Anda di halaman 1dari 16

FUNGSI BAHASA DALAM KOMUNIKASI MANUSIA: SEBAGAI

REPRESENTASI, PERMAINAN, RITUAL

Nurcahyati1, Syifa’ Nadia Rizka2


Mahasiswa Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta
yayanuryaya1@gmail.com
Mahasiswa Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta
arizka.nada@yahoo.com

Abstrak
Pembahasan mengenai fungsi bahasa telah memberikan wawasan mendalam tentang
peran kompleks yang dimainkan oleh bahasa dalam komunikasi manusia. Fungsi bahasa sebagai
representasi, permainan, dan ritual memperlihatkan berbagai dimensi penggunaan bahasa
dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi representasi yakni penyampaian informasi, deskripsi
realitas, dan pembelajaran. Sementara itu, fungsi permainan memfasilitasi ekspresi kreatif,
hiburan, serta penggunaan bahasa yang beragam dan kreatif. Di sisi lain, fungsi ritual
memungkinkan interaksi sosial, pengaruh, dan pemakaian bahasa untuk memerintah atau
mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kombinasi ketiga fungsi ini, bahasa membuktikan
dirinya sebagai alat yang sangat fleksibel, mampu beradaptasi dalam berbagai konteks dan
memenuhi beragam kebutuhan komunikasi manusia.

Kata Kunci : Fungsi Representatif, Permainan, Ritual

PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Bahasa dijadikan
sesuatu yang penting dikarenakan melalui bahasa sebuah makna direproduksi. Bahasa
menjadi cara mengartikan makna yang ingin dikomunikasikan oleh seseorang. Selain
sebagai media berkomunikasi, bahasa juga memiliki fungsi lain yang memainkan peran
penting dalam bagaimana kita berinteraksi, menyampaikan pesan, mengekspresikan
emosi, dan bahkan membentuk identitas.

Bahasa memiliki berbagai fungsi yang digunakan dalam berbagai konteks


komunikasi. Bahasa menjadi alat untuk menunjukkan kepentingan dalam sebuah
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

wacana. Bahasa memiliki banyak fungsi, tiga diantaranya adalah fungsi representasi,
fungsi permainan, dan fungsi ritual.

Makalah ini akan membahas tiga fungsi tersebut. Fungsi representasi mengacu
pada cara bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi dan fakta, sementara
fungsi permainan menyoroti ekspresi perasaan dan emos. Di sisi lain, fungsi ritual
berkaitan dengan perintah, instruksi, atau pengaruh sosial dalam komunikasi.

Tujuan makalah ini adalah untuk menjelaskan setiap fungsi bahasa, memberikan
contoh konkret tentang bagaimana fungsi-fungsi ini diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, dan menggali pentingnya pemahaman akan fungsi-fungsi bahasa ini dalam
interaksi manusia.

Tinjauan tentang setiap fungsi bahasa akan memberikan gambaran yang lebih
komprehensif tentang bagaimana bahasa memainkan peran yang kompleks dalam
komunikasi dan memengaruhi interaksi sosial. Makalah ini berisi pemahaman yang
lebih dalam tentang fungsi bahasa mengenai bagaimana bahasa tidak hanya menjadi
sarana komunikasi, tetapi juga menjadi cerminan yang kompleks dari realitas sosial dan
emosi manusia.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Fungsi Bahasa sebagai Representasi
1. Definisi Representasi
Menurut KBBI, representasi bisa diartikan sebagai perbuatan mewakili
atau keadaan yang bersifat mewakili.1 Sementara, menurut Stuart Hall
(1997:15), representasi adalah sebuah produksi konsep makna dalam pikiran
melalui bahasa. Hal ini merupakan hubungan antara konsep dan bahasa yang
menggambarkan objek, orang atau bahkan peristiwa nyata.2

1
https://kbbi.kemdikbud.go.id/ Diakses pada 26 Okotber 2023, 21.00 WIB.
2
https://www.detik.com/bali/berita/d-6446531/memahami-pengertian-representasi-dan-
contohnya Diakses pada 26 Okotber 2023, 21.00 WIB.
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

