berikut:

4. Tokoh

Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku


cerita. Pelaku cerita atau pemain drama disebut actor (pria) dan
aktris (wanita). Tokoh dalam cerita fiksi atau drama berkaitan
dengan nama, usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan
kejiwaan. Tokoh dalam drama diklasifikasikan menjadi:

a). Berdasarkan sifatnya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut:

o Tokoh protagonist yaitu tokoh utama yang mendukung


cerita.
o Tokoh antagonis yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya
ada seorang tokoh utama yang menetang cerita.

37
o Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh
protagonist maupun tokoh antagonis.

b). Berdasarkan peranannya, tokoh diklasifikasikan sebagai


berikut:

o Tokoh sentral yaitu tokoh yang paling menentukan dalam


drama. Tokoh sentral merupakan penyebab terjadinya
konflik. Tokoh sentral meliputi tokoh protagonis dan tokoh
antagonis.
o Tokoh utama yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh
sentral. Dapat juga sebagai perantara tokoh sentral atau
dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.
o Tokoh pembantu tokoh-tokoh yang memegang peran
pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita.
Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita
saja. Jadi tidak semua drama menampilkan kehadiran tokoh
pembantu.

Contoh:
Dalam cerita Romeo dan Juliet tokoh protagonist yang
sekaligus juga tokoh sentral adalah Romeo dan Juliet.
Tokoh utama sekaligus juga tokoh tritagonis adalah pendeta
Lorenso dan wakil keluarga Capulet. Tokoh-tokoh lain,
seperti tentara pangeran, inang, wakil-wakil Montage, dan
wakil-wakil Capulet yang lain adalah tokoh-tokoh
pembantu.

5. Perwatakan / penokohan

Perwatakan disebut juga penokohan. Perwatakan atau


Penokohan adalah penggambaran efek batin seseorang tokoh
yang disajikan dalam cerita. Watak pada tokoh digambarkan

38
dalam tiga dimensi (watak dimensional). Penggambaran itu
berdasarkan keadaan fisik biasanya dilukiskan paling awal,
baru kemudian sosialnya. Pelukisan watak tokoh dapat
langsung pada dialog yang mewujudkan watak dan
perkembangan lakon.

 Keadaan Fisik

Yang termasuk dalam keadaan fisik tokoh adalah


umur, jenis kelamin, cirri-ciri tubuh, cacat jasmani, cirri
khas yang menonjol,, suku, bangsa, raut muka, kesukaan,
tinggi/pendek, kurus/gemuk. Misalnya seseorang yang
berleher pendek mempunyai watak mudah tersinggung,
seseorang yang berleher panjang mempunyai watak sabar.

 Keadaan Psikis

Keadaan psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran,


mental, standar moral, temperanmen, ambisi, psikologis
yang dialami, dan keadaan emosi.

 Keadaan Sosiologis

Keadaan sosiologis tokoh meliputi: jabatan,


pekerjaan, kelas social, ras, agama, dan ideology. Contoh
penampilan pegawai bank akan berbeda dengan penampilan
makelar, kendatipun keadaan social ekonominya sama.
Penampilan istri bupati, akan berbeda dengan penampilan
istri gubernur atau istri lurah. Perwatakan tokoh-tokoh
dalam drama digambarkan melalui dialog, ekspresi, atau
tingkah laku sang tokoh.

39
6. Setting/Latar

Setting diciptakan penulis/pengarang untuk


memperjelas satuan peristiwa dalam cerita agar menjadi logis
atau konkretisasi sebuah tempat agar penonton, pembaca
mempunyai pembayangan yang tepat terhadap berlangsungnya
suatu peristiwa. Selain itu, setting juga diciptakan untuk
menggerakan emosi atau kejiwaan pembaca atau penonton.
Secara emottif penonton atau pembaca diharapkan mempunyai
daya khayal yang lebih dalam sesuai dengan kedalaman-
kedalaman pengalaman berfikirnya. Misalnya pelaku yang
berada diantara deretan pedagang-pedagang kaki lima, bukan di
sebuah plasa atau supermarket, pembaca atau penonton akan
menagkap kesan kesedihan, bahkan kemiskinan. Setting atau
tempat kejadian cerita sering disebut juga latar cerita. Setting
meliputi tiga dimensi:

 Setting Tempat

Setting tempat adalah tempat terjadinya cerita dalam


drama. Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. Setting
tempat berhubungan dengan setting ruang dan waktu.

 Setting waktu

Setting waktu adalah waktu atau zaman atau periode


sejarah terjadinya cerita dalam drama. Setting waktu juga
terjadi di waktu pagi, siang, sore, atau malam.

 Setting ruang

Setting ruang juga dapat berarti ruang dalam rumah


atau latar rumah, hiasan, warna, dan peralatan dalam ruang

40
akan memberi corak tersendiri dalam drama yang
dipentaskan. Misalnya di ruang tamu keluarga modern yang
kaya akan berbeda dengan ruang tamu keluarga tradisional
yang miskin.

7. Tema

Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang


mendasari pembuatan sebuah drama. Tema dalam drama
dikembangkan melalui alur, tokoh-tokoh dan perwatakan yang
memungkinkan adanya konflik, dan ditulis dalam bentuk
dialog. Tema yang bisa diangkat dalam drama adalah masalah
percintaan, kritik social, kemiskinan, kesenjangan social,
penindasan, ketuhanan, keluarga yang retak, patriotism, dan
renungan hidup.

