BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalamberbagai macam bentuk seperti puisi, novel, film, dan lain-lain. Karya
sastraberupa novel saat ini sangat diminati oleh para pecinta sastra. Dengan
dapat membuatpara pembaca merasa nyaman dan menjadi bagian dari cerita novel
sebuah karya sastra (novel) ke dalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di
sudah tidak asing lagi terhadap cerita tersebut yang pada akhirnya mendukung
aspek komersial. Selain itu, ada juga yang menitikberatkan pada ide cerita yang
1
2
membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.
tersebut tumbuh karena jalan cerita yang tidak sesuai antara film dengan yang ada
(penikmat karya sastra) seperti cerita dalam film yang tidak sama atau melenceng
dari karya sastranya (novel). Ada juga yang beranggapan bahwa film tidak
mampu menangkap inti cerita dari karya sastra (novel) sehingga ceritanya
berbeda, anggapan tersebut bukan saja muncul dari penonton, tetapi juga dari
pengarang karya sastra itu sendiri. Meskipun demikian, bukan berarti ekranisasi
masyarakat. Proses pemindahan dari sebuah karya sastra (novel) ke layar putih
atau media ini tentu tidak bisa menghindari munculnya perubahan. Cerita, tokoh,
alur, latar, dan bahkan tema, bisa mengalami perubahan dari bentuk asli karya
sastra (novel) dalam bentuk film. Apabila teks karya sastra berbicara melalui
bahasa dan kata-kata, maka film berbicara menggunakan bentuk visual (gambar).
karya sastra (novel) ke film terjadi perubahan. Novel adalah kreasi individual dan
pemikiran, dan ide, dapat saja menuliskannya di atas kertas dan jadilah sebuah
3
novel yang siap untuk dibaca atau tidak dibaca orang lain. Tidak demikian
dibayangkan oleh pembaca akan berbeda dengan imajinasi yang terdapat dalam
menyampaikan apa yang terbayang olehnya dan apa yang dirasakannya melalui
kata-kata tersebut, sedangkan dalam film lebih banyak mengambil inti cerita yang
emosi penonton ketika menonton film. Terkadang film yang didaptasi dari novel
tidak pernah sesuai dengan harapan pembaca. Banyak perbedaan yang timbul
dalam film yang diangkat dari sebuah novel, hal tersebut dikarenakan adanya
keterbatasan durasi film bagi sutradara sehingga cerita yang terdapat dalam novel
Saat ini sudah banyak novel Yang diadaptasi menjadi film dan tayang
di bioskop Indonesia seperti Dilan(2017), penulis novel adalah Pidi Baiq dan
Sarawati dan sutradara Rizki Baiki, Hujan Bulan Juni(2017),penulis novel adalah
Danur(2017), penulis novel adalah Risa Saraswati dan sutradara Awi Suryadi,
dan Sabtu Bersama Bapak(2016)penulis novel adalah Aditya Mulya dan Monty
4
Tiwa. Film tersebut bisa di akses saat ini melalui aplikasi Viu, Netflix, WeTV,
dari novel mengalami perubahan baik dari segi latar, alur dan tokoh. Perubahan
cerita novel menjadi film menarik untuk dikaji agar pembaca danpenonton
mengetahui hal apa saja yang menjadi pembeda, sehingga dapat mengambil
hal baik dan buruk pada bagian-bagian yang berubah antara novel dan film.
Pemindahan dari novel ke layar putih mau tidak mau mengakibatkan timbulnya
berbagai perubahan. Oleh karena itu, ekranisasi juga bisa disebut sebagai proses
audio visual. Jika di dalam novel ilustrasi dan penggambaran atau pelukisan
dilakukan dengan menggunakan media bahasa atau kata-kata, dalam film semua
menghadirkan suatu rangkaian peristiwa. Perbedaan media dua genre karya seni,
memiliki karakteristik yang berbeda pula. Bahasa sebagai medium karya sastra
memiliki sifat keterbukaan pada imajinasi pengarang. Proses mental lebih banyak
terjadi dalam hal ini. Bahasa yang digunakan memungkinkan memberi ruang yang
luas bagi pembaca untuk menafsir dan mengimajinasi tiap-tiap yang ditontonnya.
