Oleh:
JULIUS EKER PRUANDA
NPM. A1A013063
PENDAHULUAN
kebosanan dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan waktu dan kebutuhan
Hiburan pun tidak sekedar hanya hiburan semata, masyarakat juga dapat
memilih hiburan yang bermanfaat dan bermakna serta memberi pesan dan kesan
internet yang dapat diakses pada telepon genggam. Terdapat bermacam hiburan
yang tersedia yaitu seperti game, media sosial, film, ebook, komik, sampai cerita
lucu di blog, sebab semua itu dapat dilakukan di sela-sela waktu singkat
sastra seperti cerpen dan puisi yang dapat berfungsi sebagai hiburan, karena karya
sastra sekarang ini tidak melulu bersifat serius dan dengan diksi-diksi yang susah
dimengerti. Sekarang ini karya sastra ada juga yang bersifat komedi atau guyonan
dan dengan pilihan kata yang mudah dimengerti pembacanya. Sebagian besar
masyarakat menilai karya sastra yang bersifat menyenangkan dan berguna lebih
dan literatuur (bahasa Belanda). Semuanya berasal dari kata litteratura (bahasa
dan “gramma” yang berarti huruf (tulisan atau letter). Dalam bahasa Prancis,
dikenal adanya istilah belles-lettres untuk menyebut sastra yang bernilai estetik.
Istilah belles-lettres tersebut juga digunakan dalam bahasa Inggris sebagai kata
serapan, sedangkan dalam bahasa Belanda terdapat istilah bellettrie untuk merujuk
makna belles-lettres. Dijelaskan juga, sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Sansekerta yang merupakan gabungan dari kata sas, berarti mengarahkan,
mengajarkan dan memberi petunjuk. Kata sastra tersebut mendapat akhiran tra
yang biasanya digunakan untuk menunjukkan alat atau sarana. Sehingga, sastra
berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk atau pengajaran. Sebuah kata lain yang
juga diambil dari bahasa Sansekerta adalah kata pustaka yang secara luas berarti
cerpen yang bertolak dari lagu dan novelisasi film. Hal tersebut dikarenakan
musik, sastra, sinema adalah bagian seni yang memiliki stuktur. Fenomena
pengubahan karya ini disebut alih wahana, yaitu perubahan dari satu jenis
menjadi skenario film yang berjudul Kambing Jantan. Novel tersebut diterbitkan
pada tahun 2005 sedangkan filmnya dirilis pada tahun 2009. Perbedaan jangka
waktu pembuatan dari tahun 2005 ke tahun 2009 inilah yang menarik dari
Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya
berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video,
piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala
bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses
lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan
dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya. Selain itu Wibowo
(2006), film adalah alat untuk menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak
melalui sebuah media cerita. Film juga merupakan medium ekspresi artistik
sebagai suatu alat para seniman dan insan perfilman dalam rangkan mengutarakan
gagasan-gagasan dan ide cerita. Secara esensial dan substansial film memiliki
mulai dari sang penulis novel, penulis skenario film, sutradara film, dan pemeran
utama film dikerjakan langsung oleh Raditya Dika sendiri. Sehingga menarik
peneliti untuk lebih mengetahui apa sajakah (perubahan transfromasi) yang terjadi
yang diangkat dari penelitian ini yaitu Apa Sajakah (Perubahan Transformasi)
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah apresiasi masyarakat
terjadi jika suatu karya sastra diubah menjadi bentuk karya yang lain.