Representasi merupakan kata yang sering muncul dalam percakapan


sehari-hari dan biasanya representasi juga merupakan sebuah cara manusia
memahami lingkungannya satu sama lain. Disisi lain, kata representasi juga
istilah yang digunakan dalam berbagai bidang dan profesi. Representasi juga
bisa didefinisikan sebagai sebuah konsep yang digunakan dalam psikologi
dan filsafat, studi film dan sastra, media dan komunikasi, dan lain
sebagainya.3
Representasi berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan sesuatu
secara bermakna, atau mempresentasikan pada orang lain. Representasi
dapat berwujud kata, gambar, sekuen, cerita, dan sebagainya yang mewakili
ide, emosi, fakta dan sebagainya. Representasi tergantung pada tanda dan
citra yang sudah ada dan dipahami secara kultural, dalam pembelajaran
bahasa dan penandaan yang bermacam-macam atau sistem tekstual secara
timbal balik. Hal ini melalui fungsi tanda mewakili yang kita tahu dan
mempelajari realitas (dalam Hartley, 2010:265)
Bahasa sebagai fungsi representasi yaitu untuk membuat pernyataan,
menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan, atau melaporkan
realitas sebenarnya sebagaimana yang dilihat atau dialami orang. Apabila
dilihat dari segi topik ujaran maka Bahasa berfungsi representational. Disini
Bahasa berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa yang
ada di sekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya.4
Singkatnya, representasi adalah proses pemaknaan kembali sebuah
objek/fenomena/realitas yang maknanya akan tergantung bagaimana
seseorang itu mengungkapkannya melalui bahasa. Representasi juga sangat
bergantung dengan bagaimana pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
yang melakukan representasi tersebut.

3
https://www.harianhaluan.com/pendidikan/pr-103979794/apa-itu-representasi-definisi-jenis-
dan-contoh Diakses pada 28 Oktober 2023, 07:52 WIB
4
Febri Setiawan, Fungsi Instrumental Jargon Komunitas Kru Bus Jurusan Jember-Banyuwangi,
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Vol. 4, No. 1, April 2018, h. 49.
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

2. Fungsi Bahasa sebagai Representasi


Konsep representasi digunakan untuk menggambarkan ekspresi
hubungan antar teks iklan (media) dengan realitas. Representasi merupakan
proses dimana para anggota sebuah budaya menggunakan bahasa untuk
memproduksi makna. Bahasa dalam hal ini didefinisikan secara lebuh luas,
yaitu sebagai sistem apapun yang menggunakan tanda-tanda. Tanda disini
dapat bebentuk verbal maupun nonverbal (Winarni, 2009:10). Representasi
bekerja pada hubungan tanda dan makna. Konsep representasi sendiri bisa
berubah-ubah, selalu ada pemaknaan baru. Menurut Nurianti Julianti (dalam
Wibowo,2011:123) representasi berubah-ubah akibat makna yang juga
berubah-ubah. Setiap waktu terjadi proses negosiasi dalam proses
pemaknaan.5
Saat konsep yang ada di kepala kita itu keluar dari
suara/tulisan/gambar/gerak badan kita itulah yang dinamakan
membahasakan. Membahasakan juga dapat dimaksud dengan
menkonkretkan sesuatu yang abstrak (ide, konsep, dls).
Realitas representasi yang seperti di atas mengakibatkan siapapun
bebas memaknai sebuah realitas. Manusia hanya melihat apa yang ingin dia
lihat, mendengar apa yang ingin dia dengar dan membicarakan apa yang
hanya dia ingin bicarakan.
Sebagai contoh : Ketika kita melihat bunga mawar sebagai objek lalu
kita membahasakan dengan lisan atau tulisan bahwasanya itu indah, sesuatu
yang tergambar diotak kita itulah yang disebut konsep (dalam hal ini
indah/tidak indah).
Indah tidak indahnya bunga mawar tersebut tergantung siapa subjek
yang mengatakannya. Misal saya mengatakan bahwasanya bunga mawar
tersebut indah karena berwarna merah. Namun teman saya mengatakan
bahwasanya bunga mawar yang sama dengan bunga mawar yang saya lihat

