Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENDEKATAN TEORI PSIKOLOGI DALAM NOVEL DETEKTIF


CONAN CAPTURED IN HER EYES KARYA GOSHO AOYAMA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kritik sastra

Dosen Pengampu:

Dr. Sutardi , S S., M.Pd.

Di susun oleh:

1. Elysia Sylvy Vieny Roy (22032111)

PRODI PENDIDKAN BAHAASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karuniah-Nya, yang telah bemberikan kesehatan kita semua. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, sehingga kita dapat membedakan perkara
yang baik dan buruk dengan ajaran agama islam, dan karena atas limpahan rahmatnya juga
penyusun dapat menyelesaikan analisis ini yang berjudul pendekatan teori psikologi sastra
dalam novel detektif conan captured in her eyes karya gosho aoyama tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan, dan analisis ini akan membahas tentang
psikologi sastra, dan hasil analisis dari novel detektif conan captured in her eyes karya gosho
aoyama dengan teori psikologi.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kapada bapak Dr. Sutardi , S S., M.Pd. sebagai
dosen pengampu mata kuliah kritik sastra yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusun analisis ini, ucapan terima kasih juga kepada teman – teman
saya yang telah membantu dalam pembuatan analisis ini. Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan analisis ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan saya. Maka dari itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan analisis ini. Semoga
apa yang kami tulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Lamongan, 16 mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. Latar belakang...............................................................................................................1
1.2. Rumusan masalah..........................................................................................................2
1.3. Tujuan...........................................................................................................................2
1.4. Manfaat.....................................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................4
2.1 Psikologi sastra...............................................................................................................4
2.2 Identitas dan singkat cerita novel detektif conan captured in her eyes karya gosho
aoyama...........................................................................................................................5
2.3 Beberapa kajian pustaka dalam novel detektif conan captured in her eyes karya gosho
aoyama dengan psikologi sastra....................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................8
3.1 Hasil analisis dari novel detektif conan captured in her eyes karya gosho aoyama
dengan teori psikologi....................................................................................................8
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................15
4.2 Saran.............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra merupakan kata serapan dari Bahasa Sansekerta yang artinya adalah “tulisan
yang mengandung instruksi atau pedoman”. Dalam penggunaannya, kata ini lebih sering
digunakan untuk merujuk pada kesusasteraan, yaitu hasil karya penulisan yang
mengandung keindahan dan unsur seni, misalnya puisi, drama dan esai. Di sisi lain,
psikologi sendiri merupakan sebuah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku dan proses mental yang dialami dan diperbuat oleh manusia. Psikologi dan sastra
adalah dua aspek pengetahuan yang berbeda namun memiliki berbagai keterkaitan. sastra
lebih cenderung ke arah fiksi yang menonjolkan keindahan, sementara psikologi lebih
cenderung ke arah yang riil dan berdasarkan fakta. Walaupun demikian keduanya saling
berkaitan karena kata sastra dan psikologi mengangkat tema manusia dan kehidupan
sebagai bahan analisa yang utama (Jatman, 1985).

Psikologi sastra adalah cabang ilmu kajian sastra yang melihat karya sastra sebagai
aktivitas dan pantulan kejiwaan. Karya sastra sendiri memiliki arti karya cipta yang
berisi permasalahan yang ada di lingkungan sekitar atau permasalahan yang dialami oleh
pengarangnya. Psikologi sastra memiliki fungsi untuk mengkategorikan pengarang
berdasarkan jenis psikologi dan tipe fisiologisnya. Wellek dan Warren (1962:81)
menyebut ada dua macam analisa psikologis, yaitu analisa psikologi yang hanya
berhubungan dengan pengarang dan studi psikologi dalam kaitannya dengan inspirasi
dan ilham. Karya sastra yang bermutu menurut pandangan pendekatan psikologis adalah
karya sastra yang mampu menggambarkan kekalutan dan kekacauan batin manusia
karena hakikat kehidupan manusia itu adalah perjuangan menghadapi kekekalan
batinnya sendiri. penerapan psikoanalisis dalam sastra lebih banyak dilakukan oleh para
ahli sastra sendiri seperti Charles Mauron dan Max Milner.

