Anda di halaman 1dari 52

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) SEMESTER 3 BI

PDGK4109 BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD

OLEH:
RIA ERAWATI, M.Pd
Id Tutor 20004381
DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata Kuliah Bahasa dan Sastra di SD merupakan salah


satu mata kuliah yang mengandung kompetensi
tentang konsep-konsep dan keterampilan yang harus
dimiliki mahasiswa. Konsep-konsep dalam buku materi
pokok ini meliputi konsep tentang bahasa, Lambang
bahasa, dan kaidah bahasa Indonesia, hakikat dan
unsur-unsur karya sastra, serta apresiasi karya sastra.
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

Setelah mengikuti mata kuliah Bahasa dan Sastra


Indonesia di. SD mahasiswa dapat memiliki kompetensi
penguasaan terhadap konsep-konsep bahasa dan sastra
Indonesia, keterampilan mengakses unsur-unsur bahasa
dan karya sastra, serta terampil mengapresiasi berbagai
jenis karya sastra
Materi mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia
dijabarkan ke dalam 9 modul, yaitu:

1. Hakikat Bahasa
2. Melafalkan dan Menulis Lambang Bahasa yang Benar
3. Menggunakan Tata Bahasa yang Benar
4. Menggunakan Kosa Kata yang Tepat
5. Konsep Sastra Indonesia
6. Cerita Anak-Anak
7. Puisi Anak-Anak
8. Drama Anak-Anak
9. Apresiasi Sastra Anak
MODUL 1
HAKIKAT BAHASA
MODUL I
HAKIKAT BAHASA

KB 1 KB 2 KB 3
Konsep Bahasa Fungsi Bahasa Masyarakat Bahasa

• Pengertian
• Fungsi bahasa • Teori masyarakat
bahasa
secara umum bahasa
• Ciri bahasa
• Fungsi bahasa • Variasi bahasa
manusia
secara khusus • Bahasa dan
• Ilmu bahasa
budaya
KB 1 Konsep Bahasa
Apakah bahasa itu?
Pengertian Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi.
Bahasa itu bersifat arbitrer atau manasuka dan
konvensional.

Bahasa diartikan sebagai sebuah alat untuk berinteraksi


dan berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Bahasa berfungsi
sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi
dan adaptasi.
Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang berupa
sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap
manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan
kata. Tiap kata memiliki makna, yang kemudian disusun
secara alfabetis, atau menurut urutan abjad, disertai
penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi
sebuah kamus.
Bahasa sebagai Sebuah Sistem

Maksudnya bahwa terdiri dari unsur – unsur atau komponen –


komponen teratur dan menurut pola tertentu.
Contohnya : bersistematis yaitu tersusun oleh polanya.
•Saya = sistematis dan memiliki makna
•Yasa = tidak sistematis dan tidak memiliki makna
•Aasy = tidak sistematis dan tidak memiliki makna
Perhatikan kalimat di bawah ini!
•Siti mencuci baju
•Siti dicuci baju
•Andi membuka pintu
•Andi dibuka pintu

Kalimat mana yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia?


Jawaban yang benar:
•Siti mencuci baju
•Andi membuka pintu

Kaidah/aturannya yaitu kalimat aktif menggunakan predikat dengan kata kerja


berimbuhan me-. Dalam kalimat aktif, subjek (Siti dan Andi) menjadi pelaku,
sedangkan objek (baju dan pintu menjadi sasaran perbuatan subjek.

Jika kaidah ini dilanggar, misalnya mengunakan awalan di- pada kata kerja,
sehingga hasilnya “Siti dicuci baju, dan Andi dibuka pintu”. Masyarakat tidak
akan menerimanya dan komunikasi dapat terhambat.
Untuk memahami bahwa bahasa sebagai sistem, cobalah Anda
lengkapi kata dasar (kata yang di dalam kurung) ini dengan
imbuhan yang tepat.

• Para wartawan (liput) peristiwa penahanan koruptor.


• Berita itu (penuh) surat kabar yang beredar di Jakarta.
• Stasiun televisi pun (tayang) peristiwa penahanan itu.
• Masyarakat antusias (saksi) acara tersebut.
• Mereka (lontar) komentar yang sangat pedas.
• Komunikasi (buka) pada era globalisasi sangatlah wajar.
• Masyarakat tidak lagi takut (hantu) ancaman oknum aparat.
• Mereka bebas (muka) pendapat dan kritik terhadap siapa saja.
Cermati jawaban anda dengan jawaban berikut ini.