5
https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/G31A/2015/G.311.15.0028/G.311.15.0028-05-BAB-II-
20190828040639.pdf diakses tanggal 18 Oktober 2023, Pukul 21.40 WIB.
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

tidaklah indah meskipun berwarna merah. Perbedaan pendapat mengenai


bunga mawar ini tidaklah aneh. Karena semua manusia memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang berbeda-beda.
Contoh pada penilaian bunga mawar tersebut. Mengapa saya
mengatakan bunga mawar yang berwarna merah itu indah? karena saya
memiliki persepsi bahwasanya warna merah adalah warna yang berani,
warna yang cerah dan selalu mencuri perhatian. Lalu, mengapa teman saya
mengatakannya tidak indah? mungkin saja ia pernah memiliki pengalaman
buruk dengan warna merah. Misal, ia pernah melihat kecelakaan yang
membuat si korban bersimbah darah. Akhirnya dengan pengalaman yang
dimilikinya tersebut, ia merasa takut setiap kali melihat warna merah. Karena
ketika melihat warna merah ia selalu teringat dengan kecelakaan yang
merngerikan tersebut.6
3. Macam-macam Representasi
Lebih jauh, Hall (1997: 15) membagi representasi ke dalam tiga bentuk
teori; (1) Representasi reflektif, (2) Representasi intensional, dan (3)
Representasi konstruksionis.7
Teori yang pertama, dijelaskan dalam pendekatan reflektif yakni bahasa
merupakan cermin dari realitas yang sebenarnya yang terdapat pada dunia.
Dalam pendekatan ini bahasa merupakan pantulan sesuai realitas yang
sebenarnya yang ada di dunia nyata.
Teori yang kedua, dijelaskan dalam pendekatan intensional yakni
manusia dalam berkomunikasi akan menggunakan bahasa yang
dipergunakan untuk menjelaskan sesuatu atau realitas sesuai dengan cara
pandang yang dimiliki oleh manusia tersebut terhadap sesuatu atau realitas.

6
https://www.kompasiana.com/anggraini.m.e/552fbbb66ea834032a8b457e/representasi-sebagai-
perangkat-konsep-yang-menghubungkan-bahasa-dan-makna Diakses tanggal 28 Oktober 2023, pada
08:24 WIB.
7
Stuart Hall, Representation: Cultural Representation and Signifying Practices (London: Sage,
1995).
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

Dalam pendekatan ini manusia menggunakan bahasa sesuai dengan realitas


yang dipahami olehnya.
Teori yang ketiga, dijelaskan dalam pendekatan konstruksi yakni
manusia melakukan konstruksi makna dengan menggunakan bahasa. Dalam
pendekatan ini manusia sejak awal memang melakukan konstruksi makna
melalui bahasa yang dipergunakan.
Kemudian secara umum seni representatif juga terbagi menjadi tiga
jenis atau aliran, antara lain :
a. Naturalisme
Jenis ini menjadikan alam sebagai objeknya, sehingga mengharuskan
pelukis mempunyai ketelitian yang tinggi dalam proses melukis.
Beberapa pelukis terkenal yang menganut aliran naturalisme antara lain
Abdullah Suryobroto, Basuki Abdullah, Constabel, dan Claude.
b. Realisme
Aliran ini beranggapan jika tidak ada ilusi di dunia sehingga seluruh
karya mengacu pada kenyataan hidup. Sehingga hasil karya aliran
relisme sangat sesuai dengan kenyataan yang. Adapun beberapa pelukis
yang bergaya realism adalah Wardoyo, Tarmizi, Trubus, dan Dullah.
c. Romantisme
Aliran romanitsme memilki sifat imajiner, artinya suka
menggambarkan sesuatu yang berkenaan degnan kisah-kisah romantis
ataupun peristiwa yang dramatis. Aliran ini diterapkan oleh beberapa
pelukis terkenal seperti Raden Saleh, Turner, dan Fransisco Goya.
4. Contoh Fungsi Representasi Bahasa
Representasi menjadi dasar dalam berkomunikasi. Contohnya “Lukisan
ini mempresentasikan burung garuda.” Hal ini dapat dikatakan bahwa
deskripsi adalah representasi.
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

Penggunaan representasi dapat dilihat di media massa. Teks di


dalamnya merupakan representasi realitas atau mengenai kejadian yang
ingin disampaikan kepada khalayak.8