8. Alur/Plot

Alur atau plot adalah jalan cerita. Dalam alur sebuah


naskah drama bukan permasalahan maju-mundurnya sebuah
cerita seperti yang dimaksudkan dalam karangan prosa, tetapi
alur yang membimbing cerita dari awal hingga tuntas. Dimulai
dengan pemaparan (perkenalan awal tokoh dan penokohan),
adanya masalah (konflik), konflikasi (masalah baru), krisis
(pertentangan mencapai titik puncak-klimak s.d. antiklimaks),
resolusi (pemecahan masalah), dan ditutup dengan ending
(keputusan). Ada pula yang menggambarkan alur dalam sebah
naskah drama itu pemaparan-masalah-pemecahan masalah atau
resolusi-keputusan.

41
9. Amanat/ Pesan Pengarang

Seorang pengarang drama baik sadar atau tidak sadar


pasti menyampaikan amanat dalam karyanya. Amanat adalah
pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau
penonton melalui karyanya. Amanat yang hendak disampaikan
pengarang melalui drama harus ditentukan atau dicari sendiri
oleh pembaca atau penonton. Setiap pembaca atau penonton
dapat berbeda-beda dalam menafsirkan amanat drama.

Amanat bersifat kias subjektif dan umum sedangkan


tema bersifat lugas, objektif, dan khusus. Amanat sebuah
drama akan lebih mudah ditafsirkan, jika drama itu
dipentaaskan. Amanat biasanya memberikan manfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Amanat drama selalu berhubungan
dengan tema drama.

Contoh:
Drama Romeo dan Juliet bertema masalah percintaan yang
berakhir dengan kematian, berdasarkan temanya drama Romeo
dan Juliet memiliki amanat:

a. Meskipun manusia begitu cermat dan teliti


merencanakan sesuatu, Tuhan jugalah yang
menetukan apa yang terjadi.
b. Manusia tidak kuasa melawan garis nasib yang
ditetapkan oleh Tuhan.

Amanat drama yang dipaparkan diatas adalah versi


penulis. Amanat drama Romeo dan Juliet dapat ditafsirkan
berbeda-beda oleh penonton atau pembacanya. Sedangkan
unsur ekstrinsik (unsur luar) dalam drama adalah unsur

42
yang tampak, seperti adanya dialog atau percakapan.
Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah
sudah dipentaskan. Seperti panggung, properti, tokoh,
sutradara, dan penonton.

4. Jenis – jenis drama

Drama menurut masalah dapat di bedakan dalam dua jenis, yaitu


drama baru dan drama lama.

 Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk


memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya
bertema kehidupan manusia sehari-hari.
 Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya
menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau
kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa.

Berdasarkan isi ceritanya. drama terbagi menjadi beberapa jenis


berikut ini.

 Tragedi:

Tragedy atau drama duka adalah drama yang melukiskan


kisah sedih yang besar dan agung. Tokoh-tokohnya terlibat
dalam bencana atau masalah yang besar. Drama tragedy
menceritakan pertentangan antara tokoh protagonist dengan
kekuatan dari luar atau tokoh lainya. Pertentangan ini berakhir
dengan keputusan, kehancuran, atau kematian tokoh
protagonis.
Contoh:
Drama Romeo dan Juliet, film Ttitanic.

43
 Melodrama:

Melodrama adalah drama yang sangat menyentuh perasaan


(sentimental), mendebarkan hati, dan mengharukan. Ceritanya
dilebih-lebihkan sehingga kurang meyakinkan penonton.
Tokoh-tokoh dalam melodrama adalah tokoh-tokoh yang hitam
putih dan bersifat tetap (stereotip). Seorang tokoh jahat adalah
seluruh wataknya jahat, tidak ada sisi baik sedikkitpun,
sebaliknya, tokoh hero atau tokoh protagonist adalah tokoh
pujaan yang luput dari kekurangan, kesalahan, dan tindak
kejahatan. Tokoh hero ini pada akhirnya akan memenagkan
peperangan, masalah, atau persaingan yang ada. Tokoh-tokoh
dalam melodrama dilukiskan pasrah atau menerima nasibnya
terhadap apa yang terjadi. Biasanya sinentron dan film
Indonesia merupakan melodrama.
Contoh: Film Ada Apa Dengan Cinta

 Komedi:

Komedi adalah drama ringan yang sifatnya menghibur dan


didalamnya terdapat dialog kocak yang bersifat menyindir dan
biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Drama komedi
menampilkan tokoh tolol, konyol, atau tokoh bijaksana tapi
lucu. Penilaian penonton terhadap drama komedi dapat
berbeda. Ada yang dapat tertawa saat menonton drama komedi,
ada juga yang tidak. Perbedaan penilaian ini disebabkan oleh
perbedaan budaya dan pengalaman. Penonton yang pernah
mengalami peristiwa yang diceritakan dalam drama komedi
akan tertawa jika melihat drama tersebut.
Contoh:
Film Mister Bean, sinetron Bajaj Bajuri

44
 Tragekomedi: perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
 Dagelan:

Dagelan adalah drama kocak dan ringan. Isi cerita


dagelan biasanya kasar, lentur, dan vulgar. Dalam dagelan
tidak terdapat kesetiaan terhadap alur cerita. Irama permainan
dapat melantur dan ketetapan waktu tidak dipatuhi. Tokoh-
tokoh dalam dagelan mempunyai watak yang berubah-ubah
dari awal sampai akhir. Tokoh yang serius dapat berubah
secara tiba-tiba menjadi kocak. Dagelan disebut juga banyolan,
sering disebut tontonan konyol atau tontonan murahan.

