Anda di halaman 1dari 6

Seiring dengan kemajuan zaman yang disertai dengan perkembangan teknologi informasi, banyak karya

sastra yang bersifat audiovisual, termasuk film. Tidak seperti karya sastra lainnya seperti novel atau
cerita pendek (cerpen), film tidak menghabiskan banyak waktu untuk dinikmati. Dengan menikmati film,
penonton secara tidak langsung diajak masuk ke dalam imajinasi sutradara, baik imajinasi dalam bentuk
fantasi maupun berdasarkan kenyataan.

Fenomena yang terjadi di sekitar kita

 Film lebih diminati


 Pengaruh film terhadap anak
 Film terdapat unsur Bahasa dan budaya
 Majas dalam Film

Penelitian yang sudah ada

Mapping

Pemilihan Lokasii

Penetapan Penelitian

Introduction
A. Background of Study
a. Centrality of the issues/topic
Jelasin ellipsis dan film
b. Issue/topic generalization
Penggunaan ellipsis dalam film
c. Previous researches
B. Research Question(s)
C. Research Aim
D. Theoretical Foundation
E. Significance of Study
F. Research Terminologies
According to the Cambridge Dictionary that the movie is a series of moving pictures, often telling a story,
usually shown in a theater or on television. The movie depicts or visualizes a story or conversation on
the screen. The movie is a cover story or fantasy, which is included in the relationship related to
literature. Wellek and Warren (2014) "Literature is a creative activity, a work of art", from this statement
it can be known and understood that literature and human life are closely related. The development of
literature in movies can be seen from the fact that many movies are made based on the story in
literature work

Ellipsis adalah proses yang tidak melibatkan perpindahan melainkan penghilangan suatu unsur sintaksis
yang bisa diidentifikasi dari pernyataan sebelumnya (Lobeck 1995:20). Ellipsis adalah fenomena yang
berkaitan dengan sintaksis secara teoritis, dimana struktur tertentu yang dihadirkan mempunyai tingkat
representasi yang dalam namun tidak diucapkan (Elugardo & Stainton 2005). Penulis menyimpulkan
bahwa ellipsis adalah suatu penghilangan frasa ataupun klausa didalam sebuah kalimat yang tidak
mempengaruhi arti dari kalimat itu sendiri. Tujuan dari ellipsis sendiri adalah untuk mencegah
pengulangan kata-kata yang tidak perlu dalam sebuah kalimat.

Contoh: a. Mary got an A on the math test, and Louise got a B. ‘Mary mendapatkan nilai A pada ujian
matematika, dan Luis mendapatkan nilai B’ b. Mary got an A on the math test, and Louise (got) a B.
‘Mary mendapatkan nilai A pada ujian matematika, dan Luis nilai B’ Kalimat (a) merupakan kalimat yang
sebenarnya, sedangkan kalimat (b) merupakan kalimat yang mengandung ellipsis. Namun, meskipun
kata kerja ‘got’ di kalimat (b) dihilangkan, tetapi kalimat (b) tetap memiliki arti yang sama dengan
kalimat (a). Penelitian ini dilakukan pada film yang berjudul Oz the Great and Powerful yang disutradarai
oleh Sam Raimi. Penulis memilih film sebagai objek penelitian ini karena film adalah suatu bentuk seni
yang penting, sumber hiburan yang populer dan metode yang ampuh untuk mendidik masyarakat.
Unsur-unsur visual gambar yang bergerak dalam sebuah film memberikan kekuatan berkomunikasi
universal yang kuat. Penulis memilih film Oz the Great and Powerful sebagai objek penelitian karena
pada film ini banyak variasi jenis-jenis ellipsis yang dapat ditemukan dan itu membuat penulis tertarik
untuk menelitinya lebih lanjut. Ellipsis penting diteliti dalam film agar konteks sebenarnya dari kalimat
yang mengandung ellipsis yang terdapat dalam percakapan di dalam film dapat dengan mudah
dipahami, sehingga membuat alur cerita menjadi lebih menarik.