5
Faktor lain yang berpengaruh adalah durasi waktu dalam penikmatan film.
pembayangan
dunia kata menjadi dunia gambar yang bergerak berkelanjutan. Apa yang awalnya
dengan film. Penonton film disuguhi gambar-gambar hidup, kongkret, dan visual,
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk membandingkan novel dan film
kkn di desa penari dengan teori struktural untuk menemukan perbedaan sehingga
B. Rumusan Masalah
1. bagaimana persamaan dan perbedaan struktur novel dan film kkn desa penari
karya sumpleman?
6
C. Tujuan Penelitian
1. untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan novel dan film kkn di desa
D. Manfaat Penelitian
untuk memotivasi gagasan baru yang lebih kreatif di masa yang akan datang.
penelitian lain yang telah ada sebelumnya khususnya tentang persamaan dan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
tetapberada pada jalur yang sistematis. Landasan teori tersebut digunakan untuk
menganalisis perbandingan antara novel dengan film. Teori ini akan menganalisis
perbedaan serta dampak yang terjadi pada kedua hasil karya tersebut
1. Ekranisasi
Pemindahan novel ke bentuk film dilakukan karena biasanya novel tersebut sudah
(1991: 60) mengatakan bahwa ekranisasi ialah suatu proses pengangkatan sebuah
novel ke dalam bentuk film dan pada saat pemindahan novel ke film akan ada
ekranisasiyaitu proses perubahan dan proses perubahan tersebut terjadi pada alat
yang digunakan, yakni mengubah kata-kata yang ada pada novel menjadi gambar
7
8
ke dalam film akan ada beberapa perubahan yang terjadi dalam film dan
a) Penciutan
cerita dalam sebuah karya sastra ketika hendak diekranisasi. Eneste(1991: 61)
mengatakan bahwa reduksi unsur sastra dapat dilakukan melalui unsur alur cerita,
latar, tokoh maupun penokohan, dan melalui reduksi tersebut maka semua cerita
dalam novel tidak akan muncul dalam film. Oleh karena itu, beberapa bagian
b) Penambahan
ke dalam bentuk film. Proses penambahan bisa terjadi pada ranah cerita, alur,
tidakterdapat sama sekali dalam novel tetapi ditampilkan dalam film misalnyaalur,
latar tokoh, penokohan, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, penambahan hanya
akan terfokus pada penambahan alur saja, karena penambahan alur dalam film
c) Perubahan Bervariasi
variasi tertentu antara novel dan film. Berbagai perubahan bisa saja terjadi dalam
ranah ide cerita, dan lain sebagainya. Variasi yang terjadi dalam ekranisasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain durasi waktu pemutaran, media yang
kedalam bentuk film, seorang sutradara merasa perlu membuat beberapa variasi
dalam film, sehingga film hasil ekranisasi dari novel tersebut tidak sama seperti
novel aslinya. Selain itu, dalam pemutaran film pun mempunyai waktu yang
terbatas agar penonton tidak bosan saat menonton film hingga selesai, sehingga
semua konten dalam novel tidak bisa dialihkan ke dalam film. Dalam penelitian
ini, perubahan bervariasi hanya akan terfokus pada unsur atar tempat saja, karena
latar tempat dalam film dirasa sudah cukup mewakili dari segi aspek perubahan
bervariasi.
2. Sastra Bandingan
Salah satu kajian yang telah meluas di dunia akademik ialah sastra
pada awal abad ke-19. Kegiatan sastra bandingan pertama kali dicetuskan oleh
terbit tahun 1868. Dalam artikel tersebut dijelaskannya bahwa cabang studi sastra
bandingan berkembang pada awal abad ke-19 di Prancis. Adapun pada abad ke-
10
ilmu sastra yang tidak dapat menghasilkan teori sendiri. Boleh dikatakan teori apa
pun bisa dimanfaatkan dalam penelitian sastra bandingan, sesuai dengan objek
dan tujuan penelitiannya. Dalam beberapa tulisan, sastra bandingan juga disebut
perbandingan adalah yang utama. Prinsip sastra bandingan yang utama adalah
prinsip untuk memahami dan memberikan makna karya yang bersangkutan. Karya
tersebut diprediksi sebagai reaksi, penyerapan, atau transformasi dari karya yang
lain. Sastra bandingan lebih dari sekedar pengaruh, ambilan, atau jiplakan,
(a) Afinitas, yaitu keterkaitan unsur-unsur intrinsik (unsur dalaman) karya sastra,
misalnya unsur struktur, gaya, tema, mood (suasana yang terkandung dalam karya
(b) Tradisi, yaitu unsur yang berkaitan dengan kesejarahan penciptaan karya
sastra.