Contoh representasi di dalam al-Qur’an terdapat pada kisah Yakjuj dan


Makjuj. Penggunaan besi mendidih dalam pembuatan tembok mereka yang
tak dapat ditembus, memberi gambaran bahwa besi merupakan material
yang kuat. Di dalam al-Qur’an, kata besi terdapat dalam 6 ayat yang tersebar
pada 5 surat yakni QS. Al-Isra’ ayat 50, QS. Al-Kahfi ayat 96, QS. Saba’ ayat
10-11, dan QS. Al-Hadid ayat 25. Ayat-ayat tersebut merepresentasikan di
dalam besi terdapat manfaat dan kekuatan untuk kehidupan manusia. Hal
tersebut diperkuat dalam penggalan firman Allah, yakni:

‫انَ قَ ِوي‬ ِ ِ ‫ِاس ولِيَاوَُ ان عْ يَِن َ َ َ ٗ ورس َ َ َوَهٗ ِِبلْغي‬ ِ ِ ِ ِِ ِ


ْ ‫ب ا ِن‬ َْ ‫س َش َ َ َديْ ٌد ِوَعنَاف اَّ لون ِ َ َ ْ َ ْا َ ْ ْ ا ا َ ا ا‬
ٌ ْ‫َواَنََْزلْنَا ا ْْلَديْ َد فْيه ََب‬
ࣖ ‫َع ِزيٌَْز‬

“Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak manfaat
bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan
rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat,
Mahaperkasa.” (QS. Al-Hadid : 25)

Ad-Dailami dalam Al-Firdaus, as-Suyuti dalam Jam’ al-Jawami’, Ibnu


Katsir dalam al-Kafiy fi Takhriji Ahadits al-Kasyaf, al-Ajluni dalam Kasyful
Khafa’ dan Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya menceritakan bahwa Nabi
Muhammad Shalallahu ‘Ailaihi Wasallam bersabda artinya, Sesungguhnya
Allah menurunkan empat berkah dari langit, besi, api, air dan garam.9 Dari
beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa menurut al-Qur’an
besi merupakan material kuat.

8
Sarimaghfirah Rahman, Muhammad Saleh dan Idawati, Studi Bahasa Kritis, (Gowa: Jariah
Publishing Intermedia), hal. 2-5.
9
Moh. Wahyu Syafi’ul Mubarok, Menyelami Kegungan Al-Qur’an Melalui Tulisan, (Sukabumi: CV
Jejak, 2022), hal. 102-103.
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

B. Fungsi Bahasa Sebagai Permainan


1. Definisi Permainan Bahasa
Bahasa memiliki ciri-ciri, salah satunya adalah bersifat dinamis. Sifat
dinamis tersebut memungkinkan bahasa berkembang dan muncul ragam
bahasa. Salah satu yang sering digunakan oleh masyarakat bahasa adalah
permainan bahasa. Permainan bahasa merujuk pada bentuk bahasa yang
sengaja disimpangkan. Permainan bahasa merupakan bentuk penggunaan
bahasa berupa tuturan yang mengandung berbagai penyimpangan fonologi,
gramatikal, kekacauan hubungan bentuk dan makna serta bermacam-
macam bentuk pelanggaran yang bersifat pragmatis. Semua hal tersebut
dimaksudkan untuk mencapai bermacam-macam tujuan seperti melucu,
mengkritik, melarang, menasehati, dan berbagai tujuan lain yang sering tidak
mudah diidentifikasi.
Permainan bahasa dapat ditemukan dalam berbagai aktivitas dan hasil
aktivitas manusia sepanjang hidupnya. Kebiasaan bermain kata- kata
agaknya telah diperkenalkan kepada manusia sejak sangat dini. Interaksi
dengan permainan bahasa bahkan lebih dahulu diperkenalkan sebelum
mereka memperoleh segi-segi penguasaan bahasa yang lebih serius, seperti
pengetahuan kognitif, larangan, peringatan, dan sebagainya yang lazimnya
baru diajarkan menjelang usia satu tahun
2. Fungsi Permainan Bahasa

Fungsi permainan bahasa untuk penyampaian humor terdapat pada


pernyataan “tapi belum tentu mau denganmu”. Kalimat tersebut dapat
berfungsi humor karena setelah kalimat pertama, yang merendahkan diri lalu
kalimat kedua meledeknya tetapi dengan cara halus.
a. Fungsi Kritik Sosial
Bahasa bisa menjadi sarana untuk menyampaikan kritik karena
bahasa selalu bersinggungan dengan masyarakat sosial dan kadang
menimbulkan ketidakharmonisan.
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