Animasi adalah suatu teknik yang banyak sekali digunakan dalam dunia film dewasa ini, baik sebagai
suatu kesatuan yang utuh, bagian dalam suatu film maupun bersatu dalam film live. Dunia film
sebenarnya berakar dari fotografi, sedangkan animasi berakar dari dunia gambar, yaitu ilustrasi design
grafis (desain komunikasi visual). Dapat dikatakan bahwa animasi merupakan suatu media yang lahir
dari dua konversi atau disiplin, yaitu film dan gambar. Untuk dapat mengerti dan memakai teknik
animasi, dua konversi tersebut harus dipahami dan dimengerti. Film biasanya dipakai untuk merekam
suatu keadaan atau mengemukakan sesuatu. Film digunakan untuk memenuhi suatu kebutuhan
umumm yaitu mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan. Karena keunikan dimensinya
dan karena sifat hiburannya, film telah diterima sebagai salah satu media audio visual yang paling
popular dan paling digemari. Karena itu juga dianggap sebagai media yang paling efektif.
Perkembangan film animasi yang terpenting adalah sekitar tahun 1930 – an. Dimana muncul film
animasi bersuara yang dirintis oleh Walt Disney dari Amerika Serikat, melalui film “Mickey Mouse, Donal
Duck dan Silly Symphony” yang dibuat selama tahun 1928 sampai 1940. Pada tahun 1931 Disney
membuat film animasi warna pertama dalam filmnya “Flower and Trees”. Dan film animasi kartun
panjang pertama dibuat Disney pada tahun 1938, yaitu film “Snow White and Seven Dwarfs”.

Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai alat komunikasi, baik
komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antarkelompok yang satu dengan
kelompok yang lain. Interaksi dan segala macam kegiatan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat
dapat terjadi melalui proses berbahasa. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi baik secara lisan
maupun tertulis. Komunikasi ini dapat terjadi apabila ada proses interaksi antarmanusia dalam
kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide, pikiran,
dan gagasan kepada pihak lain dalam suatu masyarakat. Bahasa juga merupakan alat pengungkapan
yang baik, yang dapat memberikan efek tertentu yang bukan saja menggambarkan objek, tetapi juga
dapat melahirkan setepat-tepatnya apa yang dimaksudkan oleh penutur. Berdasarkan hal tersebut,
fungsi bahasa yang paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan
komunitas selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara
atau penulis) maupun sebagai komunikan (mitra bicara, penyimak, pendengar, atau pembaca).
Komunikasi pada saat ini yang dipergunakan masyarakat dalam kehidupan sosialnya adalah komunikasi
verbal. Secara garis besar sarana komunikasi verbal dibedakan menjadi dua macam, yaitu sarana
komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana komunikasi yang berupa bahasa tulis. Begitu pula
wacana atau tuturan pun dibagi menjadi dua macam, yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Bahasa
dipergunakan sebagai sarana komunikasi dalam menyampaikan pesan. Beberapa contohnya sarana
komunikasi sebagai penyampaian pesan, pikiran dan gagasan. Penyampaian pesan, pikiran, atau
gagasan di era modern ini melalui komunikasi verbal semakin beragam macamnya ada yang melaui
novel, cerpen, puisi, dan film. Penyampaian pesan yang kompleks banyak dituangkan melalui sarana
komunikasi bahasa tulisan karena begitu kompleks harus dijelaskan dengan kata-kata tetapi terkadang
bahasa lisan juga sering terjadi komunikasi yang kompleks. Penyampaian pesan melalui sarana
komunikasi bahasa tulisan dan lisan mengharuskan mengerti akan apa yang disampaikan, agar tidak
salah dalam memaknai dan mengartikan sesuatu. Penyampaian pesan, pikiran atau gagasan dapat
disampaikan dengan berbagai jenis makna, yakni dalam setiap makna mempunyai pengertian yang
berbeda-beda. Penggunaan makna dalam setiap penyampaian sesuatu secara tertulis dan tidak tertulis
akan memberikan ciri dari setiap makna yang ingin diutarakan. Makna yang diutarakan tidak secara
langsung masih banyak terjadi kesalahan dalam pemaknaanya dan pengertiaanya. Dalam pemaknaan
disampaikan secara tidak langsung membutuhkan proses yang lebih mendalam unutuk mengerti apa
yang disampaikan. Mengartikan suatu makna bahasa menjadi sebuah tolak ukur mengertinya pembaca
dengan apa yang ingin disampaikan. Hal itu akan sangat sulit untuk mendapatkan hasil yang ingin
disampaikan penulis karena banyak perbedaan mulai dari bahasa, budaya dan kebiasaan dalam
penggunaan makna bahasa. Oleh karena itu banyak terjadi kesalahan dalam mengartikan makna yang
berbeda bahasa, budaya serta kebiasaan. Makna bahasa yang tidak disampaikan secara langsung adalah
makna implisit. Samuel dan Kiefer (dalam Aminuddin, 1985: 92), mengemukakan adanya ungkapan
reading the lines, yakni membaca untuk memahami makna yang tersurat dan ungkapan reading
between the lines, yaitu membaca untuk memahami makna yang implisit. Jadi, makna dapat dibedakan
antara makna yang tersurat dan makna yang tersirat.