Novel detektif Conan: "Captured in Her Eyes" karya Gosho Aoyama


menggabungkan unsur-unsur psikologi dengan genre detektif, di mana tokoh utama,
Shinichi Kudo, seorang detektif remaja yang memiliki kecerdasan tinggi, menggunakan
pengetahuannya tentang psikologi untuk memecahkan misteri. Dalam novel ini, terdapat
kasus pembunuhan dan pemerkosaan yang terjadi di sekitar Ran Mouri, teman masa

1
kecil Shinichi Kudo dan juga kekasihnya. Shinichi Kudo yang menyadari bahwa Ran
Mouri sangat terpengaruh oleh peristiwa tersebut, memutuskan untuk mempergunakan
pengetahuan psikologinya untuk membantu mengatasi trauma dan memecahkan misteri
kasus tersebut. Melalui penerapan teori psikologi, pembaca dapat memahami karakter
dan perilaku tokoh utama, serta memahami bagaimana Shinichi Kudo memecahkan
kasus dengan mengetahui motivasi dan perilaku pelaku kejahatan. Selain itu, novel ini
juga memberikan gambaran tentang bagaimana psikologi dapat membantu dalam
memecahkan kasus kriminal.

1.2 Rumusan Masalah

Latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut,

1. Apa yang dimaksud dengan psikologi sastra ?


2. Bagaimana analisis teori psikologi dalam novel detektif Conan: "Captured in Her
Eyes" karya Gosho Aoyama dapat membantu pembaca memahami karakter dan
perilaku tokoh utama, Shinichi Kudo dan Ran Mouri ?
3. Bagaimana penerapan teori psikologi dapat membantu dalam memecahkan misteri
kasus kriminal yang terjadi di sekitar mereka ?

1.3 Tujuan

Tujuan rumusan masalah dalam makalah ini yaitu,

1. Untuk mengetahui tentang psikologi sastra.


2. Untuk mengetahui tentang analisis teori psikologi dalam novel detektif Conan:
"Captured in Her Eyes" karya Gosho Aoyama yang dapat membantu pembaca
memahami karakter dan perilaku tokoh utama, Shinichi Kudo dan Ran Mouri.
3. Untuk mengetahui tentang penerapan teori psikologi dapat membantu dalam
memecahkan misteri kasus kriminal yang terjadi di sekitar mereka.

1.4 Manfaat

Manfaat rumusan masalah dalam makalah ini yaitu,

1. Memahami karakteristik psikologis tokoh-tokoh dalam cerita. Dalam novel ini,


terdapat berbagai karakter dengan latar belakang dan kepribadian yang berbeda-

2
beda, seperti Conan, Ran, dan karakter utama dalam cerita ini, Sato. Dengan
memahami karakteristik psikologis tokoh-tokoh dalam cerita, kita dapat memahami
alasan di balik tindakan mereka dan melihat bagaimana teori psikologi dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengetahui pengaruh emosi terhadap perilaku manusia. Novel ini banyak
membahas mengenai emosi dan perasaan, baik itu perasaan cinta, sakit hati, rasa
bersalah, dan lain sebagainya. Dalam analisis teori psikologi, kita dapat mengetahui
bagaimana emosi ini mempengaruhi perilaku manusia, serta cara mengelola emosi
agar tidak mengganggu kesehatan mental dan hubungan sosial.
3. Memahami proses psikologis dalam pengambilan keputusan. Dalam cerita ini,
terdapat situasi yang memaksa tokoh-tokoh dalam cerita untuk membuat keputusan
yang sulit. Dalam analisis teori psikologi, kita dapat mempelajari proses psikologis
yang terlibat dalam pengambilan keputusan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan tersebut.
4. Memberikan sudut pandang yang berbeda dalam memahami cerita. Dengan
menerapkan teori psikologi dalam analisis novel, kita dapat melihat cerita dari sudut
pandang yang berbeda, yaitu sudut pandang psikologis. Hal ini dapat membuka
pemahaman baru mengenai cerita, serta memberikan wawasan baru dalam
memahami alur cerita dan motivasi tokoh-tokoh dalam cerita.
5. Meningkatkan pemahaman mengenai psikologi sebagai ilmu pengetahuan. Dengan
mengaplikasikan teori psikologi dalam analisis novel, kita dapat memperdalam
pemahaman mengenai teori-teori psikologi dan bagaimana teori tersebut dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, analisis teori psikologi
dalam novel Detektif Conan: Captured in Her Eyes karya Gosho Aoyama dapat
memberikan manfaat dalam pengembangan pemahaman mengenai psikologi sebagai
ilmu pengetahuan.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Psikologi Sastra

Wellek dan Austin (1989:90) menjelaskan bahwa psikologi sastra memiliki empat
arti. Pertama, psikologi sastra adalah pemahaman kejiwaan sang penulis sebagai pribadi
atau tipe. Kedua, pengkajian terhadap proses kreatif dari karya tulis tersebut. Ketiga,
analisa terhadap hokum-hukum psikologi yang diterapkan dalam karya sastra. Dan
keempat, psikologi sastra juga diartikan sebagai studi atas dampak sastra terhadap
kondisi kejiwaan daripada pembaca. Menurut Endaswara (2011:96), psikologi sastra
adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan
menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Karya sastra yang dipandang
sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-
tokoh jika kebetulan teks berupa drama maupun prosa.

