Anda di halaman 1dari 2

BODE RISWANDI

Lahir di Tasikmalaya, 6 November 1983. Bergiat di Rumah Budaya Beranda 57, dan Teater 28 Unsil.
Menulis puisi dilakoninya semenjak duduk di bangku SMP. Menyabet juara II lomba tulis puisi se-Jawa
Barat IPM tahun 2000. Beberapa puisinya diterbitkan di media massa lokal juga nasional seperti Pikiran
Rakyat, Majalah Syir’ah, S. K. Priangan, Tabloid MQ, Puitika, Koran Sindo, Lampung Post, Bali Post, Koran
Minggu, Majalah Sastra Aksara, Jurnal Sajak, Jurnal Bogor, Tribun Pontianak, Majalah Sastra Sabana,
Jurnal Amper, Jurnal Akar dll.

Selain diterbitkan media massa, beberapa antologi bersama yang menghimpun puisi-puisinya di
antaranya, Poligami (SST-2003), Kontemplasi Tiga Wajah (Pualam-2003), Dian Sastro For President #2
(Akademi Kebudayaan Yogyakarta-2003), Jurnal Puisi (Yayasan Puisi, Jakarta 2003), End of Trilogy (Insist
Press, Yogyakarta 2005), Temu Penyair Jabar-Bali (2005), Lanskap Kota Tua (WIB-2008), Tsunami, Bumi
Nangroe Aceh (Nuansa-2008), Rumah Lebah Ruang Puisi (Yogyakarta, 2009), Pedas Lada Pasir Kuarsa
(2009), Antologi Penyair Muda Indonesia-Malaysia (2009), Ibu Kota Keberaksaraan (Jakarta Literary
Festival, 2011), Akulah Musi (2011), Ketika Hitam Dikatakan Putih Dan Sajak Tetap Bersuara (Yayasan
Obor, 2017) dll.

Tahun 2008 puisi-puisi Bode dibahas oleh Ahmad Syubanuddin Alwy di Dewan Kesenian Cirebon (DKC).

Antologi puisi tunggalnya Mendaki Kantung Matamu (Ultimus-2010), masuk nominasi Khatulistiwa
Literary Award 2010. Manuskrip puisinya bertajuk Dada Tuhan (2013), masuk dalam 5 besar Jabar
Award.

Tahun 2016, Bode Diundang sebagai pembicara dalam borak buku sekaligus pembaca puisi di Rumah
Pena, Kuala Lumpur Malaysia.
Di samping menulis puisi, Bode juga dikenal sebagai penulis naskah lakon dan Cerpen. Pada tahun 2005
cerpennya dibukukan dalam antologi pemenang sayembara menulis cerpen nasional Sang Kecoak (Insist-
2005). Pada tahun 2012 kumpulan cerita pendek tunggalnya Istri Tanpa Clurit diterbitkan Ultimus. Di
tahun yang sama, cerpennya bertajuk Penulis Biografi masuk dalam sederet finalis Kompetisi Tulis
Nusantara, dan diterbitkan Gramedia.

Naskah-naskah lakon Bode Riswandi telah dipentaskan oleh beberapa kelompok teater, selain
dipentaskan sendiri di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali, bersama kelompoknya Teater 28 Unsil di
Tasikmalaya. Naskah lakoh berjudul HAK PETO, menjadi naskah terfavorit dan terbanyak dipentaskan
dalam Festival Drama Basa Sunda (FDBS) pada tahun 2014 di Bandung. Di Tahun 2015, diundang Dewan
Kesenian Jakarta (DKJ) menjadi bagian dalam workshop penulisan naskah teater berbasis riset dengan
latar album keluarga’65. Naskah lakon berjudul FADE OUT merupakan hasil dari workshop bersama DKJ,
melalui naskah ini pula Bode Riswandi pada akhir tahun 2016 harus di BAP oleh Kepolisian Resort Kota
Tasikmalaya, dan atas desakan beberapa ormas akhirnya jadwal pertunjukanpun dibatalkan.

Kesungguhan bode dalam dunia sastra yang digelutinya, telah mengantarkan dia pada beberapa
penghargaan yang diterimanya. Tahun 2005 menjadi duta kesenian dalam misi kebudayaan ke Malaysia.
Tahun 2010 mendapat penghargaan sebagai sastrawan muda dari Pemkot Tasikmalaya. Tahun 2012
mendapat penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI sebagai pengagas Gerakan
Tasikmalaya Membaca. Tahun 2014 mendapat penghargaan Anugerah Peduli Pendidikan (APP) dari
Mentri Pendidikan

Republik Indonesia. Dan Tahun 2015-2020 didaulat menjadi Ketua Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya.

Anda mungkin juga menyukai