Contoh:
Teater Srimulat, Ketoprak Humor, Opera Van Java, dan Opera
Anak

 Opera:

Opera adalah sebuah bentuk seni, dari pentasan panggung


dramatis sampai pentasan musik.

 Farce: drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak


sepenuhnya dagelan.
 Tablo: jenis drama yang mengutamakan gerak, para
pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan
gerakan-gerakan.
 Sendratari: gabungan antara seni drama dan seni tari.
 Operet yaitu opera pendek.
 Pantomim yaitu drama yang ditampilkan dalam bentuk
gerakan tubuh atau isyarat tanpa dialog.
 Tablau yaitu drama yang mirip pantomim dengan gerak-gerik
anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.

45
 Passie yaitu drama yang mengandung unsur agama atau
religius.
 Wayang yaitu drama yang pelakunya adalah boneka wayang.

Berdasarkan cara penyajiannya, drama terbagi menjadi beberapa


jenis berikut ini.
 Closed Drama (drama untuk dibaca)
Closed drama adalah drama yang dibuat hanya untuk
dibaca dan hanya indah untuk dibaca. Closed drama mempunyai
dialog-dialog yang panjang dan menggunakan bahasa yang indah.
Dialog-dialog yang digunakan tidak mencerminkan percakapan
sehari-hari sehingga sulit dipentaskan.

 Drama treatikal (Drama yang dipentaskan)


Drama treatikal adalah drama yang dapat dipentaskan.
Drama treatikal dipentaskan di atas pentas atau panggung.

 Drama radio
Drama radio adalah drama yang ditayangkan atau
dipentaskan melalui radio. Drama radio mementingkan dialog yang
diucapkan melalui media radio. Drama radio biasanya direkam
melalui kaset. Misalnya, selingan music, sound effect, dan jenis
suara. Adegan dan babak dalam drama radio dapat diganti
sebanyak mungkin karena tidak perlu menyiapkan pergantian
dekor. Misalnya sahur sepuh.

 Drama televisi
Drama televisi adalah drama yang ditayangkan atau
dipentaskan melalui media televisi. Kelebihan drama televisi
adalah dalam melukiskan flashback (kenangan masa lalu). Drama

46
televisi berbentuk scenario . drama televisi ditampilkan dalam
bentuk film, sinetron, atau telenovela.

5. Struktur Drama

Eksposisi : Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama yang


berkaitan dengan posisi diametral antara protagonis dan antagonis.
Hasil akhir : Antagonis berhasil menghimpun kekuatan yang lebih
dominan.
Raising Action : Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan
antar tokoh. Hasil akhir : Protagonis tidak berhasil melemahkan
Antagonis. Antagonis mengancam kedudukan Protagonis. Krisis
diawali.
Complication : Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik
sekunder. Pertentangan meruncing dan meluas, melibatkan sekutu
kedua kekuatan yang berseteru. Hasil akhir : Antagonis dan sekutunya
memenangkan pertentangan. Kubu protagonis tersudut.
Klimaks : Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban
dari kubu Antagonis. Hasil akhir : Peristiwa-peristiwa tragis dan
menimbulkan dampak besar bagi perimbangan kekuatan antar kubu.
Resolusi : Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu
protagonis atau tokoh baru yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan
kekuatan konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat tercipta
kembali. Pada tahap ini, pesan moral disampaikan, yang biasanya
berupa solusi moral yang berkaitan dengan tema atau konflik yang
sudah diusung.

6. Langkah-langkah menyusun drama

1. Menentukan Tema.

Tema adalah gagasan dasar cerita atau pesan yang akan


disampaikan oleh pengarang kepada penonton. Tema, akan

47
menuntun laku cerita dari awal sampai akhir. Misalnya tema yang
dipilih adalah “kebaikan akan mengalahkan kejahatan”, maka
dalam cerita hal tersebut harus dimunculkan melalui aksi tokoh-
tokohnya sehingga penonton dapat menangkap maksud dari cerita
bahwa sehebat apapun kejahatan pasti akan dikalahkan oleh
kebaikan.

2. Menentukan Persoalan (Konflik).

Persoalan atau konflik adalah inti dari cerita drama. Tidak


ada cerita drama tanpa konflik. Oleh karena itu pangkal persoalan
atau titik awal konflik perlu dibuat dan disesuaikan dengan tema
yang dikehendaki. Misalnya dengan tema “kebaikan akan
mengalahkan kejahatan,” pangkal persoalan yang dibicarakan
adalah sikap licik seseorang yang selalu memfitnah orang lain
demi kepentingannya sendiri. Persoalan ini kemudian
dikembangkan dalam cerita yang hendak dituliskan.

3. Membuat Sinopsis (ringkasan cerita)

Gambaran cerita secara global dari awal sampai akhir


hendaknya dituliskan. Sinopsis digunakan pemandu proses
penulisan naskah sehingga alur dan persoalan tidak melebar.
Dengan adanya sinopsis maka penulisan lakon menjadi terarah dan
tidak mengada-ada.