• Para wartawan meliput peristiwa penahanan koruptor.


• Berita itu memenuhi surat kabar yang beredar di Jakarta.
• Stasiun televisi pun menayangkan peristiwa penahanan itu.
• Masyarakat antusias menyaksikan acara tersebut.
• Mereka melontarkan komentar yang sangat pedas.
• Komunikasi terbuka pada era globalisasi sangatlah wajar.
• Masyarakat tidak lagi dihantui ancaman oknum aparat.
• Mereka bebas mengemukakan pendapat dan kritik terhadap
siapa pun.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa apa pun memiliki kaidah
karena bahasa adalah sebuah sistem.
Tiap bahasa mempunyai aturan-aturannya sendiri yang menguasai hal-hal bunyi
dan urutan-urutannya, kata-kata dan bentukan-bentukannya, hal-hal kalimat dan
susunan-susunannya.
Bahasa merupakan kumpulan aturan-aturan, kumpulan pola-pola, kumpulan
kaidah-kaidah atau sistem.
Sebagai sebuah sistem maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan kaidah atau
pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk, kata maupun tata
kalimat. Apabila aturan, kaidah atau pola ini dilanggar maka komunikasi dapat
terganggu.
Bahasa sebagai Lambang

Manusia memang makhluk bersimbol. Dalam kehidupannya, manusia memang selalu


menggunakan lambang atau simbol. Hampir tidak ada kegiatan yang tidak terlepas dari
simbol. Lambang atau simbol kerap digunakan oleh masyarakat untuk menginformasikan
sesuatu. Lambang menandai sesuatu secara konvensional (dipelajari dan disepakati oleh
para pemakainya), tidak secara alamiah dan langsung.
Contoh:
•Ide atau konsep untuk menyatakan adanya kematian dilambangkan dengan
bendera kuning (dalam bentuk benda), secara konvensional.
•Gambar rantai pada burung garuda Pancasila melambangkan persatuan
(jadi, dalam bentuk gambar). Rantai secara konvensional dijadikan lambang
persatuan.
•Warna putih kesucian dan warna merah melambangkan keberanian.
Berbeda dengan warna merah pada lampu lalu lintas adalah lambang bahaya
bagi pengemudi. Kartu merah pada permainan sepak bola melambangkan
pelanggaran berat bagi pemainnya. Sama-sama merah, namun
melambangkan hal yang berbeda.
Apa sebabnya? Lambang bersifat arbitrer.
Artinya, arbitrer adalah tidak adanya hubungan langsung antara
lambang dengan yang dilambangkannya.
Kata adalah lambang atau simbol. Lambang bahasa diwujudkan dalam bentuk bunyi, yang
berupa satuan-satuan bahasa, seperti kata atau gabungan kata. Setiap lambang bahasa
melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu
memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap
suatu ujaran bahasa memiliki makna.

Contoh: lambang bahasa yang berwujud bunyi


•Nasi melambangkan konsep atau makna sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai
makanan pokok.
•Sapi melambangkan konsep atau makna seekor binatang berkaki empat yang banyak
dimanfaatkan manusia.
•Membaca melambangkan konsep atau makna salah satu kegiatan mengamati tulisan untuk
memahami artinya.
Mengapa demikian dalam kelompok sosial tertentu binatang disebut
sapi, sedangkan dalam kelompok yang lain disebut cow?
Demikian pula membaca dalam kelompok sosial yang lain disebut
reading?

Alasannya adalah karena bahasa bersifat arbitrer atau manasuka.


