Anda di halaman 1dari 6

OUTLINE JUDUL 1

TRANSFORMASI NOVEL KAMBING JANTAN MENJADI


SKENARIO FILM KARYA RADITYA DIKA
(KAJIAN SASTRA BANDINGAN)

Oleh:
JULIUS EKER PRUANDA
NPM. A1A013063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan masyarakat tidak lepas dari sesuatu yang dapat membuat

masyarakat jenuh dan bosan, tetapi masyarakat mengobati kejenuhan dan

kebosanan dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan waktu dan kebutuhan

masing-masing. Hiburan merupakan salah satu cara untuk mengobatinya.

Hiburan pun tidak sekedar hanya hiburan semata, masyarakat juga dapat

memilih hiburan yang bermanfaat dan bermakna serta memberi pesan dan kesan

di dalamnya. Sebagian besar masyarakat sekarang mungkin cenderung memilih

hiburan yang bersifat ringan dan menjadi tren di lingkungannya.

Mencari hiburan di zaman ini sangatlah mudah, misalnya dengan media

internet yang dapat diakses pada telepon genggam. Terdapat bermacam hiburan

yang tersedia yaitu seperti game, media sosial, film, ebook, komik, sampai cerita

lucu di blog, sebab semua itu dapat dilakukan di sela-sela waktu singkat

dikesibukan masyarakat zaman sekarang.

Didalam media internet tersebut juga terdapat bermacam-macam karya

sastra seperti cerpen dan puisi yang dapat berfungsi sebagai hiburan, karena karya

sastra sekarang ini tidak melulu bersifat serius dan dengan diksi-diksi yang susah

dimengerti. Sekarang ini karya sastra ada juga yang bersifat komedi atau guyonan

dan dengan pilihan kata yang mudah dimengerti pembacanya. Sebagian besar
masyarakat menilai karya sastra yang bersifat menyenangkan dan berguna lebih

dipilih karena mudah dalam pemahamannya.

Sastra secara etimologi diambil dari bahasa-bahasa Barat (Eropa) seperti

literature (bahasa Inggris), littérature (bahasa Prancis), literatur (bahasa Jerman),

dan literatuur (bahasa Belanda). Semuanya berasal dari kata litteratura (bahasa

Latin) yang sebenarnya tercipta dari terjemahan kata grammatika (bahasa

Yunani). Litteratura dan grammatika masing-masing berdasarkan kata “littera”

dan “gramma” yang berarti huruf (tulisan atau letter). Dalam bahasa Prancis,

dikenal adanya istilah belles-lettres untuk menyebut sastra yang bernilai estetik.

Istilah belles-lettres tersebut juga digunakan dalam bahasa Inggris sebagai kata

serapan, sedangkan dalam bahasa Belanda terdapat istilah bellettrie untuk merujuk

makna belles-lettres. Dijelaskan juga, sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari

bahasa Sansekerta yang merupakan gabungan dari kata sas, berarti mengarahkan,

mengajarkan dan memberi petunjuk. Kata sastra tersebut mendapat akhiran tra

yang biasanya digunakan untuk menunjukkan alat atau sarana. Sehingga, sastra

berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk atau pengajaran. Sebuah kata lain yang

juga diambil dari bahasa Sansekerta adalah kata pustaka yang secara luas berarti

buku (Teeuw, 1984: 22-23)

Sastra juga merupakan produk bahasa yang sering mengalami

pengubahan. Misalnya dari puisi menjadi musikalisasi, puisi dari tari-tarian,

cerpen yang bertolak dari lagu dan novelisasi film. Hal tersebut dikarenakan

musik, sastra, sinema adalah bagian seni yang memiliki stuktur. Fenomena
pengubahan karya ini disebut alih wahana, yaitu perubahan dari satu jenis

kesenian ke jenis kesenian lain (Damono,2005: 96).

Penulis mengambil novel karya Raditya Dika yang telah ditransformasi

menjadi skenario film yang berjudul Kambing Jantan. Novel tersebut diterbitkan

pada tahun 2005 sedangkan filmnya dirilis pada tahun 2009. Perbedaan jangka

waktu pembuatan dari tahun 2005 ke tahun 2009 inilah yang menarik dari

transformasi dari novel ke film Kambing Jantan.

Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya

yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat

berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video,

piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala

bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses

lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan

dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya. Selain itu Wibowo

(2006), film adalah alat untuk menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak

melalui sebuah media cerita. Film juga merupakan medium ekspresi artistik

sebagai suatu alat para seniman dan insan perfilman dalam rangkan mengutarakan

gagasan-gagasan dan ide cerita. Secara esensial dan substansial film memiliki

power yang akan berimplikasi terhadap komunikan masyarakat.

Transformasi dari novel ke film Kambing Jantan menarik peneliti, karena

mulai dari sang penulis novel, penulis skenario film, sutradara film, dan pemeran

utama film dikerjakan langsung oleh Raditya Dika sendiri. Sehingga menarik
peneliti untuk lebih mengetahui apa sajakah (perubahan transfromasi) yang terjadi

bila sebuah novel komedi ditransformasi ke sebuh skenario film komedi ?.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas sebelumnya, rumusan masalahh

yang diangkat dari penelitian ini yaitu Apa Sajakah (Perubahan Transformasi)

Novel Kambing Jantan Menjadi Skenario Film Karya Raditya Dika ?.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yang ingin dicapai, yaitu untuk mengungkap aspek

transformasi novel Kambing Jantan yang ditansformasikan menjadi skenario film

Karya Raditya Dika.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini mencakup manfaat

teoretis dan praktis.

a. Manfaat Teoritis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu

pengetahuan, khususnya dalam bidang sastra bandingan di Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.

b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah apresiasi masyarakat

pembaca terhadap nilai-nilai sosial-budaya dan aspek perubahan yang

terjadi jika suatu karya sastra diubah menjadi bentuk karya yang lain.

Anda mungkin juga menyukai