Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“FILM SEBAGAI MEDIA DAKWAH”


Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah agama

Dosen Pengampu: Isnan Rojibillah, S.Th.I., M.Ag.

Disusun Oleh:

Muhammad Wahyu Saputra - 233121015

INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA BANDUNG

FAKULTAS BUDAYA DAN MEDIA

PROGRAM STUDI TELEVISI DAN FILM

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

hidayah, inayah dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyusun kerangka

berpikir melalui tulisan berbentuk makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini penulis tidak begitu mendapat banyak kesulitan

karena adanya saran dari berbagai pihak tentang pembuatannya. Namun, tidak menutup

kemungkinan makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, baik dari

penulisan, ejaan dan sebagainya. Oleh karenanya, penyusun sangat mengharapkan

dengan lapang dada, kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhirnya, saya sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen

agama telah memberikan tugas dan bimbingannya kepada kami, yang mana ini akan

membantu saya agar terbiasa dalam pembuatan makalah. Demikian kata pegantar dari

saya, semoga makalah ini bermanfaat dan bisa di ambil hikmah serta pembelajaran bagi

para pembaca.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Dan Dakwah..............................................................3
B. Seni Film Sebagai Media Dakwah......................................................4
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................6
B. Saran....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan

memerintah kepada umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan

agama islam kepada seluruh umat manusia. Era informasi dan Globalisasi

adalah 2 hal yang sering di sebut-sebut pada zaman sekarang ini. Adanya

tekhnologi yang canggih misalnya computer,televisi, radio dan bahkan

internet dapat berperan penting terhadap penyuksesan dakwah tersebut atau

mungkin malah menjadi hambatan dalam berdakwah. Untuk itu kita dalam

berdakwah diperlukan adanya siasat cermat dan jitu agar kebudayaan luar

yang masuk melalui alat tekhnologi tidak terancam. Maka dari itu kesenian

tradisional Indonesia dapat dijadika media dakwah sebagaimana dilakukan

oleh Sunan Kali Jaga dan Dalang lainnya yang memamfaatkan Wayang Kulit

sebagai alat untuk menyebarkan agama islam.

Konsep dakwah yang strategis dan lumintu, dengan pengelolaan

secara profesional yang mampu mengakomodasi segala permasalahan sosial.

Di sini, seni dan budaya dapat menjadi metoda atau media dakwah, namun

juga menjadi sasaran antara bagi dakwah Islamiyah itu sendiri. Sebagai media

atau metoda, seni budaya mempunyai proyeksi yang mengarah pada

pencapaian kesadaran kualitas keberagamaan Islam yang pada gilirannya

mampu mernbentuk sikap dan perilaku Islami yang tidak menimbulkan

gejolak sosial, tetapi justru makin memantapkan perkembangan sosial.

Sedangkan sebagai sasaran antara, dakwah Islamiyah diarahkan pada

1
pengisian makna dan nilai-nilai Islarni yang integratif ke dalam segala jenis

seni dan budaya yang akan dikembangkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan

menjadi pembahasan dalam makalah ini yaitu:

1. Bagaimana konsep seni sebagai ekspresi keindahan dan pengaruh


emosional dalam dakwah?
2. Bagaimana film sebagai media dakwah mampu memanfaatkan
kelebihannya?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan makalah

adalah sebagai berikut.

1. Seberapa erat keterkaitan seni dalam dakwah

2. Ingin mengetahui seni dan dakwah jika dilihat dari segi sosiologi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Seni Dan Dakwah.

Seni adalah ide, gagasan, persasaan, suara hati, gejolak jiwa, yang

diwujudkan atau di expresikan, melalui unsur unsur tertentu, yang bersifat

indah untuk memenuhi kebutuhan manusia walaupun banyak juga karya seni

yang digunakan untuk binatang. Seni indah menurut ukuran yang menkmati.

Pendapat seni menurut para ahli:

1. Menurut Alexander Baum Garton Seni adalah keindahan dan seni adalah

tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.

2. Emanuel Kant Seni adalah sebuah impian karena rumus-rumus tidak

dapat mengihtiarkan kenyataan.

3. Menurut Leo Tolstoy Seni adalah menimbulkan kembali perasaan yang

pernah dialami.

4. Menurut Aristoteles Seni adalah bentuk pengungkapannya dan

penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu

adalah meniru alam

5. Ki Hajar Dewantara Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat

menggerakkan persasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu

perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan

perasaan indah itu seni.1

Da'wah Secara lughawi berasal dari bahasa Arab, da'wah yang artinya

seruan, panggilan, undangan.Secara istilah, kata da'wah berarti menyeru atau

1
Alang, Sattu, Muh. Anwar, dan Hakkar Jaya, Pengantar ilmu Komunikasi, Makassar:
Alauddin Press, 2007

3
mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk,

menyuruh berbuat kebajikan dan melarang perbuatan munkar yang dilarang

oleh Allah Swt. dan rasul-Nya agar manusia mendapatkan kebahagiaan di

dunia dan di akhirat.2

B. Seni Film Sebagai Media Dakwah.

Semiotika adalah suatu ilmu metode analisis untuk mengkaji tanda.

Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari

jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersma-sama manusia.

Adapun teori semiotika yang digunakan adalah Ferdinand de Saussure.