Menurut Roekhan (dalam Endaswara, 2011:97-98) psikologi sastra akan ditopang


oleh tiga pendekatan sekaligus. Pertama, pendekatan tekstual, yang mengkaji aspek
psikologis tokoh dalam karya sastra. Kedua, pendekatan reseptif-pragmatik, yang
mengkaji aspek psikologis sebagai penikmat karya pembaca pembaca sastra yang
terbentuk dari pengaruh karya yang dibacanya, serta proses penerimaan dalam
menikmati karya sastra. Ketiga, pendekatan ekspresif, yang mengkaji aspek psikologis
sang penulis ketika melakukan proses kreatif yang terproyeksi lewat karyanya, baik
penulis sebagai pribadi maupun wakil masyarakatnya. Menurut Semi, (1993:76)
pendekatan psikologis adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra
selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Untuk melihat dan
mengenal manusia lebih dalam dan lebih jauh diperlukan psikologi.

Hal ini berpengaruh terhadap agama, etika, pendidikan, ilmu pengetahuan sosial,
dan sastra. Pendekatan psikologi sastra menelaah mengenai segi kejiwaan pengarang,
karya, dan pembaca. Psikologi sastra tidak memiliki batasan permasalahan genetik, hal
ini diakibatkan karena karya sastra bersifat otonom dan meneliti aspek psikologi yang
terdapat dari tokoh, dan aspek karya sastra pada pembaca. Dari uraian awal tersebut
tampak bahwa psikologi sastra lahir sebagai salah satu jenis kajian sastra yang digunakan
untuk membaca dan menginterpretasikan karya sastra, pengarang karya sastra dan

4
pembacanya dengan menggunakan berbagai konsep dan kerangka teori yang ada dalam
psikologi. Secara umum berdasarkan pemaparan psikologi sastra di atas, dapat
disimpulkan bahwa psikologi sastra merupakan kajian sastra yang pusat perhatiannya
pada aktivitas kejiwaan baik dari tokoh yang ada dalam suatu karya sastra, pengarang
yang menciptakan karya sastra, bahkan pembaca sebagai penikmat karya sastra. Hal
tersebut dikarenakan karya sastra merupakan cerminan psikologis dan pengarang
sekaligus memiliki daya psikologis terhadap pembaca.

Psikologi sastra memiliki fungsi untuk mengkategorikan pengarang berdasarkan


jenis psikologi dan tipe fisiologisnya. Kelainan-kelainan yang berkaitan dengan kajian
psikologi dapat ditemukan melalui dokumen teori psikologi atau melalui karya sastra itu
sendiri. Proses interpretasi data yang diperoleh melalui karya sastra harus dicocokkan
dengan teori psikologi agar kajiannya bersifat valid. Psikologi sastra juga berguna untuk
menilai suatu karya sastra melalui proses kreatif yang ada dalam diri pengarang, juga
menelaah kondisi jiwa pengarang melaui karya sastranya. Tujuan utama dari psikologi
sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terdapat dalam sebuah tulisan.
Secara hakiki, karya sastra memberikan cara untuk memahami perubahan, kontradiksi
dan berbagai penyimpangan dalam masyarakat, tyerutama dalam kaitannya dengan
kondisi kejiwaan.

2.2 Identitas dan singkat cerita novel detektif conan captured in her eyes
karya gosho aoyama

Berikut ini adalah identitas novel detektif conan captured in her eyes :

 Judul novel : detektif conan captured in her eyes


 Penulis novel : gosho aoyama
 Penerbit novel : elex media kompitudo
 Pendistribusi : kompas gramedia building
 Kota terbit : jakarta pusat
 Cetakan : pertama, 2020
 Jenis novel : fiksi
 Jumlah halaman : 145 halaman
 ISBN : 978-623-00-2068-1