4. Menentukan Kerangka Cerita.

Kerangka cerita akan membingkai jalannya cerita dari awal


sampai akhir. Kerangka ini membagi jalannya cerita mulai dari
pemaparan, konflik, klimaks sampai penyelesaian. Dengan
membuat kerangka cerita maka penulis akan memiliki batasan
yang jelas sehingga cerita tidak bertele-tele. William Froug (1993)

48
misalnya, membuat kerangka cerita (skenario) dengan empat
bagian, yaitu pembukaan, bagian awal, tengah, dan akhir. Pada
bagian pembukaan memaparkan sketsa singkat tokoh-tokoh cerita.
Bagian awal adalah bagian pengenalan secara lebih rinci masing-
masing tokoh dan titik konflik awal muncul. Bagian tengah adalah
konflik yang meruncing hingga sampai klimaks. Pada bagian akhir,
titik balik cerita dimulai dan konflik diselesaikan. Riantiarno
(2003), sutradara sekaligus penulis naskah Teater Koma,
menentukan kerangka lakon dalam tiga bagian, yaitu pembuka
yang berisi pengantar cerita atau sebab awal, isi yang berisi
pemaparan, konflik hingga klimaks, dan penutup yang merupakan
simpulan cerita atau akibat.

5. Menentukan Protagonis.

Tokoh protagonis adalah tokoh yang membawa laku


keseluruhan cerita. Dengan menentukan tokoh protagonis secara
mendetil, maka tokoh lainnya mudah ditemukan. Misalnya, dalam
persoalan tentang kelicikan, maka tokoh protagonis dapat
diwujudkan sebagi orang yang rajin, semangat dalam bekerja,
senang membantu orang lain, berkecukupan, dermawan, serta
jujur. Semakin detil sifat atau karakter protagonis, maka semakin
jelas pula karakter tokoh antagonis. Dengan menulis lawan dari
sifat protagonis maka karakter antagonis dengan sendirinya
terbentuk. Jika tokoh protagonis dan antagonis sudah ditemukan,
maka tokoh lain baik yang berada di pihak protagonis atau
antagonis akan mudah diciptakan.

6. Menentukan Cara Penyelesaian.

Mengakhiri sebuah persoalan yang dimunculkan tidaklah


mudah. Dalam beberapa lakon ada cerita yang diakhiri dengan baik

49
tetapi ada yang diakhiri secara tergesa-gesa, bahkan ada yang
bingung mengakhirinya. Akhir cerita yang mengesankan selalu
akan dinanti oleh penonton. Oleh karena itu tentukan akhir cerita
dengan baik, logis, dan tidak tergesa-gesa.

7. Menulis.

Setelah semua hal disiapkan maka proses berikutnya adalah


menulis. Mencari dan mengembangkan gagasan memang tidak
mudah, tetapi lebih tidak mudah lagi memindahkan gagasan dalam
bentuk tulisan. Oleh karena itu, gunakan dan manfaatkan waktu
sebaik mungkin.

7. Akting yang baik dalam drama

Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa


gerak/gesture. Dialog yang baik ialah dialog yang :
1. terdengar (volume baik)
2. jelas (artikulasi baik)
3. dimengerti (lafal benar)
4. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan
dalam naskah)
5. Gerak yang balk ialah gerak yang :
6. terlihat (blocking baik)
7. jelas (tidak ragu-ragu, meyakinkan)
8. dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)
9. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan
dalam naskah)

50
Penjelasan :
1. Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar sampai
jauh.
2. Artikulasi yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata
terucap dengan jelas dan terang meskipun diucapkan dengan cepat
sekali. Jangan terjadi kata-kata yang diucapkan menjadi tumpang
tindih.
3. Lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hukum
pengucapan bahasa yang dipakai . Misalnya berani yang berarti
“tidak takut” harus diucapkan berani bukan ber-ani.
4. Menghayati atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan harus
dapat menimbulkan kesan yang sesuai dengan tuntutan peran
dalam naskah.
5. Blocking ialah penempatan pemain di panggung, diusahakan
antara pemain yang satu dengan yang lainnya tidak saling
menutupi sehingga penonton tidak dapat melihat pemain yang
ditutupi.
6. Pemain lebih baik terlihat sebagian besar bagian depan tubuh
daripada terlihat sebagian besar belakang tubuh. Hal ini dapat
diatur dengan patokan sebagai berikut
a. Kalau berdiri menghadap ke kanan, maka kaki kanan
sebaiknya berada didepan.
b. Kalau berdiri menghadap ke kiri, maka kaki kiri sebaiknya
berada didepan.
c. Harus diatur pula balance para pemain di panggung. Jangan
sampai seluruh pemain mengelompok di satu tempat.
Dalam hal mengatur balance, komposisinya:
· Bagian kanan lebih berat daripada kiri
· Bagian depan lebih berat daripada belakang
· Yang tinggi lebih berat daripada yang rendah
· Yang lebar lebih berat daripada yang sempit

51
· Yang terang lebih berat daripada yang gelap
· Menghadap lebih berat daripada yang membelakangi

Komposisi diatur tidak hanya bertujuan untuk enak


dilihat tetapi juga untuk mewarnai sesuai adegan yang
berlangsung; Jelas, tidak ragu-ragu, meyakinkan,
mempunyai pengertian bahwa gerak yang dilakukan jangan
setengah-setengah bahkan jangan sampai berlebihan. Kalau
ragu-ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebihan
terkesan over acting. Dimengerti, berarti apa yang kita
wujudkan dalam bentuk gerak tidak menyimpang dari
hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat
barang yang berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita
akan miring ke kiri, dsb. Menghayati berarti gerak-gerak
anggota tubuh maupun gerak wajah harus sesuai tuntutan
peran dalam naskah, termasuk pula bentuk dan usia.