(c) Pengaruh.
3. Novel
dari bahasa Italia novella (dalam bahasa Jerman: novelle). Secara harfiahnovella
berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai “cerita
cukupannya,tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Karya sastra
yang disebutnovellette adalah karya yang lebih pendek daripada novel tetapi lebih
hiburan, tetapi jugasebagai bentuk seni yang mempelajari dan melihat segi-segi
kehidupan dan nilaibaik buruk (moral) dalam kehidupan dan mengarahkan kepada
pembaca tentangpekerti yang baik dan budi yang luhur (Waluyo, 2002:36-37).
12
masing- masing unsur. Unsur-unsur ini membentuk sebuah struktur cerita besar
sulit jika dibandingkan dengan cerpen.Dikatakan lebih mudah karena novel tidak
padat dan dikatakan sulitkarena novel dituliskan dalam skala besar sehingga
pembaca terhadap bagian- bagian dari alur cerita. Keteledoran ini akan menjadi
pengarang sendiri.
tentangkehidupan dan tersusun atas unsur intrinsik dan ekstrinsik yang padu dan
4. Film
Berbeda dengan novel yang merupakan hasil karya individu, sebuah film
merupakan hasil karya kolektif atau bersama. Oxford Advanced Learner’s Dictary
moving picture recordedwith sound that tells a story, show non television oratthe
asassinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video,
dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segalabentuk, jenis, dan
ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atauproses lainnya, dengan atau
beberapakesamaan unsur dalam struktur novel dan struktur film. Mereka sama-
samamemiliki tokoh, latar, alur, dan juga dialog. Hal inilah yang membuat cerita
B. Pendekatan Struktural
Dalam sebuah penelitian, baik dalam karya sastra maupun tulisan ilmiah
tersebut. Dalam karya sastra cerita rakyat, masalah-masalah yang timbul biasanya
(struktural) dan unsur-unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang menjadi
pembangun karya sastra itu sendiri. Pendekatan struktural yang menurut Satoto
meneliti karya sastra sebagai karya yang otonom dan terlepas dari latar belakang
sosial, sejarah, biografi pengarang dan segala hal yang ada di luar karya sastra.
tema, plot atau alur, perwatakan atau penokahan, latar atau setting, sudut pandang
keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama
sebenarnya, tidak mungkin ada pembedaan bentuk dan isi. Bentuk diberi makna
dalam kaitannya dengan isi. Isi diberi pencerahan oleh gejala bentuk yang terpadu
dengannya.
masingmasing unsur yang terdapat di dalam cerita yang dianalisis. Struktur karya
sastra menurut Sumardjo (1997) terdiri atas unsur-unsur alur, penokohan, tema,
latar, dan amanat sebagai unsur yang paling menunjang dan paling dominan
sebuah cerita yang secara khusus menerangkan sebagian besar unsurnya dengan
cara sederhana. Atau singkatnya, tema adalah ide pokok atau utama dalam sebuah
karya sastra. Tokoh menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995), adalah orang
(orang-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh
yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Namun
pada karya sastra seperti dongeng atau fabel, tokoh tidak hanya diperankan oleh
16
manusia. Aminuddin (2008) mengatakan bahwa tokoh dalam karya rekaan selalu
mempunyai sifat, sikap, tingkah laku atau watak-watak tertentu. Dengan kata lain,
masingmasing.
akibat. Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995), setting atau latar disebut
juga sebagai landas tumpu, mengarah pada pengertian tempat, waktu, dan
makna karya artistiknya, untuk dapat sampai dan berhubungan dengan pembaca.