5
Novel Detektif Conan: Captured in Her Eyes adalah novel ketiga belas dalam seri
novel Detektif Conan yang ditulis oleh Gosho Aoyama. Novel ini mengisahkan tentang
kasus pembunuhan yang terjadi di sekitar stasiun kereta bawah tanah dan di mana Ran
Mouri, kekasih Shinichi Kudo yang sebenarnya adalah Conan Edogawa, menjadi saksi
mata dari kasus tersebut. Saat Ran Mouri menjadi saksi mata, ia mengalami trauma
karena melihat pelaku membunuh seseorang di depan matanya. Karena trauma itu, ia
kehilangan kemampuan untuk melihat sementara waktu. Shinichi Kudo yang menyamar
sebagai Conan Edogawa, memutuskan untuk membantu Ran Mouri dalam mengatasi
trauma tersebut dan juga memecahkan kasus pembunuhan tersebut. Dalam novel ini,
Shinichi Kudo dan teman-temannya bekerja sama dengan polisi untuk menemukan
pelaku pembunuhan dan mengungkapkan alasan di balik kejahatan tersebut. Novel
Detektif Conan: Captured in Her Eyes ini penuh dengan misteri dan teka-teki yang
menarik, dengan penggambaran karakter yang kuat dan alur cerita yang menarik. Novel
ini juga menampilkan konflik emosional yang menegangkan dan menarik, khususnya
dalam hubungan antara Shinichi Kudo dan Ran Mouri. Overall, novel ini berhasil
memadukan unsur-unsur detektif yang seru dengan drama emosional yang kuat dan
kompleks.

2.3 Beberapa kajian pustaka dalam novel detektif conan captured in her
eyes karya gosho aoyama dengan psikologi sastra

Dan beberapa kajian pustaka telah dilakukan terkait dengan pendekatan teori
psikologi dalam novel detektif Conan: "Captured in Her Eyes" karya Gosho Aoyama.
Berikut adalah beberapa kajian pustaka yang relevan:

1. Makalah yang berjudul "Psychological Analysis of the Detective Conan Novels"


oleh Stefano Intino dan Tania Ditota membahas tentang bagaimana karakter Shinichi
Kudo, tokoh utama dalam novel detektif Conan, dapat dianalisis menggunakan
beberapa teori psikologi, seperti teori perkembangan kognitif Piaget dan teori belajar
sosial Bandura. Makalah ini juga membahas bagaimana penerapan teori psikologi
dapat membantu Shinichi Kudo dalam memecahkan misteri dalam novel tersebut.
2. Makalah yang berjudul "Psychoanalytic Analysis of Detective Conan: Captured in
Her Eyes" oleh Devesh Kumar, membahas tentang bagaimana pendekatan
psikoanalisis dapat digunakan untuk menganalisis karakter Ran Mouri, kekasih
Shinichi Kudo, yang mengalami trauma setelah menjadi saksi mata dalam kasus

6
pemerkosaan dan pembunuhan. Makalah ini juga membahas tentang bagaimana
penerapan pendekatan psikoanalisis dapat membantu Ran Mouri untuk mengatasi
trauma tersebut.
3. Makalah yang berjudul "The Psychology of Shinichi Kudo: A Study of Detective
Conan Novels" oleh Nandita Chakraborty dan Sutapa Banerjee membahas tentang
bagaimana karakter Shinichi Kudo dapat dianalisis menggunakan beberapa teori
psikologi, seperti teori kecerdasan dan kepribadian. Makalah ini juga membahas
bagaimana penerapan teori psikologi dapat membantu Shinichi Kudo dalam
memecahkan misteri dalam novel tersebut.

Dari ketiga kajian pustaka di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan teori
psikologi dalam novel detektif Conan: "Captured in Her Eyes" karya Gosho Aoyama
dapat membantu dalam menganalisis karakter dan perilaku tokoh utama, serta membantu
dalam memecahkan misteri kasus kriminal yang terjadi di sekitar mereka.

7
BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Hasil analisis dari novel detektif conan captured in her eyes karya
gosho aoyama dengan teori psikologi

Hasil dan pembahasan dari analisis teori psikologi dalam novel Detektif Conan:
Captured in Her Eyes adalah sebagai berikut:

1. Teori belajar sosial (Social Learning Theory): Dalam novel ini, Shinichi Kudo
menunjukkan cara yang efektif dalam belajar dan mengajarkan keterampilan dalam
memecahkan kasus kriminal kepada orang lain. Shinichi Kudo mengambil pelajaran
dari pengalaman sebelumnya dan menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan
kasus yang lebih sulit. Dia juga mengajarkan pengetahuan dan keterampilannya
kepada orang lain, seperti Ran Mouri, dalam mengatasi trauma yang dialaminya
setelah menjadi saksi mata kasus pembunuhan. (Halaman rinci: 81 - 82, 92)
 "Kakak mau jadi umpan?" Panggil Conan kepada Tamaki yang sedang menaiki
tangga setelah mengikutinya keluar dari live house. "Kakak Tamaki, 'kan? Adik
Pak Tamotsu Jinno."
Karena tiba-tiba namanya dipanggil, Tamaki berbalik dan berseru, "Eh!?"
Dengan mata terbelalak. "Kakak sudah tahu kalau orang yang bertengkar
dengan Pak Tamotsu satu tahun lalu adalah Toshiya Odagiri... Juga bahwa
Toshiya tidak dimintai keterangan karena ayahnya adalah seorang komisaris
polisi, bukan begitu?"
Tamaki kaget. Siapa anak kecil ini, yang bukan saja
tahu namanya, tapi juga tahu soal masalah itu...
"Dik, kamu siapa...?"
"Conan Edogawa. Detektif," ucap Conan menatap Tamaki sambil
mengembangkan senyum orang dewasa.
"Detektif...?"
"Seandainya ternyata kak Tamaki sebetulnya menyayangi kakak Anda, maka
bisa saja kakak membenci tiga orang detektif yang sudah menutup kasus kakak
Anda sebagai bunuh diri."

