Anda di halaman 1dari 5

Mata Pelajaran : Budaya Melayu Siak Semester / Kelas : Ganjil / IX

KD. : Memahami teknik meyusun naskah sesuai kaidah pementasan drama


dalam bentuk Mithe
Materi : Menyusun Drama dalam Bentuk Mithe Oleh : Naimah,S.Pd
TP : Diharapka setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat
1. Menjelaskan hal-hal yang termasuk dalam struktur naskah lakon.
2. Memaparkan makna mementaskan drama berdasarkan naskah drama.
3. Mendeskripsikan struktur lakon berdasarkan rumusan Aristoteles.
4. Mengidentifikai cara menyusun naskah drama yang baik untuk penulis pemula
5. Menjelaskan langkah menyusun naskah drama.

Cara Menyusun Naskah Drama yang Baik


Naskah adalah salah satu komponen penting dalam dunia perfilman, bisa disebut naskah adalah
nyawa dari suatu drama. Menjadi seorang penulis naskah drama adalah pekerjaan yang susah susah
gampang, karena di sini kita dituntut tidak hanya menyelesaikan suatu tulisan melainkan kita dituntut
bagaimana tulisan itu dapat membawa kita masuk ke dalam suasana tersebut, walaupun hanya
membacanya.
Seorang penulis naskah harus mempunya imajinasi dan kekreatifan yang tinggi. Proses pembuatan
skenario film sebenarnya susah-susah gampang dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Untuk
menghasilkan suatu skenario yang matang, seorang penulis bisa menghabiskan waktu 3-5 bulan.
Salah satu ciri teater modern adalah digunakannya naskah lakon yang merupakan bentuk tertulis dari
cerita drama yang baru akan menjadi karya teater setelah divisualisasikan ke dalam pementasan. Dalam
naskah tersebut termuat nama-nama dan lakon tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh,
dan keadaan panggung yang diperlukan.

Bahkan kadang-kadang juga dilengkapi penjelasan tentang tata busana, tata lampu, dan tata suara
(musik pengiring). Naskah lakon pada dasarnya adalah karya sastra dengan media bahasa kata.
Mementaskan drama berdasarkan naskah drama berarti memindahkan karya seni dari media bahasa
kata ke media pentas. Dalam visualisasi tersebut karya sastra kemudian berubah esensinya menjadi
karya teater. Pada saat transformasi inilah karya sastra bersinggungan dengan komponen-komponen
teater, yaitu sutradara, pemain, dan tata artistik.

Naskah lakon sebagaimana karya sastra lain, pada dasarnya mempunyai struktur yang jelas, yaitu tema,
plot, setting, dan tokoh. Akan tetapi, naskah lakon yang khususnya dipersiapkan untuk dipentaskan
mempunyai struktur lain yang spesifik. Struktur ini pertama kali dirumuskan oleh Aristoteles, yang
membagi bagian naskah menjadi lima bagian besar, yaitu eksposisi (pemaparan), komplikasi, klimaks,
anti klimaks atau resolusi, dan konklusi (catastrope). Kelima bagian tersebut pada perkembangannya
tidak diterapkan secara kaku, tetapi lebih bersifat fungsionalistik.
Berikut cara-cara bagaimana menghasilkan suatu naskah drama yang baik bagi penulis pemula:
 Cari Benang Merah dari Sebuah Buku
Jika anda ingin mengangkat suatu buku untuk dijadikan suatu film anda harus mencermati dan
mencari fokus dari buku tersebut dan dituangkan ke dalam tulisan berbentuk naskah. Karna jika kamu
tidak menyaringnya dan memasukan semua materi, maka di dalam film akan terdapat banyak cerita
dan itu membuat cerita tidak fokus dan akan keluar dari alur yang sesungguhnya
 Tentukan Ide Cerita/Tema
Jika kalian membuat suatu film tidak berdasarkan dari buku, kalian harus menentukan ide ceritanya
sendiri. Buatlah ide cerita semenarik mungkin yang bisa membuat filmmu menarik di tonton, misalnya
sepasang kekasih yang menjalin cinta dan saling sayang namun terhalang oleh agama.
 Merumuskan Naskah

Dalam rangka ini anda harus membuat suatu rangkaian dari ide cerita, disusun sedemikian rupa agar
cerita yang anda buat tidak “ glambyar “.