(2) ekspresi,
Sebab itulah ada pendapat yang menjelaskan bahwa gaya adalah orangnya
atau pengarangnya karena lewat gaya kita dapat mengenal bagaimana sikap dan
merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan
adalah dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral
tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita
unsur karya sastra yang secara bersamaanmenghasilkan sebuah satu kesatuan yang
struktural novel dan film yang terdiri atas unsurtokoh dan penokohan, alur dan
dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya seorang tokohyang tergolong
18
para tokoh yang membentuk sebuah jalan cerita. Alurjuga bisa disebut plot atau
Alur merupakan unsur fiksi yangsangat penting, karena semakin jelas hubungan
antara peristiwa ataukejadian yang ditampilkan maka semakin mudah dan jelas
sikap tokoh dalam cerita. Semua peristiwa yang ditampilkandalam cerita tak lain
dari perbuatan dan tingkah laku para tokoh, baikyang bersifat verbal maupun
pengertian tempat, waktu dan lingkungan sosialyang terjadi. Sehingga latar adalah
tentang unsur latar yang terdapat dalamcerita. Unsur latar dapat dibedakan ke
1. Latar Tempat
dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yangdigunakan biasanya berupa tempat-
tempat dengan namatertentu. Latar tempat tanpa nama jelas biasanya hanya
2. Latar Waktu
3. Latar Sosial
Selain itu, latar sosial jugaberhubungan dengan status sosial tokoh yang
bersangkutan.
cerita. Dalam karya sastra pengarang ingin menyampaikan pesan moral dan pesan
sosial yang nantinya akanmenjadi amanat bagi pembaca atau penikmat karya
sastra.
C. Penelitian Relevan
sastra bandingan dan kajian ekranisasi yaitu penelitian dari Faradilla Romli,
Makna Tabu Karena Penciutan dalam ekranisasi dari novel ke film kkn di desa
penari persamaan tersebut dari segi penggunaan teori kajian ekranisasi dan di teliti
bandingan yaitu penelitian dari Prastika Aderia mahasiswa Program Studi Bahasa
dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang dengan judul penelitian yaitu
Ekranisasi Novel ke Film Surat Kecil Untuk Tuhan. Tetapi dengan novel dan film
yang berbeda.
21
sama menggunakan objek formal kajian ekranisasi. Yang menjadi perbedaan pada
penelitian ini yaitu penulis menggunakan objek novel dan film kkn desa penari.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
menggunakan penelitian benda mati subjek yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu novel “kkn di desa penari” karya sumpleman yang diterbitkan oleh pt.
bukune kreatif cipta yang diterbitkan pada tahun 2019 dengan jumlah 256
halaman. selain itu, ada juga film” kkn di desa penari” yang diproduksi oleh md
pictures dan pichouse films dengan sutradara awi suryadi. film “kkn di desa
penari” dirilis pertama kali pada 30 april 2022 dengan durasi 121 menit.
B. Metode Penelitian
novel ke dalam film kkn di desa penari karya sumpleman : sebuah kajian sastra
bandingan. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
(Ratna,2006:53).
22
kemudian menginterpretasikan.
21
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik membaca
a. Membaca Novel “kkn di desa penari” karya sumpleman secara cermat untuk
b. Menafsirkan serta membuat deskripsi dari data yang sudah di dapat sehinggah
2. Teknik menonton
a. Menonton film “kkn di desa penari” karya sutradara awi suryadi secara cermat
b. Menafsirkan dan membuat deskripsi dari data yang sudah didapat sehinggah
3. Teknik Mencatat
Mencatat data-data dari sumber data, dalam hal ini Novel “Kkn Di Desa Penari”
Dan Film “Kkn Di Desa Penari” Sesuai Dengan Permasalahan Yang Dikaji Yaitu
Dalam penelitian ini teknik yang gunakan untuk menganalisis data yang
Karya sumpleman.
Pada tahap penyajian data, peneliti berusaha menyusun data yang relevan
hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa
yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Penyajian data yang
baik dan jelas alur pikirnya merupakan hal yang sangat diharapakan oleh setiap
peneliti. Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting menuju
DAFTAR PUSTAKA
Aderia, Prastika. dkk. 2013. Ekranisasi Novel ke Film Surat Kecil Untuk Tuhan.
Afri, P. N., Nurizzati, N., & Nasution, M. I. (2014). Transformasi Novel ke Film
Hartati, A. R. W., Kurnia, E., & Hartati, D. (2021). Transformasi Novel Tujuh
Misi Rahasia Sophie Karya Aditia Yudis dalam Film Tujuh Misi Rahasia
Ibrasma, R., WS, H. W. H., & Zulfadhli, Z. (2013). Perbandingan Cerita Novel
Malau, D. C., & Hartati, D. (2022). Analisis Transformasi Novel Marmud Merah
Jambu dengan Film Marmud Merah Jambu Karya Raditya Dika. Jurnal
Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
25
20
22