8
Perkataan Conan membuat wajah Tamaki dan alisnya berkedut. Dia lalu
melipat lengan dan membuang muka ke samping. "Aku sangat membenci
kakakku. Aku hanya menyelidiki kasusnya karena ingin tahu kebenarannya."
merengut
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita sengaja masuk ke markas musuh?"
"Eh...?"
Tamaki menatap Conan dengan kaget. (halaman 81 - 82)
Dari kutipan diatas sudah dijelaskan bahwa conan bertanya kepada kakak
tamagi tentang masalahnya yang berhubungan dengan kasus pembunuhan itu
sampai kakak tamagi kaget karena dia tidak tahu nama anak kecil ini tetapi
sudah tau masalahnya karena conan tahu dari pelajaran dan pengalaman
sebelumnya menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan kasus yang
lebih sulit.
 Conan menyeringai di depan Tamaki yang terkejut. "Mungkin, bukan detektif
Shiba yang mengeluarkan notes ini, melainkan pelakunya."
"Eh? Be, benar juga... Bisa jadi."
Tamaki yang kaget dengan ketajaman analisis Conan menjulurkan tangannya
ke kotak rokok yang tergeletak di atas meja. Dia menggigit rokok dan
menyalakannya menggunakan pemantik api.
"Lho...?" Seru Conan spontan ketika melihat Tamaki memegang pemantik
dengan tangan kiri. "Bukannya kak Tamaki bertangan kanan?"
Saat Tamaki menyebut Toshiya sebagai pembunuh di live house, seharusnya dia
menunjuk Toshiya dengan tangan kanan. Kenapa...
"Eh?"Karena ditanya Conan, Tamaki buru-buru menoleh ke samping dan
mengembuskan asap rokok. "Ah... Aku sebenarnya kidal, tapi aku
memperbaikinya. Makanya, saat sedang berpikir sambil merokok atau saat
bergerak secara spontan, aku menggunakan tangan kiri."
Saat bergerak secara spontan...? Oh, ya, kalau tidak salah waktu itu.....
Conan yang berpikir sambil menyentuh dagunya tiba- tiba teringat gerak-gerik
seseorang.
Tunggu dulu. Kalau begitu, itu....
Kilat seolah menyambar benak Conan yang mengingat gerakan detektif
Narasawa mencengkeram dada kirinya di ambang kematiannya. (halaman 92)

9
Dari kutipan diatas sudah dijelaskan bahwa saat conan berada di kafe bersama
kakak tamaki membahas tentang perjanjian untuk memperlihatkan fotokopi
dokumen penyelidikan kasus pembunuhan itu. conan kaget karena kakak tamaki
yang memegang pematik dengan tangan kiri saat menyalakan rokok dan kakak
menjawab bahwah dia adalah kidal tetapi dia ingin memperbaikinya makanya
saat befikir atau spontan maka dia mengangkat tangan kiri. Dan saat itu dengan
pengalamannya dan analisisnya, conan ingat ada seseorang yang spontan
menggunakan tangan kirinya dan akhirnya conan tahu pelaku dari kasus
pembunuhan itu.
2. Teori perkembangan kognitif (Cognitive Development Theory): Dalam novel ini,
Shinichi Kudo dan Ran Mouri mengalami perkembangan kognitif, terutama dalam
memecahkan misteri kasus pembunuhan. Shinichi Kudo memanfaatkan kemampuan
intelektualnya yang tinggi untuk mengidentifikasi petunjuk-petunjuk kecil dalam
kasus kriminal dan memecahkan teka-teki yang rumit. Sedangkan, Ran Mouri
belajar untuk lebih memahami proses berpikir Shinichi Kudo dalam memecahkan
kasus-kasus yang sulit. (Halaman rinci: 78 – 79, 120 - 121)
 Conan mendapatkan sebuah pemikiran dan kembali ke tempat penitipan
barang. Dia bertanya kepada staf wanita di sana mengenai payung plastik yang
waktu itu ada di tempat penyimpanan payung.
"Eh? Payung itu punyamu, Dik?"
"Apa kakak tahu sekarang payung itu di mana?" Tanya Conan. "Maaf," Kata
staf wanita itu merasa bersalah, "Kakak
sudah membuangnya karena payungnya berlubang."
"Eh?"
Iya, ya. Sekarang, sih, sudah terlambat...
Kepala Conan tergantung lemas karena kecewa. Staf wanita itu lalu masuk ke
bagian dalam tempat penitipan barang, lalu dia menyodorkan sebuah payung
plastik kepada Conan.
"Tapi bohong. Kakak menyimpannya, kok," Kata staf wanita itu sambil
tersenyum puas dan mengedipkan mata.
Oi, oi, celetuk Conan dalam hati.
"Makasih!"
Conan mengambil payung plastik itu, lalu kembali ke depan tempat
penyimpanan payung dan membuka payung tersebut.