Konteks : Kritikan terhadap orang yang hanya bisa ngomong tanpa ada
Tindakan
Data : Hati-hati kalau ngomong. Apalagi bisamu cuma itu.
b. Fungsi Kreatif
Kreatif dalam KBBI yaitu memiliki daya cipta, memiliki
kemampuan untuk menciptakan. Permainan bahasa sudah pasti
memiliki hal tersebut karena permainan Bahasa merupakan hal yang
tidak biasa dari sesuatu yang dimainkan.
Konteks : Pernyataan bahwa cantik itu sebenarnya tidak mahal, yang
mau cantiklah yang mahal karena butuh biaya.
Data : Cantik itu tidak mahal, Mau cantik, itu yang mahal.
3. Macam-macam Permainan Bahasa10
Analisis tipe atau jenis permainan bahasa dilakukan dengan
menentukan terlebih dahulu unsur bahasa yang menjadi acuan. Unsur
bahasa yang menjadi acuan ini pada umumnya merupakan sebuah kata, frasa
atau kalimat yang sudah dikenal masyarakat. Setelah menentukan unsur
bahasa yang menjadi acuan dapat ditemukan jenis permainan Bahasa
berdasarkan teori Putu Wijana, yang mengemukakan bahwa permainan
bahasa berdasarkan tingkatannya dijelaskan ada tiga yaitu, (1) Jenis
permainan kata, (2) Permainan antara bahasa, (3) Malapropisme, dan (4)
Silap lidah pada permainan bahasa.
a. Jenis Permainan Kata
- Konteks : Penjelasan mengenai sebuah tempat yang dingin yaitu ada di
Benua Antartika, bukan antar kita.
Data : Dingin itu Antartika, bukan antara kita.
- Konteks : Berharap bahwa ada teman yang memberikan trakiran atau
gratisan terhadap dirinya.
Data : Kuharap kau yang terakh(t)ir

10
https://media.neliti.com/media/publications/395260-none-3751c54f.pdf diakses tanggal 28
Oktober 2023, pada 11:38 WIB.
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

b. Permainan antara Bahasa


Konteks : Pernyataan bahwa memakai otak itu selalu perlu sedangkan
pada pemakaian make up itu bila perlu atau seperlunya saja.
Data : Make otak itu perlu, make up itu bila perlu
c. Malapropisme
Malapropisme adalah penggunaan kata yang aneh ditengah-
tengah formula tertentu yang telah mapan berdasarkan kesamaan
ucapan dan juga memberikan makna yang berbeda.
Konteks : Pernyataan yang berupa sindiran
Data : Peradangan pada saluran berpikir positif adalah gejala situsinis
(Ket: Manipulasi dari kata sinusitis)
d. Silap Lidah pada Permainan Bahasa
Tipe permainan bahasa silap lidah adalah urutan kata, frase,
kalimat atau ayat yang terbentuk dari atau melibatkan bentuk-bentuk
yang mirip bunyinya. Berikut adalah data jenis permainan bahasa silap
lidah.
Konteks : Sebuah penjelasan bahwa khayalan tanpa ada kemauan
sama aja nol.
Data : Angan tanpa ada ingin, sama juga angin
5. Contoh Fungsi Permainan Bahasa
Contoh permainan bahasa yang biasanya diajarkan pada bayi adalah
lagu “pok ami-ami, belalang kupu-kupu, siang makan nasi kalau malam
minum susu.”

Contoh permainan di dalam al-Qur’an terdapat pada kisah orang yang


lalai terhadap shalatnya. Dalam dua ayat yang berisi tentang
melalaikan shalat dan mencegah al-Maa-'uun terdapat sebuah isyarat,
sesungguhnya shalat bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan al-Maa'uun bagi
seluruh makhluk atau seluruh manusia.
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

ُّ ‫ َوََل ََيا‬.َُ ‫ك الِ ِذى يَ ادعُّ الْيَتِْي‬


ِ ْ ِ‫ض َعوَى طَ َا ِام الْ ِمسك‬
‫ فََ َويْ ٌل‬.‫ي‬ ْ
ِ ِ
َ ‫ فَذل‬.ِْ ْ‫ب ِِب ْلدي‬
ِ
‫ت الِذى يا َك ْذ ا‬
ِ ‫أَرءي‬
َ َْ َ
.‫ َوَيَْنََاا ْو َن الْ َماعا ْون‬.‫ الِ ِذيْ َْ اه ُْ يَاَآءا ْو َن‬.‫ي‬ ِ ِ
َ ْ ْ‫لْوْ ام َ و‬
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?. Maka itulah orang
yang menghardik anak yatim dan tidak mendorong memberi makan
orang miskin. Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang
yang lalai terhadap shalatnya, yang berbuat riya, dan enggan
(memberikan) bantuan.