 Buatlah Plot / Alur cerita

Langkah selanjutnya adalah membuat plot atau alur cerita. Buatlah alur cerita yang menarik dari awal
cerita, pertengahan cerita serta akhir cerita. Jika sudah menemukan alur cerita drama, secara tidak
langsung akan menemukan masalah yang akan dijadikan topik utama dalam film. Disini anda bisa
menyusun awal masalah, puncak masalah dan ending atau penyelesaian masalah tersebut.
 Tentukan Setting dan Penokohan

Menentukann setting juga sangat di perlukan dalam film, dimana film itu akan diambil juga harus di
perhatikan agar mempermudah proses penambilan gambar serta peralatan – peralatan apa saja yang
di perlukan. Dan tentukan karakter dari masing – masing tokoh. Proses ini harus di jelaskan secara
rinci karakter setiap tokoh yang akan di masukan dalam ceritamu.

 Tentukan Masalah Yang Ada Dalam Cerita

Setiap film pasti ada masalah yang dibahas. Disini anda harus membuat masalah semenarik mungkin
kalo bisa buatlah masalah itu senyata mungkin yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari – hari agar
penonton dapat dengan mudah masuk dalam cerita yang ada dalam film tersebut.

 Tentukan Ending / Bagaimana Masalah Itu Berakhir

Di bagian ini anda harus menetukan klimaks dari masalah dan bagaimana masalah itu selesei, apakah
sad ending atau happy ending.

 Sasaran

Dalam proses ini penting bagi anda untuk menentukan mau di tujukan kepada siapa film yang anda
buat, untuk anak-anak, remaja, dewasa atau keluaraga. Agara film anda dapat dinikmati sebagaimana
mestinya.

 Pesan
Sebaik baiknya film adala film yang mengandung pesan bagi penikmatnya. Disini anda bisa
menyispkan sedikit pesan bermakna bagi penonton agar film anda bisa berbekas didalam hati mereka.

 Percaya Diri

Anda harus percaya diri bahwa naskah garapan anda akan sukskes dan berkesan bagi penontonya,
karna dengan anda percaya diri dan positif thinking semuanya akan berjalanan dengan keinginan
anda. Karna keberhasilan anda tergantung apa yang anda pikirkan.

 Terus Belajar dan Kembangkan Kreativitas

Kembangkan apa yang ada dalam idemu se kreatif mungkin, terus belajar, jangan cepat puas.
Salah satu ciri teater modern adalah digunakannya naskah lakon yang merupakan bentuk tertulis dari
cerita drama yang baru akan menjadi karya teater setelah divisualisasikan ke dalam pementasan. Dalam
naskah tersebut termuat nama-nama dan lakon tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh,
dan keadaan panggung yang diperlukan.

Bahkan kadang-kadang juga dilengkapi penjelasan tentang tata busana, tata lampu, dan tata suara
(musik pengiring). Naskah lakon pada dasarnya adalah karya sastra dengan media bahasa kata.
Mementaskan drama berdasarkan naskah drama berarti memindahkan karya seni dari media bahasa
kata ke media pentas. Dalam visualisasi tersebut karya sastra kemudian berubah esensinya menjadi
karya teater. Pada saat transformasi inilah karya sastra bersinggungan dengan komponen-komponen
teater, yaitu sutradara, pemain, dan tata artistik.

Naskah lakon sebagaimana karya sastra lain, pada dasarnya mempunyai struktur yang jelas, yaitu tema,
plot, setting, dan tokoh. Akan tetapi, naskah lakon yang khususnya dipersiapkan untuk dipentaskan
mempunyai struktur lain yang spesifik. Struktur ini pertama kali dirumuskan oleh Aristoteles, yang
membagi bagian naskah menjadi lima bagian besar, yaitu eksposisi (pemaparan), komplikasi, klimaks,
anti klimaks atau resolusi, dan konklusi (catastrope). Kelima bagian tersebut pada perkembangannya
tidak diterapkan secara kaku, tetapi lebih bersifat fungsionalistik.
Langkah-Langkah Menyusun Naskah Drama 
1. Menentukan tema
Tema adalah gagasan dasar cerita atau pesan yang akan disampaikan oleh pengarang kepada penonton.
Tema akan menuntun laku cerita dari awal sampai akhir. Misalnya, tema yang dipilih adalah "kebaikan
akan mengalahkan kejahatan", maka dalam cerita hal tersebut harus dumunculkan melalui aksi tokoh-
tokohnya sehingga penonton dapat menangkap maksud dari awal cerita bahwa sehebat apapun
kejahatan pasti akan dikalahkan oleh kebaikan.