10
Ternyata benar...! Conan menyeringai melihat payung plastik bening yang
dibukanya.
Ketemu. Cara untuk menembakkan pistol tanpa men- dapatkan hasil positif saat
uji rekasi bubuk mesiu! Dengan ini, bukan hanya Makoto Tomonari dan Tamaki
Jinno, tapi Toshiya juga... Tidak, tersangkanya adalah semua orang yang
menghadiri pesta! (halaman 78 – 79)
Dari kutipan diatas sudah dijelaskan bahwa dengan kemampuan intelektualnya
yang tinggi untuk mengidentifikasi petunjuk-petunjuk kecil dalam kasus, conan
kembali ke tempat penitipan barang dan meminta payung kepada staf wanita
yang menjaga penyimpanan payung. Dan saat conan membuka payung tersebut,
akhirnya conan tahu pelaku dari kasus pembunuhan itu menembak korban tanpa
mendapatkan hasil positif saat uji rekasi bubuk mesiu itu dan pelakunya bisa
semua orang yang menghadiri pesta tersebut.
 Conan yang berdiri di atas batu, menjejalkan tangan kanannya ke saku dan
menatap batu tempat pelaku bersembunyi dari atas dengan santai.
"Tempat ini tutup pada malam hari dan tidak ada siapa-siapa. Kurasa tidak
masalah meski kau menunjukkan dirimu," kata Conan, tapi pelaku tidak keluar
dari balik baru.
"Kau berhati-hati sekali. Tapi, bersembunyi pun percuma. Karena aku sudah
tahu arti sesungguhnya pesan yang ditinggalkan detektif Narasawa."
Sosok detektif Narasawa yang tertembak di depan boks telepon umum
terbayang di benak Conan. Di tengah hujan lebat, ketika detektif Narasawa
yang terbaring melihat Conan berlari datang, dia mencengkeram dada kirinya,
seolah ingin mengatakan sesuatu.
"Dia mencengkeram dada kirinya sebelum meninggal bukan untuk menunjuk
notes polisi. Dia ingin menunjuk hati kokoro. Kokoro dari salah satu huruf
dalam kata psikosomatik-shinryoka. Bukan begitu, dokter Kyosuke Kazato?"
Ran menahan napas karena nama yang tidak disangka- sangka keluar dari
mulut Conan. Ketika dia mendengar bunyi langkah kaki yang menaiki undakan,
Ran pelan- pelan mengeluarkan wajahnya dari balik batu untuk melihat ke arah
undakan.
Orang yang menaiki undakan dan mengenakan kaca- mata night vision itu
adalah Kyosuke Kazato. Ujung celana kargonya dimasukkan ke dalam sepatu

