Sinematografi dapat menjadi sarana perwujudan ide. Ide dapat diambil dari
pengalaman pribadi. Dapat juga memanfaatkan karya sastra yang telah
tercipta. Dapat juga memanfaatkan cerita-cerita rakyat yang hidup sebagai
mitos atau legenda rakyat. Perlakuan mengubah karya sastra menjadi karya
film disebut adaptasi atau alih wahana. (Damono, 2018: 181)
• Alih Wahana: Perubahan bentuk karya seni dari satu jenis ke jenis yang lain. Jadi
lebih fokus pada perubahan medium.
• Istilah lain yang mirip: transformasi dan ekranisasi.
• Transformasi bersifat umum, semua yang melibatkan perubahan dapat tercakup
dalam transformasi Menurut KBBI (edisi 4: 2008), transformasi adalah perubahan
rupa (bentuk, sifat, fungsi). Selanjutnya, Nurgiyantoro (2007:18) mengemukakan,
transformasi adalah perubahan suatu hal atau keadaan. Bentuk perubahan, ada
kalanya berubah kata, kalimat, struktur, dan isi karya sastra (novel) itu sendiri.
• Ekranisasi khusus alih wahana dari media lain ke layar perak. Berasal dari bahasa
Perancis iecran (layar)
• Paling sering dari novel ke film karana sama-sama
memiliki unsur utama yaitu cerita
• Perubahan dapat terjadi karena perbedaan medium
• Novel mengandalkan kata-kata. film mengandalkan
suara dan gambar.
• Novel tidak terbatas durasi, film terbatas durasi
PENYEBAB PERBEDAAN
Contoh:
Babat (kisah berdirinya kerajaan) yang semula dalam bentuk tembang
sering diubah menjadi tari, novel, dll
PERSPEKTIF PENGGARAPAN
• Ekranisasi berasal dari bahasa Prancis, Iecran, yang berarti layar; jadi
istilah itu mengacu ke alih wahana dari suatu benda seni (biasanya yang
termasuk sastra) ke film.
• Musikalisasi umumnya mencakup pengalihan puisi menjadi musik;
• Dramatisasi adalah pengubahan dari karya seni ke drama;
• Novelisasi adalah kegiatan mengubah film atau karya sastra lain
menjadi novel (Damono, 2014:15).
CONTOH ALIH WAHANA/EKRANISASI