Anda di halaman 1dari 6

SISTEMATIKA PENULISAN KARYA SENI DRAMA

A. Sistematika l Karya Seni Pertunjukan

Konsep merupakan bagian penting dari sebuah proses perwujudan dan laporan karya. Untuk
mengavaluasi dan mengetahui sejauh mana gambaran karya seni pertunjukan, maka diperlukan
proposal. Rancangan karya dapat dipahami melalui proposal karya. Proses kekaryaan dapat berakhir
dengan baik, jika didasari oleh proposal yang telah dirancang dengan baik dan benar.

Bagian-bagian proposal karya seni pertunjukan terdiri dari: pertama, pendahuluan; Kedua kajian
pusataka;dan ketiga metode penciptaan.

1. Pedahuluan

a. Latar Belakang

Perkembangan film di Indonesia memiliki perjalanan yang cukup panjang hingga pada akhirnya menjadi
seperti film masa kini yang penuh dengan efek dan sangat mudah di temukan untuk menjadi meida
hiburan. Dalam buku “Mari membuat Film” Heru effendy (2009; 10), dijelaskan bahwa film pertama kali
lahir di pertengahan abad ke-19. Dibuat dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah terbakar
bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun.

Pada tahun 1970-an film sudah dapat merekam dengan jumlah yang banyak dengan menggunakan
videotape yang kemudian dijual. Film dapat diklasifikasikan berdasarkan cerita, pembuat, dan
beradasarkan genre. Film itu memiliki beberapa jenis seperti, Film dokumenter, Film pendek, Film
panjang, Film yang digunakan untuk mempromosikan suatu perusahaan, iklan televisi, Program Televisi,
dan Video klip. Film yang akan di buat dalam Tugas ini adalah Film pendek, Film Fiksi yang berdurasi
kurang dari 20 menit,

Film pendek bergenre drama romantic yang berjudul “…….” Menggunakan Teknik live shot, film ini
menceritakan tentang dua sepasang sahabat laki-laki dan perempuan yang sudah sejak kecil bersahabat
hingga dewasa, mereka saling membantu satu sama lain termasuk dalam urusan cinta, kemudian
saudara dari sahabat perempuan yang berasal dari Madiun yang pindah ke kota Surabaya, akhirnya
mereka bertiga bertemu dalam ketidak sengajaan yang menimbulkan urusan perasaan.

Film dibangun terutama dengan bahasa visual apa yang ditampilkan dan di tangkap oleh mata. Karena
itu, berhasil tidaknya sebuah film dapat dilihat dari rekasi penonton. Terlebih jika penontonnya adalah
orang asing yang tidak memahami bahasa lisan dan tulisan yang akan digunakan dalam film tersebut dan
memahami bahasa lisan dan tulisan yang akan digunakan dalam film tersebut. Film yang akan dibuat ini
di adaptasi dari film yang sudah ada, hanya dari beberapa bagian film ini akan disisipkan cerita
tammbahan, cerita ini termasuk ke dalam cerita fiksi dimana imajinasi manusia akan di masukan.

Pembuatan film pendek ini bergenre drama romantic dan jika mendengar kata romantic sepertinya
sudah tidak asing lagi di telinga kita terutama untuk seorang yang telah berpasangan. Romantis sendiri
selalu identik dengan hal-hal yang menyenangkan, kegembiraan, dan betanya-tanya yang berkaitan
dengan cinta. Dalam konteks hubungan cinta romantis, romantic biasanya menyiratkan satu ekspresi
cinta atau keinginan sesorang secara emosional yang dalam dan terhubung dengan orang lain.

Penciptaan film pendek bergenre drama romatis ini dipilih, dikarenakan hal yang bersifat romantis, itu
mempunyai makna yang sangat luas. Dalam teori film yang ditulis oleh Himawan Prastista disampaikan
bahwa film romantic memusatkan perhatian cerita pada masalah cinta, baik kisah percintaannya sendiri
maupun pencarian cinta sebahai tujuannya. Sehingga tidak ada salahnya hal romantis itu di sampaikan
melalui sebuah film dengan berbagai masalah cinta di dalamnya

Dalam pemmbuatan film pendek ini dimulai dengan Pra produksi dengan memiliki konsep yang ingin
menonjolkan dari sisi ceritanya dan juga untuk memberikan dukungan agar film tersebut terlihat lebih
menarik dan membuat orang penasaran dengan alur cerita film tersebut. Alur ceritanya pun dibuat (…),
dimana ceritanya dibuat (……) .

Pada saat melakukan editing akan meliputi pemberian transisi ilustrasi, music, tone warna, effect (Teknik
composting), dan juga pemberian backsound agar dapat menambah kesan dramatisasi pada film ini.
Teknik Compositing itu sendiri adalah Teknik dengan penggabungan beberapa gambar, videp, dan audio
menjadi satu.

Berdasarkan pemikiran tersebut pembuatan film drama romantis yang berjudul “….” Ini bertujuan
untuk memberikan hiburan tersendiri kepada para penonton selain mengangkat tema tentang
percintaan, film ini juga mengangkat tentang persahabatan. Penggunaan V.O atau Voice Over juga
dimasukan ke dalam film tersebut.

Dari dasar pemikiran di atas maka pembuatan Tugas ini akan membahas tentang pembuatan Film
pendek bergenre Drama dengan judul “….” , dengan cerita tentang sebuah keihklasan dalam mencintai
seseorang dan juga dengan film pendek ini dapat memberikan alternative lain dalam pembuatan film
pendek dari segi penggunaan tekniknya.

Ada sekian banyak alasan yang berbeda-beda untuk menentukan fokus karya. Bagian ini semua alasan,
semua peristiwa diungkapkan sampai diidentifikasikan adanya fokus karya.
b. Fokus Karya

Fokus karya adalah masalah pokok yang digarap melalui bentuk-bentuk seni seperti gerak, melodi, vokal,
dan lain-lain. Fokus karya bisa berupa tema, bisa berupa sesuatu yang diangkat menjadi pokok persoalan
karya. Fokus adalah masalah karya, bagian benang merah sebuah garapan.

Jika tema yang diangkat sebagai fokus, maka tema itu perlu dijelaskan sejelas-jelasnya. Tema apa yang
diangkat, jenis tema apa (dramatik atau non dramatik dan literer atau non literer), bagaimana tema itu,
semua diuraikan dengan jelas.

c. Tujuan

Tujuan merupakan sebuah target capaian terhadap sesuatu. Dalam konteks penciptaan sebuah karya
seni yang dijadikan sebuah tugas akhir mahasiswa sendratasik, maka target capaian karya seni ada dua
yaitu sebuah produk karya seni dan tulisan tentang kekaryaan tersebut. Dengan demikian tujuan dalam
hal ini harus dirumuskan menjadi dua yaitu pertama adalah tujuan penciptaan dan yang kedua adalah
tujuan penulisan karya. Tujuan penciptaan adalah target capaian dalam penciptaan karya, sedangkan
tujuan penulisan adalah target capaian dalam menuliskan kekaryaan tersebut.

d. Manfaat

Pencipta, hendaknya menjelaskan mengapa fokus karya yang dikemukakan sangat penting digarap.
Alasan diungkapkan dengan jelas, baik ditinjau dari segi manfaat teoritis maupun dari segi manfaat
praktisnya. Ungkapan yang jelas dan teliti tentang implikasi atau kemungkinan dampak positif hasil
karya akan mempertegas bahwa fokus karya memang penting dan bermanfaat untuk diangkat.

e. Definisi Operasional

Deskripsi/penjelasan/uraian dari hal/istilah yang didefinisikan, sehingga terjadi kesepakatan


pemahaman/kesepemahaman terhadap hal yang didefinisikan antara penulis dan pembaca.

2. Kajian Pustaka dan Landasan Teori.

Kajian pustaka sebuah karya merupakan sumber bacaan yang berupa buku, laporan penelitian, laporan
karya seni, jurnal, dan lain-lain yang berhubungan dengan fokus karya. Selain pemahaman keilmuan
tentang hubungan karya dengan pustaka yang ada, kajian ini dapat dipakai untuk mengetahui
orisinalitas karya. Oleh karena itu selain menyajikan pustaka terkait, hendaknya dilaporkan pula karya-
karya seni pertunjukan yang sudah ada lebih dulu, yang sesuai dengan fokus karya.

Segala sesuatu kegiatan ilmiah selalu diikuti dengan adanya landasan teori. Penciptaan karya seni
pertunjukan membutuhkan landasan teori penciptaan karya seni pertunjukan. Pada dasarnya landasan
teori sebuah karya sangat berbeda dengan landasan teori untuk penelitian. Ditemukan dua paradigma
yang berbeda antara penelitian dan karya. Landasan teori dalam penelitian digunakan untuk menjawab
masalah penelitian yang berupa pertanyaan, sedangkan dalam kekaryaan, masalah yang berupa fokus
karya yang diwujudkan, diwujudkan , atau jelasnya dijadikan pertunjukan di depan penonton.
Fokus itu akan dijabarkan, akan diungkapkan itu akan dijabarkan , akan diungkapkan lewat penciptaan
karya seni pertunjukan . Teori yang dibutuhkan adalah teori mengungkapkan fokus kedalam bentuk
sajian karya. Landasan teori atau pustaka yang dikaji adalah buku-buku penciptaan karya seni
pertunjukan dan pustaka yang berhubungan dengan kontekstual karya.

Pada bagian ini diuraikan pula secara ringkas karya-karya seni terdahulu yang relevan dengan karya yang
akan disajikan . Uraian tersebut akan memberikan petunjuk bahwa pencipta telah memahami hal-hal
yang telah dan akan atau telah digarap. Disamping itu, karena karya yang orisinal perlu dilandasi oleh
pengetahuan yang ada, maka langkah ini mencegah terjadinya duplikasi terhadap hal-hal yang telah
dilakukan.

3. Metode Penciptaan

Metode penciptaan adalah metode yang digunakan dalam menciptakan sebuah karya seni. Metode ini
berupa tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses berkarya seni mulai dari menentukan pendekatan
sampai pada pembentukan karya seni.

a. Pendekatan Penciptaan.

Pendekatan dalam karya adalah sebuah sudut pandang dalam melakukan proses penciptaan karya seni.
Sudut pandang tersebut biasanya didasarkan pada sebuah disiplin ilmu. Berdasarkan sudut pandang dan
disiplin ilmu tersebut, seorang pencipta dapat merancang tahapan-tahapan dalam berkarya dengan
teori yang dipilih sesuai dengan disiplin ilmunya. Misal : pendekatan yang digunakan adalah disiplin ilmu
pertunjukan (Tari), teori-teori yang digunakan untuk mencipta adalah teori-teori koreografi ; teori
konstruksi Jackqueline Smith, dan lain-lain.

b. Konsep Penciptaan

Konsep penciptaan adalah rancangan karya yang merupakan akumulasi dari pengalaman membaca,
berdiskusi, berkontemplasi dan lain-lain tentang seni yang akan melatarbelakangi karya. Konsep
penciptaan dijabarkan sebagai berikut.

1). Judul dan Sinopsis

Judul perlu mendapat penjelasan, apa alasanya memilih sebuah judul itu. Apakah ada maksud tertentu,
atau ada pesan yang akan disampaikan kepada penonton.

Kisah ini menceritakan sepasang sahabat yang bernama Rama dan Kharisma yang sudah sejak kecil
bersahabat hingga dewasa, mereka saling membantu satu sama lain termasuk dalam urusan cinta
sedangkan Devy saudaranya Kharisma yang berasal dari Madiun yang pindah ke kota Surabaya. Mereka
bertiga bertemu dalam .... yang menimbulkan urusan perasaan.

2). Tipe/Jenis Karya.

Film Pendek dengan tipe karya ....


3). Tehnik

Tehnik merupakan bagian penting karya. Karya dapat dinilai tinggi salah satunya disebabkan oleh tehnik.
Tehnik karya yang paling mendasar adalah cara memainkan , menampilkan karya. Bagaimana tehnik
bermain musik, drama, atau tari, semua dijelaskan pada bagian ini.

4). Gaya

Gaya merupakan corak karya yang menjadi identitas dari sebuah pribadi, kelompok, atau daerah.
Misalnya tari gaya Malangan sangat berbeda dengan gaya banyuwangen. Masing-masing mempunyai
ciri khas sendiri-sendiri.

Pada bagian ini kekhasan, dan keunikan karya perlu ditulis dengan jelas. Apakah karya yang disajikan
mengacu pada gaya karya tertentu, atau gayanya tidak jelas sama sekali. Semua hal ini dijelaskan
dengan rinci.

5). Pemain dan Instrumen

Mahasiswa yang menempuh tugas akhir ini , dapat memilih apakah ia sebagai pencipta ikut sebagai
pemain ataukah tidak . Ini dijelaskan pada bagian ini.

Identitas pemain dan instrumen yang digunakan penting dijelaskan dalam bagian ini. Berapa jumlah
pemainya, jenis kelamin, asal pemain, instrumen apa yang digunakan dan lain-lain perlu dijelaskan.

6). Tata Tehnik Pentas

Tata tehnik pentas meliputi semua aspek visual pendukung karya yang terdiri dari rias dan busana, tata
cahaya, tata panggung, dan lain-lain.

Pada bagian ini pencipta perlu menjelaskan semua disain yang menyangkut tata tehnik pentas. Gambar
dan rancangan baik rias dan busana, tata cahaya, dan tata panggungnya dijelaskan sejelas-jelasnya.

7). Seni Pendukung

Semua sajian karya, baik tari, musik, ataupun drama dapat disajikan dengan beberapa aspek seni
pendukung. Tari dan drama membutuhkan pendukung musik untuk memperkuat sajiannya. Sebaliknya
musik membutuhkan pendukung tari dan lain-lain. Konsep penciptaan seni pendukung itu dijelaskan
dengan baik pada bagian ini.

c. Proses Penciptaan

Setelah menentukan rangsang awal, seorang pencipta mulai bekerja melakukan proses penciptaan.
Proses ini dimulai dari merespon rangsang awal dengan melakukan eksplorasi, selanjutnya
berimprovisasi, menghasilkan motif karya, frase, dan terakhir sampai pada bentuk komposisi karya.
1). Rangsang awal didefinisikansebagai suatu hal yang dapat membangkitkan pikiran , semangat atau
dapat mendorong untuk melakukan sesuatu kegiatan. Jenis rangsang awal adalah rangsang auditif
( dengar),visual (lihat), kinestetik (gerak indah), peraba, dan rangsang gagasan/ide.

Pada bagian ini rangsang awal yang digunakan dalam karya dijelaskan secara rinci. Rangsang awal apa
yang dipakai , bagaimana proses terjadinya, dan kapan itu terjadi perlu dijelaskan.

2). Eksplorasi dan Kerja Studio

Pada bagian ini pencipta menulis seluruh proses pembentukan komposisi yang diawali dengan kerja
eksplorasi. Seorang pencipta mungkin saja menemukan komposisi di dalam kerja studio, misalnya di tepi
pantai dan lain-lain.

3). Metode Analisa dan Evaluasi

Metode ini merupakan bagian dari proses penciptaan karya seni. Pada bagian ini pencipta menulis
bagaimana metode analisa bentuknya dan juga bagaimana metode evaluasi yang digunakan untuk
menyusun komposisi karya.

4). Metode Penyampaian Materi Karya

Metode penyampaian karya merupakan cara pencipta menyampaikan rancangan dan materi karyanya
kepada pemain atau pendukung karya.

Anda mungkin juga menyukai