Bahasa adalah bunyi
Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi
ujar.
Bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia saja yang dapat
digolongkan bahasa. Namun, tidak semua bunyi yang dihasilkan
alat ucap manusia dapat disebut bahasa.
Contohnya: Batuk, bersin, bunyi teriakan bukanlah bahasa.
Bahasa Itu Bermakna
Bahasa, sebagai sistem lambang yang berwujud
bunyi sudah pasti melambangkan suatu
pengertian tertentu. Maka, yang dilambangkan
itu adalah suatu pengertian, suatu konsep, suatu
ide atau suatu pikiran yang ingin disampaikan
dalam wujud bunyi tersebut. Karena lambang –
lambang itu mengacu pada suatu konsep, ide
atau pikiran, maka dapat dikatakan bahwa
bahasa itu memiliki makna.
Contoh:
•Lambang bahasa yang berwujud bunyi “kuda”; lambang ini mengacu pada
konsep “sejenis binatang berkaki empat yang dapat dikendarai”, kemudian
konsep tersebut dihubungkan dengan benda yang ada didalam dunia nyata.
Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa “kuda” merupakan lambang
bunyi, “sejenis binatang berkaki empat yang dapat dikendarai” merupakan
konsep dan “kuda” yang ada didalam dunia nyata merupakan wujud dari
lambang bunyi tersebut.
•Lambang bahasa yang berwujud bunyi “bunga” mengacu pada konsep hasil
tumbuh-tumbuhan yang memiliki aroma atau warna serta bentuk yang
menarik.
•Lambang bahasa yang berwujud bunyi “menara” mengacu pada bangunan
tinggi. dll
Lambang bunyi bahasa dapat bersifat konkret di alam nyata seperti kuda, bunga
dan menara. Namun juga ada yang bersifat tidak konkret, seperti konsep adil,
damai, sejahtera. Oleh karena bahasa itu bermakna maka segala ucapan yang
tidak bermakna tidak dapat diklasifikasikan sebagai bahasa.
Contoh: dsljk, ahgysa, kjki, ybewl.

Di dalam bahasa lambang, bunyi bahasa yang bermakna itu terdiri dari satuan-
satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frasa, klausa, kalimat dan wacana.
Kesimpulannya yaitu bentuk-bentuk bunyi yang tidak bermakna bukanlah
bahasa sebab fungsi bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide atau pemikiran
yang tentu saja mengandung makna.
Bahasa Itu Konvensional
Konvensi adalah kesepakatan atau perjanjian. Bahasa bersifat konvensional. Artinya,
penggunaan lambang bunyi untuk suatu konsep tertentu berdasarkan kesepakatan
antara masyarakat pemakai bahasa.

Meskipun hubungan antara lambang bunyi dan yang dilambangkannya bersifat


arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat
konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa harus mematuhi konvensi
bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.
Contoh:
•Binatang berkaki empat yang biasa dikendarai secara arbitrer (manasuka) ,
dilambangkan dengan bunyi “kuda”, maka anggota masyarakat bahasa
Indonesia harus mematuhinya. Kalau tidak dipatuhinya dan digantikan
dengan lambang lain, maka komunikasi akan terhambat/ terjadi kegagalan
komunikasi.
•Sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang secara
arbitrer (manasuka) dilambangkan dengan bunyi “rumah”. Semua anggota
masyarakat pemakai bahasa ini harus mematuhinya. Apabila ada yang
melanggar konvensi ini dengan menggantinya dengan lambang bunyi
berbeda misal [mahru] maka komunikasi akan terhambat/ terjadi kegagalan
komunikasi.
Bahasa itu produktif
Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktif yaitu banyak
hasilnya atau lebih tepat terus menerus menghasilkan. Lalu bahasa bersifat produktif,
artinya meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang
jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang tidak terbatas, meski
secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu.

Contoh:
Dari fonem /a/, /i/, /k/, dan /t/ dapat membentuk kata:
•/i/-/k/-/a/-/t/ 
•/k/-/i/-/t/-/a/
•/k/-/i/-/a/-/t/
•/k/-/a/-/i/-/t/
Bahasa untuk Mengidentifikasikan Diri
Salah satu simbol jati diri bangsa Indonesia itu adalah bahasa, dalam hal ini tentu
bahasa Indonesia. Hal itu sejalan dengan semboyan yang selama ini kita kenal, yaitu
“bahasa menunjukkan bangsa”.
Bahasa merupakan ciri pembeda yang paling menonjol di antara ciri budaya. Oleh
karena dengan bahasa tiap kelompok sosial merasa diri sebagai satu kesatuan yang
berbeda dengan kelompok lain.