8. Manfaat Drama

Banyak hal yang dapat kita raih dalam bermain drama, baik fisik
maupun psikis. Pembicaraan ini tidak akan memisahkan secara rinci antara
bermain drama dan teater, karena keduanya merupakan satu kesatuan yang
utuh. Di bawah ini akan diuraikan manfaat bermain drama atau teater.

c. Meningkatkan pemahaman

Meningkatkan pemahaman kita terhadap fenomena dan


kejadian-kejadian yang sering kita saksikan dan kita hadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Kita menyadari bahwa memahami orang
lain merupakan pekerjaan yang paling sulit dan membutuhkan
waktu. Untuk itu drama/teater merupakan salah satu cara untuk

52
memecahkannya. Dengan bermain drama atau berteater kita selalu
berkumpul dengan orang-orang yang sama sekali berbeda dengan
diri kita. Dari segi individual differences inilah kita dituntut untuk
memahami orang lain. Pemahaman kita kepada orang lain tidak
hanya dilihat dari orangnya, melainkan keseluruhan orang tersebut.
Meliputi sifat, watak, cara berbicara, cara bertindak (tingkah laku),
cara merespon suatu masalah, merupakan keadaan yang harus kita
pahami dari orang tersebut.

d. Mempertajam kepekaan emosi

Drama melatih kita untuk menahan rasa, melatih kepekaan


rasa, menumbuhkan kepekaan, dan mempertajam emosi kita. Rasa
kadang kala tidak perlu dirasakan, karena sudah ada dalam diri
kita. Perlu diingat bahwa rasa, sebagai sesuatu yang khas, perlu
dipupuk agar semakin tajam. Apa yang ada dihadapan kita perlu
adanya rasa. Kalau tidak, maka segala sesuatu yang ada akan kita
anggap wajar saja. Padahal sebenarnya tidak demikian. Kita
semakin peka terhadap sesuatu tentu saja melalui latihan yang
lebih. Rasa indah, seimbang, tidak cocok, tidak asyik, tidak mesra
adalah bagian dari emosi. Oleh karena itu, perasaan perlu
ditingkatkan untuk mencapai kepuasan batin.

Drama menyajikan semua itu. Peka panggung, peka


kesalahan, peka keindahan, peka suara atau musik, peka lakuan
yang tidak enak dan enak, semua berasal dari rasa. Semakin kita
perasa semakin halus pula tanggapan kita terhadap sesuatu yang
kita hadapi.

53
e. Pengembangan ujar

Naskah drama sebagai genre sastra, hampir seluruhnya berisi


cakapan. Cakapan secara tepat, intonasi, maka ujar kita semakin
jelas dan mudah dipahami oleh lawan bicara. Kejelasan tersebut
dapat membantu pendengar untuk mencerna makna yang ada.
Harus ada kata yang ditekankan supaya memudahkan pemaknaan.
Dimana kita memberi koma (,) dan titik (.). hampir keseluruhan
konjungsi harus diperhatikan selam kita berlatih membaca dalam
bermain drama. Suara yang tidak jelas dapat berpengaruh pada
pendengar dan lebih-lebih pemaknaan pendengar atau penonton. Di
sini perlu adanya kekuatan vokal dan warna vokal yang berbeda
dalam setiap situasi. Tidak semua situasi memerlukan vokal yang
sama. Tidak semua kalimat harus ditekan melainkan pasti ada yang
dipentingkan. Drama memberi semua kemungkinan ini. Sebagai
salah satu karya sastra yang harus dipentaskan dan berisi lakuan
serta ucapan.

f. Apresiasi dramatik

Apresiasi dramatik dikatakan sebagai pemahaman drama.


Realisasi pemahaman ini adalah dengan pernyataan baik dan tidak
baik. Kita bisa memberi pernyataan tersebut jika kita tidak pernah
mengenal drama. Semakin sering kita menonton pementasan drama
semakin luas pula pemahaman kita terhadap drama atau teater.
Karena itulah, kita dituntut untuk lebih meningkatkan kecintaan
kita terhadap drama. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh
wawasan dramatik yang lebih baik.

54
g. Pembentukan Postur Tubuh

Postur berkaitan erat dengan latihan bermain drama, latihan


ini dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu dasar dan lanjut.
Yang termasuk latihan dasar ini adalah latihan vokal dan latihan
olah tubuh. Yang terkait dengan postur adalah olah tubuh.
Kelenturan tubuh diperlukan dalam bermain drama, sebab bermain
drama memerlukan gerak-gerik. Gerak-gerik inilah yang nantinya
dapat membentuk postur tubuh kita sedemikian rupa.

h. Berkelompok (Bersosialisasi)

Bermain drama tidak mungkin dilaksanakan sendirian,


kecuali monoplay. Bermain drama, secara umum, dilakukan secara
berkelompok atau group. Betapa sulitnya mengatur kelompok
sudah kita pahami bersama, bagaimana kita bisa hidup secara
berkelompok adalah bergantung pada diri kita sendiri.
Masing-masing orang dalam kelompok drama memiliki tugas dan
tanggung jawab yang sama. Tak ada yang lebih dan tak ada yang
kurang, semuanya sama rendah dan sama tinggi, sama-sama
penting. Untuk itu, drama selalu menekankan pada sikap
pemahaman kepada orang lain dan lingkungannya.
Kelompok drama harus merupakan satu kesatuan yang utuh.
Semua unsur dalam drama tidak ada yang tidak penting, melainkan
semuanya penting. Rasa kebersamaan, memiliki, dan menjaga
keharmonisan kelompok merupakan tanggung jawab dan tugas
semua anggota kelompok itu. Bukan hanya tugas dan tanggung
jawab ketua kelompok. Baik buruknya pementasan drama tidak
akan dinilai dari salah seorang anggota kelompok tetapi semua
orang yang terlibat dalam pementasan. Oleh karena itu, perlu
adanya kekompakan, kebersamaan, dan kesatuan serta keutuhan.