Dalam ayat ke 4 tertulis “Maka celakalah orang yang shalat”, hal ini
menjadi contoh permainan yakni shalat menjadi perintah namun ayat ini
menggambarkan hal yang tidak baik terjadi bagi orang-orang yang shalat.
Pada ayat ke 5 menjadi penjelasnya yakni celaka bagi orang-orang munafik
yang lalai terhada shalatnya dan bagi mereka yang tidak takut atas ganjaran
ketika meninggalkan shalat. Jadi celaka bukan kepada semua orang yang
shalat, namun hanya pada orang-orang yang lalai.

Barangsiapa meninggalkan shalat, dia tidak menghormati perintah


Allah. Barangsiapa yang mencegah al-Maa'uun, dia tidak menaruh rasa kasih
sayang kepada makhluk Allah. Ini merupakan perbuatan yang sangat
buruksekali. Semoga kita terhindar darinya. Kesimpulannya adalah, Allah
Subhanahu Wa Ta’ala menyifati orang-orang kafir dan munafik di dalam
surah ini dengan empat sifat bakhil, meninggalkan shalat, riya, serta
mencegah zakat dan kebaikan.11

Fungsi Bahasa Sebagai Ritual

1. Definisi Ritual Bahasa

Ritual adalah Teknik (cara, metode, praktik) membuat suatu adat


kebiasaan menjadi suci (sanctify the custom). Ritual menciptakan dan
memelihara mitos, juga adat sosial dan agama. Ritual bisa pribadi atau
berkelompok. Wujudnya bisa berupa doa, tarian, drama, kata-kata seperti

11
Wahbah Zuhaili, at-Tafsir al-Munir Fii al-‘Aqiidah wa-l-Syarii’ah wa-l-Manhaj al-Mujallad
al-khamis asyar, (Damaskus: Daar-l-Fikr, 2009), 821-824.
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

"amin" dan sebagainya. Menurut Riaz Hasan, ritual merupakan bagian


integral dari agama formal. Ia mencakup praktik-praktik keagamaan
termasuk ibadah dan hal-hal yang dilakukan manusia dalam melaksanakan
perintah agamanya. Salah satu ritual yang paling kuno adalah ziarah (ziarah
kubur, naik haji, dan lain-lain), upacara penyucian, pembersihan, lalu
upacara inisiasi (masuk, misalnya masuk manjadi anggota, hamil 7 bulan,
masuk akil baligh, dan lain-lain). Namun bentuk yang paling lebih modern
adalah doa, bacaan bersahutan, dan lain sebagainya. Ritual pertamanya
sering bersifat sosial, kemudian menjadi ekonomis, lalu berkembang menjadi
tatacara suci agama.

Riaz Hasan, Keragaman Iman Studi Komperatif Masyarakat Muslim,


terjm. Jajang Jahroni, dkk. Pola komunikasi yang dibangun dalam pandangan
ritual adalah sacred ceremony (upacara sakral/suci) dimana setiap orang
secara bersama-sama bersekutu dan berkumpul (fellowship and
commonality). Komunikasi ritual memiliki kaitan erat dengan komunikasi
ekspresif. Biasanya komunikasi ritual ini dilakukan secara kolektif. Misalnya,
suatu komunitas melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan
sepanjang hidup, yang disebut antropolg sebagai rites of sage, mulai dari
upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan,siraman, pernikahan,
hingga upacara kematian. Komunikasi ritual disebut pula dengan istilah
komunikasi ekspresif. Komunikasi dalam model yang demikian lebih
menekankan akan kepuasan intrinsic (hakiki) dari pengirim atau penerima
ketimbang tujuan-tujuan instrumental lainnya. Komunikasi ritual atau
ekspresif bergantung pada emosi dan pengertian bersama. 12