Dalam setiap komunikasi verbal baik tertulis maupun tidak tertulis hampir selalu terdapat makna
implisit. Makna yang disampaikan secara implisit akan sulit untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
dan sesuai dengan penulis. Dengan perbedaaan dan keterbatasan bahasa, baik bahasa sendiri maupun
bahasa asing pemaknaan secara implisitdan akan berbeda-beda pengertiannya. Idealnya dalam setiap
penyampaian pesan, komunikan dapat mengerti apa yang disampaikan komunikator atau penulis
walaupun banyak perbedaan dan kekurangan pesan yang disampaikan secara baik dan benar. Larson
(1984: 34) menyatakan bahwa makna implisit merupakan makna yang tidak ditampilkan tetapi
merupakan bagian dari pembicaraan atau maksud yang ingin disampaikan penutur. Di dalam proses
memahami makna implisit ini, penanggap tutur terkadang harus berusaha keras untuk tiba pada tafsiran
yang tepat antara lain dengan melalui pembayangan atau penafsiran. Penanggap harus mengetahui hal
tertentu yang menjadi acuan, situasi dan konteks. Pengetahuan konteks akan sangat membantu
penanggap untuk mendapat tafsiran yang tepat. Oleh karena itu, dalam setiap mengartikan makna
implisit mengaharuskan ketelitian dan kesungguhan dalam membaca atau menyimak.

A text is representative of idea which expressed through many ways. They can be the form of talking or
writing, listening or reading. Text can be meant as what listeners and readers engage with and interpret
(Halliday and Matthiessen, 2014:3). It is not only about grammatical unit like clause or sentence but also
semantic unit that creates meaning. The meaning can be interpreted if only the text is unified. The text
can be called as unity if the sentences in the text have relatedness and connectedness one another
which called as cohesion. Texts must have a certain structure that depends on factors quite different
from those required in the structure of a single sentence. Some of those factors are described in terms
of cohesion, or the ties and connections that exist within texts (Yule, 2010:143). In English, there are
mechanisms or devices which indicate the cohesiveness within a text. They are divided into two main
categories, grammatical devices and lexical devices. The grammatical cohesive devices, substitution and
ellipsis, will be discussed in this research to find the cohesiveness. It has been said by Vujevic (2012) that
in spoken and written English, ellipsis and substitution are used as linguistic mechanisms which help
specific linguistic structures to be expressed more economically, at the same time maintaining their
clarity and comprehensiveness. Substitution and ellipsis can be meant to use alternative words, phrases
and clauses or even omit some parts of the sentences to express their idea without fading the intended
meaning. The intention of using those cohesive devices is to avoid unnecessary repetitions so that make
the conversation and writing briefer yet clear. But in fact, readers or listeners especially who are still
learners often fail to understand something they read and hear that has substitutions and ellipsis in it.
Based on researcher‟s experience when she studied Discourse Analysis in her class, students also had
difficulty in understanding the subject about substitution and ellipsis. That is why the use of substitution
and ellipsis in writing and speaking can cause considerable confusion for students as non-native speaker,
especially when they were listening to the proficient speakers of English. Also, they tended to mix up
substitution and ellipsis and won‟t be able to distinguish them. Moreover, they even misunderstood
substitution as another cohesive device, reference. As the cause of this lack of awareness, they fail to
draw the relatedness and cohesiveness between sentence and the previous one. It can decrease their
understanding toward the conversation because they have no idea about context of a text that had
been said or unsaid and background knowledge of it. To solve the problems which often occur when
students study substitution and ellipsis, the researcher thinks it is good studying through spoken text in
movie in order to gain understanding about them.

As the reasons mentioned above, The Little Prince movie was used as the object in analyzing
substitution and ellipsis as cohesive devices. The researcher chose this movie which was released in
2015, because she found this movie contains natural conversation in it which may have a lot of
sentences that grammatically lacking in the dialogue of the movie and words that are unusually used in
daily conversation that make them hard to understand. Also, it was an adaptation of the most beloved
children story by French author named Antoine de Saint-Exupery in 1943. His book was one of the
biggest best sellers in history and has been translated into more than 250 languages. Moreover, the
movie was directed by Kung Fu Panda director, Mark Osborne. In developing the script of the movie, the
director and the screenwriter relied on the first English translation by Katherine Woods published in
1943 and chose words in English that could capture the soul of the book. That can be meant that this
movie will consist of variety of spoken forms that indicate the cohesiveness which was why the
researcher was interested in analyzing substitution and ellipsis as cohesive devices in The Little Prince
Movie.
Bahasa adalah komponen terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai alat komuniaksi,
baik komunikasi antar satu sama lain maupun antar

Anda mungkin juga menyukai