55
i. Menyalurkan hobi

Bermain drama dapat juga dikatakan sebagai penyalur hobi.


Hobi yang berkaitan dengan sastra secara umum dan drama
khususnya. Dalam drama terdapat unsur-unsur sastra. Drama
sebagai seni campuran (sastra, tari, arsitektur).

9. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pementasan Drama

 Prolog yaitu kata –kata pembukaan dalam suatu pementasan drama.


 Epilog yaitu kata-kata penutup dalam suatu pementasan drama
yang berisikanpesan, kesimpulan dan amanat.
 Monolog yaitu berbicara sendiri dalam suatu pementasan drama.
 Dialog yaitu bagian dari naskah drama atau percakapan para
pemain.
 Tata panggung

Sesuaikah tata panggung dengan tema tersebut? Misalnya tema


tentang keadaan perang, tentu saja tata panggung harus bisa
menggambarkan hal itu.

 Pemeran

Pemeran sangat memengaruhi berhasil tidaknya suatu


pertunjukan drama. Pemeran harus mampu menampilkan watak dari
tokoh yang diperankannya.

 Kostum

Kostum akan mendukung pementasan tersebut. Pemilihan


kostum harus sesuai karakter tokoh yang diperankannya.

56
 Suara

Suara sangat memengaruhi kelancaran suatu pementasan.


Suara dapat berupa vokal si pemain ataupun musik yang mengiri
pementasan itu. Penggunaan pengeras suara sangat diperlukan jika
pemain tidak dapat bersuara secara lantang dan jelas

Contoh teks drama :

Perpecahan 3 Sahabat

Kisah ini terjadi disebuah sekolah yang sangat terkenal. Disana ada suatu
persahabatan yang sangat erat yang bisa mereka sebut dengan 3BG. Di ruangan
kelas yang terdapat berbagai kursi dan meja yang tertata rapi terjadi suatu
keributan, yang disebabkan salah satu anggotanya.

Aldi : Kenapa ya...., persahabatan 3BG kok sangat erat ? aku ingin
persahabatan mereka jadi putus, tapi bagaimana caranya ? (diam sambil memikir
sesuatu)

Aldi : Ah…., aku curi saja dompetnya Andin, dan setelah itu aku aruh staja di
tasnya Aulia, Andin dan Audy pasti akan menuduh Aulia. (Terlihat anggota 3BG
masuk kedalam kelas tertawa-tawa).

Andin : (sambil membuka tasnya dan terlihat sedang mencari sesuatu dan
wajahnya sangat gelisah)

Audy : Ada apa Din, kok kayaknya gelisah banget ?

Andin : Aduh gimana nih, dompetku hilang.

Aulia : Kok bisa hilang, mungkin ada di rumah kamu.

Andin : Nggak mungkin, tadi aku inget kok dompetku sudah aku masukkan
kedalam tasku.

57
(Tiba-tiba Aldi memotong pembicaraan mereka dengan lagak sok tahu)
Aldi : Aku tahu siapa yang mencuri dompet kamu.

Andin : Emangnya siapa Al ?

Aldi : Dia adalah sahabatmu sendiri yang bernama Aulia.

Audy : Nggak mungkinlah dia yang mencuri dompetku, kamu kok sok tahu
banget sih.

Aldi : Ya sudah kalau kamu nggak percaya, kamu geledah tasnya Aulia.
Andin : Maafkan aku Lia, aku harus menggeledah tasmu untuk membuktikan
omong kosongnya Aldi.

Aulia : Ya sudahlah nggak apa ?” Andin dan Audy menggeledah tasnya Aulia
dan beberapa lama kemudian dompet Andin ditemukan ditasnya Aulia.
Aldi : Tuhkan bener kataku, Aulia si miskin itu yang mencurinya.
Andin : Kamu kok tega sih Aulia, kalau kamu butuh uang kamu tinggal bilang
sama kami, bukan begini caranya, selama kami selalu membantu kamu, tapi kamu
kok tega banget.

Aulia : Tapi bukan aku yang mencurinya.

Aldi : Terus kamu tuduh aku yang mencurinya, jelas dompet Andin ada di tas
kamu kan?

Audy : Dasar, sudah dikasih hati malah minta jantung.

Andin : Mulai saat ini kamu tidak akan jadi sahabat kami lagi.

Audy : Dasar kau anak miskin. (sambil menampar pipi Aulia) Mereka kemudian
duduk ditempat mereka masing-masing

Aulia : Ya Allah, cobaan apa yang kau berikan pada persahabatan kami, apa
salah kami sehingga kau memberi cobaan ini. Ya Allah kembalikan persahabatan
kami seperti dulu lagi.

58
Beberapa lama kemudian bel pulang berbunyi, Andin dan Audy pulang
bersama tanpa Aulia. Diperjalanan pulang Andin menerima telpon dari Papanya
yang berada diluar negeri.

Kring………kring…..kring….
Andin : Hallo assalamu alaikum, ada apa Pa, kok tumben telpon aku.