Film merupakan manifestasi perkembangan kehidupan budaya

masyarakat pada masanya. Dari zaman ke zaman, film mengalami

perkembangan baik dari segi teknologi yang digunakan maupun tema yang

diangkat. Hal ini disebabkan film berkembang sejalan dengan unsur-unsur

budaya masyarakat yang melatarbelakanginya. Semua makna budaya

diciptakan dengan menggunakan simbol-simbol. Makna hanya dapat

disimpan di dalam symbol. Budaya dapat dipahami sebagai tatanan

kehidupan yang di dalamnya manusia membangun makna melalui praktik-

praktik reperesentasi simbolik yakni dengan berkomunikasi satu sama lain.3

Kelebihan Film sebagai media dakwah ini antara lain:

1. Secara Psikologis, penyuguhan secara hidup dan nampak yang dapat

berlanjut dengan animation mempunyai kecenderungan umum yang unik

dalam ke nggulan daya efektivitasnya terhadap penonton. Banyak hal-hal

2
Ilahi, Wahyu, Komunikasi Dakwah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010
3
Nurwahid, H.M. Hidayat, M.A, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: Kencana, 2015

4
yang abstrak dan samar-samar serta sulit diterangkan, dapat disuguhkan

pada khalayak secara lebih baik dan efisien oleh media film ini.

2. Bahwa media film yang menyuguhkan pesan yang hidup akan

mengurangi keraguan apa yang disuguhkan, lebih mudah diingat dan

mengurangi kelupaan.

3. Khusus bagi khalayak anak-anak dan sementara kalangan orang dewasa

cenderung menerima secara bulat, tanpa lebih banyak mengajukan

pertanyaan terhadap seluruh kenyataan situasi yang disuguhkan film.4

Film juga dapat mempengaruhi emosi penonton ini memang sangat

mengesankan, seperti film tentang Risalah Muhammad “THE MESSAGE”,

film Sejarah Wali Songo, dan sebagainya yang pernah ditayangkan di

tengah-tengah masyarakat dapat seolah-olah menghidupkan kembali

kenangan sejarah Islam yang ada. Di samping itu, dalam perkembangan

sekarang pengajaran salat, menasik haji, dan ibadahibadah praktis lainnya

dapat dengan mudah diajarkan melalui video dan sebagainya. Akan tetapi

yang perlu diingat bahwa dakwah melalui media ini memerlukan biaya yang

cukup mahal.5

4
Kusnawan, Aep, Ilmu Dakwah, Bandung; Pustaka Bani Quraisy
5
Pratista, Himawan., Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam konteks definisi seni, dapat disimpulkan bahwa seni adalah

ekspresi dari ide, gagasan, dan perasaan, yang diwujudkan melalui unsur-

unsur tertentu untuk menciptakan keindahan. Pandangan ahli seperti

Alexander Baum Garton, Emanuel Kant, Leo Tolstoy, Aristoteles, dan Ki

Hajar Dewantara menegaskan bahwa seni memiliki tujuan positif dengan

kemampuan menciptakan kebahagiaan, membangkitkan perasaan, dan meniru

keindahan alam. Selain itu, dalam konteks penerapannya, dakwah—yang

berasal dari bahasa Arab dan berarti seruan untuk melakukan kebaikan—juga

diakui sebagai bagian integral dari seni.

Sebagai media dakwah, film dianggap sebagai representasi budaya

yang memiliki kelebihan psikologis. Film memiliki kemampuan untuk

menyampaikan pesan secara hidup, memanfaatkan teknologi seperti animasi

untuk meningkatkan efektivitas, dan menyajikan pesan-pesan yang mudah

diingat, serta cenderung diterima tanpa banyak pertanyaan. Kelebihan ini

terutama berguna dalam menyampaikan pesan keagamaan, seperti yang

terdapat dalam film-film tentang kehidupan Rasulullah Muhammad, sejarah

Wali Songo, dan ajaran praktik ibadah Islam. Meskipun film efektif sebagai

alat dakwah, perlu diingat bahwa penerapan dakwah melalui media ini

memerlukan biaya yang cukup tinggi.

6
B. SARAN

Sebaiknya kesenian tradisional Indonesia diwajibkan untuk

beberapa acara sehingga akan terus terjaga, terlebih kesenian islam.

7
DAFTAR PUSTAKA

Alang, Sattu, Muh. Anwar, dan Hakkar Jaya, Pengantar ilmu Komunikasi,

Makassar: Alauddin Press, 2007.

Bahri, Ghazali M., Dakwah Komunikatif “Membangun Kerangka Dasar Ilmu

Komunikasi Dakwah’, Jakarta; CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997.

Bisri WD, H. Hasan, Ilmu Dakwah, Surabaya: Biro Penerbitan dan

Pengembangan Ilmiah, 1998.

Toha Putera, 1989. Ensiklopedi Indonesia, Jakarta; Ichtiar Baru, 1991.

Ilahi, Wahyu, Komunikasi Dakwah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.

Kusnawan, Aep, Ilmu Dakwah, Bandung; Pustaka Bani Quraisy.

Muhammad, K.H. Ahsin Sakho, Keberkahan AlQuran Memahami Tema-Tema

Penting Kehidupan Dalam Terang Kitab Suci, PT. Qaf Media

Kreativa, 2017.

Nurwahid, H.M. Hidayat, M.A, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: Kencana,

2015.

Pratista, Himawan., Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008.

Anda mungkin juga menyukai