Bahasa Indonesia harus senantiasa kita jaga, kita lestarikan, dan secara terus-menerus
harus kita bina dan kita kembangkan agar tetap dapat memenuhi fungsinya sebagai
sarana komunikasi modern yang mampu membedakan bangsa kita dari bangsa-
bangsa lain di dunia.
Ciri Bahasa Manusia
Bahasa Manusia Memiliki Tujuh Ciri :
a.bahasa manusia memiliki sistem terpisah, namun saling terkait, baik pada tata bunyi, tata
bahasa maupun isyarat;
b.bahasa manusia memungkinkan terkomunikasinya hal-hal baru;
c.manusia membedakan antara isi pesan yang dikomunikasikan dan label yang mewakili isi
pesan;
d.dalam komunikasi manusia, bahasa lisan dapat dipertukarkan dengan makna yang didengar;
e.bahasa bukan diturunkan, melainkan dipelajari;
f.sesuatu yang diutarakan dapat merujuk ke masa lampau dan masa yang akan datang;
g.bahasa manusia dipelajari anak-anak dari orang dewasa dari generasi ke generasi.
KB 2 Fungsi Bahasa
Fungsi Umum
Fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial.
Bahasa sebagai alat komunikasi adalah untuk menyampaikan
suatu informasi Kepada orang lain secara lisan maupun tulisan
megenai apapun yang ingin kita Sampaikan. Oleh karena itu,
tanpa bahasa manusia tidak bisa berkomunikasi Atau berbicara
secara langsung sehingga bahasa sangatlah diperlukan dalam
Kehidupan sehari-hari. 
Fungsi Khusus
Roman Jakobson membagi fungsi bahasa atas enam macam fungsi, yakni:
1.Fungsi emotif; bahasa digunakan dalam mengungkapkan perasaan manusia. Misalnya,
rasa sedih, gembira, marah, kesal, kecewa, puas.
2.Fungsi konatif; bahasa digunakan untuk memotivasi orang lain agar bersikap dan
berbuat sesuatu.
3.Fungsi referensial; bahasa digunakan sekelompok manusia untuk membicarakan suatu
permasalahan dengan topik tertentu.
4.Fungsi puitik; bahasa digunakan untuk menyampaikan suatu amanat atau pesan
tertentu.
5.Fungsi fatik; bahasa digunakan manusia untuk saling menyapa sekadar untuk
mengadakan kontak Bahasa mempersatukan anggota-anggota masyarakat.
6.Fungsi Metalingual; bahasa digunakan untuk membicarakan masalah bahasa dengan
bahasa tertentu.
FUNGSI BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. (Undang-Undang Dasar 1945
Bab XV Pasal 36) berfungsi menjadi:
1.Bahasa resmi kenegaraan;
2.Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan;
3.Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
4.Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta
kepentingan pemerintahan;
5.Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai di
dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik
dalam bentuk lisan maupun tulisan. Termasuk ke dalam
kegiatan-kegiatan itu adalah penulisan dokumen-dokumen yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan
lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan.
Pada fungsi kedua ini, bahasa Indonesia dijadikan sebagai
pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai taman kanak-
kanak sampai perguruan tinggi. Meskipun lembaga-lembaga
pendidikan tersebut tersebar di daerah-daerah, mereka harus
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai pengantar akan
memudahkan persamaan persepsi mengenai ilmu pengetahuan
yang dipelajari.
Di dalam hubungannya dengan fungsi ketiga di atas, yakni alat
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, bahasa
Indonesia merupakan media menyatukan komunikasi antar
berbagai suku. Bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai
alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan
antardaerah dan antarsuku, melainkan juga sebagai alat
perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar belakang
sosial budaya dan bahasanya.
Sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan
dan teknologi, bahasa Indonesia memfasilitasi
penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi modern di
tanah air kita. Bahasa indonesia merupakan media alih
tegnologi dari negara-negara maju ke negara Indonesia.
Masyarakat berbagai daerah yang tersebar sampai pelosok
tanah air dapat mempelajari dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan. Karena akan
memudahkan masyarakat mempelajarinya.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional (Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928) berfungsi menjadi:
1.lambang kebanggaan kebangsaan;
2.lambang identitas nasional;
3.alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku
4.bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa
masing-masing Ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia;
5.alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa
Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang
mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebanggaan
ini, bahasa Indonesia kita pelihara dan kita kembangkan,
serta rasa kebanggaan memakainya senantiasa kita bina.
Untuk pemakai bahasa perlu ada rasa percaya diri dalam
menggunakan bahasa Indonesia. Pemakai bahasa harus
turut memelihara dan mengembangkan bahasa
Indonesia.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa indonesia sejajar
dengan bendera merah putih negara Indonesia. Untuk menjadi
lambang, bahasa Indonesia harus memiliki identitas. Pelafalan
dan kesesuaian ejaan bahasa Indonesia tetap harus sesuai
dengan lafal dan ejaan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat yang memungkinkan
penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya
dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan
yang bulat. Dengan adanya bahasa nasional, berbagai suku bangsa
yang terpisahkan secara administratif, kultural, dan geografis dapat
berhububungan satu dengan yang lain. Suku-suku bangsa ini dapat
membaur dengan bahasa Indonesia mencapai keserasian hidup
sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan
identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta
latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu,
dengan bahasa nasional itu, kita dapat meletakkan kepentingan
nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan.
Fungsi alat perhubungan antardaerah dan
antarbudaya yaitu berkat adanya bahasa nasional,
kita dapat berhubungan satu dengan yang lain
sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai
akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan
bahasa tidak perlu dikhawatirkan. Kita dapat
bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang
lain di tanah air dengan hanya memanfaatkan
bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat
komunikasi.
KB 3 Masyarakat Bahasa
• Menurut KBBI , masyarakat bahasa adalah
kelompok orang yang merasa memiliki bahasa
bersama, yang merasa termasuk dalam kelompok
itu, atau yang berpegang pada bahasa standar yang
sama.