2. Menentukan persoalan
Persoalan atau konflik adalah inti dari cerita teater. Tidak ada cerita teater tanpa konflik. Oleh karena
itu, pangkal persoalan atau titik awal konflik perlu dibuat dan disesuaikan dengan tema yang
dikehendaki. Misalnya dengan tema "kebaikan akan mengalahkan kejahatan", pangkal persoalan yang
dibicarakan adalah sikap licik seseorang yang selalu memfitnah orang lain demi kepentingannya sendiri.
Persoalan ini kemudian dikembangkan dalam cerita yang hendak dituliskan.
3. Membuat sinopsis (Ringkasan Cerita)
Gambaran cerita secara global dari awal sampai akhir hendaknya dituliskan. Sinopsis digunakan sebagai
pemandu proses penulisan naskah sehingga alur dan persoalan tidak melebar. Dengan adanya sinopsis
maka penulisan lakon menjadi terarah dan tidak mengada-ada.

4. Menentukan kerangka cerita


Kerangka cerita akan membingkai jalannya cerita awal sampai akhir. Kerangka ini membagi jalannya
ceita mulai dari pemaparan, konflik, klimaks, sampai penyelesaian. Dengan membuat kerangka cerita,
maka penulis akan memiliki batasan yang jelas sehingga cerita tidak bertele-tele.

5. Menentukan protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang membawa laku keseluruhan cerita. Dengan menentukan tokoh
protagonis secara mendetail, maka tokoh lainnya mudah ditemukan. Misalnya dalam persoalan tentang
kelicikan, maka tokoh protagonis dapat diwujudkan sebagai orang yang rajin, semangat dalam bekerja,
senang membantu orang lain, berkecukupan, dermawan, serta jujur.

Semakin detail sifat atau karakter protagonis, maka semakin jelas pula karakter tokoh antagonis. Dengan
menulis lawan dari sifat protagonis, maka karakter antagonis dengan sendirinya terbentuk. Jika tokoh
protagonis, maka karakter antagonis dengan sendirinya terbentuk. Jika tokoh protagonis dan antagonis
sudah ditemukan, maka tokoh lain baik yang berada di pihak antagonis atau protagonis akan mudah
ditemukan.

6. Menentukan cara penyelesaian masalah


Mengakhiri sebuah persoalan yang dimunculkan tidaklah mudah. Dalam beberapa lakon ada cerita yang
diakhiri dengan baik tetapi ada yang diakhiri secara tergesa-gesa, bahkan ada yang bingung
mengakhirinya. Akhir cerita yang mengesankan selalu akan dinanti oleh penonton. Oleh karena itu, akhir
cerita harus ditentukan dengan baik, logis, dan tidak tergesa-gesa.

7. Menuliskan gagasan
Setelah semua hal disiapkan, maka proses berikutnya adalah menulis. Mencari dan mengembangkan
gagasan memang tidak mudah, tetapi lebih tidak mudah lagi memindahkan gagasan dalan bentuk
tulisan. Oleh karena itu, gunakan dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Dari uraian di atas, Anda telah mengetahui bagaimana cara menyusun naskah drama yang baik. Dengan
begitu Anda bisa membuat sebuah drama yang inovatif, kreatif, dan menarik saat disaksikan banyak
orang. Demikian semoga uraian ini bermanfaat bagi Anda semua.
Tugas

A. Catatlah materi pembelajaran hari ini di buku catatan mata pelajaran BMS ananda
B. Jawablah pertanyaan berikut!
1.Apa sajakah yang termasuk dalam struktur naskah lakon?
2.Apakah yang dimaksud dengan mementaskan drama berdasarkan naskah drama?
3. Kemukakanlah struktur naskah lakon berdasarkan rumusan Aristoteles!
4. Bagaimanakah cara menghasilkan suatu naskah drama yang baik bagi penulis
pemula?
5. Bagaimana pula langkah menyusun naskah drama?

Selamat Mengerjakan
Salam Sehat dan Bahagia

Anda mungkin juga menyukai