Papa : Waalaikum salam, Din Papa mau kasih kabar ke kamu, sebelumnya
maafkan Papa, perusahaan Papa disini bangkrut.

Andin : Apa Pa, bangkrut kok bisa begitu ?

Papa : proyek yang Papa Buat mengelami rugi yang sangat besar, Jadi Papa
harus menjual perusahaan Papa untuk membayar ganti rugi.

Andin : Jadi kita jatuh miskin Pa?

Papa : Begitulah, besok Papa dan Mama akan pulang ke Indonesia, dan kita
harus cari kontrakan rumah, karena rumah kita akan di segel oleh bank.

Tiba-tiba Andin memutuskan telpon dengan rasa tidak percaya.

Andin : Ini nggak mungkin. (sambil membanting HP nya)

Audy : Ada apa Din?

Andin : Perusahaan Papaku bangkrut dan sekarang aku jatuh miskin.

Audy : Sabar ya.. Din! ini pasti bisa kamu lewati kok.

Andin : Audy kamu adalah sahabat aku yang paling setia denganku, tolong
jangan tinggalkan aku.

Audy : Ya… nggak mungkinlah aku ninggalin kamu, tidak seperti Aulia yang
menghianati sahabatnya sendiri.

59
Andin : Terima kasih Audy.

(Tiba-tiba ada motor yang melaju kencang hingga menambrak Audy, untungnya
saja Aulia menolong Audy).

Aulia : Awas Audy. (sambil berteriak dan mendorong Audy)

Audy : Kamu nggak apakan Aulia.

Aulia : Nggak aku nggak apa kok.

(Pengendara motor itu kemudian turun dari motornya)

Aldi : Kamu nggak apa kan Aulia?

Aulia, Andin, Audy : Aldi…..

Aldi : Maafkan aku yaaa! aku nggak sengaja.

Audy : Makanya kalau naik motor itu jangan kencang-kencang.

Aldi : Ya.. maafkan aku!

Andin : Ya.... sudahlah nggak apa.

Aldi : Din aku mau ngomong sesuatu sama kamu, tentang masalah tadi di
kelas.

Andin : Emangnya ada apa Al?

Aldi : Sebenarnya yang mencuri dompet kamu itu bukan Aulia, melainkan
aku.

Andin : Apa Aldi?

60
Aldi : Aku iri dengan persahabatan kalian yang sangat erat, makanya itu aku
mencoba untuk merusak persahabatan kalian, sekali lagi maafkan aku.

Andin : Jadi bukan Aulia yang mencurinya ?

Audy : Jadi persahabatan kita bersatu lagi dong.

Andin : Persahabatan kita akan selalu abadi sepanjang masa.

Aulia : Sampai akhir hayat menjemput kita, persahabatan ini Akan tetap
bersatu... bersatu.

Andin : 3BG.

Audy : Three.

Aulia : Beautiful.

Andin : Girl.

(Sambil menujukkan tanda persahabatan mereka yang berupa cincin)

Aldi : Oke deh. (Sambil mengacungkan jempol)

Akhirnya persahabatan mereka bersatu kembali, dan tidak ada yang memisahkan
mereka sampai akhir hayat menjemput.

Analisis unsur intrinsik

No Unsur Intrinsik Keterangan


1 Tema Persahabatan
2 Latar a. Tempat
· Ruang kelas (Terlihat anggota 3BG masuk
kedalam kelas tertawa-tawa.)
· Sekolah (Kisah ini terjadi disebuah sekolah
yang sangat terkenal bernama SMAN 1 Tepo
Sliro.)

61
· Jalan (“Tiba-tiba ada motor yang melaju
kencang hingga menambrak Audy, untungnya
saja Aulia menolong Audy”.)
b. Waktu
· Waktu sekolah (“ Di ruangan kelas yang
terdapat berbagai kursi dan meja yang tertata
rapi terjadi suatu keributan, …….”)
· Pulang sekolah (“Beberapa lama kemudian
bel pulang berbunyi, Andin dan Audy pulang
bersama tanpa Aulia.”)
c. Suasana
· Gelisah (“Ada apa Din, kok kayaknya
gelisah banget ?”)
· Tegang (“Di ruangan kelas yang terdapat
berbagai kursi dan meja yang tertata rapi
terjadi suatu keributan, yang disebabkan salah
satu anggota 3BG”.)
· Gembira, penuh canda dan tawa (“Terlihat
anggota 3BG masuk kedalam kelas tertawa-
tawa”.)
· Sedih (“Ya Allah, cobaan apa yang kau
berikan pada persahabatan Kami, apa salah
kami sehingga kau memberi cobaan ini, Ya
Allah kembalikan persahabatan kami seperti
dulu lagi”.)
· Susah (” Perusahaan Papaku bangkrut dan
sekarang aku jatuh miskin”.)
· Menegangkan (“Awas Audy. - sambil
berteriak dan mendorong Audy”)
3 Tokoh  Aulia