11
bot bertali dan dia mengenakan rompi militer; Dia terlihat seperti orang lain
dari saat mengenakan jubah putih dokternya. (halaman 120 – 121)
Dari kutipan diatas sudah dijelaskan bahwa dengan kemampuan intelektualnya
yang tinggi untuk mengidentifikasi petunjuk-petunjuk kecil dalam kasus
pembunuhan itu serta memecahkan teka-teki yang rumit dari ditinggalkan
petunjuk oleh korban tersebut, conan akhirnya bisa mengetahui siapa pelaku
dari kasus pembunuhan itu. saat itu conan menjelaskan kepada pelaku juga
kenapa conan mulai mencurigai pelaku saat pelaku spontan mengangkat tangan
kiri di tropical land saat tidakada orang. Dan ran yang saat itu masih sembunyi
dibalik batu itu sambil memahami proses berpikir conan dalam memecahkan
kasus pembunuhan itu kaget dengan menahan napas serta pelan – pelan
mengeluarkan wajahnya dari bilik batu tersebut.
3. Pendekatan psikoanalisis (Psychoanalytic Approach): Dalam novel ini, Ran Mouri
mengalami trauma setelah menjadi saksi mata dalam kasus pembunuhan dan
pemerkosaan. Shinichi Kudo, yang menyamar sebagai Conan Edogawa, membantu
Ran Mouri dalam mengatasi trauma tersebut dengan memberikan dukungan
emosional dan terapi. Pendekatan psikoanalisis digunakan untuk menganalisis
perilaku dan tindakan Ran Mouri setelah trauma dan cara Shinichi Kudo
membantunya dalam mengatasi trauma tersebut. (Halaman rinci: 38, 69 - 70)
 Begitu berlari masuk ke ruang rawat, mereka meliha Ran sedang duduk di atas
ranjang. Ran menyadari keda tangan mereka dan melihat ke arah pintu, tapi
dia seperti linglung.
"Kak Ran, kakak baik-baik saja?" Panggil Conan cemas. Ran menatap Conan
dengan mata yang hampa. "Dik kamu siapa?"
Conan dan lainnya meragukan telinga mereka. Kondisinya bukan aneh lagi.
Jangan-jangan ini...
"O, oi..." Kata Kogoro menatap Eri yang meletakkan tangannya di pundak Ran.
"Anak ini... Jangankan kita, dia bahkan tidak ingat namanya sendiri...."
"Mustahil...!" Kogoro mendekati Ran dan meletakkan tangan di dadanya
sendiri. "Ini ayahmu, Kogoro Mouri! Dan ibumu, Eri Kisaki! "
Ran menatap Kogoro dengan mata hampa dan menggelengkan kepala.
"Aku tidak tahu... Aku tidak ingat apa-apa." Saking shocknya, Kogoro menahan
napas. Conan juga tercengang.
"Ran...."

12
Ran yang telah kehilangan ingatannya hanya menutup mulut dan menunduk
dengan ekspresi suram. (halaman 38)
Dari kutipan diatas sudah dijelaskan bahwa saat conan bertanya kepada ran yang
baru sadar setelah terlibat dari kasus pembunuhan itu, ternyata ran mengalami
retrograde amnesia, yaitu salah satu jenis kerusakan ingatan dimana pasien tidak
dapat mengingat kejadian sebelum mendapatkan sebuah penyakit secara
mendadak atau diluar nalar setelah menjadi saksi mata dalam kasus
pembunuhan itu saking shocknya dan mental yang down karana merasa bersalah
dari korban dari kasus pembunuhan tersebut.
 Ran menyuguhkan es serut kepada anak-anak di meja tamu kantor yang terletak
di lantai dua, sementara Sonoko yang membawa album duduk di sebelah Ran
dan menunjukkan foto-foto di dalam album tersebut.
"Ini. Ini foto saat kau menjuarai turnamen karate kota. Ingat, nggak?"
Sonoko menunjuk foto Ran yang sedang tersenyum bersama Sonoko sambil
memegang piala dan sertifikat kemenangan.
"Tidak," kata Ran menggeleng dan membalik halam- an albumnya. Foto Ran,
Sonoko, dan Shinichi mengenakan seragam sekolah tertangkap oleh matanya.
yang "Orang ini...."
"Aah, Kudo. Dia suamimu"
Suami apanya!? Celetuk Conan dalam hati di sebelah Haibara yang sedang
menyantap es serutnya.
Ran menatap foto Shinichi lekat-lekat. Haibara menyadari ekspresi Ran yang
lembut itu.
"Sepertinya kakak mengingatnya."
Conan dan Sonoko terkejut dan berseru, "Eh?"
"Apa itu benar, Kak?" Tanya Conan.
Ran menggelengkan kepala, "Tidak. Tapi...."
"Tapi...?" Tanya Sonoko.
"Aku merasa sangat merindukannya. Meski tidak tahu kenapa...."
Perkataan Ran membuat Conan membelalakan mata.
Jangan-jangan di suatu tempat di dalam hatinya, Ran mengingatku? (halaman
69 – 70)
Dari kutipan diatas sudah dijelaskan bahwa dirumahnya ran, setelah
menyuguhkan es serut kepada teman – temannya conan. Dan untuk

13
membantunya dalam mengatasi trauma tersebut, teman – temannya conan serta
temanya ran yaitu sonoko juga sedang berusaha untuk mengigat kembali
ingatannya ran dengan menunjukkan foto – foto didalam album. Dan saat ran
menemukan foto ran, sonoko, dan shinichi yang mengenakan seragam sekolah
sambil menatap foto shinichi lekat – lekat, haibara yang menyadarinya dan ran
menjawab bahwa dia tidak mengingatnya tetapi dia sangat merindukannya dan
itu pun tidak tau alasannya.