2. Ciri-Ciri Fungsi Ritual Bahasa

12
Maria Arina Luardini, Fungsi Bahasa : Dalam Legenda Rakyat Kalimantan Tengah, Jurnal
Linguistika, (Palangkaraya, 2009), hal 14-15.
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

Hamad dalam memahami komunikasi ritual, menguraikan ciri-ciri


komunikasi ritual sebagai berikut :

a. Komunikasi ritual berhubungan erat dengan kegiatan berbagi,


berpartisipasi, berkumpul, bersahabat dari suatu komunitas yang
memiliki satu keyakinan sama.
b. Komunikasi tidak secara langsung ditujukan untuk transmisi pesan,
namun untuk memelihara keutuhan komunitas.
c. Komunikasi yang dibangun juga tidak secara langsung untuk
menyampaikan atau mengimpartasikan informasi melainkan untuk
merepresentasi atau menghadirkan kembali kepercayaan-kepercayaan
bersama masyarakat.
d. Pola komunikasi yang dibangun ibarat upacara sakral/suci dimana
setiap orang secara bersama-sama bersekutu dan berkumpul (misalnya
melakukan doa bersama, bernyanyi dan kegiatan seremonial lainnya).
e. Seperti halnya dalam upacara ritual, komunikan diusahakan terlibat
dalam drama suci itu, dan tidak hanya menjadi pengamat atau
penonton.
f. Komunikasi ritual atau komunikasi ekspresif bergantung pada emosi
atau perasaan dan pengertian bersama warga. Juga lebih menekankan
akan kepuasan intrinsic (hakiki) dari pengirim atau penerima.
g. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi ritual bersifat tersembunyi
(latent), dan membingungkan/bermakna ganda (ambiguous),
tergantung pada asosiasi dan simbol-simbol komunikasi yang
digunakan oleh suatu budaya.
h. Antara media dan pesan agak sulit dipisahkan. Media itu sendiri bisa
menjadi pesan.
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

i. Penggunaan simbol-simbol ditujukan untuk mensimbolisasi ide-ide


dan nilai-nilai yang berkaitan dengan keramah-tamahan, perayaan atau
upacara penyembahan dan persekutuan.13

3. Contoh Fungsi Ritual Bahasa

Contohnya “manusia tidak boleh sembarangan membunuh atau


menyiksa buaya kecuali memang buaya yang mempunyai kesalahan”. Pada
ungkapan ‘tidak boleh membunuh buaya’ sebenarnya mengandung usur
magis yang tercantum dalam Kitab Panaturan, yaitu Kitab Suci Hindu
Kaharingan dan dirangkum oleh Ukur. Oleh sebab itu, menyiksa atau
membunuh buaya secara magis disamakan dengan menyiksa saudara sendiri
karena manusia dan buaya berasal dari keturunan yang sama.14

Contoh dalam ayat al-Qur’an yakni “tiap muslim tidak boleh durhaka,
dan jangan sampai menyakiti orang tua.” Hal tersebut tertera dalam firman
Allah dalam al-Qur’an :

‫َح اد اُهَآ أ َْو كِ ََل اُهَا فَ ََل‬


‫أ‬ ‫َب‬ِ‫ند َك ٱلْك‬ ِ‫ك أََِل تََاب ادو۟ا إَِِلٓ إِ َِّي وبِٱلْولِ َدي ِْ إِحسنًا ۚ إِ ِعا يَبَواغَ ِْ ع‬
َ ُّ‫ضى َرب‬
َ ََ َ َْ َْ ْ َ َ‫ا‬ ٓ ‫ْا‬ َ َ‫َوق‬

ٍّْ ‫تََ اقل َِّلاَمآ أ‬


‫اف َوََل تََْنَ َه ْ اُهَا َوقال َِّلاَما قََ ْوًَل َك َِيًا‬

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain


Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS Al-Isra’ : 23)

Dalam surah tersebut terdapat 5 larangan, yakni (1) Larangan


mengatakan perkataan yang bersifat menggampangkan, meremehkan, atau

13
https://jikomundana.wordpress.com/2012/11/20/komunikasi-ritual/ di akses tanggal 1 Nopember
2023, Pukul 22.58
14
Maria Arina Luardini, Fungsi Bahasa : Dalam Legenda Rakyat Kalimantan Tengah, Jurnal
Linguistika, (Palangkaraya, 2009), hal 14-15.
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

menganggap kecil (uffin). (2) Larangan membentak orang tua dengan kata-
kata kasar. (3) Larangan bicara dengan orang tua, kecuali dengan perkataan
yang mulia (4) Larangan tidak bersikap tawadhu pada orang tua, misalnya
rendah hati dan tidak sombong. (5) Larangan untuk lupa mendoakan orang
tua yang masih hidup atau sudah meninggal.