62
 Andin
 Audy
 Aldi
 Papa
4 Penokohan a. Aulia: Baik hati, sabar ( “Ya Allah,
cobaan apa yang kau berikan pada
persahabatan Kami, apa salah kami
sehingga kau memberi cobaan ini, Ya
Allah kembalikan persahabatan kami
seperti dulu lagi”, Tiba-tiba ada motor
yang melaju kencang hingga menambrak
Audy, untungnya saja Aulia menolong
Audy)
b. Andin: Baik hati, pemarah (“ Mulai
saat ini kamu tidak akan jadi sahabat
kami lagi.”, ” Kamu kok tega sih Aulia,
kalau kamu butuh uang kamu tinggal
bilang sama kami, bukan begini caranya,
selama kami selalu membantu kamu,
tapi kamu kok tega banget.”)
c. Audy: Baik hati, pemarah (“ Sabar
ya.. Din! ini pasti bisa kamu lewati
kok.”, “ Dasar kau anak miskin. (sambil
menampar pipi Aulia)”)
d. Aldi: Iri hati (“ Aku iri dengan
persahabatan kalian yang sangat erat,
makanya itu aku mencoba untuk
merusak persahabatan kalian”)
e. Papa: Bertanggung jawab (“proyek
yang Papa Buat mengelami rugi yang

63
sangat besar, Jadi Papa harus menjual
perusahaan Papa untuk membayar ganti
rugi.”)

5 Alur Maju
6 Sudut Pandang Orang ketiga serba tahu
7 Amanat  Janganlah berburuk sangka terhadap
orang lain tanpa bukti yang kuat
 Hendaknya tidak iri hati terhadap
kebahagiaan orang lain.
 Haruslah bisa menjaga perasaan dalam
persahabatan
 Jadilah orang yang pemaaf bagi orang
di sekitar.

Analisa Unsur Ekstrinsik

No Unsur Ekstrinsik Keterangan


1 Nilai Sosial Adanya diskriminasi kepada kelompok sosial
di bawah, seperti yang diucapkan si Audy
kepada Aulia. (Dasar kau anak miskin. (sambil
menampar pipi Aulia) Mereka kemudian
duduk ditempat mereka masing-masing)

2 Nilai Agama Aulia berdoa kepada Allah agar persahabatan


mereka kembali baik seperti dulu.

3 Nilai Moral  Aldi merasa iri hati terhadap


persahabatan Andin, Audy, dan Aulia.
 Aulia bersabar menghadapi cobaan
dalam persahabatannya.

64
 Aldi melakukan hal licik agar
persahabatan 3BG pecah.

Analisa struktur teks drama

Eksposisi Kisah ini terjadi disebuah sekolah yang sangat


terkenal. Disana ada suatu persahabatan yang sangat erat
yang bisa mereka sebut dengan 3BG. Di ruangan kelas yang
terdapat berbagai kursi dan meja yang tertata rapi terjadi
suatu keributan, yang disebabkan salah satu anggotanya.
Raising Action Aldi iri terhadap persahabatan ketiga anggota 3 BG
yang sangat dekat. Aldi ingin memisahkan dan
menghancurkan persahabatan mereka.
Complication Aldi mengambil dompet Andin dan diletakkannya di
tas Aulia, sahabat Andin. Aldi berharap, Andin membenci
Aulia karena mengira bahwa Aulia mencuri dompetnya.
Klimaks Andin marah kepada Aulia karena ia mengira Aulia
lah yang telah mencuri dompetnya, ia menampar Aulia dan
menjauhinya. Ayah Andin bangkrut dan Andin jatuh miskin.
Resolusi Aulia setia menemani Andin walaupun Andin acuh
padanya. Setelah Aulia menyelamatkan Andin dari
kecelakaan, Andin sadar bahwa itulah makna persahabatan
yang sebenarnya. Aldi juga telah mengakui kesalahannya.

65
 Contoh gambar pementasan drama

66
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Tajuk Rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan
pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan
pada saat surat kabar itu diterbitkan.
2. Dalam tajuk rencana berisikan opini atau pendapat dari penulis tajuk yang
bersifat logis dan sistematis.
3. Struktur dalam tajuk rencana adalah pernyataan pendapat, argumentasi,
penyataan/penegasan ulang pendapat (reiteration)
4. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat
manusia merupakan sumber pokok drama.
5. Dalam drama terdapat unsur instrinsik dan ekstrinsik.
6. Struktur drama yaitu eksposisi, raising action, complication, klimaks,
resolusi.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna, sehingga


penulis merasa masih perlu belajar lagi dalam membuat makalah. Dengan
demikian, penulis mengharapkan pembaca mau memberikan kritik dan saran
terhadap makalah ini. Penulis juga meminta maaf jika terdapat kata – kata yang
kurang berkenan dalam penulisan makalah ini. Selain itu, penuli juga berharap
agar makalah ini dapat dijadikan referensi dan membantu pembaca dalam
menyelesaikan tugas tentang “Tajuk Rencana dan Drama”

67
DAFTAR PUSTAKA

https://putriastini.wordpress.com/2014/02/19/pengertian-drama/

https://id.wikipedia.org/wiki/Tajuk_rencana

http://www.startkampus.net/2016/10/tajuk-rencana-arti-ciri-ciri-jenis-dan.html

http://ikharizmaputrirahayu.co.id/2012/11/analisis-tajuk-rencana.html

http://khomummy.co.id/2013/10/makalah-tentang-drama_30.html

https://pastiguna.com/contoh-artikel-ilmiah/

http://www.huwagu.com/2017/01/teks-editorial-tajuk-rencana-pengertian-
struktur-contoh.html

http://goccol.co.id/2016/10/pengertian-fungsi-ciri-struktur-dan.html

http://www.gudangnews.info/2015/03/anaslisis-drama-dengan-judul-
perpecahan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Film_drama

http://www.berpendidikan.com/2015/05/struktur-teks-drama-yang-baik.html

68

Anda mungkin juga menyukai