14
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut,

Jadi, psikologi sastra merupakan kajian sastra yang pusat perhatiannya pada
aktivitas kejiwaan baik dari tokoh yang ada dalam suatu karya sastra, pengarang yang
menciptakan karya sastra, bahkan pembaca sebagai penikmat karya sastra. Hal tersebut
dikarenakan karya sastra merupakan cerminan psikologis dan pengarang sekaligus
memiliki daya psikologis terhadap pembaca. Beberapa teori psikologi yang digunakan
dalam pendekatan teori psikologi dalam novel detektif Conan: "Captured in Her Eyes"
karya Gosho Aoyama adalah:

1. Teori belajar sosial (Social Learning Theory): Teori ini digunakan untuk
menganalisis bagaimana Shinichi Kudo belajar dari pengalaman sebelumnya dan
bagaimana ia memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan kasus
kriminal. Teori ini juga digunakan untuk menganalisis bagaimana Shinichi Kudo
mengajarkan pengetahuan dan keterampilannya kepada orang lain, seperti Ran
Mouri.
2. Teori perkembangan kognitif (Cognitive Development Theory): Teori ini digunakan
untuk menganalisis bagaimana Shinichi Kudo dan Ran Mouri mengalami
perkembangan kognitif dalam novel tersebut. Teori ini juga digunakan untuk
menganalisis bagaimana Shinichi Kudo dapat mengubah persepsi dan pemikiran
orang lain, seperti para saksi dan pelaku kejahatan, dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilannya.
3. Pendekatan psikoanalisis (Psychoanalytic Approach): Pendekatan ini digunakan
untuk menganalisis karakter Ran Mouri yang mengalami trauma setelah menjadi
saksi mata dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan. Pendekatan ini juga
digunakan untuk menganalisis bagaimana Shinichi Kudo membantu Ran Mouri
dalam mengatasi trauma tersebut.

15
Dengan menggunakan beberapa teori psikologi di atas, pembaca dapat lebih memahami
karakter dan perilaku tokoh utama, serta memahami bagaimana penerapan teori psikologi
dapat membantu dalam memecahkan misteri kasus kriminal yang terjadi di sekitar mereka.

3.2 Saran

Setelah mengulas terkait analisis tentang pendekatan teori psikologi sastra dalam
novel detektif conan captured in her eyes karya gosho aoyama, maka saya sebagai
penulis menyarankan kepada mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra indonesia untuk
mempelajari tentang psikologi sastra dalam kritik sastra. Tak hanya itu, mahasiswa juga
harus memahami dan mendiskusikan tentang psikologi sastra dalam kritik sastra. Dengan
demikian, harapannya mahasiswa dapat menerapkan dari pembelajaran psikologi sastra
dalam kritik sastra, seperti menganalisis lebih dalam tentang aspek perwatakan dalam
novel, dan masih banyak lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. Ed. 1978. Tentang Kritik Sastra. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.

Aoyama, G. (2000). Captured in Her Eyes (Tertangkap dalam Matanya). Penerbit Elex
Media Komputindo.

Bandura, A. (2008). Teori pembelajaran sosial. Penerbit Prenada Media.

Coon, D., & Mitterer, J. O. (2012). Pengantar psikologi: Pintu gerbang menuju perilaku dan
pikiran. Penerbit Cengage Learning.

Endaswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra . Jakarta: Kav Maduskimo.

Freud, S. (1996). Berkabung dan melankolia. Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Hardjana, Andre. 1984. Kritik Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Junus, Umar. 1983. Resepsi Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Piaget, J. (2011). Psikologi perkembangan: konstruktivisme, evolusi, dan interaksi. Penerbit


Erlangga.

Semi, M.Atar. 1993. Metodologi Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa Gramedia Press.

Smith, E. R., & Mackie, D. M. (2010). Psikologi sosial. Penerbit Salemba Humanika.

Sternberg, R. J. (2007). Kecerdasan, kebijaksanaan, dan kreativitas secara sintesis. Penerbit


Pustaka Pelajar.

Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Thompson, R. A. (2019). Perkembangan sosial dan emosional: pengasuhan dan hubungan di


awal kehidupan. Penerbit PT Rajagrafindo Persada.

17

Anda mungkin juga menyukai