Kesimpulan

Fungsi Representasi: Bahasa digunakan sebagai alat untuk merepresentasikan


fakta, informasi, dan konsep. Ini memungkinkan individu untuk menyampaikan
informasi dengan jelas dan struktur, serta mendeskripsikan realitas.

Fungsi Permainan: Bahasa juga digunakan untuk mengekspresikan diri secara


kreatif, menghibur, atau bermain dengan kata-kata. Fungsi ini memungkinkan ekspresi
emosi, kreativitas, dan seni dalam komunikasi.

Fungsi Ritual: Bahasa sebagai ritual memainkan peran dalam memerintah,


mempengaruhi, atau meminta orang lain untuk melakukan tindakan tertentu. Fungsi
ini memungkinkan interaksi sosial dan pengaruh dalam situasi komunikasi sehari-hari.

Dengan menggunakan fungsi-fungsi ini, bahasa menjadi alat yang sangat fleksibel
dan dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan komunikasi manusia. Representasi
memungkinkan penyampaian informasi, permainan memfasilitasi ekspresi kreatif, dan
ritual memungkinkan interaksi dan pengaruh sosial. Kombinasi ketiga fungsi ini
mencerminkan keberagaman dan fleksibilitas bahasa dalam berbagai konteks dan
situasi.
Nurcahyati & Syifa’ Nadia R.

DAFTAR PUSTAKA

Hall, Stuart, Representation: Cultural Representation and Signifying Practices (London:


Sage, 1995).
Mubarok, Moh. Wahyu Syafi’ul, Menyelami Kegungan Al-Qur’an Melalui Tulisan,
(Sukabumi: CV Jejak, 2022)
Luardini, Maria Arina, Fungsi Bahasa : Dalam Legenda Rakyat Kalimantan Tengah,
Jurnal Linguistika, (Palangkaraya, 2009)
Rahman, Sarimaghfirah, Muhammad Saleh dan Idawati, Studi Bahasa Kritis, (Gowa:
Jariah Publishing Intermedia)
Setiawan, Febri, Fungsi Instrumental Jargon Komunitas Kru Bus Jurusan Jember-
Banyuwangi, KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Vol.
4, No. 1, April 2018
Zuhaili, Wahbah, (2009), at-Tafsir al-Munir Fii al-‘Aqiidah wa-l-Syarii’ah wa-l-Manhaj
al-Mujallad al-Sabi’, Damaskus: Daar-l-Fikr
https://www.detik.com/bali/berita/d-6446531/memahami-pengertian-representasi-
dan-contohnya Diakses pada 26 Okotber 2023, 21.00 WIB.
https://www.harianhaluan.com/pendidikan/pr-103979794/apa-itu-representasi-
definisi-jenis-dan-contoh Diakses pada 28 Oktober 2023, 07:52 WIB
https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/G31A/2015/G.311.15.0028/G.311.15.0028-05-
BAB-II-20190828040639.pdf diakses tanggal 18 Oktober 2023, Pukul 21.40 WIB.
https://www.kompasiana.com/anggraini.m.e/552fbbb66ea834032a8b457e/representasi
-sebagai-perangkat-konsep-yang-menghubungkan-bahasa-dan-makna Diakses
tanggal 28 Oktober 2023, pada 08:24 WIB.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/ Diakses pada 26 Okotber 2023, 21.00 WIB.
https://media.neliti.com/media/publications/395260-none-3751c54f.pdf diakses tanggal
28 Oktober 2023, pada 11:38 WIB.
https://jikomundana.wordpress.com/2012/11/20/komunikasi-ritual/ di akses tanggal 1
Nopember 2023, Pukul 22.58 WIB.

Anda mungkin juga menyukai