• Menurut (Halliday, 1968), masyarakat bahasa


adalah sekelompok orang yang merasa atau
mengganggap diri mereka memakai bahasa yang
sama.
Terbentuknya suatu masyarakat bahasa
dikarenakan atas dasar kesepakatan dalam
penggunaan bahasa yang sama. Jika terdapat
suatu masyarakat yang sedang berkomunikasi
dengan suatu masyarakat yang lain, dan mereka
merasa menggunakan bahasa yang berbeda,
maka mereka tidak dapat disebut sebagai
masyarakat bahasa. Hal ini terjadi karena
mereka merasa bahasa yang menjadi identitas
sosial merekapun berbeda.
Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang
merasa atau menganggap diri mereka memakai bahasa
yang sama.

Contohnya apabila sekelompok orang sama-sama merasa


menggunakan bahasa lampung, maka kelompok tersebut
dikatakan masyarakat bahasa lampung.
Sebagai contoh yang lebih luas adalah orang-orang
Indonesia dari Sabang sampai Merauke menganggap
bahwa mereka memakai bahasa yang sama, yaitu bahasa
Indonesia maka mereka disebut masyarakat bahasa
Indonesia.
KB 4

VARIASI BAHASA

• Variasi bahasa adalah keanekaragaman


bahasa yang disebabkan faktor tertentu.
Variasi bahasa terwujud karena beberapa hal,
yaitu faktor geografis, sosiologis, fungsi dan
berdasarkan faktor gaya atau cara berbahasa
seseorang serta faktor kebakuan.
• Berdasarkan faktor geografis, kita mengenal adanya dialek dalam
suatu bahasa. Misal dalam bahasa Jawa terdapat dialek Banyumas,
dialek Tegal, dialek Cirebon.
• Perbedaan sosiologis menghasilkan adanya slang jargon dan kolokial.
Wujud variasi bahasa ini pemakaiannya terbatas pada kelompok-
kelompok sosial tertentu. Kelompok sosial pemakai jargon
menggunakan istilah khusus, namun tidak bersifat rahasia. Bahasa
tukang, bahasa montir, bahasa sopir, dan kernet merupakan jargon.
Kelompok sosial, pemakai kolokial biasanya kalangan sosial kelas
bawah, kolokial merupakan percakapan sehari-hari dalam situasi tidak
resmi.
• Perbedaan fungsi pemakaian menghasilkan ragam bahasa warta
berita, bahasa reportase, bahasa telegram, bahasa hukum, bahasa
khotbah dan bahasa MC.
• Menurut kebakuannya menghasilkan gaya bahasa frozen (beku), gaya
formal, gaya konsultatif, gaya kasual dan gaya intim.
Bahasa dan Budaya
• Pendapat pertama, merupakan hipotesis Sapir-Whorf yang
menyatakan bahwa bahasa itu mempengaruhi cara berpikir dan
bertindak anggota masyarakat penggunanya. Bahasa
mempengaruhi cara bagaimana masyarakat menilai dunia
sekelilingnya. Segala sesuatu yang dilakukan manusia merupakan
pengaruh dari sifat-sifat bahasanya.

• Pendapat kedua, kebudayaan atau masyarakatlah yang


mempengaruhi bahasa. Sebabnya adalah banyak contoh yang
menunjukkan bahwa lingkungan dalam suatu masyarakat
dicerminkan dalam bahasanya, terutama dalam leksikonnya.
SEKIAN, TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai